BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Pengertian ASI
ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi dan menyediakan semua
vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan enam bulan
pertama, tidak ada cairan atau makanan lain yang diperlukan. ASI terus tersedia
hingga setengah atau lebih dari kebutuhan gizi anak pada tahun pertama dan sampai
tahun kedua kehidupan. Selain itu, ASI mengandung antibodi dari ibu yang
membantu memerangi penyakit (Khrist, 2011).
ASI merupakan cairan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat – zat gizi
dalam ASI berada pada tingkat terbaik dan ASI memiliki bentuk yang paling baik
bagi tubuh bayi. ASI juga sangat kaya akan sari makanan yang mempercepat
pertumbuhan sel – sel otak dan perkembangan sistem saraf. Makanan untuk bayi yang
dibuat menggunakan teknologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan dari
ASI (Saleha, 2009).
ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan
kelebihan. Di antaranya menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi pada bayi, ASI
juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit non infeksi seperti penyakit
obesitas, kurang gizi, asma dan meningkatkan IQ dan EQ anak serta menciptakan
dekapan ibu, mendengar langsung suara detak jantung ibu dan merasakan sentuhan
ibu pada saat menyusui (Prasetyono, 2012).
2.1.2 Komposisi Gizi Dalam ASI
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, kandungan gizi dari ASI sangat
khusus dan sempurna, serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.
Komposisi gizi dalam ASI ( Vivian, 2011) :
1. Protein
ASI mengandung protein lebih rendah dari air susu sapi tetapi protein ASI
mempunyai nutrisi lebih tinggi ( lebih mudah dicerna ).
2. Karbohidrat
ASI mengandung karbohidrat lebih tinggi dari susu sapi (6,5-7 gram).
Karbohidrat yang paling utama adlah laktosa. Kadar laktosa yang tinggi sangat
menguntungkan karena saat permentasi akan diubah menjadi asam laktat. Adanya
asam laktat ini memberikan suasana asam dalam usus bayi. Asam laktat dalam usus
bayi ini memberikan beberapa keuntungan :
a. Penghambat pertumbuhan bakteri yang patologis.
b. Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik
dan mensintesis vitamin.
c. Memudahkan terjadinya pengendapan dari kalsium.
d. Memudahkan absorbsi dari mineral, misalnya kalsium, fosfor dan
3. Lemak dalam ASI
Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah kadarnya. Kadar
lemak dalam ASI 7-8 kali lebih besar dari air susu sapi. Asam lemak rantai panjang
berperan dalam perkembangan otak.
4. Mineral
ASI mengandung mineral lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah tetapi
cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Total mineral selama masa laktasi adalah
konstan tetapi beberapa mineral yang spesifik kadarnya tergantung dari diet ibu.
5. Air dalam ASI
Kira-kira 88% ASI terdiri dari air yang berguna melarutkan zat-zat yang
terdapat di dalamnya sekaligus juga dapat meredakan rangsangan haus pada bayi.
6. Vitamin
Kandungan vitamin dalam ASI adalah lengkap, vitamin A, D dan C cukup.
Sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflafin dan asam penthothenik lebih
kurang.
2.1.3 Jenis – Jenis ASI
MenurutKhamzah (2012),ASI dapat dibagi tiga jenis yaitu :
1. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan atau disekresi oleh
kelenjar payudara pada 4 hari pertama persalinan. Komposisi kolostrum ASI
setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning
keemasan disebabkan tingginya komposisi lemak dan protein. Kolostrum
sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan menerima ASI.
Hal ini menyebabkan bayi defekasi dan feses bewarna hitam. Jumlah energi
dalam kolostrum hanya 65 kal per ml kolostrum dan pada hari pertama bayi
memerlukan 20 – 30 cc. Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi
dibandingkan kandungan protein dalam susu mature.
Adapun kandungan dan manfaat kolostrumn dapat dilihat pada :
Tabel. 2.1 Kandungan dan Manfaat Kolostrum Kandungan
Kolostrum Manfaat kolostrum
Kaya antibody Melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi Banyak sel darah putih Melindungi bayi terhadap infeksi
Pencahar Membersihkan air ketuban dan membantu mencegah bayi kuning.
