• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/ 2018"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

28 3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan tanggung jawab dan hasil belajar siswa pada Subtema Hidup Bersih dan Sehat di Rumah kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa.

Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian dimulai dari permasalahan yang rill yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan ke dalam pemecahan masalah tersebut. Kemudian masalah tersebut ditindak lanjuti dengan menggunakan tindakan-tindakan yang sudah direncanakan dan terstruktur. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas membutuhkan kerja sama antara peneliti, guru kelas, siswa, dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

Menurut Basuki (2003:8) Penelitian Tindakan Kelas ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif, jekas disusunnya suatu perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Oleh karena itu, PTK terkait dengan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru (Ahmad, 2009: 50 - 51).

(2)

meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Dalam hal ini, kelas yang dimaksud bukan hanya ruang kelas saja, tetapi juga dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bawa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru terhadap siswa dalam suatu kelas dengan cara memberikan suatu tindakan kepada siswa melalui beberapa tahapan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar.

3.1.2 Setting Penelitian

Setting penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh hasil dari data yang diinginkan oleh peneliti. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Panjang 02 Ambarawa. SDN Panjang 02 terletak di Kelurahan Panjang Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. SDN Panjang 02 Ambarawa memiliki 6 ruang kelas yang terdiri dari ruang kelas 1 – 6, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 tempat parkir, dan 1 kantin sekolah.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2018 sampai dengan 6 April 2018. Penelitian ini dilaksanakan di kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa berjumlah 38 siswa, yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 22 siswa laki – laki. Mayoritas pekerjaan orang tua siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa adalah TNI dan ibu rumah tangga.

3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

(3)

peneliti dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL). Dengan penerapan model tersebut diharapkan tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa dapat meningkat.

3.2 Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 38).

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Variabel yang digunakan peneliti dalam penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Variabel bebas (independent)

Menurut Burhan Bungin (2011:72) variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantung (terkait). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

2) Variabel terkait (dependent)

Menurut Burhan Bungin (2011: 72) variabel tergantung (terkait) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa.

3.2.2 Definisi Operasional

3.2.2.1Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

(4)

3.2.2.2Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah suatu tindakan yang mencerminkan perilaku seseorang dalam menjalankan kewajibannya dengan baik. Bertanggung jawab merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki siswa. Apabila rasa tanggung jawab tersebut sudah tertanam di dalam diri siswa dengan baik maka siswa tersebut akan menjadi mandiri. Selain itu, segala sesuatunya akan berjalan dengan baik seperti halnya dalam mengerjakan tugas, bagi siswa yang bertanggung jawab akan mengerjakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab, jujur dalam mengerjakan dan tepat waktu. Pada saat guru menjelaskan juga akan menyimak dan menghormati guru yang sedang menjelaskan.

Jadi, tanggung jawab merupakan karakter yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan kita memiliki tanggung jawab maka sesuatu hal yang kita kerjakan akan berbuah hasil yang memuaskan.

3.2.2.3Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar yang diperoleh siswa yang berupa nilai suatu mata pelajaran tertentu yang didapat dari mengerjakan suatu materi pembelajaran. Hasil belajar tersebut dapat dijadikan salah satu tolak ukur kemampuan siswa, kemampuan kognitf afektif maupun psikomotor.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah rencana yang disusun oleh peneliti untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Dalam penelitian ini, rencana yang disusun oleh peneliti memiliki tujuan yaitu menerapkan Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Pelaksanaan penelitian ini dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 138 – 140) setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengematan dan refleksi. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

(5)

2. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kanca, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Tahap 3: Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisah dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

4. Tahap 4: Refleksi atau pantulan, yaitu untuk kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Istilah “refleksi” sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti dan subjek peneliti (dalam hal ini siswa yang diajar), untuk bersama – sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

(6)

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2010: 137).

Berdasarkan siklus di atas, keempat langkah tersebut merupakan siklus atau putaran, artinya langkah ke-4 lalu kembali ke langkah ke-1 dan seterusnya. Meskipun sifatnya berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga pengamat, mungkin pengamatan dilakukan setelah pelaksanaan, dengan cara mengingat – ingatapa yang sudah terjadi.

