• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 4. Matrik Program Pengembangan Kewirausahaan dan SDM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 4. Matrik Program Pengembangan Kewirausahaan dan SDM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SASARAN STRATEGI NO. URAIAN INDIKATOR KELUARAN INDIKATOR HASIL /

DAMPAK URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

KOORDINASI KETERANGAN

1. Review atas pedoman, juknis, kursil modul dan penyelenggaraan diklat 2. Penyusunan pedoman, juknis, kursil penyelenggaraan pendidikan anggota koperasi 3. Sosialisasi pedoman, juknis, kursil penyelenggaraan pendidikan anggota koperasi - Deputi Kelembagaan - Lapenkop/ Dekopin - Pemerintah Propinsi/Kabupaten/ Kota - Lembaga-lembaga diklat daerah Instruktur Kop: - Pelatih Lembaga diklat daerah - Pelatih dari gerakan koperasi - Biaya Rp. 113 Milyar 4. Pelaksanaan TOT manajemen training pendidikan ang gota bagi para instruktur koperasi (2.000 org) 1. Setiap koperasi aktif harus melaksanakan pendidikan perkoperasian bagi anggotanya 1. Kepmen 2. Sosialisasi 100% Kab/Kota 3. Monitoring dan evaluasi 50% Kab/Kota 4. Fasilitasi TOT 2000 orang instruktur dan 70.000 orang pengurus koperasi 1. 100% pusat 2. 100% Propinsi 3. 50%Kab/Kota 4. 35.000 koperasi melaksanakan pendidikan perkoperasian bagi anggotanya 1. Peningkatan kompetensi SDM pengurus koperasi 1. Kepmen tentang Pedoman Diklat KUMKM 2. Kepmen tentang Petunjuk teknis penyelenggaraan pendidikan anggota koperasi 3. Keputusan Bersama Menegkop dan UKM dg Gubernur tentang pendidikan anggota 4. Kepmen tentang

sistem Insentif bagi penyelenggara diklat 5. Kepmen tentang

Pedoman Kurikulum dan silabi dalam rangka pemberdayaan KUMKM

5. Pelaksanaan TOT pendidikan anggota bagi pengurus koperasi sebanyak 70.000 orang pengurus 6. Penyusunan modul-modul: a. TOT manajemen training pendidikan anggota b. TOT pendidikan anggota

(2)

KELUARAN DAMPAK

7. Koordinasi dalam rangka pengawasan dan pengendalian pelaksanaan Diklat 8. Penyusunan pedoman kerjasama penyelenggaraan pendidikan anggota koperasi 2. Peningkatan Peran KSP/USP dalam menumbuhkan wirausaha baru melalui pendidikan kepada calon anggota dan masyarakat di sekitarnya 1. Kepmen tentang Juknis Pedoman KSP/USP dalam menyelenggarakan pelatihan kepada anggota secara terpadu 1. Penyusunan Kepmen tentang Pedoman KSP/USP dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepada anggota secara terpadu

2. Identifikasi KSP/USP yang mampu

melaksanakan

pendidikan dan pelatihan terpadu

3. Sosialisasi sistem pendidikan dan pelatihan terpadu

4. Bantuan operasional kepada KSP/USP untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepada anggota secara terpadu

5. Bimbingan dan supervisi 6. Monitoring dan evaluasi

- Deputi terkait - Dekopin - IKSP Sudah banyak pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh koperasi pada calon anggota dan masyarakat dan sekitarnya, tapi pada umumnya peserta gagal menjadi wirausaha baru. Mengapa? Karena tidak diimbangi/ ditindaklanjuti dengan pemberian pinjaman berupa modal awal. KSP/USP bisa melakukan itu

(3)

KELUARAN DAMPAK 3. Mendorong peran serta gerakan koperasi dalam pembiayaan pendidikan anggota 1. Kepmen tentang pedoman pemanfaatan bagian SHU untuk pendidikan anggota 2. Keputusan Bersama

