• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK TODDLER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK TODDLER"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SURYA

58

Vol.07, No.0

4

,

Des

ember 2014

PERAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA

PADA ANAK TODDLER

Lilis Maghfuroh, S.Kep., Ns,. M.Kes., Ati’ul impartina, S.ST., M.Kes., Progra Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan

Lilisahza99@gmail.com

Program Studi DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan atiul_impartina@yahoo.com

…………...……….…… …… .….ABSTRACT… … ... ………. …… ……

Language development is an essential for a toddler. Unfortunately, the parents don`t

realize the importance of it. Actually, it is a big problem for the toddler. So, it is needed the

affection and love by their parents in order to avoid the language disorder. Because of this

problem, stimulation is needed. Stimulation is an activity which stimulates and supports

basic language and to optimize the toddlers`development. The purpose of this research to

know the parents` stimulations to the toddlers language development. The research design

is pre experimental design ( one group pre-test post-test ). The samples are 30 toddler`s

parents and toddlers in Mayangkawis - Balen - Bojonegoro. The data taken from closed

questioner ( DDST II ) and observation sheets. The data collect used tabulation and

analyzed by Wilcoxon test founded P = 0,000, it means P < 0,05. The result shows the

influence of the parents stimulation to the toddlers` language development in

Mayangkawis - Balen - Bojonegoro.

Keywords: Stimulation, Parents, Language Development, Toddler

PENDAHULUAN. …

… .

Pembangunan kesehatan sebagai bagian

dari upaya membangun manusia seutuhnya

antara lain diselenggarakan melalui upaya

kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin

sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya

kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan

selama hamil hingga melahirkan, ditujukan

untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan

lahir dengan selamat

(intact survival)

.

Upaya kesehatan yang dilakukan sejak

anak masih di dalam kandungan sampai lima

tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk

mempertahankan

kelangsungan

hidupnya

sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak

agar mencapai tumbuh kembang optimal baik

fisik, mental, emosional maupun sosial serta

memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan

potensi

genetiknya

(Depkes

RI,

2007).

Stimulasi merupakan kegiatan merangsang

kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar

anak tumbuh dan berkembang secara optimal

(Depkes RI, 2007).

Anak usia

toddler

merupakan anak usia

12-36 bulan (1-3 tahun), pada periode ini anak

berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu

bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain

melalui kemarahan, penolakan dan tindakan

keras kepala. Ini merupakan periode yang

sangat penting untuk mencapai pertumbuhan

dan perkembangan intelektual secara optimal

(Perry, 2005).

(2)

SURYA

59

Vol.07, No.0

4

,

Des

ember 2014

Stimulasi

merupakan

kegiatan

merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6

tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara

optimal (Depkes RI, 2007). Stimulasi tersebut

dapat dilakukan oleh orang tua, anggota

keluarga atau orang dewasa lain di sekitar anak.

Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila

memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan

tahap-tahap

perkembangannya.

Mengingat

peranan ibu yang besar, maka pengetahuan ibu

tentang stimulasi dan perkembangan motorik

kasar anak sangat diperlukan (Soetjiningsih,

2004).

Kemampuan

bahasa

anak

harus

ditingkatkan dengan menjaga hubungan yang

sehat antara orang tua dan anak. Hubungan

yang sehat (penuh perhatian dan kasih sayang

dari orang tua) memfasilitasi perkembangan

bahasa anak, akan merangsang anak mencapai

perkembangan

yang

optimal

sedangkan

hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak

mengalami kesulitan atau keterlambatan dalam

perkembangan bahasanya. Semakin banyak

anak

didorong

untuk

berbicara

dengan

mengajaknya

berbicara

dan

didorong

menanggapinya, akan semakin awal mereka

belajar berbicara dan semakin baik kualitas

bicara (Yusuf, 2004).