Banyaknya siklus yang dilaksanakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini tidak ditentukan. Siklus akan selesai jika tujuannya sudah tercapai sesuai dengan rencana yang telah dibuat dalam perencanaan.

3.3.1 Siklus I

Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang akan dilaksanakan di SDN Panjang 02 Ambarawa dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Perencanaan

Pelaksanaan + Pengamatan Refleksi SIKLUS I

Perencanaan

Pelaksanaan + Pengamatan Refleksi SIKLUS II

(7)

a. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan guru kolaborator. b. Menentukan KI, KD, dan indikator pembelajaran berdasarkan materi

pelajaran tematik yang akan dipelajar. Peneliti merumuskan tujuan sesuai dengan KI, KD, dan indikator yang telah ditentukan.

c. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I pada Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 3 dan 4 dengan KI, KD, dan indikator yang telah ditentukan dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL).

d. Mempersiapkan sumber dan alat peraga yang dipergunakan untuk pembelajaran.

e. Menyusun lembar observasi model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.

f. Menyusun lembar kuesioner tanggung jawab dan soal evaluasi hasil belajar siswa.

g. Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada guru kolaborator SDN Panjang 02 Ambarawa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanan tindakan karena observassi dilakukan selama tindakan berlangsung. Kepala Sekolah berperan sebagai observer. Observer mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Observer melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi tanggung jawab siswa.

(8)

menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut:

a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

1) Guru memberi salam kepada siswa untuk membuka pembelajaran. 2) Siswa menjawab salam dari guru.

3) Guru bersama siswa berdoa bersama.

4) Guru melakukan presensi terhadap kehadiran siswa. 5) Guru bersama siswa menyanyikan lagu nasional.

6) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

7) Guru menyampaikan tema, subtema, pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada hari ini.

b. Kegiatan Inti (180 menit)

1) Guru menampilkan gambar mengenai materi yang akan dipelajari untuk memancing rasa ingin tahu siswa.

2) Guru mengajukan permasalahan mengenai materi yang akan dipelajari hari ini.

3) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab permasalahan yang diajukan oleh guru.

4) Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok secara berpasangan dengan teman sebangku.

5) Setiap kelompok mendapat permasalahan yang diberikan oleh guru. 6) Setiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang didapat.

7) Siswa menuliskan hasil diskusinya pada lembar kerja kelompok. 8) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya secara

bergantian.

9) Siswa diberi kesempatan untuk menguji hipotesis dan menjawab kembali permasalahan yang telah diajukan oleh guru diawal pembelajaran berdasarkan konsep baru yang didapatkan.

(9)

11)Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa. 12)Siswa mengerjakan soal evaluasi.

c. Kegiatan Penutup (15 menit)

1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada hari ini.

2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

3) Siswa diberi penguatan dan umpan balik.

4) Guru menanamkan nilai moral kepada siswa berdasarkan kegiatan pembelajaran pada hari ini.

5) Siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran pada hari ini. 6) Siswa bersama guru berdoa bersama untuk menutup pembelajaran

pada hari ini. 3. Pengamatan

Dalam tahap ini, peneliti hanya memonitoring bagaimana proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti dapat melihat pengaruh dari tindakan yang dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, peneliti juga dapat melihat kendala dari pengaruh dalam implementasi tindakan, identifikasi penyebab terkendalanya tindakan, dan persoalan lain yang kemungkinan akan timbul. Pada kegiatan pengamatan yang peneliti amati yaitu:

a. Melakukan observasi sesuai dengan format yang telah disiapkan dengan mencatat hal – hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran. b. Kegiatan saat proses pembelajaran berlangsung.

c. Tanggung jawab siswa pada saat pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi

(10)

berikutnya. Berdasarkan data yang telah dianalisis tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan apakah semua kegiatan telah berjalann sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Pada tahap refleksi juga dilakukan perencanaan tindak lanjut siklus II untuk perbaikan kekurangan siklus I.

3.3.2 Siklus II

Rencana tindakan pada siklus II terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, terhadap pengamatan, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus II yang dilakukan di SDN Panjang 02 Ambarawa.

