• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Matriks dan Invers Matriks Onggo Wiryawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Determinan Matriks dan Invers Matriks Onggo Wiryawan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Matematika Lanjut 1

(2)

Setiap matriks persegi atau bujur sangkar

memiliki nilai determinan

Nilai determinan

skalar

Matriks

Singular

= Matriks yang determinannya

bernilai 0

(3)

Misalkan A suatu matriks bujursangkar

Determinan dari A dinotasikan

det(A)

|A|

Untuk matriks ordo 2×2

Misal

𝐴 =

𝑎

𝑎

11

𝑎

12

21

𝑎

22

Maka

det A = 𝐴 =

𝑎

𝑎

11

𝑎

12

(4)

Contoh

Misal

𝐴 = 2

−5

−3

9

Maka

det A = 𝐴 = 2

−3

−5

8 = 2 ⋅ 8 − −3 ⋅ −5 = 1

(5)

Untuk matriks ordo 3×3 (Metode Sarrus)

12

21

33

11

23

32

13

22

31

32

21

13

31

23

12

33

22

11

)

det(

A

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

(6)

Contoh

det(A) = |A| =

= [(-2·1 ·-1) + (2 ·3 ·2) + (-3 ·-1 ·0)]

(-3

·1 ·2)

(-2 ·3 ·0)-(2 ·-1 ·-1)

= 2 +12+0+6-0-2

= 18

Determinan & Invers - Onggo Wr

6

1

0

2

3

1

1

3

2

2

(7)

Definisi 1:

Minor

Misal A

n×n

MINOR unsur a

ij

adalah determinan

yang berasal dari determinan orde ke-n tadi

dikurangi dengan baris ke-i dan kolom ke-j.

Dinotasikan dengan M

ij

Contoh Minor dari elemen a

11

(8)

Minor-minor dari Matrik A

3×3

(9)

Definisi 2:

Kofaktor

Misal A

n×n

KOFAKTOR dari baris i dan kolom

ke-j dituliskan dengan

Dinotasikan dengan c

ij

Contoh

Kofaktor dari elemen a

23

23

23

3

2

23

(

1

)

M

M

(10)

Determinan dari suatu matriks sama dengan

jumlah perkalian elemen-elemen dari

sembarang baris atau kolom dengan

kofaktor-kofaktornya

(11)

Contoh:

Determinan Matriks A dengan metode

ekspansi

kofaktor baris pertama

(12)

Contoh:

Determinan Matriks A dengan metode

ekspansi

kofaktor baris kedua

|A|

Determinan & Invers - Onggo Wr

12

(13)

Contoh:

Determinan Matriks A dengan metode

ekspansi

kofaktor kolom pertama

(14)

Teorema

Misalkan A adalah matriks bujursangkar

Jika A memiliki satu baris nol atau kolom nol,maka

det(A) = 0

det(A) = det (

A

T

)

Teorema

Jika A adalah matriks segitiga

n

n

(segitiga atas,

segitiga bawah atau diagonal), maka det(

A

) adalah

perkalian entri-entri pada diagonal utamanya

det(

A

) =

a

11

a

22

...

a

nn

(15)

Teorema

Misalkan A adalah matriks bujursangkar

Jika B adalah matriks yang dihasilkan dari

perkalian suatu

baris atau kolom dengan skalar

k ≠ 0 maka

det(B) = k det(A)

Jika B adalah matriks yang dihasilkan dari

pertukaran dua

baris atau kolom

dari A maka

det(B) = –det(A)

Jika B adalah matriks yang dihasilkan ketika

suatu baris

ditambahkan dengan kelipatan baris lain

atau suatu kolom

ditambahkan dengan kelipatan kolom lain dari A, maka

(16)

Contoh

Determinan & Invers - Onggo Wr

16

11

12

13

11

12

13

21

22

23

21

22

23

31

32

33

31

32

33

ka

ka

ka

a

a

a

a

a

a

k a

a

a

a

a

a

a

a

a

11

12

13

11

12

13

31

32

33

21

22

23

21

22

23

31

32

33

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

 

11

31

12

32

13

33

11

12

13

21

22

23

21

22

23

31

32

33

31

32

33

a

ka

a

ka

a

ka

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

(17)

Teorema

Misal

E

adalah matriks elementer ordo

n

n

,

Jika

E

dihasilkan dari suatu baris

I

n

dikali

k

,

maka det(

E

) =

k

Jika

E

dihasilkan dari pertukaran dua baris

pada

I

n

, maka det(

E

) =

1

Jika

E

dihasilkan dari suatu baris ditambah

kelipatan baris lain di

I

(18)

Contoh

Determinan & Invers - Onggo Wr

18

1

0

0

0

1

0

2

0

0

2

1

0

0

0

0

1

1

0

1

0

 

1

2

0

0

1

0

1

0

0

1

(19)

Teorema

Jika

A

adalah matriks bujursangkar

dimana terdapat dua baris atau dua

kolom yang

saling berkelipatan

, maka

(20)

