MAKALAH
Pengembangan Teori Filsafat Ilmu Dan Alternatif
Metodologinya Dalam Anak Usia Dini
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Prof. Tri Joko Raharjo
KELOMPOK 6 DISUSUN OLEH
DINA FITRI VILANDITA NIM : 0103514069
PENDIDIKAN DASAR - KONSENTRAI PAUD PROGRAM PASCA SARJANA
MOTTO
1. Setiap pengalaman pasti membawa hikmah, maka ambillah hikmah dari setiap pengalaman yang terjadi, karena Pengalaman adalah Guru yang
terbaik
2. Pendidikan merupakan jembatan emas menuju cita – cita mulia..
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
Pengembangan Teori Filsafat Ilmu Dan Alternatif Metodologinya Dalam AUD.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Semarang, November 2014
DAFTAR ISI
F. Fungsi dan ArahFilsafat Ilmu ...6
G. Substansi Filsafat Ilmu...7
H. Pengembangan Dan Penerapan Teori ...8
1. Pengembangan Teori dan Alternatif Metodologinya ...8
2. Ilmu khusus yang sesuai dengan obyek kajiannya ...9
3. Etika dan Pengembangan Ilmu dan Teknologi ...9
4. Jalinan Fungsional Agama, Filsafat dan Ilmu ...9
5. Implikasi dan implementasi Filsafat Ilmu dalam ... Pengembangan Keilmuan dan Kependidikan ...10
BAB III PENUTUP ...11
A. Simpulan ...11
B. Saran ...11
BAB I PENDAHULUAN
Istilah filsafat bisa dilacak etimologinya dari istilah Arab falsafah, atau bahasa Inggris Philosophy yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia yang terbentuk dari dua akar kata : philen (mencintai) dan sophos (bijaksana), atau juga
philos (teman) dan Sophia (kebijaksanaan). Jadi filsafat adlah cinta akan kebijaksanaan.Secara terminologis, penulis menggunakan definisi filsafat sebagai
berikut :Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran / perenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pada makna di balik kenyataan/ teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani, “philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dikemudian hari, ternyata juga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Filsafat Yunani Kuno yang tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian menjadi terpecah-pecah. Lebih lanjut Nuchelmans (1982), mengemukakan bahwa dengan
munculnya ilmu pengetahuan alam pada abad ke 17, maka mulailah terjadi perpisahan antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapatlah
dikemukakan bahwa sebelum abad ke 17 tersebut ilmu pengetahuan adalah identik dengan filsafat.
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan
munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti
jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan.
Menurut sejarah kelahiran istilahnya, filsafat terwujud sebagai sikap yang ditauladankan oleh Socrates. Yaitu sikap seorang yang cinta kebijaksanaan yang mendorong pikiran seseorang untuk terus menerus maju dan mencari kepuasan
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Filsafat Ilmu
Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam
Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001)
1. Robert Ackerman, Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis
tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek
ilmiah secara aktual.
2. Cornelius Benjamin, Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka
umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.
3. Michael V. Berry, Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah
dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.
4. May Brodbeck, Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
5. Peter Caws, Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh
pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan
lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk
teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Filsafat ilmu adalah segenap
pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan
manusia.
B. Objek Formal Filsafat Ilmu
Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh
suatu ilmu, atau objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di
susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah
objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem
mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu
1. Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah.
2. Merupakan usaha merepleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan.
3. Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
D. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu :
ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana (yang) “Ada” itu (being Sein, het
zijn). Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah).
Akslologi llmumeliputi nilal?nilal (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan
sosial, kawasansimbolik atau pun fisik?material. Lebih dari itu nilai?nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine qua non yang wajib
dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu.
Dengan mempelajari gejala-gejala yang paling sederhana dan umum secara tenang dan rasional, kita akan memperoleh landasan baru bagi
ilmu-ilmu pengetahuan yang saling terkait untuk dapat berkembang lebih cepat. Dalam penggolongan ilmu pengetahuan tersebut, dimulai dari Matematika, Astronomi, Fisika, Ilmu Kimia, Biologi dan Sosiologi.
Filsafat dimulai oleh Thales sebagai filsafat jagat raya yang selanjutnya berkembang kearah kosmologi.Dalam abad-abad selanjutnya filsafat
berkembang melalui dua jalur yaitu : filsafat alam dan filsafat moral. Filsafat alam mempelajari benda dan peristiwa alamiah, sedangkan filsafat moral mempelajari ewajiban manusia seperti etika, politik dan psikologi.setelah
memasuki abad ke-20 filsafat dalam garis besar dibedakan menjadi dua ragam yaitu: filsafat kritis dan filsafat spekulatif. Filsafat kritis memusatkan perhatian
pada analisis secara cermat terhadap makna berbagai pengertian yang diperbincangkan dalam filsafat misslnya substansi, eksistensi, moral, realitas, sebab, nilai, kebenaran, keindahan, dan kemestian.filsafat spekulatif sendiri
merupakan nama lain dari metafisika. F. Fungsi dan Arah Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu diharapkan dapat mensistematiskan, meletakkan dasar, dan memberi arah kepada perkembangan sesuatu ilmu maupun usaha penelitian ilmuan untuk mengembangkan ilmu. Dengan filsafat ilmu, proses pendidikan,
1. Alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
5. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan.
