• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Tingkat Kenyamanan Termal Ruang Tamu Komplek Perumahan Serdang Residence Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Tingkat Kenyamanan Termal Ruang Tamu Komplek Perumahan Serdang Residence Medan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perumahan

2.1.1. Definisi Perumahan

The dictionary of Real Estate Appraisal (2002:313) mengartikan

perumahan sebagai pengembangan yang dilakukan pada sebidang tanah kosong, disediakan atau dipakai sebagai tempat tinggal, seperti rumah susun, apartemen

dan single family houses.

2.1.2. Definisi Rumah

Dalam Undang-Undang No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai hunian atau tempat tinggal dan sarana membina keluarga.

(2)

2.2. Ruang

2.2.1 Definisi Ruang

Bidang yang diperluas di arah yang berbeda dari arah asalnya akan menjadi sebuah ruang. Ruang adalah dimana objek di daerah 3 dimensi dan peristiwa berada. Ruang memiliki posisi dan arah yang relatif, terutama jika suatu bagian dari daerah itu dirancang sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.

2.2.2. Ruang Tamu

Menurut Suharso (2000) ruang tamu adalah tempat untuk menerima tamu dan sekaligus untuk berkomunikasi dengan orang luar. Ruang tamu biasanya terletak di bagian depan dari susunan sebuah bangunan rumah tinggal. Ruang tamu yang menjadi satu dengan ruang keluarga atau ruang makan bisa diberi sekat pembatas, misalnya buffet atau penyekat ruang yang transparan.

2.3. Iklim

2.3.1. Iklim Makro dan Iklim Mikro

Iklim (Lippsmeier, 1994) dibedakan menurut iklim makro dan mikro. Iklim makro adalah keseluruhan kejadian meteorologis khusus di atmosfir. Iklim makro dipengaruhi oleh kondisi topografis bumi dan perubahan peradaban di permukaannya. Iklim makro berhubungan dengan ruang yang besar seperti benua, negara dan lautan. Sedangkan iklim mikro berhubungan dengan ruang terbatas, yaitu ruang dalam, kota, jalan dan taman kecil.

2.3.2. Iklim Tropis

(3)

lembab dan Indonesia berada dalam daerah tropis lembab ini, dengan ciri-ciri yaitu :

a. Temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun dan kelembaban udara yang tinggi. Kelembapan udara rata-rata 80% dan mencapai maksimum sekitar pukul 6 pagi dan minimum pukul 2 siang. Kelembaban ini sama bagi dataran rendah, temperatur rata-ratanya adalah sekitar 32ºC. Semakin tinggi letak suatu tempat terhadap permukaan laut, maka suhu udara akan berkurang rata-rata sekitar 0,6º C untuk kenaikan 100 m. b. Curah hujan tinggi dengan rata-rata 1500-2500 mm/tahun.

c. Radiasi matahari rata-rata adalah 400 watt/m² sehari dan tidak banyak berbeda sepanjang tahun.

d. Keadaan langit pada selalu berawan.

2.4. Prinsip Dasar

2.4.1. Panas

Energi berwujud dalam berbagai bentuk dan sebagian besar bentuk ini digunakan pada berbagai bangunan. Energi panas dibagi menjadi 3 bentuk yaitu:

e. Panas yang dapat dirasakan/terukur (sensible heat)/dapat di ukur dengan termometer. Sensible heat adalah pergerakan beberapa molekul secara acak yang berbentuk energi.

(4)

g. Panas terpancar (radiant heat) sebuah bentuk radiasi magnet listrik. Radiant heat adalah bentuk ke 3 dari panas yang merupakan bagian spectrum elektromaknetik yang disebut infra merah.

2.4.2. Perpindahan Panas

a. Konveksi merupakan perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat perantaranya.

b. Radiasi adalah proses perpindahan panas tanpa perantara.

c. Konduksi adalah perpindahan panas dengan melalui perantara. Namun zat perantara tidak ikut berpindah/bergerak.

2.5. Temperatur

Temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu benda. Panas-dinginnya suatu benda berkaitan dengan energi termis yang terkandung dalam benda tersebut. Makin besar energi termisnya, makin besar temperaturnya. Ada beberapa yang dapat digunakan untuk menentukan suhu mutlak T. Satuan dari T adalah Kelvin, yang memiliki simbol K.

Suhu udara atau temperatur cukup mudah diukur dengan termometer ruangan yang tersedia di toko yang menjualnya. Termometer murah, meskipun kurang akurat dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Termometer jenis itu disebut termometer bola kering (dry bulb termometer). Termometer bola basah

(wet bulb termometer) adalah termometer yang dilengkapi dengan bahan

(5)

dipengaruhi oleh kelembaban udara. Oleh karena itu suhu yang di catat oleh kedua termometer tersebut dapat digunakan untuk mengukur kelembaban udara dengan melihat diagram psikometri.

