• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi - Persepsi Ayah dan Ibu Tentang Pendidikan Seks Bagi Remaja Putra Dan Putri Di Kelurahan Sitataring Kecamatan Batang Ayumi Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi - Persepsi Ayah dan Ibu Tentang Pendidikan Seks Bagi Remaja Putra Dan Putri Di Kelurahan Sitataring Kecamatan Batang Ayumi Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2015"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persepsi

2.1.1. Defenisi Persepsi

Proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera

mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski

demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang

obyektif (Walgito, 2010).

Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau

proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indra manusia.

persepsi manusia terdapat perbedaan susut pandang dalam pengindraan. Ada yang

mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi positif dan juga persepsi negatif

yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak nyata (Sugihartono, dkk

2007).

2.1.2. Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo (2004) syarat – syarat terjadinya persepsi adalah sebagai

berikut:

1. Ada objek yang dipersepsi.

2. Ada perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai persiapan

dalam mengadakan persepsi.

3. Adanya alat indra atau reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus.

4. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak yang

(2)

Menurut Notoatmodjo (2005), ada banyak faktor yang akan menyebabkan

stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor tersebut dibagi

menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor

eksternal Adalah faktor yang melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal

adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.

1. Faktor Eksternal

a. Kontras

Cara termudah dalam menarik perhatian adalah dengan membuat kontras

baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan.

b. Perubahan Intensitas

Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah

dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.

c. Pengulangan (repetition)

Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak

termasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan mendapat perhatian

kita.

d. Sesuatu yang baru (novelty)

Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita dari pada

sesuatu yang telah kita ketahui.

e. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak

Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik

(3)

2. Faktor Internal

a. Pengalaman atau pengetahuan

Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor

yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang kita

peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan

menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.

b. Harapan (expectation)

Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap stimulus.

c. Kebutuhan

Kebutuhan akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus

secara berbeda. misalnya seseorang yang mendapatkan undian sebesar 25

juta akan merasa banyak sekali jika ia hanya ingin membeli sepeda motor,

tetapi ia akan merasa sangat sedikit ketika ia ingin membeli rumah.

d. Motivasi

Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. seseorang yang

termotivasi untuk menjaga kesehatannya akan menginterpretasikan rokok

sebagai sesuatu yang negatif.

e. Emosi

Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang

ada. misalnya seseorang yang sedang jatuh cinta akan mempersepsikan

(4)

f. Budaya

Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan

menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda,

namun akan mempersepsikan orang - orang di luar kelompoknya sebagai

sama saja.

2.1.3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

1. Faktor struktural yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan

fisik dan proses neurofisiologik.

2. Faktor fungsional yaitu faktor yang terdapat dalam diri dipengamat,

seperti: kebutuhan, susana hati, pengalaman masa lampau dan sifat-

sifat individual lainnya.

2.1.4. Empat Aspek Yang Mempengaruhi Persepsi

1. Hal – hal yang diamati dari sebuah rngsangan bervariasi, tergantung

pola dari keseluruhan dimana rangsang tersebut merupakan

bagiannya.

2. Persepsi dari orang ke orang dan dari waktu ke waktu.

3. Persepsi bervariasi tergantung dari arah (Fokus) alat- alat indra.

4. Persepsi cenderung berkebang ke arah tertentu dan sekali terbentuk

(5)

2.1.5. Empat Tahap Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Persepsi 1. Persepsi tergantung pada proses pengambil keputusan.

2. Proses pengambilan keputusan memanfaatkan tanda- tanda diskriminatif

sehingga dimungkinkan untuk menempatkan masukan ke dalam kategori

-kategori.

3. Proses pemanfaatan tanda-tanda melibatkan proses penyimpulan yang

menuju pada penempatan suatu objek ke dalam suatu kategori tertentu.

4. Suatu kategori adalah serangkaian sifat atau ketentuan khusus tentang

jenis- jenis peristiwa secara bersama – sama bisa dimasukkan ke dalam

suatu kelompok.

2.2. Persepsi orangtua

Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu dengan

panca indra yang mengalami proses sehingga seseorang dapat mengetahui

sesuatu hal. (KBBI, 2000)

Proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera

mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski

demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang

obyektif (Robbins, 2006)

Orangtua adalah pihak utama yang bertanggung jawab terhadap

keselamatan putra dan putrinya dalam menjalani tahapan - tahapan fisik

emosional, intelektual social, yang harus mereka lalui dari anak-anak hingga

(6)

dengan kebutuhan materi saja tetapi sesungguhnya mencakup juga kepada seluruh

aspek kehidupan anaknya, termasuk di dalamnya aspek pendidikan seksual.

