Modul 7
Untuk Meningkatkan
Ketahanan dan Kehati-hatian Keluarga
Untuk Para Calon Suami, Calon Istri, Suami atau Istri
di Perkotaan
Oleh
Khoiril Arief Saleh
Penerapan Pengetahuan Gaya Perilaku Manusia Untuk
Mengurangi Penurunan Kerukunan Suami-Istri
Oleh : Khoiril Arief Saleh
Jl. Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411
Telah diketahui bahwa untuk mencegah turunnya kerukunan keluarga para suami harus memprioritaskan kewajiban terhadap istrinya dan para istri harus memprioritaskan kewajiban terhadap suaminya. Setelah itu suami dan istri harus melakukan kewajiban bersamanya.Untuk menunjang kelancaran hubungan suami-istri sangat tepat bila masing-masing memahami gaya perilaku pasangannya. Tulisan ini menyajikan tentang pemahaman gaya perilaku beserta penerapannya pada hubungan suami-istri. Diharapkan dari pendekatan ini dapat mengetahui lebih detil bagaimana mengatasi penurunan kerukunan keluarga.
Menurut para ahli, gaya perilaku orang (suami atau istri) dapat digolongkan menjadi empat tipe yang saling berbeda. Tipe-tipe gaya perilaku tersebut kadang-kadang benar-benar terlihat menyolok kadang-kadang terlihat samar-samar. Meskipun demikian sangat perlu diketahui sebagai salah satu pertimbangan dalam melaksanakan roda keluarga agar tidak terjadi penurunan kerukunan keluarga. Gaya perilaku ini dapat dikenali dari tindakan kita sehari-hari atau dilakukan tes khusus untuk mengetahuinya. Tipe-tipe gaya perilaku tersebut adalah :
2 Gaya perilaku orang tipe D (“dominance”) 3 Gaya perilaku orang tipe I (“influence”) 4 Gaya perilaku orang tipe S (“steadiness”) 5 Gaya perilaku orang tipe C (“complience”)
Keempat gaya perilaku tersebut dijelaskan dalam uraian berikut.
Gaya perilaku orang tipe D (“dominance”) adalah gaya perilaku yang berfokus untuk
membentuk lingkungan dengan cara “mengalahkan”. Suami atau istri dengan gaya perilaku ini mempunyai kecenderungan sebagai berikut :
6 Mengutamakan hasil
Menerima tantangan
Cepat mengambil keputusan Mementingkan logika Berkuasa
Cepat bosan Kurang sabar Lugas
Mereka menginginkan kondisi lingkungan yang cenderung dapat melakukan tindakan atas dasar:
Kekuatan dan kekuasaan Prestasi dan tantangan
Kesempatan untuk keberhasilan individu Jawaban yang langsung
Gaya perilaku orang tipe I (“influence”) atau (mempengaruhi orang lain) adalah gaya perilaku yang berfokus untuk membentuk lingkungan dengan cara berusaha mempengaruhi orang lain. Suami atau istri dengan gaya perilaku ini mempunyai kecenderungan sebagai berikut : 7 Menjadi penghubung
Mereka menginginkan kondisi lingkungan yang cenderung dapat melakukan tindakan atas dasar:
Pengakuan dan popularitas
Kebebasan mengungkapkan perasaan
Aktivitas di luar “ruang lingkup” yang telah ada Hubungan yang demokratis
Kesempatan untuk memberi “coaching & counselling
Gaya perilaku orang tipe S (“steadiness”) adalah gaya perilaku yang berfokus untuk bekerja sama dengan orang lain untuk melaksanakan sesuatu. Suami atau istri dengan gaya perilaku ini mempunyai kecenderungan sebagai berikut :
Mereka menginginkan kondisi lingkungan yang cenderung dapat melakukan tindakan atas dasar:
Situasi yang aman Apresiasi yang tulus Pola kerja yang jelas Tenang
Tidak banyak berubah kecuali memang perlu Waktu bukan hal yang utama
Lingkungan yang akrab dan hangat
Gaya perilaku orang tipe C (“complience”) adalah gaya perilaku yang berfokus untuk
memastikan pekerjaan memenuhi standar kualitas. Suami atau istri dengan gaya perilaku ini mempunyai kecenderungan sebagai berikut :
Mereka menginginkan kondisi lingkungan yang cenderung dapat melakukan tindakan atas dasar:
Standar dan prosedur yang jelas Kelompok kerja yang terbuka Atasan yang terbuka
10 Suasana suportif
Tipe gaya perilaku tersebut merupakan bagian dari fitrah manusia meskipun pada perkembangannya dapat berubah karena lingkungannya. Uraian diatas menjelaskan kondisi sebenarnya tipe-tipe gaya perilaku suami atau istri. Dalam kehidupan sehari-hari tentunya gaya peri laku suami atau istri tersebut tidak akan tampak jelas seperti hal-hal yang telah di jelaskan diatas. Orang lain akan memberi kesan atau pandangan yang hampir sama dengan tipe-tipe gaya perilaku seorang suami atau seorang istri tersebut ( yang dimaksud orang lain dapat diartikan suami melihat gaya perilaku istrinya atau istri melihat gaya prilaku suaminya).
