• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSATUAN & KEUNIVERSALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSATUAN & KEUNIVERSALAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

#

165

Th.XVI

Juni 2018

Media Komunikasi Paroki St. Stefanus, Cilandak - Jakarta Selatan

PERSATUAN &

KEUNIVERSALAN

Seberapa penting

LOYALITAS dalam

lingkungan yang

majemuk?

Keselamatan

dalam KASIH

persaudaraan

yang sejati

Paus Fransiskus:

Umat Katolik

harus BERGERAK

18

28

46

(2)

BERBEDA-BEDA TETAPI TETAP SATU. Kalimat itu selalu diserukan sejak kita duduk di bangku sekolah dasar sebagai pengingat bahwa, Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku, dengan segala perbedaan mulai dari keyakinan hingga cara pandang. Untuk menghadapi perbedaan, butuh toleransi agar hubungan antar sesama atau bermasyarakat tetap satu dan tidak terpecah. Akan tetapi, sudahkah kita melakukan perilaku kebhinekaan?

Kenyataannya disadari atau tidak, kebhinekaan malah ‘mendorong’ kita bermuka dua. Kita pura-pura menerima kenyataan tentang segala hal yang berkaitan dengan perbedaan. Padahal secara tidak langsung kita justru menolak perbedaan, terutama yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Lingkungan yang mana? Di mana saja, baik itu di komunitas, lingkungan gereja dan bahkan bermasyarakat. Kebhinnekaan yang seharusnya memupuk persatuan dan kesatuan, tapi malah memunculkan perpecahan dan kehancuran.

Melalui MP dengan tema Persatuan dan Keuniversalan kita diajak untuk lebih memahami mengenai makna di balik dua kata tersebut dan mengaplikasikannya pada perilaku kita sehari-hari dalam lingkungan. Kita diingatkan kembali, akar permasalahan utama apa saja yang memicu perpecahan dalam lingkungan dengan segala keuniversalan. MP juga menghadirkan sosok Pastor Felix Supranto, SSCC yang menggambarkan caranya menenun persaudaraaan melalui kemajemukan. Sosok yang berhasil menenun karya bhinnekanya menuntun umat sebagai pembaca untuk ikut merasakan kenyamanan bergaul dengan berbagai komunitas, tanpa memandang latarbelakang dan keyakinan yang dianut. ELS

TUHAN, JADIKANLAH KAMI ALAT DAMAI-MU. ... Di mana ada teriakan,

biarkanlah kami berlatih mendengarkan; Di mana ada kebingungan, biarkanlah kami

mengilhami keselarasan;

Di mana ada ketidakjelasan, biarkanlah kami membawa kejelasan;

Di mana ada pengucilan, biarkanlah kami memberi solidaritas;

Di mana ada kegemparan, biarkanlah kami memakai ketenangan;

Di mana ada kedangkalan, biarkanlah kami mengajukan persoalan-persoalan nyata; Di mana ada prasangka, biarkanlah kami

membangkitkan kepercayaan; Di mana ada permusuhan, biarkanlah kami

membawa rasa hormat;

Di mana ada kepalsuan, biarkanlah kami membawa kebenaran.

Amin.

Bapa Paus Fransiskus Februari 2018

... dan kamu akan

mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu ...

Yoh. 8:32

Mari turut mewartakan DAMAI dan KEBENARAN melalui Seksi Komunikasi

Sosial (KOMSOS) Paroki Cilandak.

Hubungi:

Stella (HP/WA)

0812 2227 2739) atau

email: info@st-stefanus.or.id &

dsaluling@gmail.com

untuk turut menebar keterbukaan dan kebersamaan bersama kami,

RALAT:

Telah terjadi kesalahan penulisan pada halaman Dana Paroki Edisi 164 Mei 2018. Tertulis “Dana Paroki Mei 2018” yang seharusnya adalah “Dana

Paroki April 2018”. Redaksi memohon maaf atas terjadinya kesalahan ini.

(3)

4 MPJuni 2018 MPJuni 2018 5

KALENDERIUM - KEGIATAN PAROKI ST STEFANUS- CILANDAK. THN 2018 BULAN : JUNI

TGL HARI WAKTU PESERTA

(orang) RUANGAN

? ? ? Rapat Bulanan Pengurus Pendidikan Leo Dehon ? ? ? Temu Seksi Paroki se KAJ Pendidikan KAJ ? ? ? Rapat Pengurus PPA Liturgi

? ? ? Kunjungan Seminari/Novisiat Liturgi ? ? ? Festival / Lomba PSO Liturgi ? ? ? Latihan dan Pembinaan 2 seminggu Subseksi Kesenian Liturgi ? ? ? Pemeriksaan Kesehatan/Lab Lansia DS Kesehatan

Senin sd 09.00-12.00 Pengobatan Umum dan Gigi Lab Sederhana Kesehatan Umum Klinik Pratama Sabtu 15.00- 17.00 Pengobatan Umum dan Gigi Lab Sederhana Kesehatan Umum Klinik Pratama 1 Jumat 17.30 sd 19.00 Buka Puasa Bersama dan Kenduri Pancasila HAAK 100 Halaman parkir gereja

Rekreasi Cinta NKRI SKP 30

07.30-09.00 Pelajaran Komuni Pertama ( Setiap hari Minggu ) Katekese 100 LD 301-312 2 Sabtu 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Yudas) Katekese 2-4 LD 213 3 Minggu 07.30-09.00 Pelajaran Komuni Pertama ( Setiap hari Minggu ) Katekese 100 LD 301-312

09.30-11.30 Pengajaran BIR (setiap hari minggu) Katekese 15-20 LD 206 09.30-11.30 Sekolah Minggu anak anak BIA ( setiap hari minggu) Katekese 80-135 LD 207-209-212-213 08.30-09.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212,207 11.30-12.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212 12.00-13.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212 + 1 ruangan ? 13.00-14.00 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas 1 ruangan lagi 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Yuwono/bu Yeyen-setiap minggu))Katekese 10-15 LD 206

KEGIATAN PELAKSANA

08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Aditya-setiap hari minggu) Katekese 10-15 LD 213 09.30-11.30 Pengajaran Katekumen (pak Iwan-setiap hari minggu) Katekese 10-15 LD 205 4 Senin 19.00-21.00 Kisah Kasih Allah KKS 90-100

19.00-21.30 Doa Bersama - Praise dan Worship PDKK Malam LD lt 3 5 Selasa 19.00-21.00 Pengajaran KKS KKS 60-70 LD 307-308

Hari Lingkungan Hidup Sedunia PBB SKP umum

6 Rabu 10.00- Doa Karismatik PDKK pagi ? LD lt 3 19.00-21.30 Doa Karismatik PDKK malam ? LD lt 3 7 Kamis 19.00-21.00 Kisah Kasih Allah KKS 90-100

8 Jumat Gerakan Jumat (kedua) Sehat dgn RT RW Kel dan KecamatanKesehatan

Aksi Lebaran PSE LD 109

9 Sabtu Misa Sore Pemutaran video Gerakan Transformatif Tahun Persatuan Liturgi Dalam Gereja

Aksi Lebaran PSE LD 109

08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Yudas) Katekese 2-4 LD 213 10 Minggu Setiap Misa Pemutaran video Gerakan Transformatif Tahun Persatuan Liturgi Dalam Gereja

08.00-12.00 Donor Darah PSE 100 208-209

07.30-09.00 Pelajaran Komuni Pertama ( Setiap hari Minggu ) Katekese 100 LD 301-312 09.30-11.30 Pengajaran BIR (setiap hari minggu) Katekese 15-20 LD 206 09.30-11.30 Sekolah Minggu anak anak BIA ( setiap hari minggu) Katekese 80-135 LD 207-209-212-213 08.30-09.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212,207 11.30-12.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212 12.00-13.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212 + 1 ruangan ? 13.00-14.00 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas 1 ruangan lagi 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Yuwono/bu Yeyen-setiap minggu)Katekese 10-15 LD 206 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Aditya-setiap hari minggu) Katekese 10-15 LD 213 09.30-11.30 Pengajaran Katekumen (pak Iwan-setiap hari minggu) Katekese 10-15 LD 205 11 Senin 19.00-21.00 Kisah Kasih Allah KKS 90-100

19.00-21.30 Doa Bersama - Praise dan Worship PDKK Malam LD lt 3

JUNI 20

18

JUNI 20

18

12 Selasa 19.00-21.00 Pengajaran KKS KKS 60-70 LD 307-308 ? Pelayanan Kasih ke Panti Werdha Bina Bakti PDKK pagi ? Serpong 13 Rabu 10.00- Doa Karismatik PDKK pagi ? LD lt 3 19.00-21.30 Doa Karismatik PDKK malam ? LD lt 3 19.00-22.00 Rapat Internal Seksi SKK 10-15 LD 205-206 14 Kamis 19.00-21.00 Kisah Kasih Allah KKS 90-100

15 Jumat pagi Silaturahmi dgn Kecamatan Kelurahan RT/RW setempat HAAK 5 -10 N/A 16 Sabtu 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Yudas) Katekese 2-4 LD 213

09.30-12.30 Katekese LD 307-309 Sharing Session para katekis

17 Minggu 11.30-13.30 Rekatekisasi Orang Tua Baptis bayi Katekese 15-20 LD 207-208 09.30-11.30 Pengajaran BIR (setiap hari minggu) Katekese 15-20 LD 206 09.30-11.30 Sekolah Minggu anak anak BIA ( setiap hari minggu) Katekese 80-135 LD 207-209-212-213 09.30-11.30 Rapat Pengurus BIA Katekese 12-15 LD 207-209 08.30-09.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212,207 11.30-12.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212 11.30-13.30 Rapat Koord Pengurus Sie Katekese Katekese 12-15 LD 205 12.00-13.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212 + 1 ruangan ? 13.00-14.00 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas 1 ruangan lagi 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Yuwono/bu Yeyen-setiap minggu))Katekese 10-15 LD 206 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Aditya-setiap hari minggu) Katekese 10-15 LD 213 09.30-11.30 Pengajaran Katekumen (pak Iwan-setiap hari minggu) Katekese 10-15 LD 205 18 Senin 19.00-21.00 Kisah Kasih Allah KKS 90-100

19.00-21.30 Doa Bersama - Praise dan Worship PDKK Malam LD lt 3 19 Selasa 19.00-21.00 Pengajaran KKS KKS 60-70 LD 307-308

