PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV
(PERSERO) MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
SITI NURMANINGSIH 112101029
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : SITI NURMANINGSIH
NIM : 112101029
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL : ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT
PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN
TANGGAL : JULI 2014 DOSEN PEMBIMBING
NIP. 19570314 198503 2 001 Dra. Lisa Marlina, M.Si
TANGGAL : JULI 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN KEUANGAN
NIP. 19741123 200012 2 001 Dr. Yeni Absah, SE, M. Si
TANGGAL : JULI 2014 DEKAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirrobbil`alamin. Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada sang
Khalik ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini diberi judul Analisis
Laporan Arus Kas pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Tugas
akhir ini Penulis selesaikan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
perkuliahan Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini terdapat banyak
kesalahan didalam penulisannya dan sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk
penyempurnaan isi Tugas Akhir ini.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini Peneliti banyak menerima bantuan moril
dan materil maupun dorongan semangat yang tidak ternilai dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini Peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah mendukung Peneliti dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas dedikasinya demi
kemajuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
3. Bapak Syafrizal H.Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Manajemen Keuangan
4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar
telah membimbing Penulis hingga Tugas Akhir ini selesai.
5. Bapak / Ibu Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan perkuliahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu pegawai PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan
terutama pada Bagian Akuntansi dan Bagian Hukum dan Pertanahan.
7. Teristimewa kepada Ayahanda Sumarlan, Ibunda Agustini, Kakanda Nita
Rossilawati, SE, Kakanda Sri Wulandari, Amd dan Kakanda Deasy Aryani,
Amd yang dengan sabar mendidik, memberi nasihat, semangat, serta tidak
pernah henti-hentinya memberikan doa di setiap waktu.
8. Achmad Fauji Lubis dan teman-teman terbaikku Mentari, Khairani Balqis,
Rahdini Rizki Saragih, dan Irma Aprilyssa Putri Sinulingga, dan anak
Diploma III Manajemen Keuangan A angkatan 2011.
Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas
segala bantuan yang telah diberikan, semoga memperoleh balasan yang berlipat
ganda dari-Nya, dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang
menggunakannya, dan menjadi amal bagi penulis.
Medan, Juli 2014
DAFTAR ISI
B. Struktur Organisasi Perusahaan... 9
C. Uraian Pekerjaan ... 12
D. Kegiatan Terkini Perusahaan ... 21
BAB III PEMBAHASAN ... 25
A. Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan ... 25
1. Daftar Neraca (Balance Sheet) ... 26
2. Daftar Perhitungan Laba Rugi (Income Statement) ... 26
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) ... 26
B. Sumber dan Penggunaan Kas ... 27
C. Laporan Arus Kas ... 28
1. Pengertian Arus Kas ... 28
2. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas ... 29
3. Penggolongan Arus Kas... 31
D. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas... 34
1. Metode Langsung (Direct Methode) ... 34
2. Metode Tidak Langsung (Indirect Methode) ... 35
E. Analisa dan Evaluasi... 42
DAFTAR GAMBAR
Hal. Gambar 2.1 Struktur Organisai PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari
masa ke masa agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau
kemunduran serta dapat juga mengetahui keadaan keuangan pada saat tertentu.
Hal ini dapat dilihat melalui laporan pertanggung jawaban pimpinan perusahaan
dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan ini dapat digunakan untuk
menilai hasil-hasil yang dicapai perusahaan pada masa yang lalu dan juga dapat
digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan untuk masa yang
akan datang.
Salah satu bentuk laporan keuangan adalah laporan arus kas, dimana dalam
laporan tersebut akan terlihat arus kas masuk dan arus kas keluar dari kegiatan
usaha yang dapat digunakan sebagai suatu alat analisis keuangan yang sangat
penting bagi pimpinan perusahaan. Dengan analisis tersebut maka akan dapat
diketahui berapa besar dana yang akan dibutuhkan agar mampu membiayai
kegiatan operasi perusahaan dan dapat memungkinkan perusahaan untuk
beroperasi seefesien mungkin agar dapat mengontrol kesulitan keuangannya.
Berdasarkan uraian tersebut laporan arus kas menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan
dari kegiatan operasi sehingga perusahaan tidak harus terlalu tergantung pada
kegiatan investasi dan atau kegiatan pendanaan.
Laporan arus kas dapat digunakan untuk mengetahui:
1. Kemampuan perusahaan menghasilkan kas, merencanakan, mengontrol arus
kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.
2. Kemugkinan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih
perusahaan, termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan
datang.
3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari
sumber kekayaan perusahaan.
4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa
yang akan datang.
5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaaan dan
pengeluaran kas.
6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya
terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PT Perkebunan
Nusantara IV (Persero) Medan yang mana perusahaan tersebut sudah dikenal baik
oleh masyarakat dalam mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas
kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit
dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan
baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan
Tabel 1.1 LAPORAN ARUS KAS
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2011, dan 2012
KETERANGAN TAHUN
2010 2011 2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
1.206.504.693.584 1.303.567.740.604 882.185.257.299 ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI (997.345.942.367) (1.032.536.528.718) (1.273.975.874.284) ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN (136.533.442.919) 185.382.487.661 444.326.689.679 KENAIKKAN NETTO KAS DAN
SETARA KAS 72.625.308.298 456.413.699.547 52.536.072.694 Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan
Kas juga merupakan bagian yang penting pada PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Medan. Berdasarkan Tabel 1.1 laporan arus kas PT Perkebunan
Nusantara IV (Persero) Medan pada tahun 2010, 2011, dan 2012 menunjukkan
surplus setiap tahunnya akan tetapi terjadi kenaikkan dan penurunan arus kas
perusahaan di setiap tahunnya. Arus kas dari aktivitas operasi terbesar terjadi
pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 1.303.567.740.604 dibandingkan dengan tahun
2010 sebesar Rp 1.206.504.693.584 dan pada tahun 2012 sebesar Rp
882.185.257.299. Arus kas dari aktivitas investasi mengalami defisit terbesar pada
tahun 2012 yaitu sebesar Rp 1.273.975.874.284 dibandingkan dengan tahun 2011
sebesar Rp 1.032.536.528.718 dan pada tahun 2010 Rp 997.345.942.367. Arus
kas dari aktivitas pendanaan terbesar terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp
444.326.689.679 dibandingkan tahun 2011 Rp 185.382.478.661 dan pada tahun
2010 kas mengalami defisit sebesar Rp 136.533.442.919. Kas bersih terbesar
terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 456.413.699.547 dibandingan dengan
tahun 2010 sebesar Rp 72.625.308.298 dan pada tahun 2012 sebesar Rp
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat pada laporan arus kas PT
Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan tentang arus kas masuk dan arus kas
keluar di dalam setiap aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan perusahaan maka penulis tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS
LAPORAN ARUS KAS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV
(PERSERO) MEDAN”.