Memperkirakan temperatur atau suhu udara dengan cara kira-kira cukup sulit karena kemampuan adaptasi tubuh. Setelah melakukan pengamatan bertahun-tahun untuk kondisi Yogya. Orang mulai mengeluh apabila suhu di atas 29ºC. Mereka meraswa cukup nyaman di suhu 27ºC. Apabila mulai banyak yang memakai jaket atau sweater, biasanya suhu turun hingga 24ºC. Sebaliknya, Ketika melakukan pengamatan di Selandia Baru, ketika orang mulai memakai celana pendek, rupanya suhu mulai diatas 15ºC, bagi orang Yogya tentu cukup dingin. Angin juga sering menipu presepsi kita tentang suhu udara. Ketika banyak angin, kita merasakan lebih nyaman dan sejuk, walau suhu udaranya sama. (Satwiko, 2008)

2.5.1. Jenis Termometer

Adapun beberapa jenis termometer antara lain: 1. Thermo-Hygro Digital

(6)

• Termometer digital, dilengkapi memory data minimum dan

makimum dengan pembacaan skala °C atau °F

• Range pengukuran suhu indoor antara 0°C-50°C (32°F-120°F),

outdoor antara -20°C-70°C (-4°F-158°F)dengan tingkat keakuratan 1.0°C (±1.8°F)

• Hygrometer digital dengan memory min dan mak

Range pengukuran kelembaban antara 30-90% RH dengan

tingkat keakuratan ± 5% RH untuk tingkat kelembaban antara 40-80% RH

• Dilengkapi jam (PM dan AM), kalender, dan alarm

Power battery AAA 1.5 volt (bonus 1 pieces)

• Panjang kabel sensor ± 2,5 meter

2. Thermo-Hygro Analog

Gambar 2.2. Thermo-Hygro Analog Sumber : Globalindustrial.com

• Termometer manual, pembacaan skala °C atau °F • Hygrometer manual

(7)

2.6. Kelembaban Udara

Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam udara. Uap air yang ada dalam udara berasal dari hasil penguapan air di permukaan bumi, air tanah, atau air yang berasal dari penguapan tumbuh-tumbuhan.

(8)

2.7. Kecepatan Angin

Angin adalah massa udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Tiupan angin terjadi jika di suatu daerah terdapat perbedaan tekanan udara, yaitu tekanan udara maksimum dan minumum. Angin bergerak dari daerah bertekanan udara maksimum ke minimum.

Untuk mengukur kecepatan angin dapat dilakukan dengan anemometer. Namun, kecuali kita memang berprofesi sebagai pengukur kecepatan angin, alat tersebut serintidak tersedia. Sebagai ganti, tabel berikut dapat digunakan untuk memperkirakan kecepatan angin, yang dilakukan dengan mengamati fenomena yang terjadi di sekitar kita seperti pada tabel 2.1. Sedangkan arah angin dapat dengan mudah dilihat lewat gerak asap. Di lapangan terbang, arah angin dapat dilihat dari kaos angin (wind sock). Zaman dulu sering ada hiasan ayam jantan di atas atap yang akan berputar menunjukkan arah angin. Data keadaan suhu, arah angin, kelembaban, dan curah hujan kota-kota besar dapat diperoleh dari Kantor Meteorologi dan Geofisika, atau dalam bentuk data statisktik dari publikasi Kantor Statistik. (Satwiko, 2008)

Tabel 2.1. Skala Gaya Angin Beaufort

Gaya Efek yang dapat dilihat Kecepatan angin,

(9)

Tabel 2.1, sambungan 3 Angin lemah, ranting-ranting bergerak, riak

kecil di air

5,2 (18,7)

4 Angin sedang, cabang kecil bergerak 7,4 (26,6) 5 Angin kuat, cabang besar bergerak, suara patah, cabang yang lebih besar melengkung

18,2 (65,5)

9 Angin puyuh sangat kuat, pohon kecil tercabut, genting beterbangan, bangunan rusak

Bentuk angin mempunyai beragam nama, antara lain (Melaragno, 1982): Cyclone adalah angin yang berpilin (diagram 50-1600 km) ke arah pusat, bertekanan atmosfer rendah, dengan putaran berlawanan arah jarum jam di belahan bumi utara dan searah jarum jam di belahan bumi selatan. Karena tekana rendah umumnya menciptakan awan dan hujan, cyclone sering disebut badai

(10)

cyclone), dinamakan hurricane. Tornado adalah badai terdahsyat, lebih dahsyat dari hurricane, walau diameternya hanya 50 km (diameter minimum cyclone) dan sering terjadi di Amerika. Kecepatan berputarnya mencapai 510 km/jam dan membentuk pusaran mengerucut. Tyhoon adalah hurricane di Lautan Pasifik.

