• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT AKADEMIK

  PORTOFOLIO 

PERGURUAN TINGGI  

DI INDONESIA  

TAHUN 2008 

     

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

(2)
(3)

Kata Pengantar

Bismilahirrohmanirrohim

Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) yang pertama kali dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2002-2003 sampai saat ini telah berjalan lancar. Evaluasi program studi yang menggunakan data elektronik tersebut pada hakikatnya adalah hal baru di kalangan perguruan tinggi. Pada saat itu, masih banyak perguruan tinggi di Indonesia yang tidak mempunyai sistem informasi manajemen (SIM) yang berlandaskan basis data (database). Oleh karena itu, EPSBED yang prinsip pelaporannya menggunakan basis data (tanpa lampiran dokumen) merupakan kesulitan tersendiri bagi sebagian perguruan tinggi.

(4)

sampai dengan tahun ini telah terkumpul banyak data tentang penyelengga-raan kegiatan akademik di seluruh perguruan tinggi di Indonesia, perlu dike-lola secara baik dan dianalisis untuk dijadikan informasi yang benar dan bermakna.

Buku ini adalah portfolio program studi yang diselenggarakan oleh pergu-ruan tinggi di lingkungan DIKTI pada tahun 2008. Di dalam buku ini terda-pat sejumlah data tentang perguruan tinggi, program studi, dosen dan maha-siswa pada tahun tersebut. Data yang disajikan secara cross section dalam buku ini sangat penting untuk dapat diketahui oleh semua pimpinan di ling-kungan DIKTI, Kopertis, dan perguruan tinggi. Bilamana perlu; sajian data tersebut dibuat analisis lanjut dan dimaknakan bersama untuk dijadikan

baseline penentuan kebijakan pengembangan perguruan tinggi di masa de-pan.

Direktorat Akademik, DIKTI dalam program kerjanya akan membuat anali-sis data program studi tersebut setiap semester dan setiap tahun secara tepat waktu agar hasil olahan informasinya dapat dimanfaatkan secara tepat guna. Di samping itu, akan dilakukan pula analisis data EPSBED secara time se-ries dalam rangka mengkaji kecenderungan pertumbuhan pada aspek terten-tu dalam perguruan tinggi di Indonesia. Begiterten-tu pula, dalam wakterten-tu yang akan datang akan disusun indikator kinerja program studi berdasarkan data EPSBED untuk menetapkan tingkat kelayakan penyelenggaraan program studi. Hasil evaluasi kelayakan tersebut akan dapat menampilkan profil pro-gram studi yang bergradasi sesuai dengan kualitas penyelenggaraan kegiatan akademiknya di masing-masing.

Portfolio ini merupakan kerja keras dari Tim EPSBED, Direktorat Akade-mik, DIKTI yang bekerja secara team-works. Untuk itu, disampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya atas investasi waktu, tenaga, dan pikiran yang telah disumbangkan oleh Tim EPSBED. Akhirnya, atas berkat Tuhan Yang Maha Esa semoga buku ini bermanfaat bagi pengembangan dan perkemban-gan perguruan tinggi Indonesia di masa mendatang.

Jakarta, Desember 2008 Direktorat Akademik Direktur,

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………. i

Daftar Isi ………. iii

RANGKUMAN EKSEKUTIF ………. v

BAB I: PENDAHULUAN ……… 1

BAB II: KELEMBAGAAN ……… 7

2.1. Gambaran umum ………. 7

2.2. Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Bentuk dan Wi-layah ……… 8

2.3. Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Bidang Keilmuan ….. 10

2.4. Program Studi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Wilayah ………. 13

2.5. Program Studi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Bidang Keilmuan ……… 14

BAB III: DOSEN ……… 17

3.1. Gambaran umum ………. 17

3.2. Dosen perguruan tinggi negeri ……… 23

3.2.1. Tingkat pendidikan ……… 24

3.2.2. Jabatan fungsional akademik ……… 25

3.2.3. Kelompok umur ……… 27

(6)

4.3.2. Kelompok Bidang Ilmu Ekonomi ……….. 51

4.3.3. Kelompok Bidang Ilmu Kesehatan ……… 53

4.3.4. Kelompok Bidang Ilmu Teknik ………. 55

4.3.5. Kelompok Bidang Ilmu Komputer ……… 57

4.4. Mahasiswa Baru ……… 59

BAB V: ANALISA ………. 63

5.1. Angka Partisipasi Kasar ……… 63

5.2. Partisipasi pelaporan ………. 66

5.3. Kelembagaan ……… 66

5.4. Dosen ……… 67

5.5. Mahasiswa ……… 68

BAB V: PENUTUP ………..………. 71

(7)

RANGKUMAN EKSEKUTIF

Sampai dengan semester genap tahun 2007-2008 data EPSBED yang telah terkumpul di Ditjen Pendidikan Tinggi sebanyak 12 (duabelas) semester. Data EPSBED yang berbentuk data digital tentang pelaksanaan kegiatan akademik mengumpulkan data sumber daya dan hasil kerja yang telah dilak-sanakan oleh program studi. Data sumber daya meliputi dosen, mahasiswa, pimpinan perguruan tinggi, sarana & prasarana, dan kurikulum. Adapun, data hasil kerja meliputi lulusan, prestasi belajar, karya penelitian, dan karya ilmiah lainnya. Data EPSBED tentang program studi dengan dimensi subs-tansinya yang jamak tersebut mengandung informasi tingkat tinggi yang sangat berguna bagi Ditjen Pendidikan Tinggi untuk kegiatan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan (wasdalbin). Pemanfaatan data EPSBED tidak hanya oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)saja, tetapi juga oleh Kopertis, masing-masing perguruan tinggi, atau program studi itu sendiri.

Untuk kebutuhan wasdalbin tersebut, data EPSBED yang telah terkumpul selama 12 (duabelas) semester oleh Tim EPSBED dianalisis dan dimaknakan menjadi informasi strategis. Kegiatan analisis tersebut difokuskan pada as-pek kelembagaan, dosen, dan mahasiswa. Hasil analisis data EPSBED di-rangkum dalam empat bagian; (a) partisipasi pelaporan, (b) kelembagaan, (c) dosen, dan (d) mahasiswa, seperti yang diuraikan sebagai berikut:

(a) Partisipasi laporan

Partisipasi pelaporan EPSBED pada tahun 2007-2008 sebesar 81,20%. Pada tahun 2007-2008 tercatat sebanyak 15.170 program studi yang wajib mem-buat laporan EPSBED dan yang menyerahkan laporan sebanyak 12.319 pro-gram studi. Angka partisipasi pelaporan tersebut memberikan makna bahwa masih terdapat 18% atau sekitar 2.851 program studi yang harus dikaji faktor kemangkiran dalam pembuatan laporan EPSBED.

(8)

(b) Kelembagaan

Bahasan kelembagaan meliputi keadaan perguruan tinggi dan program studi yang dikelolanya dan aspek lain yang terkait dengan perguruan tinggi secara kelembagaan; yang di antaranya meliputi ijin penyelenggaraan, pemetaan wilayah, program studi favorit, dan lain-lainnya.

Jumlah perguruan tinggi yang tercatat di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi sebanyak 2.966 yang terdiri atas 82 perguruan tinggi negeri dan 2.884 perguruan tinggi swasta. Jumlah perguruan tinggi swasta yang paling banyak terdapat di Kopertis Wilayah IV Jawa barat/Banten (467 PTS), Kopertis Wi-layah III DKI Jakarta (321 PTS), Kopertis WiWi-layah IX Sulawesi (320 PTS) dan Kopertis Wilayah I Sumatra Utara/NAD (317 PTS).

Jumlah program studi yang diselenggarakan oleh seluruh perguruan tinggi di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi sebanyak 15.170 program studi. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, program studi tersebut harus selalu meng

update ijin penyelenggaraannya; namun pada tahun 2007-2008 ini yang ma-sih berlaku sebanyak 11.389 program studi (75,07%) dan sisanya sebanyak 3.781 program studi (24,93%) sudah kadaluarsa yang memerlukan perpan-jangan.

Rasio program studi dengan perguruan tinggi di kelompok PTN ditemukan sebesar 1:46,64 dan di PTS sebesar 1:3,82. Oleh karena itu dari sisi manaje-men, perguruan tinggi negeri relatif efisien dari pada perguruan tinggi swas-ta.

(9)

Sura-baya (87 PT, 682 PS), Jakarta Selatan (105 PT, 593 PS), dan Makassar (110 PT, 565 PS).

Sampai tahun 2007-2008, terdapat sebanyak 3.215 program studi yang ijin penyelenggraannya telah kadaluarsa menyebar di seluruh Kopertis Wilayah I-XII.

(c) Dosen

Dosen di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi dibedakan atas 5 (lima) ke-lompok, yakni : dosen PNS-PTN, PNS-dpk, Tetap Yayasan, Tidak Tetap, dan BHMN. Jumlah keseluruhan dosen pada 5 (lima) kelompok tersebut banyak 245.184 orang dan bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa se-cara keseluruhan, maka rasionya ditemukan sebesar 1:18,27. Rincian jumlah dosen berdasarkan kelompoknya sebanyak 63.030 dosen PNS-PTN, 8.909 dosen PNS dpk, 83.051 dosen tetap Yayasan, 89.853 dosen Tidak Tetap, 341 dosen BHMN.

Berdasarkan jenjang pendidikan yang mereka miliki, sebanyak 58,30% ber-pendidikan Sarjana (S-1), yang berber-pendidikan Magister ke atas ditemukan sebesar 39,77%, dan sisanya 1,93% berpendidikan Diploma 4, Profesi dan Non Akademik. Prosentase jumlah dosen berdasarkan pendidikan pada lompok PNS-PTN dan PNS-dpk jauh lebih baik dibandingkan dengan ke-lompok lainnya, dimana yang berpendidikan minimal Magister ditemukan masing-masing sebesar 65,27% dan 60,68%. Adapun pada kelompok dosen tetap Yayasan ditemukan proporsi jumlah dosen berpendidikan minimal Magister sebesar 36,49% dan pada dosen tidak tetap ditemukan sebesar 22,68%.