B. Perumusan Masalah
Masalah merupakan keadaan yang menyimpang dari apa yang dihadapi,
sehingga menjadi faktor penghambat bagi perusahaan untuk mencapai tujuan
memperoleh laba. Perumusan masalah dilakukan agar penelitian dapat lebih
terarah dan dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
Adapun perumusan masalah yang akan diangkat dalam penyusunan tugas
akhir ini adalah bagaimana kondisi keuangan pada PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Medan berdasarkan analisis arus kas.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian pada
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan adalah untuk mengetahui
bagaimana kondisi arus kas yang ada pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian pada PT
Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan adalah :
a. Bagi perusahaan, tugas akhir ini dapat menjadi suatu bahan pertimbangan
untuk membuat kebijakan yang lebih baik sehingga perusahaan dapat
berkembang sesuai yang diharapkan.
b. Bagi penulis, penulisan tugas akhir ini berguna untuk memenuhi salah satu
persyaratan akademik dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma
III Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
c. Bagi lembaga pendidikan atau penulis lain, penulisan tugas akhir ini
berguna sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian sejenis
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) adalan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri PT Perkebunan Nusantara
IV (Persero) mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit
dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan
pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku
berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung
lainnya.
Total areal kosesi yang diusahakan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
mencapai 175.725,43 Ha. Dari total areal tersebut, areal tanaman menghasilkan
seluas 98.247,38 Ha, tanaman belum menghasilkan 30.728,85 Ha, dan areal
lain-lain 46.722,20 Ha.
Produk yang dihasilkan antara lain Minyak Sawit (Crude Palm Oil), Inti
Sawit (Palm Kernel). Palm Kernel Oil (PKO), Palm Kernel Meal (PKM), dan Teh
jadi.
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) memiliki 27 unit kebun yang
mengola budidaya kelapa sawit dan dilengkapi dengan 15 unit Pabrik Kelapa
Sawit (PKS), satu unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit, tiga unit kebun yang
kelapa sawit, satu unit proyek pengembangan kebun plasma kelapa sawit, satu
unit perbengkelan dan tiga unit rumah sakit serta Kantor Perwakilan Jakarta.
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) disingkat PTPN IV
didirikanberdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1996 tentang
PeleburanPerusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VI,
PerusahaanPerseroan (Persero) PT Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan
(Persero) PTPerkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
PerkebunanNusantara IV dan Akte Notaris Harun Kamil, SH No. 37 tanggal 11
Maret 1996,telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat
KeputusanNo. C2-8332. HT.01.01 tanggal 8 Agustus 1996, dan diumumkan
dalam BeritaNegara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996,
Anggaran Dasar telahmengalami beberapa kali perubahan terakhir berdasarkan
Akta No. 18 dari NotarisSri Rahayu H. Prasetio, SH tanggal 26 September 2002
yang disetujui olehMenteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia RI dengan Surat
Keputusan No. C-20652. HT.01.04 tanggal 23 Oktober 2002. Diubah terakhir kali
berdasarkan AkteNotaris Sri Ismiiyati, SH Nomor 11 tanggal 4 Agustus 2008, di
umumkan dalamBerita Negara R.I No. 90, tanggal 7 November 2008, Tambahan
Berita NegaraNo.22826. Yang kini beralamat di Jl. Letjend.Suprapto No. 2
Medan.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan
perusahaan adalah melakukan usaha di bidang agrobisnis dan agroindustri serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perusahaan untuk menghasilkan barang
keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan
prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, perusahaan dapat
melaksanakan kegiatan utama :
1) Pengusahaan budidaya tanaman, yang meliputi pembukaan dan pengolaan
lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemungutan hasil
tanaman serta melakukan kegiatan-kegiatan lain sehubungan dengan
budidaya tanaman tersebut;
2) Produksi yang meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak
lain menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi serta produk
turunannya;
3) Penyelenggaraan perdagangan yang meliputi kegiatan pemasaran berbagai
macam hasil produksi serta melakukan kegiatan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan usaha perusahaan;
4) Pengembangan usaha di bidang perkebunan, agrowisata, agrobisnis, dan
agroindustri.
Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Medan.
1. Visi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Menjadi pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa
sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan
lingkungan.
2. Misi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
b. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan sistem,
cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan
inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
c. Meningkatkan laba secara berkesinambungan.
d. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan
yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang
baik(GCG).
e. Meningkatkan tanggungjawab sosial dan lingkungan.
f. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah
pusat/daerah.
B. Struktur Organisasi
Umumnya suatu organisasi baik itu organisasi massa maupun organisasi
usaha, haruslah mempunyai struktur organisasi agar perjalanan usaha dapat
berlangsung dengan baik, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan
efektif. Yang membedakan struktur organisasi pada perusahaan besar dan kecil
adalah tingkat kerumitan masalah yang dihadapinya dan disesuaikan dengan jenis
dan kegiatan yang dijalankan perusahaan.
Penyusunan struktur organisasi sesuai dengan prinsip organisasi yang
dilaksanakan sebelum operasi fisik perusahaan, agar berjalan sebagaimana
mestinya. Pembentukan struktur organisasi secara umum diikuti dengan
penyusunan analisa jabatan dan uraian jabatan yang mempertegas dalam
atasannya, pekerja apa yang diharapkan darinya dan apa yang harus
dikerjakannya, apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan lain sebagainya. Oleh
karena itu struktur organisasi sangat penting peranannya untuk menghindari
ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas perusahaan.
Berikut ini adalah struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara IV(Persero)
C. Uraian Pekerjaan
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sesuai dengan SK Direksi
No.04.13/Kpts/43/VIII/2003 tentamg organisasi dan tata kerja mempunyai
beberapa bidang yaitu terdiri dari :
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan
maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat
kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka
Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan serta ketentuan
Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan.
2. Direksi
Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan
pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun diluar
Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan
pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran
Dasar dan/atau Keputusan RUPS.
3. Direktur Utama
a. Mengelola Perusahaan sesuai amanat RUPS untuk mewujudkan sasaran
b. Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan
untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun diluar
pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan
RUPS.
c. Memimpin, mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan pelaksanaan
program kegiatan Direktur Produksi, Direktur SDM dan Umum, Direktur
Keuangan dan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha, Manajer
Grup dan Manajer Unit.
d. Menjalankan arahan dari Dewan Komisaris dan RUPS.
e. Mengatur pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggo ta Direksi.
f. Mengadakan dan memimpin rapat Direksi secara berkala, untuk
mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat,
Grup Unit Usaha dan Unit Usaha.
g. Memberi penjelasan kepada Dewan Komisaris dan atau Rapat Umum
Pemegang Saham, mengena Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana
Kerjadan Anggaran Perusahaan serta Laporan Tahunan.
h. Melaksanakan pemenuhan aspek legal dan kepatuhan Perusahan terhadap
Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan.
i. Mengkoordinir penyelenggaraan akuntansi keuangan, akuntansi biaya,
j. Mengkoordinir Direksi melakukan evaluasi secara berkala terhadap
pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance
Indicators (KPI) serta merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan.
k. Mengkoordinir pembuatan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan
Tahunan yang akan disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang
Saham.
l. Melakukan pembinaan dan monitoring tugas-tugas dibidang Satuan
Pengawasan Intern dan Sekretaris Perusahaan (termasuk P2BJ).
m. Mengkoordinir pelaksanaan dan pemantauan terhadap implementasi Good
Corporate Governance dan Manajemen Risiko.
n. Mengkoordinir perumusan program kegiatan masingmasing Direktorat,
Grup Unit Usaha dan Unit Usaha, dan Sekretaris Perusahaan serta SPI yang
dijabarkan dari RKAP dan RJPP.
o. Mengkoodinir penyusunan RJPP, RKAP dan rencana-rencana lainnya untuk
disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS.
p. Penanggung jawab pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan
pengembangan usaha Perusahaan.
