• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pelayanan Jasa Bimbingan Belajar Dengan Motivasi Berprestasi Siswa (Studi kasus terhadap siswa kelas 3 SMA bimbingan belajar Ganesha Operation (GO) Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pelayanan Jasa Bimbingan Belajar Dengan Motivasi Berprestasi Siswa (Studi kasus terhadap siswa kelas 3 SMA bimbingan belajar Ganesha Operation (GO) Medan)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Tabel 27 siswa selalu bertanya UAN kepada pengajar GO ...65

Tabel 28 Standarisasi UAN menjadikan siswa Rajin belajar ...66

Tabel 29 Siswa belajar menghadapi UAN minimal 2 jam per hari ...67

Tabel 30 UAN menjadikan siswa sering berdiskusi dengan Pengajar ...68

Tabel 31 siswa yakin Lulus UAN dengan nilai yang baik ...69

Tabel 32 Siswa selalu bertanya soal-soal SNMPTN ... 70

Tabel 33 siswa yakin masuk PTN setelah bimbingan di GO ...71

Tabel 34 Siswa memanfaatkan RUDIS membahas soal-soal SNMPTN ...72

Tabel 35 SNMPTN sangat Penting dilaksanakan ...73

Tabel 36 siswa memanfaatkan RUDIS untuk membahas soal-soal SNMPTN ...74

Tabel 37siswa setuju dengan pelaksanaan SNMPTN ...75

Tabel 38 siswa membahas Prediksi soal SNMPTN ...76

Tabel 39 Hasil TO sangat memuaskan ...77

(2)

ABSTRAK

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang telah terlahir yang memadai kepada seseorang dari semua usia untuk mengatur kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Bimbingan Ganesha Operation merupakan salah satu bimbingan belajar yang memberikan pelayanan Jasa terhadap kepuasaan Belajar siswa/siswi Nya. Dengan memberikan Pelayanan Yang Maksimal Diharapkan Bisa Membantu siswa/siswi dalam belajar ntuk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa yang maksimal sesuai bakat dan minat siswa-siswi tersebut. Oleh sebab itu untuk mendukung pencapaiannya perlu layanan bimbingan belajar secara efektif oleh pendidik. Pelaksanaan bimbingan yang kontinue dan berkesinambungan serta dengan teknik-teknik atau memperhatikan prinsip-prinsip bimbingan yang ditekankan pada bimbingan belajar.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan korelasional, yaitu motode yang berusaha untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor . Alat pengumpulan data berupa Kuesioner, Observasi, dan Studi kepustakaan. Melalui metode Korelasional ini dengan panduan Teorri Struktural Fungsional, teori Pembelajaran, penelitian ini di lakukan terhadap 200 orang responden, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara pelayanan jasa bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi siswa. Yang menjadi respondendalam penelitian ini adalah siswa/i SMA kelas 3 yang akan menghadapi UAN dan SNMPTN.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan diartikan sebagai suatu proses sosialisasi dengan menanamkan pengetahuan, nilai dan norma kepada manusia yang dapat di harapkan berkreativitas menurut keinginannya dan mengaktualisasikan pribadinya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak baik di luar dan di dalam sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dan pengertian tersebut suatu pernyataan bahwa pendidikan berlangsung di luar dan di dalam sekolah. Pendidikan di luar sekolah dapat terjadi dalam keluarga dan di dalam masyarakat. Jadi pendidikan itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian diteruskan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.

(4)

Kesulitan belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupu n fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.

Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya :

1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.

(5)

dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.

3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.

4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya. Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala yang dimanifestasikan dalam perilakunya, baik aspek psikomotorik, kognitif, konatif maupun afektif .

(6)

luar siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan tindakanbelajar.Dengan adanya Motivasi-motivasi tersebut dapat menumbugkan keinginan berpresasi di dalam diri para siswa dalam mencapai tujuan tertentu, terutama dalam hal meningkatkan kualitas belajar yang diinginkannya.

Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance dalam bahasa Inggris, sesuai istilah maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai bantuan. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang telah terlahir yang memadai kepada seseorang dari semua usia untuk mengatur kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.

Menurut Jones dalam (Djumhur dan M. Surya 1975:10.) Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyelesaian dengan bijaksana dengan lingkungan. Jadi kata bimbingan mengandung arti bahwa suatu usaha membantu individu untuk menyelesaikan kesulitannya sehingga mampu mengambil keputusan dalam mengembangkan kemampuannya agar dapat mencapai hidupnya. individu(murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang di hadapinya dalam belajar sehingga setelah mulai proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Layanan bimbingan belajar dilakukan untuk menunjang program pendidikan di sekolah.

Tujuan bimbingan belajar bertujuan sebagai berikut :

1. Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan tugas dalam mengembangklan keterampilan serta dalam sikap terhadap guru.

(7)

3. Mengembangkan pemahaman dan pemanfatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi.

Tampilnya lembaga pendidikan Informal seperti lembaga pendidikan Belajar (LBB) memiliki berbagai kelebihan di banding sekolah. Dari sisi orientasinya misalnya , kalau sekolah lebih berorientasi kepada ijazah (paper). Maka siswa LBB lebih kepada ketrampilan (skill). dari sisi gurunya kalau Guru di sekolah lebih bertumpu pada kewenangan (legality), maka di bimbingan belajar lebih kepada kemampuan (ability). Sedangkan dari sisi metode mengajar. Bila di sekolah lebih kuat pada metode konvensional, maka di bimbingan belajar lebih kepada metode alternative. Sedangkan disisi kesertaan siswa kalau disekolah untuk memenuhi tuntutan norma sekolah , maka di LBB untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Lebih lanjut Guru besar Universitas Sarjana Wijaya Taman siswa (UST) yogyakarta mengatakan , pertumbuhan lembaga pendidikan non formal di Indonesia relatiff pesat. Catatan Ditjen Diklusepa Departemen Pendidikan Nasional tahun 2003 menyebutkan, di Indonesia terdapat 22.510 lembaga kursus.

(8)

mereka peroleh bisa benar-benarmaksimal. Inilah sebenarnya keaadaan yang terjadi yang melatar belakangi bimbingan belajar itu di butuhkan oleh masyarakat.

Hadirnya bimbingan belajar sesungguhnya telah menghadirkan dampak positif bagi anak didik maupun orang tua. Diantaranya adalah bimbingan belajar mengembangkan suasana kompetitif bagi para murid. Jika mereka di sekolah (murid) yang menjadi lawan mereka berkompetisi adalah satu sekolah mereka saja. Tidak demikian halnya ketika mereka belajar di bimbingan belajar yang terdiri dari berbagai murid yang berasal dari sekolah yang berbeda-beda. Bimbingan belajar juga menjadi alternatif tempat yang kondusif bagi berkembangnya pola piker dan nalar ilmiah,sesudah di peroleh dari sekolah.

Suasana yang berkembang di tempat-tempat bimbingan belajar telah membentuk sikap mental anak untuk semakin terpelajar. Selain itu juga bimbingan belajar pengelolaanya lebih fleksibel di banding dengan sekolah yang memiliki akselerasi yang lebih tinggi dalam mensosialisasikan informasi tentang perkembangn ilmu dan teknologi dalam pembelajaran. Contohnya saja dalam hal pemilihan jurusan bimbingan belajar memiliki data yang lengkap dan akurat tentang persaingan perguruan tinggi. Lewat data-data inilah para siswa diberikan arahan tentang fakultas, jurusan, atau program studi yang cocok dengan minat dan kemapuan siswa dan prospek lulusnya di kemudian hari.