Jumlah keseluruhan dosen yang disebutkan di atas, pada hakikatnya seba-gian besar tidak mempunyai jenjang jabatan fungsional akademik (53,59%). Prosentase dosen tidak mempunyai jabatan fungsional akademik tersebut sebenarnya didominasi oleh kelompok dosen tidak tetap (83,79%) dan ke-lompok dosen tetap yayasan (53,18%). Sementara itu seluruh dosen yang mempunyai jabatan fungsional akademik Guru Besar sebanyak 4.278 orang. Dari jumlah Guru Besar tersebut sebanyak 2.989 orang (69,86%) bekerja di perguruan tinggi negeri (PTN).

(10)

didikan Sarjana ke jenjang Magister dan dari pendidikan Magister ke jenjang Doktor karena adanya sejumlah dosen yang masih berumur muda.

(d) Mahasiswa

Jumlah mahasiswa yang dilaporkan oleh seluruh program studi pada tahun 2007-2008 sebanyak 4.481.187 orang dan yang terdapat di PTN sebanyak 1.366.184 orang (30,49%) dan di PTS sebanyak 3.115.003 orang (69,51%). Berdasarkan daerah, Kopertis Wilayah III DKI Jakarta menampung maha-siswa paling banyak dibandingkan dengan yang lainnya, yakni sebanyak 560.611 orang mahasiswa (12,53%). Proporsi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin ditemukan bahwa mahasiswa perempuan (49,46%) lebih besar di-bandingkan mahasiswa laki-laki (50,54%).

Peminatan mahasiswa dalam memilih perkuliahannya tidak merata, dan bi-dang keilmuan yang paling banyak diminati secara berurutan adalah ilmu Kependidikan, Ekonomi, Teknik, Komputer, Kesehatan dan seterusnya. Ke-lompok bidang keilmuan yang paling sedikit mahasiswanya adalah Aga-ma/Filsafat, Seni, Aneka Ilmu, dan Psikologi. Sementara itu pada bidang ilmu Kependidikan program strudi yang paling mendapat peminat mahasis-wa adalah program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (346.796 maha-siswa), Diploma-2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (332.560 mahamaha-siswa), dan Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (144.317 mahasiswa). Untuk bidang ilmu Ekonomi, program studi yang mempunyai jumlah maha-siswa besar adalah program Sarjana Manajemen (448.261 mahamaha-siswa), Sar-jana Akuntansi (218.369 mahasiswa), dan program Diploma-3 Akuntansi (55.484 mahasiswa).

(11)
(12)
(13)

BAB I: PENDAHULUAN

1.1. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Portofolio Perguruan Tinggi di Indonesia

Strategi Jangka Panjang Pengembangan Pendidikan Tinggi (higher edu-cation long term strategy=HELTS) telah meletakkan tiga kebijakan dasar pengembangan pendidikan tinggi yang terdiri atas: daya saing bangsa, oto-nomi dan desentralisasi, serta kesehatan organisasi. Untuk mewujudkan ke-tiga kebijakan dasar tersebut diperlukan suatu model pengelolaan perguruan tinggi (governance) yang sistematis, sistemik, dan berkelanjutan.

Pengelolaan perguruan tinggi secara sistematis menuntut adanya lang-kah-langkah prosedural dan implementasional setiap aktivitas yang dilaku-kan oleh setiap perguruan tinggi. Secara sistemik, pengelolaan harus bersifat interdependen antar fitur aktivitas esensial. Sedangkan,pengelolaan secara berkelanjutan membutuhkan suatu sistem pengelolaan yang bersifat sinam-bung. Agar ketiga sifat pengelolaan tersebut dapat terwujud, maka diperlu-kan suatu mediperlu-kanisme dan bentuk agregasi pelaporan dan data dari setiap perguruan tinggi dalam bentuk porto-folio (show-case portfolio) yang memi-liki reliabilitas dan validitas yang tinggi.

Portofolio pada dasarnya merupakan suatu dokumen tertulis yang me-nunjukkan profil sebenarnya dari suatu perguruan tinggi. Dokumen tersebut mengandung beberapa komponen esensial tentang potensi dan aksi setiap perguruan tinggi. Substansi portofolio ini menitikberatkan pada profil pergu-ruan tinggi yang sesungguhnya.

(14)

desentrali-1.2. Sumber dan Lingkup Data

Pengumpulan data perguruan tinggi pada setiap semester secara berkelanju-tan terus dilakukan dalam upaya menjaga konsistensi data secara serial wak-tu (time series) yang dapat dianalisis dan hasilnya dimanfaat-gunakan unwak-tuk mendukung sistem dukungan pengambilan keputusan (decision support sys-tem) pada tataran institusional dan nasional. Pada tataran institusional, per-guruan tinggi maupun program studi sebagai fraksi terkecil dari portofolio perguruan tinggi dapat melihat potret hasil pengelolaan dan pembinaan yang telah dilakukan selama ini dan akan memberi arah pengembangan selanjut-nya. Pada tataran nasional, pemerintah dalam hal ini Ditjen Dikti mampu memonitor secara makro pola manajemen dan pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia. Potret ini sangat penting dalam upaya pemberdayaan dan pembinaan lanjutan agar tidak lepas dari amanat kebijakan pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia.

Melalui instrumen EPSBED ini telah terkumpul sejumlah data penyelengga-raan program studi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi negeri mau-pun perguruan tinggi swasta di Indonesia.

Aspek data program studi yang terkumpul tersebut meliputi kelembagaan, dosen, mahasiswa, prasarana dan sarana, kepemimpinan, dan lain-lainnya. Sampai dengan tahun 2008 (semester genap tahun 2007-2008) telah terkum-pul data program studi sebanyak 12 (duabelas) semester pelaporan. Data program studi selama 12 (duabelas) semester tersebut disimpan dalam basis data terakumulasi, sehingga memudahkan untuk kegiatan analisis baik secara

one shot per semester atau secara time series dengan data lintas semester secara berurutan. Dengan demikian kekayaan data EPSBED dari sisi aspek, jenis dan kumulasinya dalam hitungan semester dapat dimanfaatkan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi untuk kegiatan diseminasi informasi tentang per-guruan tinggi, baseline data untuk pengembangan perper-guruan tinggi, evaluasi kebijakan melalui pengukuran tingkat keberhasilan pembinaan atau untuk melihat keefektifan sebuah kebijakan yang telah dijalankan, khususnya ten-tang pengembangan dan pembinaan perguruan tinggi di Indonesia.

Sementara itu analisis data dibatasi pada kegiatan one spot untuk memotret keadaan program studi pada satu semester, yakni semester genap tahun ku-liah 2007-2008. Pemilihan data EPSBED pada semester tersebut ditentukan untuk dianalisis karena data EPSBED semester itu adalah data paling muta-hir yang dimiliki oleh Ditjen Pendidikan Tinggi.

(15)

eva-luasi. Hasil analisis dipaparkan dalam bentuk statistik rata-rata, sum (jum-lah), prosentase, dan paparan gambar diagram. Komponen yang dilaporkan dibatasi pada: kelembagaan, dosen dan mahasiswa.

Melalui paparan deskriptif tersebut portfolio ini akan dapat menghasilkan potret perguruan tinggi di Indonesia hingga pada semester genap tahun ku-liah 2007-2008 (tepatnya pada bulan Desember 2008). Potret perguruan tinggi tersebut dapat dilihat dari sisi program studi, dosen, dan mahasiswa dalam kelompok PTN/PTS, wilayah Kopertis, area kedaerahan, dan kelom-pok bidang ilmu.

1.3. Siswa SLTA

Dari laporan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdiknas pada tahun 2008, secara nasional, dari 33 propinsi dapat dilihat bahwa jum-lah SMA negeri dan Swasta sebanyak 16.822. Jumjum-lah keseluruhan siswa SLTA adalah: 4.028.906. SMA negeri berjumlah 8.287 sekolah, lebih rendah dibandingkan SMA swasta sebanyak 8.535 sekolah, Namun dari segi jumlah siswa yang ditampung, dari jumah siswa SMA keseluruhan sebanyak 2.618.117, maka SMA negeri lebih banyak menampung siswa yaitu seba-nyak 1.708.331 berbanding SMA swasta yang hanya menampung sebaseba-nyak 909.787 siswa. Sedangkan jumlah SMK tercatat sebanyak 7.129 sekolah, dimana sebanyak 5.606 sekolah dikelola oleh swasta berbanding dengan hanya sebanyak 1.523 sekolah yang dikelola pemerintah. Namun dari segi jumlah siswa sebanyak 1.410.789 orang, sebanyak 438.730 siswa ditampung oleh negeri, sementara sisanya sebanyak 972.059 ditampung oleh SMK swasta.

1.4. Proyeksi Penduduk Indonesia Usia 19 – 24 tahun

(16)

1.5. Pertumbuhan dan Partisipasi Perguruan Tinggi dan Program Studi

Jumlah perguruan tinggi dan program studi menunjukkan peningkatan mulai dari tahun 2002 s/d 2008, masing masing tahun sebagai berikut :

Perguruan tinggi, sebanyak 2.099 (pada tahun 2002) , meningkat menjadi sebanyak 2.244 (pada tahun 2003) yaitu terjadi penambahan sebanyak 145 perguruan tinggi baru. Pada tahun 2004, terjadi penambahan perguruan ting-gi baru sebanyak 128 dengan total keseluruhan sebanyak 2.374. Untuk tahun 2005, jumlah perguruan tingi berjumlah 2496, telah bertambah sebanyak 122 perguruan tinggi baru. Pada tahun 2006, jumlah perguruan tinggi men-jadi 2.650, termen-jadi penambahan sebanyak 154 dibandingkan tahun 2005. Pe-mambahan perguruan tinggi baru juga terjadi pada tahun 2007, telah terjadi penambahan sebanyak 165, menjadikan total keseluruhan sebanyak 2.801. Sedangkan pada tahun 2008, telah terjadi penambahan perguruan tinggi baru sebanyak 165 buah dari total perguruan tinggi sebanyak 2.966.