4. Direktur Produksi
a. Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas dibawah Direktorat
Produksi.
b. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat
Produksi.
c. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di Bidang Tanaman,
d. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.
e. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan Direktorat
Produksi untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan.
f. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator
Kinerja Kunci (IKK) atauKey Performance Indicators (KPI) yang berkaitan
dengan aspek operasional.
g. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dan ManajemenRisiko di lingkungan Bidang Tanaman, Teknik
dan Pengolahan (termasuk P3TBS).
h. Menindak lanjuti temuan hasil audit SPI danauditor eksternal yang berkaitan
dengan tugas operasionalnya.
i. Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan
dibidang Tanaman, Teknikdan Pengolahan (termasuk P3TBS).
j. Merumuskan dan menetapkan program kegiatanBagian Tanaman, Teknik
dan Pengolahan (termasuk P3TBS) yang didasarkan kepada penjabaran dari
RKAP dan RJPP yang telah disahkan.
k. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan
dilingkungan Direktorat Produksidan selanjutnya disampaikan kepada
Direktur Utama untuk ditetapkan.
5.Direktur SDM dan Umum
a. Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas dibawah Direktorat SDM
dan Umum.
c. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat
SDM dan Umum.
d. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan dibidang SDM,
Umum, Hukum dan Pertahanan serta Pengadaan.
e. Melaksanakan pengelolaan SDM, termasuk rekrutmen, penempatan,
penilaian kinerja, karir, remunerasi danpurna tugas.
f. Menyusun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) untuk dibahas bersama dengan
Serikat Pekerja dan peraturan kepegawaian.
g. Mengurus permasalahan hukum yang dihadapi Perusahaan dan pengurusan
hak atas tanah sesuai ketentuan yang berlaku.
h. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.
i. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan SDM, Umum,
Hukum dan Pertanahan serta Pengadaan untuk mengevaluasi pelaksanaan
kegiatannya.
j. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator
Kinerja Kunci (IKK) atauKey Performance Indicators (KPI) yang berkaitan
dengan aspek operasional.
k. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsipprinsip Good Corporate
Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang SDM, Umum,
Hukum dan Pertanahan serta Pengadaan.
l. Menindak lanjuti temuan hasil audit SPI danauditor eksternal yang berkaitan
dengan tugas operasionalnya.
m. Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan di
n. Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian SDM, Bagian
Umum, Bagian Huku m dan Pertanahan serta Bagian Pengadaan yang
didasarkan kepada RKAP dan RJPP yang telah disahkan.
o. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan
dilingkungan Direktorat SDM dan Umum dan selanjutnya disampaikan
kepada Direktur Utama untuk ditetapkan
6.Direktur Keuangan
a. Memimpin dan mengkordinasikan tugas-tugas dibawah Direktorat
Keuangan.
b. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat
Keuangan.
c. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan yang telah dirumuskan,
meliputi Bidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran
d. Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan
RUPS.
e. Mengadakan rapat internal secara berkala guna membahas masalah-masalah
dibidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran.
f. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator
Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicators (KPI) yang berkaitan
dengan aspek operasionalnya.
g. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Keuangan,
h. Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI danaudit eksternal yang berkaitan
dengan tugas operasionalnya.
i. Menyiapkan laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Laporan
Tahunan serta Laporan Keuangan untuk dibahas bersama-sama dengan
Anggota Direksi sebelum disampaikan kepada Dewan Komisaris dan
Pemegang Saham
j. Menyelenggarakan dan memelihara akuntansi keuangan, akuntansi biaya,
verifikasi dan akuntansi aset.
k. Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnya di bidang
keuangan, akuntansi, dan pemasaran dan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan untuk selanjutnya mengkoordinir penyusunan RKAP, RJPP dan
rencana lainnya secara korporasi.
l. Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian Keuangan,
Akuntansi dan Bagian Pemasaran yang didasarkan kepada RKAP dan RJP
yang telah disahkan.
m. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan
dilingkungan Direktorat Keuangandan selanjutnya disampaikan kepada
Direktur Utama untuk ditetapkan.
n. Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan penjualan/ pemasaran dan
persediaan produk.
7. Direktur Perencanaan dan PengembanganUsaha
a. Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat
b. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat
Perencanaan dan Pengembangan Usaha.
c. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di Bidang Perencanaan
(termasuk IT), Pengembangan Usaha (tidak termasuk pengembangan di
Bidang Tanaman) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
d. Pengelolaan dan pengurusan Anak Perusahaan dan Perusahaan Penyertaan
(tidak termasuk aspek legal).
e. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.
f. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan Direktorat
Perencanaan dan Pengembangan Usaha untuk mengevaluasi pelaksanaan
program kegiatan.
g. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator
Kinerja Kunci (IKK) atauKey Performance Indicators (KPI) yang berkaitan
dengan aspek operasional.
h. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Govermance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Perencanaan
(termasukIT) Pengembangan Usaha dan PKBL.
i. Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan di
Bidang Perencanaan (termasuk IT) Pengembangan Usaha dan PKBL
j. Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan eksternal auditor yang berkaitan
dengan tugas operasionalnya.
k. Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnyadi bidang
l. Merumuskan dan menetapkan program kegiatanbagian Perencanaan
(termasuk IT), Pengembangan Usaha dan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan yang didasarkan kepada RKAP dan RJPP yang telah disahkan.
m. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedomankerja yang digunakan
dilingkungan Direktorat Pengembangan Usaha dan selanjutnya disampaikan
kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.
8. Komite Audit
a. Bertugas memonitori dan mengevaluasi proses penyelesaian Laporan
Keuangan Tahun buku setiap tahunnya dan penetapan laporan pertanggung
jawaban keuangan perusahaan tahun sebelumnya.
b. Melakukan evaluasi atas efektivitas Satuan Pengawasan Intern (SPI).
c. Melakukan evaluasi atas sistem Pengendalian Intern kegiatan tertentu.
d. Melakukan evaluasi dan memonitori atas laporan Direksi tentang progres
pelaksanaan arahan RUPS.
e. Melakukan evaluasi atas Laporan Manajemen Triwulan Direksi.
9. Sekretaris Perusahaan
a. Bertugas memastikan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, seperti peraturan yang berkaitan dengan
pengelolaan BUMN, Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar.
b. Memberikan penjelasan atas peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
c. Mengkoordinasikan atas kepatuhan pelaksanaan GCG di lingkungan PT
d. Menyimpan dokumen-dokumen perusahaan, seperti Risalah RUPS, Risalah
Rapat Direksi dan Risalah Rapat Dewan Komisaris.
e. Menyimpan dan mengawasi stempel resmi perusahaan.
f. Membantu, jika diperlukan, dalam mempersiapkan Laporan Tahunan
Perusahaan.