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah berdasarkan hasil refleksi dari siklus I untuk mencari pemecahan masalah agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

b. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Tema 7 Subtema 4 Pembelajarn 3 dan 4.

c. Menyiapkan materi, alat peraga dan Lembar Kerja Kelompok. d. Mempersiapkan pedoman observasi.

e. Menyususn alat penilaian yaitu berupa tes tertulis yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

(11)

Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL). Pelaksanaan pada siklus II setiap pertemuan dengan alokasi waktu 6 x 35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut:

a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

1) Guru memberi salam kepada siswa untuk membuka pembelajaran. 2) Siswa menjawab salam dari guru.

3) Guru bersama siswa berdoa bersama.

4) Guru melakukan presensi terhadap kehadiran siswa. 5) Guru bersama siswa menyanyikan lagu nasional.

6) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

7) Guru menyampaikan tema, subtema, pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada hari ini.

b. Kegiatan inti (180 menit)

1) Guru menampilkan gambar mengenai materi yang akan dipelajari untuk memancing rasa ingin tahu siswa.

2) Guru mengajukan permasalahan mengenai materi yang akan dipelajari hari ini.

3) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab permasalahan yang diajukan oleh guru.

4) Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok secara berpasangan dengan teman sebangku.

5) Setiap kelompok mendapat permasalahan yang diberikan oleh guru. 6) Setiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang didapat.

7) Siswa menuliskan hasil diskusinya pada lembar kerja kelompok. 8) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya segara

(12)

9) Siswa diberi kesempatan untuk menguji hipotesis dan menjawab kembali permasalahan yang telah diajukan oleh guru diawal pembelajaran berdasarkan konsep baru yang didapatkan.

10)Guru membimbing siswa dalam menemukan jawaban dari permasalahan.

11)Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa. 12)Siswa mengerjakan soal evaluasi.

c. Kegiatan Penutup (15 menit)

1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari pada hari ini.

2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

3) Siswa diberi penguatan dan umpan balik.

4) Guru menanamkan nilai moral kepada siswa berdasarkan kegiatan pembelajaran pada hari ini.

5) Siswa bersama guru melakukan refleksi pembelajaran pada hari ini. 6) Siswa bersama guru berdoa bersama untuk menutup pembelajaran

pada hari ini. 3. Pengamatan

Dalam tahap ini, peneliti hanya memonitoring bagaimana proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti dapat melihat pengaruhnya dari tindakan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, peneliti juga dapat melihat kendala dari pengaruh dalam implementasi tindakan, identifikasi penyebab terkendalanya tindakan, dan persoalan lain yang mungkin timbul. Pada kegiatan pengamatan yang peneliti amati, yaitu: a. Melakukan observasi sesuai dengan format yang telah disiapkan dan

mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Kegiatan guru saat proses pembelajaran.

(13)

e. Memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. 4. Refleksi

a. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data/ hasil observasi yang dilakukan.

b. Membahas evaluasi hasil tentang skenario pembelajaran pada siklus II. c. Membahas evaluasi tindakan siklus II.

Pada siklus II ini diharapkan sudah mampu untuk mencapai indikator – indikator pencapaian dalam tujuan penelitian.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah observasi, angket, dan tes. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Observasi

Menurut Supriyati (2011: 46) observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan data penelitian dengan mempunyai sifatdasar naturalistik yang berlangsung dalam konteks natural, pelakunya berpartisipasi secara wajar dalam interaksi.

Dari pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa, observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke dalam sekolah guna mendapatkan bukti-bukti berupa aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung yang dapat mendukung hasil penelitian di SDN Panjang 02 Ambarawa khususnya pada kelas 2.

2. Angket

Menurut Sugiyono (2008: 199) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan ataupun pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

(14)

untuk dijawab yang digunakan untuk mengetahui tanggung jawab siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa dalam proses pembelajaran.

3. Tes

Menurut Djemari Mardapi (2012: 108) tes merupakan salah satu bentuk instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Tujuan melakukan tes adalah untuk mengetahui pencapaian belajar atau kompetensi yang telah dicapai siswa dalam bidang tertentu. Tes juga dapat berupa pertanyaan atau latihan – latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, maupun kemampuan yang dimiliki seseorang.