Persepsi orangtua adalah tanggapan pihak utama yang bertanggung jawab

terhadap keselamatan putra dan putrinya baik dalam hal khususnya dalam hal seks

bebas oleh karena itu orangtua harus mempunyai persepsi yang positif tentang

pendidikan seks bagi remaja.

2.3. Remaja

2.3.1. Pengertian Remaja

Remaja atau adolescence (inggris) berasal dari bahasa latin “adolescere”

yang berarti tumbuh ke arah kematangan. kematangan yang dimaksud adalah

bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan social dan psikologis.

sedangkan menurut World Health Organization (WHO), defenisi remaja adalah

mereka yang berada pada tahap transisi anatara masa kanak-kanak dan dewasa.

batasan usia remaja menuru WHO adalah 12-24 tahun. menurut menteri kesehatan

RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum

kawin. (Widyastuti, 2011).

Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis,

dan psikososial. perubahan tubuh disertai dengan perkembangan bertahap dari

karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. yang dimaksud

perubahan seks primer oleh keturunan anak. misalnya testis, kelenjar prostat,

penis (remaja laki-laki) vagina, ovarium, uterus (remaja wanita) sedangkan

(7)

matang sehingga dapat berfungsi untuk melakukan proses reproduksi, dimana

seorang individu dapat melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis dan

dapat memper tanda-tanda identitas seks seseorang yang diketahui melalui

penampakan postur fisik akibat kematangan seks primer. untuk remaja laki-laki

misalnya: jakun, bentuk tubuh (segitiga), suara membesar, kumis, jenggot,

sedangkan remaja wanita misalnya: kulit halus, bentuk tubuh (guitar body), suara

melengking tinggi dan rambut kemaluan pada vagina (Dariyo, 2004).

Mengenai para remaja yang telah mencapai usia baligh dan kecenderungan

seksual mereka yang mulai muncul, kelenjar-kelenjar seksual mulai beraktifitas

dan memproduksi hormon-hormon yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik

dan kejiwaan pada para remaja. hal tersebut mendapatkan sebuah kondisi yang

mungkin sangat sulit untuk dihadapi oleh sebagian orangtua dan pendidik.

perubahan kecenderungan terhadap lawan jenis dan kadang kecenderungan pada

penyimpangan akan tampak, dan masalah ini sampai batas tertentu akan

menyibukkan benak dan pikiran mereka. dari sisi ini, mereka tidak mengetahui

reaksi yang seharusnya mereka tunjukkan dan cara bersikap terhadap kebutuhan

dalam diri mereka (Samadi, 2004).

Usia remaja merupakan usia transisi dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa. perubahan ini secara psikologis membuat anak-anak usia remaja selalu

ingin mencoba tantangan baru yang belum pernah diperoleh di masa kanak-kanak.

kecenderungan ingin mencoba hal baru, bahkan cenderung memberontak dari

kemapanan, semakin diperparah dengan berbagai informasi dan tayangan media

(8)

Kaum remaja Indonesia saat ini mengalami lingkungan sosial yang sangat

berbeda dari pada orangtuanya. dewasa ini, kaum remaja lebih bebas

mengekspresikan dirinya, dan telah mengembangkan kebudayaan dan bahasa

khusus antara grupnya. sikap-sikap kaum remaja atas seksualitas dan soal seks

ternyata lebih liberal daripada orangtuanya, dengan jauh lebih banyak kesempatan

mengembangkan hubungan lawan jenis, berpacaran, sampai melakukan hubungan

seks.

2.3.2. Perkembangan remaja dan ciri-cirinya

Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa remaja ada tiga tahap :

1. Masa remaja awal (10 – 12 tahun ).

a. tampak dan memang mersa lebih dekat dengan teman sebaya.

b. tampak dan mersa ingin bebas.

c. tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya

dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).

2. Masa remaja tengah (13 – 15 tahun)

a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.

b. Ada keinginan untuk berkencan atau keterkaitan pada lawan jenis.

c. Timbul perasaan cinta yang mendalam

d. Kemampuan berpikir abstrak(berkhayal) makin berkembang.

e. Berkhayal mengenai hal –hal yang berkaitan dengan seksual.

