HIDROMETEOROLOGI
T
ATAP
M
UKA
K
EEMPAT
(RADIASI SURYA)
Dosen :DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT
1.P
ANCARAN
R
ADIASI
S
URYA
Meskipun hanya sebagian kecil dari radiasi yang dipancarkan matahari diterima permukaan bumi, namun radiasi surya (matahari)
merupakan sumber energi utama untuk proses-proses fisika atmosfer. Proses-proses-proses fisika atmosfer tersebut menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi kita ini.
Radiasi surya merupakan gelombang
1.P
ANCARAN
R
ADIASI
S
URYA
Dengan suhu permukaan tersebut, radiasi yang dipancarkan berupa gelombang elektromagnetik sebesar 73,5 juta watt tiap m2permukaan
matahari. Dengan jarak rata-rata matahari-bumi sejauh 150 juta km radiasi yang sampai di
puncak atmosfer rata-rata sebesar 1360 Wm-2.
Sedangkan radiasi surya yang sampai di permukaan bumi (daratan atau lautan) hanya sekitar setengah dari yang diterima di puncak atmosfer, karena sebagian diserap dan
dipantulkan kembali ke angkasa luar oleh atmosfer khususnya oleh awan. Rata-rata 30% radiasi surya yang sampai di bumi dipantukan kembali ke angkasa luar.
2.K
ARAKTERISK
R
ADIASI
S
URYA
DAN
B
UMI
Setiap benda di alam yang bersuhu permukaan lebih besar dari 0˚K (atau -273˚C) memancarkan radiasi yang berbanding lurus dengan pangkat empat suhu permukaannya (Hukum Stefan-Boltzman).
Pancaran radiasi dapat dijabarkan sbb : F = ε.σ.Ts4
F = pancaran radiasi (Wm-2)
ε = emisivitas permukaan, bernilai 1.0 untuk benda hitam, utk benda-benda alam berkisar 0.9 – 1.0.
σ = tetapan Stefan-Boltzman (5,67 . 10-8Wm-2)
2.K
ARAKTERISK
R
ADIASI
S
URYA
DAN
B
UMI
Berdasarkan persamaan diatas, semakin tinggi suhu permukaan (Ts) maka pancaran radiasinya semakin besar. Sebaliknya, Hukum Wien
menyatakan bahwa panjang gelombang pada energi maksimum (λm) makin pendek bila suhu permukaan lebih tinggi, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
λm = 2897/Ts
λmdalamμm dan Ts dalam K
2.K
ARAKTERISK
R
ADIASI
S
URYA
DAN
B
UMI
Karena sebaran energi radiasi menurut panjang gelombang sekitarλm, maka secara umum dapat dikatakan bahwa panjang gelombang semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi tersebut lebih tinggi.
Matahari dengan suhu permukaan sebesar 6000˚K, radiasinya mempunyai kisaran panjang gelombang antara 0,3 – 0,4 μm. Sebagai
2.K
ARAKTERISK
R
ADIASI
S
URYA
DAN
B
UMI
Karena panjang gelombang radiasi surya relatif pendek dibandingkan benda-benda alam lainnya, radiasi surya disebut dengan radiasi gelombang pendek. Sebaliknya radiasi bumi atau benda-benda yang ada di bumi disebut dengan radiasi gelombang panjang.
3. P
ENERIMAAN
R
ADIASI
S
URYA
D
I
P
ERMUKAAN
B
UMI
Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat bervariasi menurut tempat dan waktu.
Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima.
Menurut waktu, perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore hari) maupun secara musiman (dari hari ke hari).
A. J
ARAK ANTARA MATAHARI DAN BUMIBumi mengelilingi matahari (revolusi) dengan lintasan yang berbentuk elips.
Jarak antara matahari dan bumi terdekat terjadi tanggal 5 Juli (aphelion) dan terjauh pada
tanggal 3-5 Januari (perihelion).
Satu revolusi bumi memerlukan waktu satu tahun atau 365 hari.
Namun karena matahari juga bergerak mengelilingi bintang yang lebih besar, bumi tidak kembali ke titik awalnya setelah mengelilingi matahari selama setahun.
A. J
ARAK ANTARA MATAHARI DAN BUMIOleh sebab itu setiap empat tahun diadakan penyesuaian waktu/tanggal dari 28 hari menjadi 29 hari pada bulan Februari yang dikenal
dengan tahun kabisat.
Perbedaan jarak antara matahari dan bumi menyebabkan perbedaankerapatan fluks(Wm-2,
kadang-kadang disebutintensitas) radiasi surya yang sampai di permukaan bumi
Pada jarak matahari-bumi yang berbeda (R1dan R2) maka kerapatan fluks radiasi surya yg
A. J
ARAK ANTARA MATAHARI DAN BUMIPersamaan berikut menjelaskan bahwa jumlah energi radiasi yang dipancarkan oleh permukaan matahari yang dihitung dari berbagai jarak akan selalu sama, yaitu merupakan hasil kali antara kerapatan fluks dengan luas total yang
menerimanya (4πR2= luas bola).