1. Bagaimanakah Orang Lain Melihat Kelemahan Anda ?
Berikut ini dijelaskan pendapat atau kesan orang lain dalam menilai gaya dan perilaku anda, terlepas anda sebagai seorang suami ataupun sebagai seorang istri. Bila anda tergolong tipe D, orang lain memandang anda mempunyai kecenderungan berperilaku negatif sebagai berikut :
Kasar Agresif Dominan Keras
Mau menang
Meskipun demikian anda akan dinilai sebagian orang sebagai seorang yang berperilaku positif karena terlihat cepat menentukan, mandiri, efisien, praktis, lugas dan kukuh.
Bila anda tergolong tipe I, orang lain memandang anda mempunyai kecenderungan berperilaku negatif sebagai berikut :
Mudah tergantung Egois
Bereaksi “Manipulatif” Cerewet
Meskipun demikian anda akan dinilai sebagian orang sebagai seorang yang berperilaku positif karena terlihat “stimulus”, antusias, dramatis, ramah dan perhatian pada individu.
Bila anda tergolong tipe S, orang lain memandang anda mempunyai kecenderungan berperilaku negatif sebagai berikut :
“Mudah sesuai” (mungkin mudah mengikut) Aneh
Sangat tergantung Lambat
Malu-malu
Tidak punya pendapat
Meskipun demikian anda akan dinilai sebagian orang sebagai seorang yang berperilaku positif karena terlihat suportif, menurut, dapat dipercaya, dapat diandalkan dan menyenangkan.
Kritis (suka mengkomplain) Kaku
Bimbang “Moralis” Pilih-pilih
Meskipun demikian anda akan dinilai sebagian orang sebagai seorang yang berperilaku positif karena terlihat teliti, gigih, tertib, serius, rajin dan tekun.
Dapat dimengerti bahwa kesan negatif dapat mengganggu, bahkan merusak kerukunan keluarga. Untuk menguranginya, suami atau istri yang bergaya peri laku D, I, S atau C dianjurkan membaca, menelaah dan mengamalkan aturan-aturan manual manusia yang bersangkutan, dengan dosis yang memadai. Penjelasan lebih lanjut disajikan di sub bagian ketiga. Dalam sub bagian tersebut akan dijelaskan bagaimana suami atau istri yang bergaya peri laku D, I, S atau C harus belajar mawas diri. Dengan diketahuinya hal-hal tersebut diatas diharapkan suami atau istri dapat mengukur dirinya sendiri, mengukur diri suaminya atau istrinya, kemudian melatih diri sendiri dan memposisikan dirinya terhadap suaminya atau istrinya untuk menciptakan kerukunan keluarga.
