• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Tanaman Hias

Tanaman hias merupakan salah satu komoditi hortikultura non-pangan yang digolongkan florikultura. Florikultura adalah cabang ilmu holtikultura yang mempelajari tanaman hias sebagai bunga potong, tanaman pot atau tanaman penghias taman. Tanaman hias dapat ditanam pada areal yang relatif sempit, mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diterima masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, komoditi ini dibudidayakan untuk dinikmati keindahannya. Keindahan tanaman hias tersebut dapat dipancarkan dari keseluruhan tajuk tanaman juga bentuk, warna bunga, dan kerangka tanaman.

Menurut Rahadi, et al (1997), berpendapat bahwa tanaman hias merupakan tanaman yang mempunyai nilai keindahan dan daya tarik tertentu. Serta mempunyai nilai ekonomis untuk keperluan hiasan di dalam dan di luar ruangan. Tanaman hias akan membuat suasana sekitar rumah menjadi lebih hijau, memperindah komposisi warna lingkungan sekitar dan tentu saja membuat keberadaan tanaman dan lingkungan sekitar rumah lebih semarak (Endah, 2007).

Berdasarkan kamus pertanian, tanaman hias didefenisikan sebagai tanaman yang memiliki nilai estetika. Tanaman hias menunjukkan hal-hal yang identik dengan keindahan lingkungan, pengantar keceriaan, kebahagian, penyejuk dan perbaikan mutu lingkungan, penghantar ketertiban, keberbudayaan (civility) dan keberadaban, pemicu kedamaian, serta persaudaraan dan keramah tamahan.

2.2. Pengelompokan Tanaman Hias

Menurut Rahardi (1997), tanaman hias dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

1. Tanaman hias dalam ruangan (indoor)

Tanaman hias yang cocok ditanam dalam ruangan adalah tanaman hias yang dapat hidup berhari-hari dalam ruangan adalah tanaman hias yang dapat hidup berhari-hari dalam ruangan dan mempenyai ukuran yang tidak terlalu besar. Umumnya tanaman hias dalam ruangan yang populer antara lain: aglonema,

(2)

2. Tanaman hias luar ruangan (outdoor)

Pada semua jenis tanaman hias dapat digunakan sebagai penghias di luar ruangan. Namun keberadaan jenisnya seringkali ditentukan oleh model dan sifat tanaman yang tahan atau tidak terhadap sinar matahari. Tanaman yang cocok untuk penghias luar ruangan adalah yang menyukai sinar matahari secara langsung. Tanaman hias luar ruangan umumnya berwujud:

• Pohon-pohonan, misalnya palem dan sikas

• Perdu-perduan, misalnya bougenvile, hibiscus, mawar, dan soka.

Menurut Endah (2007), jenis tanaman hias dapat digolongkan atas tiga dasar utama, yaitu:

1. Jenis tanaman hias berdasarkan bagian tanaman yang dinikmati.

a. Tanaman hias daun, adalah tanaman hias yang memiliki warna-warni daun yang indah dengan bentuk daun tajuk bervariasi, unik dan eksotik. Sehingga meskipun tidak berbunga tetapi keindahan warna dan bentuk daunnya mampu menghadirkan keasrian di lingkungan sekitar rumah,perkantoran atau apartemen. Contohnya lili paris, palem, kuping gajah, sri rejeki, adam hawasambang darah dan balenceng.

b. Tanaman hias bunga, adalah tanaman hias yang memiliki kemampuan menghasilkan bunga dengan bentuk, warna, dan keharuman yang unik. Misalnya Gerbera jamesonii,krisna, dan hibiscus rosainensis.

2. Jenis tanaman hias berdasarkan lokasi penanamannya.

a. Tanaman hias dalam taman, yaitu tanaman hias sebagai komponen utama untuk mempercantik dan memperindah taman di lingkungan rumah, kantor atau apartemen. Contohnya bogenvile, heliconia, kembang sepatu.

b. Bunga potong, yaitu tanaman hias yang ditanam untuk diambil bunga beserta tangkainya. Misalnya berbagai jenis krisan, mawar, dan anyelir. c. Bunga dalam pot yaitu jenis tanaman hias yang ditanam dalam pot. 3. Jenis tanaman hias berdasarkan panjang hariannya.

a. Tanaman hias hari panjang, yaitu tanaman hias yang proses pembungaannya terjadi bila memperoleh penyinaran lebih dari 14 jam sehari. Contohnya adalah Spathiphyllum dan Anthurium.