Program studi, telah penambahan program studi secara linier dengan pe-nambahan jumlah perguruan tinggi baru. Pada tahun 2003, terjadi peningka-tan sebanyak 616 program studi baru berbanding hanya sebanyak 10.868 pada tahun 2002, Pada tahun 2004 telah terjadi penambahan 1.179 program studi baru dari total 1.2097. Peningkatan juga terjadi pada tahun 2005 men-jadi (12.663), meningkat menmen-jadi 13.426 pada tahun 2006, dan meningkat menjadi 14.267 pada tahun 2007 dan menjadi 15.170 pada tahun 2008.

1.6. Partisipasi Pelaporan

(17)

1.7. Mekanisme Penulisan

(18)
(19)

BAB II: KELEMBAGAAN

2.1. Gambaran Umum

Salah satu pilar dalam paradigma baru perguruan tinggi yang tercantum da-lam HELTS (2003 - 2010) adalah kesehatan organisasi. Organisasi pergu-ruan tinggi yang sehat ditandai dengan terciptanya keharmonisan hubungan antara setiap unit pengelola kegiatan akademik, mulai dari juru-san/departemen, fakultas sampai universitas atau setingkatnya sesuai dengan jenis perguruan tingginya (akademi, institut, sekolah tinggi dan politeknik). Dalam hal ini, program studi sebagai "core" pengembangan program akade-mik menjadi tanggung jawab bersama dalam pengembangannya oleh setiap tingkatan unit pengelola sumberdaya pendidikan yang ada dalam institusi perguruan tinggi tersebut.

Kesehatan organisasi perguruan tinggi akan dapat dicapai bila pengelolanya dengan sengaja menciptakan layanan yang bermutu dan pelaksanaannya di-jamin dalam sebuah sistem pendi-jaminan mutu yang handal. Di antara kegia-tan penjaminan mutu yang cukup padat, salah satu yang terpenting adalah mengadakan evaluasi secara teratur dan terprogram dan laporan evaluasi tersebut terdokumentasi dengan baik. Dari sisi itulah letak esensi EPSBED yang berbentuk evaluasi yang harus dijalankan oleh setiap program studi dan dilaporkan kepada Ditjen DIKTI untuk kegiatan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan.

Salah satu aspek yang dilaporkan oleh setiap program studi pada setiap semester melalui EPSBED adalah informasi kelembagaan, yang meliputi identitas badan hukum penyelenggara, perguruan tinggi, program studi, dan rincian lainnya yang terkait. Data kelembagaan pada hakikatnya statis atau bersifat tetap yang tidak mengalami perubahan pada setiap semester. Untuk itu, dalam EPSBED data kelembagaan diklasifikasikan sebagai data utama atau data master.

(20)

pim-ran EPSBED yang dikirim oleh perguruan tinggi secara teratur, maka dapat dirinci perguruan tinggi sebagai berikut

2.2. Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Bentuk dan Wi-layah

Jumlah perguruan tinggi dilihat menurut bentuk dan sebaran wilayah secara keseluruhan adalah: 2966 yang tersebar secara tidak merapa di 33 (tiga puluh tiga) propinsi di Indonesia. Jumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah 82 (3%), sedangkan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berjumlah 2938 (97%). PTS yang terbanyak pertama tersebar di Kopertis IV , yaitu: 467 (16%). Kemudian jumlah terbanyak kedua tersebar di Kopertis III, yaitu: 321 (11%); Kopertis IX 320 (11); dan Kopertis I, yaitu:317 (11%). Jumlah perguruan tinggi kelompok ketiga adalah: Kopertis VII, yaitu: 308 (10%). Disusul kemudian oleh: Kopertis VI, yaitu: 244 (8%), Kopertis X, yaitu: 226 97%), Kopertis XI, yaitu:159 (5%), Kopertis V, yaitu: 123 (4%), Kopertis VIII, yaitu: 119 (4%), Kopertis XII, yaitu:82 (3%).

Tabel 2. 1 Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Bentuk PT dan Wilayah

   UNIVERSITAS  INSTITUT 

SEKOLAH 

TINGGI  AKADEMI  POLITEKNIK  JUMLAH 

(21)

Dan secara visual dapat digambarkan dalam diagram kue serabi (pie dia-gram) sebagai berikut

Gambar 1 Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Wilayah

(22)

Gambar 2 Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Bentuk

2.3 Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Bidang Keilmuan

Profil perguruan tinggi dilihat dari disiplin keilmuan yang dibina sangat bervariasi. Variabilitas bidang keilmuan yang dikembangkan dan dibina di perguruan tinggi ada 13 (mono-diciplines) dan 1 bersifat aneka bidang ilmu (trans-diciplines/multi-diciplines). Pengembangan dan pembinaan masing-masing bidang keilmuan dilakukan pada tataran program studi. Jumlah program studi yang ada di perguruan tinggi di Indononesia secara keseluruhan adalah 15170. Jumlah prodi yang terbanyak ada di PTN, yaitu:3825 (25,21%). Selanjutnya, jumlah prodi secara berturutan menurut besarannya dapat diurut dari yang terbanyak sampai yang paling sedikit sebagai berikut: Kopertis IV, yaitu:1891 (12,47%); Kopertis III, yaitu:1497 (9,87%); Kopertis VII yaitu:1490 (9,82%); Kopertis I, yaitu;1165 (7,68%); Kopertis IX, yaitu:1077 (7,10%); Kopertis VI, yaitu:996 (6,57%); Kopertis X, yaitu:766 (5,05%); Kopertis II, yaitu: 674 (4,44%); Kopertis V, yaitu: 527 (3,47%); Kopertis VIII, yaitu: 500 (3,30%); Kopertis XI, yaitu:434 (2,86%); Kopertis XII, yaitu:328 (2,16%).

(23)

yaitu:246 (1,62%); Psikologi, yaitu:122 (0,80%); serta Agama dan Filsafat, yaitu: 48 (0,32%).

Tabel 2. 2 Sebaran Bidang Keilmuan Berdasarkan Wilayah

  PTN DAN KOPERTIS WILAYAH 

BIDANG ILMU  PTN  I  II  III  IV  V  VI  VII  VIII  IX  X  XI  XII  JUMLAH 

KESEHATAN  393  163  96  132  195  42  150  160  38  152  131  46  9  1707 

TEKNIK  661  176  107  248  348  104  187  264  49  140  134  54  47  2519 

MIPA  299  19  9  30  53  17  29  31  12  29  23  4  11  566 

PERTANIAN  456  100  49  18  48  23  50  98  44  119  46  54  52  1157 

KOMPUTER  80  139  105  183  379  59  115  112  35  126  88  40  24  1485 

EKONOMI  331  210  131  401  365  105  196  294  90  182  132  110  59  2606 

SOSIAL  281  71  43  165  185  38  48  129  47  116  61  36  61  1281 

PSIKOLOGI  24  6  4  25  8  11  14  21  1  3  3  1  1  122 

HUKUM  81  40  24  56  42  13  28  72  23  33  23  16  11  462 

AGAMA  DAN 

FILSAFAT  8  4     5  3  5  3  3  5  6     1  5  48 

BUDAYA  DAN 

SASTRA  208  29  15  46  63  22  37  42  20  24  28  11  5  550 

KEPENDIDIKAN  807  182  80  62  117  42  95  222  111  116  75  53  33  1995 

SENI  127  24  9  63  46  31  25  28  21  25  13  7  7  426 

ANEKA ILMU  69  2  2  63  39  15  19  14  4  6  9  1  3  246 

JUMLAH  3825  1165  674  1497  1891  527  996  1490  500  1077  766  434  328  15170 

(24)

Gambar 3 Sebaran Prodi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Bidang Keilmuan

(25)

2.4. Program Studi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Wilayah

Variabilitas perguruan tinggi berdasarkan atas jenjang sangat menarik untuk dilihat. Jenjang merupakan salah satu indikasi mutu dan profesionalitas suatu program studi. Dari keseluruhan jumlah prodi, yaitu: 15170, dominasi masih berada pada Strata-1, dan jumlah prodi Strata-1, adalah 8804 (58,04%). Pada prodi yang bersifat profesional dan vokasional terdapat 4152 (27,37%) berada pada jenjang Diploma-3. Dari tabel terlihat jelas sebanyak 240 PTN yang memiliki Strata-3, sedangkan jumlah prodi di PTS Strata-3 adalah 38 (0,25%). Secara lebih rinci, tabel berikut dapat disimak secara teliti

Tabel 2. 3 Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Wilayah

   S‐3  S‐2  S‐1  D‐4  D‐3  D‐2  D‐1  SP‐1  PROFESI  JUMLAH 

PTN  240  697  1888  67  638  49  1  199  46  3825 

KOPERTIS I     20  736  5  381  9  11     3  1165 

KOPERTIS II     17  413  2  228  3  10     1  674 

KOPERTIS III  18  160  839  28  423  3  13     13  1497 

KOPERTIS IV  8  80  1036  9  673  19  57     9  1891 

KOPERTIS V  2  39  280  3  187  3  8     5  527 

KOPERTIS VI  2  44  496  5  429  7  10     3  996 

KOPERTIS VII  6  79  1079  12  293  8  9     4  1490 

KOPERTIS 

VIII     8  372  3  100  9  7     1  500 

KOPERTIS IX  2  27  749  5  275  8  10     1  1077 

KOPERTIS X     23  419  9  286  9  17     3  766 

KOPERTIS XI     5  247  2  166  8  6        434 

KOPERTIS XII     2  250     73  3           328 

(26)

Gambar 5 Sebaran Program Studi Berdasarkan Jenjang Pendidikan

2.5. Program Studi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Bidang Keilmuan

Variabilitas program studi berdasarkan atas jenjang dan ditabu-silang dengan bidang keilmuan sangat menarik untuk dilihat. Jenjang merupakan salah satu indikasi mutu dan profesionalitas suatu program studi. Jumlah program studi yang mengampu ke-14 disiplin keilmuan dan menyelenggarakan Strata-3 adalah 278 (1,83%). Selanjutnya, jumlah program studi yang mengampu ke-14 disiplin keilmuan dan menyelenggarakan Strata-2 adalah 1201 (7,92%); Strata-1 , yaitu: 8804 (58,04%); Diploma-4, yaitu: 150 (0,99%); Diploma-3, yaitu: 4152 (27,37%); Diploma-2, yaitu: 138 (0,91%); Diploma-1, yaitu: 159 (1,05%); Spesialis-1, yaitu: 199 (1,31%), dan Profesi, yaitu: 89 (0,59%). Secara lebih rinci tabel berikut dapat disimak secara cermat.

