• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Status Ekonomi dan Paritas dengan Kejadian Ketuban Pecah Sebelum Waktunya Di Rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko 2012 h Dewi Nopiska Lilis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Status Ekonomi dan Paritas dengan Kejadian Ketuban Pecah Sebelum Waktunya Di Rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko 2012 h Dewi Nopiska Lilis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PARITAS DENGAN

KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI RUMAH SAKIT KOLONEL ABUNDJANI BANGKO TAHUN 2012

Dewi Nopiska Lilis

Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang

ABSTRAK

Ketuhan pecah sehelum waktunya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu paritas, status ekonomi, inkompezensi serviks don faktor lainnya Berdasarkan SDK12007 angka kejadian KPSW sebesar 17%. angka ini lebih besar dibandingkan dengan komplikasi kehamilan persalinan dan nifas lainya. Penelitian ini bersifat survey analitik menggunakan rancangan case control dengan studiretrospektif untuk mengetalmi huhungan status ekonomi dan paritas ibu hersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di Rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei tahun 2013 di ruang rekam medik Rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko dengan populasi 662 ibu bersalin. sedangkan sampel 230 ibu bersalin. Dari basil penelitian meunjukkan sebagian besar ketuban pecah sebelum waktunya ditemukan pada status ekonomi rendah sebanyak 90 kasus (78.30%).dan paritasresiko tinggi sebanyak 85 kasus (73.915%) Analisis menggatakan chi square didapatkan basil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status ekonomi dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya dengan hitung sebesar 13.282 dengan 0,0,05 dan (OR=2,8687) dan terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya dengan nilai x2 hitung sebesar 12,173 dengan a=0,05 dan (OR= 2,0142). Dari hasil penelitian ini diharapkan bagi runiah sakit cigar dapat meningkatkan kualiras pelayanan pada pasien dengan ketuban pecah sebelum waktunya.

Daftar Bacaan : 24 (2000-2013)

Latar Belakang

Kematian ibu dan perinatal merupakan tolak ukur kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara. Menurut WHO pada tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang (www.midwifecare. wordpres.com diakses 22 Maret 20 I 3).

Setiap tahun diperkirakan ada 5 juta ibu hamil di Indonesia. dari jumlah tersebut, dua ibu meninggal dalam satu jamnya karena komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Jadi setiap tahun ada 15.000-17.000 ibu meninggal karena melahirkan. Kondisi seperti ini tidak akan dapat rnencapai target dalam MDGs pada tahun 2015 dalam pengentasan kematian ibu (www.bkkbn.go.id diakses 21 Maret 2013).

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010 menyebutkan bahwa Angka Kematian

Ibu (AKI) Indonesia masih 226/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 32/1000 kelahiran hidup, sementara target MDGs tahun 2015 AKI adalah 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB 24 per 1000 kelahiran hidup, sehingga perlu adanya terobosan guna percepatan penurunan AKI dan AKB (www.sdki.go.id diakses 4 April 2012).

Di Provinsi Jambi AKI 180 per 100.000 kelahiran hidup, begitu juga Angka Kematian Bayi (AKB) menurut sensus penduduk 2010 secara nasional sekitar 26 per 1000 kclahiran hidup dan Provinsi Jambi 30 per 1000 kelahiran hidup (www. Jambilndependent.co.id diakses 22 Maret 2013).

(2)

dad 6 jam sebanyak 17%. Ketuban pecah' sebelum waktunya merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kehamilan prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu (Sarwono,2009).