2.8. Matahari

Matahari adalah suatu reaksi fusi yang sangat besar di mana atom ringan menyatu ke dalam atom yang lebih berat, dan dalam prosesnya terjadi pelepasan energi. Reaksi ini hanya terjadi di bagian inti matahari yang membutuhkan suhu sebesar 25,000,000 ºF. Radiasi matahari akan mencapai bumi, dimana cahaya yang dipancarkan berasal dari permukaan matahari yang suhunya jauh lebih dingin. Jumlah dan komposisi radiasi matahari yang mencapai permukaan atmosfir bumi tidak mengalami perubahan disebut sebagai radiasi matahari yang konstan (solar constant).

2.8.1. Diagram Matahari

Diagram matahari (gambar 2.3) untuk semua garis lintang antara 30º LU dan 30º LS dengan interval 2º. Pada kasus tertentu, terdapat penyimpangan maksimum sebesar 1º, yang dalam prakteknya hanya menimbulkan sedikit konsekuensi. Diagram ini memberi informasi mengenai azimut dan tinggi matahari pada sembarang waktu di sepanjang tahun. Perlu dijabarkan beberapa istilah berikut:

(11)

2. Tinggi matahari adalah sudut antar horizon dan matahari dan dicantumkan dalam skala sudut 0º - 90º pada sumbu U – S pada diagram.

3. Garis tanggal digambarkan dalam arah T – B dan merupakan representasi jalan matahari dari matahari terbit sampai matahari terbenam, pada hari yang bersangkutan. Dari posisi pengamat, yang selalu berada di pusat lingkaran, matahari terlihat bergerak pergi dan kembali sekali setahun antara garis-garis tanggal untuk 22.6 dan 22.12.

4. Garis jam adalah garis yang terletak vertikal terhadap garis tanggal, masing-masing dalam jarak satu jam. Garis yang bersamaan dengan sumbu U – S menunjukkan waktu tangah hari setempat yang sebenarnya, artinya waktu dimana tinggi matahari terbesar dan azimut tepat 180º atau 360º (tergantung pada tempat dan musim). (Lippsmeier, 1994)

(12)

2.9. Variabel Desain

Empat variabel desain yang memiliki pengaruh terbesar pada kinerja termal: shape, fabric, fenestration dan ventilasi.

2.9.1. Shape

a. Rasio volume permukaan: panas yang hilang dan yang diserap sangat bergantung pada daerah amplop, terutama diiklim yang ekstrem, disarankan untuk memperkecil luas permukaan untuk volume tertentu. b. Orientasi: jika rencana selain lingkaran, orientasi sehubungan dengan

mendapatkan panas akan memiliki efek yang kuat. Istilah ' aspek rasio ' (Gambar 2.4) sering digunakan untuk menunjukkan rasio dimensi rencana pendek. Dalam kebanyakan kasus N & S dinding harus lebih panjang dari E & W dan rasio akan sekitar 1,3-2,0, tergantung pada kondisi suhu dan radiasi.

Gambar 2.4. Defenisi Aspek Rasio Sumber : Szokolay, 2002

2.9.2. Fabric

(13)

menghilangkan input matahari sore. Untuk bentuk desain yang kompleks, shading suatu permukaan harus dipertimbangkan.

b. Kualitas permukaan: daya serap dan pantulan akan sangat mempengaruhi panas matahari yang masukan. Warna putih dan permukaan logam mengilap mungkin memiliki reflektansi sama, tetapi putih akan memiliki daya pantul yang mirip dengan warna hitam pada suhu terestrial sementara daya pantul logam mengkilap praktis diabaikan. Dengan demikian jika disipasi panas adalah tujuannya, permukaan yang putih akan lebih baik. c. Isolasi resistif mengontrol aliran panas di kedua arah; Hal ini sangat

penting dalam iklim yang sangat dingin (bangunan dipanaskan) atau dalam iklim yang sangat panas (ber-AC bangunan). Di bangunan yang

nonconditioned radiasi matahari sangat penting. Dalam situasi panas setiap

dinding harus baik teduh atau memiliki isolasi resistif yang baik.

d. kapasitif isolasi menyediakan kontrol yang sangat kuat sewaktu panas masuk terutama di daerah beriklim dengan suhu besar, karena dapat menyimpan kelebihan panas pada satu waktu untuk rilis dilain waktu ketika dibutuhkan.