Contoh

Determinan & Invers - Onggo Wr

20

1

3 0

2

4

1

5

2

2

A

 

1

3 0

2

4

1

5

2

2

2

2

1

B

B

1

3

0

0

2

1

5

2

2

3

5

1

B

B

1

3

0

0

2

1

0

13

2

1

2

1

3

0

2 0

1

0 13

2

B

3

13

B

2

17

( 2)(1)(1)

17

2

 

 

=

1

2

17

2

1

3

0

2 0

1

0

0

(21)

Contoh

1

0

0

3

2

7

0

6

0

6

3

0

7

3

1

5

A

1

0

0

3

2

7

0

6

0

6

3

0

7

3

1

5

4

3

1

C

C

1

0

0

0

2

7

0

0

(1)(7)(3)( 26)

546

0

6

3

0

7

3

1

26

 

(22)

Teorema

Jika A dan B adalah matriks bujursangkar

dengan ukuran sama, maka

det(AB) = det(A).det(B)

Teorema

Jika A invertible, maka

Determinan & Invers - Onggo Wr

22

1

1

det(

)

det( )

A

A

(23)

Definisi

Jika A

n

n

, C

ij

kofaktor dari a

ij

, maka

disebut

matriks kofaktor

dari A.

Transposenya disebut matriks

Adjoin

dari A,

ditulis

Adj(A)

.

11

12

1

21

22

1

2

n

n

n

nn

C

C

C

C

C

C

C

C

(24)

Contoh

Kofaktor dari A

C

11

= 12,

C

21

= 4,

C

31

= 12,

C

12

= 6,

C

22

= 2,

C

32

=

10,

C

13

=

16,

C

23

= 16,

C

33

= 16

Maka matriks kofaktor dari A adalah

Determinan & Invers - Onggo Wr

24

3

2

1

1

6

3

2

4

0

A

 

12

6

16

4

2

16

12

10

16

12

4

12

Adj( )

6

2

-10

-16 16

16

A

 

(25)

Teorema

Jika A adalah matriks invertible, maka

Teorema (Aturan Cramer)

Jika

A

x

=

b

adalah spl dengan

n

peubah, det(

A

) ≠

0 maka spl mempunyai solusi tunggal

dimana

A

i

adalah matriks

A

dengan kolom ke-

i

diganti dengan

b

1

1

Adj( )

det( )

A

A

A

det( )

det( )

i

i

A

x

A

(26)

Contoh

Tentukan solusi dari spl

2𝑥

1

− 3𝑥

2

= 6

4𝑥

1

+ 𝑥

2

= 25

Jawab

𝐴𝒙 = 𝒃

2 −3

4

1

𝑥

𝑥

1

2

= 6

25

(27)

Matriks

Kofaktor

dari A adalah =

1 −4

3

2

Adjoin

A adalah Kofaktor

T

=

1

3

−4 2

Determinan A =

𝐴 = 2 −3

4

1 = 2 −

(28)

Definisi

Misal A

n

×

n

, maka A

-1

disebut

invers matriks

dari A jika

𝐴 ∙ 𝐴

−1

= 𝐴

−1

𝐴 = 𝐼

untuk I = matriks identitas ordo n

×

n.

Teorema

Misal matriks A dan B invertibel (punya

invers).

𝐴𝐵

−1

= 𝐵

−1

𝐴

−1

(29)

Teorema

Misal matriks A invertibel

(30)
(31)

Rahmi Rusin, Determinan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari sengketa ini dapat disimpulkan bahwa prinsip yurisdiksi teritorial dapat pula berlaku terhadap kejahatan yang dilakukan tidak hanya di wilayah negara yang bersangkutan, tapi

Manakala dari sudut undang-undang prosedur pula, Geran Probet tidak terpakai ke atas orang Islam berdasarkan peruntukan yang telah termaktub di dalam Akta Probet

/elain tersebut ada juga golongan *bat 7ajib Apotik (*7A), <aitu obat keras yang dapat diperoleh di apotik tanpa resep dan harus diserahkan oleh Apoteker pengelola apotik..

Apabila dikaitkan dengan risiko operasional, maka pengaruh BOPO terhadap risiko operasional adalah positif, menurunnya BOPO menunjukkan penurunan biaya operasional lebih

Data transaksi usaha adalah keterangan atau data atau dokumen transaksi pembayaran yang menjadi dasar pengenaan pajak yang dilakukan oleh masyarakat/subjek pajak kepada

Perbandingan karakteristik mi basah jagung optimal dengan mi basah terigu (mi matang) menunjukkan bahwa mi basah matang jagung memiliki nilai kekerasan, kelengketan, dan

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) seberapa besarkah kesalahan pemakaian huruf kapital, penulisan kata, dan pemakain tanda baca dalam karangan narasi yang

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai pengetahuan kelompok kontrol dan kelompok WPSLangsung dengan modul role play ( p =0,089) dan