3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

a. menampakkan pengungkapan kebebasan diri.

(9)

c. memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.

d. dapat mewujudkan perasaan cinta.

e. memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

2.3.3. Tugas – Tugas Perkembangan Remaja

1. Mencapai hubungan social yang matang dengan teman sebaya baik

dengan sejenis maupun dengan teman yang beda jenis kelamin.

2. Dapat menjalankan peranan – peranan social menurut jenis kelamin

masing –masing.

3. Menerima kenyataan (realitas) jasmaniah serta menggunakannya seefektif

mungkin dengan perasaan puas.

4. Mencapai kebebasan emosioanal dari orangtua atau orang dewasa laiinnya

tidak kekanak-kanakan lagi.

5. Mencapai kebabasan ekonomi.

6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan .

7. Mempersipkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah

tangga.

8. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep – konsep yang

diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat.

9. Memperlihatkan tingkah laku yang secara social sebagai orang dewasa

yang dipertanggungjawabkan.

10.Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam

tindakan-tindakannya dan sebagai pandangan hidup.

(10)

2.3.4. Anatomi Organ Reproduksi Remaja Organ reproduksi wanita terdiri dari 2 bagian:

1. Bagian luar

2. Bagian dalam

1. Bagian luar terdiri dari:

a. Bibir luar (labia mayora)

b. Bibir dalam (labia minora )

c. Klitoris

d. Uretra

e. Vagina (lubang kemaluan)

2. Bagian dalam terdiri dari:

a. Liang senggama

b. Mulut rahim (serviks)

c. Rahim (uterus)

d. Saluran telur (tuba fallopi)

e. Indung telur (ovarium)

Organ reproduksi pria terdiri dari:

a. Testis

b. Saluran vas deferens yang menghubungkan testis dengan kelenjar

prostat

c. Kelenjar prostat

d. Uretra

(11)

2.3.5. Perubahan Fisik Pada Remaja

Pada masa remaja itu, terjadi suatu pertubuhan fisik yang cepat yang

disertai banyak perubahan termasuk didalamnya pertumbuhan organ – organ

reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yag ditunjukkn dengan

kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. perubahan yang terjadi pada

pertumbuhan tersebut diikuti dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :

1. Tanda-tanda seks primer

adalah organ seks pada laki-laki gonad atau testes.organ itu terletak di

dalam skrotum. pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran yang matang.

setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama satu atau dua tahun,

kemudian pertumbuhan menurun. testes berkembang penuh pada usia 20 atau 21

tahun. sebagai tanda bahwa fungsi organ – organ pria matang. lazimnya terjadi

mimpi basah artinya dia bermimpi mengenai hal – hal yang berkaitan dengan

hubungan seksual, sehingga mengeluarkan sperma. semua organ reproduksi

wanita tumbuh selama masa puber. namun tingkat kecepatan antara organ satu

dan lainnya berbeda .berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3

gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. sebagai kematangan organ

reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. ini adalah permulaan dari

serangakai pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uteus

secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. hal ini berlangsung

terus sampai menjelang masa menopause bisa terjadi pada usia sekitar lima

(12)

2. Tanda- tanda seks sekunder

Pada laki-laki rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah

rambut kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes dan penis mulai

membesar. ketika rambut kemaluan sudah tumbuh, maka menyusul rambut ketiak

dan rambut di wajah, sepertinya halnya kumis dan cambang. kulit menjadi lebih

kasar, tidak jernih, pori-pori membesar. kelenjar lemak di bawah kulit enjadi lebih

aktif seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak meningkat

aktivitas kelenjar keringat bertambah juga bertambah terutama bagian ketiak.

Otot- otot pada remaja juga makin bertambah besar dan kuat. lebih-lebih

dilakukan latihan otot, maka akan tampak member bentuk pada lengan, bahu dan

tungkai kaki. suara juga berubah seirama dengan tumbuhnya rambut pada

kemaluan. mula-mula agak serak kemudian volume juga meningkat dan benjolan

di dada akan muncul pada usia remaja 12-14 tahun di sekitar kelenjar susu. setelah

beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun.

Pada wanita rambut kemaluan juga tumbuh seperti halnya remaja laki-laki.

tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai

berkembang. bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.

semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya,

kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting. pinggul

pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. hal ini sebagai akibat mem

besarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit. Payudara juga

membesar seiiring pinggul membesar dan puting susu juga menonjol hal ini

(13)

besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.