Menegkop dan UKM dg Dekopin tentang pemanfaatan SHU untuk pendidikan anggota

1. Review atas ketentuan pemanfaatan bagian SHU untuk pendidikan 2. Penyusunan pedoman

tentang pemanfaatan bagian SHU untuk pendidikan anggota 3. Sosialisasi Kepmen dan

SKB tentang pemanfaatan bagian SHU untuk pendidikan anggota 4. Koordinasi dg daerah dan

Dekopin dalam rangka pengembangan partisipasi gerakan koperasi dalam membiayai diklat anggota

- Dinas Koperasi Propinsi/Kabupaten/K ota - ekopin/Dekopinwil/ Dekopinda - Gerakan Koperasi 4. Melaksanakan pengendalian program pendidikan anggota koperasi 1. Kepmen tentang pembentukan forum koordinasi penyelenggaraan pendidikan koperasi 1. Penyusunan Kepmen tentang pembentukan forum koordinasi penyelenggaraan pendidikan koperasi di daerah

2. Sosialisasi Kepmen 3. Pengembangan sistem

monitoring dan evaluasi diklat pendidikan anggota 4. Mengembangkan sistem

(4)

KELUARAN DAMPAK 1. Menyusun standar kompetensi pengurus dan manager Koperasi 1. Kepmen tentang Pedoman Diklat KUMKM 1. Sosialisasi kebijakan (KEPMEN) 2. Penyusunan juknis standarisasi kompetensi dan sertifikasi

3. Menyusun instrumen uji kompetensi 4. Penyusunan modul-modul

Diklat

- Lintas Deputi, Es. I - Depnakertrans - Dekopin - Kadin - Stakeholder terkait lainnya - Lembaga pemeringkat Biaya Rp.135 Milliar 2. Meningkatkan kompetensi manager dan pengurus koperasi sesuai dengan standar minimal 1. Kepmen tentang juknis pelaksanaan standarisasi kompetensi dan sertifikasi bagi pengurus dan manager koperasi 1. Penyusunan juknis pelaksanaan standarisasi kompetensi dan sertifikasi 2. Sosialisasi juknis 3. Pelaksanaan Diklat dan uji

kompetensi bagi pengurus dan manajer koperasi sebanyak 140.000 orang 4. Koordinasi, pengawasan

dan pengendalian pelaksanaan diklat, uji kompetensi serta sertifikasi

- Dinas Koperasi Propinsi/Kab/Kot - Dekopin/Dekopinwil/ Dekopinda - BDS/Perguruan Tinggi/Lembaga Diklat/BSN 2. Setiap manajer dan pengurus koperasi memenuhi standar kompetensi 1. Kepmen 2. Sosialisasi 100% Kab/Kota 3. Monitoring dan evaluasi 50% Kab/Kota 4. Fasilitasi

diklat dan uji kompetensi pengurus dan atau manajer 70.000 koperasi 1. 100% pusat 2. 100% Propinsi 3. 50% kab/kota 4. 35.000 koperasi memiliki manager dan pengurus koperasi yang memenuhi standar kompetensi 3. Melakukan standarisasi kompetensi pengurus dan manajer koperasi bersama gerakan koperasi 1. Keputusan Bersama Menegkop dan UKM dg Dekopin tentang pelaksanaan standarisasi

kompetensi pengurus dan manajer koperasi

1. Penyusunan pedoman standarisasi kompetensi pengurus dan manajer koperasi 2. Sosialisasi pedoman

bersama gerakan koperasi dan instansi lain terkait 3. Pelaksanaan standarisasi

kompetensi pengurus & manager koperasi 4. Koordinasi pelaksanaan,

(5)

KELUARAN DAMPAK

pengendalian standarisasi kompetensi pengurus dan manager bersama gerakan Koperasi 4. Peningkatan standar kompetensi SDM pengelola KSP/USP 1. Kepmen tentang Standar Kompetensi SDM pengelola KSP/USP 2. Pedoman akreditasi kompetensi SDM pengelola KSP/USP yang sudah ada