Tujuan

penelitian

ini

adalah

Menganalisis Peran stimulasi orang tua

terhadap perkembangan bahasa pada anak

Toddler di desa Mayangkawis kecamatan Balen

kabupaten Bojonegoro.

Stimulasi adalah kegiatan merangsang

kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar

anak tumbuh dan berkembang secara optimal

(Depkes, 2007). Stimulasi adalah kegiatan

merangsang secara memadai kemampuan dasar

anak agar tumbuh dan berkembang optimal

sesuai potensi yang dimilikinya (Ali Muliadi,

2010). Perkembangan adalah bertambahnya

kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh

yang lebih kompleks dalam pola yang teratur

dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil

proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

organ-organ dan sistemnya yang terorgan-organisasi

(Nursalam,

2005).

Kemampuan

bahasa

merupakan

kombinasi

seluruh

sistem

perkembangan anak, kemampuan berbahasa

melibatkan kemampuan motorik, psikologis,

emosional dan perilaku (Widyastuti, 2008).

Ada

beberapa

faktor

yang

mempengaruhi stimulasi perkembangan anak

usia 0-3 tahun diantaranya: pengetahuan,

kebudayaan, sosial ekonomi, lingkungan dan

peran keluarga. Pengetahuan dan peran ibu

sangat bermanfaat bagi proses perkembangan

anak secara keseluruhan karena orang tua dapat

segera

mengenali

kelebihan

proses

perkembangan anaknya dan sedini mungkin

memberikan stimulasi pada tumbuh kembang

anak yang menyeluruh dalam aspek fisik,

mental, dan sosial (Nasrul Efendy, 2007).

Keluarga berperan dalam kesehatan

sebagai

unit pelayanan

karena

masalah

kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling

mempengaruhi antara sesama anggota keluarga

dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga

di sekitarnya. Faktor sosial ekonomi lebih

cenderung pada keluarga yang memiliki sosial

ekonomi yang lebih tinggi maka akan sering

membawa anaknya ke tempat pelayanan

kesehatan

untuk

lebih

mengetahui

perkembangan

anaknya.

Faktor

pengaruh

kebudayaan yang positif kemungkinan akan

mendorong kemampuan ibu dalam merawat

anaknya dan sebaliknya. Faktor lingkungan

dapat memberikan pengertian kepada keluarga

baik pengertian yang salah maupun yang benar

tentang perkembangan anak (Nasrul Efendy,

2007).

(3)

SURYA

60

Vol.07, No.0

4

,

Des

ember 2014

mempengaruhi

kesehatan

fisik

dan

psikologinya (Sunarwati, 2007). Kurangnya

stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan

tumbuh kembang anak, bahkan gangguan

menetap (Afria, 2011).

Orang tua harus selalu memberikan

rangsang atau stimulasi kepada anak dalam

semua aspek perkembangan baik motorik kasar

maupun halus, bahasa dan personal sosial.

Stimulasi ini harus diberikan secara rutin dan

berkesinambungan

dengan

kasih

sayang,

metode bermain dan lain-lain. Sehingga

perkembangan anak akan berjalan optimal.

Kurangnya stimulasi dari orang tua dapat

mengakibatkan keterlambatan perkembangan

anak, karena itu para orang tua atau pengasuh

harus diberi penjelasan cara-cara melakukan

stimulasi kepada anak-anak (Dinkes, 2009).

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada

kesempatan berinteraksi dengan bayi atau

balita, misalnya ketika memandikan, mengganti

popok,

menyusui,

menyuapi

makanan,

menggendong,

mengajak

berjalan-jalan,

bermain, menonton TV, di dalam kendaraan,

menjelang tidur (Soedjatmiko, 2012).

Aktivitas bermain merupakan salah satu

stimulus bagi perkembangan anak secara

optimal. Sekarang ini, banyak sekali dijual

bermacam-macam alat permainan. Apabila

orang tua tidak selektif dan kurang memahami

fungsinya, alat permainan yang dibelinya tidak

dapat berfungsi secara selektif. Alat permainan

hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin

dan usia anak sehingga dapat merangsang

perkembangan anak secara optimal (Nursalam,

2005).

METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian menggunakan

Pre-experimental design ( One-group

Pretest-Posttes design), dengan metode sampling

simple random sampling

. Sampel diambil

sebanyak 30 responden yaitu orang tua yang

mempunyai anak usia 1-3 tahun dan anak usia

1-3 tahun di desa Mayangkawis kecamatan

Balen Kabupaten Bojonegoro. Data penelitian

diambil

menggunakan

kuesioner

tertutup

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

stimulasi perkembangan bahasa. Setelah itu

data dianalisa menggunakan program

SPSS

16.0

for windows

dan diuji menggunakan

Uji

Wilcoxon

dengan tingkat signifikansi

ρ

< 0.05.

HASIL DAN PEMBAHSAN …

1.

Hasil

Tabel 1.Distribusi Jenis Kelamin Orang Tua di

desa Mayangkawis kecamatan Balen

kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus

Tahun 2014

Dari tabel 1 di atas dapat dijelaskan

bahwa seluruhnya orang tua perempun yang

mengasuh anaknya

Tabel 2. Distribusi Umur Orang Tua di desa

Mayangkawis

kecamatan

Balen

kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus

Tahun 2014

Dari tabel 2 di atas dapat dijelaskan

bahwa sebagian besar orang tua berumur 26-30

tahun dan sebagian kecil orang tua berumur

36-40 tahun.

Tabel 3 .Distribusi Pendidikan Orang Tua di

desa Mayangkawis kecamatan Balen

kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus

No

Jenis

Kelamin

Frekuen

si

Prosentase

(%)

1.

Laki-laki

0

0

2.

Perempuan

30

100

Jumlah

30

100

No

Umur

Frekue

nsi

Prosentase

(%)

1.

20-25 thn

0

0

2.

26-30 thn

18

60,0

3.

31-35 thn

9

30,0

4.

36-40 thn

3

10,0

Jumlah

30

100

No

Pendidika

n

Frekue

nsi

Prosentas

e (%)

1.

SD

0

0

2.

SMP

7

23,3

3.

SMA

22

73,4

4.

PT/Akade

mi

1

3,3

(4)

SURYA

61

Vol.07, No.0

4

,

Des

ember 2014

Dari tabel 3 di atas dapat dijelaskan

bahwa sebagian besar orang tua berpendidikan

SMA

dan

sebagian

kecil

orang

tua

berpendidikan PT/Akademi.

Tabel 4 Distribusi Pekerjaan Orang Tua di desa

Mayangkawis

kecamatan

Balen

kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus

Tahun 2014

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase

(%)

1.

Tani

0

0

2.

Wiraswasta

0

0

3.

Swasta

3

10,0

4.

Rumah

Tangga

27

90,0

Jumlah

30

100

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat

dijelaskan bahwa hampir seluruhnya orang tua

memilih pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan

sebagian kecil orang tua bekerja sebagai swasta.

Tabel 5 Distribusi Anak Ke di desa

Mayangkawis kecamatan Balen

kabupaten

Bojonegoro

Bulan

Agustus Tahun 2014

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat

dijelaskan bahwa sebagian besar anak ke-1 dan

sebagian kecil anak ke-3.

Tabel 6 Distribusi Jumlah Saudara di desa

Mayangkawis

kecamatan

Balen

kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus

Tahun 2014

N

o

Jumlah Frekuen

si

Prosent

ase (%)

1.

Tunggal

15

50,0

2.

2-3

bersaudara

7

23,3

3.

> 3

bersaudara

8

26,7

Jumlah

30

100

Berdasarkan tabel 6 di atas dapat

dijelaskan bahwa setengah anak 2-3 bersaudara

dan sebagian kecil anak > 3 bersaudara.