Tabel 2. 4 Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Bidang Keilmuan

BIDANG ILMU  S‐3  S‐2  S‐1  D‐4  D‐3  D‐2  D‐1  SP‐1  PROFESI  JUMLAH 

KESEHATAN  18  61  463  37  877     1  198  52  1707 

TEKNIK  52  155  1521  40  734  3  14        2519 

MIPA  24  59  392     84     2  1  4  566 

(27)

BIDANG ILMU  S‐3  S‐2  S‐1  D‐4  D‐3  D‐2  D‐1  SP‐1  PROFESI  JUMLAH 

KOMPUTER  3  23  701  13  664  13  68        1485 

EKONOMI  28  262  1472  17  761  11  26     29  2606 

SOSIAL  20  113  841  7  281  5  14        1281 

PSIKOLOGI  4  20  98                    122 

HUKUM  19  107  329     7              462 

AGAMA  DAN 

FILSAFAT  4  11  32     1              48 

BUDAYA  DAN 

SASTRA  10  29  307     196  1  7        550 

KEPENDIDIKAN  35  156  1692  1  19  92           1995 

SENI  2  7  146  4  83  2  2        246 

ANEKA ILMU  13  71  3  28  276  10  25        426 

(28)

Gambar 7 Sebaran Program Studi D3 Berdasarkan Bidang Keilmuan

Jumlah seluruh program studi di lingkungan DIKTI seperti yang telah dis-ebutkan di atas sebanyak 15.170 PS yang tersebar di seluruh wilayah Indo-nesia, yang diselenggarakan oleh 82 PTN dan 2.884 PTS. Sekalipun jumlah PTN jauh lebih sedikit, rata-rata jumlah program studi yang dikelolanya jauh lebih besar dibandingkan rata-rata jumlah program studi yang dikelola oleh PTS. Rata-rata program studi pada PTN ditemukan sebesar 46,65 dan pada PTS sebesar 3,93. Bila jumlah program studi diperlakukan sebagai ukuran efisiensi pengelolaan, maka rata-rata manajemen pendidikan di PTN jauh lebih efisien dibandingkan dengan rata-rata di PTS.

(29)

BAB III: DOSEN

3.1. Gambaran Umum

Pada tahun kuliah 2007-2008 ini, berdasarkan data EPSBED jumlah dosen tercatat sebanyak 245.184 orang, dimana yang berstatus dosen tetap seba-nyak 155.331 dan yang tidak tetap sebanyak 89.853. Jumlah perguruan tingginegeri maupun swastasebanyak 2.966yang mengampu program studi yang berjumlah 15.170 program studi. Dosen tersebut adalah mereka yang mengajar di perguruan tinggi di lingkungan DIKTI, Departemen Pendidikan Nasional, dan tidak termasuk mereka yang mengajar di perguruan tinggi di luar Depdiknas; misalnya, di Departemen Agama, Departemen Pertahanan, Departemen Perindustrian, atau lainnya. Tidak diketahui berapa banyak dosen perguruan tinggi yang tercatat di luar Depdiknas. Bila jumlahnya dapat diketahui, maka akan lebih mudah untuk mengukur tingkat kecukupan secara relatif tentang ketersediaan jumlah dosen di perguruan tinggi di Indonesia.

Disamping itu perguruan tinggi tersebar dengan tingkat heterogenitas yang cukup tinggi, termasuk juga tenaga pendidikan yang ada. Status ketenagaan dosen beraneka macam, yaitu sebagai tenaga PNS, PNS Dpk, dosen tetap Yayasan, dosen tidak tetap, dan dosen BHMN.

Jumlah dosen total sebesar 245.184 orang, yang berdasarkan kelompok status ketenagaan mereka ialah sebesar 63.371 orang atau 25,85% yang mengajar di PTN, dan sisanya sebesar 181.813 atau 74,15% mengajar di PTS.

(30)

Gambar 3.1. Prosentase jumlah dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan status ikatan kerja.

(31)

Sementara itu, distribusi jumlah dosen yang disebutkan di atas berdasarkan wilayah tempat mereka bekerja dapat dilihat pada Tabel 3.1 yang berikut. Tabel 3.1. Prosentase jumlah dosen dilingkungan DIKTI berdasarkan

wilayah**) dan status ikatan kerja

(32)

Tabel 3.2. Jumlah dan prosentase seluruh dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan tingkat pendidikan dan status ketenagaan yang mereka miliki.

Tingkat pendidikan tertinggi yang dimiliki dosen di lingkungan DIKTI seca-ra menyeluruh ditemukan yang berpendidikan S3 sebanyak 14.053 oseca-rang, yang berpendidikan S-2 sebanyak 83.446 orang, yang berpendidikan Sp-1 sebanyak 55 orang, yang berpendidikan Sp-2 sebanyak 27 orang, yang ber-pendidikan S-1 sebanyak 142.938 orang, yang berber-pendidikan D-4 sebanyak 2.863 orang, yang profesi sebanyak 1.689 orang dan lainnya/bukan berprofe-si utama sebagai pendidik sebanyak 133 orang.

(33)

Tabel 3.3. Jumlah dan prosentase seluruh dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan tingkat pendidikan dan jabatan akademik yang mereka miliki.

TINGKAT PENDDK

JABATAN AKADEMIK

Tenaga Pengajar

Asisten

Ahli Lektor

Lektor Kepala

Guru

Besar JUMLAH Prosentase S-3 300 833 4.824 4.616 3.480 14.053 5,27% S-2 23.652 17.092 24.584 17.756 362 83.446 34,63% S-1 101.295 23.303 10.926 7.006 408 142.938 58,39% Sp-1 52 1 2 55 0,02% Sp-2 26 1 27 0,01% D-4 1.433 255 422 753 . 2.863 1,15% Profesi 1.170 309 74 89 27 1.669 0,68% Lainnya 131 . . 1 1 133 0,05% Total 128.059 41.794 40.830 30.223 4.278 245.184

Prosentase 53,59% 17,13% 17,04% 10,81% 1,44% 100%

(34)

Gambar 3.4. Prosentase jumlah dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan Jabatan Fungsional Akademik

Berdasarkan data yang terkumpulkan pada tahun 2008, dosen yang mempu-nyai jabatan Guru Besar ditemukan sebanyak 4.278 orang (1,44%), Lektor Kepala sebanyak 30.223 (10,81%%), Lektor sebanyak 40.830 orang (17,04%), Asisten Ahli sebanyak 41.794 orang (17,13%), dan yang tidak mempunyai jabatan akademik sebanyak 128.059 orang (53,59%)

(35)

Tabel 3.4. Jumlah dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan kelompok umur dan tingkat pendidikan tertinggi yang mereka miliki.

NO TINGKAT

Berdasarkan data pada Tabel 3.4 di atas, dapat diketahui bahwa terbanyak kelompok umur dosen di lingkungan DIKTI terdapat pada rentangan 31-50 th (sebanyak 60%). Umur dosen pada rentangan tersebut didapatkan pada setiap tingkat pendidikan dosen.

3.2. Dosen Perguruan Tinggi Negeri

(36)

3.2.1. Tingkat pendidikan

Jumlah dosen PNS yang bekerja di perguruan tinggi negeri di lingkungan DIKTI sebanyak 63.030 orang, dan sebanyak 341 orang bekerja di PTN yang BHMN. Mereka bekerja di 82 PTN di seluruh Indonesia yang terdiri atas Universitas, Institut, dan Politeknik.

Secara umum, pada kelompok PTN tingkat pendidikan dosen berdasarkan kelompok jenis kelamin disajikan pada Tabel 3.5 dan pada Gambar 3.4.

Tabel 3.5. Jumlah dosen PTN berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi dan jenis kelamin pada tahun 2008

TINGKAT PEN-DIDIKAN

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan Total Prosen

S-3 6.773 1.988 7.597 12,05% S-2 20.754 11.630 29.369 46,60% S-1 13.016 7.622 26.099 38,68% Sp-1 2 0 851 1,35%

Sp-2 0 0 263 0,42%

D-4 562 237 284 0,45% Profesi 201 245 294 0,45% Jumlah 41.308 21.722 63.030

Prosentase 65,54% 34,46% 100%

(37)

Berdasarkan tampilan data pada Tabel 3.5 di atas, diketahui bahwa sebagian besar dosen PTN adalah laki-laki (65,54%), serta tingkat tingkat pendidikannya terbanyak adalah Magister (S-2) yang disusul kemudian oleh S1. Jumlah dosen yang berpendidikan Magister ditemukan sebesar 29.369 orang (46,60%), dan S1 sebanyak 26.099 orang (38,68%).

