• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perkembangan Teori Manajemen makalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Perkembangan Teori Manajemen makalah "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Hilma Nurzakia Arrohaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Disadari atau tidak manajemen telah hadir dalam kehidupan manusia sejak tumbuhnya kebutuhan untuk bekerja sama mencapai tujuan. Apapun dasar dari kerja sama tersebut, namun sejarah membuktikan bahwa manajer sudah hadir sejak manusia memutuskan untuk memposisikan sebagian dari yang lain sebagai bawahannya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Rekam jejak sejarah kuno bangsa Roma dan Mesir misalnya, menunjukkan adanya pengorganisasian dalam pembangunan kuil atau istana yang dilakukan oleh penguasa pada para budaknya. peninggalan fisik tersebut menggambarkan adanya aktifitas yang teratur dan bertahap di masa lalu yang saat ini dinamakan manajemen.

Sekalipun praktek manajemen sudah dilakukan sangat lama, namun sebagai kajian ilmiah yang terus dikembangkan, teori manajemen baru dimulai pada abad ke 20 atau pada tahun 1950-an. Sejumlah pendekatan atau mashab, atau gerakan, atau sudut pandang, telah dikembangkan untuk menjelaskan hakikat dari konsep, teori, dan teknik yang mendasari praktik manajemen.

Dalam manajemen, dikenal dua pendekatan untuk mengkaji beberapa sumber daya yang tergolong ke dalam kelompok statis. Teori atau pendekatan tersebut terbagi menjadi dua, yakni, pendekatan manajemen sains atau dapat disebut dengan manajemen ilmiah, dan manajemen perilaku. Manajemen ilmiah terdapat pada aliran klasik, sementara manajemen perilaku berada di sub pokok bahasan yang berbeda.

(2)

Hilma Nurzakia Arrohaya 2 1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah terciptanya pendekatan manajemen sains ? 2. Bagaimana langkah – langkah pendekatan manajemen sains ? 3. Apa saja penerapan dari pendekatan manajemen sains ? 4. Apa saja penilaian dari pendekatan manajemen sains ?

5. Bagaimana sejarah terciptanya pendekatan manajemen perilaku ? 6. Bagaimana langkah – langkah pendekatan manajemen perilaku ?

7. Siapakah kontributor dalam pendekatan manajemen perilaku itu sendiri ? 8. Apa saja penilaian dari pendekatan manajemen perilaku ?

1.3Tujuan Makalah

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengidentifikasi permasalahan mengenai perbedaan pendekatan manajemen sains dan pendekatan manajemen perilaku, kemudian didapat sebuah kesimpulan yang dapat diharapkan menjadi sedikit ilmu pengetahuan tambahan bagi pembaca.

1.4Manfaat

(3)

Hilma Nurzakia Arrohaya 3 BAB 2

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Pendekatan Manajemen Sains

Manajemen sains merupakan salah satu bagian dari aliran manajemen kuantitatif. Aliran manajemen kuantitatif mulai tumbuh dan berkembang setelah perang dunia kedua. Dalam peperangan yang terkait dengan Amerika Serikat dan Inggris, para petinggi militer mereka memerlukan para pekerja pemerintah dan ilmuwan untuk memberikan masukan bagaimana agar penggunaan sumber daya militer dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien. Sejalan dengan semakin kompleksnya komputer elektronik, transportasi dan komunikasi, dan sebagainya, teknik-teknik riset operasi menjadi semakin penting sebagai dasar rasional untuk pembuatan keputusan. Prosedur-prosedur riset operasi tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science.

Aliran manajemen kuantitatif seringkali dirujuk sebagai manajemen ilmiah, meski dalam aliran ini kita masih bisa mengenali 3 fokus yang berbeda, yakni, management science, operation research, dan manajemen information sistem (MIS). Fokus utamanya pada proses-proses dalam manajemen yang menggunakan teknik-teknik matematika dan statistik. Maka dari itu, manajemen sains menggunakan prinsip model matematika dalam menyelesaikan seluruh persoalan manajemen.

Teknik Manajemen sains digunakan dalam kegiatan penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya. Penggunaan teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan.

Langkah-langkah pendekatan management sains biasanya adalah sebagai berikut : 1. Perumusan masalah

(4)

Hilma Nurzakia Arrohaya 4 4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.

5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.

6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.

Di antara contoh perspektif manajemen sains dengan menggunakan model matematika ini adalah sebagaimana yang dilakukan oleh Bank of England ketika mereka menentukan berapa banyak jumlah teller yang diperlukan oleh Bank of England di seluruh kantor cabang yang dimilikinya.Salah satu metode manajemen sains yang sekarang banyak digunakan adalah pendekatan Six Sigma yang mengadopsi model statistika untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

2.1.2 Pendekatan Manajemen Perilaku

Pendekatan manajemen perilaku (behavioral management perspective) justru menekankan pada pentingnya manajemen memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula manajemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada dalam organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik. Pendekatan manajemen perilaku banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep psikologi yang diaplikasikan dalam sebuah industri.

Munculnya perspektif manajemen perilaku disebabkan para manajer menemukan bahwa dengan pendekatan klasik, efisiensi produksi dan keselarasan kerja yang sempurna tidak dapat diwujudkan. Seringkali para bawahan kurang mengikuti pola perilaku yang rasional dalam mengoprasikan pekerjaannya.

Perkembangan pemikiran aliran perilaku terutama didorong oleh 3 sebab :

a) Memudarnya masa keemasan revolusi industri dengan produksi massalnya yang kemudian menyebabkan perekonomian mengalami Depresi Besar;

b) Pembentukan organisasi Serikat Buruh yang kemudian diakui haknya oleh Konstitusi AS;

c) Studi Hawthorne oleh Elton Mayo dan kawan-kawan.

(5)

Hilma Nurzakia Arrohaya 5 maka masa keruntuhan industri massal juga menjadi penyebab ditinggalkannya pendekatan tersebut (yang kemudian disebut sebagai aliran klasik). Seperti layaknya siklus kehidupan, produksi massal yang berlimpah akhirnya tak lagi mampu diserap oleh konsumen, padahal investasi yang sangat besar sudah terlanjur ditanamkan pada sektor industri, mengawali masa Depresi Besar yang melanda negara-negara industri pada tahun 1929. Banyak industri yang gulung tikar dan terpaksa melakukan PHK buruh secara besar-besaran karena stok barang yang menumpuk tak terbeli akibat suksesnya revolusi industri.

Masa depressi besar tersebut diikuti oleh pembentukan berbagai organisasi buruh yang merasa hak-haknya terancam. Negara (AS) kemudian memberikan pengakuan atas hak mereka untuk membentuk serikat pekerja pada tahun 1935. Kondisi inilah yang akhirnya memunculkan kebutuhan adanya bagian Kepegawaian atau Human Relation dalam manajemen (yang sebelumnya umumnya hanya ada 3 bagian utama dalam struktur keorganisasian : Keuangan; Produksi dan Pemasaran) untuk menjembatani benturan kepentingan antara perusahaan dan karyawan.

Selain Depresi Besar dan tumbuhnya Serikat Buruh, hal lain yang mendorong munculnya aliran Behavioralist adalah studi yang dilakukan oleh Hawthorne (dengan tokohnya Elton Mayo).

Elton Mayo dan F.J. Roethlisberger melakukan studi tentang perilaku manusia dalam bermacam situasi kerja di pabrik Hawthorner milik perusahaan Western Electric dengan temuan bahwa kelompok kerja informal lingkungan sosial karyawan memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas.

McGregor memandang perlu adanya perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan dengan menjunjukan dua kategori manusia yaitu manusia X dan manjusia Y atau lebih dikenal dengan teori X dan teori Y. Manusia tipe X adalah manusia yang harus selalu diawasasi agar mau melakukan usaha dalam pekerjaan mereka. Sedangkan manusia Y sebaliknya, ia bersemangat bekerja sebagai kesempatan untuk mengaktualisasikan diri tanpa ada pengawasan sekalipun.

(6)

Hilma Nurzakia Arrohaya 6 dalam konteks organisasi. Diantara tokohnya adalah Abraham Maslow, Frederick Herzberg, Edgar Schein.

Aliran perilaku organisasi menganut prinsip bahwa:

1) Organisasi adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian perbagian.

2) Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan organisasi.

3) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip)

2.2 PEMBAHASAN

2.2.1 Penilaian Pendekatan Manajemen Sains

(7)

Hilma Nurzakia Arrohaya 7 2.2.2 Penilaian Pendekatan Manajemen Perilaku

Penekanan kebutuhan-kebutuhan sosial dalam pendekatan perilaku melengkapi

pendekatan klasik, sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas. Aliran hubungan manusiawi mengutarakan bahwa perhatian terhadap karyawan akan memberikan keuntungan. Sebagai tambahan, Mayo menekankan pentingnya gaya manajer dan oleh karenanya organisasi perlu merubah latihan manajemennya. Di samping itu, manajer diingatkan pentingnya perhatian terhadap proses kelompok untuk melengkapi perhatian terhadap masing-masing karyawan secara individual.

Teori pendekatan manajemen perilaku ini mengilhami para ilmuan perilaku manusia seperti Abraham, Maslow, dan McGregor untuk membahas lebih lanjut motivasi manusia.

Konsep “mahluk sosial” tidak menggambarkan secara lengkap individu-individu

(8)

Hilma Nurzakia Arrohaya 8 BAB 3

3. 1 KESIMPULAN

1) Pendekatan manajemen sains merupakan salah satu dari aliran manajemen kuantitatif . Pendekatan ini menggunakan prinsip model matematika. Penggunaan pendekatan ini telah memberikan kontribusi berharga bagi peningkatan produktivitas organisasi, terutama yang terkait dengan model pengambilan keputusan dan pengangkatan efisiensi. Namun, karena pendekatan ini merupakan pendekatan model, pendekatan ini memiliki keterbatasan, terutama jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa perilaku manusia dalam organisasi tidak mudah untuk dipahami dan dikuantifikasi.

(9)

Hilma Nurzakia Arrohaya 9 3.2 SARAN

Mengenai masalah dalam pendekatan manajemen ini, kunci keberhasilan untuk bermanajemen adalah untuk mengetahui bagaimana dan kapan untuk menerapkan secara tepat masing-masing pendekatan secara parsial atau simultan. Setiap sistem yang dibuat manusia pasti ada kekurangan dan kelebihannya, maka dari itu sebagai penulis alangkah baiknya sebelum melakukan apapun, sebelum membuat keputusan apapun yang sangat berpengaruh pada kepentingan pribadi bahkan golongan hendaklah dipikirkan sebelum-sebelumnya. Agar didapat keputusan yang lebih bagus lagi untuk mencapai tujuan yang kita inginkan dalam mencapai kesuksesan menjalankan sebuah perusahaan atau menjadi seorang manajer yang baik.

(10)

Hilma Nurzakia Arrohaya 10 DAFTAR PUSTAKA

Silalahi, Ulber. (2011). Asas-Asas Manajemen. Bandung: PT Refika Aditama.

Sule, Erni T dkk. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Handoko, T. Hani. (2001). Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Triana, Rochyati W. (2007). Azas Manajemen 1. Surabaya: FISIP UNAIR.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Industri pulp dan kertas telah diketahui sebagai penghasil limbah padat yang jumlahnya cukup besar yang berasal dari berbagai unit produksi yaitu dari unit penyediaan

pegangan yang baku. Namun demikian, perumusannya tetap penting untuk dirumuskan. Menurut Akhyar feminisme merupakan kajian atau paradigma sekaligus metodologi yang bertujuan

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Lingkungan Keluarga dalam penelitian ini sebagai berikut : (a) Cara Orang Tua Mendidik menunjukan bahwa Hasil penelitian dari cara orang tua mendidik adalah

Simpulan dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar dengan pendekatan etnomatematik Suku Dayak dapat meningkat- kan kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII

In this research, the writer used pre experimental study, to come closer to the students, giving another option to solve their problem in learning reading comprehension

hidupnya, khususnya ibunya sendiri. Bergabungnya sifat tersebut ke dalam kepribadiannya memungkinkan seorang laki-laki untuk mengembangkan sisi sensitif dari