(3)

b. Tanaman hias hari pendek yaitu tanaman hias yang proses pembungaannya terjadi dengan penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Misalnya krisan.

c. Tanaman hias hari netral yaitu tanaman hias yang memperoleh pembungaannya tidak dipengaruhi oleh lama tidaknya penyinaran. Misalnya kembang sepatu dan alamanda.

Sedangkan menurut Rahadi et al (1997) mengelompokkan berbagai jenis tanaman hias yang memiliki sifat komersial yaitu berbagai jenis tanaman hias yang mempunyai pasaran (daya jual) dan nilai ekonomi tinggi kedalam beberapa golongan sebagai berikut:

1. Tanaman anggrek yang dijual dalam bentuk bibit, tanaman dewasa dan anggrek botolan.

2. Bunga potong yang dipasarkan dikelompokkan menjadi bunga potong non anggrek dan bunga potong anggrek.

3. Tanaman hias pot yang dibedakan menjadi tanaman hias `dalam ruangan (indoor) dan tanaman hias luar ruangan (outdoor).

4. Tanaman hias hidroponik.

5. Bonsai tanaman hias dengan ukuran yang kerdil. 6. Bunga kering dan bunga tabur.

2.3. Peranan Tanaman Hias

Tanaman hias dapat memberikan suasana indah mempesona, melembutkan pandangan dan memberikan kecemerlangan sepanjang waktu. Berbagai ragam tanaman hias umumnya ditanam untuk menghijaukan dan mempercantik suatu taman atau sebagai tanaman hias pot yang ditempatkan di meja ataupun di areal/ruang rumah, perkantoran, hotel, restoran atau apartemen. Tanaman hias dengan keaneka ragaman itu tidak semata-mata digunakan sebagai pelengkap saja. Tanaman hias ini juga mempunyai beberapa fungsi lain seperti (Rukmana, 1997):

1. Keindahan (estetis), tanaman yang diatur menurut komposisinya dapat membuahkan rasa indah dan puas pada orang yang memandangnya. Tanaman hias yang dirangki dapat digunakan sebagai penyaluran jiwa seni.

(4)

2. Stabilisator atau pemeliharaan lingkungan,keberadaan tanaman hias dapat meredam suara, menyaring debu, menyerap gas-gas beracun, memelihara suhu udara dan kelembaban. Tanaman hias juga menghasilkan udara yang sejuk dan nyaman walaupun udara bebas sebenarnya sedang amat terik.

3. Pendidikan (edukatif), tanaman dapat menumbuhkan rasa cinta pada alam dan membentuk watak seseorang, hal ini dapat dilihat pada penataan taman di sekolah taman kanak-kanak plygroup.

4. Pemeliharaan kesehatan, keindahan tanaman hias dapat menumbuhkan rasa puas, tentram dan tenang sehingga memelihara kesehatan jiwa manusia. Proses asimilasi yang dilakukan tanaman menghasilkan O2 dari zat asam arang

sehingga udara menjadi segar.

5. Ekonomi dan sosial, tanaman hias merupakan komoditi yang dikomersialkan dan telah mendatangkan penghasilan bagi beberapa orang. Keteraturan penataan tanaman hias akan menimbulkan citra yang berbeda terhadap manusia yang berada disekitarnya. Penataan tanaman dalam ruangan dapat menutupi atau menyembunyikan sudut atau bagian yang terkesan luang dan kaku atau dapat digunakan sebagai alat penyekat antar ruang. Sedangkan kehadiran tanaman hias dikantor dapat berperan untuk meredam pikiran yang tegang, menciptakan suasana tenang, dan secara alami memerangi Sick Building Syndrome.