Tabel 7 Distribusi Jenis Kelamin Anak di desa

Mayangkawis

kecamatan

Balen

kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus

Tahun 2014

Dari tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa

sebagian besar anak berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 9 Distribusi perkembangan bahasa

sebelum

diberikan

stimulasi

bahasa

Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dijelaskan

bahwa hamper setengah anak suspect dalam

perkembangan bahasa.

No Anak

Ke

Frekuensi

Prosentas

e (%)

1.

Ke-1

18

60,0

2.

Ke-2

7

23,3

3.

Ke-3

5

16,7

Jumlah

30

100

No

Jenis

Kelamin

anak

Freku

ensi

Prosentase

(%)

1.

Laki-laki

18

60,0

2.

Perempuan

12

40,0

Jumlah

30

100

No

Perkembang

an Bahasa

Frekue

nsi

(5)

SURYA

62

Vol.07, No.0

4

,

Des

ember 2014

Tabel 10. Distribusi perkembangan bahasa

sesudah diberikan stimulasi bahasa

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat

dijelaskan bahwa hampir seluruhnya anak

normal dalam perkembangan bahasa

PENDAHULUAN. … … . …

1)

Perkembangan

bahasa

sebelum

diberikan stimulasi bahasa

Berdasarkan tabel .9 hasil penelitian

tentang Perkembangan Bahasa Pada Anak

Toddler

didapatkan bahwa sebagian besar anak

mengalami

suspect.

Perkembagan

bahasa

merupakan

kombinasi

seluruh

sistem

perkembangan anak, kemampuan berbahasa

melibatkan kemampuan motorik, psikologis,

emosional dan perilaku. Sedangkan suspect

merupakan peringatan karena anak mengalami

kegagalan tetapi anak masih mempunyai

kesempatan

untuk

memperbaikinya

perkembangan bahasa sangat berpengaruh

terhadap perkembangan anak, oleh sebab itu

sebagai orang tua harus melatih anaknya

berbicara sejak dini agar anaknya tidak

mengalami keterlambatan dalam berbicara.

Menurut Heru Santoso Wahito Nugroho

(2009) dikatakan 1)

Supect:

Apabila pada satu

sektor didapatkan 2 atau lebih

caution

atau 1

delay

atau lebih. Dapat dilakukan uji ulangan

dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor

sesaat (rasa takut, keadaan sakit, kelelahan).

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain usia orang tua dan pendidikan.

Berdasarkan tabel 2 dari hampir setengah

berusia 26-30 tahun, didapatkan sebanyak 18

(40,0%) ibu. Seseorang dengan usia 26-30

tahun adalah usia dimana dikatakan sudah

masuk dalam dewasa awal. Sedangkan dewasa

awal merupakan masa peralihan dari masa

remaja, masa dewasa awal dimana kematangan

fisik dan psikologis, identitas diri didapat

sedikit demi sedikit sesuai dengan umur

kronologis dan mental ibunya. Dengan semakin

bertambahnya usia maka pengetahuan dan

pengalamanya tentang perkembangan bahasa

anak juga akan semakin bertambah dan

sebaliknya bila usia seseorang masih muda

maka pengetahuan dan pengalamannya tentang

perkembangan bahasa anak juga masih kurang.

Opini di atas didukung dengan teori

menurut Iqbal Mubarak, Wahid dkk (2007)

dengan bertambahnya umur seseorang akan

terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikolog

(mental), perubahan pada fisik terjadi akibat

pematangan fungsi organ dan pada aspek

psikologis atau mental taraf berfikir seseorang

semakin matang dan dewasa, matang dalam

berfikir dan bekerja.

Berdasarkan tabel 3 dari hampir

setengah didapatkan sebanyak 22 (48,9%)

orang tua/ibu berpendidikan SMA. Pendidikan

SMA

merupakan

cukup

tinggi

dalam

mempengaruhi perkembangan bahasa anak,

tingkat pendidikan menjadikan seseorang

makin mudah menerima informasi sehingga

makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Pengetahuan tersebut akan bermanfaat bagi ibu

untuk

dapat

menstimulasi

perkembangan

bahasa anaknya agar sesuai dengan tahap

perkembangannya.