2. Bagaimana Anda Menyikapi Istri Atau Suami
Bila istri atau suami atau anak anda tergolong tipe D, anda harus mengerti bahwa untukmencapai suatu prestasi yang baik suami atau istri atau anak anda memerlukan orang yang dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
Menimbang keuntungan dan kerugian Memperhitungkan segala resiko Hati-hati
Memperhatikan kebutuhan orang lain Sabar
Punya rasa humor Luwes
Bila istri atau suami atau anak anda tergolong tipe I, anda harus mengerti bahwa untuk mencapai suatu prestasi yang baik suami atau istri atau anak anda memerlukan orang yang dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
Memusatkan perhatian pada tugas Berbicara tegas dan lugas
Teliti Tekun Sabar
Cepat mengambil keputusan Memberi batas waktu
Bila istri atau suami atau anak anda tergolong tipe S, anda harus mengerti bahwa untuk mencapai suatu prestasi yang baik suami atau istri atau anak anda memerlukan orang yang dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
Cepat bereaksi terhadap perubahan Mendorong untuk maju
Memberi tekanan pada hasil Memberi batasan pada waktu
Mendesak untuk mengambil keputusan Memberi tantangan
Bila istri atau suami atau anak anda tergolong tipe C, anda harus mengerti bahwa untuk mencapai suatu prestasi yang baik suami atau istri atau anak anda memerlukan orang yang dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
Membuat keputusan dengan cepat Luwes
Punya rasa humor Santai
Pemicu ide
3. Apa Yang Harus Anda Lakukan ?
Untuk mengurangi kesan negatif pada masing-masing tipe gaya perilaku, telah disajikan alat yang sangat handal, yaitu manual manusia (Al-Quran dan Hadis). Sebenarnya aturan-aturan tersebut dilengkapi dengan petunjuk cara pemakaiannya, tetapi pada zaman sekarang yang berjarak sangat jauh dari zaman kehidupan Rasulullah telah melupakan petunjuk-petunjuk tersebut. Misalnya suatu aturan agar menolong orang-orang miskin, anak yatim dan seterusnya, ditujukan pada orang-orang mampu, bukan ditujukan pada orang-orang miskin. Perintah bersikap tegas tentunya lebih ditujukan kepada orang-orang yang berhati bimbang, demikian seterusnya. Dalam hal ini penulis menekankan pentingnya dosis menghapal dan latihan melaksanakan aturan-aturan manual manusia. Demikian juga dalam menerapkan manual manusia untuk mengurangi kesan negatif dari tipe-tipe gaya perilaku orang; harus menggunakan dosis yang sesuai. Para pemilik tipe gaya perilaku harus dapat menentukan dosisnya sendiri-sendiri. Misalnya Orang tipe D lebih menambah frekuensi dalam mengusahakan penerapan perintah sabar dibanding orang tipe S. Mengapa demikian ?. Karena orang S akan dengan sendirinya melakukan perintah sabar tanpa dilatih. Hal tersebut harus benar-benar dicermati, karena dosis latihan yang salah tidak akan banyak mengurangi kesan negatif tersebut.
Berikut ini disajikan beberapa saran penekanan penggunaan manual manusia (Al-Quran dan Hadis) untuk mengurangi kesan negatif dari masing-masing tipe gaya perilaku suami maupun istri.
3.1. Bila anda termasuk memiliki tipe gaya perilaku dominan (D)
Sebagai seorang istri harus memperhatikan benar-benar Al-Quran surat 4 ayat 34 yang artinya sebagai berikut: "Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)...". Kalau anda ingin mengatur atau memdominasi keluarga, ingatlah bahwa apapun yang terjadi istri bukanlah pimpinan keluarga. Allah telah menetapkan demikian. Selain Al-Quran, hadis-hadis berikut juga memberi peringatan pada istri-istri berperilaku dominan (D). Hadis-hadis tersebut antara lain sebagai berikut :
Sabda Rasulullah "Seandainya aku perintahkan seseorang (hamba) bersujud kepada
sesorang (hamba) yang lain, maka (yang paling dahulu) aku perintahkan adalah wanita (para istri) bersujud kepada suaminya" (hadis riwayat Tirmidzi).
