• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Degradasi Lingkungan 2.1.1. Pengertian Degradasi Lingkungan - Analisis Dampak Keberadaan PT.Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Degradasi Lingkungan 2.1.1. Pengertian Degradasi Lingkungan - Analisis Dampak Keberadaan PT.Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Degradasi Lingkungan

2.1.1. Pengertian Degradasi Lingkungan

Degradasi lingkungan dapat diartikan sebagai penurunan kualitas lingkungan

yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsinya

secara baik komponen-komponen lingkungan sebagaimana mestinya. Degradasi

lingkungan pada dasarnya disebabkan oleh adanya intervensi atau campur tangan

manusia yang berlebihan terhadap keberadaan lingkungan secara alamiah. Degradasi

lingkungan yang dibahas dalam modul ini lebih difokuskan pada degradasi fungsi

lahan dan tanah secara umum sebagai akibat intervensi manusia dalam proses

pembangunan. Degradasi lingkungan dapat terjadi akibat pemanfaatan lahan dan

masuknya bahan-bahan pencemar berbentuk padat dan cair ke lingkungan yang mana

bahan-bahan ini bukan merupakan bagian dari komponen lingkungan asli. Degradasi

lingkungan dapat pula terjadi akibat proses eksploitasi terhadap lahan dan tanah,

seperti yang terjadi pada proses penambangan timah, emas, batu bara, dan lain

sebagainya. Secara alami tanah hanya akan mengalami pencemaran apabila terjadi

erosi, namun pencemaran alami ini selalu diimbangi oleh proses pelapukan produk

alami dan pembentukan tanah yang baru. Sebagaimana halnya air yang memiliki

kualitas air maka tanah pun demikian, kualitas tanah di satu tempat dengan tanah di

(2)

Perbedaan kualitas tanah pada umumnya dinilai dari kondisi lapisan humus

hasil pelapukan dan pembusukan sisa-sisa tanaman di bagian permukaan tanah.

Semakin beragam organisme hidup yang terdapat di permukaan tanah, semakin

berkualitas tanah tersebut. Degradasi lingkungan yang sering dijumpai antara lain:

1. Degradasi lingkungan akibat pertambangan

2. Degradasi lingkungan akibat industri

3. Degradasi lingkungan akibat pertanian

4. Degradasi lingkungan akibat pembangunan pemukiman

2.2Pertanian

Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi khususnya negara-negara dunia ke tiga termasuk Indonesia, sebab sebagian

penduduknya hidup dari sektor pertanian. Sektor pertanian yang relatif lebih ‘labour

intensive’ memungkinkan menjadi pemasok tenaga kerja ke sektor modern. Di

samping itu sektor pertanian bisa menjadi sumber modal bagi sektor modern

(Sukanto: 1998; 65).

2.2.1. Klasifikasi Sektor Pertanian

Adapun pembagian bidang-bidang pertanian adalah sebagai berikut :

1. Pertanian rakyat atau disebut pertanian dalam arti sempit.

2. Perkebunan (termasuk di dalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar)

3. Kehutanan

(3)

5. Perikanan (dalam perikanan dikenal lebih lanjut yaitu perikanan darat dan

perikanan laut) (Mubyarto: 1989; 15).

Namun disini penulis hanya membahas atau menitikberatkan pada

pertanian dan perkebunan saja. Dalam arti sempit pertanian diartikan sebagai

pertanian rakyat yaitu usaha pertanian dimana diproduksi bahan makanan seperti :

padi dan palawija, terdiri dari jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang

kedelai dan kacang hijau, dan tanaman holtikultura sepeti : sayur-sayuran dan

buah-buahan. Kelompok sayur-sayuran terdiri dari bawang merah, bawanag putih, bawang

daun, kentang, kubis, sawi, wortel, lobak, kacang merah, kacang panjang, tomat,

cabe, ketimun, labu siam, kangkung, kol bunga, bayam, terung. Kelompok

buah-buahan terdir dari alpukat, mangga, jeruk, rambutan, durian, salak, pisang, nenas,

manggis, nangka, sirsak, dan belimbing.