6. Tanaman obat, tanaman hias merupakan merupakan salah satu dari tanaman yang ternyata juga bermanfaat sebagai obat. Misalnya kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis). Perasan kuntum bunganya dicampur madu sedikit dan sedikit garam diminum secara teratur sebagai obat tubercolosa dan bronchitis. Haid yang tidak teratur juga dapat diatasi dengan kebiasaan minum perasan bunga kembang sepatu. Bahkan diHawai bunga kembang sepatu juga dimakan mentah sebagai lalab untuk membantu kerja pencernaan. Bunga mawar (rosa ssp), Tapak Dora, Vinca (Catharantus roseus=Vinca roseae). Tanaman ini mudah dibudidayakan tidak memerlukan banyak persyaratan dan dapat diperbanyak dengan biji. Daun dan akar tanaman ini digunakan untuk obat diabetes dan encok.

(5)

2.4. Sistem Agribisnis Tanaman Hias

Keberhasilan suatu usaha sangat ditentukan oleh harmonisasi keterkaitan antara stakeholder yang berperan dalam usaha tersebut. Keterkaitan itu dimulai dari bagian hulu hingga hilir. Dalam usaha pertanian, konsep tersebut dikenal sebagai sistem agribisnis. Konsep ini juga diterapkan dalam usaha tanaman hias.

Agribisnis tanaman hias merupakan suatu usaha komersial yang bergerak dibidang tanaman hias baik pada bagian produksi, distribusi maupun pemasaran. Sistem agribisnis tanaman hias terdiri dari empat subsistem yaitu :

1) Subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness), yaitu industri yang menghasilkan barang-barang modal bagi tanamn hias yang meliputi industri pembenihan atau pembibitan, industri agrokimia (pupuk, pestisida), industri mesin, industri peralatan dan industri pendukungnya.

2) Subsistem usahatani (on-farm agribusiness) yaitu kegiatan produksi yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan produk tanaman hias primer.

3) Subsistem pemasaran yaitu kegiatan untuk mempelancar pemasaran komoditas tanaman hias di dalam dan di luar negeri. Kegiatan ini juga meliputi kegiatan distribusi untuk memperlancar arus komoditi dari sentra produksi ke sentra konsumsi, promosi, informasi pasar, intelijen pasar (market intelligence).

4) Subsistem jasa yaitu menyediakan jasa bagi subsistem agribisnis hulu, subsistem usahatani dan subsistem ini adalah penelitian dan pengembangan, perkreditan dan asuransi, transportasi dan dukungan kebijaksanaan pemerintah (mikro ekonomi, tata ruang, makro ekonomi).

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Tyas Orchid merupakan bagian dari sistem agribisnis tanaman hias yaitu subsistem agribisnis usahatani dan pemasaran. Pada subsistem agribisnis usahatani kegiatan yang dilakukan oleh Tyas Orchid adalah perbanyakan dan pembesaran beberapa jenis tanaman hias. Kemudian, perusahaan juga melakukan subsistem pemasaran dengan memasarkan dan mendistribusikan hasil produksinya serta produk pendukung lainnya.

(6)

2.5. Manajemen Bisnis Tanaman Hias

Sebagai suatu usaha, tanaman hias juga memerlukan pengelolaan atau manajemen dalam menjalankan operasinya. Salah satu faktor yang menjadikan usaha tanaman hias dapat bersaing adalah kemampuan manajemen yang baik. Pengelolaan/manajemen yang baik dapat meningkatkan perolehan laba perusahaan dan juga mengurangi adanya resiko kerugian. Tiga aspek manajemen yang penting dalam usaha tanaman hias adalah manajemen produksi, pemasaran, dan keuangan.

1) Manajemen produksi

Manajemen produksi merupakan proses kegiatan manajemen yang diterapkan dalam bidang produksi. Manajemen produksi ini mencakup dua hal yaitu perencanaan sistem produksi dan pengendalian produksi (Rahadi et al. 2000). Pada kegiatan produksi ini juga dilakukan proses pengambilan keputusan dalam bidang persiapan produksi dan proses produksi untuk jangka pendek atau panjang. Manajemen produksi yang tepat perlu diterapkan agar perusahaan dapat berproduksi secara lebih efisien.