Seorang perempuan datang menghadap kepada Rasulullah, dia berkata "ya Rasulullah, saya
ini utusan kaum wanita untuk menghadap tuan. Ada jihad yang diwajibkan pada kaum lelaki, apabila mereka menang, mereka akan mendapat pahala, kalau mereka terbunuh mereka akan tetap hidup di sisi Tuhannya, mereka tetap mendapat rizki. Sedang kami kaum wanita, kamilah yang memelihara mereka, kami akan memperoleh apa ?". Rasulullah menjawab "sampaikan pada kaum wanita yang kamu temui bahwa taat kepada suami, memenuhi hak-hak suami sama pahalanya dengan jihad, tetapi sedikit sekali diantara kalian yang melakukannya" (dari Ibnu Abbas, hadis riwayat Ahmad dan Tabrani)
Apabila seorang perempuan shalat lima waktu, berpuasa sebulan, menjaga kehormatannya,
taat pada suaminya maka akan diserukan kepada mereka : masuklah kesurga dari pintu mana saja yang kamu suka. (hadis riwayat Ahmad dan Tabrani).
Sabda Rasullulah "sebaik-baik istri ialah jika kamu memandangnya, maka kamu akan
terhibur, jika kamu suruh ia akan menurut dangan patuh, jika kamu bersumpah agar melakukan sesuatu maka dipenuhinya dengan baik dan jika kamu bepergian dijaganya dirinya dan harta bendamu". (hadis riwayat Nasa'i dan lain-lain)
Sabda Rasullulah "Apabila seorang (suami) memanggil istrinya ketempat tidurnya, tetapi ia
enggan datang, lalu ia bermalam dengan marah, niscaya ia dilaknat oleh malaikat sampai pagi".(Mutafaq 'alaihi)
Sabda Rasulullah saw. : "Tidak boleh perempuan menolak (permintaan) suami untuk
bercampur walaupun dia berada di atas pelana unta. Dan tidak boleh perempuan berpuasa seharipun kecuali dengan izin suaminya. Apabila dia tetap menjalankan puasanya, berdosa dia dan tidak diterima puasanya". (hadis riwayat Baihaqi dari Ibnu Umar r.a.).
Dari Ibnu Umar, katanya : Rasulullah saw. bersabda : “Allah melaknat wanita yang
menunda-nunda, yaitu seorang istri yang ketika diajak suaminya ketempat tidurnya menjawab nanti dulu hingga suaminya tertidur sendirian” (hadis riwayat Khatib).
Dari Abu Hurairah, katanya : Rasulullah saw. bersabda : “…Bila seorang istri semalaman
tidur berpisah dari ranjang suaminya, maka malaikat melaknatnya sampai shubuh” (hadis riwayat Bukhari).
Dari Ibnu Abas, Rasulullah bersabda : “Tiga golongan yang shalatnya tidak akan melebihi
sejengkal diatas kepalanya, yaitu seorang laki-laki yang mengimami shalat suatu kaum, tetapi kaum itu sendiri tidak senang kepadanya, seorang wanita yang semalaman tidur sendirian sedang suaminya marah kepadanya, dan dua orang yang saling bermusuhan”
(hadis riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Sabda Rasulullah : "Tidak akan berjaya suatu kaum yang dikuasai sepenuhnya oleh wanita".
Semua hadis tersebut diatas memperingatkan agar para istri yang berperilaku dominan (D) dapat melakukan kewajibannya kepada suaminya terutama kewajiban “taat, patuh dan melanyani suami sebaik-baiknya”. Hal ini sangat penting diingat oleh kaum istri berperilaku dominan. Selain itu masih banyak sabda-sabda Rasulullah yang memerintahkan atau mengarahkan agar istri taat, patuh dan melayani suaminya dengan baik, antara lain yang ditulis oleh Ibrahim Amini dalam bukunya Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami-Istri, sebagai berikut:
Bila seorang wanita meninggal dunia dan suaminya dalam keadaan senang kepadanya, maka
ia masuk surga.
Bila seorang wanita tidak melakukan tugasnya sebagai istri, ia belum menjalankan tugasnya
terhadap Allah.
Wanita yang tidak cocok dengan suaminya, berarti dia tidak menerima karunia Allah. Dan
bila dia bersikap kasar terhadap suaminya dengan menuntut lebih banyak dari pada yang mampu diberikan suaminya, maka shalatnya tidak diterima oleh Allah dan Dia akan marah kepadanya.
