BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Persepsi
2.1.1. Defenisi Persepsi
Proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera
mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski
demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang
obyektif (Walgito, 2010).
Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau
proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indra manusia.
persepsi manusia terdapat perbedaan susut pandang dalam pengindraan. Ada yang
mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi positif dan juga persepsi negatif
yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak nyata (Sugihartono, dkk
2007).
2.1.2. Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo (2004) syarat – syarat terjadinya persepsi adalah sebagai
berikut:
1. Ada objek yang dipersepsi.
2. Ada perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai persiapan
dalam mengadakan persepsi.
3. Adanya alat indra atau reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus.
4. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak yang
Menurut Notoatmodjo (2005), ada banyak faktor yang akan menyebabkan
stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor tersebut dibagi
menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal Adalah faktor yang melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal
adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.
1. Faktor Eksternal
a. Kontras
Cara termudah dalam menarik perhatian adalah dengan membuat kontras
baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan.
b. Perubahan Intensitas
Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah
dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.
c. Pengulangan (repetition)
Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak
termasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan mendapat perhatian
kita.
d. Sesuatu yang baru (novelty)
Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita dari pada
sesuatu yang telah kita ketahui.
e. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak
Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik
2. Faktor Internal
a. Pengalaman atau pengetahuan
Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor
yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang kita
peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan
menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.
b. Harapan (expectation)
Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap stimulus.
c. Kebutuhan
Kebutuhan akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus
secara berbeda. misalnya seseorang yang mendapatkan undian sebesar 25
juta akan merasa banyak sekali jika ia hanya ingin membeli sepeda motor,
tetapi ia akan merasa sangat sedikit ketika ia ingin membeli rumah.
d. Motivasi
Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. seseorang yang
termotivasi untuk menjaga kesehatannya akan menginterpretasikan rokok
sebagai sesuatu yang negatif.
e. Emosi
Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang
ada. misalnya seseorang yang sedang jatuh cinta akan mempersepsikan
f. Budaya
Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda,
namun akan mempersepsikan orang - orang di luar kelompoknya sebagai
sama saja.
2.1.3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
1. Faktor struktural yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan
fisik dan proses neurofisiologik.
2. Faktor fungsional yaitu faktor yang terdapat dalam diri dipengamat,
seperti: kebutuhan, susana hati, pengalaman masa lampau dan sifat-
sifat individual lainnya.
2.1.4. Empat Aspek Yang Mempengaruhi Persepsi
1. Hal – hal yang diamati dari sebuah rngsangan bervariasi, tergantung
pola dari keseluruhan dimana rangsang tersebut merupakan
bagiannya.
2. Persepsi dari orang ke orang dan dari waktu ke waktu.
3. Persepsi bervariasi tergantung dari arah (Fokus) alat- alat indra.
4. Persepsi cenderung berkebang ke arah tertentu dan sekali terbentuk
2.1.5. Empat Tahap Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Persepsi 1. Persepsi tergantung pada proses pengambil keputusan.
2. Proses pengambilan keputusan memanfaatkan tanda- tanda diskriminatif
sehingga dimungkinkan untuk menempatkan masukan ke dalam kategori
-kategori.
3. Proses pemanfaatan tanda-tanda melibatkan proses penyimpulan yang
menuju pada penempatan suatu objek ke dalam suatu kategori tertentu.
4. Suatu kategori adalah serangkaian sifat atau ketentuan khusus tentang
jenis- jenis peristiwa secara bersama – sama bisa dimasukkan ke dalam
suatu kelompok.
2.2. Persepsi orangtua
Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu dengan
panca indra yang mengalami proses sehingga seseorang dapat mengetahui
sesuatu hal. (KBBI, 2000)
Proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera
mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski
demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang
obyektif (Robbins, 2006)
Orangtua adalah pihak utama yang bertanggung jawab terhadap
keselamatan putra dan putrinya dalam menjalani tahapan - tahapan fisik
emosional, intelektual social, yang harus mereka lalui dari anak-anak hingga
dengan kebutuhan materi saja tetapi sesungguhnya mencakup juga kepada seluruh
aspek kehidupan anaknya, termasuk di dalamnya aspek pendidikan seksual.