Tes dalam penelitian ini berupa tes evaluasi yang berbentuk soal pilihan ganda, esai, dan uraian dalam rencana pembelajaran yang dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap siklus guna untuk mengukur keberhasilan hasil belajar siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adaalah menggunakan pembelajaran tematik. 3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Observasi

(15)

Tabel 3.1 Kisi – kisi Instrumen Observasi Tindakan Guru dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL)

Menjelaskan persiapan yang diperlukan untuk memulai

pembelajaran. 1, 2, 3, 4, 5

10 Menjelaskan tujuan pembelajaran. 10

Motivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah 6, 7, 8, 9

Kegiatan Inti Mengorga nisasi siswa untuk belajar.

Membantu siswa mendefinisikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

11, 12, 13

4 Membantu siswa mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut.

14

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan permasalahan.

15, 16

5 Membimbing siswa dalam pelaksanaan eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan.

17

Membimbing siswa dalam pemecahan masalah. 18, 19

Mengemba ngkan dan penyajikan hasil karya.

Membantu siswa dalam merencanakan karya yang sesuai seperti laporan ataupun model.

20, 21

4 Membimbing siswa dalam menyiapkan karya yang sesuai seperti

laporan ataupun model.

22

Membantu siswa untuk berbagi tugas dengan temannya. 23

Kegiatan

Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan.

24

5 Membimbing siswa melakukan evaluasi terhadap penyelidikan

dan proses-proses yang digunakan.

25

Membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran. 26

Memberikan umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

27, 28

(16)

Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen Observasi Tindakan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) Langkah

Pembela jaran

Sintak PBL Indikator No. Item Jumlah

Item

Mempersiapkan hal yang diperlukan untuk memulai

pembelajaran. 1, 2, 3, 4, 5

10 Memperhatikan tujuan pembelajaran.

10

Termotivasi oleh guru terlibat dalam aktivitas pemecahan

masalah 6, 7, 8, 9

Mendefinisikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

11, 12, 13

4 Mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan

masalah tersebut.

Mengumpulkan informasi yang sesuai dengan permasalahan. 15, 16

5 Melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan. 17

Terlibat dalam pemecahan masalah. 18, 19

Mengembangk an dan penyajikan hasil karya.

Merencanakan karya yang sesuai seperti laporan ataupun model. 20, 21

4 Menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan ataupun model. 22

Mampu berbagi tugas dengan teman yang lain. 23

Kegiatan

Melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan.

24

5 Melakukan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses

yang digunakan.

25

Menyimpulkan pembelajaran. 26

Melakukan umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

27, 28

(17)

Indikator yang dirumuskan pada kisi – kisi observasi aktivitas guru dan siswa di atas sesuai dengan standar proses dan sintak model Problem Based Learning (PBL). Dalam observasi ini, setiap butir pernyataan memiliki dua kategori jawaban ya (1), tidak (0). (Instrumen lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran 5 dan lampiran 6). 2. Angket/ Kuesioner

Angket adalah teknik pengumpulan data berupa pertanyaan ataupun pernyataan untuk dijawab yang digunakan untuk mengetahui tanggung jawab siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup yang terdiri dari 11 item favorable dan 9 item unfavorable dengan total 20 item pernyataan, dimana responden diminta untuk menjawab dengan memberikan cek list pada tabel

jika menjawab “Ya” dan

jika menjawab “Tidak”. Sistem penilaian

dalam penelitian ini menggunakan skala likert, untuk item favorable dimana

“Ya” (1) dan “Tidak” (0), sedangkan untuk item unfavorable dimana “Ya”

(0) dan “Tidak” (1). Berikut ini adalah kisi – kisi instrumen tanggung jawab siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. (Instrumen lembar kuesioner tanggung jawab dapat dilihat pada lampiran 7).

Tabel 3.3 Kisi – kisi Instrumen Tanggung Jawab Siswa

Aspek Indikator

No. Item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

Tanggung

jawab dalam

keberhasilan

sekolah.

Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan

dalam bentuk lisan maupun tulisan.

2, 3, 4 1, 5 5

Melakukan tugas tanpa disuruh. 6, 8, 9 7, 10 5

Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam

lingkup terdekat.

14, 15 11, 12, 13 5

Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas. 16, 18, 20 17, 19 5

Tanggung

jawab dalam

keberhasilan

kelas.