2.9.3. Fenestration

(14)

b. kaca: tunggal, ganda, ganda dan kualitas kaca: kaca khusus (menyerap panas) dapat digunakan untuk memperbaiki situasi buruk, dengan mengurangi panas matahari.

c. tirai bisa sedikit mengurangi panas matahari yang masuk, dengan mengurangi sinar radiasi (langsung), tetapi mereka bisa menjadi panas dan akan kembali memancarkan panas.

d. Perangkat eksternal shading adalah cara yang paling positif pengendali masukan panas matahari. Efek dari perangkat tersebut adalah angin (ventilasi) dan daylighting dan pemandangan yang harus dipertimbangkan. e. Kassa nyamuk (bagian dari fenestration) mungkin suatu keharusan dalam

iklim hothumid (dengan populasi serangga besar mereka), tetapi efeknya pada aliran udara dan daylighting. Aliran udara dapat berkurang 30% bahkan dengan bahan layar nilon terbaik yang halus, daylighting juga dapat berkurangi sampai 25%. Untuk mengurangi efek, ukuran jendela mungkin harus ditingkatkan.

2.9.4. Ventilasi

a. Konstruksi kedap udara untuk mengurangi infiltrasi udara baik di iklim dingin dan di iklim yang panas di gedung ber-AC,

b. Selain pemberian udara segar, ventilasi dapat diandalkan untuk mengusir panas yang tidak diinginkan, To < Ti.

(15)

mekanis) dan ini mungkin merupakan penentu utama tidak hanya fenestration dan orientasi tetapi juga tata letak internal. (Szokolay, 2002)

2.10. Kenyamanan Termal

2.10.1. Defenisi Kenyamanan Termal

Kenyamanan termal merupakan suatu proses yang melibatkan fisiologis, fisik dan psikologis.

ASHRAE (1989), mengatakan kondisi pikir yang mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan termalnya sebagai definisi kenyamanan. (Sugini 2004)

Fanger (1982) mengatakan istilah keadaan fisik tubuh yang lebih baik daripada keadaan fisik lingkungan dan yang benar-benar kita rasakan adalah suhu kulit dan bukan suhu udara sebagai defenisi kenyamanan termal.

Dalam ASHRAE (1989), kenyamanan termal didefinisikan sebagai suatu pemikiran dimana kepuasan didapati. Maka dari itu, kenyamanan merupakan suatu pemikiran mengenai persamaan empiric.

2.10.2. Pemaknaan Kenyamanan Termal

Menurut Peter Hoppe (2002), terdapat tiga pemaknaan kenyamanan termal yaitu:

(16)

b. Heat balance yaitu keseimbangan temperatur kulit serta tingkat berkeringat tubuh ada dalam range yang nyaman dengan kenyamanan termal dapat tercapai bila aliran panas ke tubuh manusia

c. Psikologis yaitu kenyamanan termal merupakan kondisi pikiran yang mengekspresikan tingkat kepuasan individu terhadap lingkungan termalnya.

Pemaknaan kenyamanan termal terdiri dari tiga aspek yang yaitu fisik, fisiologis dan psikologis. Dengan demikian pemaknaan kenyamanan termal berdasarkan pendekatan psikologis adalah pemaknaan yang paling lengkap. (Sugini, 2004)

2.10.3. Variabel Kenyamanan Termal

Menurut Fanger (Fanger, 1982) dalam teori persamaan Fanger dan Menurut Markus dan Morris (Markus dan Morris, 1980) dalam teori persaman Gagge serta Koenigsberger dkk (1973) variabel yang mempengaruhi kenyamanan termal adalah sebagai berikut:

1. Variabel personal meliputi variabel:

a. Tingkat metabolisme yaitu variabel aktivitas

b. Tingkat insulasi pakaian yaitu variabel cara berpakaian

c. Variabel iklim yaitu suhu udara, suhu radiasi rata-rata, kelembaban d. Pergerakan udara atau kecepatan angin.

(17)

dipilih sebagai alternatif pemaknaan pada istilah-istilah kualitas kenyamanan termal. (Sugini, 2004)

Menurut Frick, dkk. (2008), Kenyamanan termal dipengaruhi oleh angin dan pengudaraan terus menerus mempersejuk ruangan udara. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang dapat menurunkan suhu pada kulit dengan demikian angin juga dapat digunakan untuk mengatur kenyamanan di dalam ruang.