Opini di atas didukung dengan teori

menurut Iqbal Mubarak, Wahid dkk (2007)

pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal

agar mereka dapat memahami. Tidak dapat

dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan

seseorang semakin

mudah pula mereka

menerima informasi, dan pada akhirnya makin

banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya

jika

seseorang

tingkat

pendidikannya rendah, akan menghambat

perkembangan

sikap

dan

pengetahuan

seseorang terhadap penerimaan, informasi dan

nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain pekerjaan, jenis kelamin orang tua,

No Perkemban

gan Bahasa

Frekue

nsi

Prosenta

se (%)

1.

Normal

23

76,7

2.

Suspect

7

23,3

3.

Untestabel

0

0,0

(6)

SURYA

63

Vol.07, No.0

4

,

Des

ember 2014

anak ke. Berdasarkan tabel 4 dari sebagian

besar didapatkan sebanyak 27 (60,0%) orang

tua memilih pekerjaan ibu rumah tangga dan

sebagian kecil didapatkan sebanyak 1 (2,2%)

orang tua bekerja tani. Ibu yang tidak bekerja

atau ibu rumah tangga akan memiliki waktu

yang lebih lama bersama anaknya dirumah,

sehingga ibu lebih banyak menuntut kepada

anaknya agar bisa melakukan hal-hal yang

diinginkan oleh orang tua namun tanpa

memperhatikan kemampuan anak dan ibu lebih

banyak mengatur waktunya agar anak bisa

berbicara dan berinteraksi dengan orang tua

atau lingkungannya.

Opini tersebut didukung oleh teori

menurut Agustin (2009) menyatakan bahwa ada

dua faktor yang mempengaruhi pemilihan pola

asuh orang tua terhadap anak, yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor internal,

misalnya latar belakang keluarga orang tuanya,

usia orang tua dan anak, pendidikan dan

wawasan orang tua, jenis kelamin orang tua dan

anak, karakter anak dan konsep peranan orang

tua dalam keluarga. Sedangkan yang termasuk

faktor eksternal, misalnya adalah tradisi yang

berlaku dalam lingkungannya, sosial ekonomi,

pekerjaan, lingkungan Pekerjaan adalah hal

yang

harus

dilakukan

terutama

untuk

menunjang

kehidupannya

dan

kehidupan

keluarganya dan semua hal yang berasal dari

luar keluarga tersebut yang bisa mempengaruhi

keluarga tersebut dalam menerapkan suatu

bentuk pola asuh.

Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan

bahwa hampir seluruhnya didapatkan sebanyak

44 (97,8%) jenis kelamin orang tua adalah

perempuan. Dari fakta di atas bahwa perasaan

orang tua perempuan lebih tinggi untuk

menyempatkan waktunya terhadap anak dengan

menjaga,

merawat

dan

mendidik

anak,

memimpin membantu, melatih anaknya setiap

saat.

Opini tersebut di dukung oleh teori

Menurut Agustin (2009) bahwa jenis kelamin

orang tua dalam mengasuh anak juga

mempengaruhi pemilihan pola asuh orang tua

terhadap anak, kebanyakan orang tua yang

mengasuh anaknya didominasi oleh seorang ibu

karena pola asuh ibu cenderung tidak otoriter,

lebih memahami anak dan lebih sering bersama

anaknya dibanding dengan orang tua laki-laki

yang sering menerapkan pola asuh otoriter

karena orang tua laki-laki kebanyakan lebih

tegas dalam mengasuh anak.

