• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Pengembangan Sistem dan Usaha Bisnis Perikanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Arah Pengembangan Sistem dan Usaha Bisnis Perikanan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Arah Pengembangan Sistem

dan Usaha Bisnis Perikanan

(2)

POTENSI SDA AIR & LAUT

(JENIS

2

BIOTA PERAIRAN & LAUT)

1.

Ikan bersirip

2.

Crustacea

(udang, rajungan, kepiting, dsb)

3.

Mollusca

(kerang, tiram, cumi-cumi, siput, dsb)

4.

Coelenterata

(ubur-ubur, dsb)

5.

Echinodermata

(teripang, bulu babi, dsb)

6.

Amphibia

7.

Reptilia

(penyu, kura-kura, buaya, dsb)

8.

Mamalia

(paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dsb)

9.

Algae

(rumput laut, dsb)

(3)

A. KARAKTERISTIK BISNIS PERIKANAN

1.

Mudah rusak (

perishability

)

2.

Musiman dan voluminius

3.

Butuh ruang yang banyak (

bulkiness

)

4.

Tidak seragam (

non homogenity

)

5.

Banyak produsen ikan dengan skala usaha

kecil dan terpencar

(4)

B. PERIKANAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM

(Sistem Bisnis Perikanan)

Sub-sistem

Bisnis

Pra-Produksi

Sub-sistem

Bisnis

Produksi

(Budidaya dan

Penangkapan)

Sub-sistem

Bisnis Pasca

Produksi:

Pengolahan

Sub-sistem

Bisnis Pasca

Produksi:

Pemasaran

(5)

•Industri benih, bibit gen

ternak

tanaman, ikan

•Industri kimia,

agrochemica l

•Industri agro otomotif,alat dan machinery

Bio fertilizer,

herbi- pestisida

Sub Sistem Jasa dan Penunjang

· Keuangan: perkreditan, pembiayaan, permodalan dan asuransi

· Informasi, komputerisasi dan otomatisasi

· Penelitian, pengembangan, pendaftaran paten dan merk

· Pendidikan, pelatihan, extension and community

development.

· Pelabuhan, jalan,transportasi, pengiriman dan pergudangan

· Konsultasi hukum: keuangan: bisnis, akuisisi, merger,

take over,

perdagangan, akutansi dan investasi

Sub-Sistem Agribisnis Hulu Sub-Sistem Usahatani · Tanaman obat, pangan-rempah dan hortikultur · Tanaman serat, perkebunan - kehutanan · Peternakan-perikananFun gi (jamur) · Jasad · renik

Sub-Sistem Pengolahan

· Industri makanan · Industri minuman · Industri rokok · Industri serat

alam: tekstil-biokomposit · Industri biofarma · Industri wisata,

estetika-kosmetika

· Industri vaksin, serum

· Distribusi · Promosi

· Informasi pasar · Intelijen pasar · Perdagangan · Struktur pasar · Areal pasar · Lelang · Pasar

berjangka · Pasar modal

Sub-Sistem Pemasaran

(6)

C. ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

AGRIBISNIS PERIKANAN

I.

Upaya pengembangan dan pembinaan

standarisasi, akreditasi dan

sertifikasi

perikanan

II.

Pembinaan dan pengembangan informasi pasar

III.

Pengembangan investasi dan pengelolaan

lingkungan berkelanjutan

IV.

Pengembangan usaha dan hubungan

Kelembagaan

(7)

I. Upaya pengembangan dan pembinaan

standarisasi, akreditasi dan sertifikasi perikanan

Tujuan pembinaan standarisasi, akreditasi dan sertifikasi perikanan adalah untuk menjamin kepastian wujud, mutu, dan standart barang dan jasa yang dihasilkan agar diterima konsumen (dalam dan luar negeri) dan berarti mampu bersaing di pasar global, misalnya mulai 2015 diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA); pada akhirnya mendukung pengembangan fishery business pula.

Upaya yang dilakukan untuk standarisasi, akreditasi dan sertifikasi perikanan, a.l:

1. Perbaikan sistem produksi perikanan

2. Perbaikan sistem panen

3. Perbaikan sistem pasca panen (penanganan, pengolahan, pengepakan, penyimpanan yang

mengacu prinsip good manufacturing practice dan total quality control)

4. Pembakuan standar dan sistemnya untuk upaya standarisasi 5. Akreditasi laboratorium atau lembaga penelitian perikanan

6. Pengawasan mutu

7. Peningkatan kesadaran konsumen akan pentingnya kualitas produk dan jasa

8. Pengembangan dan penerapan sistem insentif dan sanksi bagi investasi perikanan yang

taat atau melanggar ketentuan standart, termasuk tentang penanganan limbah

(8)

II. Pembinaan dan pengembangan

informasi pasar

Dilakukan untuk memperbaiki iklim usaha, agar mengarah pada tindakan konkret yang

mampu memberikan insentif bagi pelaku fishery business.