? Pelayanan Kasih ke Panti Werdha Melania PDKK pagi ? Rempoa 20 Rabu 10.00- Doa Karismatik PDKK pagi ? LD lt 3 19.00-21.30 Doa Karismatik PDKK malam ? LD lt 3

Pembekalan Para Katekis, Forum Group Discussion,

21 Kamis ? Doa Bersama / Doa Syafaat PDKK pagi 20 LD lt 3 19.00-21.00 Kisah Kasih Allah KKS 90-100

22 Jumat

23 Sabtu 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Yudas) Katekese 2-4 LD 213

24 Minggu 11.30-13.30 Rekatekisasi Orang Tua Baptis bayi Katekese 15-20 LD 207-208 09.00-13.00 Rekoleksi Orang Tua dan Peserta Komuni Pertama Katekese 200 Aula Lt 4 09.30-11.30 Pengajaran BIR (setiap hari minggu) Katekese 15-20 LD 206 09.30-11.30 Sekolah Minggu anak anak BIA ( setiap hari minggu) Katekese 80-135 LD 207-209-212-213 08.30-09.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212,207 11.30-12.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212 12.00-13.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212 + 1 ruangan ? 13.00-14.00 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas 1 ruangan lagi 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Yuwono/bu Yeyen-setiap minggu))Katekese 10-15 LD 206 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Aditya-setiap hari minggu) Katekese 10-15 LD 213 09.30-11.30 Pengajaran Katekumen (pak Iwan-setiap hari minggu) Katekese 10-15 LD 205 Seminar tentang Gender dan Migrant ( Reserved) SKP 80 Paroki 25 Senin 19.00-21.00 Kisah Kasih Allah KKS 90-100

19.00-21.30 Doa Bersama - Praise dan Worship PDKK Malam LD lt 3 26 Selasa 19.00-21.00 Pengajaran KKS KKS 60-70 LD 307-308

? Pelayanan Kasih ke Panti Werdha Melania PDKK pagi ? Rempoa 27 Rabu 10.00- Doa Karismatik PDKK pagi ? LD lt 3 ? Perayaan Ekaristi Kudus Karismatik PDKK pagi LD lt 3 19.00-21.30 Doa Karismatik PDKK malam ? LD lt 3 28 Kamis ? Doa Bersama / Doa Syafaat PDKK pagi 20 LD lt 3

19.00-21.00 Kisah Kasih Allah KKS 90-100 29 Jumat

30 Sabtu 08.30-14.00 Pertemuan Dewan Paroki Inti / DPI DPH 45

08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Yudas) Katekese 2-4 LD 213 09.30-12.30 Katekese LD 307-309

Sharing Session para katekis

10.00-13.00 Pertemuan Rutin Seksi HAAK Dekenat Jaksel & Tng HAAK 10-15 LD 206

Libur Umum/Cuti Masal

01-Jun : Hari Lahir Pancasila * hari libur resmi pemerintah 15-16 Juni: Idul Fitri 1439

11 sd 20 Juni : Cuti bersama Idul Fitri 1439 * hari minggu

* jam atau ruangan belum ada Pembekalan Para Katekis, Forum Group Discussion,

KALENDERIUM

12 Selasa 19.00-21.00 Pengajaran KKS KKS 60-70 LD 307-308 ? Pelayanan Kasih ke Panti Werdha Bina Bakti PDKK pagi ? Serpong 13 Rabu 10.00- Doa Karismatik PDKK pagi ? LD lt 3 19.00-21.30 Doa Karismatik PDKK malam ? LD lt 3 19.00-22.00 Rapat Internal Seksi SKK 10-15 LD 205-206 14 Kamis 19.00-21.00 Kisah Kasih Allah KKS 90-100

15 Jumat pagi Silaturahmi dgn Kecamatan Kelurahan RT/RW setempat HAAK 5 -10 N/A 16 Sabtu 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Yudas) Katekese 2-4 LD 213

09.30-12.30 Katekese LD 307-309 Sharing Session para katekis

17 Minggu 11.30-13.30 Rekatekisasi Orang Tua Baptis bayi Katekese 15-20 LD 207-208 09.30-11.30 Pengajaran BIR (setiap hari minggu) Katekese 15-20 LD 206 09.30-11.30 Sekolah Minggu anak anak BIA ( setiap hari minggu) Katekese 80-135 LD 207-209-212-213 09.30-11.30 Rapat Pengurus BIA Katekese 12-15 LD 207-209 08.30-09.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212,207 11.30-12.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212 11.30-13.30 Rapat Koord Pengurus Sie Katekese Katekese 12-15 LD 205 12.00-13.30 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas LD,212 + 1 ruangan ? 13.00-14.00 Pengajaran Agama Katolik Katekese 5 org/kelas 1 ruangan lagi 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Yuwono/bu Yeyen-setiap minggu))Katekese 10-15 LD 206 08.00-09.30 Pengajaran Katekumen (pak Aditya-setiap hari minggu) Katekese 10-15 LD 213 09.30-11.30 Pengajaran Katekumen (pak Iwan-setiap hari minggu) Katekese 10-15 LD 205 18 Senin 19.00-21.00 Kisah Kasih Allah KKS 90-100

19.00-21.30 Doa Bersama - Praise dan Worship PDKK Malam LD lt 3 19 Selasa 19.00-21.00 Pengajaran KKS KKS 60-70 LD 307-308

? Pelayanan Kasih ke Panti Werdha Melania PDKK pagi ? Rempoa 20 Rabu 10.00- Doa Karismatik PDKK pagi ? LD lt 3 19.00-21.30 Doa Karismatik PDKK malam ? LD lt 3

Pembekalan Para Katekis, Forum Group Discussion,

LIBUR UMUM/CUTI MASSAL 01 Juni: Hari Lahir Pancasila 15-16 Juni: Idul Fitri 1439

(4)

Pemimpin

Stella Maris

Sekertaris Redaksi/Koordinator

Prima Pasaribu

Creative Design: Donald Saluling,

Lucia Asri Ayu Heryanto, Natalie Halim.

Redaksi: Triasputro, Adiya W. S.,

Kornelius Jemada, Felicia N, Veronica Putri Larosa, Dian Wiardi, Stevanus

Putro, Susan Joezar, Yenny Lukita, Christina Deasy Levita, Bastian Utama, Thomas Cesariano, Yossi Yosua, Paskalis

Agung, Christina Ayu Deran Nuba.

Facebook: mediapassmagz@gmail.com Artikel Peliputan: redaksimediapass@

yahoo.com atau (+62813-28130513)

Donasi Kasir Paroki (+62 21-7512669)

No Rekening: PGDP PAROKI/GRJ ST. STEFANUS: BCA 071.3021.994.

Marketing/Iklan:

Donald Saluling (+62 81294053016)

Penerbitan Majalah MediaPASS dibawah perlindungan Dewan Paroki

Cilandak melalui Seksi Komunikasi Sosial (KOMSOS).

Ketua Dewan Paroki: Thomas Suratno

SCJ Pendamping KOMSOS: Marcelino Iwan Goenadi Ketua Seksi KOMSOS:

Agustinus Sonny Prakoso

Bendahara: Dian Wiardi Pimpinan Umum/Usaha: Donald Saluling Infrastruktur: Stefanus Wangsit. Webpage: WWW.ST-STEFANUS.OR.ID

Email: info@st-stefanus.or.id, Twitter: @parokiStefanus Warta Paroki: Yohanes Ledo Mading/Acrylic: Kornelius Jemada

2 Iklan Rekrutmen KOMSOS 3 Kerling

4 Kalenderium Juni 2018 6 Daftar Isi

8 211 Tahun Keuskupan Agung Jakarta 10 Pemeriksaan Mata untuk Umum 12 Konferensi WKRI

14 Prestasi Tim Futsa Paroki Cilandak 16 Kunjungan DPH ke Wilayah 11 17 Misa Panggilan

18 Seberapa Penting Loyalitas dalam Lingkungan yang Majemuk?

24 Apa yang Paling Sering Menyebabkan Pecahnya Persatuan?

28 Keselamatan Dianugerahkan Kepada Orang Yang Memiliki Kasih Persaudaraan Sejati 34 Meneruskan Cinta Pastor Martin van Ooij, SCJ 36 Penyebab Individu Sulit Menghargai Orang Lain 40 Mengapa Kartini Diperingati dan Berpakaian

Adat ?

44 Kesehatan Mental dan Emosional Remaja 47 Paus Fransiskus: Umat Katolik Jangan Diam 50 Selamatkan Bumi Dari Ancaman Pemanasan Global

52 Berkat Cinta Pertama 54 Dana Paroki Mei 2018

Pemilihan ketua cabang baru dan konferensi Wanita Katolik Republik Indonesia di gereja Santo Stefanus Pentingnya memupuk persaudaraan yang tulus dan sejati diantara sesama

untuk mendapatkan Penerimaan Komuni Pertama pada hari Keseruan umat Paroki Cilandak dalam acara Jalan Santai memperingati 211 tahun Keuskupan Agung Jakarta

Tim Futsal Paroki Cilandak menjadi juara 1 di turnamen Futsal Nasional KAJ

SEPUTAR PAROKI ORBITAN UTAMA MENURUT MEREKA PESONA SABDA SKALA IMAN PSIKOLOGI KESEHATAN TUNAS STEFANUS ORBITAN LEPAS DANA PAROKI PENDIDIKAN

12

28

56

8

14

Daftar Isi

(5)

8 MPJuni 2018 MPJuni 2018 9

SEPUTAR PAROKI

Pagi itu sekitar pukul 06.00 WIB, tampak keramaian memenuhi kawasan Gereja Katedral Jakarta. Sekitar 3.500 orang memenuhi halaman, lapangan parkir bahkan jalan raya untuk

mengikuti undangan acara “Jalan Santai Kerukunan dan Kebhinnekaan Lintas Agama”. Menurut Ketua komisi HAAK (Hubungan Antar Agama Kepercayaan dan Kemasyarakatan) KAJ, Pastor Antonius Suyadi, Pr yang diwawancarai MP secara eksklusif mengatakan bahwa ada sekitar 50 paroki berkumpul di Katedral, dengan perwakilan masing masing paroki sebanyak 60 orang,

termasuk rombongan dari Gereja St. Stefanus Cilandak yang berangkat pukul 05.20 WIB. Hal ini mengantisipasi penuhnya lapangan parkir di Masjid Istiqlal Jakarta.