4πR12. Q
1= 4πR22. Q2
Maka, Q2= Q1. (R1/R2)2yang menunjukkan
bahwa pengaruh perbedaan jarak matahari-bumi cukup mempengaruhi penerimaan radiasi surya di bumi
A. J
ARAK ANTARA MATAHARI DAN BUMIPada jarak rata-rata antara matahari dan bumi selama setahun, radiasi surya yg datang tegak lurus di permukaan bumi disebut dengan ‘tetapan surya’ (solar constant).
Nilai tetapan surya adalah 1360 Wm-2, dengan
B. P
ANJANG HARI DAN SUDUT DATANGSeandainya tidak ada atmosfer maka perbedaan radiasi surya di permukaan bumi pada suatu waktu tertentu disebabkan oleh sudut datang matahari.
Perbedaan tempat menurut letak lintang (latitude) di samping menyebabkan perbedaan penerimaan kerapatan fluks radiasi surya, juga menyebabkan perbedaan periode penerimaannya yang disebut panjang hari.
Kutub utara dan selatan akan mengalami
panjang hari 24 jam (siang terus menerus) dan 0 jam (malam terus menerus) masing-masing selama enam bulan dalam setahun.
B. P
ANJANG HARI DAN SUDUT DATANGSudut datang radiasi surya dan panjang hari tersebut dapat dihitung dengan rumus berikut: cos z = sin Фsin δ+ cosФcosδcos h
z = sudut antara garis normal dengan sinar datang (zenith angle)
Ф = letak lintang (˚)
h = sudut waktu (24 jam = 360˚)
B. P
ANJANG HARI DAN SUDUT DATANGNo adalah nomor hari dalam setahun, misalnya No = 1 pada tanggal 1 Januari dan No = 32 pada tanggal 1 Pebruari.
Pada saat matahari terbit atau terbenam, maka z = 90˚ dan sudut waktu h setara denga setengah panjang hari. Bila sudut waktu setengah panjang hari tersebut dilambangkan dengan H, maka : cos 90˚ = 0 = sin Фsin δ+ cosФcosδcos H atau :
cos H = - tgФtgδ H = - tg-1Фtg-1δ
B. P
ANJANG HARI DAN SUDUT DATANGPanjang hari (N) selajutnya dapat dihitung dengan mengkonversikan 2H dari satuan sudut (˚) ke satuan waktu (jam) sebagai berikut : N = 2H (24/360) jam
Bila jarak matahari-bumi dianggap tetap sebesar nilai rata-ratanya, maka radiasi yang sampai di puncak atmosfer yang disebut radiasi Angot (QA) dapat diduga dari :
QA= Qs0cos z
B. P
ANJANG HARI DAN SUDUT DATANG Namun karena jarak matahari-bumi tidak konstan, maka radiasi Angot adalah :
QA= Qs0(R’/R)2cos z = Q
A’ (R’/R)2
R’ = jarak rata-rata antara matahari-bumi
R = jarak matahari-bumi sebenarnya pada waktu tertentu
Berdasarkan persamaan diatas, maka pada hari cerah radiasi surya yang sampai di permukaan bumi pada letak lintang dan waktu yang berbeda dapat didekati dengan : Qs’ = τQA
Qs’ = radiasi surya di permukaan bumi pada hari cerah (Wm-2)
τ= transparansi atau keadaan optik atmosfer, berkisar 0,6-0,9
C. P
ENGARUH ATMOSFER BUMIPada waktu radiasi surya memasuki sistem atmosfer menuju permukaan bumi (daratan dan lautan), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas aerosol, serta awan yang ada di atmosfer.
Sebagian radiasi akan dipantulkan kembali ke angkasa luar, sebagian akan diserap dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi berupa radiasi langsung (direct) maupun radiasi baur (diffuse).
C. P
ENGARUH ATMOSFER BUMIJumlah kedua bentuk radiasi ini dikenal dengan ‘radiasi global’.
Alat pengukur radiasi surya yang terpasang pada stasiun-stasiun klimatologi (solarimeter atau radiometer) mengukur radiasi global.
Jumlah radiasi yang dipantulkan kembali ke angkasa luar oleh permukaan bumi dan atmosfer sekitar 30%. Sebesar 20% diserap oleh gas-gas atmosfer dan awan. Sisanya sebesar 50%
diteruskan ke permukaan bumi dan diserap oleh permukaan daratan dan lautan.
C. P
ENGARUH ATMOSFER BUMIEnergi yang diserap permukaan daratan dan lautan ini selanjutnya akan digunakan untuk pemanasan udara, laut dan tanah, untuk penguapan serta sebagian kecil untuk proses fotosintesis (kurang dari 5% radiasi datang)
C. P
ENGARUH ATMOSFER BUMIAlat pengukur lama penyinaran yang umum digunakan adalahCampbell Stokes.