Pelaksanaan tugas piket secara teratur. 21, 22 23, 24, 25 5

Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah. 26, 28 27, 29, 30 5

Mengajukan usul pemecahan masalah. 32, 33, 34 31, 35 5

(18)

3. Tes

Tes dalam penelitian ini berupa tes evaluasi yang berbentuk soal pilihan ganda dalam rencana pembelajaran yang dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap siklus guna untuk mengukur keberhasilan hasil belajar siswa kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa. Mata pelajaran yang digunakan adalah menggunakan pembelajaran tematik. Yaitu pada Tema 7 Kebersamaan Subtema 2 dan Subtema 4 pada Pembelajaran 3 dan 4, dengan muatan matapelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika. Berikut ini kisi-kisi instrumen soal evaluasi hasil belajar siklus I dan siklus II. (Instrumen soal evaluasi siklus I dan siklus IIdapat dilihat pada lampiran 8 dan lampiran 10).

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Soal Evaluasi Hasil Belajar Siklus I.

Kompetensi Dasar Indikator Ranah

Kognitif

3.3.1 Mengelompokkan karakteristik teman sekolah berdasarkan jenis kelamin.

C4 13

2 14

3.3.2 Menyelidiki karakteristik teman sekolah berdasarkan jenis kelamin. C3 15

4 16

17 18 3.3.3 Mengelompokkan karakteristik teman sekolah berdasarkan suku/ asal

daerahnya.

C4 19

2 20

3.3.4 Menentukan sikap yang baik terhadap teman yang berbeda jenis kelamin dan daerah asal.

C3 21

3.9.1 Siswa mampu menemukan kata sapaan dalam dongeng dengan benar. C3 1

3

3.9.3 Menuliskan kata sapaan dengan benar. C1 9

2 10

3.9.4 Mendefinisikan penggunaan kata sapaan dengan benar. C2 11

(19)

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Soal Evaluasi Hasil Belajar Siklus II.

3.3.1 Mengidentifikasi karakteristik teman sekolah berdasarkan kegemarannya.

C4 11

2 12

3.3.2 Mengelompokkan karakteristik teman sekolah berdasarkan kegemarannya.

C3 13

3 14

15 3.3.3 Menentukan karakteristik teman sekolah berdasarkan

suku/ asal daerahnya.

berbeda kegemaran dan suku.

C3 19

3.9.1 Menemukan kata sapaan dalam dongeng dengan benar. C3 1

3 2

3 3.9.2 Membedakan kata sapaan dan bukan kata sapaan

dalam dongen dengan benar.

C2 4 3.9.3 Menuliskan kata sapaan dengan benar. C1 9

2

dengan kehidupan sehari-hari.

C3 27

dengan bagian dari keseluruhan suatu benda konkrit.

(20)

3.5 Uji Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur apa yang seharusnya (Sujono A, 2001: 25). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sehubungan dengan pengertian validitas tersebut, validitas tentukan dengan rumus berikut ini.

Rumus untuk mencari r tabel

Dimana n = jumlah siswa keseluruhan. 3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221). Pengukuran tingkat reliabilitas instrumen soal dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolak ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji reliabilitas ini menggunakan Program SPSS (Statistical Product and service Solution).

Seperti yang terdapat dalam buku Asesmen Pembelajaran SD yang ditulis oleh Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012: 346) kriteria indeks reliabilitas tersaji melalui tabel 3.3 berikut ini.

r hitung > r tabel  valid r hitung < r tabel  tidak valid

(21)

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Reliabilitas No. Indeks Kriteria

1. 0,81 – 1,00 Sangat Reliabel 2. < 0,80 – 0,06 Reliabel

3. < 0,60 – 0,40 Cukup Reliabel 4. < 0,40 – 0,20 Agak Reliabel 5. < 0,20 Kurang Reliabel

(Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner tanggung jawab, soal evaluasi siklus I dan siklus II dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada lampiran 12, lampiran 13, dan lampiran 14).

3.6 Indikator Kinerja 3.6.1 Indikator Proses

Keberhasilan dapat dilihat dari perubahan dalam proses pembelajaran pada Tema 7 Subtema 2 dan Subtema 4 dengan menggunakan model pembeljaran Problem Based Learning (PBL) dengan urut dan sistematis serta terjadi peningkatan tanggung jawab siswa.