Acara jalan santai yang diadakan pada Sabtu 12 Mei 2018 ini dihadiri oleh Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo, Menteri ESDM Ignatius Jonan, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta Ahmad Syafii Mufid, Wakil Ketua Umum Vox Point Indonesia Susan Binsasi Sarumaha dan sejumlah tokoh lintas agama dan masyarakat. Acara dibuka dengan penampilan marching band dari Sekolah

Tarakanika yang membuat suasana semakin meriah dan bersemangat. Terik matahari yang semakin terasa, tidak mengurangi antusiasme tiap pribadi. Selain marching band dan barongsai, kegiatan lain yang turut memeriahkan acara ini adalah penampilan istimewa dari pemain rebana, ondel-ondel, kesenian pencak silat THS-THM, serta kesenian daerah Jathilan.

Uniknya lagi, setiap peserta

mengenakan pakaian atau atribut budaya dari daerah asalnya, mulai dari bagian barat sampai timur Indonesia. Tak hanya itu, terlihat juga beberapa dari mereka yang menggunakan pakaian keagamaan. Suasana saat itu begitu indah dan menggetarkan hati. Usai penampilan barongsai, peserta dan seluruh tamu undangan yang hadir menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diiringi marching band. Sebelum acara Uskup Mgr. Ignatius Suharyo memberikan sambutan. “Kehadiran perwakilan pemerintah dan pimpinan komunitas agama membesarkan hati kami, untuk membina umat Katolik di KAJ menjadi warga negara yang semakin baik,” ujar uskup. Ahmad Syafii Mufid dalam sambutannya menanggapi tema ‘Kita Bhinneka Kita Indonesia’ yang menurutnya sangat

PAROKI CILANDAK

AMBIL BAGIAN DI ACARA SYUKURAN

211 TAHUN KAJ

menyentuh hati dan perasaan dan dia menegaskan bahwa setiap orang tidak bisa hidup dan berjalan sendiri. Ignatius Jonan juga mengatakan bahwa apapun agama dan keyakinannya kita tetap satu Indonesia. “Sebaiknya ketika berada dalam suatu kelompok atau agama manapun kita tidak terlihat eksklusif. Tidak juga mengasingkan atau memisahkan diri dari masyarakat. Dari Sabang sampai Merauke kita memang berbeda, namun justru perbedaan itu yang membuat kita menjadi kaya,” jelas Jonan.

Usai rangkaian acara pembukaan, tepat jam tujuh pagi jalan santai dimulai. Rutenya dimulai dari Katedral-Jalan Veteran -Jalan Lapangan Banteng belok ke kiri setelah Hotel Borobudur dan berakhir di Katedral. Jarak yang ditempuh sekitar 3,8 km. Untuk diketahui jalan santai ini merupakan sebagai tanda syukur atas 211 tahun (8 Mei 1807-8 Mei 2018) Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Sesuai dengan tema Gereja Katolik Amalkan Pancasila:

Kita Bhinneka Kita Indonesia. Selain

itu dalam konferensi persnya, Pastor Antonius Suyadi mengajak seluruh umat KAJ untuk bersatu membangun persaudaraan dengan naungan dasar Negara Pancasila. PR

(6)

SEPUTAR PAROKI

S

ejak jam setengah delapan pagi, sekumpulan orang sudah berkumpul di Gereja St. Stefanus, Sabtu 26 Mei 2018. Mereka adalah para peserta pemeriksaan mata yang digagas oleh Tim Aksi Puasa Pembangunan (APP) bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), Para peserta yang hadir bukan hanya umat dari Paroki Cilandak saja, tapi dibuka untuk umum. Kristina Budiman selaku Ketua APP mengatakan, acara pemeriksaan mata sebelumnya hanya ditargetkan untuk 250 peserta.

“Tapi yang hadir justru lebih dari jumlah yang ditargetkan. Sekitar 500an orang yang datang dan ini luar biasa sekali antusiasnya,” jelas Kristina saat berbincang dengan tim MP.

Selain bekerjasama dengan Perdami, Tim APP juga oleh sukarelawan dari Wilayah III dan PAK yang total berjumlah 19 orang. Dalam kegiatan itu, para peserta diminta lebih dulu melakukan daftar ulang di lantai tiga Gedung Leo Dehon.

Dilanjutkan pemeriksaan baik buruknya fungsi mata secara keseluruhan atau ketajaman penglihatan. Lalu pemeriksaan lapang pandang, hingga penentuan minus dan plus pada mata.

Pemeriksaan terakhir pada dokter mata yang kemudian menentukan apakah para peserta menggunakan kacamata atau tidak.

Kabar bahagianya, para peserta yang diwajibkan menggunakan kacamata dapat memilih kacamata sesuai keingingan. Gratis! Para peserta hanya membayar biaya pendaftaran sebesar Rp25 ribu. “Uang itu juga dipergunakan untuk konsumsi dan goodie bag bagi para peserta setelah pemeriksaan dilakukan,” tambah Kristin. Lalu bagaimana tanggapan peserta pemeriksaan mata? “Bagus sekali karena kita tahu kacamata minus atau plus harganya mahal. Kegiatan ini sangat membantu sekali,” jelas salah satu peserta, Fransiska Sari. Meski peserta melebihi target yang ditentukan, namun Kristin menegaskan bahwa dalam kegiatan pemeriksaan mata ini sengaja meniadakan skala prioritas. Alasannya sederhana, agar tidak ada peserta yang merasa ingin didahului.

“Kalau ada skala prioritas, kasihan dengan peserta lain yang sudah menunggu. Jadi kami memutuskan tidak ada skala prioritas. Kalau ingin diperiksa lebih dulu,

datanglah lebih awal. Kami semua melayani sama, tidak membeda-bedakan,” jelas Kristin lagi. ELS

Antusias Peserta di Pemeriksaan

Mata Paroki Cilandak

(7)

12 MPJuni 2018 MPJuni 2018 13

SEPUTAR PAROKI

KONFERENSI CABANG

WANITA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA

(WKRI)

DPC ST. STEFANUS CILANDAK

W

anita Katolik Republik Indonesia (WKRI) merupakan salah satu organisasi Katolik diakui Negara, bersifat sosial aktif, mandiri, memiliki kekuatan moral, dan kemampuan andal dalam menjalakan karya pengabdian, untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Dalam menjalankan visinya dibutuhkan pengurus yang baik dan siap bekerja.

Persiapan itu dilakukan melalui proses Konferensi Cabang WKRI Dewan Pengurus Cabang St. Stefanus Cilandak pada Sabtu, 19 Mei 2018. Konferensi WKRI merupakan pergantian pengurus yang rutin dilakukan setiap tiga tahun sekali. Acara yang dimulai jam delapan pagi di Gedung Leo Dehon, dihadiri 118 orang termasuk utusan dari Dewan Pengurus Daerah Jakarta, para undangan DPC wilayah selatan, perwakilan Dewan

Paroki, dan para mantan Ketua Cabang WKRI St. Stefanus beserta anggota. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan sambutan dari Klara Ruma Hermanus selaku anggota Presidium II DPD Jakarta.

Dalam sambutan hangatnya, ia mengajak seluruh anggota Cabang St. Stefanus untuk tetap aktif dalam mengikuti kegiatan khususnya melayani masyarakat yang membutuhkan. Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan Sidang Pleno I yang mengesahkan Tim Verifikasi Keuangan, Tim Pemilih, Komisi Rencana Kerja dan Komisi Pengembangan Kualitas Organisasi (PKO). Acara dilanjutkan dengan Sidang II yang dipimpin Nita Moningka yang membacakan dan mengesahkan Laporan

Pertanggungjawaban DPC, dengan hasil kerja pengurus lama yang cukup baik. Usai memberikan

laporan, semua tim yang telah disebutkan berdiskusi. Misalnya Tim Verifikasi Keuangan membahas keuangan yang digunakan sampai hari pelantikan, sedangkan Komisi Rencana Kerja membahas rencana kerja tiga tahun ke depan. PKO membahas kegiatan untuk pengembangan kualitas organisasi. Setelah berdiskusi, tim tersebut memaparkan hasil perundingan mereka di Sidang ke IV.

Setelah tim sidang komisi selesai, dilanjutkan dengan pemilihan ketua cabang baru periode 2018-2020. Ada lima kandidat terpilih, yaitu J. Anastasia Anie, Francisca

Purnamawaty, Fransisca Lingiawati Layhadi, Anastasia Erna Suwarsih, dan Antonia Mur Retno. Mereka kemudian dipilih oleh para pemegang mandat yang mewakili suara anggota dari delapan Ranting yang berjumlah 58 orang. Setiap orang memilih tiga nama sekaligus. Hasilnya diperoleh tiga suara tertinggi yang menjabat sebagai Ketua (Francisca Purnamawaty) Wakil Ketua I (Fransisca Lingiawati Layhadi), Wakil Ketua II (Anastasia Erna Suwarsih). Mereka kemudian mengucapkan janji sumpah pengurus dan diberkati Pastor Thomas Suratno, SCJ. PANK

(8)

SEPUTAR PAROKI

P

aroki Cilandak kembali meraih prestasi di bidang olahraga. Kali ini Paroki Cilandak menjadi berhasil menduduki peringkat pertama alias Juara I dalam Turnamen Futsal yang digelar oleh Paroki Kedoya sejak 6 Mei 2018 sampai 27 Mei 2018.

Adapun pemain yang ikut bertanding sebagai pemain utama, yaitu Kristoforus Kevin Balalian, Fernando Jeferson Belawa Doren, Fransiskus Imanuel, Basillius Lelang Putra Satya, dan Daniel Orthega. Pemain cadangannya adalah Erich Ryan Bali Fransiskus, Jonathan Winata Salang Boleng, Pedro Bautista Uring, Gregorius Subang dan Balla Maran.

Tim MP berkesempatan melihat kelincahan para peserta futsal dari Paroki Cilandak yang bertanding. Tim Paroki Cilandak menang telak dengan skor 4-1 melawan Paroki Tanjung Priok. Kemudian melawan Paroki Grogol dengan skor 6-5. Dengan ini Paroki Cilandak berhasil maju ke babak semifinal bertemu

BUAH MANIS

KEKOMPAKAN

TIM FUTSAL

PAROKI CILANDAK

Paroki Maria Bunda Karmel, dengan skor akhir 9-7. Berkat kekompakan tim, akhirnya Paroki Cilandak berhasil maju ke babak final bertemu Paroki Cempaka Putih.