3.2.2. Jabatan Fungsional Akademik

Jabatan fungsional dosen terbanyak adalah lektor sebanyak 19.664 ( 31,20%) yang disusul oleh lektor kepala sebanyak 19.226 orang ( 30,51%). Ditemukan pula sebanyak 6.548 orang (9,50%) yang tidak mempunyai jabatan fungsional akademik

Tabel 3.6. Jumlah dan prosentase dosen PTN berdasarkan jaba-tan fungsional dan jenis kelamin pada tahun 2008

NO. Jabatan Fungsional JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan Total Presen 1. Tenaga Pengajar 3.786 2.762 6.548 9,50 % 2. Asisten Ahli 8.462 6.141 14.603 23,17% 3. Lektor 12.749 6.915 19.664 31,20% 4. Lektor Kepala 13.793 5.433 19.226 30,51% 5. Guru Besar 2.518 471 2.989 4,32%

(38)

Gambar 3.6. Jumlah dosen PTN berdasar jabatan fungsional aka-demik tahun 2008

Tabel 3.7. Jumlah dosen PTN berdasarkan jabatan fungsional akademik dan jenis kelamin dalam tingkat pendidikan tertinggi pada ta-hun 2008

TING-KAT PENDD

K

JABATAN AKADEMIK Tenaga

Penga-jar Asisten Ahli Lektor Lektor Kepala Guru Besar

L P L P L P L P L P

S-3 75 22 359 150 1.722 655 2.549 763 2.068 398

S-2 1.221 872 3.433 2.515 7.716 4.706 8.204 3.507 180 30

S-1 2.377 1.766 4.531 3.305 3.154 1.457 2.739 1.057 215 36

Sp-1 - - - - - - 2 - - -

D-4 41 15 65 51 141 75 262 89 53 7

Profesi 72 87 74 120 16 22 37 16 2 -

(39)

pada perguruan tinggi negeri seperti yang disebutkan di atas seba-gian besar adalah dosen dengan tingkat pendidikan Doktor, sekali-pun terdapat mereka yang berpendidikan Magister (245 orang) dan Sarjana (203 orang).

3.2.3. Kelompok Umur

Dari jumlah dosen PTN yang ada, ditemukan terbanyak pada ke-lompok umur 41-50 tahun sebanyak 22.378 orang (35,50%) kemu-dian disusul kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 16.048 orang ( 25,46%). Data dosen PTN berdasarkan kelompok umur yang dike-lompokkan menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3.8

Tabel 3.8. Jumlah dosen tetap PTN berdasarkan kelompok umur, dan pen-didikan tertinggi dosen perguruan tinggi negeri tahun 2008

TINGKAT

Tabel 3.9 Jumlah dosen tetap PTN berdasarkan kelompok umur dan jabatan fungsional

JABATAN FUNGSIONAL

(40)

51-JABATAN

**) Guru Besar dan Lektor Kepala yang ada pada kelompok umur 21-30 ta-hun dan 31-40 tata-hun perlu diklarifikasikan kepada perguruan tinggi terkait.

3.3. Dosen Tetap PNS-Dpk

Dosen PNS-Dpk adalah dosen tetap yang diangkat oleh pemerintah dan diperbantukan pada perguruan tinggi swasta di lingkungan DIKTI, Depdiknas. Jumlah Dosen PNS-Dpk yang tersebar di seluruh Kopertis Wilayah I-XII sebanyak 8.909 orang.

Tabel 3.10. Jumlah dan prosentase dosen PNS-Dpk di setiap Kopertis Wilayah I-XII berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2008

Kopertis Wilayah

puan Jumlah Prosentase 01 Sumut/NAD 510 296 806 11,34% 02- Sumsel, Lampung,

(41)

Gambar 3.6. Jumlah Dosen PNS-Dpk tahun 2008 berdasarkan jenis kelamin di setiap Kopertis Wilayah I-XII

Berdasarkan data pada Tabel 3.10 dan gambar 3.6, dapat diketahui bahwa dosen PNS-Dpk terdapat pada setiap Kopertis Wilayah I-XII. Sebaran dosen PNS-Dpk yang paling banyak terdapat di Kopertis Wilayah VII Jawa Timur sebanyak 1.569 orang,(14,01%), disusul dengan Wilayah IV Jawa Barat sebanyak 1.062 orang (12,54%). Dari sisi gender, dosen PNS-Dpk laki-laki berjumlah hampir dua kali lipat (62,95%) dibandingkan yang perempuan (37,05%).

3.3.1. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan tertinggi dosen PNS-Dpk paling banyak ditemukan pada pendidikan Magister (48,38%) dan berikutnya pada pendidikan Sarjana (45,96%). Data lengkap tentang pendidikan tertinggi dosen PNS-Dpk pada setiap Kopertis Wilayah disajikan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Jumlah dosen PNS-Dpk pada setiap Kopertis Wilayah berdasarkan jenis pendidikan tertinggi tahun 2008

(42)

KOPERTISWILAYAH TINGKAT PENDIDIKAN

S-3 S-2 S-1 D-4 PROFESI TOTAL 03. DKI-Jakarta 69 439 285 44 6 843 04. Jabar-Banten 95 596 363 5 3 1.062 05. DIY-Yogya 68 460 220 0 3 751 06. Jawa Tengah 48 515 311 5 5 884 07. Jawa Timur 94 1.016 448 9 2 1.569 08. Bali/NTT/NTB 22 387 230 3 0 642 09. Sulawesi 39 438 270 0 10 757 10. Sumbar/Riau/Jambi 14 201 104 0 1 320 11. Kalimantan 14 172 201 0 0 387 12. Ambon/Papua 2 51 190 0 0 243 TOTAL 497 4.909 3.398 67 38 8.909

Gambar 3.7. Jumlah dosen PNS-Dpk di Kopertis Wilayah Berdasar tingkat pendidikan tertinggi

(43)

do-sen berpendidikan S1 sebanyak 3.398 orang, S2 sebanyak 4909 orang dan S3 sebanyak 497 orang

3.3.2. Jabatan Fungsional Akademik

Jabatan fungsional akademik dosen PNS-Dpk yang tidak/belum mempunyai jabatan fungsional sebanyak 913 orang, sesuai dengan asisten ahli sebanyak 1.737 orang. Sedangkan jabatan lektor keatas sebanyak 6.259 orang. Data rinci tentang jabatan fungsional do-sen PNS-Dpk berdasarkan Kopertis Wilayah dapat dilihat pada Ta-bel 3.12

Tabel 3.12 Jumlah dosen PNS-Dpk di setiap Kopertis Wilayah berdasarkan jabatan fungsional akademik tahun 2008

(44)

Gambar 3.8 Jumlah dosen PNSdpk Kopertis Wilayah menurut jabatan fung-sional akademik tahun 2008

3.3.3. Kelompok Umur

Dosen PNS Dpk yang berada di seluruh Kopertis Wilayah I-XII cukup banyak ditemukan pada kelompok umur antara 41 – 60 ta-hun, yang masing masing sebanyak 3.534 orang pada usia 41-50 tahun, dan sebanyak 3.005 pada usia 51-60 tahun. Dosen PNS Dpk yang berumur 60 tahun keatas ditemukan sebanyak 602 orang. Se-cara rinci dapat dilihat pada tabel 3.13.

(45)

Tabel 3.13. Jumlah dosen PNS Dpk berdasarkan kelompok umur dan jabatan fungsional

JABATAN FUNGSIONAL

KELOMPOK UMUR <

21 21-30 31-40 41-50

51-60 >60 Tenaga Pengajar 0 198 354 204 136 21 Asisten Ahli 0 226 700 538 270 3 Lektor 0 3 217 1.555 1.082 150 Lektor Kepala 0 0 67 1.211 1.457

380 Guru Besar 0 0 3 26 60 48 Total 0 427 1.341 3.534 3.005 602

(46)

Tabel 3.14. Jumlah dosen PNS-Dpk berdasarkan kelompok umur dengan tingkat pendidikan tahun 2008.

TINGKAT PENDIDIKAN

KELOMPOK UMUR

< 21 21-30 31-40 41-50 51-60 >60 S-3 0 0 14 202 203 78 S-2 0 46 526 2.339 1.725 273 S-1 0 376 788 980 1.024 230 D-4 0 0 5 9 35 18 Profesi 0 5 8 4 18 3 TOTAL 0 427 1.341 3.534 3.005 602

Gambar 3.10 Jumlah dosen PNS-Dpk berdasarkan kelompok umur dengan tingkat pendidikan tahun 2008.

3.4. Dosen tetap Yayasan

(47)

Mereka yang mengajar di PTS lebih lanjut dapat dikelompokkan menjadi dosen tetap PNS-Dpk yang berjumlah 8.909 orang, dosen tetap yayasan se-banyak 83.051 orang, dan dosen tidak tetap sese-banyak 89.853 orang.

Rincian jumlah data dosen tetap yayasan pada setiap Kopertis Wilayah dis-ajikan pada Tabel 3.15 di bawah ini.

Tabel 3.15 Jumlah dosen tetap yayasan berdasarkan jenis kelamin pada Kopertis Wilayah tahun 2008.

Kopertis Wilayah

puan Jumlah Prosentase 01 Sumut/NAD 4.064 2.976 7.040 8,48%

(48)

3.4.1. Tingkat pendidikan

Data jumlah dosen tetap Yayasan pada setiap Kopertis Wilayah I-XII berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi mereka dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut.

Tabel 3.16 Jumlah dosen tetap yayasan berdasar tingkat pendidikan pada setiap Kopertis Wilayah

KOPERTIS WILAYAH TINGKAT PENDIDIKAN

S-3 S-2 S-1 D-4 Sp-1 Sp-2 Profesi Lainnya 01. Sumut/NAD 55 1.463 5.470 4 0 2 44 2 02- Sumsel, Lampung,

Bengkulu, Babel 36 1.146 3.466 5 0 0 37 0 03. DKI-Jakarta 868 6.239 7.471 177 1 1 100 7 04. Jabar-Banten 401 3.891 7.011 73 1 0 67 1 05. DIY-Yogya 246 2.560 2.618 7 0 0 35 0 06. Jawa Tengah 203 2.907 5.261 35 0 0 72 1 07. Jawa Timur 411 4.957 7.121 59 1 1 101 5 08. Bali/NTT/NTB 51 901 2.097 6 1 0 6 0 09. Sulawesi 85 1.666 4.958 5 0 0 64 2 10. Sumbar/Riau/Jambi 44 796 2.288 12 0 1 54 0 11. Kalimantan 24 903 2.254 0 0 0 12 0 12. Ambon/Papua 16 442 1.720 1 0 0 2 0

(49)

Tabel 3.17. Dosen Tetap Yayasan berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kelompok Umur tahun 2008.