(9)

Di tengah-tengah persaingan yang tajam dalam industri bimbingan belajar, pada tanggal 1 Mei 1984 Ganesha Operation didirikan di Kota Bandung. Seiring dengan perjalanan waktu, berkat keuletan dan konsistensinya dalam menjaga kualitas, kini Ganesha Operation telah tumbuh bagai remaja tambun dengan 96 outlet yang tersebar di 40 kota besar se Indonesia. Latar belakang pendirian lembaga ini adalah adanya mata rantai yang terputus dari link informasi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dengan dunia Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Posisi inilah yang diisi oleh Ganesha Operation untuk berfungsi sebagai jembatan dunia SLTA terhadap dunia PTN mengenai informasi jurusan PTN (prospek dan tingkat persaingannya), pemberian materi pelajaran yang sesuai dengan ruang lingkup bahan uji seleksi penerimaan mahasiswa baru dan pemberian metode-metode inovatif dan kreatif menyelesaikan soal-soal tes masuk PTN sehingga membantu para siswa lulusan SLTA memenuhi keinginan mereka memasuki PTN.

Meskipun pada awalnya hingga tahun 1992 Ganesha Operation hanya ada di Bandung, pada tahun 1997 dibuka cabang di Medan.. Sejak itu pertumbuhan cabang-cabang Ganesha Operation mulai berkembang. Adapun cabang-cabang dari Ganesha Operation medan diantaranya adalah :

(10)

7. Jl. Iskandar Muda No. 151A 8. Jl. Pancing No.106

9. Jl. A.H Nasution No. 10

Bimbingan Ganesha Operation merupakan salah satu bimbingan belajar yang memberikan pelayanan Jasa terhadap kepuasaan Belajar siswa/siswi Nya. Dengan memberikan Pelayanan Yang Maksimal Diharapkan Bisa Membantu siswa/siswi dalam belajar ntuk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa yang maksimal sesuai bakat dan minat siswa-siswi tersebut. Oleh sebab itu untuk mendukung pencapaiannya perlu layanan bimbingan belajar secara efektif oleh pendidik. Pelaksanaan bimbingan yang kontinue dan berkesinambungan serta dengan teknik-teknik atau memperhatikan prinsip-prinsip bimbingan yang ditekankan pada bimbingan belajar, memahami kemampuan diri dan pengembangan membuat perencanaan serta kemampuan untuk mengambil keputusan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk mengengetahui bagaimana hubungan pelayanan jasa Bimbingan Belajar Ganesha Operation dengan motivasi berprestasi siswa/siswi SMA dalam memperoreh kelulusan UAN dan Merebut Satu kursi di Perguruan Tinggi Negri ( PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan di bahas peneliti adalah :

(11)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian ini adalah:

“Untuk mengetahui hubungan pelayanan jasa Bimbingan Belajar Ganesha Operatian yang mempengaruhi Motivasi Berprestasi siswa.”

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Untuk meningkatkan kemampuan berfikir peneliti melalui karya ilmiah, sekaligus sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang telah di peroleh.

2. Untuk lebih memahami keterkaitan antara pelayan terhadap siswa dengan motivasi berbelajar siswa.

3. Sebagai Cakrawala ilmu pengetahuan penulis dalam berkarya khasanah Ilmu Pengetahuan, di samping sebagai Pengalaman yang dapat berguna sebagai bekal apabila kelak ingin berkecimpung didalam lingkungan Penelitiaan. 1.4.2 Manfaat Praktis

1. Data –data yang diperoleh dari lapangan nantinya dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

(12)

1.5. Hipotesis

Hipotesis adalah pengujian data dan statistik untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau di tolak. Untuk menguji nya digunakan metode Korelasi Rank- Order (Spearman Rank-Order correlation). Metode analisis korelasi yang berguna untuk menentukan sesuatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel tertentu tergantung dengan variabel lain ( Singarimbun, 1995: 148) Rotasi r menunjukkan bilangan antara –1, 00 hingga +1, 00. Jika tidak ada hubungan sama sekali diantara variabel x dan y makah nilai r = 0. Jika tanda r positif maka variabel-variabel dikatakan berkorelasi secara positif, jika r negatif maka variabel dikatakan berkorelasi negatif. Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya. Makna hubungan dapat dinyatakan sebagai berikut:

Jika Ha< Ho maka hipotesis ditolak Jika Ha> Ho maka hipotesis diterima

Hipotesis merupakan proposisi yang akan di uji keberlakuaanya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian ( Prasetyo, 2005: 1976) berdasarkan penjelasan teori di atas maka hipotesis dalam penelitian ibi adalah :

Ho :Tidak ada hubungan Pelayanan Jasa Bimbingan Belajar GO terhadap Motivasi berprestasi siswa kelas 3 SMA

Ha :Ada hubungan Pelayanan Jasa Bimbingan Belajar GO terhadap Motivasi berprestasi siswa kelas 3 SMA

(13)

1.6. Defenisi Operasional

Defenisi operasional yaitu suatu defenisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefenisikan atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya dalam penelitian ini adalah :

1. Siswa/siswi kelas 3 SMA

Dalam penelitian ini yang menjadi Objek ppeneitian adalah siswa/siswi kelas 3 SMA yang akan mengikuti Ujian UAN dan SNMPTN.

2. Try out dengan tujuan untuk melatih Siswa/siswi mengejakan Soal-soal UAN dan SNMPTN sekaligus mengevaluasi kesiapan siswa/siswi menghadapi UAN dan SNMPTN

3. Parents Meeting yaitu undangan kepada orang Tua siswa-siswi Ganesha Operation yang bertujuan untuk mendiskusikan dan membicarakan hasil study siswa-siswi Ganesha Operation yang di laksanakan saat pertengahan semester. 4. Pengajar Ganesha Operation

Merupakan Lulusan PTN dan mahasiswa PTN terkemuka yang sangat berpengalaman dan terlatih menerapkan Revolusi Belajar sehingga siswa mudah mengerti materi yang diajarkan

5. Tutorial Service Time

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sruktural Fungsional

Structural fungsional memunculkan asumsi tentang hakekat manusia. Didalam fungsionalisme, manusia di perlukan sebagai abstraksi yang menduduki status dan peranan yang membentuk stuktur social. Didalam perwujutannya, structural fungsional memperlakukan manusia sebagai pelaku yang memainkan ketentuan-ketentuan yang telah di rancang sebelumnya sesuai dengan norma-norma/ aturan-aturan masyarakat. Artinya manusia di bentuk oleh struktur social dimana ia hidup, yang didalam melakukan tindakannya manusia memiliki beberapa pilihan/alternative yang secara social di mantapkan oleh tuntutan-tuntutan normative. Dengan demikian manusia merupakan actor-aktor yang memiliki kebebasan yang luas untuk melakukan apa yang mereka inginkan dan bukan sebagai robot-robot otomatis yang tindakan-tindakannya benar-benar telah ditentukan sebelumnya, (poloma, 1987 :45)

Pendekatan structural fungsional di bangun atas asumsi bahwa masyarakat merupakan organisasi. Karena itu penekanan dari pendekatan ini pada umumnya diberikan kepada institusi social, dan pendidikan merupakan salah satu institusi social. Disamping itu teori ini teori ini cendrung memusatkan perhatian pada fungsi yang harus dipenuhi oleh setiap system yang hidup untuk kelestariannya.

(15)

fungsi manifest dan fungsi Latent, dimana semua itu belum di jelaskan oleh parsons. Merton dalam (Ritzer 2004: 142) menyatakan bahwa setiap objek yang dapat dijadikan sasaran analisis structural fungsional tentu mencerminkan hal yang standar ( artinya terpola dan berulang). Sasaran studi structural fungsional adalah : peran social, pola institusional, proses social, pola kultur, emosi yang terpola secara cultural, norma social. Organisasi kelompok, structural social, perlengkapan untuk pengendalian social dan sebagainya. Dimana struktur social lebih dipusatkan pada fungsi social dibandingkan motif individual. Fungsi itu sendiri didefenisikan sebagai konsekuensi-konsekuensi yang dapat diamati yang dapat menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari system itu.

Dalam pembahasan mengenai struktur social, Merton dalam (Kamanto 2000:186) mengemukakan bahwa dalam struktur social dan baudaya di jumpai tujuan, sasaran dan kepentingan yang didefenisikan sebagai tujuan yang sah bagi seluruh atau sebagian anggota masyarakat. Institusi dan struktur budaya mengatur cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Merton structural social tidak hanya menghasilakan perilaku konformis, tetapi menghasilkan pula perilaku menyimpang nonkonform.

(16)

Parsons dalam (Doyle 1986 : 103) menyatakan bahwa kenyataan social dari suatu perspektif tidak terbatas pada tingkat struktur social saja. System social hanya salah satu dari system-sistem yang termaksuk dalam perspektif keseluruhan; system kepribadian dan system budaya merupakan system-sistem yang secar analitis dapat di bedakan, juga termaksuk di dalamnya seoperti halnya dengan organisme perilaku, system social terbentuk dari tindakan-tindakan social individu.

Inti pemikiran parsons adalah bahwa :

1. tindakan itu di arahkan pada Tujuan ( memiliki suatu tujuan)

2. tindakan terjadi dalam situasi, dimana beberapa elemennya sudah pasti, sedangkan elemen-elemen lainnya digunakan oleh yang bertindak itu sebagai alat mencapai tujuan itu.

3. secara normative tindakan itu di atur sehubungan dengan penentuan alat dan tujuan.

(17)

2.2 Teori Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Pembelajaran

Dalam keseluruhan proses pendidikan, pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok di sekolah. Sebab itu dalam pembelajaran terdapat rangkaian perbuatan Guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi yang Edukatif untuk mencapai tujuan Tertentu. Dalam interaksi atau hubungan Timbal balik antara Guru dengan Peserta Didik tersebut merupakan syarat utama bagi berlangsungya pembelajaran. Oleh karena itu , dalam Pembelajaran tersirat adanaya suatu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara peserta didik yang belajar dengan Guru yang mengajar. Dan di antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.

Dan untuk pengertian dari pembelajaran itu sendiri, para ahli mendefenisikan bahwa, pembelajaran adalah Upaya membelajarkan siswa untuk Belajar.(Muhaimin,A.Ghafir,1996). Pembelajaran adalah sarana untuk memungkinkan terjadinya proses Belajar dalam arti perubahan perilaku individu melalui proses mengalami sesuatu yang diciptakan dalam rancangan Proses pembelajaran. Dari kedua pendapat di atas maka , dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses terjadinya interaksi Guru dengan Siswa melalui kegiatan Terpadu dari dua bentuk kegiatan, yakni belajar dan Mengajar yang di dukung Oleh sarana dan Prasarana untuk mencapai Tujuan Pendidikan.

(18)

didik dalam usaha mereka mencapai tujuan yang di inginkan. Secara umum pembelajaran dilukiskan sebagai upaya seseorang yang tujuannya adalah membantu orang belajar. 2.2.2 Tujuan Pembelajaran

Dalam system Operasinalisasi kelembagaan pendidikan , berbagai tingkat tujuan pendidikan di tetapkan secara berjenjang dalam struktur program instruksional, sehingga tergambarlah klasifikasi gradual yang semakin meningkat. Bila dilihat dari pendekatan system instruksional tertentu adalah sebagai berikut:

1. Tujuan instruksional khusus , diarahkan pada setiap bidang studi yang harus di kuasai dan di amalkan oleh anak didik.

2. Tujuan instuksional umum, diarahkan pada penguasaan atau pengalaman sesuatu bidang studi secara umum atau garis besarnya sebagai satu kebulatan. 3. Tujuan Kurikuler, adalah tujuan pendidikan yang akan di capai melalui

bidang studi tertentu. Tujuan ini lebih mengarah pada pembentukan pribadi siswa. Di dalam rumusan tujuan kurikuler dapat diketahui bahwa aspek-aspek pribadi yang akan dibina dan dikembangkan melalui pendidikan bidang studi yang bersangkutan

(19)

menjiwai setiap gerak kegiatan pendidikan, walaupun tindakan-tindakan khusus harus dilakukan berdasakan atas jabaran dari tujuan umum

2.2.3 Motivasi Beprestasi

Motivasi berasal dari kata motif, dimana “motif dapat di artikan sabegai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu” (sadirman, 1992). Sementara itu motivasi jg mempunyai peranan yang penting dalam menimbulkan gairah, merasa tenang dan bersemangat belajar untuk mencapai tujuan yaitu prestasi yang tinggi.

Sedangkan menurut Winkel (1995), “motivasi adalah sebagai daya penggerak dalam pribadi seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan”. Mcchelland ( 1976), “motivasi beprestasi merupakan kecendrungan individu untuk menyeleksi aktifitas dengan usaha yang efektif sehingga memberikan hasil terbaik yang pada dasarnya berkaitan dengan harapan untuk sukses. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu energi penggerak dalam diri siswa untuk memperoleh kelulusan UAN dan SNMPTN.

(20)

Pada dasarnya motivasi mengandung tiga komponen pokok yaitu menggerakkan , mengrahkan, dan menopang tingkah laku manusia. Apabila ketiga komponen tersebut di rinci lebih lanjut dapat memberikan gambaran bahwa:

1. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan individu memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.

2. motivasi juga mengarahkan dan menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu di arahkan terhadap tujuan.

3. untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan interaksi, arah dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

Motivasi berprestasi merupakan teori yang diperkenalkan oleh David McClelland. David McClelland mendefenisikan motivasi berprestasi sebagai kebutuhan yang mendorong manusia untuk berbuat lebih daripada orang lain, guna mencapai kesuksesan karir di masa yang akan datang sesuai dengan standar kehidupan yang ditetapka sendiri.

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan korelasional, yaitu motode yang berusaha untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rahmat, 2004: 27). Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel tersebut, kemudian meneliti sejauh mana faktor pada satu variabel berkaitan dengan faktor pada variabel lain. Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan linear yaitu hubungan timbal balik antara kedua variabel tersebut (Rahmat, 2004: 31) 3. 2. Lokasi Penelitian

Penelitain ini dilakukan Ganesha Operatian Medan yang berada jl. hayam wuruk No 7 ABC. Ganesha Operation Merupakan salah satu Bimbingan Belajar yang memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada siswa/siswa bimbingan belajarNya.

Beberapa alasan atau pertimbangan lain yang membuat peneliti memilih Ganesha Operation ini sebagai lokasi penelitian adalah:

1. Ganesha Operation merupakan tempat Bekerja si peneliti, sehingga si Peneliti lebih mudah untuk mendapatkan data yang di inginkan.

2. Ganesha operation memiliki banyak siswa/siswi dari sekolah yang beranekaragam sehingga hasil penelitian akan lebih reall.

(22)

3. 3. Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala- gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2003: 141). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa/siswi ganesha Operation Medan, tetapi karenan populasi itu sendiri belum jelas maka perlu dibuat target populasi, dimana target populasi itulah yang dipakai darimana sampel akan diambil. Batas-batas kriteria yang relevan untuk mendefenisikan target populasi sangat penting untuk mengumpulkan orang sesuai target populasi dan mengeluarkannya bagi yang tidak sesuai. Adapun kriteria-kriteria untuk mendapatkan target populasi dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa/siswi Bimbingan Ganesha Operatin yang telah Bimbingan Di Ganesha Operation Minimal selama satu semester.

(23)

Tabel 1.