Menurut William (2001), sebagian besar ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) adalah hamil aterm diatas 37 minggu, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak. Insidensi untuk terjadinya ketuban pecah sebelum waktunya berkisar dari 4,5 % sampai 7,6 % dari seluruh kehamilan. Ketuban pecah sebelum waktunya terjadi pada kira-kira 1% kehamilan dan jelas inerupakan problem yang lebih menantang untuk para dokter spesialis obstetri. Ketuban pecah sebelum waktunya merupakan masalah kontroversi obstetridalam kaitannya dengan penyebabnya. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya ketuban pecah sebelum waktunya yalta faktor umum, keturunan clan faktor obstetrik. Faktor umum seperti infeksi, perokok, peminum dan keadaan sosial ekonomi rendah, faktor keturunan seperti kelainan genetik dan rendahnya vitamin C dan ion Cu dalam serum, sedangkan faktor obstetri seperti serviks inkompeten, hidramnion, kehamilan kernbar dan grandemultipara atau multigraviditas (Manuaba. 2007 clan Joseph, 2010).

Akibat yang dapat ditimbulkan dari persalinan dengan ketuban pecah sebelum waktunya yaitu tergantung dari usia kehamilannya, dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali Tamil, deformitas janin meningkatnya insiden sectio sesarea, atau gagalnya persalinan normal (Sarwono, 2009).

Di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo angka kejadian ketuban pecah sebelum waktunya sebanyak 603 (20,24%) dui 2987 persalinan pada tahun 2011. Sementara itu di Rumah Sakit Daerah H. Hanafie Muara Bungo angka kejadian ketuban pecah sebelum waktunya sebanyak 385 kasus (29,05%) dari 1325 persalinan pada tahun 2012.

Berdasarkan penelitian yang pemah dilakukan oleh lqbal Wahidi di Rumah Sakit Saiful Anwar Pada

Tahun 2013 tentang pengaruh faktor sosial terhadap rupture of membrane dengan variabel paparan rokok, status pendidikan, dan status ekonomi didapatkan nilai 012 pada status ekonomi sebesar 5,922 yang artinya ibu harnil dengan ekonomi rendah mempunyai resiko enam kali lebill besar untuk mengalami kejadian ketuban ptcah dini dibandingkan ibu banal! dengan ekonomi tidak rendah

Survey awal yang peneliti lakukan di RSD Kolonel Abundjani Bangko angka kejadian ketuban pecah sebelum waktunya sebanyak 68 kasus (9,84%) dari 691 persalinan pada tahun 2011 dan pada than 2012 meningkat menjadi 115 kasus (17,37%) dari 662 persalinan.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tenarik untuk meneliti "HubunganStatus Ekonomi dengan Kejadian Ketuban Pecah Sebelum Waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko pada tahun 2012".

Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan status ekonomi ibu dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko tahun 2012 ?

2. Apakah ada hubungan paritas dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko tahun 2012 ?

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan status ekonomi dengan ketuban pecah sebelum waktunya di RSD. Kolonel Abundjani Bangko tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan status ekonomi ibu dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko tahun 2012

(3)

Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai sumber infonnasi ten tang. hubungan paritas dan status ekonomi dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko tahun 2012.

2. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan acuan dalam rangka penelitian lanjutan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya dengan variabel yang lain.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan case control yang bertujuan untuk mengetahui hubungan status ekonomi dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di RSD (Rumah Sakit Daerah) Kolonel Abundjani Bangko. Penelitian ini dilakukan karena terjadinya peningkatan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko dan 68 kasus pada tahun 2011 rnenjadi 115 kasus pada tahun 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin tahun 2012 di RSD Koionel Abundjani Bangko yang berjumlah 662 orang dan sampel dalam penelitian ini adalah semta ibu bersalin yang mengalami mengalami ketuban pecah sebelum waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko tahun 2012 sebanyak 115 kasus dan ibu yang tidak mengalami ketuban pecah sebelum waktunya sebanyak 115 orang.

Data pada penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari status pasien pada than 2012 dilakukan dengan cars menganalisa data yang terdapat di rekam medic (medical record) dengan menggunakan checklist.

Definisi Operasional

Agar variabel dapat diukur dengan mengatmakan instrument atau alat ukur, maka variabel harus diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional ini penting dan diperlukan untuk

mengarahkan pengukuran serta pengembangan instrumen (Notoatmodjo, 2010:111).