TINGKAT PENDIDIKAN

KELOMPOK UMUR < 21 21-30 31-40 41-50

51-60 >60 S-3 0 14 274 898 657 597 S-2 0 1.466 9.879 10.676 4.089 1.761 S-1 4 14.518 19.974 10.620 3.843 2.776 D-4 0 2 54 122 62 144 Sp-1 0 0 1 2 1 0 Sp-2 0 2 2 0 1 0 Profesi 0 222 223 50 33 66 Lainnya 0 1 3 9 1 4 TOTAL 4 16.225 30.410 22.377 8.687 5.348

Dosen dengan pendidikan S2 keatas, terbanyak ditemukan pada kelompok umur 41-50 tahun. Sedang yang berpendidikan S1 dan D4 terbanyak ditemukan pada kelompok umur 31-40 tahun.

3.4.2. Jabatan Fungsional Akademik

(50)

Tabel 3.18. Jumlah dosen tetap Kopertis I s/d XII menurut jabatan

(51)

Tabel 3.19. Dosen tetap yayasan berdasar kelompok umur dan jabatan fung

Dosen tidak tetap adalah tenaga pendidik yang mengajar di perguruan tinggi tanpa adanya ikatan yang tetap dengan perguruan tinggi induknya.

Tabel 3.20 Jumlah dosen tidak tetap PTN dan PTS di Wilayah dan menurut jenis kelamin tahun 2008.

(52)

Tugas kerja dosen tidak tetap bersifat insidental dengan tugas kerja menga-jar setiap semester secara berfluktuatif.

Berdasarkan data pada Tabel 3.20 diketahui bahwa komposisi dosen tidak tetap dari sisi gender yaitu laki-laki sebanyak 56.351 atau 67,49% dan pe-rempuan sebanyak 27.143 atau 32,51%. Jumlah dosen tidak tetap yang pal-ing banyak dipekerjakan di perguruan tpal-inggi terdapat di Wilayah III Jakarta (21,27%), Wilayah IV Jabar/Banten (18,55%), dan Wilayah VII Jatim (11,61%).

Berdasarkan kelompok umur akan terlihat sebaran dosen tidak tetap, seperti terlihat pada tabel 3.21 berikut

(53)

BAB IV: MAHASISWA

Profil mahasiswa di perguruan tinggi merupakan informasi penting untuk mengetahui sampai sejauhmana tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program kerja tahunan Dirjen Dikti secara keseluruhan melalui skema berupa bantuan dan pembinaan yang telah diberikan kepada perguruan tinggi. Di samping itu, bagi perguruan tinggi itu sendiri, mahasiswa merupakan motor penggerak kegiatan akademik di perguruan tinggi. Fluktuasi dan ketidak merataan sebaran jumlah mahasiswa di berbagai perguruan tinggi akan mempengaruh terhadap sumber pendapatan yang akhirfnya akan berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas kegiatan akademik utama, pendukung maupun lainnya.

Pengelolaan mahasiswa yang baik, tercermin mulai dari kegiatan proses perekrutan, seleksi, proses pembelajaran, evaluasi dan monitoring kinerja, proses pemberdayaan masing-masing unit kerja, penumbuhan akademik atmosfir yang sedemikian rupa sehingga kompetensi baik hard skilled dan soft skilled sesuai dengan dunia kerja atau profesi yang akan ditempuh oleh lulusan.

Informasi yang diperlukan untuk diangkat dalam upaya pengawasan, pembinaan dan pengendalian sekurang-kurangnya bagaimana tingkat kemampuan dan daya saing mahasiswa dalam bidang ilmu tertentu yang diukur dari perbandingan jumlah yang mendaftar dengan yang diterima, bagaimana kecenderungan peminat terhadap bidang ilmu tertentu dilihat dan jenjang pendidikan, Komposisi mahasiswa menurut gender dalam bidang ilmu tertentu dan jenjang pendidikan, informasi juga perlu mengelompokkan berdasarkan kelompok PTN, Kopertis wilayah, kelompok bidang ilmu.

4.1. Profil Mahasiswa Keseluruhan

(54)

Tabel 4.1 Jumlah mahasiswa dan prosentasinya berdasarkan kelompok Kopertis Wilayah I-XII dan PTN (termasuk UT) pada tahun kuliah 2007-2008.

KOPERTIS/PTN JENIS KELAMIN STATISTIK

L P TOTAL PROSEN

PTN 630.748 735.436 1.366.184 30,49%

01- Sumut/NAD 160.201 189.635 349.836 7,81%

02- Sumsel, Lampung,

Bengkulu, Babel 89.765 86.970 176.735 3,94%

03- DKI Jakarta 307.436 253.225 560.661 12,53%

04- Jabar/Banten 236.570 182.298 418.868 9,35%

05- DI Yogyakarta 94.911 71.697 166.608 3,72%

06- Jawa Tengah 135.439 132.733 268.172 5,94%

07- Jawa Timur 229.729 204.596 434.325 9,69%

08- Bali, NTB, NTT 73.173 62.432 135.605 3,03%

09- Sulawesi 131.104 142.656 273.760 6,11%

10- Sumbar, Riau, Jambi 77.013 75.514 152.527 3,40%

11- Kalimantan 62.512 51.187 113.699 2.54%

12- Maluku/Papua 36.044 28.163 64.207 1,42%

Total 2.264.645 2.216.542 4.481.187 100,00%

Prosentase 50,54 % 49,46 % 100%

(55)

Gambar 4.1. Diagram pie untuk proporsi jumlah mahasiswa pada setiap Kopertis Wilayah I-XII dan PTN pada tahun 2007-2008.

(56)

Tabel 4.2. Jumlah mahasiswa dan prosentasenya berdasarkan kelompok bidang ilmu dan jenis kelamin pada tahun kuliah 2007/2008.

BIDANG ILMU JENIS KELAMIN STATISTIK

L P TOTAL PROSEN

Kesehatan 78.940 267.617 346.557 7.73%

Teknik 303.155 74.243 377.398 8.42%

MIPA

32.484 60.831 93.315 2.08%

Pertanian 85.858 51.850 137.708 3.07%

Komputer 302.067 151.486 453.553 10.12%

Ekonomi 456.759 405.739 862.498 19.25%

Sosial 210.423 164.073 374.496 8.36%

Psikologi 13.557 30.472 44.029 0.98%

Hukum 192.918 65.916 258.834 5.78%

Agama dan Filsafat 6.027 4.325 10.352 0.23%

Budaya dan Sastra 30.473 50.815 81.288 1.81%

Kependidikan 503.457 861.218 1.364.675 30.45%

Seni 22.068 11.738 33.806 0.75%

Aneka Ilmu 26.459 16.219 42.678 0.95%

TOTAL 2.264.645 2.216.542 4.481.187 100,00%

(57)

Gambar 4.2 Proporsi jumlah mahasiswa berdasarkan kelompok bidang ilmu pada tahun 2008

(58)

4.2. Kelompok Jenjang Studi

Sebaran jenjang studi yang diambil oleh mahasiswa akan memberikan in-formasi sampai sejauh mana pemetaan keinginan masyarakat untuk mening-katkan jenjang pendidikan lebih lanjut.

Tabel 4.3. Jumlah mahasiswa berdasarkan jenjang studi dan kelompok

bidang ilmu pada tahun kuliah 2007/2008.

BIDANG ILMU JENJANG STUDI TOTAL

≤DIPLOMA S-1 S-2* S-3

TOTAL 1.006.989 3.315.900 149.931 7.335 4.481.187

(59)

Dari Tabel 4.3. di atas terlihat bahwa minat untuk meningkatkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Untuk tingkat diploma (D-1 – D-4), didominasi oleh bidang ilmu kependidikan, komputer dan kesehatan, Untuk jenjang sarjana (S-1) didominasi oleh bidang ilmu kependidikan, ekonomi dan teknik, seme-tara untuk jenjang paska-sarjana (S-2) masih didominasi bidang ilmu eko-nomi, kependidikan dan kesehatan, sedangkan untuk tingkat Doktoral (S-3) masih didominasi oleh bidang ilmu ekonomi, kependidikan dan sosial.

4.3. Kelompok Bidang Ilmu

Untuk mengetahui program studi mana yang di antara kelompok bidang ilmu tersebut yang menjadi favorit masyarakat, dijabarkan berikut ini :

4.3.1. Kelompok Bidang Ilmu Kependidikan

(60)

Gambar 4.3. Jumlah dan prosentase mahasiswa yang belajar pada ilmu ke-pendidikan berdasarkan jenjang ke-pendidikan.

Sementara itu, menurut program studi yang mereka pilih, paling banyak yang diminati oleh mahasiswa adalah program studi Pendidikan Guru Seko-lah Dasar untuk jenjang S-1 dan D-2, Pendidikan Bahasa Inggris (S-1), dan seterusnya seperti yang disajikan pada Tabel 4.4 yang berikut.

Tabel 4.4 Peringkat program studi di kelompok Ilmu Kependidikan dan

jumlah seluruh mahasiswa pada tahun 2007-2008.

Pe- ring-kat

KODE NAMA PROGRAM STUDI

Jen-jang

Jumlah Maha-siswa

1. 86206 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1 346.796

2. 86506 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR D-2 332.560

3. 88201 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA S-1 144.317

4. 88203 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS S-1 140.603

5. 84202 PENDIDIKAN MATEMATIKA S-1 109.967

6. 87205 PENDIDIKAN PANCASILA DAN

(61)

Pe- ring-kat

KODE NAMA PROGRAM STUDI

Jen-jang

Jumlah Maha-siswa

7. 86507 PENDIDIKAN GURU TAMAN

KANAK-KANAK D-2 63.409

8. 87203 PENDIDIKAN EKONOMI S-1 60.364

9. 84205 PENDIDIKAN BIOLOGI S-1 54.148

10. 85201 PENDIDIKAN JASMANI DAN

KESEHA-TAN DAN REKREASI S-1 51.011

……… dan seterusnya …..

Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa program Diploma-2 yang dilaksanakan dalam kelompok Ilmu Kependidikan hanya terkonsentrasi pada dua program studi yang disebutkan pada Tabel 4.4 di atas dan program studi Pendidikan Sekolah Dasar menjadi favorit baik untuk jenjang pendidikan Sarjana (S-1) maupun Diploma-II.