Faktor–faktor pertumbuhan Membantu usus bayi berkembang lebih matang, serta mencegah alergi dan keadaan tidak tahan.
Kaya vitamin A Mengurangi keparahan infeksi dan mencegah penyakit pada mata
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
ASI masa transisi merupakan peralihan dari ASI kolostrum sampai menjadi ASI
mature. ASI transisi diproduksi pada hari keempat hingga keempat belas. Pada
masa ini, kadar protein berkurang sedangkan karbohidrat dan lemak serta
volumenya semakin meningkat.
3. ASI Mature
ASI Mature adalah ASI yang diproduksi sejak hari keempat belas dan seterusnya.
perkembangan bayi sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan, ASI tidak lagi dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Sehingga bayi harus mulai dikenalkan dengan
makanan pendamping.
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI
Menurut Khamzah (2012), faktor – faktor yang mempengaruhi produksi ASI
ialah:
1. Makanan Ibu
Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui tidak secara
langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.
Tetapi, jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi
yang diperlukan maka tentu kelenjar-kelenjar pembuat ASI tidak akan dapat
bekerja dengan sempurna sehingga berpengaruh pada produksi ASI.
2. Frekuensi Pemberian Susu
Semakin sering bayi menyusui, maka produksi dan pengeluaran ASI akan
semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi menyusui pada bayi prematur dan
cukup bulan berbeda. Menyusui bayi paling sedikit 8 kali per hari pada
periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusunan berkaitan dengan
kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara (Rukiyah, 2011).
3. Berat Lahir Bayi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI
yang lebih rendah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal.
Kemampuan menghisap lebih rendah akan mempengaruhi stimulasi hormon
4. Umur Kehamilan Saat Melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini
dikarenakan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34
minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga
produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya
kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan oleh berat badan
yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organnya (Khamzah, 2012).
5. Ketenangan Jiwa dan Fikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu yang selalu dalam
keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan ketegangan emosional akan
menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk
memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang (Ambarwati, 2009).
6. Konsumsi Rokok dan Konsumsi Alkohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon
prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi
pelepasan adrenalin dimana andrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.
Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu
merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI disisi lain
etanol dapat menghambat produksi oksitosin ( Rukiyah, 2011).
7. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Ibu yang menyusui tidak dianjurkan menggunakan alat kontrapsepsi berupa
pil yang mengandung hormon estrogen karena dapat mengurangi dan
alamiah, kondom, dan IUD daripada menggunakan KB hormonal seperti pil,
suntik, implan. Adapun alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dapat
merangsang uterus ibu dan meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu
hormon yang dapat merangsang produksi ASI (Prasetyono, 2012).
8. Perawatan Payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara sehingga memengaruhi
hifofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.
2.2 ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan
dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan
vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI
dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun
(WHO, 2011).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar
usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain
seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu dan air putih ( Diah, 2012).
2.2.1. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,
masyarakat dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah
makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena
mengandung enzim pencernaan. ASI juga dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi
karena mengandung zat penangkal penyakit yaitu imunoglobulin. ASI bersifat
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makanan bayi yang terbaik,
terutama bayi berumur kurang dari 6 bulan. ASI mengandung berbagai zat gizi dan
cairan yang dibutuhkan untuk mencukupi gizi bayi pada 6 bulan pertama setelah
kelahiran (Prasetyono, 2012).