1. Identifikasi unsur-unsur kompetensi 2. Menyusun scoring 3. Menyusun Kepmen tentang Kompetensi 4. Mensosialisasikan pentingnya standar kompetensi

5. Membudayakan sistem fit dan proper tes di lingkungan KSP/USP 6. Menginisiasi lembaga akreditasi dan sertifikasi kompetensi SDM pengelola KSP/USP

7. Pembinaan dan supervisi 8. Monitoring dan evaluasi

- Bank Indonesia - Deputi terkait - KSP/USP yang akan kita bangun menjadi lembaga keuangan harus di treatment seperti lembaga keuangan melalui peningkatan kompetensi SDM pengelolanya - Unsur SDM pengelola KSP/USP perlu ditingkatkan profesionalisme nya melalui penerapan standar kompetensinya 3. SDM dari 35.000 koperasi aktif mengikuti diklat peningkatan kualitas 1. Kepmen 2. Koordinasi dengan instansi terkait 3. Sosialisasi 100% Kab/Kota 4. Monitoring dan evaluasi 1. 100% pusat 2. 100% Propinsi 3. 50% kab/kota memiliki SDM koperasi yang berkualitas 4. 35.000 koperasi memiliki kader yang kompeten 1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM koperasi aktif 1. Kepmen tentang Pedoman Diklat KUMKM 2. Kepmen tentang Pedoman Kurikulum dan silabi dalam rangka pemberdayaan KUMKM 3. Keputusan Bersama

1. Identifikasi koperasi aktif dalam kaitan penetapan kebutuhan diklat 2. Pelaksanaan Training

Needs Assessment (TNA) 3. Diklat peningkatan

kapasitas dan kualitas SDM: a. Kewirausahaan b. Keterampilan teknis - Lintas Deputi Kementerian KUKM - Pemda - Dekopin/wil/da - Lembaga diklat Pemerintah dan Non Pemerintah lainnya - Lembaga-Biaya Rp. 12 Miliiar

(6)

KELUARAN DAMPAK Menegkop dan UKM dg Dekopin tentang pendidikan peningkatan kapasitas dan kualitas SDM koperasi c. Manajemen perkoperasian d. Penunjang 4. Koordinasi dalam rangka

Pengawasan & pengendalian pelaksanaan pendidikan lembaga asing yang terkait 2. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya diklat koperasi di seluruh Indonesia 1. Koordinasi dalam penggalangan dana pendidikan

2. Koordinasi dalam rangka pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan dana pendidikan

3. Pengembangan program-program insentif bagi sumberdaya diklat yang berprestasi 3. Pemanfaatan BDS unggul dalam penyelenggaraa n diklat 1. Menetapkan standar kualifikasi fasilitator BDS unggul

2. Seleksi fasilitator berdasar standar kualifikasi yang ditetapkan 3. Melaksanakan pengembangan kualitas fasilitator BDS unggul 50% Kab/Kota 5. Fasilitasi 35.000 koperasi 4. Pengembangan kerjasama diklat dengan pihak luar negeri

1. Menggali potensi kerjasama dengan pihak luar negeri untuk mendukung peningkatan kualitas koperasi aktif

(7)

KELUARAN DAMPAK

2. Mewujudkan pelaksanaan kerjasama dengan pihak luar negeri 3. Melakukan penilaian prestasi kerjasama 5. Melaksanakan pengendalian program peningkatan kualitas dan kapasitas SDM koperasi 1. Kepmen tentang pembentukan forum koordinasi penyelenggaraan pendidikan koperasi