Istri yang mau menerima sifat pemarah suaminya, akan diberi ganjaran oleh Allah dengan
ganjaran yang sama seperti yang diberikan kepada Asiyah binti Zhahim (istri Fir'aun).
Sebagai seorang suami berperilaku dominan (D), hendaklah lebih memperhatikan aturan-aturan dalam Al-Quran sebagai berikut: "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak" (QS. 4:19). Tidak boleh seorang suami (pemimpin) memberi beban diluar kemampuan istri (yang dipimpinnya). Hal tersebut diisyaratkan pada Al-Quran dalam surat 2 ayat 233. Arti dari sebagian ayat tersebut adalah sebagai berikut: “....Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya…”. Selain itu dalam memimpin istri kadang-kadang diperlukan suatu kerendahan hati. Perintah tersebut dijelaskan sebagai berikut “dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”.(QS. 26:215) Salah satu titik lemah tipe suami ini adalah kurang bisa menyelami pentingnya menyesuaikan pendidikan, latar belakang, lingkungan dan fitrah istrinya yang sangat menentukan kadar kesanggupannya. Oleh sebab itu maka para suami berperilaku dominan (D) harus benar-benar mengingat ayat-ayat Al-Quran tersebut diatas. Selain Al-Quran, hadis-hadis berikut juga sangat penting bagi seorang suami bertipe D, yaitu :
Rasulullah bersabda: "Engkau memberi makan dia apabila engkau makan, dan engkau beri
pakaian kepadanya bila engkau berpakaian, dan jangan engkau pukul mukanya dan jangan engkau jelekkan dia dan jangan engkau jauhi melainkan di dalam rumah". (hadis riwayat Ahmad, Abu Daud, Nasa'i dan yang lainnya)
Rasulullah bersabda : “Terimalah pesanku agar kalian berbuat baik pada para wanita.
Karena sesungguhnya wanita itu tercipta dari tulang rusuk yang paling bengkok, yang paling atas; apabila kamu berusaha meluruskannya, berarti kamu akan mematahkannya. Dan jika kamu membiarkannya, niscaya dia akan tetap bengkok. Oleh sebab itu terimalah pesanku untuk berbuat baik kepada wanita”. (Bukhari dan Muslim).
Berikut ini dijelaskan agar baik suami bertipe D ataupun istri bertipe D dapat menjalankan kewajiban bersamanya (kewajiban suami-istri). Dalam hal menjaga kerukunan keluarga, tidak perduli pasangannya bertipe apa tetapi bagi suami atau istri yang berbergaya perilaku dominan hendaknya benar-benar memperhatikan aturan-aturan Al-Quran berikut:
Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu memaklumkan:"Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. 14:7)
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. 31:17)
... apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (QS. 3:159)
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu…(QS. 3:159)
… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. 5:2)
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. 3:134)
Bersyukur, bersabar, bertawakal, berlaku lemah lembut, tidak bersikap keras serta berhati kasar, bermusyawarah, tolong-menolong dan mudah memaafkan merupakan hal-hal penting yang benar-benar harus dihafal dan dilatih pada suami ataupun istri yang berperilaku dominan (D).
Gaya perilaku orang tipe I yang tampak menyolok negatif adalah egois, cerewet “manipulatif” dan mudah bereaksi. Gaya perilaku ini kadang-kadang lupa akan rahasia-rahasia yang harus disembunyikannya. Untuk menguranginya kenegatifan tersebut (dalam hal menjaga kerukunan keluarga), maka istri bertipe ini harus mengingat benar-benar sabda Rasulullah sebagai berikut:
"Setiap wanita yang tidak cocok dengan suaminya dan membujuknya agar berbuat sesuatu diluar kemampuannya, maka amal-amalnya tidak akan diterima oleh Allah. Ia akan merasakan kemurkaan Allah di hari kebangkitan".