Menurut Szokolay (1980) kenyamanan termal dipengaruhi oleh variabel iklim yaitu radiasi matahari, suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin dan beberapa faktor subyektif seperti aklimatisasi, usia, jenis kelamin, pakaian, tingkat kesehatan, tingkat kegemukan, warna kulit serta jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya kajian iklim makro dan iklim mikro agar kenyamanan ruang rumah tinggal dapat dirasakan.

2.10.4. Istilah Kenyamanan Termal

Berkat penelitian-penelitian sebelumnya istilah kenyamanan termal dapat tersusun. Salah satunya adalah tujuh skala ASHRAE, dan tujuh skala Bedford. Perbandingan dua skala tersebut dalam dilihat dalam tabel 2.2.

Tabel 2.2. Skala Sensasi Kenyamanan Termal Oleh ASHRAE dan Bedford

(18)

Tabel 2.2, sambungan Sumber (Nicol & Humphreys, 2002 dan Mc Intyre, 1980). (Sugini, 2004)

Istilah-istilah kualitas kenyamanan termal yang terkenal tentunya mempunyai hubungan makna dengan variabel iklim ruang suhu udara, suhu radiasi, kelembaban dan kecepatan angin serta polusi udara. (Sugini, 2004)

2.10.5. Persepsi Kenyamanan Termal

Sarlito Wirawan (1992), juga menjelaskan bahwa proses persepsi akan ditentukan juga dari pengalaman. Pengalaman akan dibentuk dari lingkungan budayanya. Lingkungan budaya apa yang akan mempengaruhinya tentunya akan berkaitan dengan lama waktu lingkungan itu terlibat. Ini berarti, lingkungan budaya dengan waktu terlama akan lebih menentukan proses pemaknaan seseorang terhadap istilah kenyamanan termal ruangan.

(19)

demikian yang dikatakan pekerjaan dalam hal ini termasuk di dalamnya adalah status pekerjaan sebagai mahasiswa dan jenis-jenis pekerjaan lainnya termasuk pengelompokan pekerjaan seperti akademisi, administrasi dan praktisi dilapangan. (Sugini, 2004)

2.10.6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Termal Orang.

A. Faktor Objektif

1. Temperatur Udara Kering

Temperatur udara kering memilki pengaruh yang sangat besar terhadap besar kecilnya kalor yang dilepas melalui penguapan (evaporasi) dan melalui konveksi.

Kenyamanan termal untuk kawasan tropis dapat dibagi menjadi : a. Sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20,50C ~ 22,80C. b. Nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,80C ~ 25,80C.

c. Hangat nyaman, antara temperatur efektif 25,80C ~ 27,10C. (SNI 03-6572-2001)

2. Kelembaban Udara Relatif

a. Kelembaban udara relatif dalam ruangan adalah perbandingan antara jumlah uap air yang dikandung oleh udara tersebut dibandingkan dengan jumlah kandungan uap air pada keadaan jenuh pada temperatur udara ruangan tersebut.

(20)

ruang meeting/pertemuan, maka kelembaban udara relatif yang masih diperbolehkan adalah berkisar antara 55% ~ 60%. (SNI 03-6572-2001) 3. Kecepatan Udara

a. Untuk mempertahankan kondisi nyaman, maka kecepatan udara yang dirasakan diatas kepala tidak boleh lebih tinggi dari 0,25 m/detik dan lebih baik atau lebih rendah dari kecepatan 0,15 meter/detik.

b. Kecepatan udara ini dapat lebih cepat dari 0,25 meter/detik hal ini tergantung dari temperatur udara kering rancangan (Tabel 2.3).

Tabel 2.3. Kecepatan Udara dan Kesejukan

Kecepatan udara, meter/detik 0,1 0,2 0,25 0,3 0,35 Temperatur udara kering, ºC 25 26,8 26,9 27,1 27,2 Sumber : SNI 03-6572-2001

Tabel 2.3. menunjukkan kebutuhan peningkatan kecepatan udara untuk mengkompensasi kenaikan temperatur udara kering agar tingkat kenyamanannya tetap terpelihara. (SNI 03-6572-2001)

4. Radiasi Permukaan

a. Apabila di dalam suatu ruangan dinding - dinding sekitarnya terasa panas, maka hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan seorang individu di dalam ruangan tersebut, walaupun temperatur udara disekitarnya sesuai dengan tingkat kenyamannya (misalnya di dekat oven atau dapur).