Kulit juga menjadi lebih kasar, lebih tebal pori-pori membesar akan tetapi berbeda

dengan laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut. kelenjar lemak dan juga

kelenjar keringat menjadi lebih aktif. sumbatan kelenjar lemak dapat

menyebabkan jerawat. kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama

masa haid. otot semakin membesar dan kuat menjelan akhir masa puber.

akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki. suara juga semakin

merdu, suara serak jarang terjadi pada wanita (Widyastuti, 2011)

2.3.6. Perilaku Seksual Pada Remaja

Sebagai kelompok remaja mengalami kebingungan untuk memahami

tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan olehnya

antara lain boleh atau tidaknya untuk melakukan pacaran, melakukan onani,

nonton bersama atau ciuman. ada beberapa kenyataan –kenyataan lain yang cukup

membingungkan antara apa saja yang boleh dilakukan. kebingungan ini akan

menimbulkan suatu perilaku seksual yang kurang sehat dikalangan remaja.

perasaan bersalah atau berdosa tidak jarang dialami oleh kelompok remaja yang

pernah melakukan onani dalam hidupnya. hal ini diakibatkan adanya pemahaman

tentang ilmu pengetahuan yang dipertentangkan dengan pemahaman tentang ilmu

pengetahuan yang dipertentangkan dengan pemahaman agama, yang sebenarnya

(14)

2.3.7. Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Melakukan Hubungan Seksual 1. Waktu/saat mengalami pubertas saat itu mereka tidak pernah memahami

tentang apa yang dialaminya.

2. Kontrol sosial kurang tepat kurang ketat atau terlalu longgar.

3. Frekuensi pertemuan dengan pacarnya. mereka mempunyai kesempatan

untuk melakukan pertemuan yang makin sering tanpa kontrol yang baik

sehingga hubungan akan makin mendalam.

4. Hubungan antar mereka semakin romantis.

5. Kondisi keluarga yang tak memungkinkan untuk mendidik anak – anak

untuk memasuki remaja dengan baik.

6. Kurangnya kontrol dari orangtua sibuk sehingga perhatian terhadap anak

kurang baik.

7. Status ekonomi mereka yang hidup dengan fasilitas yang berkecukupan

akan mudah melakukan pesiar ke tempat-tempat rawan yang

memungkinkan ada kesempatan melakukan hubungan seksual. sebaliknya

kelompok yang ekonomi lemah tetapi banyak kebutuhan atau tuntuan,

mereka mencari kesempatan untuk memanfatkan dorongan seks untuk

mendapatkan sesuatu.

8. Korban pelecehan seksual yang berhubungan dengan fasilitas antara lain

sering mempergunakan kesempatan yang rawan misalnya pergi ke

tempat-tempat sepi.

9. Tekanan dari teman sebaya.

(15)

11.Mereka kehilangan kontrol sebab tidak tahu akan batas-batasnya mana

boleh dan mana yang tidak boleh.

12.Mereka merasa sudah saatnya untuk melakukan aktifitas seksual sebab

mersa matang secara fisik.

13.Adanya keinginan untuk menunjukkan cinta pada pacarnya.

14.Penerimaan aktivitas seksual pacarnya.

15.Sekedar menunjukkan kegagahan dan kemamuan fisiknya.

16.Terjadi peningkatan rangsangan seksual akibat peningkatan kadar

hormon reproduksi/seksual (Soetjingsih, 2004).

2.4. Seksualitas Remaja 2.4.1. Pengertian Seksualitas

Seks berarti jenis kelamin, sedangkan seksualitas segala sesuatu yang

berhubungan dengan jenis kelamin. dan juga menyangkut berbagai dimensi yang

sangat luas di antaranya adalah dimensi biologis, psikologis, sosial, dan kultural.

2.4.2. Tujuan Seksualitas 1. Tujuan umum

Meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia.

2. Tujuan khusus

a. Prokreasi (menciptakan dan meneruskan keturunan)

(16)

2.4.3. Dimensi Pribadi Yang Terkait Dengan Seksualitas Ada tiga elemen yang terkait dengan seksualitas :

1. Harga diri

Merupakan konsep individu tentang dirinya yang menggambarkan

pemaknaan tentang diri serta seberapa jauh kepuasan yang didapatkan dari

gambaran tentang diri tersebut sangat memengaruhi tingkah laku

seseorang.