Pada babak final, pertandingan berjalan sangat seru. Kedua tim menampilkan permainan yang epic, meski Gregorius Subang sempat mengalami cedera saat laga yang mengakibatkan kartu kuning untuk tim lawan. Pertandingan memanas dan menegangkan bahkan sampai di menit akhir. Namun hasilnya membanggakan. Paroki Cilandak

berhasil memenangi laga akhir final dengan skor 7-5.

Kemenangan ini bukan tanpa usaha yang gigih dari tim Paroki Cilandak. “Tim ini kompak

makanya bisa juara satu,” ujar Danil usai pertandingan. Erich bahkan mengakui kalau turnamen secara keseluruhan bisa dilalui dengan mudah karena giatnya tim Paroki Cilandak untuk berlatih. Nantinya Tim Futsal Paroki Cilandak juga akan mengikuti kompetisi lain di Gereja Kristen Jawa Nehemia, Jakarta. PANK

(9)

16 MPJuni 2018 MPJuni 2018 17 24 MPAgustus 2016

P

astor Suratno, SCJ melakukan kunjungan ke Wilayah XI, yaitu ke Lingkungan Felicitas tepatnya di kediaman Wahyu. Dalam kunjungan pastor yang bertepatan dengan Pembukaan Bulan Maria pada 1 Mei 2018, Lingkungan Felicitas turut mengundang Lingkungan Anastasia yang masih berada di area Wilayah XI. Kunjungan dampingi Ketua Katakese, Jaston Sinaga, dan Sekretaris Dewan Proki, Shinta Kohar.

Dalam kunjungan itu, Pastor Ratno menjelaskan tentang

pandangan terhadap Bunda Maria. Warga diberi pemahaman tentang perbedaan Bulan Maria di Mei dan Oktober, mengapa harus berdoa rosario, dan lainnya. Kunjungan ini bekerjasama dengan tiga seksi, yaitu KKS, Katakese, dan Seksi Liturgi.MP

W

ilayah

XI

GABRIEL MALAIKAT AGUNG

46 MPAgustus 2016

MISA

PANG

GILAN

MISA

PANG

GILAN

MISA

PANG

GILAN

SEPUTAR PAROKI

SEPUTAR PAROKI

(10)

ORBITAN UTAMA

O

leh karena perbedaan yang mengarah pada kesatuan, perlu adanya kerukunan antar sesama. Dalam buku berjudul Kerukunan Umat Beragama: Pilar Utama Kerukunan Berbangsa yang diterbitkan pada 2002 dijelaskan rukun berasal dari bahasa Arab yaitu ruknun yang berarti asas atau dasar. Dalam Bahasa Indonesia, rukun yang menujuk pada adanya hubungan baik, serasi, selaras, dan seimbang antarpribadi, serta golongan dalam masyarakat. Dalam masyarakat yang majemuk dari segi agama, seperti Indonesia, gagasan kerukunan mulai diperkenalkan sejak 1967 dan memang sudah seharusnya menjadi unsur yang sangat fundamental, bagi kerangka dasar pengembangan kehidupan beragama. Sejarah mengajarkan kita bahwa hanya dengan mewujudnyatakan dan memantapkan kerukukan secara konsisten dan berkesinambungan, kemajemukan agama tidak

membawa negara ini pada keadaan terpecah belah.

Bila disadari bersama,

kemajemukan yang diperlihatkan dalam hubungan yang seimbang antarpribadi, golongan dalam masyarakat mengakui adanya perbedaan secara hakiki. Tetapi yang menonjol bukanlah benturan dan konflik melainkan kedamaian, kesejukan, ketertiban, dan

keamanan. Mengapa kita perlu menyadari hal tersebut? Karena melalui perbedaan, kita bisa saling memberi, memperkaya, dan saling melengkapi. Saling menyuburkan,

menghidupkan, dan menopang. Dengan menyikapi perbedaan melalui kerukunan, persatuan bangsa pada umumnya dan di lingkungan pada khususnya dapat dibina serta dilestarikan. Nah bila melihat perbedaan dari sudut pandang saat ini, banyak sekali peristiwa lokal yang mengarah pada peningkatkan benturan dan konflik SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).

Munculnya benturan atau konflik yang terjadi saat ini merupakan buah dari apa yang ditanam sebelumnya. Benturan tersebut merupakan cerminan dari belum dihayatinya secara penuh arti atau makna, serta perlunya kerukunan antar sesama. Perwujudan musyawarah untuk mufakat yang menjadi contoh persatuan seharusnya menjadi cerminan pemberlakukan demokrasi Pancasila ternyata belum dilakukan maksimal. Akan tetapi jika persatuan dengan tujuan akhirnya yaitu sebuah demokrasi, penting dipahami sesuai dengan sila khas Indonesia dalam Pancasila. Sila Persatuan Indonesia yang memiliki nilai universal, satu tanah, satu bangsa, dan satu bahasa.

LOYALITAS

Ketika berbicara soal kehidupan bermasyarakat, benang merahnya adalah musyawarah. Musyawarah dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, seperti di lingkungan gereja, komunitas atau kegiatan kategorial, bahkan di lini yang lebih luas lagi, yaitu warga di sekitar kita (RT, RW, dan organisasi yang

SEBERAPA PENTING

LOYALITAS

DALAM LINGKUNGAN YANG

MAJEMUK

?

Manusia sebenarnya tak terbatas hanya

berdasarkan suku, ras, agama, dan golongan.

Manusia adalah totalitas ciptaan Tuhan, mahluk

sosial yang butuh bermasyarakat. Ketika

bermasyarakat kita berbicara soal pluralitas

yang jelas tercermin dalam semboyan negara,

Bhinneka Tunggal Ika dengan makna,

berbeda-beda tetapi tetap satu. Dari pengertian tersebut,

perlu ditegaskan bahwa kesatuan ada karena

adanya perbedaan. Melalui semboyan nasional itu

kita seharusnya bisa merefleksikan kemajemukan

(11)

20 MPJuni 2018 MPJuni 2018 21

Loyalitas pada

dasarnya menuntut

kesungguhan ketika

melaksanakan

tanggungjawab yang

sudah disepakati

bersama.

digeluti). Musyawarah mendorong setiap individu untuk bersikap loyalitas dimana sifat itu bukan hanya dimiliki seorang pemimpin, tapi juga kita sebagai bagian dalam sebuah lingkungan atau komunitas. Loyalitas pada dasarnya menuntut kesungguhan ketika melaksanakan tanggungjawab yang sudah disepakati bersama. Tapi dalam lingkungan atau komunitas kita misalnya, masih ada yang belum menjalankan tugas atau tanggungjawabnya secara penuh alias setengah-setengah. Lalu loyalitas seperti apa yang kita butuhkan?

Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita memahami dulu apa yang dimaksud dengan loyalitas. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, makna loyalitas adalah kesetiaan yang merupakan bentuk kepatuhan. Loyalitas bisa dikatakan setia pada sesuatu dengan rasa cinta. Saat melakukan loyalitas, kita tidak perlu meminta imbalan atas apa yang sudah dilakukan. Bila diibaratkan dalam sebuah komunitas, loyalitas adalah rumah dan pribadi atau orang-orang di dalam rumah (kita) menjadi tiang penyangga. Memang tidak mudah untuk memunculkan sifat loyal karena butuh proses panjang untuk membentuknya. Tapi kita bisa belajar dari komunitas para murid Yesus. Salah satunya Petrus yang menjadi tiang utama penyangga komunitas Gereja Perdana serta murid pertama yang dipilih Yesus. Petrus yang setia bahkan bisa menyangkal ketika Yesus dalam

sengsara, untuk menyelamatkan diri sendiri. Pasca menyangkal Yesus, Petrus terpuruk dakan kesedihan dan keputusasaan, tapi dia tidak larut. Petrus lantas kembali ke komunitas para murid lain dan tetap setiap pada Yesus. Sama halnya dengan kita sebagai manusia yang tidak sempurna dan diwajibkan hidup bermasyarakat. Ketika datang badai cobaan dalam kelompok, seberapa besar kita mau berjuang untuk tetap berjalan maju? Saat seorang pemimpin dalam kelompok kita terpuruk, apakah kita mau tetap mendukung atau meninggalkannya?

Kebanyakan dari kita, saat ada anggota dalam kelompok atau lingkungan yang berbuat salah, tidak segera memberitahukannya,

tapi malah mengumbar kesalahannya pada orang lain. Tak sedikit pula yang justru ikut-ikutan memberi label bahwa orang tersebut memang bersalah dan ‘tak pantas’ diberi kesempatan untuk lebih baik. Kita jadi marah bahkan sampai membenci orang itu tanpa ada masalah secara personal. Kita menjauhi orang yang dinilai bersalah kelompok tersebut. Padahal lagi-lagi orang tersebut tak membuat kesalahan secara langsung pada kita. Di belakang, kita membicarakan orang tersebut dengan orang lain. Bahkan tak sedikit pula yang memutuskan untuk keluar dari komunitas atau kelompok itu, dengan alasan tidak menyukai satu atau beberapa orang di dalamnya. Inilah yang banyak terjadi bukan hanya di komunitas tapi berbagai lini profesional sekalipun. Kita sulit menjernihkan pikiran dan kondisi tersebut membuat kita jadi berat sebelah. Kita jadi melihat orang lain yang dinilai bersalah hanya dengan satu kesalahan yang diperbuatnya, tanpa melihat seribu kebaikan yang pernah dilakukan. Lalu jika melihat tindakan menyimpang dari seorang pemimpin atau anggota lain dalam lingkungan, apakah kita tidak boleh marah? Boleh saja karena marah merupakan fenomena psikologis dan mental yang wajar. Tidak ada yang salah dengan rasa marah. Namun yang perlu diusahakan adalah bagaimana cara agar rasa marah itu tidak bergerak liar atau salah arah.