Nama-nama sekretariat Bimbingan ganesha Operation Medan No Nama secretariat GO Jumlah

Siswa 1. Jl. Hayam Wuruk No. 7ABC 1188 orang 2. Jl.SM raja No.365B 259 orang 3. Jl.Yos Sudarso No.69A 240 orang 4. Jl. H.M Yamin No.253C 185 orang 5. Jl.Iskandar Muda No.151A 139orang 6. Jl. PancingNo 106 85orang 7. Jl.A.H Nasution No 10 47 orang 8. Jl.Abbdullah Lubis No.23 37orang

Jumlah 2000 orang

3.3.2. Sampel

(24)

agar sampel betul-betul dapat diandalkan. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:

1. Memilih populasi.

Suatu populasi yang baik inilah yang mencakup rancangan eksplisit semua elemen yang terlibat biasanya meliputi elemen, unit sampling, keluasan skop dan waktu. 2. Memilih unit-unit sampling.

Unit-unit sampling adalah unit analisis dari mana sampel diambil atau berasal. Karena kompleksitas penelitian dan banyaknya desain sampel, maka pemilihan unit-unit sampel harus dilakukan dengan seksama.

3. Memilih kerangka sampling.

Pemilihan kerangka sampling merupakan tahap yang penting karena jika kerangka sampling yang dipilih secara tidak memadai mewakili populasi maka generalisaisi hasil penelitian meragukan. Kerangka sampling dapat berupa daftar nama populasi.

4. Memilih desain sampel.

Desain sampel merupakan tipe metode atau pendekatan yang digunakan untuk memilih unit-unit analisis studi yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian.

5. Memilih ukuran sampel.

Ukuran sampel tergantung beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu:

- Homogenitas unit-unit sampel, yaitu semakin mirip unit-unit sampel maka semakin kecil sampel yang dibutuhkan untuk memperkirakan parameter populasi

(25)

- Presisi, yakni mengacu pada ukuran kesalahan standar estimasi, untuk mendapatkan presisi yang besar dibutuhkan ukuran sampel yang besar pula.

- Kekuatan statistik, yaitu kemampuan mendeteksi perbedaan dalam situasi pengujian hipotesis. Untuk mendapatkan kekuatan yang tinggi, peneliti memerlukan sampel yang besar.

- Prosedur analisis: tipe prosedur analisis yang dipilih untuk analisis data dapat juga mempengaruhi seleksi ukuran sampel.

- Biaya, waktu dan personil, pemilihan ukuran sampel juga harus mempertimbangkan biaya, waktu dan personil.

6. Memilih rancangan sampling.

Rancangan sampling menentukan prosedur operasional dan metode untuk mendapatkan sampel yang dinginkan. Jika dirancang dengan baik, rancangan sampling akan menuntun peneliti dalam memilih sampel yang akan digunakan dalam studi.

Adapun tehnik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan metode sampel acak sederhana yaitu dimana setiap unsur mempunyai peluang yang sama dijadikan sampel. Sampel adalah keterwakilan dari objek penelitian. Karena subjek Penelitian ini lebih dari 100 orang, maka yang di ambil adalah 10 % dari jumlah populasi yang ada untuk di jadikan sampel.(arikunto,2002). Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari populasi yaitu : 2000 x 10 % = 200 orang.

(26)

dimasukkan ke dalam populasi yang akan diambil sampelnya, dan dari populasi tersebut dipilih sampel sebanyak 200 orang. Untuk itu pertama kali peneliti perlu membuat kerangka sampel. Populasi Siswa/siswi Bimbingan Belajar Ganesha Operation yang terdapat di 8 Unit dengan jumlah 2000 orang, karena jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 200 orang dengan demikian rasio sampel untuk 200 sampel adalah 200/2000 = 0,1 (10%)

No Nama Jalan Unit GO Populasi Pecahan sampel

Sampel

N % N %

1. Jl. Hayam Wuruk No. 7ABC 1188 54,90% 0.1 120 54,90% 2. Jl.SM raja No.365B 259 11,77% 0.1 26 11,77% 3. Jl.Yos Sudarso No.69A 240 10,90% 0.1 24 10,90% 4. Jl. H.M Yamin No.253C 185 8,40% 0.1 19 8,40% 5. Jl.Iskandar Muda No.151A 130 5,90% 0.1 13 5,90%

6. Jl. PancingNo 106 85 3,86% 0.1 9 3,86%

7. Jl.A.H Nasution No 10 47 2,13% 0.1 5 2,13% 8. Jl.Abbdullah Lubis No.23 37 1,68% 0.1 4 1,68%

Jumlah 2000 100% 200 100%

3.4. Tehnik Pengumpulan Data. 3.4.1. Observasi

(27)

tehnik observasi ini adalah untuk mengamati hubungan Pelayanan Jasa Bimbingan Ganesha Operation dengan Motivasi Berprestasi Siswa/siswi.

3.4.2. Kuesioner

Angket atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian diberikan kepada responden untuk diisi. Kuesioner ini berisi kumpulan pertanyaan tentang hubungan Pelayanan Jasa Bimbingan Ganesha Operation dengan Motivasi Berprestasi Siswa/siswi. . Penyebaran kuesioner ini langsung dilakukan oleh peneliti kepada Siswa/siswi Ganesha Operation Yang berada di Unit-unit Ganesha Operation Medan.

3.4.3. Kepustakaan.

Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan agar diperoleh suatu landasan yang kuat untuk mendukung penelitian ini dari berbagai literature seperti buku- buku, koran, majalah, internet serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 3.4.4. Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data dan mempelajari data-data yang bersifat dokumen.

3.5. Model Penelitian

Berdasarkan variabel yang telah ditetapkan, apabila dikaitkan dengan variabel lainnya maka terbentuklah model teoritis sebagai berikut:

Variabel X Variabel Y

PELAYANAN JASA GANESHA OPERATION

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

(28)

Hubungan Bivariat

Gambar 3.1.Diagram Variabel penelitian

Ket : X = Variabel Bebas Y = Variabel Terikat

Tabel 2. Variabel operasional Variabel Bebas Variabel Terikat Variabel X

Pelayanan Jasa Ganesha Operation

1. Parents Meeting

- Masalah siswa dengan Orang Tua - Masalah siswa dalam belajar - Perkembangan Belajar siswa 2. Ruang Diskusi

- Pengajar yang tersedia di ruang Diskusi - Waktu bertanya di Ruang Diskusi - Pelajaran yang sering di tanyakan saat

Diskusi

- Konsultasi PTN

3. Buku Revolusi Belajar

(29)

Variabel Y

dan The King)

- Soal-soal yang di bahas dalam Buku Revolusi Belajar

- Kelengkapan Buku KODING - Rumus The King

4. Try Out

- Hasil Ujian Tri Out

- Persaingan siswa/siswi Tri Out - Evaluasi Prestasi siswa

5. GO Executive Card

- maanfaat GO Executive Card 6. Pengajar GO berpengalaman - Cara mengajar

- Teknik penulisan - Sikap pengajar 7. fasilitas lainnya - ruangan ac - mussolah

- tempat strategis, bersih dan nyaman - t-shirt GO

(30)

Motivasi Berprestasi Siswa - Standar Kelulusan UAN - Waktu bertanya di RUDIS - Tingkat Kehadiran di GO

- Waktu Belajar di GO dan di rumah - Tingkat Kerajinan Mengikuti Try Out 2. Motivasi Lulus SNMPTN

Indikatornya:

- persaingan prestasi

- tingkat kerajinan mengikuti Try Out - waktu belajar di GO dan di rumah - waktu bertanya di RUDIS

3.6. Analisa Data.

Data yang telah diperoleh dari lapangan akan dianalisis dengan tahapan- tahapan sebagai berikut:

1. Editing Data

(31)

Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil analisis. Konsistensi mencakup keajengan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran yang akan digunakan kelengkapan mengacu pada terkumpulnya data secara lengkap sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian

2. Pengembangan Variabel

Pengembangan variabel adalah spesifikasi semua variabel yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam data yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua variabel yang diperlukan sudah termasuk dalam data.