Baik suami ataupun istri bertipe I harus benar-benar mengkonsentrasikan pengamalan aturan-aturan manual manusia berikut ini. Rasulullah bersabda : "sejelek-jelek manusia di-sisi Allah pada hari Qiyamat ialah seorang bersendirian (membuka rahasia) dengan perempuan dan ia (suami) buka rahasia istrinya". (hadis riwayat Muslim). Dalam hadis lain juga dikatakan hal yang sama, yaitu : "Dari sebesar-besar marah disisi Allah pada hari Qiamat, ialah seorang laki-laki menerangkan rahasia kepada istrinya dan begitu pula istri kepada suami, kemudian (suami-istri) menyiarkan rahasia itu". (hadis riwayat Muslim) Hadis ini harus menjadi slogan bagi mereka-mereka yang bertipe perilaku I. Hadis ini akan mencegah seorang suami atau istri bertipe gaya perilaku I untuk membuka rahasia, hal ini penting diingat karena mereka kadang-kadang lupa bila telah berbicara, lupa bila telah berceritera.
Seperti halnya suami atau istri bertipe D, suami atau istri bertipe I juga sangat perlu memokuskan diri pada ayat-ayat yang mengharuskan berbuat sabar, tawakal, syukur dan musyawarah.
3.3. Bila anda termasuk memiliki tipe gaya perilaku “steadiness”(S)
Berbahagialah anda baik sebagai seorang suami atau istri yang bertipe gaya perilaku S, gaya perilaku S sangat mendukung dalam menggalang kerukunan keluarga. Meskipun demikian tipe gaya perilaku ini dipandang negatif oleh orang lain karena dianggap “mudah sesuai” (mungkin dianggap mudah mengikut), aneh, sangat tergantung, lambat, malu-malu dan tidak punya pendapat. Diantara hal-hal negatif tersebut yang dianggap relatif sangat negatif adalah lambat dan tidak punya pendapat; dalam kondisi ekstrim bisa dikatakan “munafik” meskipun sebenarnya tidak munafik. Untuk menguranginya, baik suami ataupun istri yang bertipe gaya prilaku I harus benar-benar mengingat, menghayati dan mengamalkan ayat-ayat berikut ini :
Agar dapat bertindak cepat dan menghargai waktu, diharuskan mengamalkan Al-Quran yang
benar-benar menghargai waktu, yaitu surat 103 ayat 1: “Demi masa”.Ini sangat penting bagi orang-orang bertipe S karena biasanya saking takutnya menyinggung perasaan orang lain, mereka selalu menunda, mengulur waktu atau lupa waktu untuk mengambil suatu keputusan. Didalam aturan agama kadang-kadang suatu menemui masalah yang sangat memerlukan ketegasan yang harus cepat diputuskan. Oleh sebab itu untuk menjaga kerukunan keluarga maka orang-orang bertipe perilaku S ini harus selalu mengingat ayat tersebut diatas.
Abdullah Ibn Amir menerangkan bahwa Rasulullah bersabda :”Ada empat perkara; barang
3.4. Bila anda termasuk memiliki tipe gaya perilaku “complence”(C)
Tipe gaya perilaku C dipandang orang negatif karena dianggap kritis (suka mengkomplain, membetulkan), kaku, bimbang, “moralis” dan pilih-pilih. Diantara hal-hal yang diaggap paling negatif adalah kaku dan suka mengkomplain. Mengkomplin adalah pekerjaan yang baik, karena bertujuan untuk meluruskan sesuatu pada tatanannya, masalahnya difinisi tatanan yang dianggap baik ini relatif. Terlalu banyak komplin bisa menimbulkan salah pengertian. Terlalu banyak komplain menyebabkan citra “kurang bisa berterima kasih”, mungkin bisa dianggap “kurang bisa berterima kasih” atas pemberian atau hasil karya suaminya atau istrinya. Mereka selalu berorientasi sesuatu yang berkualitas tinggi.
Para istri bertipe gaya perilaku C hendaknya benar-benar menghayati sabda-sabda Rasulullah sebagai berikut:
Shalat seorang wanita yang mengganggu suaminya dengan lidahnya, tidak diterima oleh
Allah, walau dia berpuasa setiap hari, bangun untuk melakukan shalat diwaktu malam, membebaskan beberapa budak dan membelanjakan uangnya di jalan Allah. Wanita dengan lidah busuk yang mengganggu suaminya dengan cara seperti ini adalah orang pertama yang akan memasuki neraka.