Persepsi orangtua adalah tanggapan pihak utama yang bertanggung jawab
terhadap keselamatan putra dan putrinya baik dalam hal khususnya dalam hal seks
bebas oleh karena itu orangtua harus mempunyai persepsi yang positif tentang
pendidikan seks bagi remaja.
2.3. Remaja
2.3.1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolescence (inggris) berasal dari bahasa latin “adolescere”
yang berarti tumbuh ke arah kematangan. kematangan yang dimaksud adalah
bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan social dan psikologis.
sedangkan menurut World Health Organization (WHO), defenisi remaja adalah
mereka yang berada pada tahap transisi anatara masa kanak-kanak dan dewasa.
batasan usia remaja menuru WHO adalah 12-24 tahun. menurut menteri kesehatan
RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin. (Widyastuti, 2011).
Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis,
dan psikososial. perubahan tubuh disertai dengan perkembangan bertahap dari
karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. yang dimaksud
perubahan seks primer oleh keturunan anak. misalnya testis, kelenjar prostat,
penis (remaja laki-laki) vagina, ovarium, uterus (remaja wanita) sedangkan
matang sehingga dapat berfungsi untuk melakukan proses reproduksi, dimana
seorang individu dapat melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis dan
dapat memper tanda-tanda identitas seks seseorang yang diketahui melalui
penampakan postur fisik akibat kematangan seks primer. untuk remaja laki-laki
misalnya: jakun, bentuk tubuh (segitiga), suara membesar, kumis, jenggot,
sedangkan remaja wanita misalnya: kulit halus, bentuk tubuh (guitar body), suara
melengking tinggi dan rambut kemaluan pada vagina (Dariyo, 2004).
Mengenai para remaja yang telah mencapai usia baligh dan kecenderungan
seksual mereka yang mulai muncul, kelenjar-kelenjar seksual mulai beraktifitas
dan memproduksi hormon-hormon yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik
dan kejiwaan pada para remaja. hal tersebut mendapatkan sebuah kondisi yang
mungkin sangat sulit untuk dihadapi oleh sebagian orangtua dan pendidik.
perubahan kecenderungan terhadap lawan jenis dan kadang kecenderungan pada
penyimpangan akan tampak, dan masalah ini sampai batas tertentu akan
menyibukkan benak dan pikiran mereka. dari sisi ini, mereka tidak mengetahui
reaksi yang seharusnya mereka tunjukkan dan cara bersikap terhadap kebutuhan
dalam diri mereka (Samadi, 2004).
Usia remaja merupakan usia transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. perubahan ini secara psikologis membuat anak-anak usia remaja selalu
ingin mencoba tantangan baru yang belum pernah diperoleh di masa kanak-kanak.
kecenderungan ingin mencoba hal baru, bahkan cenderung memberontak dari
kemapanan, semakin diperparah dengan berbagai informasi dan tayangan media
Kaum remaja Indonesia saat ini mengalami lingkungan sosial yang sangat
berbeda dari pada orangtuanya. dewasa ini, kaum remaja lebih bebas
mengekspresikan dirinya, dan telah mengembangkan kebudayaan dan bahasa
khusus antara grupnya. sikap-sikap kaum remaja atas seksualitas dan soal seks
ternyata lebih liberal daripada orangtuanya, dengan jauh lebih banyak kesempatan
mengembangkan hubungan lawan jenis, berpacaran, sampai melakukan hubungan
seks.
2.3.2. Perkembangan remaja dan ciri-cirinya
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa remaja ada tiga tahap :
1. Masa remaja awal (10 – 12 tahun ).
a. tampak dan memang mersa lebih dekat dengan teman sebaya.
b. tampak dan mersa ingin bebas.
c. tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).
2. Masa remaja tengah (13 – 15 tahun)
a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.
b. Ada keinginan untuk berkencan atau keterkaitan pada lawan jenis.
c. Timbul perasaan cinta yang mendalam
d. Kemampuan berpikir abstrak(berkhayal) makin berkembang.
e. Berkhayal mengenai hal –hal yang berkaitan dengan seksual.