Jika kita berat sebelah atau memihak dengan kemarahan, artinya kita melakukan dosa melawan

cinta kasih. Dalam buku Identitas

Yesus & Misteri Manusia yang

diterbitkan Kanisius pada 2009 dijelaskan bahwa dosa melawan cinta kasih ada dua, yaitu dosa melawan cinta kasih terhadap Allah dan dosa melawan cinta kasih terhadap sesama. Dosa yang kedua tentu tidak sesuai dengan perintah Yesus: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri (Mat 22:39). Dalam arti ini, tindakan atau dosa melawan cinta kasih terhadap sesama adalah ketidakadilan, penghinaan, iri hati, dendam, pelecehan, diskriminasi, persaingan yang tidak sehat, dan sebagainya. Jika kita melakukan salah satu atau beberapa diantara ‘pelanggaran’ itu, pasti ada yang tersisa dalam benak (hati) yaitu kekhawatiran. Dalam kelompok, bagaimana kita bisa memunculkan loyalitas yang sebenarnya erat kaitannya dengan hati nurani. Bagaimana bisa kita membina ikatan emosional mendalam dengan komunitas, menjalani aktivitas tanpa bersungut-sungut, jika menjadi pribadi yang mudah tersinggung dan terbawa emosi. Oleh karena itu kita harus memahami beberapa faktor yang membentuk loyalitas, yaitu mentalitas, karakter, kepribadian, komitmen, spiritualitas, dan tanggungjawab. Dalam

Alkitab, loyalitas sebenarnya juga menjadi tuntutan Allah. Rasul Paulus memberi tahu bahwa kita sebagai orang Kristen hendaknya mengenakan kepribadian baru yang diciptakan menurut kehendak Allah, dengan keadilbenaran yang sejati dan loyalitas. (Ef 4:24).

(12)

BELAJAR MENGAMPUNI Seperti yang dijelaskan sebelumnya, loyalitas tak bisa instan diciptakan karena butuh ‘pengorbanan’ yang terkadang sulit dilakukan. Memang loyalitas bukan sebuah keharusan, tapi hal itu merupakan pilihan hati untuk merespon, terlebih dalam menghadapi situasi yang sulit. Dalam komunitas, loyalitas bertumbuh bukan hanya searah tapi dua arah. Misalnya dalam hubungan pemimpin dan kita yang dipimpin, seharusnya sama-sama menunjukkan loyalitas. Kita harus bijak menggunakan otoritas, agar loyalitas dapat saling bertumbuh satu sama lain. Namun dalam berorganisasi atau di lingkungan, ada pula pemimpin dan anggota lain yang kurang loyal. Bila kita dihadapkan dalam kondisi tersebut, apa yang harus dilakukan? Pertama

atau awal yang dilakukan adalah mengenal konsep diri yang menjadi penilaian tentang diri kita sendiri.

Salah satunya penilaian yang dilihat dari sisi psikologis dan ditanyakan pada diri sendiri: apakah saya orang mudah terintervensi, apakah saya orang yang emosional, apakah saya orang yang lemah? Kita harus pandai mengoreksi diri, sebelum dikoreksi orang lain. Kita harus mengenali kekuatan dan kelemahan diri serta menempatkannya seara benar, terbuka, dan berpikiran positif.

Kedua adalah mengampuni.

Langkah mengampuni sesama bisa dilihat dari cara Paus Yohanes Paulus II yang mengampuni

Mehmet Ali Agca. Dia adalah pembunuh profesional yang mencoba membunuh Paus pada 13 Mei 1981 di alun-alun Santo Petrus, Vatikan. Saat itu, Paus mengalami tiga luka tembak di bagian perut dan tangannya dan selamat. Pasca penembakan, Paus mengunjungi Mehmet di penjara. Paus mengampuni. Dia memaafkan Mehmet, pria asal Turki yang saat itu berusia 25 tahun dan mencoba membunuh Paus. Dalam laman Bruderfic dijelaskan, Paus Yohanes Paulus II berani mengampuni orang yang bermaksud menghilangkan nyawanya. Setelah dialog dengan Mehmet dia berkata: “ketika

berbicara dengannya, saya menganggapnya sebagai seorang saudara yang sudah saya ampuni dan saya percayai sepenuhnya.”

Tindakan itu sama seperti Tuhan Yesus yang dalam penderitaanNya di kayu salib dan berdoa bagi mereka yang telah menyalibkanNya: “Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:24).

Mengingat kesalahan adalah tindakan rasional yang mengarahkan kita, untuk belajar dari tindakan atau peristiwa salah yang pernah terjadi. Mengingat kesalahan adalah tindakan reflektif yang membuat kita tahu, apa yang benar dan menolong kita untuk memiliki suatu ‘peringatan’ sehingga hidup kita bertumbuh semakin bijaksana. Sebelumnya sudah diulas bahwa saat seseorang melakukan kesalahan, paling sering terjadi adalah kita menjadi kesal

dan cenderung marah. Ketika emosi memuncak, hendaknya kita eling dan bisa ngerem agar api kemarahan tak berkobar lebih besar, dan berujung membuat kita gagal mengampuni. Oleh karena itu kita juga harus mengkomunikasikan rasa marah kita pada sang pemicu rasa marah. Meski pada umumnya, rasa marah membuat kita enggan berkomunikasi. Walaupun kita mau berkomunikasi (mau mengampuni) ekspresinya cenderung negatif yang menyisakan sentimen atau cacat hubungan. Maka dari itu, kita perlu menaruh perhatian bahwa komunikasi yang baik adalah berbentuk dialog, bukan monolog.

Memahami arti mengampuni (Mat 6:18-21), Tuhan Yesus bahkan mengatakan bahwa mengampuni sesama bukan cuma tujuh kali, tapi 70 x 7 kali (sama dengan 490) dalam sehari. Tuhan mengehendaki kita memaafkan

seseorang tanpa batas dan tak bersyarat karena mengampuni bukan melulu demi orang yang bersalah pada kita. Seolah-olah jika kita mengampuni maka dia yang untung dan kita yang rugi. Sebaliknya mengampuni adalah untuk kebaikan kita sendiri, karena dengan kita mengampuni, kita dibenarkan Tuhan karena mengikuti teladanNya. Mau mengampuni dengan tulus, kita menjauhkan dari diri kita segala bentuk sakit penyakit badani dan rohani yang berkaitan dengan kekecewaan, kesesakan, kepahitan dan sakit hati yang terpendam. Dengan dua hal penting yaitu mengenal konsep diri dan mengampuni sesama, kita bisa membentuk sifat loyalitas. Tapi bukan loyalitas yang berlebihan atau mementingkan kelompok berdasarkan SARA atau primordialisme. ELS

(13)

37 36 MPAgustus 2016 MPAgustus 2016

Akar Permasalahan

APA YANG

PALING SERING

MENYEBABKAN

PECAHNYA

PERSATUAN?

aktif mendukung kesatuan dan Umat Kristiani dituntut berperan persatuan. Ada 2 hal yang memicu perpecahan. Pertama, intoleransi. Dalam kehidupan masyarakat yang beragam budaya, agama dan etnis. Pandangan, sikap, dan tindakan intoleransi akan memicu terjadinya perpecahan di masyarakat. Pandangan kelompok yang tidak mentolerir perbedaan sering dimanfaatkan kelompok tertentu mencapai tujuan-tujuannya sendiri.

Kedua, kesejahteraan yang timpang dalam masyarakat rawan diekploitasi oleh siapapun. Masuknya paham-paham radikal cenderung lebih mudah berkembang pada masyarakat yang kurang sejahtera. Sedangkan dalam keluarga, kesejahteraan yang timpang menjadi akar konflik yang berakhir pada perpecahan keluarga.

Semangat persatuan dapat terefleksi dalam karya dan kehidupan sosial kita. Mengedepankan nilai-nilai yang toleran, mendukung kesejahteraan masyarakat dengan kasih, solidaritas serta berbela rasa sebagaimana Kristus kepada kita. -

FX NUGROHO JATI - ANGGOTA TIM ADVOKASI ST. STEFANUS CILANDAK

Saat kesombongan yang ada dalam hati seseorang, akan berbuah sifat dan perilaku seperti merasa paling benar, merasa paling penting, tidak mau bertoleransi dengan perbedaan, tidak mau menerima kritik dan saran, pembenaran diri terus menerus akan kelompok atau golongan, tidak sabar saat menghadapi orang lain, tidak mau berkomunikasi dengan mereka yang berbeda, hingga hilangnya rasa kemanusiaan, dan masih banyak sifat dan perilaku kesombongan lainnya.

ALEXANDER JUNIO CAESAR PELAUPESSY - AKTIF DI PADUAN SUARA SERAPHIM ST. STEFANUS CILANDAK

Dalam pergaulan sebaiknya kita menghindari hal – hal seperti merendahkan orang lain, menghina sesama, saling mengolok-olok dan tawuran. Sebab hal-hal seperti inilah yg mampu menyebabkan terjadinya suatu masalah yang berujung pada perpecahan. Sementara di dalam keluarga, keluarga yang baik merupakan kunci dasar utama

hubungan sosial yang baik bagi orang tua terhadap anak serta masyarakat disekitarnya. Di dalam lingkungan, ketahuilah lingkungan disekitar anda tinggal. Lalu hiduplah bertoleransi antar umat beragama serta berinteraksilah dengan baik terhadap sesama. Terimakasih, salam persatuan. Kita bhineka kita indonesia, NKRI harga mati. – SIPRI, ST. STEFANUS CILANDAK

Permasalahan yang sering menyebabkan pecahnya persatuan menurut saya sempitnya jalan pikir seseorang yang berkata tanpa menganalisa suatu masalah terlebih dahulu. Hanya mendengar dari pihak lain lalu menyimpulkannya sendiri dan berargumen negatif. - CHRISTINE TESALONIKA, OMK ST.

STEFANUS CILANDAK

perbedaan pendapat dan hilangnya tenggang rasa antar sesama. Karena masyarakat di era modern semakin berkembang dalam hal teknologi tetapi kesadaran dan menghargai antar sesama malah menurun. Bisa saja terjadi ketika seseorang telah memiliki kepentingan maupun jabatan yang tinggi. Sehingga, mengesampingkan kepentingan bersama dan cenderung lebih senang dengan kepentingan pribadi. Dengan kata lain, karena mengganggap dirinya yang paling benar maka orang tersebut tidak akan mau mendengarkan pendapat dari orang lain -

AGNES AUDREY, ST. STEFANUS CILANDAK.