Rahadi, et al (2000) menyatakan bahwa kegiatan perencanaan sistem produksi terdiri dari perencanaan produk, lokasi usaha, standar kualitas produk dan pengadaan tenaga kerja. Dalam perencanaan sistem produksi tanaman hias, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

a) Perencanaan produk

Kegiatan ini meliputi jenis produk dan jumlah produk yang diproduksi. Hal ini penting mengingat jumlah produk akan berkaitan dengan jumlah bibit atau benih yang akan dibeli, penggunaan alat dan tenaga kerja. menurut Mason (2004), pemilihan jenis tanaman dalam usaha tanaman hias ditentukan oleh kondisi lingkungan tempat usaha didirikan dan seberapa besar tanaman tersebut dapat menghasilkan keuntungan. Tanaman yang sebaiknya diproduksi adalah tanaman yang dapat tumbuh dengan baik dilingkungan tempat usaha. Misalkan jika lingkungan tempat usaha didirikan memiliki persediaan air yang terbatas dan beriklim kering, maka tanaman yang sebaiknya diproduksi adalah tanmana yang meiliki toleransi pada sedikit air (drought-tolenrt plants) dibandingkan dengan

(7)

tanaman yang membutuhkan banyak air (water-loving plants). Disamping itu, tanaman yang diproduksi sebaiknya adalah tanaman yang memiliki harga tinggi karena keunikan dan tingkat kesulitan dalam memproduksinya. Meskipun tanaman ini lebih mahal diproduksi, namun tanaman ini dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis tanamnan yang standar dan mudah diproduksi.

b) Perencanaan lokasi usaha

Pemilihan lokasi usaha harus bisa memberikan keuntungan bagi kemajuan usaha untuk masa yang akan datang. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah keadaan lingkungan, sumber bahan dan pasar. Keadaan-keadaan tersebut tidak pernah stabil, melainkan akan berubah sesuai dengan perkembangan perusahaan. Perubahan itu dapat berpengaruh positif atau negatif terhadap perusahaan. Selain itu, pemilihan lokasi juga ditentukan oleh jenis usaha yang dijalankan. Pada usaha tanaman hias, lokasi usaha dapat ditempatkan dilokasi yang dekat dengan pasar atau pun dekat dengan bahan baku. Lokasi dekat dengan pasar jika perusahaan ingin memperkecil biaya distribusinya dan lebih mempertahankan kesegaran produknya. Sedangkan lokasi dekat bahan baku jika perusahaan ingin memperkecil biaya bahan bakunya.

c) Perencanaan standar kualitas produk

Perencanaan standar kualitas produk berguna untuk mempermudah pengendalian kualitas produk. Kualitas produk perlu dijaga karena menyangkut kepuasaan konsumen atas produk yang dibelinya. Dalam usaha tanaman hias, perencanaan kualitas sangat penting dilakukan karena tanaman hias yang berkualitas akan memiliki harga jual yang tinggi. d) Pengadaan tenaga kerja

Dalam suatu usaha, faktor tenaga kerja sangat diperlukan. Kebutuhan tenaga kerja ini disesuaikan dengan besar kecilnya usaha itu sendiri. Untuk perusahaan yang tidak terlalu besar, kebutuhan tenaga kerjanya dapat dipenuhi oleh anggota keluarga sendiri. Namun, untuk perusahaan yang besar, dibutuhkan tenaga kerja dari luar. Pengambilan tenaga kerja harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan ditanganinya. Selain itu, hal

(8)

perlu diperhatikan adalah pengaturan jam kerja dan upah kerja. Upah kerja menetukan kesejahteraan pekerja yang akhirnya akan berpengaruh terhadap semangat kerjanya. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada usaha tanaman hias adalah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan (skill) dan pendidikan di bidang pertanian khususnya dalam bertani tanaman hias. Namun tidak menutup kemungkinan untuk merekrut tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan tersebut, akan tetapi diperlukan suatu pelatihan (training) yang akan menambah biaya produksi.

Disamping itu, hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan manajemen produksi adalah pengendalian produksi. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Jika penyimpangan tersebut tetap terjadi maka segera dilakukan perbaikan. Pengendalian produksi tanaman hias dapat dilakukan dengan membuat aliran produksi/produksi (operational flowchart) yang berisikan prosedur/langkah-langkah dalam produksi tanaman hias. Menurut Mason (2004), aliran produksi/operasi tanaman hias dapat membantu pelaksanaan manajemen produksi tanaman dengan menetapkan efisiensi produksi, kontrol kualitas, anggaran dan jadwal produksi. Dengan adanya kegiatan ini, maka diharapkan hasil produksi sesuai dengan rencana. Kegiatan yang juga termasuk dalam pengendalian ini adalah pemeliharaan peralatan dan fasilitas produksi tanaman hias lainnya.