3.6.2 Indikator Hasil

Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini sesuai dengan judul penelitian yaitu tanggung jawab dan hasil belajar. Indikator hasil tanggung jawab diukur dengan menggunakan kuesioner sehingga dapat diketahui adanya peningkatan dari kondisi awal ke kondisi akhir. Sedangkan hasil belajar siswa diukur menggunakan soal evaluasi siklus I dan siklus II. Hasil dari setiap siklus digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa. Ketuntasan Minimal (KKM) kelas 2 SDN Panjang 02 Ambarawa untuk muatan PPKn adalah 75, sedangkan batas nilai KKM untuk muatan Bahasa Indonesia dan Matematika adalah 65.

3.7 Teknik Analisis Data

(22)

dan cek list dari guru dan siswa, serta hasil lembar kuesioner dari siswa yang berupa keterangan dan penjelasan.

Kemudian data kuantitatif dan kualitatif tersebut dianalisis menggunakan deskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi pada siklus I dan II. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan kualitas pembelajaran yaitu proses pembelajaran dan hasil pembelajaran pada kegiatan belajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Analisis kuesioner tanggung jawab kondisi awal dan kondisi akhir dihitung dengan menggunakan PAP Tipe 1 (Masidjo, 1995:153) dengan ketentuan Sangat Bertanggung Jawab, Bertanggung Jawab, Cukup Bertanggung Jawab, Tidak Bertanggung Jawab, dan Sangat Tidak Bertanggung Jawab. Berikut ini adalah tabel rentang skor dengan PAP Tipe 1.

Tabel 3.7 Tingkat Penguasaan Kompetensi dengan PAP Tipe 1 Tingkat

Penguasaan Kompetensi

Kriteria

90% - 100% Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% Tidak Bertanggung Jawab (TB)

< 55% Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB)

Berdasarkan tabel 3.7 di atas digunakan untuk menentukan rentang skor tanggung jawab siswa, dengan ketentuan siswa yang dianggap bertanggung jawab adalah siswa yang mampu memenuhi kriteria minimal Cukup

Bertanggung Jawab. Peneliti menghitung data kuesioner dengan mencari rata-rata setiap indikator, presentase setiap indikator, rata-rata-rata-rata secara keseluruhan, dan persentase secara keseluruhan. Perhitungan data tersebut dapat dilihat berdasarkan langkah-langkah berikut ini:

(23)

b. Menghitung skor rata-rata

Skor rata-rata =

c. Menghitung nilai rata-rata kemampuan bertanggung jawab

Nilai =

d. Jumlah siswa yang minimal cukup bertanggung jawab

Jumlah siswa yang minimal cukup bertanggung jawab (CB) = Jumlah siswa – Siswa yang tidak termasuk kriteria bertanggung jawab

e. Menghitung presentase jumlah siswa yang minimal cukup bertanggung jawab

Presentase Skor = x 100

Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh rentang skor setiap indikator tanggung jawab dan rentang skor tanggung jawab secara keseluruhan berikut ini.

1. Rentang Skor Setiap Indikator Tanggung Jawab a. Indikator 1

Indikator 1 terdiri dari 2 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden. Jadi skor maksimal= 76.

Tabel 3.8 Rentang Skor Indikator 1 Tingkat

Penguasaan Kompetensi

Rentang

Skor Kriteria

90% - 100% 68,4 – 76 Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 60,8 – 67,64 Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 49,4 – 60,04 Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 41,8 – 48,64 Tidak Bertanggung Jawab (TB)

(24)

b. Indikator 2

Indikator 2 terdiri dari 4 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden. Jadi skor maksimal= 152.

Tabel 3.9 Rentang Skor Indikator 2 Tingkat

Penguasaan Kompetensi

Rentang

Skor Kriteria

90% - 100% 136,8 – 152 Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 121,6 – 135,3 Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 98,8 – 120,1 Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 83,6 – 97,3 Tidak Bertanggung Jawab (TB)

< 55% < 83,6 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB)

c. Indikator 3

Indikator 3 terdiri dari 4 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden. Jadi skor maksimal= 152.

Tabel 3.10 Rentang Skor Indikator 3 Tingkat

Penguasaan Kompetensi

Rentang

Skor Kriteria

90% - 100% 136,8 – 152 Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 121,6 – 135,3 Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 98,8 – 120,1 Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 83,6 – 97,3 Tidak Bertanggung Jawab (TB)

(25)

d. Indikator 4

Indikator 4 terdiri dari 4 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden. Jadi skor maksimal= 152.

