• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Klorofil Daun Susut Bobot Laju Respirasi (O2 dan CO2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Klorofil Daun Susut Bobot Laju Respirasi (O2 dan CO2)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... ii

ABSTRACT... iii

ABSTRAK... iv

RINGKASAN... v

HALAMAN PERSETUJUAN... vi

TIM PENGUJI... vii

RIWAYAT HIDUP... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4 Hipotesis... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Deksripsi Tanaman Gonda ... 4

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Gonda... 5

2.3 Panen dan Pascapanen... 6

2.4 Pre-cooling ... 6

2.5 Suhu Simpan ... 7

III. METODE PENELITIAN... 9

3.1 Tempat dan Waktu ... 9

3.2 Bahan dan Alat ... 9

3.3 Perlakuan dan Rancangan Percobaan ... 9

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 10

3.5 Parameter yang diamati ... 12

(2)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

4.1 Hasil ... 15

4.1.1 Klorofil Daun ... 16

4.1.2 Susut Bobot ... 17

4.1.3 Laju Respirasi (O2 dan CO2) ... 18

4.1.4 Umur Simpan ... 20

4.2 Pembahasan ... 21

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

5.1 Kesimpulan ... 24

5.2 Saran ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

4.1. Singnifikansi Pengaruh Perlakuan Pre-cooling (P), dan Suhu Simpan (S) Serta interasksi (P X S) terhadap

Variabel Pengamatan... 15

4.2. Nilai Rata – rata Variabel Klorofil Daun... 16

4.3. Nilai Rata – rata Susut Bobot (gram)... 17

4.4. Nilai Rata – rata Laju Respirasi CO2 (ml/g.jam)... 18

4.5. Nilai Rata – rata Laju Respirasi O2 (ml/g.jam)... 19

(4)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Teks Halaman

2.1. Gambar Tanaman Gonda... 5

3.1. Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian... 11

4.1. Susut Bobot Tanaman Gonda pada Setiap Pengamatan... 18

4.2. Konsentasi CO2 Tanaman Gonda pada Setiap Pengamatan... 19

4.3. Konsentrasi O2 Tanaman Gonda pada Setiap Pengamatan... 19

(5)

ABSTRAK

Mirnasen Tampubolon. NIM 1205105027. Pengaruh Pre-cooling dan Suhu Simpan Terhadap Kualitas Pascapanen Tanaman Gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn). Dibimbing oleh I Made Sukewijaya, SP, M.Sc dan Ir. I Gusti Alit Gunadi, M.S.

Gonda merupakan tanaman sayuran yang cukup digemari oleh masyarakat Bali, sehingga hampir setiap hari bisa diperoleh sayuran ini, baik pada pasar-pasar tradisional maupun pasar-pasar swalayan yang ada di Bali. Gonda merupakan tanaman dengan kandungan gizi tinggi, sehingga banyak konsumen yang mengkonsumsi gonda. Masyarakat petani tidak terlalu memperhatikan penangan pascapanen yang efektif untuk mempertahankan kualitas tanaman gonda, maka diperlukan suatu penanganan pascapanen gonda, dengan beberapa pemberian suhu yang berbeda dan mengkombinasikan pendinginan awal (Pre-cooling ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pre-cooling dan suhu simpan terhadap kualitas pascapanen tanaman gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pacsapanen, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana. Rancangan penelitian menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK), yang terdiri dari: P0, P1 dengan kombinasi dari: S1, S2, dan S3. Terdapat 6 kombinasi perlakuan yang diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interksi perlakuan pre-cooling dan suhu simpan berpengaruh tidak nyata (P ≥ 0,05) terhadap semua variabel yang diamati. secara faktor tunggal perlakuan pre-cooling (P) berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap semua variabel klorofil, susut bobot, umur simpan, dan laju respirasi CO2

(ml/g.jam), sedangkan perlakuan suhu simpan (S) berpengaruh nyata terhadap variabel klorofil, susut bobot, umur simpan, dan laju respirasi O2 (ml/g.jam). Perlakuan suhu rendah

(7ºC-10ºC) pada penyimpanan paling efektif mempertahankan kualitas pascapanen tanaman gonda.

Kata kunci : kualitas tanaman gonda, pre-cooling, suhu simpan

(6)

The Effects of Pre-Cooling and Controlled Temperature on The Crop Quality of Post-Harvested Gonda (Sphenoclea Zeylanica Gaertn)

The Gonda plant (Sphenoclea zeylanica Gaertn) is highly prized by the Balinese people, and so, is always readily available, and can be found in both Traditional Balinese markets and modern supermarkets. The Gonda has high-nutritional value, and so many consumers who comsume this gonda. The farming community hasn’t adapted better post-harvesting treatments to maintain the produce’s qualities. What is needed is a treatment-system that consistently maintains the harvested Gonda at different temperatures (pre-cooling). This study aims to determine the effects of pre-cooling and temperature on post-harvested Gonda stores. This research was conducted by Pacsapanen Technology Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Udayana. The study applied the Randomized Block Method (RAK), which consists of: P0, P1 through a combination of: S1, S2, and S3. There were 6 combinations of treatments that were repeated 4 times. The results show that the effects of pre-cooling combined with temperature treatment are the least statistically significant (P ≥ 0,05) on all observed variables. Pre-cooling (P) alone had significant impact on variables (P> 0.05), affecting chlorophyll, weight loss, shelf life, and CO2 respiration rate

(ml / g / h), while temperature treatment alone also significantly affected chlorophyll, weight loss, shelf life, and O2 respiration rate variables (ml / g / h). We conclude that

low-temperature storage (7 ºC - 10ºC) is the most effective method to maintain the quality of post-harvested Gonda.