2.2.2. Syarat-Syarat Pembangunan Pertanian

Menurut Musher (Mubayarto: 1989; 195), pembangunan pertanian

memiliki syarat mutlak dan syarat pelancar dalam kegiatannya. Syarat mutlak

pembangunan pertanian adalah :

1. adanya pasar untukk hasil-hasil usaha tani

2. teknologi yang semakin berkembang

3. tersedianya bahan-bahan dan alat produksi secara lokal

4. adanya perangsang produksi bagi petani, dan

(4)

Dan syarat-syarat pelancarnya adalah :

1. pendidikan pembangunan

2. kredit produksi

3. kegiatan gotong royong petani

4. perbaikan dan perluasan lahan pertanian

5. perencanaan nasional pembangunan pertanian.

2.2.3. Hubungan Pertanian Dengan Pertumbuhan Ekonomi Dan Lingkungan Hidup.

Berbicara masalah pembanguna ekonomi, khususnya di dunia ke tiga

orang tidak akan lepas dari masalah pertanian. Sedangkan berbicara masalah

pertanian kita tidak bisa lepas dari lahan sebab pertanian ada dan tumbuh karena

tersedianya lahan meskipun saat ini telah dirintis pertanian tanpa lahan denga

teknologi dan sejenisnya, namun paling tidak sampai beberapa dekade lahan untuk

pertanian masih dibutuhkan mengingat mahalnya teknologi tersebut.

Pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi

di Indonesia, terkhusus di Sumatera Utara. Apabila pembangunan pertanian berhasil,

maka pertumbuhan ekonomi juga akan merasakan imbasnya. Pembangunan pertanian

pada hakikatnya adalah pendayagunaan sumber daya pertanian secara optimal dalam

rangka pencapaian tujuan pembangunan, yaitu membangun sumber daya manusia

aparatur profesional, petani mandiri dan kelembagaan pertanian yang kokoh,

meningkatkan sumber daya pertanian secara berkelanjutan, memantapkan ketahanan

(5)

menumbuhkembangkan usaha pertanian yang akan memacu aktivitas ekonomi

pedesaan, serta membangun sistem manajemen pembangunan pertanian yang

berpihak kepada petani (Sukanto: 1998; 65)

Dalam hubungannya dengan lingkungan, jumlah penduduk yang semakin

banyak menilmbulkan tuntutan kebutuhan manusia yang semakin bertambah. Untuk

menjaga keberlangsungan hidupnya manusia butuh pangan. Untuk memenuhi

kebutuhan pangan perlu dicetak perladangan dan persawahan baru dengan jalan

membuka hutan (Lubis dikutip dari Ritonga: 2003; 100).

Sementara dalam menjalankan aktivitas pertanian, limbah dapat saja muncul.

Untuk memperoleh hasil atau produksi biasanya sebelum ditanami tanah dilolah

terlebih dahulu seperti dibajak atau dicangkul. Praktik pengolahan tanah seperti ini

biasanya menghasilkan limbah berupa partikel-partikel sedimen yang ketika sawah

atau lahan pertanian tersebut diairi, ikut terbawa ke perairan umum. Demikian pula

untuk mempercepat pertumbuhan tanaman dan mencegah serangan hama, tanaman

tersebut diberi pupuk dan penyemprotan dengan pestisida. Sementara, penggunaan

pupuk dan pestisida tidak akan terpakai secara keseluruha. Sisanya akan terbuang ke

lingkungan bersama-sama dengan partikel melalui saluran irigasi, mencapai sungai

dan selanjutnya ke laut. Zat-zat sisa ini yang cenderung menjadi racun bagi biota lain

(6)

2.3 Keramba Jaring Apung

wadah budidaya ikan yang sangat potensial dikembangkan di Indonesia

adalah karamba jaring Apung. Budidaya ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA)

merupakan salah satu teknologi budidaya yang handal dalam rangka optimasi

pemanfaatan perairan danau dan waduk. Agar dapat melakukan budidaya ikan

dijaring terapung yang menguntungkan maka konstruksi wadah tersebut harus sesuai

dengan persyaratan teknis. Konstruksi wadah jaring terapung pada dasarnya terdiri

dari dua bagian yaitu kerangka dan kantong jaring.