2. Kemampuan berkomunikasi

Merupakan cara remaja untuk mengespresikan perasaan, keinginan, dan

pendapatnya tentang masalah–masalah yang berhubungan dengan

seksualitasnya. bila remaja mampu mengomunikasikannya dengan baik,

maka akan mempermudah dirinya dalam menanggulangi permasalah

seksualitas yang dialaminya.

3. Kemampuan mengambil keputusan

sepanjang kehidupan, banyak keputusan mengenai seksualitas yang harus

diambil, misalnya: perilaku seksual yang dipilih, memilih pasangan hidup,

dan perencanaan kehamilan.

2.4.4. Sikap Positif Terhadap Seksualitas

Tingkah laku yang menunjukkan sikap positif terhadap seksualitas adalah

sebagai berikut :

1. Menempatkan seks sesuai dengan fungsi dan tujuan.

2. Tidak menganggap seks itu jijik, tabu, dan jorok.

(17)

4. Mengikuti norma atau aturan dalam menggunakannya.

5. Membicarakan seks dalam konteks ilmiah atau belajar untuk

memahami diri dan orang lain serta pemanfaatan secara baik dan

benar sesuai fungsi dan tujuan sakralnya (Kusmiran, 2012).

Salah satu gejala yang harus menjadi keprihatinan bersama adalah perilaku

seks bebas di kalangan remaja. Dari data yang dimiliki Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka aborsi di kalangan remaja

meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah ini tentu saja harus menjadi perhatian

bersama karena remaja merupakan tulang punggung masa depan bangsa.

Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan

memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah paham yang diambil dari

media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko

melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya.

Pendidikan seks sangat penting bagi remaja, karena pertama remaja belum

paham dengan informasi kesehatan reproduksinya, sebab orangtua masih

menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adalah hal yang tabu.

Sehingga dari ketidakpahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung

jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya. kedua, dari

ketidakpahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di

lingkungan sosial masyarakat, hal ini ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti

media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD,

majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada

(18)

Dampak dari ketidakpahaman remaja tentang pendidikan seks ini, banyak

hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan

yang tidak diinginkan, penularan virus HIV dan sebagainya.

2.4.5. Bahaya - Bahaya Seks Bebas Dikalangan Remaja

1. Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids,

Raja singa, dan penyakit lainnya. Penyakit ini tentu sudah diketahui

sangat membahayakan dan sampai sekarang masih belum ada obatnya.

2. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru,

apabila seorang remajamasih kuliah atau sekolah tentu saja orangtua

akan sangat kesal. Dan remaja pun takut untuk jujur kepada orang tua

dan pasangan, akhirnya diapun memutuskan untuk melakukan dosa

baru yaitu aborsi ataupun bunuh diri.

3. Apabila seorang anak menikah di usia muda, maka permasalahan yang

belum siap dihadapi akan datang, seperti masalah keuangan, masalah

kebiasaan, masalah anak.

4. Nama baik keluarga akan tercoreng. Keluarga akan menghadapi

masalah yang dibuat apabila seorang remaja mendapatkan efek buruk

dari seks bebas ini.

5. Apabila seorang remaja hamil diluar nikah dan pasangannya tidak mau

bertanggung jawab, maka yang akan dilakukan adalah banyak pikiran

buruk yang akan mengganggu,seperti ingin bunuh diri, berpikir tidak

(19)

2.5. Pengertian Pendidikan Seks

Pendidikan Seks adalah pengetahuan mengenai segala sesuatu yang

berhubungan dengan jenis kelamin. ini mencakup mulai dari pertumbuhan jenis

kelamin (laki-laki atau wanita). Bagaimana fungsi kelamin sebagai alat

reproduksi. Bagaimana perkembangan alat kelamin itu pada wanita dan pada

laki-laki. tentang menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada timbulnya

birahi karena adanya perubahan pada hormon-hormon. termasuk nantinya masalah

perkawinan, kehamilan dan sebagainya.

Pendidikan seks mempunyai pengertian yang jauh lebih luas, yaitu upaya

memberikan pengetahuan tentang perubahan biologis, psikologis, dan psikososial

sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan manusia. dengan kata lain,

pendidikan seks pada dasarnya merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan

tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika serta komitmen

agama agar tidak terjadi “penyalahgunaan” organ reproduksi tersebut.