2) Manajemen pemasaran

Perusahaan tidak akan dapat memasuki pasar dengan baik jika tidak didukung oleh kegiatan pemasaran yang tepat. Pada akhirnya produk akan menumpuk, harga jatuh dan perusahaanlah yang akan menanggung semua resikonya. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran memerlukan manajemen yang baik. Kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung dari jenis produk yang dijual, tipe dan skala usaha, serta perencanaan bisnis tanaman hias tersebut.

Menurut Mason (2004), usaha tanaman hias meliputi dua tipe usaha yaitu usaha tanaman hias retail (retail nursery) dan usaha tanaman hias produksi (production nursery). Usaha tanaman hias retail merupakan usaha yang menawarkan dan menjual langsung tanaman hiasnya kepada konsumen.

(9)

Sedangkan usaha tanaman hias produksi biasanya memproduksi dan menjual tanaman hias dalam jumlah besar kepada pengusaha lainnya. Kedua tipe usaha ini akan menentukan manajemen pemasaran yang akan dilakukan.

Selain itu, manajemen pemasaran tanaman hias diterapkan dengan bauran pemasaran yang meliputi bauran produk, harga, distribusi dan promosi. Usaha tanaman hias dapat menawarkan berbagai macam produk dan jasa. Selain tanaman hias sebagai produk utamanya, usaha ini juga dapat menawarkan produk pendukungnya yaitu berupa produk pelengkap yang dapat membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tanaman hias seperti pupuk, media tanam, obat tanaman, hormon tanaman, pot, peralatan kebun dan lain-lain. produk jasa mencakup jasa konsultasi tanaman, desain lanskap, perawatan/salon tanaman, renovasi kebun, rental tanaman, jasa merangkai bunga dan lain-lain. Penetapan harga umumnya dilakukan pada usaha tanaman hias yaitu penetapan harga mark-up, penetapan harga umum dan penetapan harga persepsi nilai. Penetapan harga mark-up dilakukan dengan menambahkan mark-up pada biaya produksi tanaman. Penetapan harga umum dilakukan dengan menyesuaikan harganya dengan harga pesaing. Penetapan harga persepsi nilai yaitu penerapan harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan oleh pelanggan dalam hal ini biasanya harga tanaman ditentukan oleh tren tanaman yang sedang berlangsung dan juga kualitas tanaman.

Distribusi pada usaha tanaman hias dilakukan dengan mengirimkan tanaman dari penjual ke konsumen. Mason (2004) menyatakan bahwa distribusi tanaman dapat dilakukan oleh perusahaan itu sendiri atau oleh perusahaan lain. Apapun metode yang digunakan, hal yang harus diperhatikan dalam distribusi tanaman adalah tanaman didistribusikan secepat mungkin dengan harga yang bersaing dan tanpa ada kerusakan. Tanaman yang dikirimkan dengan media tanamnya (tanah) harus dikemas sedemikian rupa sehingga tanaman dapat bertahan dalam kondisi yang baik. Tanaman yang dikirimkan dalam waktu yang lama akan mengalami stress, hal ini dapat diatasi dengan melakukan pemulihan kondisi ketika tanaman sampai dengan di tangan konsumen.

(10)

Promosi merupakan suatu upaya untuk mengenalkan produk pada konsumen. Promosi pada usaha tanaman hias dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti melalui iklan pada majalah, radio dan televisi, brosur/leaflet, pameran, display pada pusat perbelanjaan, kontes, web-site dan lain-lain.

3) Manajemen keuangan

Pengelolaan keuangan tidak kalah penting dengan manajemen produksi maupun pemasaran. Kesalahan penanganan keuangan akan mengakibatkan langkah produksi dan pemasaran terhambat atau tidak berjalan sama sekali. Oleh karena itu, manajemen keuangan merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan usaha tanaman hias. Pengelolaan keuangan pada usaha tanaman hias secara umum ditujukan pada kontrol biaya produksi tanaman. Adapun yang menjadi biaya dalam produksi tanaman hias menurut Mason (2004) adalah lahan, tenaga kerja, modal, peralatan dan material/bahan.