Tabel 3.11 Rentang Skor Indikator 4 Tingkat

Penguasaan Kompetensi

Rentang

Skor Kriteria

90% - 100% 136,8 – 152 Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 121,6 – 135,3 Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 98,8 – 120,1 Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 83,6 – 97,3 Tidak Bertanggung Jawab (TB)

< 55% < 83,6 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB)

e. Indikator 5

Indikator 5 terdiri dari 3 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden. Jadi skor maksimal= 114.

Tabel 3.12 Rentang Skor Indikator 5 Tingkat

Penguasaan Kompetensi

Rentang

Skor Kriteria

90% - 100% 102,6 – 114 Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 91,2 – 101,5 Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 74,1 – 90,6 Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 62,7 – 72,9 Tidak Bertanggung Jawab (TB)

(26)

f. Indikator 6

Indikator 6 terdiri dari 4 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden. Jadi skor maksimal= 152.

Tabel 3.13 Rentang Skor Indikator 6 Tingkat

Penguasaan Kompetensi

Rentang

Skor Kriteria

90% - 100% 136,8 – 152 Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 121,6 – 135,3 Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 98,8 – 120,1 Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 83,6 – 97,3 Tidak Bertanggung Jawab (TB)

< 55% < 83,6 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB)

g. Indikator 7

Indikator 7 terdiri dari 5 pernyataan dengan 28 responden, sehingga didapat skor maksimal= jumlah pernyataan x jumlah responden. Jadi skor maksimal= 190.

Tabel 3.14 Rentang Skor Indikator 7 Tingkat

Penguasaan Kompetensi

Rentang

Skor Kriteria

90% - 100% 171 – 190 Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 152 – 169,1 Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 123,5 – 150,1 Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 104,5 – 121,6 Tidak Bertanggung Jawab (TB)

< 55% < 104,5 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB)

2. Rentang Skor Tanggung Jawab Secara Keseluruhan

(27)

responden, sehingga skor maksimal secara keseluruhan= jumlah pernyataan x jumlah responden. Jadi skor maksimal secara keseluruhan= 988.

Tabel 3. 15 Rentang Skor Secara Keseluruhan Tingkat

Penguasaan Kompetensi

Rentang

Skor Kriteria

90% - 100% 889,2 – 988 Sangat Bertanggung Jawab (SB) 80% - 89% 790,4 – 879,3 Bertanggung Jawab (B) 65% - 79% 642,2 – 780,5 Cukup Bertanggung Jawab (CB) 55% - 64% 543,4 – 632,3 Tidak Bertanggung Jawab (TB)

< 55% < 643,4 Sangat Tidak Bertanggung Jawab (STB)

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2010:
Tabel 3.1 Kisi – kisi Instrumen Observasi Tindakan Guru dalam
Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen Observasi Tindakan Siswa dalam
Tabel 3.3 Kisi – kisi Instrumen Tanggung Jawab Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Destilasi digunakan untuk memisahkan dua atau lebih komponen zat cair yang memiliki titik didih berbeda.. Jenis-jenis destilasi

Ekstraksi pelarut adalah proses partisi yang meliputi pemisahan atau distribusi suatu zat terlarut antara dua fase csir yang tidak saling bercampur

praktikum ini digunakan obat yang bersifat asam lemah karena reaksi ionisasi yang. terjadi pada asam lemah maupun basa lemah ialah reaksi ionisasi

Berdasarkan Tabel 4.20, hasil uji t yang telah dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa asosiasi merek secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap

Pemrograman yang digunakan pada smart relay telemecanique dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara menggunakan tombol-tombol yang terdapat pada smart relay

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan menggunakan uji statistic untuk menguji hipotesis agar bisa dijelaskan hubungan variabel

Sedangkan tema dan fokus utama pemantauan rutin dan berkala Program Rastra pada tingkatan Pelaksana Distribusi Rastra dan KPM adalah untuk memastikan tercapainya

Aktivitas siswa yang melaksanakan prakerin pada industri BUMN dengan golongan besar sangat aktif dan di- namis serta sangat menujukkan pro- fesionalisme kerja yang