10. Satuan Pengawas Intern (SPI)
a. Bertugas menilai terhadap informasi keuangan mencakup penilaian terhadap
informasi keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yanglazim.
b. Menilai terhadap ketaatan Unit Usaha yang bersangkutan pada peraturan
perundang-undangan yang mendasari transaksi/kegiatan yang mempunyai
pengaruh kepada laporan keuangan serta ketaatan terhadap RKAP yang
telah ditetapkan.
c. Menilai terhadap penggunaan sumber daya ekonomi perusahaan, apakah
telah dikelola denga baik efisien dan berdaya guna.
d. Menilai capaian realisasi yang sebenarnya dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan termasuk pengajuan ketaatan Unit usaha terhadap peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan kehematan, daya guna dan
hasil guna.
e. Melakukan audit terhadap kegiatan dalam perusahaan yang diindikasikan
adanya kecurangan atau penyimpangan maupun tindak pidana korupsi.
D. Kegiatan Terkini
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero), perusahaan ini terus berupaya agar tujuan
yang telah di gariskan oleh perusahaan ini dapat terwujud. Tidak mudah dalam
mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan
loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal
diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang
dijalankan perusahaan adalah:
1. Capaian produksi TBS Kebun Sendiri (Incl. Proyek Timur dan Balap) dan
pembelian TBS s.d. Triwulan IV/2012 masing-masing dibawah RKAP
sebesar 125.875 ton atau 5,25% dan 36.023 ton atau 5,15% dan secara
gabungan produksi TBS dibawah RKAP sebesar 161.898 ton atau 5,23%.
Realisasi produksi TBSKebun Sendiri (Incl. Proyek Timur dan Balap) s.d.
Triwulan IV/2012 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu
mengalami peningkatan sebesar 50.280 ton atau 2,26%. Realisasi produksi
Daun Teh Basah kebun sendiri s.d. Triwulan IV/2012 dibawah RKAP
sebesar 5.031 ton atau 21,51% dan dibandingkan dengan periode yang sama
tahun lalu dibawah sebesar 21.112 ton atau 53,49%.
2. Rendemen minyak sawit kebun sendiri s.d. Triwulan IV/2012 dibawah
RKAP sebesar 0,42% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun
lalu diatas 0,18%. Rendemen inti sawit kebun sendiri s.d. Triwulan IV/2012
RKA sebesar 0,08% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu
diatas 0,18%. Rendemen Teh Jadi kebun sendiri s.d. Triwulan IV/2012
dibawah RKAP sebesar 0,09% dan dibandingkan dengan periode yang sama
3. Capaian penjualan setelah pungutan ekspor s.d. Triwulan IV/2012 sebesar
Rp 5.319,12 milyar jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 6.096,29
milyar maka berada dibawah RKAP sebesar Rp 777,17 milyar atau 12,75%.
Selanjutnya bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar
Rp 5.536,38 milyar mengalami penurunan sebesar Rp 217,27 milyar 3,92%.
4. Realisasi biaya secara keseluruhan s.d. Triwulan IV/2012 (harga pokok
penjualan + biaya usaha + biaya bunga + biaya lain-lain bersih) sebesar Rp
4.318,55 milyar. Jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 4.838,20
milyar maka realisasi biaya dibawah RKAP sebesar Rp 519,65 milyar atau
10,74%. Selanjutnya bila dibandingkan denga periode yang sama tahun lalu
sebesar Rp 4.316,85 milyar mengalami kenaikan Rp 1,70 milyar atau
0,04%.
5. Capaian laba sebelum PPh s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp 1.000,57
milyar jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 1.258,09 milyar, berada
dibawah RKAP sebesar Rp 257,51 milyar atau 20,47%. Selanjutnya bila
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.219,53
milyar mengalami penurunan sebesar Rp 218,96 milyar atau 17,95.Capaian
laba Per komoditi masing-masing tanaman:
Laba komoditi kelapa sawit s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp
1.073,24milyar jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 1.285,05
milyar berada dibawah RKAP sebesar Rp 211,82 milyar atau 16,48% dan
bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.278,42
oleh pembeli sebagai dampak dari harga jual yang cenderung menurun.
Komoditi Teh s.d.Triwulan IV/2012 mengalami kerugian sebesar Rp 72,66
milyar jika dibandingkan dengan kerugian RKAP sebesar Rp 26,97 milyar
berada diatas RKAP sebesar Rp 45,70 milyar atau 169,43%, selanjutnya bila
dibandingkan dengan periode yang sama lalu rugi sebesar Rp 58,88 milyar
mengalami kenaikan sebesar Rp 13,78 milyar atau 23,41%.
6. Capaian laba setelah pajak s.d. Triwulan IV/2012 sebesar Rp 697,43 milyar,
jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 934,56 milyar, berada dibawah
RKAP sebesar Rp 249,14 milyar atau 26,09%, selanjutnya bila
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 890,87
milyar mengalami penurunan sebesar Rp 193,44 milyar atau 21,71%.
7. Laporan posisi keuangan per 31 Desember 2012 ditutup dengan total aset
sebesar Rp 9,199,39 milyar bila dibandingkan per 31 Desember 2011
sebesar Rp 7.993,50 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp 1.205,88
milyar atau 15,09%. Hal ini disebabkan peningkatan aset tidak lancar
sebesar Rp 968,95 milyar atau 15,47% dan peningkatan aset lancar sebesar
A. Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu perusahaan.
Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di luar
perusahaan, sehingga yang bersangkutan dapat menggunakannya sebagai dasar
pengambilan keputusan tersebut.
Perkembangan dari posisi keuangan perusahaan tersebut dapat dilihat dari
penyajian data-data yang diperbandingkan untuk dua periode atau lebih sehingga
dapat diperoleh data-data yang akan diambil.
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut”. Munawir (2002:2).
Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi dari persiapannya laporan
keuangan adalah untuk menyajikan/memberikan gambaran atau laporan kemajuan
secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan.
Laporan keuangan perusahaan sebenarnya banyak, namun laporan
1. Daftar Neraca (Balance Sheet)
“Neraca adalah laporan keuangan yang sistematis tentang aktiva, hutang
serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”. Harahap (2004:107).
Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan
pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan
ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga
neraca sering disebut dengan Balance Sheet.
2. Daftar Perhitungan Laba Rugi (Income Statement)
“Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban
(biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu”.
(Modul Manajemen Keuangan:18).
Tujuan dari penyusunan perhitungan laba rugi untuk mengukur
perkembangan perusahaan dalam mengklasifikasikan pendapatan dan beban atas
dasar sifat atau fungsinya dalam perusahaan.
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
“Laporan arus kas merupakan suatu laporan keuangan yang memperlihatkan
pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan
terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang
merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas”. Simamora (2000:488).
Tujuan dari laporan arus kas adalah untuk mendapatkan informasi yang
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu
periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasi,
Dalam hal ini, penulis akan menyajikan laporan keuangan yang utama pada
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, yaitu neraca, laporan laba rugi,
dan laporan arus kas untuk tiga tahun berturut-turut yakni mulai tahun 2010, 2011,
dan 2012 terdapat pada daftar tabel.