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
a. menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
c. memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
d. dapat mewujudkan perasaan cinta.
e. memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.
2.3.3. Tugas – Tugas Perkembangan Remaja
1. Mencapai hubungan social yang matang dengan teman sebaya baik
dengan sejenis maupun dengan teman yang beda jenis kelamin.
2. Dapat menjalankan peranan – peranan social menurut jenis kelamin
masing –masing.
3. Menerima kenyataan (realitas) jasmaniah serta menggunakannya seefektif
mungkin dengan perasaan puas.
4. Mencapai kebebasan emosioanal dari orangtua atau orang dewasa laiinnya
tidak kekanak-kanakan lagi.
5. Mencapai kebabasan ekonomi.
6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan .
7. Mempersipkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah
tangga.
8. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep – konsep yang
diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat.
9. Memperlihatkan tingkah laku yang secara social sebagai orang dewasa
yang dipertanggungjawabkan.
10.Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam
tindakan-tindakannya dan sebagai pandangan hidup.
2.3.4. Anatomi Organ Reproduksi Remaja Organ reproduksi wanita terdiri dari 2 bagian:
1. Bagian luar
2. Bagian dalam
1. Bagian luar terdiri dari:
a. Bibir luar (labia mayora)
b. Bibir dalam (labia minora )
c. Klitoris
d. Uretra
e. Vagina (lubang kemaluan)
2. Bagian dalam terdiri dari:
a. Liang senggama
b. Mulut rahim (serviks)
c. Rahim (uterus)
d. Saluran telur (tuba fallopi)
e. Indung telur (ovarium)
Organ reproduksi pria terdiri dari:
a. Testis
b. Saluran vas deferens yang menghubungkan testis dengan kelenjar
prostat
c. Kelenjar prostat
d. Uretra
2.3.5. Perubahan Fisik Pada Remaja
Pada masa remaja itu, terjadi suatu pertubuhan fisik yang cepat yang
disertai banyak perubahan termasuk didalamnya pertumbuhan organ – organ
reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yag ditunjukkn dengan
kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. perubahan yang terjadi pada
pertumbuhan tersebut diikuti dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer
adalah organ seks pada laki-laki gonad atau testes.organ itu terletak di
dalam skrotum. pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran yang matang.
setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama satu atau dua tahun,
kemudian pertumbuhan menurun. testes berkembang penuh pada usia 20 atau 21
tahun. sebagai tanda bahwa fungsi organ – organ pria matang. lazimnya terjadi
mimpi basah artinya dia bermimpi mengenai hal – hal yang berkaitan dengan
hubungan seksual, sehingga mengeluarkan sperma. semua organ reproduksi
wanita tumbuh selama masa puber. namun tingkat kecepatan antara organ satu
dan lainnya berbeda .berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3
gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. sebagai kematangan organ
reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. ini adalah permulaan dari
serangakai pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uteus
secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. hal ini berlangsung
terus sampai menjelang masa menopause bisa terjadi pada usia sekitar lima
2. Tanda- tanda seks sekunder
Pada laki-laki rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah
rambut kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes dan penis mulai
membesar. ketika rambut kemaluan sudah tumbuh, maka menyusul rambut ketiak
dan rambut di wajah, sepertinya halnya kumis dan cambang. kulit menjadi lebih
kasar, tidak jernih, pori-pori membesar. kelenjar lemak di bawah kulit enjadi lebih
aktif seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak meningkat
aktivitas kelenjar keringat bertambah juga bertambah terutama bagian ketiak.
Otot- otot pada remaja juga makin bertambah besar dan kuat. lebih-lebih
dilakukan latihan otot, maka akan tampak member bentuk pada lengan, bahu dan
tungkai kaki. suara juga berubah seirama dengan tumbuhnya rambut pada
kemaluan. mula-mula agak serak kemudian volume juga meningkat dan benjolan
di dada akan muncul pada usia remaja 12-14 tahun di sekitar kelenjar susu. setelah
beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun.