2.6. Hasil Penelitian Terdahulu

Mengkaji penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang penelitian yang pernah dilakukan. Penelitian terdahulu dapat dijadikan acuan, terutama yang berkaitan dengan topik penelitian yang sedang dilakukan. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

Nusawanti (2009), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Roti pada Bagas Bakery di Kabupaten Kendal dengan menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha roti pada Bagas Bakery di Kabupaten Kendal. Berdasarkan hasil analisis matriks IE menggambarkan posisi Bagas Bakery berada pada posisi V yaitu tahap hold and maintain melalui strategi penetrasi pasar. Kemudian dari matriks SWOT diperoleh delapan alternatif strategi dan dari hasil matriks QSPM diperoleh prioritas strategi bagi Bagas Bakery berturut-turut yaitu (1) meningkatkan kualitas sumber daya manusia, (2) menngkatkan mutu produk dan pelayanan, (3) melakukan pengaturan dalam pengalokasian keuangan perusahaan, (4) memanfaatkan Skim Kredit yang

(11)

ditawarkan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga mampu mengatasi kelebihan permintaan terhaap produk Bagas Bakery saat ini, (5) mengembangkan produk baru pada pasar konsumen yang sudah ada, (6) memperbaiki label kemasan produk, (7) mengoptimalkan saluran distribusi yang ada dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen, (8) membuka outlet khusus untuk direct selling.

Penelitian Chaizar (2007) berjudul Analisis Pendapatan Usahatani Phillodendron Millo, Tanaman Hias Euphorbia dan Tanaman Hias Puring di PD Atsumo, Sawangan Depok, Jawa Barat. tujuan penelitian ini adalah menganalisis pendapatan usahatani yang diperoleh PD Atsumo dan menganalisis produk apakah yang akan menjadi produk unggulan pada PD Atsumo. Analisis data dilakukan dengan analisis pendapatan usahatani dan analisis rasio R/C untuk menganalisis produk usahatani paling efisien yang akan menjadi produk unggulan PD Atsumo. Berdasarkan analisis, usahatani bunga potong Phillodendron Millo dan tanaman hias Puring di PD Atsumo menguntungkan sedangkan usahatani tanaman hias Euphorbia tidak menguntungkan. Penulis memberikan saran bahwa PD Atsumo hendaknya melanjutkan pengembangan usahataninya setelah mendapatkan produk unggulan dengan membuka kios tambahan di pasar bunga Rawa Belong atau tempat strategis lainnya agar lebih mudah dijangkau konsumen. Dengan langkah ini konsumen potensial, khususnya konsumen individual, dapat terjaring dan harga jual yang dapat ditetapkan juga lebih tinggi.

R. Irsan Nurgozali (2008) melakukan penelitian yang berjudul Rancangan Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias Kelompok Tani Al-Busyro Florist Tanah Baru Bogor dengan menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan Rancangan Arsitektur Strategik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi usaha Al-Busyro Florist untuk merumuskan strategi pengembangan usaha Al-Busyro Florist dan membuat rancangan arsitektur startegik untuk mengimplementasikan strategi yang telah dirumuskan. Berdasarkan pemetaan matriks IE, kelompok tani Al-Busyro Florist berada pada kuadran V yaitu tahap hold and maintain dengan alternatif strategi utama penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi yang direkomendasikan

(12)

dalam pengembangan usaha pada kelompok tani AL-Busyro Florist berdasarkan analisis SWOT adalah (1) diversifikasi produk, (2) peningkatan produksi, kualitas dan mutu (3) perbaikan sistem manajemen dan peningkatan kualitas SDM, (4) pengurusan legalitas badan hukum kelompok tani Al-Busyro Florist, (5) peningkatan promosi, (6) pertahankan sistem kemitraan yang saat ini telah dijalankan, (7) riset pasar lingkungan usaha. Setelah di dapatkan alternatif strategi dari matriks SWOT maka tahap selanjutnya adalah membuat rancangan arsitektur strategik. Rancangan arsitektur strategik ini dibuat dalam jangka waktu tiga tahun sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.