Beberapa manfaat ASI menurut Astutik (2014), yaitu :
1. Manfaat ASI bagi Bayi
a. Mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi yang dilahirkan.
b. Jumlah kalori yang terdapat dalam ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi
sampai enam bulan.
c. ASI mengandung zat pelindung atau antibodi yang melindungi terhadap
penyakit. Bayi yang diberi susu selain ASI mempunyai resiko 17 kali lebih
tinggi untuk mengalami diare dan tiga sampai empat kali lebih besar
kemungkinan terkena ISPA dibandingkan bayi yang mendapat ASI.
d. Dengan memberikan ASI minimal sampai enam bulan maka dapat
menyebabkan perkembangan psikomotrik bayi lebih cepat.
e. ASI dapat menunjang perkembangan penglihatan.
f. Dengan memberikan ASI maka akan memperkuat ikatan batin ibu dan bayi.
g. Mengurangi kejadian karies dentis dikarenakan kadar laktosa yang sesuai
dengan kebutuhan bayi.
h. Bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi penyakit kuning. Jumlah
bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang jika diberikan ASI yang
kolostrum sesering mungkin yang dapat mengatasi kekuningan dan tidak
i. Bayi yang lahir prematur lebih cepat menaikkan berat badan dan
menumbuhkan otak pada bayi jika diberi ASI.
2. Bagi Ibu
Manfaat bagi ibu menyusui bayinya menurut Prasetyono (2012), yaitu:
a. Isapan bayi dapat membuat rahim ibu lebih cepat kembali seperti sebelum
hamil dan mengurangi resiko perdarahan.
b.Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan
berpindah kedalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.
c.Ibu yang menyusui dapat mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker
payudara.
d.Menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan
dan mensterilkan botol susu.
e.ASI lebih praktis karena ibu bisa berjalan-jalan keluar rumah tanpa harus
membawa banyak perlengkapan, seperti botol, kaleng susu formula dan air
panas.
f.ASI lebih murah karena ibu tidak perlu membeli susu formula.
g.Ibu yang menyusui bayinya memperoleh manfaat fisik dan emosional.
3. Bagi Keluarga
Manfaat ASI bagi keluarga menurut Astutik (2014), yaitu :
a. Mudah pemberiannya
Pemberian ASI tidak merepotkan seperti susu formula yang harus mencuci
botol dan mensterilkan sebelum digunakan, sedangkan ASI tidak perlu
b. Menghemat Biaya
ASI tidak perlu dibeli, karena bisa diproduksi oleh ibu sendiri sehingga
keuangan keluarga tidak banyak berkurang dengan adanya bayi.
c. Bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran keluarga
dikarenakan tidak perlu sering membawa ke sarana kesehatan.
4. Bagi Negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
ASI mengandung zat-zat kekebalan yang melindungi bayi dari penyakit
sehingga resiko kesakitan dan kematian pada bayi akan menurun.
b. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Bayi jarang sakit dapat menurunkan angka kunjungan ke rumah sakit yang
memerlukan biaya untuk perawatan.
c. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula
Artinya keuangan untuk membeli susu formula bisa dialihkan untuk membeli
kebutuhan yang lain.
d. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
ASI mengandung DHA dan AA yaitu asam lemak tak jenuh yang diperlukan
untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal yang bermanfaat untuk
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Yang Mempunyai Bayi 0-12 Bulan Dalam Pemberian ASI Eksklusif
2.3.1 Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan dari hasil tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: Tahu (know), Memahami (comprehension),
Aplikasi (application), Analisis (analysis), Sintesis (synthesis), dan Evaluasi
(evaluation).
2.3.2 Sikap
Sikap adalah reaksi respon seorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap adalah
tanggapan atau persepsi seorang terhadap apa yang diketahuinya. Jadi sikap tidak
dapat langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku
yang tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka
(Notoadmojo, 2010).
2.3.3 Informasi Tenaga Kesehatan
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang
diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi
untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan
Kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari tenaga kesehatan,
disebabkan masih banyaknya sikap para tenaga kesehatan persalinan dari berbagai
tingkat yang tidak bergairah mengikuti perkembangan ilmu kesehatan seperti konsep
baru tentang pemberian ASI dan hal – hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu
bersalin,ibu menyusui dan bayi baru lahir. Bahkan ada juga sikap tenaga kesehatan
yang langsung memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun tidak mau
mengusahakan agar ibu mampu memberikan ASI kepada bayinya (Baskoro, 2008).