Pada wanita rambut kemaluan juga tumbuh seperti halnya remaja laki-laki.
tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai
berkembang. bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.
semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya,
kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting. pinggul
pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. hal ini sebagai akibat mem
besarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit. Payudara juga
membesar seiiring pinggul membesar dan puting susu juga menonjol hal ini
besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
Kulit juga menjadi lebih kasar, lebih tebal pori-pori membesar akan tetapi berbeda
dengan laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut. kelenjar lemak dan juga
kelenjar keringat menjadi lebih aktif. sumbatan kelenjar lemak dapat
menyebabkan jerawat. kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama
masa haid. otot semakin membesar dan kuat menjelan akhir masa puber.
akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki. suara juga semakin
merdu, suara serak jarang terjadi pada wanita (Widyastuti, 2011)
2.3.6. Perilaku Seksual Pada Remaja
Sebagai kelompok remaja mengalami kebingungan untuk memahami
tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan olehnya
antara lain boleh atau tidaknya untuk melakukan pacaran, melakukan onani,
nonton bersama atau ciuman. ada beberapa kenyataan –kenyataan lain yang cukup
membingungkan antara apa saja yang boleh dilakukan. kebingungan ini akan
menimbulkan suatu perilaku seksual yang kurang sehat dikalangan remaja.
perasaan bersalah atau berdosa tidak jarang dialami oleh kelompok remaja yang
pernah melakukan onani dalam hidupnya. hal ini diakibatkan adanya pemahaman
tentang ilmu pengetahuan yang dipertentangkan dengan pemahaman tentang ilmu
pengetahuan yang dipertentangkan dengan pemahaman agama, yang sebenarnya
2.3.7. Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Melakukan Hubungan Seksual 1. Waktu/saat mengalami pubertas saat itu mereka tidak pernah memahami
tentang apa yang dialaminya.
2. Kontrol sosial kurang tepat kurang ketat atau terlalu longgar.
3. Frekuensi pertemuan dengan pacarnya. mereka mempunyai kesempatan
untuk melakukan pertemuan yang makin sering tanpa kontrol yang baik
sehingga hubungan akan makin mendalam.
4. Hubungan antar mereka semakin romantis.
5. Kondisi keluarga yang tak memungkinkan untuk mendidik anak – anak
untuk memasuki remaja dengan baik.
6. Kurangnya kontrol dari orangtua sibuk sehingga perhatian terhadap anak
kurang baik.
7. Status ekonomi mereka yang hidup dengan fasilitas yang berkecukupan
akan mudah melakukan pesiar ke tempat-tempat rawan yang
memungkinkan ada kesempatan melakukan hubungan seksual. sebaliknya
kelompok yang ekonomi lemah tetapi banyak kebutuhan atau tuntuan,
mereka mencari kesempatan untuk memanfatkan dorongan seks untuk
mendapatkan sesuatu.
8. Korban pelecehan seksual yang berhubungan dengan fasilitas antara lain
sering mempergunakan kesempatan yang rawan misalnya pergi ke
tempat-tempat sepi.
9. Tekanan dari teman sebaya.
11.Mereka kehilangan kontrol sebab tidak tahu akan batas-batasnya mana
boleh dan mana yang tidak boleh.
12.Mereka merasa sudah saatnya untuk melakukan aktifitas seksual sebab
mersa matang secara fisik.
13.Adanya keinginan untuk menunjukkan cinta pada pacarnya.
14.Penerimaan aktivitas seksual pacarnya.
15.Sekedar menunjukkan kegagahan dan kemamuan fisiknya.
16.Terjadi peningkatan rangsangan seksual akibat peningkatan kadar
hormon reproduksi/seksual (Soetjingsih, 2004).
2.4. Seksualitas Remaja 2.4.1. Pengertian Seksualitas
Seks berarti jenis kelamin, sedangkan seksualitas segala sesuatu yang
berhubungan dengan jenis kelamin. dan juga menyangkut berbagai dimensi yang
sangat luas di antaranya adalah dimensi biologis, psikologis, sosial, dan kultural.