Simanjuntak (2006) berjudul Analisis Kepuasan Konsumen Rental Tanaman Hias pada Alam Segar Indoor Plant Rental, Ciputat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penilaian konsumen terhadap tingkat kinerja dan kepentingan atribut produk dan pelayanan yang diberikan rental tanaman hias Alam Segar dan merumuskan strategi pemasaran bagi rental tanman hias Alam Segar untuk mempertahankan konsumennya dan menjangkau alternatif atau berlangganan dengan pesaing Alam Segar. Alat analisis yang digunakan adalah Importance and Performance Analysis (IPA). Berdasarkan analisis, konsumen Alam Segar disimpulkan sudah merasa puas dengan produk dan pelayanan Alam Segar. Strategi pemasaran yang dapat diterapkan untuk mempertahankan konsumen lama dan menjangkau konsumen baru dengan cara meningkatkan kinerja atribut yang ada. Untuk atribut harga dapat diterapkan strategi harga dengan penetapan harga diskon kuantitas, potongan promosi dan harga peristiwa khusus untuk konsumen baru maupun lama. Khusus konsumen lama, sekaligus untuk menjaga loyalitas perlu dilakukan pemberian diskon harga. Untuk atribut kesegaran, pemesanan, keluhan, kerusakan dan penantaan diterapkan strategi produk, bentuknya membuat form pemesanan, peningktan pengetahuan tentang desain interior, menambah jenis tanaman yang ada, melakukan perawatan ekstra terhadap tanaman, memberikan garansi dan realisasi terhadap keluhan konsumen, menjalin kerjasama dengan pemasok untuk peningkatan jenis atau perawatan tanaman. Sedangkan utnuk meningkatkan kinerja promosi dilakukan strategi promosi dengan mendorong konsumen lama, mengajak konsumen baru bekerjasama dengan Alam Segar, tetap aktif mengikuti pameran tanaman hias dan

(13)

menyebarkan materi penawaran produk berbasis CD kepada calon konsumen atau konsumen yang sudah berhenti bekerjasama.

Lestari (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Galeri Tanaman Hias Kebun Raya Cibodas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis matriks EFI, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor kunci kekuatan-kelemahan dari lingkungan internal dan faktor-faktor kunci peluang-ancaman dari lingkungan eksternal Galeri Kebun Raya Cibodas, untuk memformulasikan strategi pengembangan usaha untuk Galeri KRC berdasarkan analsis lingkungan internal dan eksternal dan untuk menentukan prioritas atau memilih strategi pengembangan usaha yang terbaik bagi galeri KRC. Berdasarkan pemetaan matriks IE, galeri KRC berada pada kuadran V yaitu tahap hold and maintain. Posisi kuadaran ini menunjukkan posisi internal dan eksternal galeri KRC dalam kondisi sama yaitu sedang atau sama dengan rat-rata indutri. Strategi yang tepat untuk galeri KRC adalah stability strategy. Bentuk-bentuk umumnya seperti strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk atau strategi intensif lainya. Empat alternatif strategi utama yang relevan untuk dilaksanakan oleh galeri KRC adalah (1) Berusaha meraih lebih besar share dari segmen pasar pengunjung KRC, (2) Memperbaiki produk, (3) Melakukan pemasaran lebih intensif dan terintegrasi dan (4) Mengembangkan penyediaan produk komplemen. Startegi yang paling prioritas untuk dijalankan adalah strategi perbaikan produk.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya maka dalam penelitian ini mengambil topik analisis strategi bisnis pada Tyas Orchid, Bogor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada lokasi penelitian dan waktu penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, tidak didapatkan peresepan antibiotik yang termasuk dalam kategori IIIA jadi dari 36 pasien dan 39 jenis antibiotik yang digunakan sudah

Dalam hal ini, agar peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan informasi baik secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian, maka peneliti harus

Pada tahap pengamatan/ observasi ini, peneliti bersama pengawas sekolah melakukan observasi untuk mengamati kelima guru IPS tersebut mengajar di kelas. Peneliti

Dari permasalahan yang timbul diatas, maka perusahaan membutuhkan suatu sistem informasi akutansi penggajian karyawan yang terkomputerisasi yang diharapkan

PPK dan Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan SPK

Kebutuhan pemberian nama pada suatu warna, ternyata berlaku secara universal di seluruh dunia. Tantangan ini harus dijawab dengan baik oleh manusia di setiap negara. Warna perlu

Barang JENIS / NAMA BARANG SPESIFIKASI SATUAN HARGA

 Paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup  Paragraf deduktif, induktif, gabungan, atau paragraf tanpa