Kerangka berfungsi sebagai tempat pemasangan kantong jaring dan tempat

berjalan orang pada waktu memberi pakan dan saat panen. Kantong jaring merupakan

tempat pemeliharaan ikan yang akan dibudidayakan. Dengan memperhitungkan

konstruksi wadah secara baik dan benar akan diperoleh suatu wadah budidaya ikan

yang mempunyai masa pakai yang lama.Dalam mendesain konstruksi wadah

budidaya ikan disesuaikan dengan lokasi yang dipilih untuk membuat budidaya ikan

dijaring terapung.

Budidaya ikan dijaring terapung dapat dilakukan untuk komoditas ikan air

tawar dan ikan air laut. Sebelum membuat konstruksi wadah karamba jaring terapung

pemilihan lokasi yang tepat dari aspek sosial ekonomis dan teknis benar. Sama

seperti wadah budidaya ikan kolam dan akuarium persyaratan secara teknis dan sosial

ekonomis dalam memilih lahan yang akan digunakan untuk melakukan budidaya ikan

(7)

Aspek sosial ekonomis yang sangat umum yang harus dipertimbangkan

adalah lokasi tersebut dekat dengan pusat kegiatan yang mendukung operasionalisasi

suatu usaha seperti tempat penjualan pakan, pembeli ikan dan lokasi yang dipilih

merupakan daerah pengembangan budidaya ikan sehingga mempunyai prasarana

jalan yang baik serta keamanan terjamin. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan

dalam memilih lokasi usaha budidaya ikan di karamba jaring terapung antara lain

adalah:

a. Arus air pada lokasi keramba jaring apung.

Arus air pada lokasi yang dipilih diusahakan tidak terlalu kuat namun tetap

ada arusnya agar tetap terjadi pergantian air dengan baik dan kandungan oksigen

terlarut dalam wadah budidaya ikan tercukupi, selain itu dengan adanya arus maka

dapat menghanyutkan sisa-sisa pakan dan kotoran ikan yang terjatuh di dasar

perairan.

Dengan tidak terlalu kuatnya arus juga berpengaruh terhadap keamanan

jaring dari kerusakan sehingga masa pakai jaring lebih lama. Bila pada perairan yang

akan dipilih ternyata tidak ada arusnya (kondisi air tidak mengalir), disarankan agar

unit budidaya atau jaring dapat diusahakan di perairan tersebut, tetapi jumlahnya

tidak boleh lebih dari 1% dari luas perairan. Pada kondisi perairan yang tidak

mengalir, unit budidaya sebaiknya diletakkan ditengah perairan sejajar dengan garis

(8)

b. Kedalaman perairan keramba jaring apung

Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhadap kualitas air pada lokasi

tersebut. Lokasi yang dangkal akan lebih mudah terjadinya pengadukan dasar akibat

dari pengaruh gelombang yang pada akhirnya menimbulkan kekeruhan. Sebagai

dasar patokan pada saat surut terendah sebaiknya kedalaman perairan lebih dari 3m

dari dasar waring/jaring.

c. Tingkat kesuburan air keramba jaring apung.

Pada perairan umum dan waduk ditinjau dari tingkat kesuburannya dapat

dikelompokkan menjadi perairan dengan tingkat kesuburan rendah (oligotropik),

sedang (mesotropik) dan tinggi (eutropik). Jenis perairan yang sangat baik untuk

digunakan dalam budidaya ikan di jaring terapung dengan sistem intensif adalah

perairan dengan tingkat kesuburan rendah hingga sedang.Jika perairan dengan tingkat

kesuburan tinggi digunakan dalam budidaya ikan di jaring terapung maka hal ini

sangat beresiko tinggi karena pada perairan eutropik kandungan oksigen terlarut pada

malam hari sangat rendah dan berpengaruh buruk terhadap ikan yang dipelihara

dengan kepadatan tinggi.

d. keramba jaring apung Bebas dari pencemaran.