MENURUT MEREKA

24 MPJuni 2018 MPJuni 2018 25

yang

Indonesia

(14)

Salah satu yang paling sering menyebabkan pecahnya persatuan adalah kekurangpahaman akan agama yang dianut masing – masing pribadi. Kekurangpahaman itu akan menimbulkan perasaan paling benar atau sering disebut intoleransi. Rasa intoleransi berpotensi menyebabkan perpecahan antar umat beragama, bangsa dan negara. Berkaca dari terorisme yang

terjadi di beberapa gereja di Surabaya, teroris meledakkan bom bunuh diri di gereja dengan

alasan jihad (indentik dengan berperang). Arti kata jihad sedang mengalami pendangkalan, dulu umat Islam diperintahkan oleh Allah untuk berjihad namun dengan konteks dan kondisi yang sesuai. Berbeda dengan sekarang, jihad berarti melawan kebodohan, ketidakadilan, korupsi, dan kesewenang-wenangan serta menciptakan kondisi yang aman dan damai. Sebagai orang yang berperikemanusiaan dan bertoleransi, kita harus melawan terorisme berkedok agama. Kita harus menyadari bahwa negara sedang krisis, diadu domba oleh orang yang ingin melihat keresahan di masyarakat. Kita harus memahami bahwa perbedaan bukanlah suatu masalah yang harus diperdebatkan. Justru perbedaan adalah hal yang dapat melengkapi kita untuk mewujudkan tujuan bersama. - SHARA AGREVINA G, ST. STEFANUS

CILANDAK

Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti

binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang

terpecah-pecah tidak dapat bertahan.

(15)

28 MPJuni 2018 MPJuni 2018 29

PESONA SABDA

KESELAMATAN ORANG-ORANG

YAHUDI DAN NON-YAHUDI

S

ebagaimana kita ketahui bahwa bangsa Yahudi dikatakan bangsa atau umat pilihan Allah yang mempunyai hak warisan keselamatan. Namun dalam Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma (Rom 11:13-24) menuliskan bagaimana umat Allah itu yaitu Israel yang adalah pilihan Allah, tetap dapat kehilangan keselamatannya apabila mereka tidak tetap menjaga keselamatannya. Kemudian tempat kosong yang mereka tinggalkan akan diisi oleh manusia yang sebenarnya bukan umat pilihan Allah atau bukan termasuk bangsa Israel tetapi yang mau menerima keselamatan Allah (Umat Kristen Non-Yahudi). Tentu saja, Rasul Paulus sebagai seorang rasul yang dikhususkan bagi bangsa bukan Yahudi, tidak memiliki keinginan agar orang-orang Yahudi tetap dapat diselamatkan. Oleh karena itu Paulus berharap dengan diselamatkannya bangsa non-Yahudi dapat membuat bangsa Yahudi ‘cemburu’ sehingga mendorong mereka, untuk kembali dan memelihara keselamatan yang telah diberikan Allah kepada mereka. Dari sini kita bisa mengerti mengapa dibiarkannya bangsa Israel melakukan pelanggaran. tidak lain supaya mereka sendiri menjadi “cemburu” melihat bangsa-bangsa lain menjadi umat Allah, sehingga kecemburuan mereka mendorong bangsa Yahudi kembali percaya dan sungguh-sungguh percaya kepada Kristus (ayat 11,14 ) hal ini didasari

bahwa banyak umat Allah yaitu bangsa Israel yang justru tidak setia menyembah kepada Allah yang telah memilih mereka sebagai umat-Nya.

Bagaimana hal ini kita mengerti? Memang bangsa Yahudi merupakan umat pilihan Allah jadi merekalah yang seharusnya menerima keselamatan itu, sementara bangsa yang non-Yahudi disebut sebagai umat ‘cangkokan’. Karena itu Paulus memberitahukan bahwa sebagai cangkokan, orang-orang bukan Yahudi tidak boleh bermegah atas pengangkatan mereka untuk menggantikan bangsa Israel karena pada saat bangsa yang bukan Yahudi melupakan kemurahan Allah, maka mereka pun akan mengalami keadaan yang sama seperti yang dialami bangsa Israel. Ingatlah bahwa Allah memiliki kemurahan tetapi juga kekerasan, Allah juga punya kuasa untuk menempatkan siapa di dalam keselamatanNya dan siapa yang tidak. Karena itu hendaklah setiap orang mengetahuinya dan memperhatikannya supaya yang ‘asli’ dan yang ‘cangkokan’ dapat tetap bertahan di dalam keselamatan yang telah diberikan Allah. Dan ini merupakan suatu peringatan yang diberikan kepada bangsa-bangsa yang telah dicangkokkan atau diletakkan pada ranting yang kosong, dari tempat yang seharusnya menjadi milik bangsa Yahudi. Tujuan Paulus menuliskan hal ini supaya setiap orang yang telah diberikan keselamatan. Tidak menjadi sombong dan memegahkan

Oleh: Pastor Thomas Suratno, SCJ

KESELAMATAN

PERSAUDARAAN

DIANUGERAHKAN KEPADA

ORANG YANG MEMILIKI

SEJATI

(16)

diri dengan menganggap dirinya menjadi lebih baik dari bangsa Yahudi (v19-20 ). Karena Allahlah yang telah memberikan keselamatan itu baik kepada bangsa Yahudi maupun bangsa non-Yahudi. Karena orang-orang bukan Yahudi adalah merupakan ‘tunas liar’ yang ‘telah dicangkokkan’ oleh Kristus. Jadi Kristuslah yang mengerjakannya di dalam hidup bangsa-bangsa non-Yahudi (lih. Rom. 11:5-6 bahwa semua karena kasih karunia Allah bukan karena perbuatan manusia). Maka perikop ini secara ringkas berbicara mengenai bahwa umat Israel sebagai umat Allah bisa kehilangan keselamatan mereka, apabila mereka tidak tetap tinggal di dalam kebenaran dan kemurahan Allah. Tetapi sebaliknya bangsa-bangsa lain yang seharusnya tidak memiliki hak keselamatan justru dapat menggantikan posisi bangsa Israel dari yang tidak diselamatkan menjadi bangsa yang diselamatkan. Semuanya tergantung kepada apakah bangsa-bangsa baik Israel maupun bangsa lain mau menerima kemurahan Allah atau tidak.

Dan siapapun yang menerima tidak boleh menyombongkan dirinya karena kemurahan Allah itu sepenuhnya milik Allah yang ‘diberikanNya’ kepada yang tetap tinggal di dalamNya dan Allah juga dapat mengambil kembali kemurahan-Nya dan memberikan kepada yang lain sekehendak hatiNya. Maka dari itu, kita juga menyadari bahwa kita merupakan umat ‘cangkokan’ bukan yang asli (bukan orang Yahudi) yang telah menerima kemurahan Allah oleh karena itu tidak ada alasan untuk menyombongkan diri atas apapun. Tetapi Allah menghendaki kita dapat tetap tinggal di dalam kemurahan-Nya.

KASIH ADALAH DASAR KESATUAN KRISTIANI Dengan latar belakang seperti di atas, lalu bagaimana supaya mereka (Yahudi dan non-Yahudi) tetap memperoleh keselamatan yang dijanjikan oleh Allah? Apa yang harus diperbuat? Haruslah berbuat KASIH! Kasih yang bagaimana? Pesan-pesan moral tentang kasih ini disampaikan Paulus dalam surat bab

berikutnya, yakni (Roma 12:9-21): I. Jangan munafik!

“Kasih itu tidak pura-pura” (v9a). Orang-orang Munafik adalah aktor-aktor yang berperan sebagai orang baik, padahal dirinya jahat. Kasih kita kepada saudara-saudara seiman, tidaklah boleh pura. Kita tidak boleh berpura-pura mengasihi dia, padahal kita membencinya. Itu adalah sikap seorang munafik yang pandai bersandiwara. Kasih yang sejati tidaklah bersandirwara. Kasih adalah sesuatu yang riil dan nyata kita berikan. Kasih dan kemunafikan tidak pernah hidup

bersama-sama. Kasih dan kemunafikan itu berlawanan satu sama lain. Maka dapat dipastikan bahwa jika kita bersikap munafik, maka kita tidak akan bisa mengasihi. Jika kita mengasihi maka kita pasti tidak akan munafik. “Kasih itu menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik” (v9b). Kelihatannya aneh, bahwa perintah untuk mengasihi diikuti dengan sebuah perintah untuk membenci yang jahat. Namun ini tidaklah aneh, karena kasih kristiani itu tidaklah buta. Sebaliknya, kasih kita itu tajam, peka. Kita mengasihi saudara seiman kita, namun kita juga membenci setiap perbuatan jahat yang dilakukannya. Kita tidak bisa bertolerasni dengan perbuatannya yang jahat, walaupun kita mengasihinya. Kasih itu selalu membenci yang jahat. Kasih itu tidak pura-pura.

II.

Saling mengasihi dan menghormati!

“Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara” (v10a). Kasih itu memiliki kehangatan. Kasih kristiani tidaklah dingin. Kasih kita kepada saudara seiman tidak boleh hambar. Kemudian kasih itu menghormati (10b): “saling mendahului dalam memberi hormat”. Kasih di dalam kekristenan memiliki kehangatan, tetapi

kehangatan ini juga dinyatakan di dalam saling mendahaului dalam memberi hormat. Jadi kita memandang bahwa setiap orang dari saudara-saudara seiman kita itu layak mendapatkan penghormatan dari kita. Saling mendahului berarti, kita menganggap orang lain itu lebih penting daripada kita. Maka perlakukanlah saudara seiman kita seperti itu. Saling mendahului lah dalam memberi hormat.

III.

Ada semangat yang besar.

“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (v11). Semangat keagamaan seringkali dianggap sebagai sesuatu yang salah dan fanatik. Fanatik itu jika tanpa pengertian. Kasih kita jangan sampai kendor. Kita mengasihi dengan pengertian yang benar. Bukan dengan pengertian yang salah. Biarlah kasih kita itu menyala-nyala dan terus melayani Tuhan.

(17)

32 MPJuni 2018 MPJuni 2018 33 IV.

Bersabar dan bertekun!

“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (v12). Kasih kita seringkali mendapatkan tantangan. Nasihat Paulus adalah tetaplah bersukacita dalam pengharapan. Tetaplah bersabar dan terus mengasihi. Bahkan berdoalah, supaya saudara tetap dapat bertahan untuk

mengasihi saduara seiman mu. Mengasihi memang sulit dan tidak mudah.

V.

Bersikap murah hati!

“Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus” (v13a). Murah hati berarti memahami kesusahan (kekurangan) orang lain,dan membagikan apa yang kita miliki. Jemaat di Yersualem, menyatakan kasih ini dengan luar biasa, yakni mereka membagikan milik mereka untuk yang membutuhkan, bahkan mereka lebih mementingkan orang lain, lebih dari diri mereka sendiri.