Total populasi peminat untuk bidang ilmu pendidikan yang merata hampir di seluruh wilayah perlu dicermati lagi dengan tingkat usia peserta didik, untuk memperhitungkan angka partisipasi kasar (APK) diukur dari usia 19 – 24 tahun, karena ada phenomena syarat sertifikasi guru harus pendidikan sarja-na atau diploma empat untuk pendidikan dasar dan menengah (UU RI No 14 th 2005 tentang guru dan dosen ps 9). Hal ini berarti peserta didik adalah guru yang menempuh studi lanjut yang tingkat usianya adalah di atas 24 tahun. Dan, lebih jauh lagi tingginya minat tersebut bersifat sementara atau sesaat.

4.3.2. Kelompok bidang Ilmu Ekonomi

(62)

Gambar 4.4. Jumlah dan prosentase mahasiswa bidang ilmu Ekonomi berda-sarkan jenjang pendidikan.

Adapun, menurut program studi dalam kelompok bidang Ilmu Ekonomi yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah program studi S-1 Ma-najemen, S-1 Akuntansi, D-3 Akuntansi, dan seterusnya seperti yang terlihat pada Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5. Peringkat program studi di kelompok Ilmu Ekonomi dan

jumlah seluruh mahasiswa pada tahun 2007-2008.

Pe-ring kat

KODE NAMA PROGRAM STUDI

Jen-jang

Jumlah Maha-siswa

1. 61201 MANAJEMEN S-1 448.261

2. 62201 AKUNTANSI S-1 218.369

3. 62401 AKUNTANSI D-3 55.484

4. 61101 MANAJEMEN S-2 44.740

5. 60201 EKONOMI PEMBANGUNAN S-1 39.493

(63)

Pe-ring kat

KODE NAMA PROGRAM STUDI

Jen-jang

Jumlah Maha-siswa

7. 61406 KEUANGAN D-3 8.945

……… dan seterusnya …..

Di samping program studi yang disebutkan pada daftar peringkat pada tabel di atas, masih terdapat jumlah mahasiswa lain yang belajar pada jenjang Diploma-4, Diploma-2, Diploma-1, dan Profesi. Namun, jumlah mahasiswa pada kelompok program studi dan jenjang pendidikan yang disebutkan te-rakhir tersebut tidak terlalu signifikan.

4.3.3. Kelompok bidang Ilmu Kesehatan

(64)

Gambar 45. Jumlah dan prosentase mahasiswa bidang ilmu Kesehatan ber-dasarkan jenjang pendidikan.

Adapun, menurut program studi dalam kelompok bidang Ilmu kesehata-nyang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah program studi D-3 Kebidanan, D-3 Keperawatan, S-1 Keperawatan, dan seterusnya seperti yang terlihat pada Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.6. Peringkat program studi di kelompok Ilmu Kesehatan dan

jumlah seluruh mahasiswa pada tahun 2007-2008.

Pe-ring kat

KODE NAMA PROGRAM STUDI

Jen-jang

Jumlah Maha-siswa

1. 15401  KEBIDANAN  D-3 95.668

2. 14401  KEPERAWATAN  D-3 63.990

3. 14201  ILMU KEPERAWATAN  S-1 50.518

(65)

Pe-ring kat

KODE NAMA PROGRAM STUDI

Jen-jang

Jumlah Maha-siswa

5. 11201  PENDIDIKAN DOKTER  S-1 40.663

6. 12201  PENDIDIKAN DOKTER GIGI  S-1 8.511

7. 13453  ANALIS KESEHATAN  D-3 4.889

8. 15301  BIDAN PENDIDIK  D-4 3.269

9.

13462 

PEREKAM  DAN  INFORMASI  KESE‐

HATAN  D-3 2.588

10 13211  ILMU GIZI  S-1 2.163

  ……… dan seterusnya …..

Di samping program studi yang disebutkan pada daftar peringkat pada tabel di atas, masih terdapat jumlah mahasiswa lain yang belajar pada jenjang Diploma-2, Diploma-1, Spesialis dan Profesi. Namun, jumlah mahasiswa pada kelompok program studi dan jenjang pendidikan yang disebutkan te-rakhir tersebut tidak terlalu signifikan.

4.3.4. Kelompok bidang Ilmu Teknik

(66)

Gambar 4.6. Jumlah dan prosentase mahasiswa bidang ilmu Kesehatan ber-dasarkan jenjang pendidikan.

Adapun, menurut program studi dalam kelompok bidang Ilmu teknik yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah program studi S-1 Teknik

Sipil, S-1 Teknik Elektro, S-1 Teknik Mesin, dan seterusnya seperti yang

terlihat pada Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7. Peringkat program studi di kelompok Ilmu Teknik dan jumlah

seluruh mahasiswa pada tahun 2007-2008.

Pe-ring kat

KODE NAMA PROGRAM STUDI

Jen-jang

Jumlah Maha-siswa

1. 22201  TEKNIK SIPIL  S-1 59.705

2. 20201  TEKNIK ELEKTRO  S-1 47.712

3. 21201  TEKNIK MESIN  S-1 43.101

(67)

Pe-ring kat

KODE NAMA PROGRAM STUDI

Jen-jang

Jumlah Maha-siswa

5. 23201  ARSITEKTUR  S-1 23.873

6. 21401  TEKNIK MESIN  D-3 18.212

7. 20401  TEKNIK ELEKTRONIKA  D-3 14.154

8. 24201  TEKNIK KIMIA  S-1 13.289

9. 22401  TEKNIK SIPIL  D-3 9.479

10 41231  TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN  S-1 6.604

……… dan seterusnya …..

Di samping program studi yang disebutkan pada daftar peringkat pada tabel di atas, masih terdapat jumlah mahasiswa lain yang belajar pada jenjang Diploma-4, Diploma-2, Diploma-1, spesialis dan Profesi. Namun, jumlah mahasiswa pada kelompok program studi dan jenjang pendidikan yang dis-ebutkan terakhir tersebut tidak terlalu signifikan.

4.3.5. Kelompok Bidang Ilmu Komputer

(68)

Gambar 4.7. Jumlah dan prosentase mahasiswa bidang ilmu Komputer ber-dasarkan jenjang pendidikan.

Adapun, menurut program studi dalam kelompok bidang Ilmu teknik yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah program S-1 studi Teknik Informatika, D-3 Manajemen Informatika, S-1 Sistem Informasi, dan sete-rusnya seperti yang terlihat pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8. Peringkat program studi di kelompok Ilmu Teknik dan jumlah

seluruh mahasiswa pada tahun 2007-2008.

Pe-ring kat

KODE NAMA PROGRAM STUDI

Jen-jang

Jumlah Maha-siswa

1. 55201  TEKNIK INFORMATIKA  S-1 143.336

2. 57401  MANAJEMEN INFORMATIKA  D-3 125.270

(69)

Pe-ring kat

KODE NAMA PROGRAM STUDI

Jen-jang

Jumlah Maha-siswa

4. 57402  KOMPUTERISASI AKUNTANSI  D-3 34.216

5. 56401  TEKNIK KOMPUTER  D-3 20.947

6. 55401  TEKNIK INFORMATIKA  D-3 14.267

7. 56201  SISTEM KOMPUTER  S-1 11.527

8. 55101  TEKNIK INFORMATIKA  S-2 1.799

9. 57101  SISTEM INFORMASI  S-2 1.051

10 55301  TEKNIK INFORMATIKA  D-4 399

……… dan seterusnya …..

4.4. Mahasiswa Baru

Dalam menjaga keberlangsungan kegiatan pendidikannya, perguruan tinggi melakukan rekrutmen mahasiswa baru tidak hanya pada semester ganjil saja tetapi juga di semester genap. Kebijakan penerimaan mahasiswa baru pada setiap semester tersebut dilakukan oleh PTN/PTS di seluruh Kopertis Wi-layah I-XII. Yang berikut adalah bahasan penerimaan mahasiswa baru pada semester ganjil dan genap tahun kuliah 2007-2008.

(70)

Tabel 4.9. Penerimaan Mahasiswa Baru Berdasarkan Tahun-Semester

Kopertis/PTN  2002‐1  2002‐2  2003‐1  2003‐2  2004‐1  2004‐2  2005‐1  2005‐2  2006‐1  2006‐2  2007‐1  2007‐2 

PTN  246,096    1,602   270,349   1,542   304,837   1,920   358,021    1,324    383,921    3,160    450,891    4,021  

01   53,399    383   59,631   189    65,257   1,456   67,059    2,148    76,650   1,832   79,940    ‐  

02  22,433    498   23,794    656   26,625    988   30,523   385   39,850    865    45,804   1,205  

03  120,254   3,511   120,042  4,173   122,131  4,353   120,951   5,262   120,499   6,086   117,381   10,167  

04   70,865   689   73,185   849   76,848   993   85,786   1,870   101,839   1,894   98,572   2,316  

05  44,857    170   40,269   328   37,671   373   35,340   1,089   32,611   1,630   35,401   2,151  

06  44,074   414   44,031   399   47,257   798   49,292   2,080   53,816   1,293   66,090   3,902  

07  79,883   985   78,182   797   74,096   3,421   84,979   3,907   88,721   5,921   101,747   10,661  

08  16,745   18   19,210   98   22,500   29   24,184   90   30,560   83   38,632   244  

09  36,058   452   36,920   647   41,796   1,229   48,646   1,028   65,191   1,317   82,258   2,323  

10  20,048   145   22,055   339   23,679   530   27,033   679   32,766   576   37,883   1,304  

11  18,843   22   18,671   95   18,282   46   18,257   174   23,284   632   26,499   481  

12  12,601   34   11,134   15   12,722   99   12,831   75   15,754   172   20,521   111  

TOTAL  786,156   8,923   817,473  10,127   873,701  16,235   962,902   20,111   1,065,462  25,461   1,201,619  38,886  

(71)

Data pada Tabel 4.9 di atas juga memberi informasi lebih lanjut bahwa Kopertis Wilayah III DKI Jakarta adalah daerah yang paling banyak menerima mahasiswa baru; yakni, sebanyak 117.381 orang (9,77%). Peringkat berikutnya adalah Kopertis Wilayah VII Jawa Timur yang menerima mahasiswa baru sebanyak 101.747 orang (8,47%) dan Kopertis Wilayah IV Jabar/Banten yang me-nampung mahasiswa baru sebanyak 98.572 orang (8,20%). Semen-tara itu, perguruan tinggi negeri (PTN) yang berjumlah sebanyak 82 institusi menerima 450.891 orang mahasiswa baru atau 37,52% dari total mahasiswa baru pada semester ganjil tahun 2007-2008.