1. Ketuban pecah sebelum waktunya Ketuban pecah sebelum waktunya adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tak diikuti dengan proses inpartu sebagaimana mestinya (Manuaba, 2007:456) yang dilihat dari rekam medik di RSD Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2012.

Cara ukur : Melihat data rekam medik ibu bersalin Chun 2012

Alat Ukur : Rekam medic

Skala :Ordinal

Hasil Ukur : 1. KPSW

2. Tidak KPSW 2. Status ekonomi

Status ekonomi adalah golongan status yang ditentukan oleh kepemilikan kartu jaminan kesehatan masyarakat yang dilihat dari data rekammedik RSD Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2012.

Cara ukur : Melihat data rekam medik ibu bersalin than 2012

Alat ukur : Rekam medic Skala : Ordinal Hasil ukur : 1. Ekonomi rendah

Jamkesmas 2. Tidak ekonomi rendah Umum, Askes 3. Paritas

Jumlah anak yang dilahirkan ibu

Cara ukur : Melihat data rekam medik ibu bersalin tahun 2012

Alat ukur : rekam medic Skala : Ordinal Hasil ukur :

1. resiko tinggi: paritas <1 atau <3 2. resiko rendah 2-3 orang

(4)

Ada hubungan antara status ekonomi dan paritas ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian anal itik dengan pendekatan case control yang bertujuan untuk mengetahui hubungan status ekonomi dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko taltun 2012 (Notoatmodjo, 2010:37).

Penggunaan case control digunakan untuk mempertajam basil anal isis tentang hubungan status ekonomi ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya. karena dengan rancangan case control. faktor-faktor lain selain status ekonomi penganihnya dikontrol dengan melakukan matching sehingga diperoleh keseimbangan antara kasus dan kontrol.

Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah selurult ibu bersalin di RSD Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2012 yang berjumlah 662 orang

Case control dengan perbandingan 1:1 besar sampel 115:1155 = 230 responden.

Kasus

Teknik pengambilan sampel pada kasus menggunakan total sampling. yaitu semua kasus ketuban pecah sebelum waktunya yang berjumlah 115 kasus.

1. Kontrol

Memilih sampel kontrol dengan perjodohan (matching) dan dilakukan dengan cam sctiap ditemukan sate kasus dengan karakteristik tertentu mentirut variabel luar, dicari satu kontrol dengan karakteristik yang sama dengan kasus. Hal ini dilakukan sampai jumlah sampel terpenuhi.

Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di RSD Kolonel Abundjani Bangko tahun 2013.

2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei tahun 2013.

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument checklist yaitu untuk mengambil data yang ada di yang ada di status pasien dengan kasus ketuban pecah sebelum waktunya tahun 2012 yang diambil dari rekam medik di RSD Kolonel Abundjani Bangko, lalu dipindahkan kedalam checklist yang dibuat oleh peneliti.

Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, pengumpulan data dilaksanakan pada Wan AprilMei taltun 2013 di ruing rekam medik RSD Kolonel Abundjani Bangko taltun 2013 dengan langkahlangkah sebagai berikut :

1. Memisahkan data kasus ketuban pecah sebelutn waktunya dengan kasus yang lain.

2. Mengklasifikasikan data yang diperlukan.

3. Memindahkan data yang diperlukan pada daftar checklist

Pengolahan Data

Setelah mengumpulkan data sesuai dengan instrument penelitian yang digunakan maka dilakukan pengolahan data dengan langkahlangkah:

1. Observation

Memindahkan data yang diperlukan pada daftar

checklist.

2. Reduplication

Memisalikan data kasus ketuban pecah sebelum waktunya dengan kasus yang lain.

3. Editing

Memeriksa kelengkapan data yang diperoleh.