3. Pengkodean

Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan data ke dalam kode dan diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat analisis. Pengkodean dalam penelitian ini menggunakan cara yaitu pengkodean frekuensi. Pengkodean frekuensi digunakan apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi.

4. Cek Kesalahan

Peneliti melakukan pemeriksaan ulang, apakah terdapat kesalahan pada data sebelum dianalisis dan melihat apakah langkah-langkah yang sebelumnya sudah selesai tanpa kesalahan yang serius.

5. Membuat Struktur Data

(32)

data sudah dilakukan secara konsisten, apakah terdapat data yang hilang ataupun rusak, sudahkah pemindahan data dilakukan secara lengkap.

Setelah semua data sudah selesai dianalisa, data kemudian dimasukkan dalam tabel-tabel yang telah ditentukan dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini akan dianalisa melalui uji statisitik korelasi rank Spearman dengan berbasis pada aplikasi software statistik. Aplikasi software statistik memiliki kemampuan analisa statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data yang sederhana. Dengan demikian diharapkan mampu memperoleh hasil yang valid. Jadi semua output analisa data adalah hasil dari proses komputerisasi terhadap data yang di input ke dalam aplikasi software statistik dan juga menggunakan teknik tabulasi silang (Singarimbun, 1995:273) menjelaskan bahwa tabulasi silang merupakan metode analisa yang paling sederhana tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel.

3.6.1. Koefisien Korelasi (rs)

1. Kekuatan korelasi (magnitude) Tidak ada

korelasi

Sangat lemah

Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

sempurna

(33)

2. Arah Korelasi (direction)

Y Y

rs > 0 rs <0

positif negatif

(34)

Tabel 2 Jadwal kegiataan N

o

Kegiatan

Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pra Observasi √

2 ACC Judul √

3 Penyusunan Proposal Penelitian √ √

4 Seminar Proposal Penelitian √

5 Revisi Proposal Penelitian √

6 Penelitian ke Lapangan √

7 Pengumpulan dan Analisis Data √

8 Bimbingan √ √ √ √ √

9 Penulisan Laporan Akhir √ √ √

1 0

(35)

BAB IV

HASIL DAN ANALISA DATA

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah singkat Bimbingan Belajar Ganesha Operation

Ganesha Operation meripakan salah satu bimbingan belajar yang terdapat di indonesia. Di tengah-tengah persaingan yang tajam dalam industri bimbingan belajar, pada tanggal 1 Mei 1984 Ganesha Operation didirikan di Kota Bandung oleh ir.Bob Foster . Latar belakang pendirian lembaga ini adalah adanya mata rantai yang terputus dari link informasi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dengan dunia Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Posisi inilah yang diisi oleh Ganesha Operation untuk berfungsi sebagai jembatan dunia SLTA terhadap dunia PTN mengenai informasi jurusan PTN (prospek dan tingkat persaingannya), pemberian materi pelajaran yang sesuai dengan ruang lingkup bahan uji seleksi penerimaan mahasiswa baru dan pemberian metode-metode inovatif dan kreatif menyelesaikan soal-soal tes masuk PTN sehingga membantu para siswa lulusan SLTA memenuhi keinginan mereka memasuki PTN.

(36)

• Jl. Hayam Wuruk No.7ABC

• Jl. Abdulluh Lubis No. 23

• Jl. Sisimangaraja No. 365 B

• Jl. H.M Yamin No. 253

• Jl. K.L Yos sudarso No. 69A

• Jl. K.L Yos sudarso No 48C

• Jl. Iskandar Muda No. 151A

• Jl. Pancing No.106

• Jl. A.H Nasution No. 10

(37)

4.1.2 Visi dan Misi Ganesha Operation

Adapun Visi dari Bimbingan Belajar Ganesha Operation adalah:

“Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan kontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan nasional, serta meningkatkan budaya belajar masyarakat.”

Adapun Misi dari Bimbingan Belajar Ganesha Operation adalah:

1. Menjadi wadah pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan dasar (basic science) dengan komitmen total kepada inovasi dan kreativitas.

2. Memberikan metode yang unik dan unggul untuk menguasai basic science. 3. Mewujudkan kepuasan siswa (student satisfaction) melalui keunggulan:

• Produk jasa pendidikan yang konseptual.

• Harga (price) yang pantas dan terjangkau.

• Lokasi (place) yang strategis.

• Proses pelayanan yang cepat.

• Sumber daya manusia (people) yang ramah, terampil, dan memiliki

kompetisi.

• Ruangan dan lingkungan (physical evidence) yang nyaman dan asri

dengan fasilitas yang lengkap.

• Informasi yang lengkap dan terpercaya

4. Menjalin kemitraan yang konstruktif dengan orangtua siswa, sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat.

(38)

4.1.3 Tujuan Bimbingan Ganesha Operation

Adapun Tujuan bimbingan Ganesha Operation adalah :

1. Menbantu para siswa mengatasi kesulitan belajar melalui bimbingan staff pengajar yang berkualitas dan berwawasan luas dengan Buku Panduan Belajar yang lengkap dan sistematis.

2. Memberikan informasi pendidikan yang sangat lengkap baik untuk tingkat SD, SLTP, SLTA, maupun Perguruan Tinggi.

3. Memberikan strategi bersaing bagi para siswa untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi sehingga sukses memasuki SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi favorit dan terkemuka sesuai dengan minat dan kemampuan. 4. Meningkatkan prestasi siswa sehingga memperoleh nilai harian, nilai rapor, nilai

Ujian Akhir Nasional, dam nilai SPMB yang lebih tinggi.

4.2 Karakteristik Responden

Untuk mengetahui hubungan Pelalyanan jasa Bimbingan Ganesha Operation dengan Motivasi berprestasi Siswa kelas 3 SMA, dilakukan penelitian kepada 200 responden yang terdaftar sebagai siswa Bimbingan Belajar Ganesha Operation yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

4.2.1 KarakteristikResponden berdasarkan Jenis Kelamin

(39)

Tabel 3 Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PRIA 76 38,0 38,0 38,0

WANITA 124 62,0 62,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 1

WANITA PRIA Jenis Kelamin

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

(40)

4.2.2 Karakteristik Reponden berdasakan Agama

Hasil sebaran data dari 200 responden, maka pada tabel berikut dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan Agama yaitu:

Tabel 4

Agama yang di anut siswa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ISLAM 110 55,0 55,0 55,0

KHATOLIK 33 16,5 16,5 71,5

PROTESTAN 41 20,5 20,5 92,0

BUDHA 10 5,0 5,0 97,0

HINDU 6 3,0 3,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 2

HINDU BUDHA PROTESTAN KHATOLIK ISLAM

Agama yang di anut siswa

(41)

Dari tabel di atas dari 200 orang responden , sebanyak 110 orang menganut agama Islam (55%), sebanyak 33 orang beragama Khatolik (16,5%), sebanyak 41 orang beragama Protestan (20,5 %), sebanyak 10 orang beragama Budha( 5,0%) dan sebanyak 6 orang beragama hindu (3,0%).

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan SMA

Hasil sebaran data dari 200 orang responden, maka pada Tabel berikut ini dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan Jurusan di SMA yaitu:

Tabel 5 Jurusan di SMA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid IPA 116 58,0 58,0 58,0

IPS 84 42,0 42,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 3

IPS IPA

Jurusan di SMA

(42)

Dari tabel dari 200 orang responden maka di peroleh hasil sebanyak 116 orang Siswa adalah jurusan IPA ( 58%) dan sebanyak 84 orang adalah jurusan IPS ( 42%) 4.3 Parents Meeting

Untuk mengetahui Hubungan Parents Meeting dengan Motivasi berprestasi Siswa lulus UAN dan SNMPTN dari 200 orang responden adalah sebagai berikut:

4.3.1 Parents Meeting membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar

Dari 200 orang responden , maka dapat dilihat jawaban responden sebagai berikut:

Tabel 6

Pelayanan Parents Meeting Membantu Siswa dalam Kesulitan Belajar

Frequency Percent Valid Percent Pelayanan Parents Meeting Membantu Siswa dalam Kesulitan Belajar

(43)

Dari table di atas dari 200 orang responden , maka diperoleh hasil sebanyak 1 orang tidak setuju (0,5%), sebanyak 25 orang kurang setuju (12,5%), sebanyak 123 orang setuju (61,5%) dan sebanyak 51 orang sangat setuju ( 25,5%) menyatakan Parents Meeting membantu kesulitan siswa dalam belajar.