VI.

Bersikap ramah dan terbuka!

“…dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!”(v13b) Sikap ini menyatakan bahwa hendaknya sebagai orang beriman mau membantu dan diwujudkan dengan membuka rumah, untuk saudara-saudara seiman (yang membutuhkan tumpangan).

Hendaknya kita harus mengusahakan akan hal itu.

VII.

Mempunyai kehendak yang baik.

“Berkatilah siapa yang

menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!”(v14). Jika saudara mengalami penganiayaan, penghinaan, maka janganlah membalas dengan kutukan. Tetapi sebaliknya, berkatilah mereka. Hubungan kita dengan saudara seiman memang terkadang bukan hanya perang dingin, namun kadang masuk ke dalam perang mulut. Dan biasanya dalam adu mulut, ada caci maki. Dalam kondisi yang seperti itu, jangankah membalas dengan caci maki atau kutukan, melainkan berkatilah mereka. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bukan hanya memberkati, melainkan juga mendoakan dan berbuat baik kepada mereka yang berlaku jahat kepada kita. “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu”.(Luk 6:27)

VIII.

Bersikap simpati-empati.

“Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!”(v15) Kasih tidaklah pernah menjauh dari sukacita atau kesusahan orang lain. Jika kita mengasihi orang lain, maka kita akan bersukacita dengan mereka yang bersukacita. Namun

kasih bukan hanya berhenti sampai disitu. Melainkan jika ada saudara seiman kita yang berdukacita, kita pun turut berdukacita. Kasih itu mengindentikkan dirinya dengan mereka, dan masuk dalam pengalaman diri mereka. Kasih masuk ke dalam pengalaman dan emosi saudara-suadara seiman kita.

IX.

Ada keharmonisan.

“Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama”(v16). Secara literal, ini berarti memikirkan hal yang sama satu dengan yang lain. Sama dalam pemikiran. Ada keyakinan dan perhatian yang sama. Tanpa kesamaan pikiran ini, maka orang kristiani tidak mungkin hidup dan bekerja secara harmonis satu sama lain.

X.

Bersikap rendah hati.

“Janganlah menganggap dirimu pandai!”(v16b). Jenis kesombongan yang paling buruk adalah orang yang suka membanggakan diri. Mereka yang membanggakan diri, terobsesi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai statusnya, dengan pandangan masyarakat mengenai status sosial yang ‘lebih tinggi’ dan yang ‘lebih rendah’.

KESIMPULAN Paulus telah memberikan sebuah gambaran yang luas dan mendalam mengenai kasih kristiani. Maka, kalau kita sebagai umat kristiani sungguh-sungguh menghayati kasih

seperti yang dinasehatkan Paulus, kiranya kita semua akan berpeluang mengalami atau dianugerahi keselamatan ilahi. Sadarilah bahwa keselamatan bukanlah hak manusia atau kelompok manusia tertentu, tetapi betul-betul anugerah Allah. Sehingga hanya orang yang mengikuti kehendak Allah dan hidupnya berkenan di hatiNya yang mempunyai harapan anugerah keselamatan itu. Lalu dampaknya dalam keseharian hidup, bila kasih kristiani dihayati secara benar, yang namanya kesejahteraan, persatuan dan perdamaian, pasti akan terwujud. Semoga Sabda Tuhan melalui Surat Paulus kepada jemaat di Roma ini menjadi inspirasi dan menggerakkan hati kita semua, yang mendambakan keselamatan dari Allah, untuk bersama-sama menciptakan situasi kondisi nyata persatuan dan persaudaraan sejati dalam masyarakat. MP

(18)

P

astor Martin Van Ooij, SCJ berkarya selama lebih dari 80 tahun. Pelayanannya yang penuh kasih berhasil menciptakan kesan bagi sejumlah umat dan pelayan gereja lainnya. Bahkan selepas kepergiannya pada 24 Maret 2018, tak sedikit umat yang berduka. Namun di balik kedukaan itu, ada sukacita yang mendalam lantaran Pastor Martin meningalkan banyak pelajaran tentang kasih.

Salah satu orang yang merasa terberkati dengan kehadiran Pastor Martin dalam kehidupannya adalah Suster Sriyani dari kongregasi Belaskasih dari Hati

Yesus yang Mahakudus (HK). Saat mengunjungi makam Pastor Martin di Lampung setelah 40 hari kepergiannya, Suster Sriyani menghantarkan doa. Kalimat dalam doa itu seolah ingin mengucap syukur dan menyampaikan bukti bahwa Pastor Martin berhasil melayani dengan hati. “Pastor Martin tahu apa yang kami alami dan kalau kami renungkan kembali, betapa Allah begitu luar biasa mencintai, mengutus gembalaNya untuk mewartakan kabar gembira bagi banyak orang yang menderita,” ujar Suster Martin.

URAIAN DOA UNTUK PASTOR MARTIN

Pastor Martin sangat peduli pada orang miskin dan orang-orang yang menderita. Bahkan kalau saya mengingat kembali pada 1980-an, saat transmigrasi lokal Tulang Bawang Mesuji, Pastor Martin masih memiliki cinta yang besar pada umat dan tetap melayani meski saat itu, pastor menderita beri-beri dan kurang gizi.

Setelah saya melihat dan hadir di sana, makanan yang disajikan jauh dari gizi yang dibutuhkan. Dari sisi ini saya mengerti, saat kunjungan orangtua pastor pada 1975, mengapa keluarganya menarik agar pastor kembali ke Belanda. Akan tetapi cintanya untuk Indonesia, membuat Pastor Martin tetap setia. Dia tetap menjadi gembala yang setia dan dicintai oleh seluruh lapisan umat, baik anak-anak, remaja, orang tua, maupun umat kristiani. Gembala seperti inilah yang susah kami temukan. Tetapi bagi kami, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab untuk meneruskan apa yang telah dimulai pastor, dalam mewartakan kabar keselamatan. Kabar sukacita bagi orang-orang yang kami jumpai, yaitu mereka yang membutuhkan keselamatan.

Pastor Martin yang kami kasihi, kami tahu bahwa pastor memandang kami satu per satu. Betapa kami juga mencintai pastor dan banyak umatmu merasa kehilangan. Ada sesuatu yang kurang sejak Minggu Palma, Pekan Suci di mana pastor di hari-hari suci itu telah kembali ke rumah Bapa.

Meski dalam kondisi demikian, cinta pastor tetap hidup di antara kami. Doakanlah agar kami tetap bersemangat untuk meneruskan cinta pastor yang dapat ‘membakar’ sekaligus menghidupkan kasih akan sesamanya.

Pada peringatan ke-40 hari ini, pastor kembali ke rumah Bapa. Waktu terasa begitu cepat. Waktu terus berlari dan lewat begitu saja, tetapi cintamu tak akan pernah lewat. Cintamu tetap hidup dalam hati kami masing-masing. Cintamu yang telah dimateraikan dalam hati umat, di mana pastor berkarya. Hal itu terlihat ketika banyaknya umat yang menghantar pastor ke tempat peristirahatan ini. Dari seluruh paroki di mana pastor berkarya, umat berduyun-duyun datang ke tempat ini. Semoga buah-buah pelayanan pastor tetap diteruskan, oleh semua yang pernah pastor layani. Doakanlah kami umatmu yang hari ini ikut mendoakan pastor di berbagai tempat.

Bapa yang penuh kasih, syukur dan terima kasih, secara pribadi saya sadari kalau saya tidak bertemu dengan pastor Martin mustahil saya menjadi pengikutMu apalagi menjadi seorang suster. Terima kasih cintaMu secara nyata boleh saya alami, kembangkan dan juga tanggapi lewat kongregasi. Semoga Engkau memberikan tempat istirahat yang kekal bagi Pastor Martin sehingga dapat beristirahat dengan damai.

Amin.MP

SKALA IMAN

Martin van Ooij, SCJ 50 tahun.

meninggalkan

Sriyani.

(19)

Egoisme

Egoisme adalah sikap mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Selama seseorang masih bersikap egois, maka dia akan

sulit menghargai orang lain. Sikap egoisme harus dijauhkan dari kehidupan, agar kelak kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Bagi orang yang masih terbelenggu oleh kekangan egoismenya, akan sulit mengalihkan perhatian pada orang lain. Dia hanya terpusat pada dirinya sendiri, memikirkan dirinya dan pemenuhan keinginannya secara tak terkendali. Hanya orang yang mampu melawan egoismenya bisa keluar dari dirinya, untuk mengarahkan perhatian dan memberikan cinta yang tulus kepada sesama.

Ketidakmampuan menolak segala pengaruh negatif

Kondisi ini akan membuat individu memiliki sifat iri hati, dengki dan tidak bisa menerima kelebihan orang lain.

Terbelenggu Dosa

Manusia yang dikuasai dosa akan sulit menghargai orang lain. Jangankan menghargai orang lain, menghargai dirinya sendiri pun sulit. Itu karena orang berdosa cenderung menganggap dirinya kotor dan tidak berharga. Perlakuan terhadap orang lain cenderung seperti itu juga. Oleh karena itu diperlukan pertobatan, agar seseorang dapat menghargai orang lain. Setiap orang harus berani mengambil sikap yang tegas untuk bertobat dari perbuatan dosanya. Orang yang bertobat akan lebih mudah menghargai orang lain karena dia akan ditolong oleh Tuhan supaya

mampu melakukannya. Menyadari bahwa jauh lebih

mudah jika kita melakukan dengan melibatkan Tuhan.

Mungkin Anda ingat pernyataan bahwa kita bisa karena terbiasa. Jika seorang biasa berbuat baik, tentulah dia akan mudah untuk menghargai orang lain. Kebiasaan buruk atau pengalaman buruk yang selalu tersimpan di hati atau pikiran seperti trauma, dendam, tidak mau mengampuni, malas,

Dalam kehidupan

sehari-hari, kita sering

menjumpai seseorang

yang kurang bahkan

cenderung tidak

menghargai orang lain.

Bisa jadi, individu itu

adalah kita sendiri. Tentu

ada penyebab yang

membuat seseorang sulit

menghargai orang lain.

Apa saja? Berikut

beberapa penyebabnya,

seperti dikutip laman

Dictio.id berikut ini:

acuh tak acuh, dan lain-lain akan sulit menghargai orang lain. Jadi seorang harus membiasakan

diri menghargai orang lain dimulai dari diri sendiri dan k e l u a r g a . Manusia harus m e m b u a n g s e g a l a kebiasaan atau

karakter yang tidak baik terutama dendam dari hidup, agar manusia merdeka dan menjadi manusia yang baik dan mulia.