(21)

c. Jika temperatur radiasi rata-rata lebih tinggi dari temperatur udara kering ruangan, maka temperatur udara di dalam ruangan yang dirancang dibuat lebih rendah dari temperatur rancangan biasanya.

a. Temperatur rata-rata dari temperatur radiasi rata-rata dan temperatur udara kering ruangan didefinisikan sebagai temperatur operatif.

b. Untuk kecepatan angin yang rendah ( V = 0,1 m/detik), besarnya temperatur operatif : top= tRAD + truangan / 2. (SNI 03-6572-2001)

B. Faktor Subjektif

Menurut Szokolay (1980) ada beberapa faktor subyektif yang mempengaruhi kenyamanan termal individu seperti aklimatisasi, usia, jenis kelamin, pakaian, tingkat kesehatan, tingkat kegemukan, warna kulit serta jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.

(22)

hijau alami, memakai pakaian tipis santai, dan bergerak pelan. Dan sebaliknya dengan situasi gerah dilengkapi dengan musik cadas keras, warna-warna cerah merangasang, serta gerak yang semrawut berlebihan. Suasana akan menjadi tambah panas dan mengandung stres. Semakin aktif gerak tubuh maka panas uang dipancarkan akan semakin besar. (Satwiko, 2008)

Berberapa faktor lain yang sering dikaitkan dengan kegemaran akan kenyamanan tertentu misalnya:

a. Ras; sebenarnya tidak ditemukan bukti bahwa ras mempengaruhi penilaian akan kenyamanan. Manusia mempunyai kemampuan adaptasi terhadap iklim (aklimatisasi) dangan baik. Normalnya orang dapat menyesuaikan diri dalam waktu 2 minggu.

b. Jenis kelamin; perempuan pada umumnya menyukai lingkungan yang 1ºC lebih hangat daripada laki-laki.

c. Usia; seorang berusia lanjut lebih suka di lingkungan yang lebih hangat dan tidak berangin. Hal ini disebabkan kemampuan metabolisme tubuh orang berusia lanjut cenderung menurun. (Satwiko, 2008)

(23)

15km/jam, nilai met menjadi 9,5 seperti yang terlihat pada tabel 2.4. (Satwiko, 2008

Tabel 2.4. Aktifitas dan Kecepatan Metabolisme

No. Aktifitas Met Watt/m²

1 Berbaring 0,8 46

2 Duduk tenang 1,0 58

3 Tukang jam 1,1 65

4 Berdiri santai 1,2 70

5 Aktifitas biasa (kantor, rumah tangga, sekolah, lab)

1,2 70

6 Menyetir mobil 1,4 80

7 Pekerja grafis – tukang jilid 1,5 85

8 Berdiri, aktifitas ringan (belanja, lab, industri ringan)

1,6 93

9 Guru, mengajar di depan kelas 1,6 95

10 Kerja rumah tangga (mencukur, mencuci, berpakaian)

1,7 100

11 Berjalan di dataran, 2km/jam 1,9 110

12 Berdiri, aktifitas sedang (penjaga toko, rumah tangga)

2,0 116 13 Industri bangunan, memasang bata (bata 15,3 kg) 2,2 125

14 Berdiri mencuci piring 2,5 145

15 Kerja rumah tangga – mengumpulkan daun di halaman

2,9 170 16 Kerja rumah tangga – mencuci dengan tangan dan

menyetrika (120-220 W/m²)

2,9 170 17 Besi dan baja – menuang, mencetak 3,0 175 18 Industri bangunan – membentuk cetakan 3,1 180

19 Berjalan di dataran, 5km/jam 3,4 200

20 Kehutanan – memotong dengan gergaji satu tangan

3,5 205 21 Pertanian – membajak dengan kuda 4,0 235 22 Industri bangunan – mengisi pencampur semen

dengan spesi dan batu

4,7 275 23 Olahraga – meluncur di atas es, 18km/jam 6,2 360 24 Pertanian – menggali dengan cangkul (24

(24)

Selain keringat, nafas dan kulit, darah juga berperan aktif dalam proses perpindahan panas. Pada saat kepanasan, darah akan mendekati kulit untuk membuang panas. Karena itu kulit orang yang terang akan kelihatan merah apabila tekena panas matahari. Sebaliknya, dalam keadaan dingin, misalnya kita berendam di air dingin, kulit akan memucat. Rupanya darah mejauh dari kulit agar tidak lebih banyak panas yang hilang. (Satwiko, 2008)

Kulit merasakan panas atau dingin berdasarkan kecepatan panas yang melaluinya. Jika kita menyentuh benda yang lebih dingin dari kulit kita maka akan terjadi perpindahan panas dari kulit ke benda tadi. Semakin besar kecepatan perpindahan panas ke benda tadi, semakin dinginlah benda tadi kita rasakan. Namun apabila benda tadi bersifat isolator panas, seperti kayu atau styrofoam, perpindahan panas dari kulit tidak lancar (atau bahkan tidak terjadi). Akibat, kita merasakan benda tadi tidak dingin. Sebalikanya apabila kita menyentuh benda logam yang bersuhu sama dengan kayu tadi, kita merasakannya lebih dingin karena terjadi perpindahan panas dari kulit ke logam tadi. (Satwiko, 2008)

