• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Religiusitas dengan Prestasi Belajar pada Siswa Putri di SMK Telkom Shandy Putra Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Religiusitas dengan Prestasi Belajar pada Siswa Putri di SMK Telkom Shandy Putra Medan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

8 Social Library

Vol 1, No 1, 2021.

http://penelitimuda.com/index.php/SL

Hubungan Religiusitas dengan Prestasi Belajar pada Siswa Putri di SMK

Telkom Shandy Putra Medan

Ismail Kombih ismailkombih@gmail.com

Abstract

Referring to the target to be achieved, this study uses quantitative research methods. This study uses a correlational quantitative method, which aims to see the relationship between the independent variables and the dependent variable. The population in this study were all 11th grade students of SMK Telkom Shandy Putra Medan who participated in religious organizations. Consists of 50 students. The sample in this study amounted to 50 students. The sampling technique used for this research is total sampling. The results of the normality test showed thescore Kolmogorov-Smirnovof the learning achievement variable was 0.717 with p= 0.689 (p> 0.05), which means that the learning achievement variable had data that were normally distributed. The religiosity variable also has a normal data distribution with ascore Kolmogorov-Smirnov of 0.744 with p= 0.637 (p> 0.05), which means that this variable has normally distributed data. Complete results from the normality test of research data can be seen in the appendix. The linearity test of the relationship between the religiosity variable and learning achievement resulted in F = 29.226 with a significance value of p= 0.000 (p<0.05) which indicated that there was a linear relationship between the religiosity variable and learning achievement.

Keywords : Religiosity, Learning Achievement A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan hasil yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan pendidikan tersebut salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih siswa. Dengan prestasi yang tinggi, para siswa mempunyai indikasi mempunyai pengetahuan yang baik.

Jika seorang anak ditanamkan pendidikan agama sejak dini maka hal itu bisa mendorong siswa di kemudian hari untuk taat menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan agama sebagai landasan etika dan moral dalam

(2)

9 berbangsa dan bernegara. siswa yang memliki pehaman agama yang baik maka dalam setiap proses belajar mengajar saat berlangsung akan memiliki respon yang baik. Mereka akan mendengarkan setiap guru menerangkan karena paham akan manfaat yang akan mereka terima dikemudian hari. Selain itu, siswa dengan pemahaman agama yang baik pula maka mereka meyakini jika ilmu merupakan hal yang memang harus mereka cari sampai akhir hanya. Karena itu para siswa dapat membedakan hal baik dan buruk dalam setiap proses belajar, mana saja hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

SMK Telkom Shandy Putra memiliki beragam suku budaya. Agama mempengaruhi perilaku para siswa Telkom. Saat jam pelajaran agama mereka dijelaskan masing-masing sesuai dengan keyakinannya. Yang beragama islam ada yang mengikuti kegiatan rohis dan yang nonmuslim melakukan ibadah sore. Kegiatan rohis banyak menghasilkan prestasi di luar sekolah maupun di dalam sekolah. Hal baik dari sosialisasi rohis sangat berdampak sampai sekarang, dimana para siswa putri beragama muslim mengenakan hijab, lalu murid yang mengikuti kegiatan rohis dan keagamaan yang lain rata-rata mendapat peringkat 5 besar di kelas.

Secara esensial agama merupakan peraturan dari Tuhan berdimensi vertikal dan horizontal yang mampu memberi dorongan terhadap jiwa manusia yang berakal agar berpedoman menurut peraturan Tuhan dengan kehendaknya sendiri, tanpa dipengaruhi untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan kebahagian kelak (Sudarsono, 2008). Selanjutnya Ancok dan Suroso (1995) mengemukakan bahwa keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya ketika seseorang melakukan ibadah tapi juga ketika melakukan aktivitas lain. Individu yang memiliki religiusitas tinggi tercermin dalam perilakunya, berdasarkan aspek yang di kemukakan oleh Glock dan strack (Ancok & Suroso, 1995), yaitu: a. Memiliki keyakinan yang kuat., b. Mengerjakan kegiatan agama di ajarkan. c. Merasakan ketentraman saat berdoa. Sedangkan menurut Hawari (Sunyoto, 2009) menyebutkan ciri seseorang memiliki religiusitas tinggi yaitu: a. Resah tidak melakukan ibadah. b. Selalu berhati-hati dalam bertindak. c. Mampu membedakan hal baik dan buruk. d. Selalu melakukan aktivitas positif. e. Memiliki batas maksimal ada batasan yang tidak mungkin dicapainya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa ciri seseorang yang mimiliki religiusitas yaitu memiliki keyakinan yang kuat akan Tuhan sehingga merasa resah dan gelisah saat tidak melakukan sesuatu yang di perintahkan agama. Mampu membedakan mana yang baik dan salah.