(5)

Dilakukan untuk memastikan bahwa keseluruhan data yang sudah dintasukkan dan tidak terdapat kesalahan dalam memasukkan data sehingga slap untuk dianalisis.

5. Tabulating

Menyajikan basil observasi dalam bentuk tabel sebagai basil penelitian sehingga memudahkan untuk menyalin data.

Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini yang digunakan adalah analisis Univariat dan Bivariat. 1. Analisis univariat

Analisis univariat adalah analisis yang tnenggambarkatt distribusi frekuensi mashing-masing variabel bebas maupun terikat.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap variabel yang diduga mempunyai hubungan, maka pengujian statistik dengan chi square (V) untuk kemaknaan

X= = koefiensi kontingensi Fo = frekuensi data yang diperoleh berdasarkan data

Fh = frekuensi yang diharapkan

Derajat Bebas memegang peranan penting untuk menggunakan tabel:

Derajat bebas : (r-1) (c-1) Dimana : r = jumlah baris

c = Jumlah garis

Kriteria penolakan dan penerimaan Ho adalah :  Ho ditolak bib X' hitting lebih besar dari X"

tabel maka Ha diteritna dengan demikian artinya ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya.

 Ho diterima bila hitting lebih kecil dari X tabel maka Ha ditolak dengan demikian artinya tidak ada hubungan antara status

ekonomi dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya.

Hasil Penelitian

Penelitian ini dianalisis dengan mengeunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran masine-masine variabel. sedangkan analisis bivariat digunakan tank melihat hubungan antara dua variabel independen dan dependen. Adapun basil penelitiannya adalah sebagai berikut

1. Analisis univariat

Gambaran status ekonomi ibt, bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2012.

Gambaran status ekonomi ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahoe 2012, sebagaimana yang terlihat pada tabel 5.1 berikut

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Ketuban Pecah Sebelum Waktunya Berdasarkan Status Ekonomi lbu di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2012

No. Status Ekonomi Jumlah

F %

1. Ekonomi rendah 9,0 78,30 2. Tidak Ekonomi rendah 25 21,70

Jumlah 115 100%

Berdasarkan tabel diatas, dari 115 ibu bersalin dengan ketuban pecah sebelum waktunya, sebagian besar rang mengalami ketuban pecah sebelum waktunya terjadi pada kelompok status ekonomi rendah yaitu 90 (78,30%) ibu bersalin dais sebagian keel' yang mengalami ketuban pecah sebelum waktunya kelompok status tidak ekonomi rendah yaitu 25 (21,70%) ibu bersalin.

Tabel 5.2

(6)

No. Paritas Jumlah

F %

1. Resiko Tinggi 9,0 78,30 2. Tidak Ekonomi rendah 25 21,70

Jumlah 115 100%

Berdasarkan tabel diatas, dari 115 ibu bersalin dengan ketuban pecah sebelum waktunya, sebagian

besar yang mengalami ketuban pecah sebelum waktunya terjadi pada kelompok paritas resiko tinggi yaitu 85 (73,91%) ibu bersalin dan sebagian kecil yang mengalami ketuban pecah sebelum waktunya kelompok paritas resiko rendah yaitu 35 (26,09%) ibu bersalin.

2. Analisis bivariat

Hubungan status ekonomi ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tahun 2012.

Hubungan status ekonomi ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di Rumah Sakit Dumb Roland Abundjani Bangko Tahun 2012, seperti yang terlihat pada label 5.2 berikut :

Tabel 5.2

Hubungan Status Ekonomi Ibu Bersalin Dengan Kejadian Ketuban Pecah Sebelum Waktunya di Rumah Sakit Daerah Roland! Abundjani Bangko Tahun 2012

No Status Ekonomi

KPSW

Jumlah α

0,05 OR

Kasus Kontrol

f % f %

1. Rendah 90 78,30 64 55,65 154

13,282 2,8687 2. Tidak Rendah 25 21,70 51 44,35 76

Jumlah 115 100 115 100 100

Dari uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan chi square didapatkan X2 hitung sebesar 13,282 lebih besar dari X= tabel sebesar 3,841 dengan a=0.05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan demikian ada hubungan status ekonomi ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko tahun 2012 dan dari analisis tersebut didapatkan nilai OR pada penelitian ini sebesar 2.8687 yang artinya ibu ,bersalin dengan ekonomi rendah memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk mengalami kejadian ketuban pecah sebelum waktunya dibandingkan dengan ibu bersalin tidak ekonomi rendah.