Sementara itu, berdasarkan jenjang pendidikan jumlah mahasiswa baru semester ganjil tahun 2007-2008 pada jenjang pendidikan Sar-jana menerima mahasiswa dengan proporsi sebanyak 70%, pro-gram pendidikan Diploma-3 sebanyak 21%, propro-gram Magister se-banyak 4%, dan sisanya pada program pendidikan Doktor, Spesia-lis-1, Profesi, dan Diploma I, II, IV. Jumlah mahasiswa dan pro-porsinya berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada Gam-bar 4.8. yang berikut.

(72)
(73)

BAB V: ANALISA

5.1 ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)

Permasalahan di pendidikan tinggi menyangkut pemerataan kesempatan da-lam memperoleh pendidikan tinggi bagi warga negara dada-lam kelompok usia 19-24 tahun. Pembangunan Jangka Panjang II menyatakan pemerataan itu dengan indikator yang dinamakan Angka Partisipasi Kasar disingkat APK. Indikator itu menunjukan nisbah antara jumlah mahasiswa keseluruhan dan besarnya populasi dalam kelompok usia 19-24 tahun.

Besar APK pada akhir Pelita V kurang lebih 10%. Dalam Pembangunan Jangka Panjang II dicantumkan sasaran APK sebagai berikut. Pada tahun 2000 ditetapkan sasaran APK sebesar 12.8%; 15% pada tahun 2005, dan 25% pada tahun 2020. Pada perjalanannya APK tahun 2005 tercapai sebesar 15.26%, tahun 2006 sebesar 16,91%, dan tahun 2007 sebesar 17.26%. Diha-rapkan sasaran 25% pada tahun 2020 dapat tercapai.

Kontribusi perguruan tinggi negeri, universitas terbuka, dan kopertis wilayah terhadap APK nasional berdasarkan data Desember 2008 adalah sebagai be-rikut:

Tabel 5.1 Sebaran Angka Partisipasi Kasar Berdasarkan Wilayah Kopertis

(74)

No. Wilayah

Penduduk Usia 19-24

Mahasiswa

Kopertis APK

10 Sumbar, Riau, Jambi 1.615.900 152.527 9,44% 11 Kalimantan 1.521.980 113.699 7,47% 12 Maluku, Papua 584.000 64.207 10,99% Indonesia 25.274.200 3.115.003 12,32%

(75)

Tabel 5.2 Sebaran Angka Partisipasi Kasar PTN dan Universitas Terbuka

No.

Perguruan Tinggi Penduduk In-donesia Usia

19-24

Mahasiswa APK 

1 PTN 25.274.200 844.949 3,34% 2 Universitas Terbuka 25.274.200 521.235 2,06%

Tabel 5.3 Sebaran APK di PTS, PTN dan Universitas Terbuka

No.

Perguruan Tinggi Penduduk In-donesia Usia

19-24

Mahasiswa APK 

1 PTS 25.274.200 3.115.003 12,32% 2 PTN 25.274.200 844.949 3,34% 3 Universitas Terbuka 25.274.200 521.235 2,06%

PTS/PTN/UT 17,72%

(76)

Angka Partisipasi Kasar pada tahun 2020 diproyeksikan 25%, melihat laju kenaikan APK sejak tahun 2002 yang hanya 6%, maka diperlukan upaya yang lebih intensif sehingga pada tahun 2020 dapat dicapai APK yang diha-rapkan.

5.2 PARTISIPASI PELAPORAN

Dilihat dari partisipasi pelaporan EPSBSED tahun2008 mengalami penuru-nan yang cukup signifikan yaitu dari jumlah 2966 PT yang melaporkan EPSBED nya adalah 2214 PT atau 74,65 %, padahal tahun2007 sebanyak 90,2 % Sedangkan untuk PS dari 15170 PS yang melaporkan EPSBED nya adalah sebanyak 10112 PS atau 66,66%, padahal tahun 2007 sebanyak 90 . Hal ini perlu dievaluasi mengingat Dikti untuk tahun 2008 telah membantu dana sebesar 500 juta rupiah untuk masing-masing Kopertis diseluruh wi-layah Indonesia, untuk peningkatan Partisipasipasi pelaporan. Dalam masa-lah penurunan pelaporan bahkan ada yang 0 % yaitu Kopertis wilayah I. Karena partisipasi pelaporan itu menyangkut dua belah pihak yang saling berhubungan yaitu PT yang bersangkutan dan Kopertis sebagai koodinator wilayah, maka perlu evaluasi kedua belah pihak tsb. intesitasdan efektifitas pelatihan atau TOT ( training of trainer ) dan kurang nya perhatian dari pim-pinan PT menjadi kendala tersendiri. Intensitas dan effektifitas sering men-jadikendala sehubungan waktu TOT dan orang yang ditugaskaskan dan akan menjadi trainer seringkali tidak tepat. Mengenai kepedulian pimpinan dira-sakan oleh pihak operator/pelaksana harian EPSBED diperguruan tinggi ku-rang memadai dan akhirnya dianggap sebagai tugas tambahan bagi operator.

5.3 KELEMBAGAAN

Jumlah PT sebanyak 2966 buah dan PS sebanyak 15170 buah merupakan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan keadaan pada ta-hun 2007 yaitu 2811 PT ( naik 5,2 % ) dan 14424 PS ( naik 4,9 % ). Tetapi hal ini tidak berdampak pada peningkatan APK secara signifikan yang hanya naik 0,15 % dari tahun 2007. Selain itu Pertumbuhan jumlah perguruan ting-gi sebanyak 155 buah merupakan hal yang mengherankan menting-gingat Direk-torat Jenderal Pendidikan tinggi sejak tahun2008 memberhentikan dulum pembukaan/izin perguruantinggi batu.

(77)

Misi Depdiknas juga melakukan pengembangan PT menjadikan PS 40 % bidang sains dan teknologi , pada tahun 2014. Saat ini masih didominasi oleh PS yang non teknik yaitu sekitar 70 %. Upaya pergeseran penyelenggaraan pendidikan yang berbasis sains dan teknologi perlu dilakukan yang dimulai dari perizinan yang lebih memprioritaskan PS yang berbasis sains dan tekno-logi.

5.4 DOSEN

Dosen memegang peran sangat penting dan strategis dalam kegiatan pendi-dikan di perguruan tinggi, disamping kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Ketenaran dan kemajuan perguruan tinggi sangat ditentu-kan oleh profil dosen, terutama dosen tetap nya.

Ditemukannya cukup banyak dosen tidak tetap sebanyak 37 % dari seluruh dosen yang ada, mengindikasikan kurang optimalnya proses pendidikan. Keadaan ini makin kurang baik manakala dosen yang melakukan proses pembelajaran belum mempunyai jabatan fungsional akademik yang dike-lompokan dalam tenaga pengajar. Jumlahnya cukup banyak yaitu 128.059 orang (53,59%), dimana sebanyak 101.295 orang berpendidikan S1, sedang-kan yang S2 dan S3 hanya sedikit yaitu 23.952 orang. Keseluruhan dosen yang berpendidikan S1 ditemukan cukup banyak yaitu 142.938 orang (58,39%) dari seluruh dosen yang berjumlah 245.184 orang. Diantara yang berpendidikan S1 ditemukan pula yang mempunyai jabatan fungsional aka-demik guru besar sebanyak 408 orang. Apabila keadaan ini dikaitkan dengan UU no 20 Sisdiknas th 2003 dan PP 19 th 2005 tentang SNP, tentang syarat dosen untuk pendidikan akademik yang harus berpendidikan S2, maka kea-daan ini sungguh perlu difikirkan dan diprogramkan baik oleh perguruan tinggi maupun oleh Depdiknas cq Dikti. Apabila dikaitkan dengan dosen harus bersertifikat (Sertifikat Dosen), maka kesulitan jelas terlihat didepan mata.

Gambar

Tabel 2. 1 Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Bentuk PT dan Wilayah
Gambar 1 Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Wilayah
Tabel 2. 2 Sebaran Bidang Keilmuan Berdasarkan Wilayah
Gambar 4 Sebaran Program Studi Berdasarkan Wilayah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Volume ekspor biji kakao di Malaysia, Amerika Serikat, Tiongkok, Belanda, Singapura dan Jerman,.Harga biji kakao

Sampel, berupa air dan tanah, diambil di sepanjang aliran sungai (jalan Abdullah Daeng Sirua – Antang – Bantimurung, Maros).) dan selajutnya sampel dibawa ke laboratorim

Infocomm secara signifikan mengubah dunia global pada beberapa dekade terakhir, merobohkan batas geografi dan budaya terhadap informasi dan pasar, dan menggeser paradigma

Ber kenaan dengan hal t er sebut , agar Saudar a dapat membaw a dokumen penaw ar an asli dan audit payr oll t enaga ahli yang Saudar a Upload melalui aplikasi SPSE. CIPTA

Kemampuan awal yang diperlukan untuk mempelajari modul ini adalah siswa telah mempelajari dan memahami berbagai konsep persamaan dan pertidaksamaan linear maupun

Indonesia memiliki hutan tropis yang banyak menyimpan kekayaan alam kayu terbesar di dunia. Kayu-kayu yang dihasilkan pun banyak macamnya. Diantaranya adalah kayu jati, kayu

View publication stats View

1) Kemiringan sayap ke arah tebing minimum sama dengan kemiringan dasar sungai di hulu bangunan penahan sedimen dan maksimum 10%. 2) Panjang sayap sebelah kiri dan kanan boleh