(3)

10 Religiusitas menurut Thouless (2000) dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: (a). Faktor sosial, meliputi semua pengaruh sosial seperti, pendidikan dan pengajaran dari orangtua, tradisi‐tradisi dan tekanan‐tekanan sosial. (b). Faktor alami, meliputi moral yang berupa pengalaman‐pengalaman baik yang bersifat alami, seperti pengalaman konflik moral maupun pengalaman emosional. (c). Faktor kebutuhan untuk mendapatkan harga diri serta kebutuhan yang timbul disebabkan adanya kematian. (d). Faktor intelektual dimana faktor ini menyangkut proses pemikiran secara verbal terutama dalam pembentukan keyakinan‐keyakinan agama. Menurut Glock dan Stark (dalam Ancok, 2005), ada 5 aspek religiusitas (keagamaan) yaitu: Aspek keyakinan/ideology, Aspek praktik agama/peribadatan, Aspek pengalaman, Aspek Pengetahuan Agama, Aspek Konsekuensi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi diartikan sebagai“yang telah dicapai (telah dilakkan, dikerjakan dan sebagainya”. Menurut Sutratinah (1993) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan dalam belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol atau angka, huruf atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Bukhari (1983) mengatakan prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atau hasil yang ditunjukkan oleh peserta didik sebagai hasil belajarnya yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan. Prestasi biasanya ditunjukkan dengan angka-angka yang diperoleh dari hasil pemberian hasil tes prestasi belajar sebagai evaluasi dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang di capai siswa dalam bidang studi tertentudengan menggunakan tes yang terstandar sebagai pengukuran keberhasilan belajar seseorang.

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor eksternal). Pengenalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai prestasi yang sebaik-baiknya.

Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Tafsir (2008), hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu: (a). Tahu, mengetahui (knowing). Salah satu hasil dari pembelajaran adalah tahu atau mengetahui, maksudnya adalah peserta didik dapat

(4)

11 mengetahui hal – hal yang belum ia ketahui dan setelah menerima pembelajaran maka peserta didik diharapkan dapat mengetahuinya. (b). Terampil melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing). Setelah peserta didik mengetahui dari pembelajaran yang ia terima, maka diharapkan peserta didik tersebut akan melaksanakan apa yang ia ketahui setelah menerima pendidikan. (c). Melaksanakan yang ia ketahui itu secara rutin dan konsekuen (being). Setelah peserta didik sudah mengetahui hal yang tidak ia ketahui sebelum pembelajaran dan terampil dalam mengerjakan pengetahuan tersebut maka diharapkan peserta didik mau dan akan melaksankan apa yang ia ketahui secara rutin dan konsekuen.

Mengacu pada sasaran yang ingin dicapai, penelitian ini menggunakan metode penelitian Kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode kuatitatif yang bersifat korelasional, yang bertujuan untuk melihat hubungan atara variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 11 SMK Telkom Shandy Putra Medan yang mengikuti organisasi keagamaan. Terdiri dari 50 siswa/siswi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 siswa/siswi. Teknik sampling yang digunakan untuk penelitian ini adalah Total sampling Sampling, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan dimana semua sample dapat menjadi sample penelitian. Penelitian ini mengukur dengan skala religiusitas dan prestasi belajar, yang mana disusun berdasarkan aspek-aspek setiap variabel.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji normalitas menunjukkan skor Kolmogorov-Smirnov variabel pretasi belajar sebesar 0,717 dengan p=0,689 (p>0,05), yang berarti variabel prestasi beajar memiliki data yang berdistribusi normal. Variabel religiusitas juga memiliki distribusi data yang normal dengan skor Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,744 dengan p=0,637 (p>0,05) yang berarti variabel ini memiliki data yang berdistribusi normal. Hasil selengkapnya dari uji normalitas data penelitian dapat dilihat pada lampiran. Uji linearitas hubungan antara variabel religiusitas dengan prestasi belajar menghasilkan F =29,226 dengan nilai signifikansi p=0,000 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa adanya hubungan linear antara variabel religiusitas dengan prestasi belajar.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi r Product Moment diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dengan prestasi belajar pada siswa dan siswi SMK Telkom Shandy Putra Medan yakni (𝑟𝑥𝑦=0,610 dengan p=0,000 ;

p<0,05). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi religiusitas maka prestasi belajar pada siswa semakin tinggi, demikian juga sebaliknya jika religiusitas rendah maka prestasi belajar