B. Sumber dan Penggunaan Kas
Menurut Syahrial (2013:80) sebagaimana dalam laporan arus kas, laporan
sumber dan penggunaan dana diolah dari dua periode laporan keuangan. Laporan
ini merupakan pelengkap laporan yang sudah ada yaitu Neraca dan Laporan
laba/rugi. Laporan ini dapat disajikan dalam dua cara yaitu:
1. Laporan perubahan posisi keuangan dengan konsep modal kerja.
2. Laporan perubahan posisi keuangan dengan konsep kas.
Setelah keluarnya FASB No.95 yang melahirkan laporan arus kas, laporan
sumber dan penggunaan ini jarang digunakan lagi. Untuk tujuan analisis laporan
keuangan, laporan arus kas lebih informatif. Namun teknik yang diikuti untuk
menyusun kedua jenis laporan itu hampir sama. Konsep arus kas ini telah diikuti
sepenuhnya oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.
Dalam APB Statement No.95 disebutkan tujuan dari laporan sumber dan
penggunaan dana adalah:
1. Melengkapi pengungkapan informasi perubahan posisi keuangan.
2. Menjelaskan kegiatan investasi dan pembiayaan.
3. Melaporkan dana dari operasi.
Dalam membahas laporan sumber dan penggunaan dana ini Wolk.et.al
(1989:333) mengemukakan logika yang terkandung dalam laporan ini sebagai
berikut:
Transaksi Kredit = Transaksi Debet
Transaksi Kredit menggambarkan sumber dana dan transaksi debet
menggambarkan penggunaan dana. Sumber dana perusahaan berasal dari :
1. Pertambahan utang, misalnya dengan penjualan obligasi yang menyebabkan
dana masuk ke dalam perusahaan.
2. Pertambahan modal, misalnya penjualan saham akan menambah kas
perusahaan.
3. Penurunan aset, misalnya penjualan aset akan menambah dana masuk ke
dalam perusahaan.
Sebaliknya penggunaan dana perusahaan dimaksudkan untuk:
1. Penurunan utang, misalnya penggunaan dan untuk membayar utang
2. Penurunan modal, misalnya pembelian treasury stock.
3. Penambahan aset, misalnya pembelian atau perolehan aset.
C. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas
Informasi tentang kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan
keuangan sebagai dasar menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi
perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan
laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk
setiap periode penyajian laporan keuangan.
Pengertian arus kas Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia yaitu:
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas.
Sedangkan pengertian dari Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
adalah:
“Laporan arus kas merupakan suatu laporan keuangan yang memperlihatkan
pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu
cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas”. Simamora (2000:488).
Di Indonesia perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan
persyaratan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
menyajikannya sebagai bagian intergral dari laporan keuangan untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan.
2. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas
Menurut Harahap (2013:257) analisa laporan arus kas digunakan oleh
perusahaan bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Kemampuan perusahaan menghasilkan kas, merencanakan, mengontrol arus
kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.
b. Kemugkinan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih
perusahaan, termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan
c. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari
sumber kekayaan perusahaan.
d. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa
yang akan datang.
e. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaaan dan
pengeluaran kas.
f. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya
terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
Laporan arus kas memiliki manfaat baik secara internal maupun eksternal.
Manfaat internal yang di pakai manajemen untuk menilai likuiditas, menentukan
kebijakan deviden dan mengevaluasi imbas dari keputusan-keputusan kebijakan
pokok yang menyangkut investasi dan pendanaan. Sedangkan secara eksternal
laporan arus kas digunakan oleh pemodal, kreditor, dan pihak-pihak lainnya
dalam menilai bermacam-macam aspek dari posisi keuangan seperti:
a. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas dimasa depan.
b. Kemampuan entitas untuk membagikan arus deviden dan memenuhi
kewajibannya.
c. Sebab-sebab perbedaan antara pendapatan bersih dan kas bersih yang
disediakan oleh kegiatan-kegiatan operasi.
d. Transaksi-transaksi pendanaan dan investasi kas selama periode tertentu.
Simamora (2000:489).
Laporan arus kas juga memberikan informasi yang bermanfaat dalam
3. Penggolongan Arus Kas
Laporan Arus Kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
digolongkan menurut aktivitasnya masing-masing. Penggolongan menurut
aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan penggunaan laporan
keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas terhadap jumlah kas atau yang setara
dengan kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi
hubungan diantara aktivitas yang ada. Dalam penyajian laporan arus kas akan
dipisahkan transaksi arus kas dalam tiga kategori yaitu:
a. Kas yang termasuk kegiatan operasi.
b. Kas yang termasuk kegiatan investasi.
c. Kas yang termasuk kegiatan pendanaan.
Disini juga termasuk didalamnya laporan kegiatan investasi keuangan yang
tidak berhubungan dengan transaksi kas. Penjelasan mengenai ketiga aktivitas
diatas adalah sebagai berikut. Harahap (2013:258).
a. Kas yang Termasuk Kegiatan Operasi
Jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari aktivitas operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan, kemampuan perusahaan
dalam membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
sumber pendanaan dari luar perusahaan.
Menurut Harahap (2013:259), semua transaksi yang berkaitan dengan laba
yang dilaporkan dalam laporan laba/rugi dikelompokkan dalam golongan ini.
2) Penerimaan bunga atas piutang pada pihak lain.
3) Penerimaan deviden atas investasi saham perusahaan lain.
4) Penerimaan refund dari supplier.
Sedangkan yang termasuk pengeluaran kas antara lain:
1) Kas yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang akan dijual.
2) Pembayaran bunga atas utang-utang perusahaan.
3) Pembayaran pajak penghasilan.
4) Pembayaran upah/gaji kepada karyawan.
Untuk mencapai arus kas pada aktivitas operasi, perlu untuk melaporkan
pendapatan dan beban atas dasar kas. Ini dilakukan dengan menghilangkan
pengaruh transaksi perhitungan rugi/laba yang tidak menghasilkan kenaikan atau
penurunan setara dalam kas.
b. Kas yang Termasuk Kegiatan Investasi
Arus kas yang berasal dari kegiatan inveestasi perlu dipisahkan agar dapat
mengetahui tingkat penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan sumber
daya yang didapat dan bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas
pada masa mendatang.
Dalam kegiatan investasi akan digolongkan transaksi yang berhubungan
dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya. Arus kas masuk bila kas
yang diterima dari hasil dan pengembalian investasi yang telah dilakukan
sebelumnya.
Menurut Harahap (2013:260) yang termasuk penerimaan kas dari aktivitas
1) Penjualan aktiva tetap (pabrik, gedung, lahan produksi, dll).
2) Penjualan surat berharga yag berupa investasi.
3) Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini
merupakan kegiatan investasi).
4) Penjualan aktiva lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak
termasuk persediaan).
Menurut Harahap (2013:260) yang termasuk dalam pengeluaran kas dari
aktivitas investasi yaitu:
1) Pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap.
2) Pembelian investasi jangka panjang.
3) Pemberian pinjaman pada pihak lain.
