• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMA. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMA. docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA GASING DENGAN MENGGUNAKAN BANTUAN ALAT PERAGA MATEMATIKA

Dian Ayu Setia Ningrum Universitas Negeri Semarang

dianayu136@gmail.com

ABSTRAK

Sebagai seorang calon pendidik, kita harus mampu menciptakan sebuah strategi pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Misalnya dengan menggunakan beberapa strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan peserta didik. Selain itu, pendidik juga harus mampu menyediakan alat peraga pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan sekaligus memberikan pengetahuan bagi perkembangan peserta didik. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan bagi peserta didik yaitu strategi pembelajaran gasing. Gasing merupakan akronim dari gampang, asyik, dan menyenangkan. Matematika gasing adalah suatu strategi pembelajaran matematika yang diciptakan dan dikembangkan pada tahun 1996 oleh Prof. Yohanes Surya Ph.D, agar matematika dapat dipelajari dan diajarkan secara gampang, asyik dan menyenangkan. Strategi pembelajaran gasing mengajarkan bagaimana berfikir seperti seorang matematikawan dalam menyelesaikan soal-soal matematika dengan pendekatan logika dan hampir tanpa rumus, karena strategi pembelajaran gasing ini menggunakan metode logika biasa berdasarkan konsep dasar matematika dan kemampuan hitung dasar matematika yang meliputi tambah, kurang, bagi, dan kali, sehingga peserta didik dapat mengerjakan soal dengan cepat dan benar. Jadi, strategi pembelajaran gasing melatih bagaimana mengungkapkan atau memecahkan berbagai persoalan matematika dengan logika kata-kata, sementara rumus bisa menyesuaikan setelahnya, strategi pembelajaran gasing ini dapat diterapkan salah satunya yaitu dengan menggunakan bantuan alat peraga.

(2)

PENDAHULUAN

Dewasa ini matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap menakutkan, sulit, dan membosankan oleh banyak peserta didik. Kebanyakan peserta didik sudah merasa benci terlebih dahulu terhadap matematika sebelum mempelajarinya, sehingga rasa malas dan takutpun sudah mendominasi, bahkan tak jarang pendidik pengampu pelajaran matematika pun ikut imbasnya dianggap sebagai momok oleh peserta didik.

Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan pencapaian pembelajaran sekaligus menghilangkan citra buruk mata pelajaran matematika di mata peserta didik. Pendidik harus dapat memberikan pembelajaran yang mudah, asik, dan menyenangkan, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik. Permasalahan yang sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran adalah peserta didik kurang memahami pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik, hal ini salah satunya disebabkan oleh cara mengajar pendidik yang monoton sehingga peserta didik menjadi bosan dan malas untuk belajar. Oleh karena itu pendidik harus dapat memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, yang dapat membantu peserta didik memahami matematika khususnya dengan menggunakan alat peraga secara lebih mudah dan menyenangkan. Selain itu

pembelajaran juga harus sesuai dengan perkembangan peserta didik dan materi yang akan disampaikan sehingga permasalahan ini dapat teratas

Berdasarkan hal-hal yang diungkapkan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut: (1) Apakah strategi pembelajaran gasing efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis peserta didik?, (2) Apakah alat peraga dapat membantu meningkatkan kemampuan pemahaman matematis peserta didik?

Mengacu pada rumusan masalah yang tertera di atas, maka tujuan dari penulisan artikel konseptual ini adalah:

(1) Mengetahui keefektifan strategi pembelajaran gasing untuk meningkatkan pemahaman matematis peserta didik; (2) Mengetahui peranan alat peraga dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematis peserta didik.

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan artikel konseptual ini adalah metode studi pustaka, yaitu penulis mengambil data dari buku-buku maupun internet.

