AKTIVA TETAP PEROLEHAN DAN DISPOSISI
OLEH : KELOMPOK VI “E” AKUNTANSI
1. FRANSISKA VIVIN EKA SAFITRI (10)
2. I PUTU ANGGI HADI PRAKASA (12)
3. NI NYOMAN YUNINGSIH (15)
4. DAYANA RIZKIA PUTRI (29)
5. NI MADE CITRA OKTAVIANI (31)
6. I GEDE EKALANA (41)
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
1. Perolehan Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang berumur lebih dari satu tahun yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam perusahaan bukan untuk dijual kembali.
Aktiva Tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara yang akan mempengaruhi harga perolehan, antara lain:
a. Pembelian Tunai
b. Pembelian secara gabungan/Lumpsum
c. Pembelian dengan kontrak jangka panjang (Purchases on Long Term Contact)
d. Menerbitkan Surat Berharga (Insuence of Securities) e. Membangun Sendiri (Self Contruction)
f. Sumbangan atau perolehan kembali (Donation of Discovery)
2. Perolehan dan Penilaian
Untuk dapat mencatat aktiva tetap, perusahaan harus dapat mengetahui terlebih dahulu harga perolehan aktiva tetapnya.
Harga perolehan (adcost), adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh aktiva tetap sampai aktiva tersebut siap untuk digunakan.
Adapun harga perolehan aktiva tetap yang dipengaruhi transaksi berikut: A.Pembelian Tunai
Aktiva yang diperoleh dengan cara pembelian tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan, yaitu terdiri dari harga belinya termasuk bea impor dan PPN masukan, atau biaya pembangunan ditambah biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya angkut, biaya pemasangan, biaya balik nama, biaya simpan dan bongkar muat, juga biaya profesional seperti arsitek.
B.Pembelian secara gabungan (Lumpsum)
Jika dalam pembelian yang diperoleh lebih dari satu macam aktiva maka harga perolehan dialokasikan pada masing-masing aktiva, menurut PSAK No.16 :
Suatu tanah, bangunan dan peralatan diperoleh dengan harga Rp.80.000.000,-,menurut taksiran fiskal harga masing-masing aktiva tersebut adalah : Tanah Rp. 14.000.000,- bangunan Rp. 30.000.000,- dan peralatan Rp. 6.000.000,- maka untuk menentukan harga perolehan masing-masing aktiva tersebut adalah : perolehan tidak termasuk bunga. Bunga yang dibebankan pada saldo yang belum dibayar atas kontrak dicatat sebagai biaya.
Contoh :
Jurnal:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2 Jan 2015 Building Rp.750.000.000
Cash Rp.250.000.000
Contract Payable Rp.500.000.000
Saat pembayaran angsuran pertama dilakukan perhitungan bunga angsuran sebagai berikut:
Perhitungan : Pembayaran angsuran pertama Rp. 250.000.000
*) Bunga 5% x Rp. 500.000.000 Rp. 25.000.000
Rp. 275.000.000
*) Bunga dihitung dari Saldo Hutang Kontrak
Jurnal:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2 Jan 2016 Contract Payable Rp.250.000.000 Interest Expense Rp.25.000.000
Cash Rp.275.000.000
Pembayaran angsuran terakhir dilakukan perhitungan bunga angsuran sebagai berikut:
Perhitungan : Pembayaran angsuran terakhir Rp. 250.000.000
*) Bunga 5% x Rp. 250.000.000 Rp. 12.500.000
Rp. 262.500.000
Jurnal:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2 Jan 2017 Contract Payable Rp.250.000.000 Interest Expense Rp.12.500.000
D.Menerbitkan Surat Berharga (Insuence of Securities)
Aktiva yang cara perolehanya dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi, dicatat sebesar harga pasar saham/obligasi. Dan jika harga pasar saham tidak diketahui maka harga perolehan aktiva ditentukan sebesar harga pasar dari aktiva tersebut. Pertukaran aktiva dengan saham atau obligasi akan dicatat dalam rekening modal saham atau hutang obligasi sebesar nilai nominalnya. Selisih nilai tukar dengan nilai nominal dicatat dalam rekening Premium atau Discount.