(25)

dingin, tetapi tidak tepat untuk dikenakan di daerah beriklim panas. Alasan bahwa jas adalah pakaian resmi mengembangkan pakaian resmi yang khas iklim tropis dan tetap percaya diri bersanding dengan jas hasil budaya barat. Nilai clo pakaian dapat di lihat pada tabel 2.5. (Satwiko, 2008)

Tabel 2.5. Pakaian dan Clothing Value

Deskripsi Clo Resistan

m²degC/W 1 Pakaian dalam,

celana

Celana dalam pendek sekali 0,02 0,003 Celana dalam pendek 0,03 0,005

Celana dalam 0,04 0,006

Celana kaki ½, wool 0,06 0,009 Celana kaki panjang 0,10 0,016 2 Pakaian dalam,

baju

Bra 0,01 0,002

Baju tanpa lengan 0,06 0,009

Oblong 0,09 0,014

Baju lengan panjang 0,12 0,019

Half-slip, nylon 0,14 0,022

3 Baju Tube top 0,06 0,009

Lengan pendek 0,09 0,029

Blus ringan, lengan panjang 0,15 0,023 Baju ringan, lengan panjang 0,20 0,031 Baju normal, lengan panjang 0,25 0,039 Baju flanel, lengan panjang 0,30 0,047 Lengan panjang, blus kerah

tinggi

0,34 0,053

4 Celana Celana pendek 0,06 0,009

Celana pendek selutut 0,11 0,017 Celana panjang ringan 0,20 0,031 Celana panjang normal 0,25 0,039 Celana panjang flanel 0,28 0,043

Celana terusan 0,28 0,043

Lengan panjang, berkerah (tipis) 0,26 0,040

(26)

Tabel 2.5, sambungan

Sweater tebal 0,35 0,054

Lengan panjang, berkerah (tebal)

0,37 0,057 Sumber: www.innova.dk. (Satwiko, 2008)

Catatan: untuk memperoleh nilai clo gabungan dapat dilakukan dengan menjumlahkan komponen pakaian.

2.11. Indeks Kenyamanan Termal

Penilaian terhadap kenyamanan termal dilakukan dengan menggabungkan parameter-parameter termal dalam satu indek. Adapun indek yang sering digunakan untuk menyatakan kondisi kenyamanan termal diantaranya adalah:

1. Temperatur efektif 2. Indeks-PMV 3. Indeks-PPD

2.11.1. Temperatur Efektif

Temperatur Efektif (TE) didefinisikan sebagai temperatur dari udara jenuh dalam keadaan diam atau mendekati diam (0.1 m/s), pada keadaan tidak ada radiasi panas akan memberikan perasaan kenyamanan termal yang sama dengan kondisi udara yang dimaksud. Temperatur efektif pertama kali ditemukan oleh Houghten dan Yaglow dalam tahun 1923, yang bekerja untuk The American

society of Heating and Ventilating Engineers. Jadi konsep temperatur efektif

(27)

dari http://atjenese.wordpress.com/2012/06/04/indeks-kenyamanan-termal/ yang diakses pada tanggal 5 juni 2014)

Temperatur efektif diartikan sebagai indeks lingkungan yang menggabungkan temperatur dan kelembaban udara menjadi satu indeks yang mempunyai arti bahwa pada temperatur tersebut respon termal dari orang pada kondisi tersebut adalah sama, meskipun mempunyai temperatur dan kelembaban yang berbeda, tetapi keduanya harus mempunyai kecepatan udara yang sama.

(SNI T 03-6572, 2001 : 18). (dikutip dari

http://atjenese.wordpress.com/2012/06/04/indeks-kenyamanan-termal/ yang diakses pada tanggal 5 juni 2014)

(28)

Gambar 2.5. Grafik Psikometrik Penunjuk Garis Temperatur Efektif Sumber : Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008

2.11.2. Predicted Mean Vote (PMV) Indeks

Predicted Mean Vote (PMV) adalah kondisi termal lingkungan yang

secara statistik menurut pilihan banyak orang dinyatakan sebagai : dingin, sejuk, normal, agak hangat, hangat dan panas. Predicted Mean Vote mempunyai rentang skala dari -3 (dingin) sampai +3 (panas) sementara 0 kondisi normal, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.6.