Dalam dunia perikanan, yang dimaksud dengan pencemaran perairan adalah

penambahan sesuatu berupa bahan atau energi ke dalam perairan yang menyebabkan

perubahan kualitas air sehingga mengurangi atau merusak nilai guna air dan sumber

(9)

Bahan pencemar yang biasa masuk kedalam suatu badan perairan pada

prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pencemar yang sulit terurai

dan bahan pencemar yang mudah terurai. Contoh bahan pencemar yang sulit terurai

berupa persenyawaan logam berat, sianida, DDT atau bahan organik sintetis. Contoh

bahan pencemar yang mudah terurai berupa limbah rumah tangga, bakteri, limbah

panas atau limbah organik. Kedua jenis bahan pencemar tersebut umumnya

disebabkan oleh kegiatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penyebab kedua adalah keadaan alam seperti : banjir atau gunung meletus.

Jika lokasi budidaya mengandung bahan pencemar maka akan berpengaruh

terhadap kehidupan ikan yang dipelihara didalam wadah budidaya ikan tersebut.

e. Kualitas air keramba jaring apung.

Dalam budidaya ikan, secara umum kualitas air dapat diartikan sebagai setiap

perubahan (variabel) yang mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup dan

produktivitas ikan yang dibudidayakan. Jadi perairan yang dipilih harus berkualitas

air yang memenuhi persyaratan bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan yang akan

dibudidayakan.Kualitas air meliputi sifat fisika, kimia dan biologi. Secara detail

tentang kualitas air ini akan dibahas pada posting labih lanjut.

f. lokasi keramba jaring apung bukan daerah up-welling

Lokasi ini terhindar dari proses perputaran air dasar kepermukaan

(up-welling). Pada daerah yang sering terjadi up-welling sangat membahayakan

kehidupan organisme yang dipelihara, dimana air bawah dengan kandungan oksigen

(10)

menimbulkan kematian secara massal. Lokasi seperti ini sebaiknya dihindari. kecuali

sistem keramba dipasok oksigennya dengan suatu mekanisme tertentu.

Setelah mendapatkan lokasi yang memenuhi persyaratan teknis maupun sosial

ekonomis maka harus dilakukan perencanaan selanjutnya. Perencanaan disesuaikan

dengan data yang diperoleh pada waktu melakukan survey lokasi. Perencanaan

tersebut dapat dibuat dengan membuat gambar dari konstruksi wadah budidaya yang

akan dibuat.

2.4 Pengertian Hotel dan Ruang Lingkup Hotel 2.4.1 Pengertian Hotel

Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan

menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada

orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan

jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian

khusus. Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing

Inc.(1995) yang menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang

menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk

umum. Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industri bahwa, yang utama

hotel terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

1. Transient Hotel, adalah hotel yang letak / lokasinya ditengah kota dengan

jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan

(11)

2. Residential Hotel, adalah hotel yang pada dasarnya merupakan

rumah-rumah berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya dan disewakan secara

bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan

kemudahan-kemudahan, seperti : layaknya hotel, seperti : restoran, pelayanan makanan

yang diantar ke kamar, dan pelayanan kebersihan kamar.

3. Resort Hotel, adalah hotel yang pada umumnya berlokasi dan juga ruang

serta fasilitas konfrensi untuk tamu-tamunya.

2.4.2 Pengertian Hotel di Indonesia

Dengan mengacu pada pengertian-pengertian tersebut di atas, dan untuk

penggolongan hotel di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan

dalam surat keputusan Menparpostel, bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi

yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa

pelayanan, penginapan, makan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi

umum yang dikelola secara komersial.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, hotel seharusnya adalah :

1. Suatu jenis akomodasi

2. Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada.

3. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang

lainnya

4. Disediakan bagi umum

5. Dikelolah secara komersial, yang dimaksud dengan dikelola secara

(12)

ruginya, serta yang utama adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan

berupa uang sebagai tolak ukurnya.

2.4.3 Dampak wisata terhadap lingkungan.

Para perencana pembangunan sering mengemukakan argumentasi bahwa

untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar hutan, dimana sebagian

besara adalah kawasan lindung atau kawasan dengan tingkat keanekaragaman tinggi,

pembangunan menjadi mutlak dan harus dilakukan. Sebaliknya, para pemerhati

lingkungan,konservasionis,dan pihak-pihak pelestari lingkungan hidup melihat bahwa

pembangunan yang akan dilakukan merupakan ancaman nyata terhadap

keanekaragaman hayati yang ada di dalam atau disekitar kawasan yang akan

dikembangkan. Hal itu layak dijadikan kekhawatiran,karena banyaknya contoh

menunjukkan bahwa pembangunan sering menyebabkan hilangnya bentuk-bentuk

keanekaragaman hayati disekitarnya.

Dampak wisata terhadap lingkungan yang dapat diamati dan dirasakan yakni

masalah limbah. Limbah yang dihasilkan pengunjung menjadi masalah lingkungan

yang dapat mempengaruhi kualitas daerah tujuan wisata. Hal itu mudah terjadi,

dimana ukuran daerah tujuan wisata mempunyai ukuran yang kecil, seperti Taman

Nasional Manuel Antonio di Costa Rika dengan kepadatan pengunjung yang tinggi.

Dampak nyata dan beban lingkungan yang harus ditanggung TN. Manuel Antonio,

(13)

Limbah cair biasanya datang dari hotel, guethouse , restaurant, dan

lodge-lodge yang tersebar pada destinasi wisata. Tidak dapat dihindari bahwa

tempat-tempat tersebut merupakan bagian dari akomodasiekoturisme. Namun perhatian dan

penanganan limbah cair yang dihasilkannua sering kali sangat kurang. Untuk

mengatasi polusi air yang terjadi, dua strategi yang umumnya ditempuh yaitu

mereduksi sumber-sumber pencemaran dan melakukan perlakuan terhadap limbah

cair agar tidak membahayakan lingkungan. Limbah cair merupakan ancaman nyata

bagi manusia dan biota-biota lainnya. Berbeda dengan Limbah serupa botol

plastic,gelas, dan botol aluminium yang bersifat visible, limbah cair biasanya bersifat

invisible, tidak dapat terlihat dan larut dalam air. Perpindahan komponen beracun

limbah kedalam tubuh manusia dan makhluk hidup liannya, dapat terjadi karena air

yang diminum oleh manusai dan hewan, serta diserap oleh akar tumbuhan. Selain itu,

patogen-patogen yang meracuni air sering menyebabkan masalah kesehatan manusia.

Penyelenggaran wisata yang tidak mengindahkan daya dukung lingkungan,

juga menjadi faktor penyebab rusaknya terumbu karang dibanyak kawasan. Selain

tidak adanya manajemen yang jelas. Lemahnya pengawasan hokum terhadap perilaku

wisatawan merupakan faktor penyebab degradasi kawasan pesisir. Wisatawan

seringkali memasuki dan berjalan jalan di kawasan kerumbu karang saat air laut

surut. Dampak yakni terjadinya kerusakan ekosistem terumbu karang dalam waktu

(14)

Dampak lingkungan dan ekologis yang saat ini terindefikasi di kepulauan

pasifik karena aktivitas wisata yakni :

1. Degradasi dan populasi lingkungan. Degradasi lahan biasanya berkaitan

dengan pembukaan lahan sebagai padang golf sedangkan polpulasi tanah

karena penumpukan sampah.

2. Kerusakan Habitat. Sebab-sebab yang mendasari kerusakan habitat karena

aktivitas wisata, yakni lemahnya manajemen wisata, interaksi manusia dan

alam yang tidak teregulasi/diatur, ekploitasi sumber daya alam secara

berlebihan, dan sebagainya.