1. Menyusun Kepment tentang Peningkatan Kualitas dan Kapasitas SDM 35.000 koperasi aktif

2. Sosialisasi Kepmen 3. Pengembangan sistem

monitoring dan evaluasi diklat

4. Mengembangkan sistem insentif dan aplikasinya 4. 100 Lapenkopda/UP TD Badiklatkop dan UKM mampu meningkatkan kualitas berkoperasi bagi 1 juta anggota koperasi 1. Kepmen dan SKB 2. Sosialisasi 100% Kab/Kota 3. Fasilitasi 50% Kab/Kota 4. Monitorin g dan evaluasi 50% Kab/Kota 1. 100% Kab/Kota di 32 Propinsi memiliki Lapenkopda/ UPTD Badiklatkop dan UKM yang berkualitas 2. 1 juta orang anggota koperasi terdidik oleh Lapenkopda/ UPTD Badiklatkop dan UKM 1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM Lapenkopda 1. Kepmen tentang Pedoman Diklat KUMKM 2. Kepmen tentang Pedoman Kurikulum dan silabi dalam rangka pemberdayaan KUMKM 3. Keputusan Bersama Menegkop dan UKM dg Dekopin tentang pendidikan peningkatan kapasitas dan kualitas SDM koperasi 1. Pelaksanaan TNA SDM Lapenkopda/UPTD Badiklatkop dan UKM 2. Pelaksanaan TOT

Fasilitator Lapenkopda/UPTD Badiklatkop dan UKM 3. Penyusunan modul

Diklat peningkatan kualitas berkoperasi SDM

Lapenkopda/UPTD Badiklatkop dan UKM 4. Fasilitasi pelaksanaan

Diklat Anggota oleh Lapenkopda/UPTD Badiklatkop dan UKM sesuai dengan kebutuhan - Deputi Kelembagaan - Dekopin/Dekopinwi l/Dekopinda/Lapen kop Biaya Rp 29,5 Milliar

(8)

KELUARAN DAMPAK

5. Pengawasan dan pengenda- lian pelaksanaan diklat 6. Evaluasi kesadaran

berkoperasi dari 1 juta anggota 2. Mensinergikan kapasitas Lapenkopwil/da /UPTD Badiklatkop dan UKM dalam peningkatan kualitas anggota koperasi

1. Studi banding bagi pengelola dan instruktur Lapenkopda/UPTD Badiklatkop dan UKM 2. Optimalisasi

sumberdaya Lapenkopda/UPTD Badiklatkop dan UKM 3. Meningkatkan koordinasi dengan Pemda dalam peningkatan kualitas anggota koperasi 3. Mengem-bangkan program pengendalian pelaksanaan kegiatan Lapenkopwil/da /UPTD Badiklatkop dan UKM 1. Menyusun program pengendalian pelaksanaan kegiatan Lapenkopda/UPTD Badiklatkop dan UKM 2. Koordinasi aplikasi

pengendalian pelaksanaan diklat dengan pihak Lapenkop Pusat 3. Melakukan evaluasi

kinerja

lapenkopda/UPTD Badiklatkop dan UKM bersama lapenkop Pusat

(9)

KELUARAN DAMPAK 1. Mengembangkan sistem rekruitmen berdasarkan prestasi dan wilayah 1. KEPMEN tentang Juknis tentang Fasilitasi pengembangan SDM Koperasi melalui beasiswa Perguruan Tinggi

2. Surat Edaran Menteri kepada Gubernur dan Bupati/Walikota

1. Sosialisasi KEPMEN 2. Penyusunan instrumen

seleksi 3. Pelaksanaan seleksi dan

penetapan calon 4. Koordinasi pihak terkait

dalam pelaksanaan seleksi

- Lintas Deputi, Es. I - Pemda/Dinas Koperasi - Dekopin/Wil/Da - Ikopin Biaya Rp. 15 Milliar 2. Mengembangkan sistem Pembiayaan beasiswa pendidikan

1. Menyusun desain sistem pembiayaan beasiswa pendidikan

2. Alokasi beasiswa 3. Koordinasi dengan

stakeholder (Pemda, Gerakan Koperasi, Badan Usaha lainnya) 5. Beasiswa D3/ S1 bagi 1000 orang pengelola/ kader koperasi di IKOPIN dan atau perguruan tinggi setempat yang mengembang-kan pendidimengembang-kan perkoperasian 1. Kepmen 2. Sosialisasi 100% Propinsi 3. Fasilitasi 50% kab/kota 4. Monitoring dan evaluasi 100% Propinsi 1. 100% Propinsi 2. 50% Kab/Kota memiliki kader koperasi dengan pendidikan D3/S1 koperasi 3. 1000 orang kader koperasi berderajat D3/S1 3. Mengembangkan sistem pengawasan dan pengendalian

1. Menyusun disain sistem pengawasan dan pengendalian 2. Melaksanakan sistem pengawasan dan pengendalian bersama Gerakan Koperasi, Dekopin.