Pendidikan seks juga dapat diartikan sebagai semua cara pendidikan yang

dapat membantu remaja untuk menghadapi persoalan hidup yang berpusat pada

naluri seks, yang kadang-kadang timbul dalam bentuk tertentu dan merupakan

pengalaman manusia yang normal. Dan juga menerangkan semua hal yang

berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuknya yang wajar, tidak

terbatas pada anatomi, fisiologi, penyakit kelamin dan juga membentuk sikap

serta kematangan emosional terhadap seks.

Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau yang

(20)

yang sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun

informal. Ini penting untuk mencegah biasanya sex education maupun

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja.

2.5.1. Pendidikan Seks Terdiri Dari Dua Segi

1. Pengetahuan secara biologis yang termasuk dalam pengetahuan alat-alat

reproduksi perempuan dan laki-laki, proses reproduksi yaitu kehamilan dan

kelahiran, serta pengetahuan dan pemahaman cara penularan PMS dan

HIV/AIDS. Organ reproduksi wanita terdiri dari dua bagian yaitu bagian

luar dan dalam. bagian luar terdiri dari bibir luar (labia mayora) dan bibir

dalam (labia minora ). bibir luar terdiri dari: klitoris, Uretra,Vagina (lubang

kemaluan) bagian dalam terdiri dari: Liang senggama, Mulut rahim

(serviks), Rahim (uterus), Saluran telur (tuba fallopi), Indung telur

(ovarium). Organ reproduksi pria terdiri dari: testis, saluran vas deferens

yang menghubungkan testis dengan kelenjar prostat, kelenjar prostat Uretra,

kandung kencing (Bahiyatun, 2002).

PMS merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi ( ISR) yang

cara penularan utamanya adalah melalui hubungan kelamin tetapi dapat juga

ditularkan melalui tranfusi darah atau kontak langsung dengan cairan darah

dan dari ibu ke anak selama kehamilan, pada persalinan atau sesudah bayi

lahir. Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus

dan parasit. Penyakit menular seksual yang banyak ditemukan pada saat ini

(21)

Gonore (GO atau kencing nanah ) pada laki- laki dan perempuan

sering sekali menyebabkan kemandulan. Pada perempuan, GO dapat

diturunkan pada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang

berakibat kebutaaan. Sifilis (raja singa) pada wanita hamil penyakit ini dapat

ditularkan pada bayi yang dikandungnya seperti keterbelakangan mental,

kelainan kulit,hati dan limpa.

Klamidia pada wanita menyebabkan saluran telur cacat,

kemandulan, radang saluran kencing, robeknya selaput ketuban yang

menyebabkan kelahiran bayinya sebelum waktunya (prematur). Pada laki

-laki dapat menyebabkan rusaknya saluran mani yang berakibat pada

kemandulan serta radang saluran kencing. Pada bayi menyebakan penyakit

mata dan saluran pernafasan.

Herpes genetalis pada perempuan dapat menyebabkan kanker mulut

rahim dalam beberapa tahun kemudiaan.Trikomoniasis Vaginalis pada

perempuan dapat menyebabkan infeksi saluran tuba fallopi yang berakibat

pada penyempitan saluran telur.

Kandidiasis Vaginalis menimbulkan keputihan yang disertai rasa

gatal dan panas. Kutil kelamin pada perempuan dapt mengakibatkan kanker

leher rahim atau kanker kulit sekitar kelamin, sedangkan pada laki- laki

gejalanya tidak terlihat sehingga mereka sering kali tidak menyadarinya

(22)

2. Pengetahuan dengan pendekatan sosial/psikologis yang membahas soal seks

yang mencakup bagaimana seks yang sehat sesuai dengan usia matang

reproduksi, kemudian perkembangan diri yaitu bagaimana remaja bisa

berfikir sehat untuk mendaya gunakan potensinya agar bisa lebih baik,

selanjutnya mengenal perilaku seksual beresiko seperti HIV/AIDS serta

penyakit menular lainnya yang ditularkan melalui hubungan seksual dan

yang terahir yaitu hak-hak manusia untuk keselamatan reproduksinya

misalnya hak untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi

serta keputusan untuk melakukan hubungan seks kepada siapa dan kapan

harus sesuai dengan usia matang reproduksi yaitu 20 tahun untuk

perempuan dan 25 untuk laki-laki.

2.5.2. Tujuan Pendidikan Seks

1. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik,

mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan

masalah seksual pada remaja.