2.4.2. Tujuan Seksualitas 1. Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia.
2. Tujuan khusus
a. Prokreasi (menciptakan dan meneruskan keturunan)
2.4.3. Dimensi Pribadi Yang Terkait Dengan Seksualitas Ada tiga elemen yang terkait dengan seksualitas :
1. Harga diri
Merupakan konsep individu tentang dirinya yang menggambarkan
pemaknaan tentang diri serta seberapa jauh kepuasan yang didapatkan dari
gambaran tentang diri tersebut sangat memengaruhi tingkah laku
seseorang.
2. Kemampuan berkomunikasi
Merupakan cara remaja untuk mengespresikan perasaan, keinginan, dan
pendapatnya tentang masalah–masalah yang berhubungan dengan
seksualitasnya. bila remaja mampu mengomunikasikannya dengan baik,
maka akan mempermudah dirinya dalam menanggulangi permasalah
seksualitas yang dialaminya.
3. Kemampuan mengambil keputusan
sepanjang kehidupan, banyak keputusan mengenai seksualitas yang harus
diambil, misalnya: perilaku seksual yang dipilih, memilih pasangan hidup,
dan perencanaan kehamilan.
2.4.4. Sikap Positif Terhadap Seksualitas
Tingkah laku yang menunjukkan sikap positif terhadap seksualitas adalah
sebagai berikut :
1. Menempatkan seks sesuai dengan fungsi dan tujuan.
2. Tidak menganggap seks itu jijik, tabu, dan jorok.
4. Mengikuti norma atau aturan dalam menggunakannya.
5. Membicarakan seks dalam konteks ilmiah atau belajar untuk
memahami diri dan orang lain serta pemanfaatan secara baik dan
benar sesuai fungsi dan tujuan sakralnya (Kusmiran, 2012).
Salah satu gejala yang harus menjadi keprihatinan bersama adalah perilaku
seks bebas di kalangan remaja. Dari data yang dimiliki Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka aborsi di kalangan remaja
meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah ini tentu saja harus menjadi perhatian
bersama karena remaja merupakan tulang punggung masa depan bangsa.
Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan
memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah paham yang diambil dari
media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko
melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya.
Pendidikan seks sangat penting bagi remaja, karena pertama remaja belum
paham dengan informasi kesehatan reproduksinya, sebab orangtua masih
menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adalah hal yang tabu.
Sehingga dari ketidakpahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung
jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya. kedua, dari
ketidakpahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di
lingkungan sosial masyarakat, hal ini ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti
media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD,
majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada
Dampak dari ketidakpahaman remaja tentang pendidikan seks ini, banyak
hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan
yang tidak diinginkan, penularan virus HIV dan sebagainya.
2.4.5. Bahaya - Bahaya Seks Bebas Dikalangan Remaja
1. Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids,
Raja singa, dan penyakit lainnya. Penyakit ini tentu sudah diketahui
sangat membahayakan dan sampai sekarang masih belum ada obatnya.
2. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru,
apabila seorang remajamasih kuliah atau sekolah tentu saja orangtua
akan sangat kesal. Dan remaja pun takut untuk jujur kepada orang tua
dan pasangan, akhirnya diapun memutuskan untuk melakukan dosa
baru yaitu aborsi ataupun bunuh diri.
3. Apabila seorang anak menikah di usia muda, maka permasalahan yang
belum siap dihadapi akan datang, seperti masalah keuangan, masalah
kebiasaan, masalah anak.
4. Nama baik keluarga akan tercoreng. Keluarga akan menghadapi
masalah yang dibuat apabila seorang remaja mendapatkan efek buruk
dari seks bebas ini.
5. Apabila seorang remaja hamil diluar nikah dan pasangannya tidak mau
bertanggung jawab, maka yang akan dilakukan adalah banyak pikiran
buruk yang akan mengganggu,seperti ingin bunuh diri, berpikir tidak
2.5. Pengertian Pendidikan Seks
Pendidikan Seks adalah pengetahuan mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan jenis kelamin. ini mencakup mulai dari pertumbuhan jenis
kelamin (laki-laki atau wanita). Bagaimana fungsi kelamin sebagai alat
reproduksi. Bagaimana perkembangan alat kelamin itu pada wanita dan pada
laki-laki. tentang menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada timbulnya
birahi karena adanya perubahan pada hormon-hormon. termasuk nantinya masalah
perkawinan, kehamilan dan sebagainya.