(10)

KELUARAN DAMPAK 1. Menyiapkan 2000 fasilitator/ motivator Kewirausahaan dengan memanfaatkan SDM BDS Koperasi, LSM, Perguruan Tinggi, UPTD dan Asosiasi dunia usaha 1. Kepmen Fasilitasi 2. SKB Depnakertrans 3. SKB Perbankan 4. Perda setempat yang

berkaitan dengan pengaturan usaha kecil 5. Kebijakan yang berkaitan dengan pengaturan lingkungan 1. Menetapkan kriteria fasilitator dan penyusunan juknis

2. Pengembangan wirausaha baru (diklat, magang, pendampingan dan inkubasi) 3. Sosialisasi Juknis 4. Seleksi dan implementasi

juknis

- Lintas Sektoral - Lintas Dep & Es I - Pemda - Pihak Perbankan - Asosiasi dunia usaha Sumber wirausaha baru: - masyarakat umum - putus sekolah - lulusan sekolah/PT - Eks PHK - Anggota koperasi non bisnis Biaya Rp. 29 Milliar 2. Memberikan kesempatan usaha secara luas sesuai dg potensi wilayah lokal

1. Pemetaan Kebutuhan dan jenis usaha yang potensial di wilayah

2. Penciptaan kerjasama antar Pemda potensial untuk mewujudkan wirausaha baru

3. Penyusunan rencana tindak untuk melaksanakan kerjasama

4. Melaksanakan rencana tindak

5. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kerjasama 6. Mewujudkan 6

juta unit usaha baru di Indonesia 1. Kepmen dan SKB 2. Koordinasi lintas instansi 3. Sosialisasi 100% Kab/Kota 4. Fasilitasi 2000 motivator wirausahaan 5. Monitoring dan evaluasi 100% Kab/Kota 20.000 unit UKM baru yang formal

3. Memberikan bantuan perkuatan dan insentif

1. Mengembangkan sistem

pembiayaan usaha bagi wirausaha baru 2. Memberikan bantuan

perkuatan dibidang produksi, pemasaran dan teknologi serta SDM nya

(11)

KELUARAN DAMPAK

dukungan dari lembaga-lembaga asing terkait 4. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan bantuan perkuatan dan insentif 4. Menyiapkan ketentuan- ketentuan pemihakan (advokasi) yang efektif

1. Mengkaji ulang berbagai peraturan yang dianggap tidak mendukung penciptaan wirausaha baru 2. Sosialisasi ketentuan-ketentuan pemihakan bekerjasama dengan pihak terkait 5. Melakukan pembinaan melalui sektor/komoditi/ kelompok

1. Melakukan evaluasi proses pembentukan kelompok di masing- masing

sektor/komoditi per wilayah 2. Pemetaan kelompok

berdasarkan sektor/komoditi 3. Aplikasi pendampingan

kelompok dan Bintek usaha kelompok 4. Evaluasi efektivitas kelompok 7. Mewujudkan 5 (lima) inkubator wilayah pada 5 (lima) wilayah yang berbeda 1. Kepmen, SKB dan MoU 2. Koordinasi lintas instansi 3. Sosialisasi 100% Propinsi 5 (lima) Inkubator wilayah yang efektif menumbuhkan UKM formal 1. Mensinergikan pihak-pihak terkait dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia 1. Kepmen tentang Juknis Pengembangan Inkubator Wilayah 2. Keputusan bersama