2. Mengembangkan sikap objektif dan penuh pengertian tentang seks.

3. Menanamkan pengertian tentang pentingnya nilai moral sebagai dasar

mengambil keputusan.

4. Memberikan informasi yang akurat tentang seksualitas .

5. Meningkatkan pemahaman diri mengenai seksualitas sehingga menjadi

percaya diri.

(23)

7. Mengembangkan keterampilan untuk mengelola masalah-masalah

seksual.

2.5.3. Manfaat Mempelajari Pendidikan Seks

1. Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya. dengan

diberikannya pendidikan seksualitas pada remaja, laki-laki diharapkan

tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki seutuhnya, begitu pula

dengan perempuan, diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi

seorang perempuan seutuhnya. sehingga tidak ada lagi yang merasa

tidak nyaman dengan peran jenis kelamin yang dimilikinya.

2. Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan masa

remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa. seorang manusia sedang mengalami pertumbuhan dan

perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Terutama saat mereka

mulai memasuki masa pubertas, dimana perubahan fisik dan psikis

mengalami tahap paling cepat dibandingkan dengan masa sebelum dan

sesudahnya. Dengan diberikannya pendidikan seksualitas menjadikan

mengerti dan paham tentang bagaimana mereka menyikapi

perubahan-perubahan tersebut, sehingga mereka tidak akan merasa asing, kaget,

bingung, dan takut saat menghadapinya.

3. Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat. sebaiknya, orang-orang

terdekat seperti orangtua dan guru bisa menjadi sosok yang

menyenangkan bagi remaja untuk bisa memenuhi rasa ingin tahunya

(24)

dimaksudkan agar remaja tidak memutuskan untuk mencari tahu

jawaban akan pertanyaan-pertanyaannya melalui teman, komik, VCD,

ataupun media lainnya yang tidak menjamin remaja mendapatkan

informasi yang sebenar-benarnya.

4. Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya.

Percaya diri akan timbul jika seorang remaja sudah merasa nyaman

dengan dirinya. remaja akan merasa nyaman pada dirinya jika telah

mengetahui setiap bagian dari dirinya juga fungsi dari bagian-bagian

tersebut.

5. Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta.

Seorang remaja akan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta,

setelah mempelajari pendidikan seks karena remaja telah mengetahui

bahwa tujuan diciptakannya organ reproduksi adalah untuk

mendapatkan keturunan.

2.5.4. Lima Aturan Bagi Orangtua Dalam Memberikan Pendidikan Seks 1. Mulailah seawal mungkin.

2. Berikan informasinya setepat mngkin.

3. Jawablah dengan jujur semua pertanyaan sesuai dengan

kemampuan kita yang terbaik.

4. Tunjukkan hubungan yang terbuka.

5. Berikan contoh atau teladan yang bail tentang cinta sejati antara

(25)

2.5.5. Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Remaja

Supaya informasi tentang seks dapat dipahami dengan baik oleh remaja,

orangtua harus bersikap jujur berdasarkan pengalaman mereka sendiri dalam

perkawinan yang memuaskan dan membahagiakan, sehingga remaja mengetahui

bagaimana perilaku dua orang yang berbeda itu terhadap satu sama lain: saling

menunjukkan cinta, saling menghormati dan saling menghargai. Sebelum

orangtua memberikan pendidikan seks, mereka harus memperlengkapi diri dahulu

dengan pengetahuan lain, yaitu tentang perkembangan psikoseksual pada masa

remaja.

Pendidikan seks memang memerlukan pengetahuan tentang seks dan

seksualitas, tetapi yang paling penting mengajarkannya bagaimana cara

pengetahuan itu ia gunakan dalam hidupnya. Dengan bijaksana, yakni secara

ilmiah hal-hal yang mengenai seks dan seksualitas harus kita jelaskan kepada

mereka, sehingga tidak menimbulkan perasaan takut dan reaksi negatif lainnya.

Dalam memberikan pendidikan seks yang penting bagi remaja fakta-fakta biologis

yang diterangkan kepada mereka itu mengatakan sesuatu yang hakiki tentang

manusia: tentang masa lampaunya, tentang panggilannya, tentang tanggung

jawabnya, dan juga tentang masa depannya. Penjelasan seksual baru benar jika da

manfaatnya dan bisa menempatkan fakta-fakta biologis itu dalam keseluruhan apa

yang merka lihat dan alami. Jadi, yang penting bagi kita sebagai orangtua

mempunyai sikap yang tepat dalam hidup ini.