(29)

Tabel 2.6. Hubungan Antara Skala PMV dengan Kondisi Termal Lingkungan

No Skala PMV Kondisi Termal

Lingkungan

PPD

1 +3 Panas 99%

2 +2 Hangat 77%

3 +1 Agak Hangat 26%

4 0 Normal 5%

5 -1 Agak Sejuk 26%

6 -2 Sejuk 77%

7 -3 Dingin 99%

Sumber : Innova, 1999:14(dikutip dari

http://atjenese.wordpress.com/2012/06/04/indeks-kenyamanan-termal/ diakses pada tanggal 5 Juni 2014)

Predicted Mean Vote (PMV) indeks ini dikalkulasikan berdasarkan pada

International Standard (ISO) 7730. Nilai PMV ini diperoleh dari heat balance

tubuh yang mengindikasikan perasaan termal dari tubuh keseluruhannya yang mana dipengaruhi oleh aktifitas fisik dan pakaian. Adapun nilai PMV ini dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Menggunakan komputerisasi

2. Menggunakan tabel nilai Predicted Mean Vote (PMV)

(30)

Sedangkan PPD memberikan prakiraan berapa besar (%) penghuni ruang yang akan merasa tidak nyaman. Jelas bahwa apabila PPD semakin mendekati 0% berarti ruang semakin nyaman. (Satwiko, 2008)

Gambar 2.6. Rumus PMV Sumber : Fanger dalam Satwiko, 2008

Dengan,

M = Kecepatan metabolisme, W/m2. W = Tenaga mekanis efektif, W/m2

Pa = Kelembaban, tekanan parsial uap air, Oa.

ta = Temperatur udara, oC

tr = Temperatur permukaan rata-rata, oC

fcl = Faktor area pakaian. Perbandingan antara permukaan tubuh yang `

tertutup pakaian dan yang terbuka.

Var = Kecepatan Udara Relatif. Kecepatan angin relatif yang mengenai tubuh,

termasuk jika tubuh bergerak, m/dtk. tcl = Temperatur permukaan pakaian, oC.

(31)

Ec = pertukaran panas secara penguapan pada kulit ketika manusia

mengalami sensasi netral, W/m2.

Cres = pertukaran panas konvektif respiratori, W/m2.

Eres = Pertukaran panas evaporatif respiratori, W/m2.

Tsk = Temperatur kulit, oC.

H = Kehilangan Panas kering. Kehilangan panas melalui kulit akibat konveksi, radiasi dan konduksi.

PMV = Predicted Mean Vote.

PPD = Predicted Percentage of Dissatisfied.

2.11.3. PPD (Predicted Percentage of Dissatisfied)Indeks

PPD-Indeks (Predicted Percentage of Dissatisfied) digunakan untuk memprediksi berapa banyak orang yang merasa tidak nyaman dari suatu kondisi termal di dalam suatu ruangan. PPD-indeks (Predicted Percentage of Dissatisfied) ini membangun prediksi kuantitatif dari banyaknya orang yang merasa tidak nyaman termal dalam persen. Setelah nilai dari PMV-indeks (Predicted Mean

Vote) diketahui, maka nilai PPD-indeks dapat di ketahui dengan menggunakan

grafik hubungan antara kurva prediksi persentase ketidaknyamanan (PPD) terhadap prediksi rata-rata pilihan (PMV) sebagaimana yang ditampilkan pada gambar 2.7, untuk mendapatkan nilai yang lebih akurat, PPD ini juga dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (2) (ISO 7730, 1999 : 3) di bawah ini PPD = 100 – 95 x e-(0.03353xPMV4 +0.2179xPMV2)

(32)

Gambar 2.7. Hubungan Antara PMV-indeks dengan PPD-indeks Sumber : Innova, 1999:14

Gambar

Gambar 2.1. Thermo-Hygro Digital
Gambar 2.2. Thermo-Hygro Analog
Tabel 2.1. Skala Gaya Angin Beaufort
Tabel 2.1, sambungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Based on

Koperasi adalah Asosiasi orang orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas dasar prinsip prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya

Demikian perlu dilakukan penelitian apakah ekstrak daun jambu biji ( Psidium Guajava Linn ) mempunyai daya antibakteri dan pada konsentrasi berapakah dapat menghambat

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi

Apabila jumlah tabungan menjadi dua kali lipat dalam 5 tahun, maka besar tingkat suku bunga per tahun adalah .... Ruas garis yang menghubungkan dua titik potong

Faktor dosis pupuk Urea menunjukkan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan organ-organ vegetatif tanaman meliputi tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah batang, akan tetapi