4.3.2 Parents Meeting mempertemukan Orang Tua siswa dengan Pihak Ganesha Operation untuk membahas Prestasi siswa.

Dari 200 orang responden maka di peroleh jawaban sebagai berikut: Tabel 7

Parents Meeting Mempertemukan ORTU siswa dengan pihak GO Membahas Prestasi Siswa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang Setuju 16 8,0 8,0 8,0

Setuju 118 59,0 59,0 67,0

Sangat Setuju 66 33,0 33,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 5

Sangat Setuju Setuju kurang Setuju Parents Meeting

Mempertemukan ORTU siswa …

(44)

Dari 200 orang reponden maka di peroleh jawaban sebagai berikut: sebanyak 16 orang menyatakan Tidak setuju (8%), sebanyak 118 orang menyatakan setuju (59%), dan sebanyak 66 orang menyatakan sangat setuju (33%) menyatakan bahwa parents meeting mempertemukan Orang tua siswa dengan pihak Ganesha Operation.

4.4 Ruang Diskusi

Untuk Mengetahui Hubungan Ruangan Diskusi dengan Motivasi Lulus UAN dan SNMPTN dari 200 orang responden maka di peroleh jawaban sebagai berikut:

4.4.1 Di ruangan diskusi terdapat pengajar Piket yang siap membantu siswa/i GO Dari 200 orang responden maka di peroleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 8

RUDIS Menyediakan Pengajar yang siap Membantu Siswa

Frequency Percent Valid Percent RUDIS Menyediakan Pengajar yang siap Membantu Siswa

(45)

Dari 200 orang responden diperoleh jawaban sebagai berikut: sebanyak1 orang menyatakan tidak setuju (0,5%), sebanyak 25 orang menyatakan kurang setuju (12,5%), sebanyak 124 orang menyatakan setuju (62%) dan sebanyak 50 orang menyatakan sangat setuju (25%) meyatakan bahwa di Ruangan diskusi terdapat staff pengajar yang siap membantu siswa.

4.4.2 Pengajar Piket melayani Siswa dengan Baik

Dari 200 orang responden maka di peroleh jawaban sebagai berikut: Tabel 9

Pengajar Piket melayani siswa dengan baik

Frequency Percent Valid Percent Pengajar Piket melayani siswa

dengan baik

(46)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: sebanyak 3 orang menyatakan tidak setuju (1,5%), sebanyak 24 orang menyatakan kurang setuju (12%), sebanyak 104 orang menyatakn setuju ( 52%) dan sebanyak 69 orang meyatakan sangat setuju (34,5%) menyatakan Pengajar piket melayani siswa dengan baik.

4.5 Revolusi Belajar

Untuk mengetahui hubungan Revolusi belajar dengan Motivasi berprestasi Lulus UAN dan SNMPTN maka di peroleh jawaban sebagai berikut:

4.5.1 Koding ( konsep dasar dan the king mempermudah Siswa dalam memahami pelajaran

Dari 200 orang responden maka di peroleh jawaban sebagai berikut: Tabel 10

Koding Mempermudah Siswa dalam Memahami Pelajaran

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 22 11,0 11,0 11,0

Setuju 114 57,0 57,0 68,0

sangat Setuju 64 32,0 32,0 100,0

(47)

Gambar 8

sangat Setuju setuju kurang setuju

Koding Mempermudah Siswa dalam Memahami Pelajaran

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: sebanyak 22 orang menyatakan kurang setuju (11%), sebanyak 114 orang menyatakan setuju (57%), sebanyak 64 orang meyatakan sangat setuju (32%) menyatakan koding mempermudah siswa dalam memahami pelajaran.

4.5.2 Buku KODING lengkap dengan Konsep The King

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 11

Buku KODING lengkap dengan Konsep The King

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 3 1,5 1,5 1,5

kurang setuju 22 11,0 11,0 12,5

Setuju 107 53,5 53,5 66,0

sangat setuju 68 34,0 34,0 100,0

(48)

Gambar 9

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju Buku KODING lengkap dengan

Konsep The King

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: sebanyak 3 orang menyatakan tidak setuju (1,5%), sebanyak 22 orang menyatakan kurang setuju (11%), sebanyak 107 orang menyatakn setuju ( 53,5%) dan sebanyak 68 orang meyatakan sangat setuju (34,%) menyatakan Pengajar piket melayani siswa dengan baik. 4.6 TryOut

(49)

4.6.1 Soal-soal yang di ujikan saat Tryout sesuai dengan kebutuhan Siswa Dari 200 orang responden maka di peroleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 12

soal-soal TryOut sesuai dengan kebutuhan Siswa

Frequency Percent Valid Percent

soal-soal TryOut sesuai dengan kebutuhan Siswa

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

(50)

4.6.2 TryOut sebagai sarana Untuk latihan mengerjakan soal UAN dan SNMPTN Dari 200 Orang responden maka di peroleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 13

TryOut Latihan Menghadapi Uan Dan SNMPTN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 3 1,5 1,5 1,5

kurang setuju 18 9,0 9,0 10,5

Setuju 115 57,5 57,5 68,0

sangat setuju 64 32,0 32,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 11

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

TryOut Latihan Menghadapi Uan Dan SNMPTN

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

(51)

4.6.3 TryOut membantu Siswa dalam menghadapi UAN dan SNMPTN Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 14

TryOut Membantu siswa menghadapi Uan Dan SNMPTN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 1 ,5 ,5 ,5

kurang setuju 21 10,5 10,5 11,0

setuju 116 58,0 58,0 69,0

sangat setuju 62 31,0 31,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 12

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

TryOut Membantu siswa menghadapi Uan Dan SNMPTN

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

(52)

4.6.4 Siswa selalu melihat hasil TryOut untuk melihat tingkat kelulusan UAN dan SNMPTN

Dari 200 orang responden maka di peroleh jawaban sebagai berikut: Tabel 15

siswa Selalu melihat hasil ujian TryOut untuk melihat tingkat kelulusan

Gambar 13

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: sebanyak 1 orang menyatakan tidak setuju (0,5%), sebanyak 26 orang menyatakan kurang setuju (13%), sebanyak 100 orang menyatakn setuju ( 50%) dan sebanyak 73 orang meyatakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 1 ,5 ,5 ,5

kurang setuju 26 13,0 13,0 13,5

Setuju 100 50,0 50,0 63,5

sangat setuju 73 36,5 36,5 100,0

(53)

sangat setuju (36,5%) menyatakan siswa selalu melihat hasil unjian triout untuk melihat tingkat kelulusan.

4.7 GO Smart

Untuk mengetahui hubungan pelayanan GO Smart dengan Motivasi berprestasi belajar maka di ajukan pertanyaan sebagai berikut:

4.7.1 GO Smart dapat di pergunakan untuk melihat Tingkat kelulusan siswa setelah ujian TryOut dilaksanakan

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 16

GOsmart dapat di pergunakan untuk melihat tingkat kelulusan saat TryOut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 1 ,5 ,5 ,5

kurang setuju 24 12,0 12,0 12,5

Setuju 112 56,0 56,0 68,5

sangat setuju 63 31,5 31,5 100,0

(54)

Gambar 14

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

GOsmart dapat di pergunakan untuk melihat tingkat kelulusan …

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: sebanyak 1 orang menyatakan tidak setuju (0,5%), sebanyak 24 orang menyatakan kurang setuju (12%), sebanyak 112 orang menyatakn setuju ( 56%) dan sebanyak 63 orang meyatakan sangat setuju (31,5%) menyatakan GO Smart dapat dipergunakan untuk melihat tingkat kelulusan siswa.