Bila pada suatu stasiun klimatologi tidak terdapat alat pengukur radiasi surya
(solarimeter), radiasi surya (Qs) dapat diduga dari data lama penyinaran (n) sebagai berikut : Qs/QA= a + b n/N
n = lama penyinaran (jam) N = panjang hari (jam)
a dan b = konstanta yang tergantung dari keadaan daerah
C. P
ENGARUH ATMOSFER BUMI Rumus tersebut diatas hanya disarankan untuk menduga
radiasi surya bulanan. Ketepatan pendugaan Qs dengan metode ini akan berkurang bila periode yang digunakan lebih pendek, misalnya mingguan atau harian.
Perlu diperhatikan satuan radiasi surya sesaat (kerapatan fluks) adalah Wm-2, sedangkan dalam bentuk kumulatif
(misalnya dalam sehari, seminggu atau sebulan) adalah MJ m-2.
Radiasi kumulatif merupakan hasil penjumlahan (integral) dari radiasi sesaat. Sebagai contoh, pada tanggal 17
Agustus 1993 kerapatan fluks radiasi surya tertinggi di Bogor terjadi pada pukul 12.00 WIB sebesar 1000 Wm-2
4. N
ERACAE
NERGIP
ADAP
ERMUKAANB
UMISecara umum neraca energi pada suatu permukaan bumi dapat dituliskan sebagai berikut :
Qn = Qs+ Q1– Qs – Q1 Qn = radiasi netto (Wm-2)
Qsdan Qs = radiasi surya yg datang dan keluar (Wm-2)
Q1dan Q1 = radiasi gelombang panjang yg datang dan keluar (Wm-2)
4. N
ERACAE
NERGIP
ADAP
ERMUKAANB
UMINisbah antara radiasi gelombang pendek (radiasi surya) yang dipantulkan dengan yg datang
disebutalbedopermukaan tsb. Untuk gelombang panjang, karena permukaan juga memancarkan radiasi gelombang panjang maka sulit untuk membedakan antara radiasi pantulan dgn yg dipancarkan oleh permukaan tsb.
Di atmosfer, uap air dan CO2adalah penyerap radiasi gelombang panjang yang utama.
4. N
ERACAE
NERGIP
ADAP
ERMUKAANB
UMIFenomena ini dikenal dengan ‘pengaruh rumah kaca’ (green house effect), seperti naiknya suhu udara yg terjadi dalam rumah kaca.
Dalam rumah kaca, radiasi surya mampu
menembus atap kaca karena energinya yg besar, sedangkan radiasi gelombang panjang dari
dalam rumah kaca tidak mampu menembus atap kaca sehingga terjadi penimbunan energi yang berlebihan di dalam rumah kaca tsb yg
mengakibatkan kenaikan suhu udara.
Di atmosfer, gar-gas rumah kaca (uap air, CO2
danmethane) dapat dianalogikan dgn atap kaca.
4. N
ERACAE
NERGIP
ADAP
ERMUKAANB
UMISeperti telah disinggung di awal, yang dikhawatirkan dewasa ini adalah terjadinya peningkatan gas-gas CO2dan methane secara terus menerus akibat ulah manusia yg dapat menyebabkan pemanasan global di bumi.
Jumlah radiasi gelombang panjang yang keluar dari suatu permukaan dapat diduga dengan rumus Brunt (1932) yg diturunkan dari Hukum Stefan-Boltzman, kelembaban udara (ea) dan
4. N
ERACAE
NERGIP
ADAP
ERMUKAANB
UMIQ1= σT4(0,56 – 0,079 ea0,5) (0,1 + 0,9 n/N)
Dengan :
Q1 = radiasi gelombang panjang dari suatu permukaan bumi (Wm-2)
T = suhu udara (K)
ea = tekanan uap air di udara (mb)
4. N
ERACAE
NERGIP
ADAP
ERMUKAANB
UMIBila radiasi gelombang panjang yg datang jauh lebih kecil dibandingkan pancaran yg keluar (Q1 = Q1 – Q1), sedangkan albedo permukaan
sebesarα, maka persamaan neraca energi di atas dapat ditulis sebagai :
Qn = Qs(1 -α) – Q1
dengan :
Qs = radiasi surya datang yg terukur dgn solarimeter (Wm-2)
4. N
ERACAE
NERGIP
ADAP
ERMUKAANB
UMIRadiasi surya (Qs) bernilai nol pada malam hari, sehingga radiasi netto (Qn) bernilai positif. Radiasi netto yg positif ini akan digunakan untuk memanaskan udara (H), penguapan (λE), pemanasan tanah/lautan (G) dan kurang dari 5% untuk fotosintesis.
Qn = H + λE + G + P