4) Pembayaran aktiva lain yang digunakan dalam kegiatan produksi seperti hak
paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan persedian operasional).
c. Kas yang Termasuk Kegiatan Pendanaan
Menurut Harahap (2013:260) kelompok ini menyangkut bagaimana
kegiatan kas diperoleh untuk membiayai perusahaan termasuk operasinya. Hal ini
perlu dilakukan untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para
pemasok modal perusahaan.
Dalam aktivitas ini arus kas masuk merupakan kegiatan mendapatkan dana
untuk kepentingan perusahaan. Arus kas keluar adalah pembayaran kembali
kepada pemilik dan kreditor atas dana yang diberikan sebelumnya.
Menurut Harahap (2013:261) yang termasuk penerimaan kas dari aktivitas
2) Pengeluaran wesel.
3) Penjualan obligasi.
4) Pengeluaran surat hutang hipotek, dan lain-lain.
Menurut Harahap (2013:261) yang termasuk pengeluaran kas dari aktivitas
pendanaan antara lain:
1) Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada
pemilik.
2) Pembelian saham pemilik (treasury stock);
3) Pembayaran utang pokok dana yang dipinjam (tidak termasuk bunga karena
dianggap sebagai kegiatan operasi).
D. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Untuk menyusun laporan arus kas perusahaan dapat menggunakan dua cara
atau metode, yaitu metode langsung (direct Method) dan metode tidak langsung
(indirect Method).
1. Metode Langsung (Direct Method)
Metode langsung melaporkan sumber-sumber dari kas operasi dan
pemakaian kas operasi. Sumber utama kas operasi adalah kas yang diterima dari
para pelanggan. Pemakaian pokok kas operasi meliputi kas yang dibayarkan
kepada para pemasok untuk barang dan jasa yang dibeli perusahaan dan kas yang
dibayarkan kepada karyawan dalam bentuk gaji dan upah.
Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan
kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi
Metode ini memiliki keunggulan dan kelemahan,
“Keunggulannya adalah bahwa metode ini melaporkan sumber-sumber dan
pemakaian-pemakaian kas dalam laporan arus kas sedangkan kelemahannya
adalah bahwa data yang diperlukan mungkin tidak tersedia dengan cepat dan
biaya pengumpulan data tersebut kemungkinan mahal pula”.Simamora
(2000:494).
2. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)
Dalam metode ini penyajiannya dimulai dari laba/rugi bersih kemudian
disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang
mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun aktiva lancar
dan utang lancar. Dalam metode tidak langsung net income disesuaikan dengan
menghilangkan transaksi tidak tunai:
a. Pengaruh transaksi yang masih belum direalisir dari arus kas masuk dan
keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah persediaan deferal
income arus kas masuk dan keluar yang “accrued” seperti piutang dan utang.
b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan
pembiayaan yang tidak mempengaruhi seperti: penyusutan, amortisasi,
laba/rugi dari penjualan aktiva tetap dan dari operasi yang dihentikan (yang
berkaitan dengan kegiatan investasi), laba/rugi pembatalan utang atau
transaksi pembiayaan.Harahap (2004:264).
PT. ABC
LAPORAN ARUS KAS Tahun Buku 20.. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi :
Penerimaan Kas dari Pelanggan : xxx
Penerimaan Kas kepada Pemasok dan Karyawan : (xxx)
Pembayaran Bunga : (xxx)
Pembayaran Pajak Penghasilan : xxx
Arus Kas Digunakan untuk Aktivitas Operasi : xxx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi :
Penambahan/Pembelian Aktiva : (xxx)
Penambahan TM/TBM : (xxx)
Penjualan Pohon Karet Tua/Rotan : xxx
Penambahan/Penurunan Aktiva Lain-Lain : (xxx)
Arus Kas Digunakan untuk Aktivitas Investasi : (xxx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan :
Kenaikan/Penurunan Kredit Investasi : xxx
Pembagian Laba Tahun 20.. : (xxx)
Kenaikan Tunjangan Hari Tua : xxx
Kenaikan Modal Dasar : xxx
Kenaikan (Penurunan) Cadangan Umum : (xxx)
Kenaikan (Penurunan) Cadangan Setoran Modal : xxx
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan : xxx
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas/Bank : xxx
Saldo Kas/Bank Awal Periode : xxx
Kas dan Bank pada Akhir Periode : xxx
Sedangkan contoh format Laporan Arus Kas dengan Metode Tidak
PT. ABC
LAPORAN ARUS KAS Tahun Buku 20.. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi :
Laba Bersih sebelum Pajak : xxx
Penyesuain untuk :
Penyusutan : xxx
Penghasilan Investasi : (xxx)
Beban Bunga : xxx
Kenaikkan Piutang Dagang : (xxx)
Penurunan Persediaan : xxx
Pembayaran Bunga : (xxx)
Arus Kas Digunakan untuk Aktivitas Operasi : xxx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi :
Penambahan/Pembelian Aktiva : (xxx)
Penambahan TM/TBM : (xxx)
Penjualan Pohon Karet Tua/Rotan : xxx
Penambahan/Penurunan Aktiva Lain-Lain : (xxx)
Arus Kas Digunakan untuk Aktivitas Investasi : (xxx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan :
Kenaikan/Penurunan Kredit Investasi : xxx
Pembagian Laba Tahun 20.. : (xxx)
Kenaikan Tunjangan Hari Tua : xxx
Kenaikan Modal Dasar : xxx
Kenaikan (Penurunan) Cadangan Umum : (xxx)
Kenaikan (Penurunan) Cadangan Setoran Modal : xxx
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan : xxx
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas/Bank : xxx
Saldo Kas/Bank Awal Periode : xxx
Tabel 3.1
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN NERACA
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2011, dan 2012
KETERANGAN TAHUN
2010 2011 2012
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas Piutang usaha-bersih
Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa
Piutang lain-lain- bersih Pihak ketiga
Hubungan istimewa Persediaan
Biaya dibayar di muka danuang muka lainnya Pajak dibayar di muka
1.015.286.613.158
Jumlah Aset Lancar 1.491.308.219.235 1.874.276.320.535 2.061.343.600.752
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada entitas asosiasi
Aset pajak tangguhan Tanaman perkebunan
Aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan Beban tangguhan hak atas
tanahsetelah dikurangi akumulsi amortisasi Pembibitan
Goodwill-bersih
Aset tidak lancar lainnya
45.474.000.000
Jumlah Aset Tidak Lancar 5.286.212.360.989 6.287.068.123.442 7.441.928.416.634
TOTAL ASET 6.777.520.580.242 8.161.344.443.977 9.503.272.017.386
Tabel 3.2
KETERANGAN TAHUN
2010 2011 2012
Pihak hubungan istimewa Hutang lain-lain
Pihak ketiga
Pihak hubungan istimewa Uang muka pelanggan Hutang pajak
Biaya masih harus dibayar Hutang jangka panjang yang
jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jumlah Kewajiban Lancar 1.234.738.452.849 1.469.734.844.781 1.664.457.586.704 KEWAJIBAN TIDAK