4.8 Staff Pengajar GO

(55)

4.8.1 Pengajar GO memberikan Teknik pengajaran yang mudah dipahami Siswa Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 17

Pengajar GO memberikan teknik pengajaran yang mudah di pahami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 1 ,5 ,5 ,5

kurang setuju 17 8,5 8,5 9,0

setuju 116 58,0 58,0 67,0

sangat setuju 66 33,0 33,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 15

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju Pengajar GO memberikan

teknik pengajaran yang mud…

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

(56)

sangat setuju (33%) menyatakan pengajar GO memberikan Teknik pengajaran yang mudah dipahami oleh siswa.

4.8.2 Pengajar GO memberika Motivasi kepada siswa/i

Dari 200 orang responden maka di peroleh jawaban sebagai berikut: Tabel 18

Pengajar GO memberikan Motivasi kepada Siswa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 2 1,0 1,0 1,0

kurang setuju 14 7,0 7,0 8,0

Setuju 116 58,0 58,0 66,0

sangat setuju 68 34,0 34,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 16

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

Pengajar GO memberikan Motivasi kepada Siswa

(57)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: sebanyak 2 orang menyatakan tidak setuju (1%), sebanyak 14 orang menyatakan kurang setuju (7%), sebanyak 116 orang menyatakn setuju ( 58%) dan sebanyak 68 orang meyatakan sangat setuju (34%) menyatakan pengajar GO memberikan motivasi kepada siswa.

4.8.3 Staff Pengajar GO memberikan teknik penulisan yang menarik kepada siswa/i Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 19

Pengajar GO memberikan teknik penulisan yang menarik perhatian siswa

Gambar 17

Pengajar GO memberikan teknik penulisan yang menari…

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: sebanyak 1 orang menyatakan tidak setuju (0,5%), sebanyak 23 orang menyatakan kurang setuju

Frequency Percent Valid Percent

(58)

(11,5%), sebanyak 111 orang menyatakn setuju ( 55,5%) dan sebanyak 65 orang meyatakan sangat setuju (32,5%) menyatakan pengajar GO teknik penulisan yang menarik.

4.9 Lokasi Stategis

Untuk mengetahui hubungan Lokasi GO yang srategis dengan Motivasi berprestasi siswa maka di ajukan pertanyaan sebagai sebagai berikut:

4.9.1 Letak GO yang srategis sehingga mudah di jangkau oleh Siswa/i Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 20 Lokasi GO strategis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 14 7,0 7,0 7,0

Setuju 103 51,5 51,5 58,5

sangat setuju 83 41,5 41,5 100,0

(59)

Gambar 18

sangat setuju setuju kurang setuju

Lokasi GO strategis

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut :sebanyak 14 orang menyatakan kurang setuju (7%), sebanyak 103 orang menyatakn setuju ( 51,5%) dan sebanyak 83 orang meyatakan sangat setuju (41,5%) menyatakan letak GO strategis. 4.9.2 Ruangan GO yang ber AC sehingga membuat siswa/i nyaman belajar

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 21

Ruangan GO ber AC sehingga siswa Nyaman Belajar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tidak setuju 1 ,5 ,5 ,5

tidak setuju 1 ,5 ,5 1,0

kurang setuju 21 10,5 10,5 11,5

Setuju 108 54,0 54,0 65,5

sangat setuju 69 34,5 34,5 100,0

(60)

Gambar 19

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju sangat tidak setuju

Ruangan GO ber AC sehingga siswa Nyaman Belajar

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

(61)

4.9.3 GO memberikan Fasilitas lengkap kepada siswa/i

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 22

GO memberikan Fasilitas lengkap pada siswa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 20 10,0 10,0 10,0

Setuju 121 60,5 60,5 70,5

sangat setuju 59 29,5 29,5 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 20

sangat setuju setuju kurang setuju GO memberikan Fasilitas lengkap pada siswa

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

(62)

4.10 Motivasi Lulus UAN

Untuk mengetahui Motivasi Lulus UAN maka di ajukan pertanyaan sebagai berikut kepada 200 orang responden:

4.10.1 UAN sebagai Standarisasi Kelulusan

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 23

UAN sebagai Standarisasi Kelulusan

Frequency

UAN sebagai Standarisasi Kelulusan

(63)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: sebanyak 11 orang menyatakan sangat tidak setuju (5,5%), sebanyak 60 orang menyatakan tidak setuju (30%), sebanyak 54 orang menyatakan kurang setuju (27%), sebanyak 51 orang menyatakn setuju ( 25,5%) dan sebanyak 24 orang meyatakan sangat setuju (12%) menyatakan UAN sebagai standarisasi kelulusan SMA

4.10.2 Standar nilai kelulusan UAN 5,5

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 24

standar nilai UAN 5,5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tidak setuju 26 13,0 13,0 13,0

tidak setuju 43 21,5 21,5 34,5

kurang setuju 57 28,5 28,5 63,0

Setuju 50 25,0 25,0 88,0

sangat setuju 24 12,0 12,0 100,0

(64)

Gambar 22

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju sangat tidak setuju

standar nilai UAN 5,5

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

(65)

4.10.3 Standarisasi UAN memberikan Manfaat kepada Siswa/i

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 25

Standrisasi Nilai UAN memberikan manfaat untuk siswa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 3 1,5 1,5 1,5

kurang setuju 23 11,5 11,5 13,0

setuju 102 51,0 51,0 64,0

sangat setuju 72 36,0 36,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 23

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

Standrisasi Nilai UAN memberikan manfaat untuk…

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

(66)

4.10.4 Siswa selalu mengerjakan soal-soal UAN

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 26

Siswa selalu Mengerjakan soal-soal UAN 4.10.5

Gambar 24

sangat setuju setujukurang setuju

Siswa selalu Mengerjakan soal-soal UAN

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut:sebanyak 16 orang menyatakan kurang setuju (11,5%), sebanyak 107 orang menyatakan setuju ( 53,5%) dan sebanyak 77 orang meyatakan sangat setuju (38,5%) siswa selalu membahas soal-soal UAN.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 16 8,0 8,0 8,0

setuju 107 53,5 53,5 61,5

sangat setuju 77 38,5 38,5 100,0

(67)

4.10.5 Siswa selalu bertanya UAN kepada Pengajar GO

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 27

siswa selalu bertanya UAN kepada pengajar GO

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 2 1,0 1,0 1,0

kurang setuju 36 18,0 18,0 19,0

Setuju 107 53,5 53,5 72,5

sangat setuju 55 27,5 27,5 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 25

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

siswa selalu bertanya UAN kepada pengajar GO

Sumber: Data hasil penelitian (2010)

(68)

(11,5%), sebanyak 107 orang menyatakan setuju ( 53,5%) dan sebanyak 55 orang meyatakan sangat setuju (27,5%) siswa selalu bertanya soal-soal UAN kepada tentor. 4.10.6 Standarisasi nilai UAN menjadikan Siswa Rajin Belajar

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 28

Standarisasi UAN menjadikan siswa Rajin belajar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 3 1,5 1,5 1,5

kurang setuju 22 11,0 11,0 12,5

Setuju 98 49,0 49,0 61,5

sangat setuju 77 38,5 38,5 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 26

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju Standarisasi UAN menjadikan siswa Rajin belajar

(69)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut:sebanyak 3 orang menyatakan tidak setuju (1,5%), sebanyak 22 orang menyatakan kurang setuju (11%), sebanyak 98 orang menyatakan setuju ( 49%) dan sebanyak 77 orang meyatakan sangat setuju (38,5%) menyatakan standarisasi UAN menjadikan siswa rajin belajar. 4.10.7 Siswa belajar minimal 2 jam per hari untuk menghadapi UAN

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 29

Siswa belajar menghadapi UAN minimal 2 jam per hari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 2 1,0 1,0 1,0

kurang setuju 21 10,5 10,5 11,5

setuju 102 51,0 51,0 62,5

sangat setuju 75 37,5 37,5 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 27

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

Siswa belajar menghadapi UA…

(70)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut : sebanyak 2 orang menyatakan tidak setuju (10%), sebanyak 21 orang menyatakan kurang setuju (10,5%), sebanyak 102 orang menyatakan setuju ( 51%) dan sebanyak 75 orang meyatakan sangat setuju (37,5%) menyatakan siswa belajar menghadapi UAN.