PEMBAHASAN

(3)

science). Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Sugiarto (2013:13) menyatakan bahwa matematika merupakan disiplin ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam barbagai disiplin dan menunjukkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa mendatang maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Sedangkan Mochammad Sinar Dinarga,dkk (2004:115) menyatakan bahwa matematika merupakan pola berpikir yang kekuatannya terletak pada abstraksi. Kekhasan matematika adalah kemampuannya dalam memecahkan masalah secara logis dan analitis.

Matematika selalu memiliki hubungan dengan disiplin ilmu yang lain untuk pengembangan keilmuan. Bagi pendidik, dengan memahami hakekat definisi dan deskripsi matematika

sebagaimana tersebut di atas tentunya memiliki kontribusi yang besar untuk menyelenggarakan proses pembelajaran matematika secara lebih bermakna. Namun dewasa ini matematika sering dianggap sulit dan menjadi momok yang menakutkan oleh peserta didik. Oleh karena itu perlu dilaksanakan strategi pembelajaran yang menjadikan matematika sebagai pelajaran yang mudah dan menyenangkan, yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran gasing.

Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, trik, atau cara. Sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno (2007:3) menyatakan bahwa strategi belajar adalah sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Gasing merupakan akronim dari gampang, asyik dan menyenangkan. Matematika gasing adalah suatu pembelajaran pembelajaran matematika yang diciptakan dan dikembangkan pada tahun 1996 oleh Prof. Yohanes Surya agar matematika dapat dipelajari dan diajarkan secara gampang, asyik dan menyenangkan. Menurut Wiwik Wiyanti dan Nur Safitri

Wakhyuningsih dalam

(4)

RAPAN_MATEMATIKA_GASING_Gam pang_ASyIk_menyenaNGkan_PADA_MA TERI_PENJUMLAHAN_DUA_DIGIT_D ENGAN_DUA_DIGIT_UNTUK_SISWA _KELAS_1_SEKOLAH_DASAR_NEGE RI_CIHUNI_II_KELAPA_DUA_TANGE RANG Matematika gasing (gampang asik menyenangkan) adalah suatu cara belajar matematika secara gampang, asik, dan menyenangkan yang dilakukan secara langkah demi langkah untuk memperoleh suatu capaian atau hasil. Selama proses pembelajaran, siswa dikenalkan dengan benda‐benda konkret diarahkan ke simbol‐ simbol abstrak, dan kemudian mencongak sebagai bentuk dari evaluasi. Pembelajaran gasing mengajarkan bagaimana berfikir seperti seorang matematikawan dalam menyelesaikan soal-soal matematika dengan pendekatan logika dan hampir tanpa rumus, karena pembelajaran gasing ini menggunakan pembelajaran logika biasa berdasarkan konsep dasar matematika. Sehingga para pendidik tidak harus memberikan rumus-rumus yang akan membuat peserta didik pusing dan benci matematika. Jadi matematika gasing intinya adalah menyebarkan atau membuat matematika menjadi gampang dan menyenangkan untuk semua kalangan, tidak terbatas untuk kalangan-kalangan ber-IQ tinggi saja. Dengan kata lain, matematika gasing menjembatani sehingga matematika yang dulunya

merupakan suatu hal yang menyeramkan menjadi tidak menyeramkan dan menyenangkan yaitu dengan cara tidak memperlihatkan rumus-rumus. Jadi pembelajaran ini melatih bagaimana mengungkapkan atau memecahkan berbagai persoalan matematika dengan logika kata-kata, sementara rumus bisa menyesuaiakan setelahnya.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Yohanes Surya, untuk membuat matematika itu gampang, asyik dan menyenangkan (Gasing) beberapa hal perlu diperhatikan:

1. Hindari matematika yang sulit, kalau perlu cari alternatif solusi yang menggunakan matematika lebih sederhana;

2. Manfaatkan pengertian konsep matematika yang benar dan lebih menekankan pada logika

dibandingkan dengan

menggunakan rumus-rumus turunan;