Wanita-wanita yang berada di surga berkata kepada perempuan-perempuan yang
menyalahkan suaminya dengan cara demikian: "Semoga Allah mencabut nyawamu. Jangan menyakiti suamimu. Suami itu bukan milikmu, dan kamu tidak pantas memilikinya. Ia akan segera meninggalkanmu dan akan datang kepada kami".
Setelah beriman kepada Allah, tidak ada karunia yang lebih besar dari pada mempunyai
kecocokan dengan pasangan hidupnya.
Wanita yang paling baik diantara istri-istrimu adalah yang menunjukkan penghargaan ketika
suaminya pulang membawa oleh-oleh dan yang tidak merasa kecewa bila suaminya tidak membawa apa-apa.
Wanita yang mengatakan bahwa ia belum pernah melihat sesuatu yang baik yang dibawanya
(dibawa suaminya), maka ia bukan lagi orang yang dapat dipercaya dan telah jauh dari ibadah shalatnya.
Barang siapa tidak berterima kasih kepada orang yang telah menolongnya, berarti dia tidak
bersyukur atas rahmat yang diberikan oleh Allah.
Untuk mengurangi hal tersebut (dalam hal menjaga kerukunan keluarga), hendaknya baik suami ataupun istri bertipe C harus lebih banyak mengkonsentrasikan pada aturan-aturan manual manusia sebagai berikut :
Makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan (QS. Al-A'raf ayat 31).
Rasulullah bersabda bahwa tidak ada yang lebih buruk pada manusia dari pada mencari
kesalahan orang lain dan mengabaikan kesalahan dirinya.
Rasulullah pernah bersabda bahwa banyak perempuan-perempuan di dalam neraka.
Perempuan-perempuan tersebut masuk keneraka bukan karena tidak solat, tidak puasa dan tidak bisa mengaji. Mereka rajin salat, rajin puasa, dan ahli mengaji tetapi tidak bersyukur atas suaminya.
Rasulullah memanggil istrinya dengan kata-kata yang manis, “istriku yang cantik, istriku
yang manis” dan sebagainya.
Rasulullah memberi pujian atas hasil karya istrinya apapun bentuknya, sangat enak
Biasanya dalam keluarga akan muncul masalah-masalah seperti contoh berikut : Suatu saat suami membelikan sesuatu pada istrinya yang berperilaku C, si istri tidak protes, tidak marah, dan senang akan pemberian tersebut tetapi hanya ngomong:”seandainya pemberian tersebut berupa ini atau itu, akan lebih bagus”. Omongan istri tersebut hanya didasarkan atas reflek perilakunya yang selalu mengutamakan mutu. Bila dilakukan sekali dua kali mungkin suami tidak akan berpikir macam-macam tetapi bila di lakukan berkali-kali, masalahnya menjadi lain. Hal tersebut dapat memicu menurunkan tingkat kerukunan keluarga. Maka tepatlah bila Allah telah membuat aturan untuk menghindarkan penurunan kerukunan keluarga melalui hadis yang telah diterangkan diatas.
3.5. Hal-hal lain perlu diperhatikan mereka yang bergaya perilaku D, I dan C
Nasehat-nasehat ini perlu diingat baik pada suami maupun istri yang bergaya perilaku D, I dan C. Nasehat tersebut terdapat dalam wasiat Luqman kepada puteranya. "Hai anakku jauhkanlah dirimu dari wanita-wanita yang berperangai buruk. Mereka akan membuatmu beruban sebelum waktunya. Jauhkanlah dirimu dari wanita-wanita jahat, karena mereka tidak akan mengajakmu kearah kebaikan. Dan tetaplah bersikap waspada walaupun terhadap yang baik diantara mereka". Nasehat tersebut penting bagi suami agar hati-hati dan penting pula pada istri agar tidak tergolong dalam golongan wanita yang berperangai buruk.