• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Filsafat dan Filsafat Ilmu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ilmu Filsafat dan Filsafat Ilmu"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

FILSAFAT ILMU

Dosen : Dr. Asih Kuswardinah, M.Pd.

Tugas : Makalah tentang Ilmu, Filsafat, dan Filsafat Ilmu.

“ILMU, FILSAFAT, DAN FILSAFAT ILMU”

“disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu

Oleh

Nama/NIM

Laksanti Uji Pitajeng 0501514013

Bayu Ari Wibowo 0501514018

Program Studi Pendidikan Kejuruan S2 ( Kelas Khusus )

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ILMU, FILSAFAT, DAN FILSAFAT ILMU

A. Pendahuluan

“Bumi itu bulat”, sebelum keadaan ini dibuktikan, banyak ilmuan berfikir tentang bentuk bumi yang kita tempati saat ini. Ada yang

menganggap bumi bumi itu datar, ada juga yang menganggap bumi itu

berbentuk cakram datar yang berpusat di kutup utara dan dikelilingi oleh

dinding es antartika, seperti yang diungkapkan Samuel Rowbotham

(1816-1884). Bahkan jauh sebelum masehi, orang-orang yunani kuno sudah ada

yang meyakini jika bumi itu bulat, namun mereka belum benar-benar bisa

mambuktikannya.

Jaman modern ini, setelah dilakukan penelitian dapat dibuktikan jika

bumi itu benar-benar bulat. Untuk melakukan penelitian itu setiap manusia

harus memliliki dasar ilmu pengetahuan yang baik. Bukti yang nyata jika

bumi itu bulat salah satunya adalah pada bulan desember 1972, pesawat ruang

angkasa Apollo 12 berhasil membuat potret bumi dan dapat dilihat jika bumi

itu bulat. Peralatan-peralatan yang digunakan tersebut pastinya dibuat oleh

manusia yang memiliki ilmu pengetahuan baik di bidang tersebut.

Selain teori tersebut, masih banyak teori lain yang muncul dari

pemikiran manusia namun belum bisa dipertanggungjawabkan dengan

penelitian-penelitian. Seperti teori evolusi yang diungkapkan Darwin, dalam

Yahya (2004), yang menganggap “Seluruh makhluk hidup muncul menjadi

ada sebagai hasil peristiwa alamiah biasa yang tidak disengaja, atau secara

kebetulan”. Sampai saat ini teori itu belum bisa terjawab dengan pasti dan

dianggap bagi sebagian orang sebagai filsafat, tapi berpengaruh besar dengan

filsafat-filsafat yang muncul dengan berpondasi pada teori evolusi tersebut

karena menganggap teori tersebut benar.

Sanggahan tentang teori evolusi juga dinyatakan oleh beberapa ahli

(3)

di muka bumi. Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain

materi dan materi adalah esensi dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun

tak hidup. Berawal dari pemikiran ini, materialisme mengingkari keberadaan

Sang Maha Pencipta, yaitu Allah. Dengan mereduksi segala sesuatu ke

tingkat materi, teori ini mengubah manusia menjadi makhluk yang hanya

berorientasi kepada materi dan berpaling dari nilai-nilai moral. Ini adalah

awal dari bencana besar yang akan menimpa hidup manusia”.

Beberapa contoh diatas secara tidak langsung menunjukkan bahwa

sebuah ilmu tidak pernah lepas dari sebuah filsafat yang mendasarinya, dari

sebuah pemikiran manusia yang dapat dipertanggungjawabkan lewat logika

berpikir dan logika bahasa akan muncul sebuah filsafat, kamudian dari filsafat

itu akan membuat manusia berusaha membuktikan. Setelah filsafat tersebut

bisa terbukti dengan benar pasti akan ada ilmu yang mempelajari tentang teori

yang di hasilkan lewat filsafat tersabut. Untuk itu, makalah ini disusun untuk

membahas lebih mendalam tentang materi mengenai ilmu, filsafat, dan

filsafat ilmu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu?

2. Apa yang dimaksud filsafat?

3. Apa yang dimaksud filsafat ilmu?

C. Manfaat Penelitian

Dari rumusan masalah diatas maka manfaat penelitian dalam makalah

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat.

(4)

D. Kajian Pustaka 1. Ilmu

Ilmu atau sains jika disebut dalam bahasa inggris merupakan

sebuah kata yang biasa kita dengar sehari-hari, banyak orang yang

mendefinisikan tentang ilmu, Menurut Lestari (2013), Ilmu adalah

seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan

pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.

Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu

memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan

kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Sedangkan kajian-kajian yang telah dilakukan Rachman dkk

(2006:84), menyebutkan jika ilmu atau sains pada prinsipnya merupakan

suatu usaha mengorganisasi dan mensistematisasi “common sense”,

suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara

cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa

dilakukan dengan penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survey, studi

kasus dan lain-lain).

Menurut The Liang Gie dalam Salakory dan Zulfendy

(2006:181), juga menyimpulkan bahwa ilmu adalah rangkaian aktivitas

manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa

angka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan

pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman,

Ketiga pernyataan tersebut bisa diambil satu kesimpulan jika

ilmu pada prinsipnya adalah suatu usaha yang cermat dan teliti untuk

mempelajari suatu hal dengan menggunakan berbagai metode penelitian

ilmiah tujuannya untuk meningkatkan kemampuan manusia di berbagai

sisi kehidupan.

Untuk ciri-ciri ilmu itu sendiri menurut Ross dan Hag dalam

Sadulloh (2003:46), mengemukakan bahwa ciri-ciri sains yaitu 1) bersifat

rasional, 2) bersifat empiris, 3) bersifat umum, 4), bersifat akumulatif.

(5)

melakukan sebuah kegiatan kilmuan harus menggunakan akal (rasio).

Ciri ilmu yang kedua yaitu bersifat empiris, bisa diartikan sebagai hasil

dari pengamatan yang diterima oleh indra manusia, kemudian bersifat

umm yang tujuannya untuk dimanfaatkan bagi semua makhluk di dunia,

dan yang terakhir bersifat akumulatif yang tujuannya untuk

dikembangkan di masa yang akan datang.

2. Filsafat

Selain ilmu sebagai usaha untuk mangolah, memahami dan

manghayati dunia maka dibutuhkan pula sebuah pendekatan yang

dinamakan filsafat. Menurut Rachman dkk (2006:55), filsafat adalah

usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan

nilai-nilainya. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruhan

sejauh dapat dijangkau oleh pikiran manusia. Filsafat berusaha untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam

semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan

hidupnya.

Filsafat, dalam hal ini dianggap memiliki tanggung jawab penting

dalam mempersatukan berbagai kajian ilmu untuk dirumuskan secara

padu dan mengakar dalam tiga dimensi ilmiahnya (ontologi, epistemologi

dan aksiologi) yang kokoh dan sejajar dengan ilmu lain.

Ontologi membahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan

kata lain merupakan pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar

ontologi dari ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi obyek

penelaahan ilmu, ciri-ciri esensial obyek itu yang berlaku umum.

Ontologi berperan dalam perbincangan mengenai pengembangan ilmu,

asumsi dasar ilmu dan konsekuensinya pada penerapan ilmu. Ontologi

merupakan sarana ilmiah untuk menemukan jalan penanganan masalah

secara ilmiah . Dalam hal ini ontologi berperan dalam proses konsistensi

(6)

Epistemologi membahas secara mendalam segenap proses yang

terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan. Ini terutama

berkaitan dengan metode keilmuan dan sistematika isi ilmu. Metode

keilmuan merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan

pikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh

pengetahuan baru atau mengembangkan yang telah ada.

Aksiologi ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia

dari pengetahuan yang didapatnya. Bila persoalan value free dan value

bound ilmu mendominasi fokus perhatian aksiologi pada umumnya,

maka dalam hal pengembangan ilmu baru menjadi dimensi aksiologi

diperluas lagi sehingga secara inheren mencakup dimensi nilai kehidupan

manusia seperti etika, estetika, religius (sisi dalam) dan juga interrelasi

ilmu dengan aspek-aspek kehidupan manusia dalam sosialitasnya (sisi

luar aksiologi). Keduanya merupakan aspek dari permasalahan transfer

pengetahuan. Relevansi filosofis ini pada gilirannya mensyaratkan pula

komunikasi lintas, inter dan muiltidisipliner ilmu-ilmu terkait dalam

upaya menjawab persoalan dan tantangan yang muncul dari fenomena

yang ada . Dengan kata lain, proses timbal balik yang sinergis antara

khasanah keilmuan dan wilayah praktisi muncul, dan menjadi

tanggungjawab filsafat untuk mengkritisi, memetakan dan memadukan

hal tersebut.

a. Lingkup Filsafat

Menurut Rachman dkk (2006:59), lingkup pengertian filsafat

sangat luas, bidang lingkup pengertian filsafat yaitu sebagai berikut:

1) Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional dari segala

sesuatu

2) Filsafat sebagai suatu sikap dan pandangan hidup

3) Filsafat sebagai suatu metode

4) Filsafat sebagai kelompok persoalan

5) Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran

6) Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna

(7)

7) Filsafat sebagai suatu proses kritis dan sistematis dari segala

pengetahuan manusia

8) Filsafat sebagai usaha memperoleh pandangan yang komperhensif

menyeluruh

b. Persoalan Filsafat

Menurut Rachman dkk (2006:66), persoalan filsafat berbeda

dengan persoalan non filsafat. Perbedaan terletak pada materi dan

ruang lingkupnya. Ciri-ciri persoalan filsafat adalah sebagai berikut:

1) Bersifat umum

2) Tidak menyangkut fakta

3) Bersangkutan dengan nilai-nilai (values)

4) Bersifat kritis

5) Bersifat sinoptis

6) Bersifat implikatif

c. Ciri-Ciri Berfikir Kefilsafatan

Berfikir kefilsafatan memiliki karakter tersendiri yang dapat

dibedakan dari ilmu lain. Menurut Mustansyir dan Munir (2001:5)

beberapa ciri berfikir kefilsafatan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1) Berfikir sampai akar-akarnya (radikal)

2) Menyangkut pengalaman umum manusia (universal)

3) Hasil generasi dan abstraksi manusia (konseptual)

4) Sesuai kaidah berfikir logis (koheren dan konsisten)

5) Saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud

tertentu (sistematis)

6) Mencangkup atau menyeluruh untuk menjelaskan alam secara

keseluruhan (komperhensif)

7) Bertanggung jawab dari hasil pemikirannya setidaknya untuk

(8)

3. Filsafat Ilmu

Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak

dijumpai dalam berbagai buku maupun karangan ilmiah. Filsafat ilmu

adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan

mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan

ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu

merupakan suatu bidang pengetahuan integrative yang eksistensi dan

pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan

saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.

Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat

pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh

karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman

dan keadaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan untuk mencari

pengetahuan baru.

Menurut Pandia, Filsafat Ilmu merupakan bagian dari

epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat

ilmu atau pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang

mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak

membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun

karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka

filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dengan

ilmu-ilmu sosial.

Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi

yaitu:

a. Logika, apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah

b. Etika, mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk

c. Estetika, apa yang termasuk jelek dan apa yang termasuk indah

Ketiga cabang utama ini akhirnya bertambah lagi yaitu:

a. Metafisika, teori tentang ada (tentang hakikat keberadaan zat, tentang

hakikat serta pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran)

(9)

Akhirnya berkembang lagi menjadi banyak cabang yang

meliputi:

a. Epistimologi (filsafat pengetahuan)

b. Etika (filsafat moral)

c. Estetika (filsafat seni)

d. Metafisika

e. Politik (filsafat pemerintahan)

f. Filsafat agama

g. Filsafat ilmu

h. Filsafat pendidikan

i. Filsafat hukum

j. Filsafat sejarah

k. Filsafat matematika

E. Pembahasan

Banyak sekali pernyataan tentang konsep ilmu yang dipaparkan oleh

para ahli. Demikian pula dengan konsep filsafat, banyak juga filosofi-filosofi

memberi pernyataan tentang konsep tersebut. Namun pada hakekatnya antara

ilmu dan filsafat ataupun sebaliknya yaitu filsafat dengan ilmu mempunyai

bounding . Dalam setiap aspek kehidupan, kita tidak akan terlepas dari apa

yang disebut dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan serta teknologi. Proses

pendidikan menuntut seseorang untuk memahami setiap bidang kajian ilmu

dengan lebih luas dan mendalam. Proses pembelajaran atau pendidikan ini

akan menuntun seseorang untuk latihan berfikir ilmiah, logis dan kritis.

Sehingga dibutuhkan ilmu filsafat untuk mendukung seseorang untuk

memahami ilmu pengetahuan secara lebih mendalam.

Filsafat seringkali disebut oleh sejumlah pakar sebagai induk semang

dari ilmu-ilmu. Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk

menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara

tepat dan lebih memadai. Filsafat telah mengantarkan pada sebuah fenomena

(10)

menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar -bercabang secara subur sebagai sebuah fenomena kemanusiaan.

Masing-masing cabang pada tahap selanjutnya melepaskan diri dari batang

filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti

metodologinya sendiri-sendiri.

Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan

munculnya ilmu-ilmu baru dengan berbagai disiplin yang akhirnya

memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru kearah ilmu pengetahuan

yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Ilmu pengetahuan

hakekatnya dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat

asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat

ditentukan dengan patokan-patokan serta tolok ukur yang mendasari

kebenaran masing-masing bidang.

Dalam kajian sejarah dapat dijelaskan bahwa perjalanan manusia telah

mengantarkan dalam berbagai fase kehidupan . Sejak zaman kuno,

pertengahan dan modern sekarang ini telah melahirkan sebuah cara pandang

terhadap gejala alam dengan berbagai variasinya. Proses perkembangan dari

berbagai fase kehidupan primitip–klasik dan kuno menuju manusia modern

telah melahirkan lompatan pergeseran yang sangat signifikan pada

masing-masing zaman. Disinilah pemikiran filosofis telah mengantarkan umat

manusia dari mitologi oriented pada satu arah menuju pola pikir ilmiah

ariented, perubahan dari pola pikir mitosentris ke logosentris dalam berbagai

segmentasi kehidupan.

Jadi, ilmu berhubungan dan mempersoalkan fakta-fakta yang factual,

diperoleh dengan mengadakan eksperimen, observasi, dan verifikasi, hanya

berhubungan dengan sebagian dari aspek kehidupan atau peristiwa di dunia

ini. Sedangkan filsafat mencoba berhubungan dengan keseluruhan

pengalaman, untuk memperoleh suatu pandangan yang lebih komperhensif

dan bermakna tentang sesuatu tanpa harus dipertanggungjawabkan dengan

penyelesaian sains atau keilmuan.

(11)

berguna untuk mengetahui apa tujuan ilmu bagi manusia. Secara garis besar,

filsafat ilmu memberikan alasan yang mendasar mengapa pengetahuan

diperlukan bagi keteraturan dalam hidup manusia.

F. Simpulan

a. Ilmu berhubungan dan mempersoalkan fakta-fakta yang actual, diperoleh

dengan mengadakan eksperimen, observasi, dan verifikasi, hanya

berhubungan dengan sebagian dari aspek kehidupan atau peristiwa di

dunia ini.

b. Filsafat mencoba berhubungan dengan keseluruhan pengalaman, untuk

memperoleh suatu pandangan yang lebih komperhensif dan bermakna

tentang sesuatu tanpa harus dipertanggungjawabkan dengan penyelesaian

sains atau keilmuan.

c. Fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam

memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali

kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Filsafat ilmu merupakan

bagian dari ilmu filsafat yang sangat berguna untuk mengetahui apa

tujuan ilmu bagi manusia. Secara garis besar, filsafat ilmu memberikan

alasan yang mendasar mengapa pengetahuan diperlukan bagi keteraturan

dalam hidup manusia.

G. Daftar Pustaka

Lestari, Cinta. 2013. Arti dan Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/pengertian-ilmu.html. 15.00 28-9-2014 WIB.

Pandia, Wisma. Modul Kuliah Filsafat Ilmu. Philadelphia. Philadelphia Baptist Evangelical Seminary.

Ranchman, Dkk. 2006. Filsafat Ilmu. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai ibu yang melahirkan ilmu, filsafat meletakkanlandasan dasar bagi ilmu yang berupa fomdasi filsosofis ilmu dan tetap mengawal ilmu ngawal ilmu agar tetap apa

Pengetahuan ilmiah ini secara terus menerus dikembangkan dan dikaji manusia secara mendalam, sehingga melahirkan apa yang disebut filsafat ilmu (philosophy of

Bila agama dari Tuhan atau dari langit, maka filsafat (sebagai pandangan hidup) berasal dari pemikiran manusia. Seandainya ditanyakan kepada Socrates atau Nietzsche

Ø Filsafat ilmu begitu signifikasi dalam usaha pengembangan keilmuwan karena filsafat ilmu berusaha mencermati hakikat ilmu baik dari segi metode-metodenya, asumsi-asumsinya, tolok

Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985), yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmu bergantung

Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia

Sejarah kelahiran dan perkembangan filsafat ilmu sangat membantu kita untuk dapat lebih mengenal dan memahami filsafat ilmu itu sendiri, sebab pengetahuan tentang sejarah

Kita telah mengetahui definisi dan konsep dasar dari filsafat ilmu mengenai doktrin, sejarah perkembangannya serta tokoh-tokoh penting yang mempengaruhi perkembangannya, tujuan dari