3. Hilangnya sumber daya pesisir dan laut. Habitat yang sering terkonvenrsi

adalah lahan basah pesisir, mangrove, hutan pantai , dan sebagainya,

karena pembangunan sarana dan prasarana wisata. Selain itu, aktivitas

wisatawan juga sangat mempengaruhi penurunan biota yang ada.

4. Polusi pesisir. Polusi pesisir dapat terjadi karena system pembuangan

limbah cair dan padat yang tidak berjalan dengan baik, serta penumpukan

sampah dan bahan-bahan yang tidak terdegradasi.

5. Pengalihan tata guna air pemukiman dan air tanah . Pengalihan ini dapat

terjadi karena pembelokan aliran air dan untuk kepentingan masyarakat

local menuju pemenuhan sumber daya air, seperti hotel, restoran, dan

(15)

2.5 Pendapatan

Pendapatan adalah penambahan jumlah aktiva sebagai hasil operasi

perusahaan secara bruto, pendapatan diperoleh karena adanya penyerahan/penjualan

barang/jasa atau aktiva lainnya dalam satu periode. Pendapatan dibedakan menjadi

dua kelompok, yaitu sebagai berikut :

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam

rangka kegiatan utama, misalnya pendapatan servis bagi perusahaan jasa dan

penjualan bagi perusahaan dagang

2 Pendapatan Nonoperasional

Pendapatan nonoperasional adalah pendapatan yang diperoleh di luar usaha

pokok, yang sifatnya tidak tetap, misalnya pendapatan bunga bagi perusahaan

nonbank dan pendapatan komisi bagi perusahaan dagang.

2.6PenelitianTerdahulu

Nico (2010) melakukan penelitian dengan judul: Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Degradasi Lingkungan (Melalui Degradasi Hutan) di Sumatera Utara.

Metode yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah metode analisis data panel yang

dipadukan dengan analisis jalur (Path Analysis). Ruang lingkup penelitian ini

membahas tentang degradasi lingkungan di Sumatera Utara, yang diukur melalui

(16)

pada 18 Kabupaten di Sumatera Utara, dalam kurun waktu 2001-2008 (8 tahun).

Hasil penelitian ini adalah jumlah penduduk, jumlah industri dan luas lahan

perkebunan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Besarnya pengaruh

langsung (direct effect) variabel jumlah penduduk, jumlah industri, luas lahan

pertanian, dan luas lahan perkebunan terhadap pertumbuhan ekonomi 18 kabupaten di

Sumatera Utara sebesar 61.52 %. Besarnya pengaruh langsung (direct effect) variabel

jumlah penduduk, jumlah industri, luas lahan pertanian, luas lahan perkebunan, dan

pertumbuhan ekonomi terhadap degradasi 18 kabupaten di Sumatera Utara sebesar

16.64 %. Besarnya pengaruh tidak langsung (indirect effect) variabel jumlah

penduduk, jumlah industri, luas lahan pertanian, dan luas lahan perkebunan terhadap

degradasi hutan 18 kabupaten di Sumatera Utara melalui pertumbuhan ekonomi

adalah sebesar 18.95 %.

Rita (2010) melakukan penelitian dengan judul: Kualitas Air Dan Keluhan

Kesehatan Pemakai Air Danau Toba Di Sekitar Keramba Jaring Apung di Desa

Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2010. Penelitian

ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif, dilakukan untuk

mengetahui kualitas air dan keluhan kesehatan pemakai air Danau Toba di sekitar

keramba jaring apung di Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan Kabupaten

Samosir. Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode primer dan

sekunder. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 6 sampel bahwa kualitas fisik air

(17)

diperbolehkan. Namun kualitas kimia air Danau Toba disekitar keramba jaring apung

tidak memenuhi syarat yang diperbolehkan karna memiliki coliform yang jauh diatas

syarat yang diperbolehkan. Jumlah responden yang mengalami keluhan kesehatan

sebanyak 67 orang (83,8%). Keluhan kesehatan yang dirasakan responden adalah

gatal dan merah-merah pada kulit dan mata merah dan gatal.