Menegkop dan UKM dengan Gubernur tentang

pengembangan inkubator wilayah

1. Konsolidasi dan revitalisasi kelembagaan inkubator KUMKM di lima wilayah 2. Koordinasi lintas pelaku dalam pengembangan usaha di wilayah inkubator

- Pemda/Dinas Koperasi - Perbankan - Deperindag - Depnakertrans - Lintas pelaku terkait Biaya Rp 15 Milliar

(12)

KELUARAN DAMPAK 3. MoU pemanfaatan bantuan program kerjasama dg luar negeri 2. Mengembangkan pola dan standar operasional inkubator wilayah

1. Penyusunan Juknis pola & standar operasional inkubator wilayah 2. Pengawasan dan

Pengendalian Sosialisasi Juknis pola & standar inkubator wilayah 3. Pengendalian dan evaluasi

operasionalisasi inkubator wilayah 3. Memperkuat jaminan dan ke pastian pasar bagi inkubator wilayah 1. Melaksanakan program asistensi dan pendampingan inkubator wilayah

2. Promosi Produk Inkubator 3. Optimalisasi peranserta masyarakat dalam sosialisasi 4. Meningkatkan kompetensi pengelola dan kualitas pengelolaan inkubator wilayah

1. Diklat Pengelola inkubator 2. Studi banding 3. Optimalisasi peranserta masyarakat 4. Monitoring dan evaluasi 5 Propinsi 5. Fasilitasi 5 inkubator wilayah 5. Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pengembangan 1. Menyusun sistem monitoring dan evaluasi pengembangan inkubator wilayah

(13)

KELUARAN DAMPAK

inkubator

wilayah 2. Pembentukan team evaluasi 3. Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi pengembangan inkubator wilayah 8. Terwujudnya optimalisasi program bantuan perkuatan KUKM prioritas 1. Kepmen 2. Koordina-si 100% Kab/Kota 3. Sosialisas i 100% Kab/Kota 4. Fasilitasi 60% Kab/Kota 5. Monitorin g dan evaluasi 60% Kab/Kota 1. 100% propinsi 2. 60% kab/kota memiliki KUKM berdaya saing ekspor dan pasar nasional 1. Menyusun program dukungan perkuatan melalui diklat 1. Keputusan Menteri tentang Pedoman Diklat KUKM 2. Pedoman Kurikulum

dan silabi dalam rangka pemberdayaan KUKM (KEPMEN) 3. Perda-perda yang terkait dengan ketentuan 1. Pelaksanaan identifikasi dan pengelompokkan kebutuhan pelatihan 2. Menyusun desain diklat

sesuai dengan hasil identifikasi 3. Pelaksanaan program diklat

teknis terkait sebanyak 3000 orang

4. Evaluasi hasil diklat

- Dinas Koperasi Propinsi/Kab/Kota - Depdiknas, Depnaker, BSN - Perguruan Tinggi/BDS/ Lembaga Diklat Biaya Rp 4,5 Milliar 2. Memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya pengembangan dukungan perkuatan 1. Mengembangkan program-pro gram dukungan perkuatan di luar diklat (pendampingan, magang kunjungan, bintek) 2. Pelaksanaan dan evaluasi

hasil program-program dukungan 3. Mengembang-kan sistem pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pengembangan SDM yang mendukung

1. Menyusun desain sistem pengawasan dan

pengendalian pelaksana- an program dukungan perkuatan di luar diklat 2. Melakukan evaluasi

terhadap aplikasi sistem pengawasan dan

(14)

KELUARAN DAMPAK bantuan perkuatan pengendalian 9. Pengembang-an workshop di lingkungan pesantren sebagai basis penciptaan calon wirausaha baru pada 90 pesantren 1. Kepmen 2. Koordina-si 100% Kab/Kota 3. Sosialisa-si 100% Kab/Kota 4. Fasilitasi 60% Kab/Kota 5. Monito-ring dan evaluasi 60% Kab/Kota 1. 100% propinsi 2. 50% Kab/ kota memiliki workshop untuk melahirkan wirausaha baru 1. Membangun workshop di lingkungan pondok pesantren 2. Mengembang-kan sistem manajemen pengelola workshop 3. Memberikan pembekalan pada pengelola workshop 4. Menginventarisir pesantren yang sudah memiliki tingkat pendidikan Aliyah/sederajat 1. SKB Menegkop dan UKM dengan Menteri Agama serta Menakertrans 2. Kepmen tentang Juknis pengembangan workshop di lingkungan pesantren 1. Koordinasi, perencanaan dan persiapan 2. Penyusunan Juknis pengembangan workshop di lingkungan pesantren 3. Identifikasi dan seleksi