3. Gunakan angka-angka yang mudah dan bulat seperti 1 , 2 , atau 10 ketika sedang mengajarkan konsep melalui berbagai contoh soal; 4. Hindari angka-angka koma atau

pecahan agar konsentrasi siswa tidak disimpangkan dari solusi matematika ke solusi matematika; 5. Perbanyak dialog langsung dengan

(5)

konsep-konsep matematika yang baru diajarkan;

6. Minta mereka mengeluarkan pendapatnya untuk menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan konsep yang diberikan; dan 7. Perbanyak eksperimen dan

demonstrasi matematika sehingga tiap murid menikmati asyiknya matematika dan mereka bisa merasakan bahwa matematika itu sungguh menyenangkan.

Strategi pembelajaran gasing ini dapat diterapkan salah satunya yaitu dengan menggunakan alat peraga, penggunaan alat peraga akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran matematika yang disampaikan oleh pendidik sehingga mata pelajaran matematika akan menjadi gampang, asik, dan menyenangkan.

Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari "medium" yang secara harfiyah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik agar terjadi proses belajar.

Pupuh Fathurrohman dan Sobry sutikno (2007:65) menyatakan bahwa media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik. Sementara itu, Media pendidikan yaitu media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun alat peraga merupakan bagian dari media pendidikan. Alat peraga pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.

Manfaat alat peraga dalam proses pembelajaran matematika menurut Milon

Wonda dalam

(6)

didapatkan peserta didik akan sangat membantu dalam mendasari konsep-konsep yang abstrak. Oleh karena itu benda-benda nyata dan benda-benda yang dimanipulasi akan sangat membantu peserta didik dalam belajar matematika. pembelajaran matematika gasing dengan menggunakan bantuan alat peraga efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran matematika dan dapat mengubah pola pikir peserta didik yang sebelumnya menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit menjadi mudah dan menyenangkan.

Dalam hal ini, sebaiknya pendidik mulai menerapkan strategi pembelajaran matematika gasing dengan menggunakan bantuan alat peraga dalam proses belajar mengajar di sekolah, karena dengan menggunakan alat peraga peserta didik akan lebih mudah menerima dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik karena peserta didik mampu menemukan konsep sendiri saat menggunakan alat peraga.

DAFTAR PUSTAKA

Dinarga, Mochammad Sinar.2004.

Jurusan Apa Buat

Kamu?.Yogyakarta: ANDI.

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno.2007.Strategi Belajar Mengajar.Bandung: PT Refika Aditama. diakses pada 18 november 2014. Wiyanti, Wiwik dan Nur Safitri

Wakhyuningsih. 2013.

Penerapan Matematika Gasing

(Gampang, Asyik,

(7)

Dalam Meningkatkan

Kemampuan Pemahaman

Matematika Untuk

Pembelajaran Konsep Bilangan Bulat Siswa Sekolah Dasar. (Online).

Referensi

Dokumen terkait

Muna Tahun Anggaran 2015, maka perusahaan tersebut di atas diundang untuk mengikuti tahap pembuktian kualifikasi yang akan dilaksanakan pada :. Hari/tanggal : Kamis, 12

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surakarta dalam menindak aksi vandalisme terhadap ruang publik di

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, galeri adalah bangunan atau ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk pameran hasil karya seni atau juga dapat berfungsi tempat

1) Paternalisme ( Paternalism ), dimana dalam tipe ini hubungan antara komunikator dengan audience seperti hubungan antara ayah dengan anak dimana komunikator menganggap

The poultry company can access all the data entered by cage boys and poultry field instructor staff as well as registered new breeder partners. Use Case Diagram for

1) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal. 2) Keuntungan yang diperoleh perseroan,

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Dilaksanakan atas dasar Surat Tugas Ketua LPM Universitas Jember

Sumaryanti (2007: 514) menjelaskan bahwa, konfersi tingkah laku pada aktivitas fisik sesuai dengan usia kronologis dengan tunagrahita sedang, yaitu: usia