4.10.8 UAN menjadikan Siswa sering berdiskusi dengan pengajar Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 30

UAN menjadikan siswa sering berdiskusi dengan Pengajar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 1 ,5 ,5 ,5

kurang setuju 30 15,0 15,0 15,5

Setuju 101 50,5 50,5 66,0

sangat setuju 68 34,0 34,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 28

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

UAN menjadikan siswa sering berdiskusi dengan Pengajar

(71)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut : sebanyak 1 orang menyatakan tidak setuju (0,5%), sebanyak 30 orang menyatakan kurang setuju (15%), sebanyak 101 orang menyatakan setuju ( 50,5%) dan sebanyak 68 orang meyatakan sangat setuju (34%) menyatakan siswa sering berdiskusi dengan pengajar. 4.10.9 Siswa yakin Lulus dengan nilai yang Baik

Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 31

siswa yakin Lulus UAN dengan nilai yang baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 2 1,0 1,0 1,0

kurang setuju 27 13,5 13,5 14,5

setuju 110 55,0 55,0 69,5

sangat setuju 61 30,5 30,5 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 29

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

siswa yakin Lulus UAN dengan nilai yang baik

(72)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut : sebanyak 2 orang menyatakan tidak setuju (1%), sebanyak 27 orang menyatakan kurang setuju (13,5%), sebanyak 110 orang menyatakan setuju ( 55%) dan sebanyak 61 orang meyatakan sangat setuju (30,5%) menyatakan siswa yakin lulus dengan nilai yang baik. 4.11 Motivasi Lulus SNMPTN

Untuk mengetahui motivasi berprestasi siswa/ilulus SNMPTN maka di ajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

4.11.1 Siswa selalu bertanya soal-soal SNMPTN kepada pengajar GO Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 32

Siswa selalu bertanya soal-soal SNMPTN

Frequency Percent Valid Percent

Siswa selalu bertanya soal-soal SNMPTN

(73)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut : sebanyak 2 orang menyatakan tidak setuju (1%), sebanyak 27 orang menyatakan kurang setuju (13,5%), sebanyak 113 orang menyatakan setuju ( 56,5%) dan sebanyak 58 orang meyatakan sangat setuju (29%) menyatakan siswa selalu bertanya soal SNMPTN.

4.11.2 Siswa yakin Masuk PTN setelah Bimbingan di Ganesha Operation Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 33

yakin masuk PTN setelah bimbingan di GO

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 3 1,5 1,5 1,5

kurang setuju 29 14,5 14,5 16,0

setuju 98 49,0 49,0 65,0

sangat setuju 70 35,0 35,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 31

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

yakin masuk PTN setelah …

(74)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut : sebanyak 3 orang menyatakan tidak setuju (1,5%), sebanyak 29 orang menyatakan kurang setuju (14,5%), sebanyak 98 orang menyatakan setuju ( 49%) dan sebanyak 70 orang meyatakan sangat setuju (35%) menyatakan siswa akan Lulus PTN setelah bimbingan di Ganesha Operation.

4.11.3 Siswa memanfaatkan RUDIS untuk membahas soal-soal SNMPTN Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 34

Siswa memanfaatkan RUDIS membahas soal-soal SNMPTN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 9 4,5 4,5 4,5

setuju 109 54,5 54,5 59,0

sangat setuju 82 41,0 41,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 32

sangat setuju setuju kurang setuju

Siswa memanfaatkan …

(75)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut :sebanyak 9 orang menyatakan kurang setuju (4,5%), sebanyak 109 orang menyatakan setuju ( 54,5%) dan sebanyak 82 orang meyatakan sangat setuju (41%) menyatakan siswa memanfaatkan RUDIS untuk membahas soal-soal SNMPTN.

4.11.4 SNMPTN sangat penting dilaksanakan

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 35

SNMPTN sangat Penting dilaksanakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak setuju 1 ,5 ,5 ,5

kurang setuju 26 13,0 13,0 13,5

setuju 104 52,0 52,0 65,5

sangat setuju 69 34,5 34,5 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 33

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

SNMPTN sangat Penting …

(76)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut : sebanyak 1 orang menyatakan tidak setuju (0,5%), sebanyak 26 orang menyatakan kurang setuju (13%), sebanyak 104 orang menyatakan setuju ( 52%) dan sebanyak 69 orang meyatakan sangat setuju (34,5%) menyatakan SNMPTN sangat penting dilaksanakan.

4.11.5 Siswa selalu memanfaatkan RUDIS untuk membahas SNMPTN Dari 200 orang responden maka diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 36

siswa memanfaatkan RUDIS untuk membahas soal-soal SNMPTN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 31 15,5 15,5 15,5

setuju 118 59,0 59,0 74,5

sangat setuju 51 25,5 25,5 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 34

sangat setuju setuju kurang setuju

siswa membahas Prediksi soal SNMPTN

(77)

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut : sebanyak 31 orang menyatakan kurang setuju (15,5%), sebanyak 118 orang menyatakan setuju ( 59%) dan sebanyak 51 orang meyatakan sangat setuju (25,5%) menyatakan memanfaatkan RUDIS untuk membahas soal-soal SNMPTN.

4.11.6 Siswa setuju dengan pelaksaanan SNMPTN

Dari 200 orang reponden maka diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 37

pelaksanaan SNMPTN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 5 2,5 2,5 2,5

kurang setuju 19 9,5 9,5 12,0

setuju 108 54,0 54,0 66,0

sangat setuju 68 34,0 34,0 100,0

Total 200 100,0 100,0

Gambar 35

sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju

pelaksanaan SNMPTN

Gambar

tabel-tabel yang telah ditentukan dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Data
Tabel 2 Jadwal kegiataan
Gambar 1
                                    Gambar 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

signifikan antara persepsi siswa tentang kemampuan manajemen kelas dengan basil belajar s.iswa (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan

Dari tabel distribusi jawaban atas pernyataan diatas dapat terlihat jelas bahwa dari 20 responden (100%) memilih setuju dengan pelayanan yang di berikan puskesmas sentosa baru

Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Lokasi Terhadap Keputusan Menginap (Studi pada Hotel Cherry

Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden masing-masing indikator variabel yang memiliki tanggapan setuju yang tinggi.Kualitas pelayanan CV PAS dinilai sudah baik

Selanjutnya dilihat dari hasil gambar grafik soal no 7 diatas terdapat 46,67% responden menjawab setuju, dan 43,33% menjawab sangat setuju sedangkang yang

Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel Kecerdasan Emosional, terdapat 25 orang responden dengan persentase sebesar 46,3% menjawab kurang setuju terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.. responsiveness berpengaruh signifikan terhadap customer satisfaction di restoran Jade Imperal, sedangkan variabel assurance tidak berpengaruh

Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel persepsi manfaat, terdapat 19 orang responden dengan persentase sebesar 25 persen menjawab tidak setuju