Contoh :
PT. BTS menukarkan sebuah mesin dengan 2.000 lembar saham biasa, nominal Rp. 10.000 per lembar pada saat pertukaran harga pasar saham @Rp. 11.000 per lembar, maka :
Nilai Kurs = 2.000 x Rp. 11.000 = Rp. 22.000.000
Nilai Nominal = 2.000 x Rp. 10.000 = Rp. 20.000.000
Premium on Common Stock Rp. 2.000.000
Jurnal:
Keterangan Debet Kredit
Machine Rp.22.000.000
Common Stock Rp.20.000.000
Premium on Common Stock Rp.2.000.000
E.Membangun Sendiri (Self Contruction)
Dalam pembuatan aktiva biaya bahan, upah langsung dan biaya produksi langsung dibebankan ke dalam harga pokok. Untuk mengetahui berapa besar biaya produksi tak langsung yang harus dibebankan pada aktiva yang dikerjakan, ada dua cara:
a. Kenaikan biaya FOH (overhead) yang dibebankan kepada aktiva tetap
Harga perolehan aktiva tetap yang dibuat adalah semua biaya langsung ditambah dengan kenaikan FOH
Harga perolehan aktiva adalah semua biaya langsung ditambah tarif yang menjadi beban aktiva tersebut.
Apabila harga perolehan aktiva lebih rendah dari harga beli diluar, maka selisihnya merupakan penghematan biaya dan tidak boleh diakui sebagai laba. Dan jika harga pokok aktiva lebih tinggi daripada harga beli diluar, maka selisihnya harus diakui sebagai rugi.
F. Sumbangan atau perolehan kembali (Donation of Discovery)
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah harus diakui sebesar nilai pasar wajarnya dan apabila dalam menerima hadiah atau sumbangan tersebut dikeluarkan biaya, maka modal hadiah akan berkurang sebesar biaya tersebut.
Contoh :
PT. POWER memperoleh sumbangan atau hadiah dari pemerintah berupa tanah dan bangunan dengan nilai masing-masing Rp. 40.000.000,00 dan Rp. 60.000.000,00
Secara umum, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan yang lebih besar harus dikapitalisasi, sementara pengeluaran yang hanya ditujukan untuk mempertahankan tingkat pelayanan tertentu harus dianggap sebagai beban. Agar biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi, harus ada tiga kondisi berikut:
a. Umur manfaat aktiva harus meningkat
c. Kualitas unit yang diproduksi harus ditingkatkan
Adapun biaya-biaya setelah perolehan diantaranya:
A. Penambahan
Penambahan pada umumnya tidak menimbulkan masalah akuntansi yang besar. Setiap penambahan yang terjadi pada aktiva tetap akan dikapitalisasi karena aktiva baru telah diciptakan. Namun masalah yang sering timbul dalam hal penambahan adalah akuntansi untuk setiap perubahan yang berhubungan dengan struktur yang ada akibat penambahan tersebut.
B. Perbaikan dan penggantian
Perbaikan adalah penggantian aktiva yang sekarang sedang digunakan dengan aktiva lain yang lebih baik. Sedangkan penggantian adalah substitusi dari aktiva yang sama. seringnya perbaikan dan penggantian timbul dari kebijakan umum untuk memodernisasi atau merehabilitasi seperangkat peralatan. Masalahnya disini adalah membedakan jenis pengeluaran ini apakah meningkatkan potensi jasa masa depan atau hanya mempertahankan tingkat pelayanan yang ada.
Jika ditentukan bahwa pengeluaran ini meningkatkan potensi pelayanan masa depan dari aktiva, pengeluaran tersebut harus dikapitalisasi. Maka akuntansi yang diberlakukan adalah dengan salah satu dari tiga cara berikut tergantung pada situasinya.
a. Menggunakan pendekatan substitusi. Pendekatan ini merupakan prosedur yang benar jika jumlah tercatat dari aktiva lama tersedia. Jika nilai tercatat aktiva lama tidak dapat ditentukan, maka cukup dengan menghapus biaya aktiva lama dan menggantikannya dengan biaya aktiva baru.
adalah bahwa walaupun nilai tercatat aktiva lama tidak dikeluarkan dari akun, namun penyusutan yang mencukupi telah diperhitungkan atas pos tersebut untuk mengurangi nilai tercatat menjadi hampir nol.
c. Membebankan ke Akumulasi Penyusutan. Penggantian akan memperpanjang umur manfaat aktiva dan oleh karena itu mengumpulkan kembali sejumlah atau semua penyusutan di masa lalu.