pesantren

4. Menyusun prototype dan desain workshop 5. Pemberian bantuan dana

pembangunan workshop 6. Pemberian bantuan dana

pengadaan sarana workshop

7. Penyusunan manajemen pengelolaan workshop 8. Pembinaan dan supervisi 9. Monitoring dan evaluasi

- Departemen Agama - Departemen

Tenaga Kerja dan Transmigrasi - MUI - Deputi terkait - Pesantren akan menjadi sumber penumbuhan dan penciptaan calon wirausahawan baru yang tidak ada habis-habisnya (berkesinambun gan). Konsep ini memiliki keunggulan sebagai tempat mengembang-kan calon wirausaha baru - Peserta BLK harus datang ke tempat workshop, sedangkan di pesantren, peserta ada di lingkungan workshop 10. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemberyaan ekonomi rakyat 1. Kepmen 2. Koordina-si 100% Kab/Kota 3. Sosialisas i 100% Kab/Kota 4. Fasilitasi 60% Kab/Kota 5. Monito-1. 100% propinsi 2. 50% Kab/ kota memiliki forum pemberdaya-an ekonomi rakyat 1. Mengembang kan forum pemberdayaan ekonomi rakyat 2. Mengoptimalkan forum-forum yang sudah ada agar lebih menambah muatan ruang lingkup tugasnya Kepmen tentang Pengembangan forum pemberdayaan ekonomi rakyat 1. Menyusun pedoman pengembangan pembentukan forum pemberdayaan ekonomi rakyat 2. Penyusunan pedoman operasional forum 3. Sosialisasi tentang pentingnya forum pemberdayaan ekonomi Seluruh stakeholder pemberdayaan ekonomi rakyat, pusat, propinsi, Kab/Kota - Selama ini, masyarakat masih lebih banyak sebagai objek dalam penentuan kebijakan pemberdayaan ekonomi rakyat. - Instansi seakan

(15)

KELUARAN DAMPAK ring dan evaluasi 60% Kab/Kota dengan pemberdayaan ekonomi rakyat 3. Mendorong masyarakat agar ikut juga dalam merumuskan kebijakan pemberdayaan ekonomi rakyat

rakyat

4. Bimbingan dan supervisi 5. Monitoring dan evaluasi

mengetahui segala apa yang diperlukan masyarakat - Domain masyarakat belum diaktifkan sehingga perlu diaktifkan dalam wadah “Forum” agar ketiga domain menjadi bersinergi

Referensi

Dokumen terkait

Diakses pada tanggal 19 Februari 2015 dari

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Secara keseluruhan untuk variabel literasi penyusunan anggaran berdasarkan rata-rata dari jawaban responden pada tabel 1 dapat dijelaskan bahwa pengelola UM- KM di

Dalam sebuah perusahaan, kerap terlihat adaanya suatu aktivitas yang berkaitan dengan data,  proses,  maupun  teknologi,  yang  bukan  merupakan  tulang  punggung 

[r]

Praktik komunitas sebagai pemberi pelayanan dan aktif dalam seluruh proses perubahan berbaur dalam lingkungan masyarakat, menggali berbagai permasalahan kesehatan

perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari bagian luar dasar wadah (yang.. bersentuhan dengan nyala api) menuju bagian dalam dasar

dengan pendekatan supervisi klinis yang dilakukan oleh guru pamong pada SMK.. Teknologi di Sulnatera barat berada dalam criteria tinggi, di atas rata-rata