Pendidikan seks mempunyai pengertian yang jauh lebih luas, yaitu upaya
memberikan pengetahuan tentang perubahan biologis, psikologis, dan psikososial
sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan manusia. dengan kata lain,
pendidikan seks pada dasarnya merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan
tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika serta komitmen
agama agar tidak terjadi “penyalahgunaan” organ reproduksi tersebut.
Pendidikan seks juga dapat diartikan sebagai semua cara pendidikan yang
dapat membantu remaja untuk menghadapi persoalan hidup yang berpusat pada
naluri seks, yang kadang-kadang timbul dalam bentuk tertentu dan merupakan
pengalaman manusia yang normal. Dan juga menerangkan semua hal yang
berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuknya yang wajar, tidak
terbatas pada anatomi, fisiologi, penyakit kelamin dan juga membentuk sikap
serta kematangan emosional terhadap seks.
Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau yang
yang sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun
informal. Ini penting untuk mencegah biasanya sex education maupun
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja.
2.5.1. Pendidikan Seks Terdiri Dari Dua Segi
1. Pengetahuan secara biologis yang termasuk dalam pengetahuan alat-alat
reproduksi perempuan dan laki-laki, proses reproduksi yaitu kehamilan dan
kelahiran, serta pengetahuan dan pemahaman cara penularan PMS dan
HIV/AIDS. Organ reproduksi wanita terdiri dari dua bagian yaitu bagian
luar dan dalam. bagian luar terdiri dari bibir luar (labia mayora) dan bibir
dalam (labia minora ). bibir luar terdiri dari: klitoris, Uretra,Vagina (lubang
kemaluan) bagian dalam terdiri dari: Liang senggama, Mulut rahim
(serviks), Rahim (uterus), Saluran telur (tuba fallopi), Indung telur
(ovarium). Organ reproduksi pria terdiri dari: testis, saluran vas deferens
yang menghubungkan testis dengan kelenjar prostat, kelenjar prostat Uretra,
kandung kencing (Bahiyatun, 2002).
PMS merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi ( ISR) yang
cara penularan utamanya adalah melalui hubungan kelamin tetapi dapat juga
ditularkan melalui tranfusi darah atau kontak langsung dengan cairan darah
dan dari ibu ke anak selama kehamilan, pada persalinan atau sesudah bayi
lahir. Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus
dan parasit. Penyakit menular seksual yang banyak ditemukan pada saat ini
Gonore (GO atau kencing nanah ) pada laki- laki dan perempuan
sering sekali menyebabkan kemandulan. Pada perempuan, GO dapat
diturunkan pada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang
berakibat kebutaaan. Sifilis (raja singa) pada wanita hamil penyakit ini dapat
ditularkan pada bayi yang dikandungnya seperti keterbelakangan mental,
kelainan kulit,hati dan limpa.
Klamidia pada wanita menyebabkan saluran telur cacat,
kemandulan, radang saluran kencing, robeknya selaput ketuban yang
menyebabkan kelahiran bayinya sebelum waktunya (prematur). Pada laki
-laki dapat menyebabkan rusaknya saluran mani yang berakibat pada
kemandulan serta radang saluran kencing. Pada bayi menyebakan penyakit
mata dan saluran pernafasan.
Herpes genetalis pada perempuan dapat menyebabkan kanker mulut
rahim dalam beberapa tahun kemudiaan.Trikomoniasis Vaginalis pada
perempuan dapat menyebabkan infeksi saluran tuba fallopi yang berakibat
pada penyempitan saluran telur.