Dilakukan dengan cara PERBAIKAN SISTEM PEMASARAN, agar terbentuk MEKANISME

penentuan HARGA yang ADIL, yang dapat memberikan keuntungan yang wajar baik bagi produsen ikan maupun pelaku lainnya yang ada di saluran pemasaran. KEBIJAKAN yang diambil untuk tujuan itu a.l.:

1. Mendorong terciptanya STRUKTUR PASAR yang lebih kompetitif, dengan mengurangi

keberadaan struktur pasar yang mengarah pada monopsoni maupun monopoli.

2. Meningkatkan posisi tawar produsen ikan dalam proses pembentukan harga; melalui

pembinaan asosiasi produsen, koperasi, dan penyempurnaan pelayanan informasi pasar di semua tingkat pasar.

3. Mengupayakan penurunan biaya pemasaran dengan cara meningkatkan prasarana

pemasaran dan sarana transportasi umum yang lebih efisien sehingga dapat menjangkau daerah-daerah produksi ikan (pesisir maupun pedesaan perikanan).

4. Mendorong tumbuhnya industri atau fasilitas penyimpanan, pengemasan, dan

transportasi yg memadai, shg distribusi ikan dari produsen ke konsumen

5. Menciptakan pusat-pusat produksi sesuai skala ekonomi dan menyambungkannya ke

pasar, misalnya fishery industries.

(9)

KEBIJAKAN PERLUASAN PASAR DAN

MENINGKATKAN DAERAH PEMASARAN

1.

Memoles produk lokal asli yang sudah ada pasarnya untuk diperluas pasarnya

setelah diberikan sentuhan manajemen pemasaran, di antaranya dikemas

sesuai permintaan konsumen, di

grading

dan distandarisasi sesuai dengan

permintaan konsumen, dll diterapkan strategi produk, harga, promosi, dan

distribusi.

2.

Menyediakan sarana/fasilitas promosi yang mudah dilakukan oleh perorangan

atau asosiasi pengusaha.

3.

Mempermudah dan memperluas jaringan transportasi antar pulau dan negara.

4.

Men

develope

sistem informasi pasar dalam dan luar negeri (

market

intelligence and information

) untuk mendukung pengambilan keputusan yang

cepat dan tepat bagi setiap pelaku

fishery business

, terlebih produsen ikan.

(10)

III. Pengembangan investasi dan pengelolaan

lingkungan berkelanjutan

1. Pengembangan investasi transportasi dan komunikasi publik, sarana dan prasarana

produksi perikanan, misalnya pengembangan prasarana pelabuhan pendaratan ikan, pasar-pasar ikan, jalan dari dan menuju pasar-pasar, tempat pelelangan ikan, maupun fishery bisnis

termasuk sentra-sentra produksi perikanan lainnya, dll. Hal ini akan menurunkan biaya pemasaran atau meningkatkan efisiensi pemasaran, serta investasi riset dan pengembangan serta penerapan teknologi untuk diversifikasi produk dan usaha perikanan di daerah dan pengembangan daerah secara terpadu.

2. Penciptaan iklim investasi yang kondusif pada semua sub sistem fishery bisnis.

KEBIJAKAN YANG MUNGKIN DIAMBIL, a.l:

1. Pengaturan hubungan agar seimbang antara usaha kecil dan besar; antar wilayah; antar badan usaha koperasi (BUK), BUMN, dan swasta (BUMS) dalam persaingan yang sehat dan saling mengisi; dengan mengutamakan investasi dalam negeri ketimbang luar negeri.

2. Pengendalian pencemaran lingkungan (pembangunan berwawasan lingkungan, yaitu memanfaatkan dan melestarikan SDA, meningkatkan produktifitasnya) dengan terus melakukan penyempurnaan di berbagai bidang fishery business termasuk dalam penyediaan sarana dan prasarana. Bagi pengusaha yang mengindahkan pengendalian lingkungan diberikan insentif investasi.

(11)

Industrialisasi Perikanan, Kebijakan Strategis

(12)

IV. Pengembangan usaha dan Hubungan

Kelembagaan

Dengan cara:

1.