Masa remaja merupakan masalah yang penting dalam hidup remaja, masa

(26)

kebenaran-kebenaran fundamental tertentu untuk belajar mengenal dan memiliki

nilai-nilai fundamental tertentu.dalam masa ini perlu diletakkan dasr yang kuat

untuk pembentukan watak. Tapi pembentukan watak bukanlah masalah

pengetahuan saja. Ini adalah masalah hidup, masalah penghayatan. Oleh karena

itu remaja harus memperoleh pengalaman fundamental yang ia butuhkan. Jadi

pada masa remaja ini tidak cukup hanya diberikan pengetahuan tentang

fakta-fakta biologis, tetapi pembentukan watak dan pengetahuan seksual juga harus

diberikan secara bersama-sama, sehingga mereka akan memperoleh kehidupan

seksual yang baik dan sehat.

2.6. Masalah-Masalah Yang Timbul Akibat Seks Bebas

PMS merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi (ISR) yang cara

penularan utamanya adalah melalui hubungan kelamin tetapi dapat juga ditularkan

melalui tranfusi darah atau kontak langsung dengan cairan darah dan dari ibu ke

ank selama kehamilan, pada persalinan ata u sesudah bayi lahir. Penyakit menular

seksual dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan parasit.penyakit menular

seksual yang banyak ditemukan pada saat ini adalah:

Gonore (GO atau kencing nanah) pada laki- laki dan perempuan sering

sekali menyebabkan kemandulan. Pada perempuan, GO dapat diturunkan pada

bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang berakibat kebutaaan.

Sifilis (raja singa) pada wanita hamil penyakit ini dapat ditularkan pada bayi

yang dikandungnya seperti keterbelakangan mental, kelainan kulit,hati dan limpa.

Klamidia pada wanita menyebabkan saluran telur cacat, kemandulan,

(27)

bayinya sebelum waktunya (prematur). Pada laki – laki dapat menyebabkan

rusaknya saluran mani yang berakibat pada kemandulan serta radang saluran

kencing. Pada bayi menyebakan penyakit mata dan saluran pernafasan.

Herpes genetalis pada perempuan dapat menyebabkan kanker mulut rahim

dalam beberapa tahun kemudiaan. Trikomoniasis Vaginalis pada perempuan dapat

menyebabkan infeksi saluran tuba fallopi yang berakibat pada penyempitan

saluran telur.

Kandidiasis Vaginalis menimbulkan keputihan yang disertai rasa gatal dan

panas. Kutil kelamin pada perempuan dapt mengakibatkan kanker leher rahim

atau kanker kulit sekitar kelamin , sedangkan pada laki- laki gejalanya tidak

terlihat sehingga mereka sering kali tidak menyadarinya (Pinem, 2009).

2.7. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini yang berjudul “ Persepsi Ayah dan Ibu Tentang Pendidikan Seks Bagi Remaja

Putra Putri Di Kelurahan Batang Ayumi Julu Sitataring Kota Padangsidimpuan

Tahun 2015 ’’ adalah sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai yang sama dari pengujian secara bersama sebelumnya, maka penentuan hipotesis secara sendiri-sendiri menyebutkan jika βi ≠ 0 maka Ha diterima, artinya Pajak

Hal ini sejalan dengan pernyataan Sanchez dan Larrea (1972) melalui percobaan umur bibit padi dengan mulai umur 30 sampai dengan 105 hari pembibitan pada tiga

Tingkat Pencemaran Udara CO Akibat Lalu Lintas dengan Model Prediksi Polusi Udara Skala Mikro.. Jurnal Ilmiah

Fasilitas kerja yang tidak ergonomis dapat menimbulkan penyesuaian sikap kerja seperti sikap kerja duduk membungkuk dan jongkok yang menyebabkan keluhan rasa sakit pada bagian

Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, banyak sudah t okoh-t okoh negara pada saat it u t elah merumuskan bent uk perekonomian yang t epat bagi bangsa

and the relative P binding energy when it is introduced free iron and concretion into the soils (Soil vs Soil+ FeCl 3 and Soil vs Soil + concretion) while

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA

manta sendiri dipilih karena ikan ini jarang sekali dipakai untuk dijadikan sebuah motif dalam dunia tekstil. Ikan pari manta memiliki keunikan fisik yang berbeda dengan ikan