Merasa lebih dibandingkan orang lain

Penyebab lain yang menyebabkan seseorang sulit menghargai orang lain adalah selalu merasa dirinya di atas atau menganggap dirinya lebih tinggi atau hebat dari orang lain. Ini mungkin dipengaruhi oleh adanya kelas-kelas sosial pada zaman dahulu. Sikap stereotip adalah sikap yang cenderung menganggap dirinya lebih berharga dari yang lain. Hal ini masih banyak dijumpai dalam praktik dan realitas hidup zaman sekarang. Oleh karena itu, sikap ini harus dibuang karena akan menghambat penghargaan terhadap orang lain secara adil.

Prasangka dan diskriminasi

Prasangka adalah preseden (keputusan diambil atas dasar

p e n g a l a m a n masa lalu), pengambilan k e p u t u s a n t a n p a penelitian dan pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa, atau tidak matang atau pelibatan unsur emosional (suka-tidak suka) dalam pengambilan keputusan. Prasangka dan diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang meluas dan menjalar melibatkan sepuluh orang, golongan, atau wilayah, disertai tindakan tindakan kekerasan dan destruktif yang merugikan.

Berdasarkan penjelasan, sebaiknya prasangka dan diskriminasi dibuang jauh jauh dari kehidupan, terutama prasangka buruk atau prasangka berlebihan demi makin terwujudnya saling menghargai secara tulus dan sungguh sungguh. KJ

Egoisme

Egoisme adalah sikap mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Selama seseorang masih bersikap egois, maka dia akan

sulit menghargai orang lain. Sikap egoisme harus dijauhkan dari kehidupan, agar kelak kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Bagi orang yang masih terbelenggu oleh kekangan egoismenya, akan sulit mengalihkan perhatian pada orang lain. Dia hanya terpusat pada dirinya sendiri, memikirkan dirinya dan pemenuhan keinginannya secara tak terkendali. Hanya orang yang mampu melawan egoismenya bisa keluar dari dirinya, untuk mengarahkan perhatian dan memberikan cinta yang tulus kepada sesama.

Ketidakmampuan menolak segala pengaruh negatif

Kondisi ini akan membuat individu memiliki sifat iri hati, dengki dan tidak bisa menerima kelebihan orang lain.

Terbelenggu Dosa

Manusia yang dikuasai dosa akan sulit menghargai orang lain. Jangankan menghargai orang lain, menghargai dirinya sendiri pun sulit. Itu karena orang berdosa cenderung menganggap dirinya kotor dan tidak berharga. Perlakuan terhadap orang lain cenderung seperti itu juga. Oleh karena itu diperlukan pertobatan, agar seseorang dapat menghargai orang lain. Setiap orang harus berani mengambil sikap yang tegas untuk bertobat dari perbuatan dosanya. Orang yang bertobat akan lebih mudah menghargai orang lain karena dia akan ditolong oleh Tuhan supaya

mampu melakukannya. Menyadari bahwa jauh lebih

mudah jika kita melakukan dengan melibatkan Tuhan.

Mungkin Anda ingat pernyataan bahwa kita bisa karena terbiasa. Jika seorang biasa berbuat baik, tentulah dia akan mudah untuk menghargai orang lain. Kebiasaan buruk atau pengalaman buruk yang selalu tersimpan di hati atau pikiran seperti trauma, dendam, tidak mau mengampuni, malas,

acuh tak acuh, dan lain-lain akan sulit menghargai orang lain. Jadi seorang harus membiasakan

diri menghargai orang lain dimulai dari diri sendiri dan k e l u a r g a . Manusia harus m e m b u a n g s e g a l a kebiasaan atau

karakter yang tidak baik terutama dendam dari hidup, agar manusia merdeka dan menjadi manusia yang baik dan mulia.

Merasa lebih dibandingkan orang lain

Penyebab lain yang menyebabkan seseorang sulit menghargai orang lain adalah selalu merasa dirinya di atas atau menganggap dirinya lebih tinggi atau hebat dari orang lain. Ini mungkin dipengaruhi oleh adanya kelas-kelas sosial pada zaman dahulu. Sikap stereotip adalah sikap yang cenderung menganggap dirinya lebih berharga dari yang lain. Hal ini masih banyak dijumpai dalam praktik dan realitas hidup zaman sekarang. Oleh karena itu, sikap ini harus dibuang karena akan menghambat penghargaan terhadap orang lain secara adil.

Prasangka dan diskriminasi

Prasangka adalah preseden (keputusan diambil atas dasar

p e n g a l a m a n masa lalu), pengambilan k e p u t u s a n t a n p a penelitian dan pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa, atau tidak matang atau pelibatan unsur emosional (suka-tidak suka) dalam pengambilan keputusan. Prasangka dan diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang meluas dan menjalar melibatkan sepuluh orang, golongan, atau wilayah, disertai tindakan tindakan kekerasan dan destruktif yang merugikan.

Berdasarkan penjelasan, sebaiknya prasangka dan diskriminasi dibuang jauh jauh dari kehidupan, terutama prasangka buruk atau prasangka berlebihan demi makin terwujudnya saling menghargai secara tulus dan sungguh sungguh. KJ

36 MPJuni 2018 MPJuni 2018 37

(20)

Egoisme

Egoisme adalah sikap mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Selama seseorang masih bersikap egois, maka dia akan

sulit menghargai orang lain. Sikap egoisme harus dijauhkan dari kehidupan, agar kelak kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Bagi orang yang masih terbelenggu oleh kekangan egoismenya, akan sulit mengalihkan perhatian pada orang lain. Dia hanya terpusat pada dirinya sendiri, memikirkan dirinya dan pemenuhan keinginannya secara tak terkendali. Hanya orang yang mampu melawan egoismenya bisa keluar dari dirinya, untuk mengarahkan perhatian dan memberikan cinta yang tulus kepada sesama.

Ketidakmampuan menolak segala pengaruh negatif

Kondisi ini akan membuat individu memiliki sifat iri hati, dengki dan tidak bisa menerima kelebihan orang lain.

Terbelenggu Dosa

Manusia yang dikuasai dosa akan sulit menghargai orang lain. Jangankan menghargai orang lain, menghargai dirinya sendiri pun sulit. Itu karena orang berdosa cenderung menganggap dirinya kotor dan tidak berharga. Perlakuan terhadap orang lain cenderung seperti itu juga. Oleh karena itu diperlukan pertobatan, agar seseorang dapat menghargai orang lain. Setiap orang harus berani mengambil sikap yang tegas untuk bertobat dari perbuatan dosanya. Orang yang bertobat akan lebih mudah menghargai orang lain karena dia akan ditolong oleh Tuhan supaya

mampu melakukannya. Menyadari bahwa jauh lebih

mudah jika kita melakukan dengan melibatkan Tuhan.

Mungkin Anda ingat pernyataan bahwa kita bisa karena terbiasa. Jika seorang biasa berbuat baik, tentulah dia akan mudah untuk menghargai orang lain. Kebiasaan buruk atau pengalaman buruk yang selalu tersimpan di hati atau pikiran seperti trauma, dendam, tidak mau mengampuni, malas,

acuh tak acuh, dan lain-lain akan sulit menghargai orang lain. Jadi seorang harus membiasakan

diri menghargai orang lain dimulai dari diri sendiri dan k e l u a r g a . Manusia harus m e m b u a n g s e g a l a kebiasaan atau

karakter yang tidak baik terutama dendam dari hidup, agar manusia merdeka dan menjadi manusia yang baik dan mulia.

Merasa lebih dibandingkan orang lain

Penyebab lain yang menyebabkan seseorang sulit menghargai orang lain adalah selalu merasa dirinya di atas atau menganggap dirinya lebih tinggi atau hebat dari orang lain. Ini mungkin dipengaruhi oleh adanya kelas-kelas sosial pada zaman dahulu. Sikap stereotip adalah sikap yang cenderung menganggap dirinya lebih berharga dari yang lain. Hal ini masih banyak dijumpai dalam praktik dan realitas hidup zaman sekarang. Oleh karena itu, sikap ini harus dibuang karena akan menghambat penghargaan terhadap orang lain secara adil.

Prasangka dan diskriminasi

Prasangka adalah preseden (keputusan diambil atas dasar

p e n g a l a m a n masa lalu), pengambilan k e p u t u s a n t a n p a penelitian dan pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa, atau tidak matang atau pelibatan unsur emosional (suka-tidak suka) dalam pengambilan keputusan. Prasangka dan diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang meluas dan menjalar melibatkan sepuluh orang, golongan, atau wilayah, disertai tindakan tindakan kekerasan dan destruktif yang merugikan.

Berdasarkan penjelasan, sebaiknya prasangka dan diskriminasi dibuang jauh jauh dari kehidupan, terutama prasangka buruk atau prasangka berlebihan demi makin terwujudnya saling menghargai secara tulus dan sungguh sungguh. KJ

38 MPJuni 2018 MPJuni 2018 39

Gambar

Foto berbagai sumber : orang Katolik  ditengah masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang

Kesombongan ini muncul sebagai akibat merasa diri lebih terhormat, lebih baik dan merendahkan orang lain sehingga tidak mau patuh kepada mereka dan tidak mau sejajar

Douglas Mc Gregor adalah seorang psikolog sosial Amerika yang memimpin suatu varietas proyek riset dalam hal motivasi dan tingkah laku umum dari para

Hal ini dilihat dari hasil temuan auditor internal dalam pengevaluasian kinerja karyawan yang dapat dijadikan acuan oleh manajemen untuk membuat teguran atau hukuman

Dodol hitam manis berbeda dengan dodol – dodol yang ada di daerah lain, karena dodol ini terbuat dari pulut pilihan yang membuat rasanya lebih enak dan memiliki tampilan yang

Data yang didapatkan menunjukkan bahwa 33 responden yang mengisi kuesioner pada bagian kepuasaan hidup yang terdiri dari pertanyaan terkait dengan pencapaian target hidup,

Secara umum dalam penelitian ini telah ditunjukan mengenai hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel tak bebas dimana variabel tak bebas disini berbentuk proporsi,

The neglected role of adolescent emostional well-being in national eduacational achievement: bridging the gap between education and mental health policies. The origin of