C. Penyusutan dan pemasangan kembali
Biaya penyusutan kembali dan pemasangan kembali merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk memberikan manfaat di periode masa depan
D. Reparasi
Reparasi biasa adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mempertahankan aktiva tetap berada dalam kondisi siap operasi. biaya ini dapat dibebankan ke akun beban selama periode terjadinya, atas dasar bahwa periode tersebut merupakan periode yang paling banyak menerima manfaat.
4. Disposisi Aktiva Tetap
Disposisi aktiva tetap adalah penghentian penggunaan aktiva tetap dengan alasan tertentu.
Disposisi aktiva tetap dapat dilakukan dengan cara berikut:
Apabila aktiva tetap yang dimiliki dijual, maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut harus dihapuskan. Langkah-langkah yang harus diperhatikan :
a. Tentukan nilai buku dari aktiva yang dijual tersebut (harga perolehan aktiva dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tersebut)
b. Bandingkan nilai buku dengan harga jualnya
Jika harga jual lebih besar dari nilai buku aktiva, maka diperoleh laba penjualan aktiva
Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku aktiva, maka terjadi kerugian penjualan aktiva
Contoh:
PT. Bombayah menjual kendaraan yang dimilikinya dengan harga Rp.50.000.000,- secara tunai, harga perolehan Rp.70.000.000,- dan akumulasi penyusutan kendaraan tersebut sampai dengan saat penjualan
Rp.25.000.000,-Perhitungan:
Nilai Buku Rp.70.000.000 – Rp.25.000.000 =
Rp.45.000.000,-Harga jual Rp.50.000.000,- lebih besar dibanding nilai buku kendaraan, maka PT Bombayah memperoleh laba atas penjualan kendaraan tersebut.
Keterangan Debet Kredit
Cash Rp.50.000.000
Accum. Depreciation Vehicle Rp.25.000.000
Vehicle Rp.70.000.000
Gain on sales of plant asset Rp.5.000.000
B. Pertukaran
Apabila aktiva tetap yang dimiliki akan ditukar, maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut harus dihapuskan. Langkah-langkah yang harus diperhatikan :
a. Tentukan nilai buku dari aktiva yang dijual tersebut (harga perolehan aktiva dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tersebut)
b. Bandingkan nilai buku aktiva lama dengan harga pasarnya jika
Nilai Buku < Harga Pasar = Laba Pertukaran (Gain on exchange of Plant Assets)
Nilai Buku > Harga Pasar = Rugi Pertukaran (Loss on exchange of Plant Asses )
c. Harga perolehan aktiva baru = harga pasar aktiva lama + tambahan uang yang dibayarkan (boot)
d. Laba/rugi dari pertukaran aktiva yang sejenis harus diakui
Contoh:
Rp.25.000.000,-Perhitungan :
Harga perolehan kendaraan Rp. 35.000.000,00
Akumulasi Penyusutan Rp. 7.000.000,00
Nilai buku kendaraan Rp. 28.000,000,00
Harga pasar kendaraan Rp. 25.000.000,00
Rugi pertukaran (Rp. 3.000.000,00)
Harga perolehan aktiva baru
Harga Pasar Kendaraan Rp. 25.000.000,00
Uang Kas Yang Dibayar Rp. 10.000.000,00
Rp. 35.000.000,00
Jurnal:
Keterangan Debet Kredit
Land Rp.35.000.000
Accum. Depreciation Vehicle Rp.7.000.000 Loss on exchange of plant Asset Rp.3.000.000
Vehicle Rp.35.000.000
C. Konversi Terpaksa
Kadang pelayanan suatu aktiva berakhir karena konversi terpaksa seperti kebakaran, banjir, pencurian, atau pembebasan. Selisih antara jumlah yang dipulihkan dan nilai buku aktiva tersebut jika ada, dilaporkan sebagai keuntungan atau kerugian. Keuntungan atau kerugian akan diperlakukan dengan cara yang tidak berbeda dengan jenis disposisi lainnya.
5. Metode Penilaian Lainnya