Berdasarkan tabel 6 dapat dijelaskan

bahwa hampir setengah didapatkan 18 (40%)

anak ke-1 dan sebagian kecil sebanyak 10

(22,2%) anak ke-3. Orang tua yang mempunyai

anak pertama biasanya kurang mengerti dan

kurang berpengalaman tentang mengasuh

anaknya, sehingga orang tua belum mengetahui

bagaimana perkembangan bahasa pada anak

akibatnya orang tua sering menuntut anaknya

agar bisa melakukan hal-hal yang diinginkan

oleh

orang

tua

tanpa

memperhatikan

kemampuan anak terutama pola asuh dalam

perkembangan bahasa anaknya dan sebaliknya

bila orang tua yang mempunyai anak yang

kedua sudah mengerti dan berpengalaman

dalam mengasuh anaknya terutama pola asuh

dalam perkembangan bahasa anaknya.

Opini tersebut di dukung oleh teori

menurut Perinansia (2003), bahwa seorang ibu

dengan mempunyai anak pertama mungkin

akan mengalami masalah ketika mengasuh

tentang perkembangan anak terutama pola asuh

dalam perkembangan bahasanya dan apabila

ibu yang sudah punya anak yang kedua akan

lebih berpengalaman dan mengerti di dalam

mengasuh anaknya terutama pola asuh dalam

perkembangan bahasa anaknya.

2)

Perkembangan

bahasa

sesudah

diberikan stimulasi bahasa

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain jumlah saudara, jenis kelamin anak,

usia anak. Berdasarkan tabel 6 di atas

menunjukkan bahwa sebagian besar sebanyak

29 (64,4%) jumlah saudara 2-3 bersaudara dan

sebagian kecil sebanyak 1 (2,2%) jumlah

saudara > 3 bersaudara.

(7)

SURYA

64

Vol.07, No.0

4

,

Des

ember 2014

satu

rumah

bisa

mempengaruhi

perkembangan bahasa pada anak terutama di

Desa Tukkerto Kecamatan Deket Kabupaten

Lamongan.

Opini tersebut didukung oleh Soetjiningsih

(2004) bahwa jumlah keluarga yang memiliki

banyak

anggota

keluarga,

perkembangan

bahasa anak lebih cepat, karena terjadi

komunikasi yang bervariasi dibandingkan

dengan yang memiliki anak tunggal dan tidak

ada anggota lain selain keluarga inti.

Berdasarkan tabel 7 di atas menunjukkan

bahwa sebagian besar didapatkan sebanyak 29

(64,4%) anak berjenis kelamin laki-laki.

Dimana anak laki-laki jika orang tua mengajari

berbicara banyak yang tidak memperhatikan

dan kurang bisa menangkap atau menirukan

bahasa yang diajarkan orang tuanya. Dan

sebaliknya

pada

anak

perempuan

yang

cenderung menurut dan menirukan jika orang

tua sedang mengajari berbicara.

Opini tersebut didukung oleh teori menurut

Alimul Hidayat (2005) Anak perempuan lebih

cepat berbicara dibanding anak laki-laki, pada

setiap jenjang umur kalimat anak laki-laki lebih

pendek dan kurang benar dalam tata bahasa,

kosa katanya pun lebih sedikit dan pengucapan

kata kurang tepat dari pada anak perempuan.

KESIMPULAN … … . …

a.

hamper setengah anak suspect dalam

perkembangan bahasa sebelum diberikan

stimulasi bahasa

b.

hamper seluruhnya anak normal dalam

perkembangan bahasa sesudah diberikan

stimulasi bahasa

DAFTAR PUSTAKA … … .

Afria, 2011.

Stimulasi Perkembangan pada

Anak

.

http://www.mobile.

ecs.soton.ac.jpg.

Diakses 28 September 2013 Pukul 09.20.

Agustin,

2009.

Faktor

Pola

Asuh

.

http://www.agustin.com.

Diakses 23 Oktober

2013 Pukul 10.30.

Alimul Hidayat.

2005.

Pengantar Ilmu

Keperawatan Anak II.

Jakarta Salemba

Medika.

Ali Muliadi, 2010.