(7)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn) merupakan salah satu tanaman air yang semakin sering dibudidayakan di lahan persawahan. Seperti tanaman air pada umumnya, gonda tidak dapat bertahan lama ketika sudah dilakukan pemanenan. Keadaan tersebut membuat gonda memerlukan perlakuan pascapanen yang baik untuk dapat mempertahankan kesegaran dan umur simpan gonda lebih lama.

Gonda merupakan tanaman sayuran yang cukup digemari oleh masyarakat Bali, sehingga hampir setiap hari bisa memperoleh tanaman ini, baik pada pasar-pasar tradisional maupun pasar-pasar swalayan yang ada di Bali. Gonda merupakan tanaman dengan kandungan gizi tinggi, sehingga banyak konsumen yang mengkonsumsi gonda. Dengan kandungan gizi yang cukup tinggi, maka saat ini tanaman gonda mulai banyak dikembangkan sebagai komoditas sayuran di lahan sawah. Hasil analisis Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana menunjukkan kandungan gizi setiap 100g gonda segar adalah kadar air 89,96%, lemak 0,73% protein kasar, 1,75% karbohidrat, 6,40% , dan abu 1,16%.

Gonda merupakan tanaman atau sayuran yang tidak dapat bertahan lama dalam keadaan tanpa penanganan pascapanen. Komoditas sayuran harus sesegera mungkin diberi penanganan pasca panen agar kualitasnya tetap terjaga dan memperkecil berbagai bentuk kehilangan. Sehingga, agar tidak terjadi penurunan kualitas dan hilangnya kandungan gizi yang ada pada gonda, sebaiknya gonda langsung diolah menjadi makanan atau dapat diberikan penanganan pascapanen.

Penanganan pascapanen adalah salah satu hal terpenting yang dilakukan pada tanaman gonda agar dapat mempertahankan kualitas setelah panen sampai ke tangan konsumen. Namun, untuk penerapan pascapanen dari gonda masih belum intensif. Biasanya gonda yang telah dipanen hanya diberikan perlakuan pascapanen pemberian pengemasan, dan

(8)

disimpan pada lemari pendingin guna memperpanjang umur simpan dan kesegaran gonda lebih lama. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui perlakuan suhu yang diberikan dapat mempertahankan daya simpan gonda. Penyimpanan dalam suhu rendah mampu mempertahankan kualitas setelah dilaksanakan pemanenan dan memperpanjang masa simpan hasil pertanian, karena dapat menurunkan proses respirasi, memperkecil transpirasi dan menghambat perkembangan mikrobia. Tetapi penyimpanan pada suhu rendah tidak menekan seluruh aspek metabolisme pada tingkat yang sama. Beberapa reaksi sensitif terhadap suhu rendah dan berhenti sama sekali dibawah suhu kritis, yang dapat menyebabkan chilling injury. Suhu yang baik dalam penyimpanan bervariasi tergantung pada jenis komoditasnya dan tingkat kematangan dari komoditas yang disimpan (Setyawati dan Asiani, 1992).

Melihat keadaan tersebut, maka diperlukan suatu penanganan pascapanen gonda, dengan beberapa pemberian suhu yang berbeda dan mengkombinasikan pendinginan awal (Pre-cooling ). Seperti diketahui suhu tinggi pada sayur yang diterima saat pemanenan akan merusak sayur selama penyimpanan sehingga menurunkan kualitas. Pre-cooling dimaksudkan untuk memperlambat respirasi, menurunkan kepekaan terhadap serangan mikroba, mengurangi jumlah air yang hilang melalui transpirasi, dan memudahkan pemindahan ke dalam ruang penyimpanan dingin bila sistem ini digunakan.

1.2 Perumusan Masalah

a. Perlakuan suhu manakah yang dapat mempertahankan umur simpan gonda lebih lama? b. Bagaimanakah hasil perbandingan dari gonda yang diberikan Pre-cooling dengan tidak

diberikan perlakuan Pre-cooling ?

c. Berapa lamakah perlakuan suhu dapat mempertahankan umur simpan dan kesegaran gonda?

1.3 Tujuan

(9)

b. Mengetahui perlakuan suhu yang baik untuk mempertahankan umur simpan gonda.

c. Mengetahui perlakuan suhu yang dapat mempertahankan umur simpan dan kesegaran gonda.

1.5 Hipotesis

Gonda yang diberikan perlakuan pendinginan awal (pre-cooling) dan disimpan pada suhu rendah dapat mempertahankan kualitas selama penyimpanan.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi kedepannya tidak akan mengalami kesulitan dalam mengakses repository jika internet mengalami gangguan, karena sudah memiliki repository sendiri yang dapat akses

( I ) Perusahaan atau Perseorangan yang telah mendapat Surat Keterangan Terdaftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) wajib menyampaikan laporan mengenai

 Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan !ungsi tubuh $izi adalah substansi organi% dan non organi% yang ditemukan dalam makanan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio andaliman dan batang kecombrang muda memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air, kadar vitamin C, dan sifat organoleptik hedonik

masing sebanyak 100 µL menggunakan pipet eppendorf larutan contoh yang telah siap dianalisis lalu dimasukkan ke dalam tabung analisis yang telah berisi 50 mL larutan SnCl 2 10

Apabila user ingin melakukan pencarian data dosen yang di kehendaki, maka user dapat memilih tombol ‘Cari’.. Apabila user ingin melakukan pendataan SK dosen, maka user dapat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dari penelitian ini dapat diketahui tentang: (1) Proses komunikasi interpersonal

2. Terpaku pada Hasil Keuangan. Bukan hanya manajer senior yang terlatih dan terbiasa dengan ukuran keuangan, tetapi mereka juga mendapatkan tekanan tentang kinerja keuangan