Kandidiasis Vaginalis menimbulkan keputihan yang disertai rasa
gatal dan panas. Kutil kelamin pada perempuan dapt mengakibatkan kanker
leher rahim atau kanker kulit sekitar kelamin, sedangkan pada laki- laki
gejalanya tidak terlihat sehingga mereka sering kali tidak menyadarinya
2. Pengetahuan dengan pendekatan sosial/psikologis yang membahas soal seks
yang mencakup bagaimana seks yang sehat sesuai dengan usia matang
reproduksi, kemudian perkembangan diri yaitu bagaimana remaja bisa
berfikir sehat untuk mendaya gunakan potensinya agar bisa lebih baik,
selanjutnya mengenal perilaku seksual beresiko seperti HIV/AIDS serta
penyakit menular lainnya yang ditularkan melalui hubungan seksual dan
yang terahir yaitu hak-hak manusia untuk keselamatan reproduksinya
misalnya hak untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi
serta keputusan untuk melakukan hubungan seks kepada siapa dan kapan
harus sesuai dengan usia matang reproduksi yaitu 20 tahun untuk
perempuan dan 25 untuk laki-laki.
2.5.2. Tujuan Pendidikan Seks
1. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik,
mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan
masalah seksual pada remaja.
2. Mengembangkan sikap objektif dan penuh pengertian tentang seks.
3. Menanamkan pengertian tentang pentingnya nilai moral sebagai dasar
mengambil keputusan.
4. Memberikan informasi yang akurat tentang seksualitas .
5. Meningkatkan pemahaman diri mengenai seksualitas sehingga menjadi
percaya diri.
7. Mengembangkan keterampilan untuk mengelola masalah-masalah
seksual.
2.5.3. Manfaat Mempelajari Pendidikan Seks
1. Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya. dengan
diberikannya pendidikan seksualitas pada remaja, laki-laki diharapkan
tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki seutuhnya, begitu pula
dengan perempuan, diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi
seorang perempuan seutuhnya. sehingga tidak ada lagi yang merasa
tidak nyaman dengan peran jenis kelamin yang dimilikinya.
2. Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan masa
remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. seorang manusia sedang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Terutama saat mereka
mulai memasuki masa pubertas, dimana perubahan fisik dan psikis
mengalami tahap paling cepat dibandingkan dengan masa sebelum dan
sesudahnya. Dengan diberikannya pendidikan seksualitas menjadikan
mengerti dan paham tentang bagaimana mereka menyikapi
perubahan-perubahan tersebut, sehingga mereka tidak akan merasa asing, kaget,
bingung, dan takut saat menghadapinya.
3. Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat. sebaiknya, orang-orang
terdekat seperti orangtua dan guru bisa menjadi sosok yang
menyenangkan bagi remaja untuk bisa memenuhi rasa ingin tahunya
dimaksudkan agar remaja tidak memutuskan untuk mencari tahu
jawaban akan pertanyaan-pertanyaannya melalui teman, komik, VCD,
ataupun media lainnya yang tidak menjamin remaja mendapatkan
informasi yang sebenar-benarnya.
4. Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya.
Percaya diri akan timbul jika seorang remaja sudah merasa nyaman
dengan dirinya. remaja akan merasa nyaman pada dirinya jika telah
mengetahui setiap bagian dari dirinya juga fungsi dari bagian-bagian
tersebut.
5. Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta.
Seorang remaja akan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta,
setelah mempelajari pendidikan seks karena remaja telah mengetahui
bahwa tujuan diciptakannya organ reproduksi adalah untuk
mendapatkan keturunan.
2.5.4. Lima Aturan Bagi Orangtua Dalam Memberikan Pendidikan Seks 1. Mulailah seawal mungkin.
2. Berikan informasinya setepat mngkin.
3. Jawablah dengan jujur semua pertanyaan sesuai dengan
kemampuan kita yang terbaik.
4. Tunjukkan hubungan yang terbuka.
5. Berikan contoh atau teladan yang bail tentang cinta sejati antara
2.5.5. Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Remaja
Supaya informasi tentang seks dapat dipahami dengan baik oleh remaja,
orangtua harus bersikap jujur berdasarkan pengalaman mereka sendiri dalam
perkawinan yang memuaskan dan membahagiakan, sehingga remaja mengetahui
bagaimana perilaku dua orang yang berbeda itu terhadap satu sama lain: saling
menunjukkan cinta, saling menghormati dan saling menghargai. Sebelum
orangtua memberikan pendidikan seks, mereka harus memperlengkapi diri dahulu
dengan pengetahuan lain, yaitu tentang perkembangan psikoseksual pada masa
remaja.