LANCAR
Hutang jangka panjang- setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Kewajiban imbalan kerja
karyawan
Kewajiban pajak tangguhan
1.796.407.872.050 Jumlah Kewajiban Tidak
Lancar 2.240.591.774.905 2.602.270.524.651 3.395.313.369.067 Jumlah Kewajiban 3.475.330.227.754 4.072.005.369.432 5.059.770.955.771 EKUITAS Ekuitas Yang Dapat
Diantribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non-pengendali 3.292.052.951.590 10.137.400.898
3.915.530.256.150 173.808.818.395
4.203.290.655.160 240.210.406.455 Jumlah Ekuitas Bersih 3.302.190.352.488 4.089.339.074.545 4.443.501.061.615 JUMLAH KEWAJIBAN
Tabel 3.3
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN LAPORAN LABA RUGI
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2011, dan 2012
KETERANGAN TAHUN
2010 2011 2012
LABA KOTOR 2.227.629.482.737 2.419.463.394.389 2.467.606.091.039 BEBAN USAHA
Pemasaran dan penjualan Umum dan administrasi Penghasilan Dividen
Biaya proyek pengembangan dan plasma
Laba selisih kurs, bersih Rugi penghapusan tanaman Pendapatan operasi lain Beban operasi lain
(129.162.455.263)
Total (991.086.753.895) (1.081.035.026.761) (1.318.488.226.588)
LABA USAHA 1.236.542.728.842 1.338.428.367.628 1.149.117.864.451
Pendapatan keuangan
LABA SEBELUM BEBAN
PAJAK PENGHASILAN 1.100.611.253.223 1.217.886.345.107 994.828.422.635 BEBAN PAJAK
PENGHASILAN
Pajak kini
Pajak tangguhan (268.585.284.500) (38.687.065.038) (298.393.436.392) (32.386.819.465) (268.611.868.016) (30.555.969.476)
JUMLAH BEBAN PAJAK
PENGHASILAN (307.272.349.538) (330.780.255.857) (299.167.837.492) LABA TAHUN BERJALAN
PENDAPATAN
TAHUN BERJALAN 793.338.903.685 887.106.089.250 695.660.585.143 Laba Tahun Berjalan
Yang Dapat Diatribusikan Kepada :
Pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali 790.358.555.130 2.980.348.555 884.295.627.753 2.810.461.497 697.428.997.083 (1.768.411.940)
Total 793.338.903.685 887.106.089.250 695.660.585.143
LABA PERSAHAM DASAR YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA ENTITAS INDUK
810.624 906.970 237.050
Tabel 3.4
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN LAPORAN ARUS KAS
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2011, dan 2012
KETERANGAN TAHUN
2010 2011 2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok
dan karyawan Kas yang diperoleh dari operasi
Penerimaan kas lainnya Penerimaan dari restitusi pajak
penghasilan Kas netto yang diperoleh dari
aktivitasoperasi
1.206.504.693.584 1.303.567.740.604 882.185.257.299 ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI
Penambahan tanaman perkebunan Perolehan aset tetap
Penambahan pembibitan
Penambahan aset tidak lancar lainnya Penambahan investasi pada entitas
asosiasidan afiliasi
Kenaikkan beban ditangguhkan Penerimaan deviden
Penerimaan bunga
Penerimaan dari penjualan aset tetap
(474.022.323.564) Kas netto yang digunakan untuk
aktivitas investasi (997.345.942.367) (1.032.536.528.718) (1.273.975.874.284) ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN Pembayaran utang bank Pembayaran deviden
Pembayaran program kemitraan dan binalingkungan
Penerimaan dari pinjaman bank Pembayaran uang muka dividen
(171.789.241.485) Kas netto yang diperoleh dari
aktivitaspendanaan (136.533.442.919) 185.382.487.661 444.326.689.679 KENAIKKAN NETTO KAS DAN
SETARA KAS 72.625.308.298 456.413.699.547 52.536.072.694 KAS DAN SETARA KAS AWAL
TAHUN 942.661.304.860 1.015.286.613.158 1.471.700.312.705 KAS DAN SETARA KAS AKHIR
E. Analisa dan Evaluasi
Dalam menganalisa laporan arus kas perusahaan akan dibedakan
berdasarkan aktivitasnya yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari
aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan.
Pengelolaan kas merupakan aktivitas utama dari bagian keuangan
perusahaan. Karena kita dapat mengetahui berapa saldo kas yang dimiliki
perusahaan dan juga saldo kas sangat penting untuk memutar roda bisnis
perusahaan setiap harinya dan dapat menutupi ketimpangan penerimaan dan
pengeluaran kas.
Laporan arus kas memperlihatkan bagaimana aktivitas-aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan mempengaruhi kas perusahaan selama satu periode
akuntansi tertentu. Sehingga memperjelas kenaikan dan penurunan bersih kas
setara kas selama satu periode
Untuk laporan arus kas pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan
digunakan laporan arus kas dengan metode langsung. Metode langsung
melaporkan sumber-sumber dari kas operasi dan pemakaian kas operasi. Sumber
utama kas operasi adalah kas yang diterima dari para pelanggan. Pemakaian
pokok kas operasi meliputi kas yang dibayarkan kepada para pemasok untuk
barang dan jasa yang dibeli perusahaan dan kas yang dibayarkan kepada karyawan
dalam bentuk gaji dan upah.
Dalam menganalisis laporan arus kas, akan membuat komposisi dana
berdasarkan laporan arus kas pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.
Berikut ini akan dibuat tentang sumber dan penggunaan kas para periode tahun
a. Analisa Sumber Kas
Berdasarkan tabel 3.5 sumber dan penggunaan kas selama tiga tahun dari
tahun 2010 sampai tahun 2012 dapat dilihat bahwa sumber kas terbesar yang
diperoleh PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan berasal dari aktivitas
operasi yang memiliki rata-rata persentase 88,26% atau senilai Rp
5.571.175.042.848. Sumber kas dari aktivitas operasi merupakan sumber kas yang
paling tinggi dibandingkan dengan sumber kas dari aktivitas pendanaan yang
memiliki rata-rata persentase 10,18% atau senilai Rp 2.533.189.413.790 dan
sumber kas dari aktivitas investasi yang memiliki rata-rata persentase 1,61% atau
senilai Rp 102.769.028.123. Analisa ini menunjukkan PT Perkebunan Nusantara
IV (Persero) Medan sudah menggunakan kasnya sesuai dengan kepentingan
perusahaan, bahwa perusahaan sudah tergantung pada aktivitas operasi dalam
menjalankan aktivitas perusahaannya. Perusahaan dalam keadaan baik karena
sumber kas yang diperoleh dari aktivitas operasi cukup untuk menjalankan
aktivitas perusahaannya.
Sumber kas terbesar dari aktivitas operasi terjadi pada tahun 2011, yaitu
sebesarRp 5.865.718.666.295 atau sekitar 88,59% dari total sumber kas
Rp6.621.056.272.756 dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp
5.437.000.242.550 atau sekitar 80,78% dari total sumber kas Rp
6.775.676.241.371 dan pada tahun 2010 sebesar Rp 5.374.806.219.698 atau
sekitar 95,40% dari total sumber kas Rp 5.633.803.388.784. Hal ini dikarenakan
penerimaan kas dari pelanggan pada tahun 2011 lebih besar dibandingkan tahun
penghasilan sehingga tidak bisa menyeimbangkan besarnya penerimaan yang
diperoleh dari aktivitas operasi.