(5)

12 pada siswa akan semakin rendah. Dalam upaya mengetahui kondisi hubungan antara religiusitas dengan prestasi belajar perlu dibandingkan antara nilai rata-rata atau mean empirik dengan mean hipotetik dengan memperhatikan besarnya bilangan simpangan baku atau SD dari masing-masing variabel. Untuk variabel religiusitas nilai simpangan baku atau SD adalah sebesar 10,25 dan untuk variabel prestasi belajar adalah sebesar 11,85.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi r Product Moment diketahui bahwa terdapat hubungan antara religiusitas dengan prestasi belajar pada siswa di SMK Telkom Shandy Putra Medan (Rxy=0,610 dengan p=0,000 ; p<0,05). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi religiusitas, maka semakin tinggi prestasi belajar. Dan sebaliknya, apabila religiusitas rendah maka prestasi belajar semakin rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustafidah (2008) menyatakan bahwa ada hubungan antara variabel religiusitas dengan prestasi belajar pada siswa. Bagi orang yang beragama, intensitas itu tidak dapat dipisahkan dari keberhasilannya untuk membuka diri terus menerus terhadap pusat kehidupan. Religiusitas disebut juga sebagai inti kualitas hidup manusia, karena ia adalah dimensi yang beradab di dalam lubuk hati, sebagai riak getaran nurani pribadi dan menempas intimitas jiwa (Mangunwijaya, 1981).

Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan di SMK Telkon Shandy Putra Medan adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki religiusitas antara lain adalah memiliki keyakinan yang kuat, mengerjakan hal yang di ajarkan agama, merasakan ketentraman saat berdoa, resah tidak menjalankan ibadah, selalu berhati-hati dalam bertindak, mampu membedakan hal baik serta buruk, selalu melakukan aktivitas positif, memiliki batasa maksimal dan ada batasan yang tidak mungkin dicapainya. Maka dari itu siswa yang memiliki religiusitas yang tinggi akan bisa membedakan hal baik dan buruk selama proses belajarnya. Contohnya saja, mendengarkan guru saat mengajar merupakan hal baik maka siswa yang mengikuti ajaran-ajaran agamanya akan mendengarkan sang guru yang mengajar dengan cermat sehingga memberikannya kemudahan dalam memahami setiap bahan yang di ajarkan oleh sang guru.

Oleh karena itu, siswa yang memliki pehaman agama yang baik maka dalam setiap proses belajar mengajar saat berlangsung akan memiliki respon yang baik. Mereka akan mendengarkan setiap guru menerangkan karena paham akan manfaat yang akan mereka terima dikemudian hari. Selain itu, siswa dengan pemahaman agama yang baik pula maka mereka meyakini jika ilmu merupakan hal yang memang harus mereka cari sampai akhir hanya. Karena itu para siswa dapat membedakan hal baik dan buruk dalam setiap proses belajar, mana saja hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

(6)

13 Selanjutnya berdasarkan koefisien determinan (𝑅2) hubungan antara religiusitas

dengan prestasi belajar yaitu 𝑅2=0,372. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar

dipengaruhi oleh religiusitas sebesar 37,2%. Sedangkan 62,8% dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor keluarga, teman, genetik dan lain - lain yang tidak menjadi fokus utama pada penelitian ini. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mempunyai prestasi belajar yang tergolong tinggi, hal ini ditunjukkan dengan perolehan rerata empirik sebesar 80,30 dan rerata hipotetik (M

h) nya sebesar 52,5. Rerata empirik pada

variabel religiusitas sebesar 95,73 jika dibandingkan dengan rerata hipotetik (M

h) nya

sebesar 50 hal ini menunjukkan bahwa religiusitas tergolong tinggi. C. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan, yaitu: (1). Terdapat hubungan positif antara religiusitas dengan prestasi belajar pada siswa di SMK Telkom Shandy Putra Medan, dengan koefisien sebesar 0,610, p=0,000 berarti p<0,05. Hal ini berarti bahwa semakin tinggireligiusitas maka semakin tinggiprestasi belajarpada siswa dengan demikian hipotesis diterima. (2). Adapun koefisien determinan dari hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) adalah sebesar 0,372. Ini menujukkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh religiusitas. (3). Sumbangan efektif variabel religiusitas terhadap prestasi belajarpada siswa di SMK Telkom Shandy Putra Medan adalah sebesar 37,2%. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa masih terdapat 62,8% pengaruh dari faktor lain terhadap prestasi belajar yang tidak diungkap dalam penelitian ini. (4). Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa secara umum,siswa di SMK Telkom Shandy Putra Medan memiliki prestasi belajaryang tergolong tinggi, hal ini ditunjukkan dengan perolehan rerata empirik sebesar 80,30 dan rerata hipotetik (M