2.3.5 Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lai, baik
moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan
( Sarwono, 2009).
Menurut hasil penelitian Nuzulia (2004) menyatakan bahwa dukungan
keluarga merupakan faktor eksternal yang paling besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan ASI eksklusif. Adanya dukungan keluarga terutama suami maka akan
berdampak pada peningkatan rasa percaya diri atau motivasi dari ibu dalam
menyusui.
Dukungan keluarga, terutama suami dapat menentukan keberhasilan atau
kegagalan menyusui, sebab dukungan suami akan menimbulkan rasa nyaman pada
ibu sehingga akan mempengaruhi produksi ASI serta meningkatkan semangat dan
rasa nyaman dalam menyusui . Dalam kenyataan, masih banyak suami yang
berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu dengan bayinya, sehingga kurang
2.3.6 Kondisi Ibu
Alasan Ibu yang sering muncul untuk tidak menyusui adalah karena ibu sakit,
baik sebentar maupun lama. Sebenarnya jarang sekali ada penyakit yang
mengharuskan Ibu untuk berhenti menyusui. Lebih jauh berbahaya untuk mulai
memberi bayi berupa makanan buatan daripada membiarkan bayi menyusu dari
ibunya yang sakit ( Ningsih, 2014).
Umumnya jika ibu menderita penyakit ringan seperti flu (batuk, pilek,
demam) dan diare tetap dapat memberikan ASI, begitu juga tuberkulosis ibu tetap
dapat menyusui tetapi perlu memakai masker, patuh pada pengobatan yang diberikan,
serta memeriksakan status tuberkulosis bayi, dan hepatitis (A, B, dan C) ibu tetap
dapat menyusui karena transmisi virus hepatitis melalui ASI sangat rendah. Ada
beberapa obat yang efek sampingnya dapat timbul pada bayi dan atau mengurangi
produksi ASI sehingga perlu dipikirkan alternatif lain. Jika ibu sakit jangan lupa
memberitahu dokter bahwa ibu sedang menyusui, agar dapat diberi obat yang lebih
sesuai untuk ibu dan bayi serta tidak mengganggu proses menyusui (Handy, 2010).
2.3.7 Budaya
Budaya adalah hasil cipta manusia didalam budaya dan terkandung kebiasaan.
Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama, kebiasaan
mempunyai kekuatan mengikat, kebiasaan diperoleh dari budaya yang mengandung
nilai-nilai kepercayaan tentang segala sesuatu.
Pada beberapa masyarakat tradisional di Indonesia melihat konsepsi budaya
yang terwujud dalam perilaku berkaitan dengan pola pemberian makan pada bayi
menurut konsep kesehatan modern ataupun medis dianjurkan selama dua tahun dan
pemberian makanan tambahan berupa makanan padat sebaiknya dimulai sesudah bayi
berumur enam bulan (Firanika, 2010).
Menurut Ludin (2009) di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru
berdasarkan pengetahuan ibu tentang asi eksklusif pada 78 responden, diketahui 48
responden (61,5%) menyatakan salah jika ASI eksklusif hanya merupakan pemberian
ASI kepada bayi tanpa tam,bahan apapun, seperti pisang, yang dimaksud agar bayi
merasa kenyang, tidak rewel dan tubuhnya tidak lembek atau lemah, madu diolesi
pada puting susu untuk merangsang bayi untuk menyusui.
2.3.8 Tindakan
Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan
nyata. Tindakan merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata
atau terbuka (Notoatmodjo, 2003).
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
2.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian yang berjudul Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi ASI Eksklusif Terhadap Ibu Yang Memiliki Bayi 7-12 Bulan Di Desa
Pangirkiran Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2015.
Variabel Independen Variabel Dependen
Bagan 2.4
Kerangka Konsep Penelitian
- Pengetahuan
- Sikap
- Informasi Petugas
Kesehatan
- Dukungan Keluarga
- Kondisi Ibu
- Budaya
Pemberian ASI Eksklusif
- Eksklusif