Investasi

Perekayasaan Organisasi

yang dapat diandalkan dan

kompetitif melalui pengembangan SISTEM kerjasama KEMITRAAN, agar

makin terwujud manajemen terpadu antara berbagai sub sistem

fishery

bisnis

Perlu kehadiran SDM yang mau merekayasa

fishery bisnis

di pesisir dan

pedesaan untuk menjadi agent of change menjadi pelaku

fishery bisnis

yang

tangguh

2.

Rekayasa kelembagaan perikanan

di pedesaan dan pesisir terutama

dalam menangkap peluang dan menciptakan pasar agar

fishery bisnis

lebih

cepat tumbuh dan berkembang, sehingga dapat menyediakan bahan mentah

yang dalam kuantitas, kualitas dan waktu yang diminta pasar, bahkan mengolah

dan memasarkannya secara luas. Diharapkan akan memberikan nilai tambah

terhadap ikan yang dihasilkan, sehingga berdampak lebih luas terhadap

perekonomian dan partisipasi masyarakat.

(13)

V. Pengembangan SDM Agrobisnis Perikanan

SDM agrobisnis perikanan dikelompokkan menjadi dua, yaitu

pelaku langsung dan tak langsung.

a.

Pelaku langsung,

misalnya: pengusaha saprokan (sarana

dan prasarana produksi perikanan), nelayan,

pembudidaya ikan dan para pedagang perantara.

b.

Pelaku tak langsung,

misalnya: pemerintah (disebut

fasilitator)

(14)

1.

Pelaku Langsung

a.

Tumpuan utama

fishery business (bisnis berbasis perikanan / agribisnis

perikanan) terletak pada proses produksi produk primer, yaitu nelayan,

petambak, pembudidaya (pembenih, pendeder, dan pembesar) ikan.

Produsen ikan tersebut yang jumlahnya besar sebagai pelaku yang

paling menentukan, namun skala usahanya kebanyakan kecil.

Kualifikasi SDM produsen ikan tsb ironisnya yang paling lemah

dibandingkan pelaku perikanan lainnya, misalnya pedagang dan

industri perikanan. Hal ini menyebabkan tidak seimbangnya kinerja

antara sub sistem

fishery bisnis

lainnya. Produsen ikan sering pada

posisi yang dirugikan dan lemah karena

bargaining position nya

lemah.

b.

Kualifikasi produsen ikan yang diperlukan a.l.:

Mampu membaca dan memanfaatkan peluang-peluang baru

Memiliki kemampuan manajerial

Mampu dan berani bernegosiasi dengan pelaku fishery bisnis lainnya

Mampu mencari dan menyerap teknologi baru

Mampu mencari dan menciptakan pasar

c.

Pengembangan SDM fishery bisnis

(15)

c.

Pengembangan SDM

fishery bisnis

adalah upaya

peningkatan kapasitas pelaku

fishery bisnis

untuk

memajukan bisnisnya. Hal ini dapat dilakukan a.l.:

Alih teknologi dan informasi melalui diklat, penyuluhan,

bimbingan teknis produksi, manajemen, teknologi, keuangan,

hingga pemasaran.

Rekayasa kelembagaan.

(16)

DISKUSI 3 MATERI

MATERI I. KONSEP AGRIBISNIS PERIKANAN

MATERI 2. KONSEP MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS PERIKANAN

MATERI 3. ARAH PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA BISNIS

PERIKANAN

Gambar

Gambar I-1: Lingkup Pengembangan ·

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisa dat yang diperoleh bawasanya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gresik sudah berusaha untuk mengembangkan poetnsi perikanan darat yang ada, wujud nyata peran

Dalam rangka memberikanan pelayanan maksimal kepada masyarakat Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kelautan dan Perikanan telah memenuhi Syarat sebagai Tempat Uji

Meningkatkan pengawasan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan Mengembangkan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan

Keberhasilan dalam mewujudkan dilaksanakan melalui 3 (tujuan) tujuan, yaitu: (1) menjamin kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan dalam rangka mendukung

Identifikasi potensi perikanan dan sistem penyuluhan perikanan perlu dila- kukan untuk mengetahui potensi serta permasalahan yang terdapat pada kegi- atan usaha

Pembinaan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Bagi Usaha Pengolahan dan Pemasaran Skala Mikro dan Kecil Penyediaan Penyaluran Bahan Baku Industri Pengolahan Ikan dalam 1 ( satu

Pembinaan dan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tanjungbalai merupakan wujud pemberdayaan sebagai motivasi atau dorongan bagi masyarakat untuk

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN BALAI KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN