VIII. Analisis dan Pembahasan
Percobaan yang telah dilakukan adalah percobaan analisis menggunakan spektroskopi serapan atom. Analisis ini menggunakan spektroskopi serapan atom merupakan analisis instrumen yang berdasarkan adanya interaksi berupa absorpsi radiasi elektromagnetik dari sumber radiasi oleh atom yang dianalisis dalam suatu sampel. Prinsip kerja AAS ialah ketika atom diberi energi yaitu energi termal (2300 0C) atau nyala, elektron terluar dari atom tersebut akan tereksitasi (terjadi perpindahan energi rendah menuju energi tinggi) dan selanjutnya teremisi (perpindahan dari energy/tinggi menuju rendah). Sumber radiasi berasal dari Lampu Katoda Berongga (Hollow Cathode Lamp / HCL) yang sesuai dengan atom unsur yang akan dianalisis. Pada saat elektron tereksitasi secara bersamaan, sumber cahaya dipancarkan dari lampu katoda. Elektron yang tereksitasi tersebut akan mengabsorpsi energi yang berasal dari sumber cahaya (lampu katoda). Besarnya energi yang diabsorpsi sebanding dengan jumlah atom tersebut. Teknik pengukuran ini dapat digunakan untuk menganalisis konsentrasi lebih dari 62 jenis unsur logam. Dalam hal ini, kadar Fe pada air sumur ditentukan dengan metode adisi standar.
Pertama, alat spektroskopi serapan atom dinyalakan dengan mematik api kedalam burner, kemudian nebulizer berupa selang kecil yang ada dalam alat tersebut dimasukkan dalam aqua d-min. Digunakan aqua d-min disebabkan apabila digunakan aquades yang mengandung mineral, dapat mengganggu proses analisis dalam spektroskopi serapan atom. Setelah itu, larutan standar Fe dengan konsentrasi 2, 6, 10, 15, dan 20 ppm dibaca absorbansinya dengan SSA pada panjang gelombang 248,3 nm. Dihasilkan absorbansi sebesar:
Standar Konsentrasi Absorbansi
Standar 1 2 ppm 0.014
Standar 2 6 ppm 0.031
Standar 3 10 ppm 0.049
Standar 4 15 ppm 0.066
Pada saat larutan standar dengan berbagai konsentrasi dianalisis, dalam
alat spektroskopi serapan atom terjadi atomisasi. Dimana, proses atomisasi kali ini menggunakan nyala, digunakan gas pembakar untuk memperoleh energi kalor sehingga didapatkan atom bebas dalam keadaan gas. Atomisasi pada SSA berfungsi untuk mengubah fasa sampel menjadi gas, sehingga terbentuk atom netral. Diperlukan nyala dengan suhu tinggi yang akan menghasilkan atom bebas. Untuk alat SSA dengan sistem atomisasi nyala ini digunakan campuran gas asetilen-udara. Nyala udaraa-asitilen mempunyai transmitan rendah pada daerah panjang gelombang yang pendek. Proses atomisasi sendiri akan dimulai dari burner yang memiliki fungsi sebagai tempat pencampuran gas asetilen dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat konsentrasi logam yang diukur. Dalam pencampuran gas akan dihasilkan atom-atom netral. Atom tersebut akan dikenai cahaya yang dipancarkan oleh
Hollow Cathoda Lamp. Atom logam yang ditembak sinar Hollow Cathoda Lamp akan mengalami eksitasi setelah mendapat energi dari sinar tersebut. Elektron yang tereksitasi tersebut akan mengabsorpsi energi yang berasal dari sumber
Dihasilkan kurva standar berikut :
Kurva yang dibuat, diperoleh persamaan y = 0.004x + 0.006 dengan nilai regresi R² = 0.998.
Sampel air sumur yang diambil pada daerah Benowo, Surabaya Barat dibaca absorbansinya dengan SSA pada panjang gelombang 248,3 nm. Absorbansi yang dihasilkan, dapat dihitung konsentrasi dengan menggunakan persamaan y yang dihasilkan kurva standar sebelumnya. Dalam hal ini hukum Lambert-Beer berlaku dalam perhitungan untuk menentukan kadar Fe dalam sampel air sumur. Menurut Permenkes No:416/MENKES/PER/IX/1990, kadar besi maksimal yang diperbolehkan di dalam air sehingga air dikatakan sebagai air
bersih adalah 0,3 miligram per liter atau 0,3 ppm. Setelah dihitung kadar Fe dalam sampel, tidak ditemukan kandungan Fe dalam air sumur yang dianalisis, disebabkan dalam perhitungan dihasilkan nilai negatif (-).
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa:
1. Untuk menentukan kadar Fe dalam air sumur dapat digunakan alat spektroskopi serapan atom, dengan metode analisis melalui proses atomisasi dalam alat tersebut.
2. Sampel air sumur yang analisis tidak mengandung kadar Fe, disebabkan absorbansi air sumur bernilai negatif (-)