Pendidikan seks memang memerlukan pengetahuan tentang seks dan
seksualitas, tetapi yang paling penting mengajarkannya bagaimana cara
pengetahuan itu ia gunakan dalam hidupnya. Dengan bijaksana, yakni secara
ilmiah hal-hal yang mengenai seks dan seksualitas harus kita jelaskan kepada
mereka, sehingga tidak menimbulkan perasaan takut dan reaksi negatif lainnya.
Dalam memberikan pendidikan seks yang penting bagi remaja fakta-fakta biologis
yang diterangkan kepada mereka itu mengatakan sesuatu yang hakiki tentang
manusia: tentang masa lampaunya, tentang panggilannya, tentang tanggung
jawabnya, dan juga tentang masa depannya. Penjelasan seksual baru benar jika da
manfaatnya dan bisa menempatkan fakta-fakta biologis itu dalam keseluruhan apa
yang merka lihat dan alami. Jadi, yang penting bagi kita sebagai orangtua
mempunyai sikap yang tepat dalam hidup ini.
Masa remaja merupakan masalah yang penting dalam hidup remaja, masa
kebenaran-kebenaran fundamental tertentu untuk belajar mengenal dan memiliki
nilai-nilai fundamental tertentu.dalam masa ini perlu diletakkan dasr yang kuat
untuk pembentukan watak. Tapi pembentukan watak bukanlah masalah
pengetahuan saja. Ini adalah masalah hidup, masalah penghayatan. Oleh karena
itu remaja harus memperoleh pengalaman fundamental yang ia butuhkan. Jadi
pada masa remaja ini tidak cukup hanya diberikan pengetahuan tentang
fakta-fakta biologis, tetapi pembentukan watak dan pengetahuan seksual juga harus
diberikan secara bersama-sama, sehingga mereka akan memperoleh kehidupan
seksual yang baik dan sehat.
2.6. Masalah-Masalah Yang Timbul Akibat Seks Bebas
PMS merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi (ISR) yang cara
penularan utamanya adalah melalui hubungan kelamin tetapi dapat juga ditularkan
melalui tranfusi darah atau kontak langsung dengan cairan darah dan dari ibu ke
ank selama kehamilan, pada persalinan ata u sesudah bayi lahir. Penyakit menular
seksual dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan parasit.penyakit menular
seksual yang banyak ditemukan pada saat ini adalah:
Gonore (GO atau kencing nanah) pada laki- laki dan perempuan sering
sekali menyebabkan kemandulan. Pada perempuan, GO dapat diturunkan pada
bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang berakibat kebutaaan.
Sifilis (raja singa) pada wanita hamil penyakit ini dapat ditularkan pada bayi
yang dikandungnya seperti keterbelakangan mental, kelainan kulit,hati dan limpa.
Klamidia pada wanita menyebabkan saluran telur cacat, kemandulan,
bayinya sebelum waktunya (prematur). Pada laki – laki dapat menyebabkan
rusaknya saluran mani yang berakibat pada kemandulan serta radang saluran
kencing. Pada bayi menyebakan penyakit mata dan saluran pernafasan.
Herpes genetalis pada perempuan dapat menyebabkan kanker mulut rahim
dalam beberapa tahun kemudiaan. Trikomoniasis Vaginalis pada perempuan dapat
menyebabkan infeksi saluran tuba fallopi yang berakibat pada penyempitan
saluran telur.
Kandidiasis Vaginalis menimbulkan keputihan yang disertai rasa gatal dan
panas. Kutil kelamin pada perempuan dapt mengakibatkan kanker leher rahim
atau kanker kulit sekitar kelamin , sedangkan pada laki- laki gejalanya tidak
terlihat sehingga mereka sering kali tidak menyadarinya (Pinem, 2009).
2.7. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini yang berjudul “ Persepsi Ayah dan Ibu Tentang Pendidikan Seks Bagi Remaja
Putra Putri Di Kelurahan Batang Ayumi Julu Sitataring Kota Padangsidimpuan
Tahun 2015 ’’ adalah sebagai berikut :