Sundawatil dan Sanudin (2009) melakukan penelitian dengan judul: “Analisis

Pemangku Kepentingan dalam Upaya Pemulihan Ekosistem Daerah Tangkapan Air

Danau Toba (Stakeholder Analysis on Ecosystem Restoration of Lake Toba

Catchment Area)”. Penelitian dilakukan di 3 kabupaten yang menjadi lokasi kegiatan

proyek ITTO, yaitu Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten

Karo. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metodesnowballing. Data dan

informasi dikumpulkan dengan metode wawancara yang kemudian dianalisis secara

deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangku kepentingan dalam

pengelolaan dan pemulihan ekosistem kawasan DTA Danau Toba dapat digolongkan

sebagai pemangku kepentingan kunci, utama, dan pendukung. Pemangku

kepentingan kunci merupakan lembaga pemerintah kabupaten yang tupoksinya

berkaitan langsung dengan pemulihan ekosistem DTA Toba sepertiDinas Kehutanan

dan Badan Lingkungan Hidup yang memiliki peranan yang paling tinggi dalam upaya

pemulihan ekosistem DTA Toba. Hal tersebut terkait dengan system pemerintahan

otonomi daerah (Pemda memiliki kewenangan yang cukup besar dalam menentukan

(18)

pemangku kepentingan yang mengemuka, namun terdapatpotensi konflik di antara

beberapa pemangku kepentingan. Selain itu ditemukan pula potensi kolaborasi antara

beberapa pemangku kepentingan.

2.7. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.7.1. Kerangka Konseptual

Ada banyak variabel yang mempengaruhi degradasi danau toba dan pengaruh

nya terhadap yang terkena dampak, namun dalam penelitian ini variabel yang

digunakan adalah luas lahan pertanian, perkembangan kerambah apung,

Perkembangan hotel, perkembangan kapal boat,tingkat pendapatan dan jumlah

wisatawan, sedangkan variabel lainnya dianggap konstan.

(19)

2.7.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atas permasalahan yang sebenarnya yang

kebenarannya harus diuji. Berdasarkan penjelasan kerangka konseptual penelitian

maka sebagai jawaban sementara penulis membuat hipotesis penelitian sebagai

berikut :

1. Perkembangan Kerambah, Perkembangan hotel, perkembangan kapal boat,

penggarapan lahan secara langsung berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan.

2. Kerusakan Lingkungan secara langsung berpengaruh terhadap pendapatan

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari senin 14 januari 2010 sekira pukul 22.00 WIB, Romi Hidayat dan terdakwa telah menyepakati untuk mengambil sepeda motor saksi korban Rahmah Bin Jafar M.Adam, kemudian

Pemikiran  utama  dari  Pressman  dan  Wildavsky  bahwa  studi  implementasi  tidak  dapat  memisahkan  antara  mendesain  kebijakan  dengan  implementasinya, 

Returning to England in 1882, Harris first came to general notice as the editor of a series of London papers including the Evening News, the Fortnightly Review and the Saturday

Bagian pemasaran dan bagian produksi tidak perlu memaksakan, tetapi perlu kelancaran dengan memanfaatkan data, inspection dan testing dengan analisa statistik dari QC yang

Responden lembaga perrnodalan meliputi delapan kelompok yaitu Bank Pemerintah, Bank Swasta, Modal Ventura, BPR, Kopindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan), Pemda

• Salah satu pendekatan peramalan dalam metode ini adalah Teknik Delphi; dimana menggabungkan dan merata-ratakan pendapat para pakar dalan suatu forum yang dibentuk untuk memberikan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu elemen modal kerja yang terdiri dari Perputaran Kas, Perputaran

Jenis gulma yang teridentifikasi pada pertanaman padi sawah di Kabupaten Rejang Lebong masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan hasil identifikasi pada lokasi