Pengertian Stimulasi

Perkembangan Anak.

http://www.mobile.

ecs.soton.ac.uk/comms/neuron_cell.jpg.

Diakses 23 Oktober 2012 Pukul 10.30.

Depkes RI. 2007.

Pedoman Pelaksanaan

Stimulasi dan Intervensi Dini Tumbuh

Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan

Kesehatan Dasar.

Jakarta : Salemba

Medika.

Dinkes. 2009.

Pedoman Pelaksanaan Stimulasi

dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

Jakarta : Salemba Medika.

Heru Santoso Wahito Nugroho. 2009.

Tumbuh

Kembang Anak.

Jakarta:EGC.

Iqbal

Mubarok

Wahid.

2007.

Ilmu

Keperawatan

Komunitas,

Konsep

dan

Aplikasi.

Jakarta Salemba Medika

Nakita, 2012.

Stimulasi Perkembangan Anak

.

Jakarta : EGC

Nasrul

Efendy,

2007.

Dasar

dasar

Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Edisi 2.

Jakarta: EGC

Nursalam, 2005.

Asuhan Keperawatan Bayi

Dan Anak Untuk Perawat Dan Bidan.

Jakarta: Salemb Medika.

Perinansia,

2003.

Masalah

Pola

Asuh

http://www.perinansia.com.

Diakses 23

November 2013 Pukul 10.30

Perry Potter, P. A n, A, G. 2005.

Buku Ajar

Fundamental

Keperawatan:

Konsep,

Proses Dan Praktek Edisi IV.

Editor

Monica Etal. Jakarta: EGC

Soedjatmiko, 2012.

Cara Praktik Membentuk

Anak Sehat.

Jakarta: EGC.

Soetjiningsih, 2004,

Tumbuh kembang Anak

.

Jakarta EGC.

Sunarwati,

2007.

Stimulasi

Anak

.

http://www.mobile.

ecs.soton.ac.uk/comms/neuron_cell.jpg.

Diakses 28 Oktober 2013 Pukul 10.30.

Widyastuti. 2008.

Kemampuan Bahasa Anak

Toddler.

http://www

. blog spot.com

Yusuf. 2004.

Pengantar Masalah Penelitian

Gambar

Tabel 1.Distribusi Jenis Kelamin Orang Tua di desa Mayangkawis kecamatan Balen kabupaten Bojonegoro.Bulan Agustus Tahun 2014
Tabel 4 Distribusi Pekerjaan Orang Tua di desa
Tabel 10. Distribusi perkembangan bahasa sesudah diberikan stimulasi bahasa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan paling dominan dengan status gizi balita (BB/U) adalah penyakit diare setelah dikontrol oleh sumber

Penelitian iill menggun akan 94 daerah pengamatan (DP) sebagai sum ber data. Ke-94 DP tersebut elijaelikan sampel bahasa-bahasa yang ada eli Provinsi Riau dan

biji kopi dalam reaktor kolom tunggal dengan metode pengukusan dan pelarutan menggunakan etil asetat diharapkan akan lebih mudah dalam hal pengendalian prosesnya,

D) Insersi tabung pada cavum thoraks sebelah kiri. Seorang perempuan berusia 22 tahun berobat ke dokter 3 bulan setelah menemukan sebuah benjolan pada kuadran lateral

Hukum perkawinan sebagai bagian dari hukum perdata adalah peraturan peraturan hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan hukum serta akibat-akibatnya antara dua pihak,

Bahan makanan yang ditetesi dengan reagen biuret dan mengocoknya, berubah warna menjadiungu, maka bahan makanan tersebut mengandung protein.bahan makanan yang didenan

Hasil pengukuran pencarian citra dengan metode recall dan precision diatas 0.8 dari rentang nilai 0 sampai dengan 1, hal ini menunjukkan bahwa sistem sudah bisa memberikan

(3) Dalam hal Pemimpin UPTD Balai Benih Tanaman Pangan Pertanian Non Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka yang menjadi pengguna anggaran