h) nya sebesar 52,5. Rerata empirik

pada variabel religiusitas sebesar 95,73dengan rerata hipotetik (M

h) nya sebesar 50, hal

ini menunjukkan bahwa budaya religiusitas tergolong tinggi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, pembahasan dan kesimpulan, maka peneliti akan memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain. Saran-saran tersebut diantaranya sebagai berikut: (1). Bagi Siswa. Diharapkan tetap mengikuti setiap kegiatan keagamaan ataupun kegiatan belajar di sekolah. Mempertahankan prestasi belajar bagi siswa yang sudah mempunyai prestasi belajar yang baik dan meningkatkan prestasi belajar bagi siswa yang belum mendapatkan prestasi belajar yang belum baik.

(7)

14 Mengadakan diskusi dengan teman mengenai pelajaran, membahas soal bersama-sama dan bertanya kepada guru jika tidak ada yang tidak dipahami. Selain itu, juga tetap mempertahankan silahturahmi antar siswa di setiap kegiatan keagamaan karna dari kegaiatan keagamaan bisa dijadikan kelompok untuk belajar mengenai pelajaran di sekolah. (2). Bagi Sekolah. Diharapkan tetap mempertahankan setiap kegiatan keagamaan di sekolah seperti kegiatan Rohis dan lainnya. Selain itu juga menerapkan berdoa sebelum belajar di kelas agar para siswa terbiasa. Sekolah juga diharapkan mendukung setiap siswa dalam proses belajar khususnya para guru yang mengajar di dalam kelas. Memberikan perhatian kepada prestasi belajar siswa dengan memberikan latihan-latihan soal serta tugas yang membuat anak termotivasi untuk belajar. (3). Saran untuk Peneliti Selanjutnya. Religiusitas memiliki kontribusi pengaruh sebesar 37,2% terhadap Presatsi Belajar pada siswa di SMK Telkom Shandy Putra Medan, maka dapat diketahui bahwa masih terdapat 62,8% pengaruh dari faktor lain terhadap prestasi belajar yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Sehingga peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian dengan menggunakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar.

(8)

15 DAFTAR PUSTAKA

Ancok, D & Suroso. 1995. Psikologi Islami Solusi Islam Atas Problem-problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ancok, D& Suroso. 2001. Psikologi islam. Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Bukhari M. 1983. Tekhnik – tekhnik Evaluasi dalam pendidikan. Bandung: Jemmas. Mangunwijaya. 1981. Sastra danReligiositas. Jakarta : Sinar Harapan.

Mustafidah, L. (2008) Hubungan antara religiusitas terhadap prestasi belajar belajar siswa muslim kelas X1 SMA Negeri 3 Malang.

Sudarsono. 2008. Kenakalan remaja. Jakarta : PT. Rineka cipta

Sunyoto. 2009. Memahami makna reuligiusitas. Yogyakarta : Amora books

Sutratinah, T. 1993. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara. Tafsir, A. 2008. Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam. Bandung: Rosda Karya.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam daftar kuantitas dan harga, memuat jumlah bahan dan peralatan selama 150 (seratus lima pulah) hari atau 5 bulan, begitu juga jumlah tenaga kerja sudah

Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun encok dengan metode soxhletasi mempunyai efek analgetika pada mencit jantan yang telah diberi

itulah salah satu fenomena yang tersekam tim apa kabar jogja / ketika singgah di dusun klebengan / catur tunggal / depok / sleman // pada hari-hari tertentu / warga yang sebagian

[r]

pada kutudaun wortel dan bawang daun yaitu badan hifa, konidia sekunder dan cendawan saprofitik se- dangkan fase yang ditemukan pada kutudaun mentimun yaitu badan

Wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kawasan Wisata Kandi √ √ √ 4 Tanggapan tamu mengenai destination experience setelah berkunjung ke Kawasan Wisata Kandi Primer

Richeese Factory di kota Medan termasuk usaha franchise makanan siap saji yang baru buka pada September 2016, namun meskipun baru buka Richeese Factory sudah memiliki banyak

Salah satu cara hubungan korporasi dengan pelanggan yang belum dilakukan adalah dengan mengingatkan servis rutin bagi konsumen yang baru membeli produk dari