G. Substansi Filsafat Ilmu 1. Kenyataan atau Fakta
Kenyataan atau fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi dan memiliki bukti tetai tidak mungkin dengan alat-alat yang serba kasar seperti panca
indera, manusia dapat menyaksikan hakikat semua kenyataan sebagai kebenaran sejati. Untuk dapat meraih hakikat kenyataan sebagai kebenaran sejati, disamping panca indra dan akal, manusia dikaruniai pula budi sebagai
alat perantara antara akal dan Tuhan. 2. Kebenaran
Berikut beberapa macam tentang kebenaran :
a. Kebenaran Koherensi : Adanya kesesuaian atau keharmonisan antar suatu yang memiliki hierarki yang tinggi dari suatu unsure tersebut, baik
berupa skema, ataupun nilai.
b. Kebenaran Korespondensi :Terbuktinya sesuatu dengan adanya kejadian
yang sejalan atau berlawanan arah antara fakta yang diharapkan, antara fakta dan keyakinan.
yang praktis, teoritik maupun yang filosifik. Sesuatu benar apabila dapat diaktualisasikan dalm tindakan.
d. Kebenaran Pragmatik :Yang benar adalah yang konkrit, individual dan spesifik.
e. Kebenaran Proporsi :Suatu kebenaran dapat diperoleh bila proporsinya benar, yakni bila sesuai dengan persyaratan formal suatu proporsi.
f. Kebenaran Struktural Paradigmatik :Merupakn perkembangan dari
kebenaran dari perkembangan korespondensi. H. Pengembangan Dan Penerapan Teori
1. Pengembangan Teori dan Alternatif Metodologinya
Kesamaan antara ilmu pengetahuan dan filsafat, bahwa keduanya sama- sama mengejar kebenaran. Kebenaran yang ditemukan tidak sekedar
demi kepentingan teori saja, melainkan demi kepentingan serta peningkatan hidup menusia seluruhnya. Perbedaannya terletak pada obyek yang diselidiki serta sudut tinjauannya terhadap obyek ilmu pengetahuan dari
penyelidikan lahirlah ilmu- ilmu pengetahuan khusus, seperti ilmu bumi, ilmu alam dan sebagainya.Kajian filsafat ilmu :ontology, epistimologi,
aksiologi
2. Ilmu khusus yang sesuai dengan obyek kajiannya
Metaphysica Generalis, Theodicia Naturalis, Cosmologia,
Anthropologia Filosofica, Filsafat Biologie, Filsafat Psichologi, Filsafat Sosiologie, Epistimologi, Filsafat Etica, Filsafat Estetika
3. Etika dan Pengembangan Ilmu dan Teknologi
setiap entitas. Hanya saja perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat ini terkadang tidak sejalan dengan tujuan semuala yaitu menciptakan
teknologi yang memberikan kemudahan tanpa menimbulkan kerusakan serta keinginan manusia yang cinta damai. Sebagai contoh adanya pengeboman, pemalsuan obat dan produk-produk, cloning yang tidak sesuai dan senjata
nuklir penghancur masal.
4. Jalinan Fungsional Agama, Filsafat dan Ilmu
Yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Demikianpula ilmu dan agama. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah kebenaran akal, sedangkan kebenaran dalam agama adalah kebenaran wahyu. Kita tidak
akan mencari mana yang paling benar, akan tetapi melihat apakah keduanya dapat berdampingan dan hidup damai,. Meskipun filsafat dan ilmu mencari
kebenaran secara akal, hasil yang diperoleh baik oleh filsafat maupun ilmu bermacan-macam. Hal ini dapat dilihat pada aliran yang berbeda-beda. Demikian halnya dengan agama, terdapat bermacam-macam dan
kesemuanya mengajarkan tentang kebenaran. Dengan cara menyadari keadaan serta kedudukan masing-masing, maka antara filsafat, ilmu dan
agama dapat terjalin hubungan yang harmonis dan saling mendukung. Ketiganya dapat menunjang dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam kehidupan.
Implikasi merupakan hubungan atau keterlibatan, sedangkan impementasi adalah penerapan. Teknologi kini telah merambah pada dunia
yang lain yakni pendidikan. Missal, kolaborasi antara dunia pendidikan dan teknologi yakni i-learning. Dengan adanya hal tersebut menunjukka bahwa dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan telah mengalmi metamorfosis.
Perubahan-perubahan tersebut tak lain juga didasari oleh pemikiran filsafat. Dengan hal ini diharapkan segala jenis bentuk pendidikan yang positif dapat
dirasakan oleh setiap manusia dimanapun berada.
BAB III PENUTUP A. Simpulan
Dari pemaparan makalah diatas bisa diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam
2. Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang
pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria
yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
3. Pengembangan Teori dan Metodologi mengenai Filsafat Ilmu merupakan
suatu langkah untuk mengkaji suatu kebenaran. B. Saran
Jika seseorang ingin membuktikan kebenaransuatu pengetahuan maka cara, sikap, dan sarana yang digunakan untuk membangunpengetahuan tersebut
harus benar. Apa yang diyakini atas dasar pemikiran mungkin saja tidak benar karena ada sesuatu di dalam nalar kita yang salah.
Demikian pula apa yang kita yakini karena kita amati belum tentu benar karena penglihatan kita mungkin saja mengalami penyimpangan. Itulah sebabnya ilmu pengetahan selalu berubah-ubah dan berkembang.
Daftar Pustaka
http://katakatatanpabahasa.blogspot.com/2012/09/filsafat-ilmu.html
Jujun S. Suriasumantri,2003, F i l s a f a t I l m u. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Koento Wibisono S. dkk., 1997, FilsafatIlmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pengetahuan, Intan Pariwara,Klaten
Salam, Burhanuddin, 1993, Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi . Jakarta .Reneka Cipta .