Sumber kas terbesar dari aktivitas investasi terjadi pada tahun 2012, yaitu
sebesar Rp 117.664.308.821 atau sekitar 1,73% dari total sumber kas Rp
6.775.676.241.371 dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 109.100.606.461
atau sekitar 1,65% dari total sumber kas Rp 6.621.256.272.756 dan pada tahun
2010 sebesar Rp 81.542.169.086 atau sekitar 1,45% dari total sumber kas Rp
5.633.803.388.784. Hal ini dikarenakan kenaikkan beban yang ditangguhkan pada
tahun 2012 menjadi arus kas masuk yang diperoleh PT Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Medan, tidak sebagai arus kas keluar seperti pada tahun 2011 dan tahun
2010. Walaupun tidak adanya penerimaan dari penjualan aset tetap tetapi
kenaikkan beban ditangguhkan menjadi penerimaan pada tahun 2012
mempengaruhi jumlah kas yang diperoleh sehingga sumber kas dari aktivitas
investasi pada tahun 2012 menjadi lebih besar dibandingkan dengan tahun 2011
dan tahun 2010.
Sumber kas terbesar dari aktivitas pendanaan terjadi pada tahun 2012, yaitu
sebesar Rp 1.185.011.690.000 atau sekitar 17,49% dari total sumber kas Rp
6.775.676.241.371 dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp 646.437.000.000
atau sekitar 9,76% dari total sumber kas Rp 6.621.256.272.756 dan pada tahun
2010 sebesar Rp 177.455.000.000 atau sekitar 3,15% dari total sumber kas Rp
5.633.803.388.784. Hal ini dikarenakan penerimaan dari pinjaman bank yang
diperoleh PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan pada tahun 2012 lebih
pendanaan pada tahun 2012 menjadi lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
b. Analisa Penggunaan Kas
Berdasarkan tabel 3.5 sumber dan penggunaan kas selama tiga tahun dari
tahun 2010 sampai tahun 2012 dapat dilihat bahwa penggunaan kas terbesar yang
diperoleh PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan berasal dari aktivitas
operasi yang memiliki rata-rata persentase 70,21% atau senilai Rp
4.440.422.479.019. Penggunaan kas dari aktivitas operasi merupakan penggunaan
kas yang paling tinggi dibandingkan dengan penggunaan kas dari aktivitas
investasi yang memiliki rata-rata persentase 18,98% atau senilai Rp
1.204.055.143.246 dan penggunaankas dari aktivitas pendanaan yang memiliki
rata-rata persentase 7,82% atau senilai Rp 102.769.028.123. Analisa ini
menunjukkan bahwa dari segi efisiensi penggunaan kas, PT Perkebunan
Nusantara IV (Persero) Medan dinilai baik dalam pengaturan dana. Artinya, dana
yang diperoleh perusahaan digunakan untuk pendanaan aktivitas operasi dan
aktivitas investasi lebih besar dibandingkan penggunaan kas untuk pembayaran
hutang bank dan deviden pada aktivitas pendanaan. Selain membiayai aktivitas
operasi perusahaan juga fokus pada kegiatan investasi dengan melakukan
penambahan tanaman, penambahan pembibitan, penambahan investasi pada
entitas asosiasi dan afiliasi, penambahan aset tidak lancar lainnya, perolehan aset
tetap, dan kenaikkan beban ditangguhkan agar mampu menghasilkan laba dimasa
yang akan datang atau untuk tahun berikutnya guna membantu perkembangan
Penggunaan kas terbesar dari aktivitas operasi terjadi pada tahun 2012, yaitu
sebesar Rp 4.590.814.985.251 atau sekitar 67,76% dari total penggunaan kas Rp
6.723.140.168.677 dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp
4.562.150.925.691 atau sekitar 68,91% dari total penggunaan kas Rp
6.614.842.573.209 dan pada tahun 2010 sebesar Rp 4.168.301.526.114 atau
sekitar 73,99% dari total penggunaan kas Rp 5.561.178.080.486. Hal ini
dikarenakan pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan dan pembayaran
bunga lebih besar di tahun 2012 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya
sehingga mempengaruhi penggunaan kas dari aktivitas operasi pada tahun 2012
menjadi lebih besar dari pada tahun 2011 dan tahun 2010.
Penggunaan kas terbesar dari aktivitas investasi terjadi pada tahun 2012,
yaitu sebesar Rp 1.391.640.183.105 atau sekitar 20,53% dari total penggunaan kas
Rp 6.723.140.168.677 dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp
1.141.637.135.179 atau sekitar 17,24% dari total penggunaan kas Rp
6.614.842.573.209 dan pada tahun 2010 sebesar Rp 1.078.888.111.453 atau
sekitar 19,15% dari total penggunaan kas Rp 5.561.178.080.486. Hal ini
dikarenakan pada tahun 2012 perusahaan menanamkan investasi yang lebih besar
berupa penambahan tanaman, penambahan pembibitan, penambahan investasi
pada entitas asosiasi dan afiliasi, penambahan aset tidak lancar lainnya,dan
perolehan aset tetap dibandingkan dengan tahun 2011 dan tahun 2010 agar
mampu menghasilkan laba dimasa yang akan datang guna membantu perusahaan
Penggunaan kas terbesar dari aktivitas pendanaan terjadi pada tahun 2012,
yaitu sebesar Rp 740.685.000.321 atau sekitar 10,93% dari total penggunaan kas
Rp 6.723.140.168.677 dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp
461.054.512.339 atau sekitar 6,96% dari total penggunaan kas Rp
6.614.842.573.209 dan pada tahun 2010 sebesar Rp 313.988.080.486 atau sekitar
5,57% dari total penggunaan kas Rp 5.561.178.080.486. Hal ini dikarenakan pada
tahun 2012 pembayaran hutang bank dan pembayaran deviden lebih besar dari
tahun-tahun sebelumnya sehingga mempengaruhi penggunaan kas dari aktivitas
pendanaan menjadi lebih besar dibandingkan dengan tahun 2011 dan tahun 2010.
Jika dilihat dari analisa selama tiga tahun sumber dan penggunaan kas dari
tahun 2010 sampai tahun 2012, sudah terlihat gambaran posisi kas perusahaan
memiliki surplus yang besar yaitu rata-rata persentase 2,99% atau sekitar Rp
193.853.360.179 setiap tahunnya. Dari segi efesiensi penggunaan dana PT
perkebunanan Nusantara IV (Persero) Medan dinilai baik dalam pengaturan dana
yang dibuktikan dengan dana yang diperoleh perusahaan digunakan untuk
aktivitas operasi dan aktivitas investasi lebih besar dibandingkan untuk aktivitas
pendanaan yaitu penggunaan dana untuk membayar hutang bank dan deviden.
Dari analisa ini juga disebutkan bahwa perusahaan berupaya mendapatkan dana
dari aktivitas pendanaan yaitu berupa pinjaman dari bank untuk digunakan dalam
investasi akan tetapi jumlah yang diperoleh lebih besar sehingga kas perusahaan