Hubungan Paritass Ibu Bersalin dengan kejadian Ketuban Pecah sebetum Waktunya di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko tahun 2012

Hubungan Paritas ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di Rumall Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko than 2012, seperti yang tertihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3

(7)

Hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abun ani Bangko Tahun 2012 ,seperti yang terlillat pada tabel ini:

No Pritas

KPSW

Jumlah α

0,05 OR

Kasus Kontrol

f % f %

1. Resiko Tinggi 85 73,91 59 51,30 144

12,173 2,0142 2. Resiko Rendah 2530 26,09 56 48,70 86

Jumlah 115 100 115 100 230

Dari uji statistik yang dilakokan dengan menggunakan chi square didapatkan x2 hitung sebesar 12.173 lebih besar dari x= jbbbtabel sebesar dengan u=0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan demikian ada huubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di RSD Roland] Abundajani Bangko than 2012 dan dari analisis tersebut didapatkan nilai OR pada penelitian ini 2,0142 yang artinya ibu bersalin dengan paritas resiko tinggi memiliki dua kali lebih besar untuk mengalami kejadian ketuban pecah sebelum waktunya dibandingkan dengan ibu bersalin dengan paritas resiko rendah.

PEMBAHASAN

Hubungan Status Ekonom Ibu Dengan Kejadian Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

Dari 115 ibu bersalin dengan ketuban pecah sebelum waktunya, sebagian besar yang mengalami ketuban pecah sebelum waktunya terjadi pada kelompok status ekonomi rendah pada ibu bersalin yang penerima jamkesmas yaitu 90 (78,30%) ibu bersalin dan sebagian kecil yang mengalami ketuban pecah sebelum waktunya kelompok status tidak ekonomi rendah yaitu 25 (21.70%) pada ibu bersalin yang menerima askes.

Hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan chi square didapatkan X= hitung sebesar 13,282 lebih besar dad X= tabel sebesar 3.841 dengan cc=0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan demikian ada hubungan status ekonomi ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum

waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko Lakin 2012 dan dari analisis tersebut didapatkan nilai OR pada penelitian ini sebesar 2,8687 yang artinya ibu bersalin dengan ekonomi rendah memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk mengalami kejadian ketuban pecah sebelum waktunya dibandingkan dengan ibu bersalin tidak ekonomi rendah.

Menurut analisa peneliti status ekonomi rendah berhubungan dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya hal ini berkaitan dengan pemenuhan akan eat gizi ibu pada scat hamil tidak

terpenuhi seeukupnyn terutama pasta protein start vitamin C.

Menurut Almatzier (2002) protein merupakan bagian dari zat gizi dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit dan selebihnya di dalam jaringan Into dan cairan tubuh. Protein mempunyai .fungsi yang khas yang tidak dapat di gantikan oleh eat lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

(8)

jaringan kolagen abets mempunyai elastisitas yang berbeda,

Hubungan Paritas Ibu dengan Kejadian Ketuban Pecah Dint sebelum waktunya

Dari 115 ibu bersalin dengan ketuban pecah sebelum waktunya, sebagian besar yang mengalami ketuban pecall sebelum waktunya tedadi pada kelonipok paritas resiko tinggi pada ibu bersalin yaitu 85 (73,91%) ibu bersalin dan sebagian kecil yang mengalami ketuban pecah sebelum waktunya kelompok resiko rendah yaitu 30 (26,09%) pada ibu bersalin

Hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan chi square didapatkan X2 hitung sebesar 12,173 lebih besar dari X2 Tabel sebesar 3,841 dcngan α=0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. dengan demikian ada hubungan status ekonomi ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko tahun 2012 dan dari analisis tersebut didapatkan nilai OR pada penelitian ini sebesar 2.0142 yang artinya ibu bersalin dengan parkas resiko rendah.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSUD Syekh yusuf Kabupaten Gowa tahun 2012, basil uji statistik menunjukkan ibu yang mengalami ketuban pecah sebelum waktunya proporsinya lebih besar pada ibu dengan jumlah paritasnya 2-3 yaitu 28 orang (22,0%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai Odds Ratio (OR)=1,5 tingkat kepercayaan (CI) 95% Yaitu 0,91-2,48. Oleh karena itu nilai LL dan UK mencakup nilai 1, maka jumlah paritas bukan merupakan faktor resiko terhadap Ketuban pecah sebelum waktunya. Meskipun tidak bermakna secara statistik, namtin terlihat keeenderungan resiko Ketuban pecah sebelum waktunya yaitu 1,5 kali lebih besar pada ibu dengan jumlah paritas resiko tinggi dibandingkan ibu yang memiliki jumlah paritas resiko rendah.

Menurut analisa peneliti paritas resiko tinggi berhubungan dengan kejadian ketttlAin pecah dini sebelum waktunya hal ini dikarenakan paritas kedua

dan ketiga merupakan keadaan yang relative lebih aman untuk hamil dan melahirkan pada masa reprodukti karena pada keadaan tersebut dinding uterus belum banyak mengalami pentbahan. Dan serviks below terlalu sering mengalami pembukaan sell in ega dapat menyanggaltselaput ketuban dengan balk ( vamey. 2008).

Ibu yang telah melahirkan beberapa kali lebih berisiko mengalami ketuban pecah sebelum waktunya, oleh karena vaskularisasi pada uterus mengalami g,angguan yang mengakibatkan jaringan ikat selaput ketuban mudah rapuh dan akhirnya pecah spontan (Cunningham.2006).

Kesimpulan

Berdasarkan basil penelitian dan mengetahui tujuan penelitian yaitu memperolch infonnasi tentang hubungan paritas dan status ekonomi ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah sebeum waktunya di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko tahun 2012. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari 115 ibu bersalin dengan ketuban pecah

sebelum waktunya, ternyata sebagian besar memiliki status ekonomi rendah sebanyak 90 (78,30%) dan paritas resiko tinggi 85 (73,91%). 2. Ada hubungan yang bermakna antara status

ekonomi ibu dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di RSD Kolonel Abundjani Bangko Tabun 2012 dengan Xi sebesar 13,282 dengan dan nilai OR dalam penelitian ini sebesar 2,8687.

3. Ada hubungan yang berrnakna antara paritas dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko pada talnin 2012 dengan x2 sebesar 12,173 dengan nilai OR 2,0142.

Saran

(9)

patologis sena membcrikan bimbingan dan pelatihan secara berkala pada petugas agar dapat meningkatkan keterampilan dalam pelayanan kasus ketuban pecah sebelum waktunya.Dan diharapkan juga untuk dapat membenahi pencatatan dan pelaporan mengenai catatan medis pasien.

2. Bagi Bidan

Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan kepada bidan diharapkan untuk memberikan asuhan antenatal yang berkesinambungan dan memberikan asuhan sesuai standar dalam melaksanakan asuhan ANC sehingga deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan dapat diketahui secara dini.

3. Bagi peneliti lain

(10)

DAFTAR PUSTAKA Anonim

Angka Kematian lbu di Indonesia Tertinggi di

ASEAN, 2012 httpl/m.idw ifec are .w ordpress. com/htm.

Jamkesmas, 2012, http://id.wikipedia.org/ wiki/jamkesmas.htm.

Status Ekonomi.2012, http://www. wilsonaster.com/2012/03.

Untuk Menurunkan Angka Kematian lbu dan B ayi 2012. htt://www.depkes.go. id index.php.htm

Arikunto, 2006

Prosedzir Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. BKKBN, 2012 .

Peduli Selamatkan Ibis di Indonesia, 2012, http://www.bkkbn.go.id /disform.aspx.

Bobak et al, 2005

Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Cetakan I. EGC :Jakarta: xx+1121 him.

Buku Register VK Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko Tabun 2012 Cunningham, M.D. 2006

ObstetriWilliams. Penerbit EGC. Jakarta

Joseph &Nugroho, 2010

Catcttan Killiah Ginekologi dan Obsteri. Penerbit Nuhamedika. Yogyakarta. Mansjour et al, 2000

Kapita Selekta Keclokteran. Penerbit Media Aesculapius.jakarta : 738

hlm. Manuaba, 2007

Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC. Jakarta : viii+921 hlm.

Manuaba et al, 2008

Gawat Darurat Obstetric-Ginekologi dan Obstetric-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Penerbit EGC. Jakarta : xiii+370 hlm. Notoatmodjo, Soekidjo, 2010

Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono, 2002

Kebidanan. Penerbit PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono, 2009

Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Penerbit PT

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:x+390 hlm.

Prawirohardjo, Sarwono, 2010

Ilmu Kebidanan. Penerbit PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta:xxiv +982 hlm.

Rey, 2012

Tingkat Kematian Ibu Melahirkan Tinggi. http://www.jambi independent.co.id/jo/index. php.

Rukiyah , 2010

Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan. Penerbit Trans info Media.jakarta.

Saifi, 2012

Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Prestasi Siswa., http://www.unesa.ac.id.com. ahir et al, 2011

Faktor Determinan Ketuban Pecah Dini Di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.Jurnal Pdf Varney et al, 2008

Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Edisi. 4.Penerbit EGC. Jakarta : xxiii, hlm 671- 1230.

Wahyudi Heil. 2013.

Laporan Kasus Ketuban Pecah Dini. http// theheri journal.com/htm

Wahidi Iqbal, 2013

Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Ruptur Of Membrane. http//the journal.com

William et al, 2001

Gambar

Tabel 5.2 Hubungan Status Ekonomi Ibu Bersalin Dengan Kejadian Ketuban Pecah Sebelum Waktunya di Rumah Sakit

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Kelurahan Sungai Lekop mengenai partisipasi politik perempua n dalam menyukseskan pemilu legislatif tahun 2014 di

1. Pengertian Pembelajaran Kesehatan Reproduksi bagi Tunarungu Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan

Pengaruh Suhu Dan Katalis CaO Pada Sintesa Surfaktan Metil Ester Sulfonat Berbasis Crude Palm Oil Dengan Agen Sulfonasi NaHSO3 Diah Ayu Pratiwi, 2015, 49 Halaman, 13 Tabel, 21

Pak Bone, Kiara, dan Niko yang mengalami peristiwa ajaib itu hanya bisa pasrah ditinggalkan oleh Ibu Baria dan Kweiya. Mereka hanya bisa mengenang kebaikan hati Ibu Baria

Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pembinaan yang diberikan Lembaga Permasyarakatan Bulu Semarang terhadap narapidana wanita (pengguna maupun pengedar) yang

Bahwa Berdasarkan Pertimbangan Sebagaimana Dimaksud Pada Huruf A Sesuai Ketentuan Pasal 246 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Perlu

Berdasarkan hasil penelitian evaluasi penerapan booklet dan edukasi apoteker yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemberian booklet dan edukasi apoteker

Think Pair Share dengan model Think Pair Square untuk semua kategori berpikir kritis sama. Jika dilihat dari rataan marginal, prestasi belajar siswa yang mendapatkan