• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Mulia, 1990), hlm. 16. hlm Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996),

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. hlm Mulia, 1990), hlm. 16. hlm Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996),"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pola asuh anak merupakan suatu cara terbaik yang ditempuh orang tua ataupun pendidik dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Di mana tanggung jawab untuk mendidik anak ini adalah merupakan tanggung jawab primer. Karena anak adalah hasil dari buah kasih sayang diikat dalam tali perkawinan antara suami istri dalam suatu keluarga.1 Hal ini sudah menjadi kewajiban orang tua untuk bertanggung jawab dalam mendidik anak secara terus menerus sehingga menjadi manusia yang berbudi luhur dan bertingkah laku baik.

Seorang filosof Inggris John Locke yang dikutip oleh Singgih D Gunarso mengemukakan bahwa :

Pengalaman dan pendidikan bagi anak merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Isi kejiwaan anak ketika dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong, artinya bagaimana nanti bentuk dan corak kertas tersebut tergantung pada cara kertas tersebut ditulisi.2

Salah satu dari prinsip perkembangan juga mengatakan bahwa perkembangan awal anak merupakan tahapan yang lebih kritis dari tahapan perkembangan selanjutnya, karena masa balita merupakan awal dari rangkaian perkembangan manusia, maka perkembangan pada masa ini mempnyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan perkembangan pada tahap-tahap berikutnya.3

Ciri pokok dari masa balita ini adalah anak mulai mengalami perubahan yang pesat dalam aspek kepribadian dan emosionalnya. Anak mulai

1

Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 109.

2

Singgih D Gunarso, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1990), hlm. 16.

3

Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta Didik, (Malang : UMM Press, 2002), hlm. 78.

(2)

belajar dasar-dasar dan pola tingkah laku dari orang-orang dewasa disekitarnya dan mulai belajar melakukan penyesuaian sosial dengan anak-anak lain di luar lingkungan keluarganya.4

Pola tingkah laku anak tumbuh dan berkembang sebagaimana halnya dengan pertumbuhan struktur badaniah anak perkembangan tersebut, sebagaimana dengan badannya, mengikuti tahap-tahap serta pola-pola tertentu dalam setiap tingkah lakunya. Jadi pola-pola tingkah laku anak berubah sesuai dengan perjalanan serta perubahan usianya, seseorang yang berusia dua tahun misalnya berbeda tingkah lakunya dengan apabila usianya tiga tahun, atau anak yang berumur tiga tahun berbeda tingkah lakunya dengan apabila umurnya empat tahun dan seterusnya. Namun, tidak semua anak mempunyai tingkah laku yang sama pada usia yang sama, karena setiap anak mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dalam setiap perkembangannya.5 Maka setiap orang tua perlu memahami dan mengetahui tahap-tahap perkembagnan anak sehingga mudah dalam mendidik dan membina anak. Oleh karena itu hal yang perlu diingat adalah bagaimana pola asuh atau bentuk asuhan yang diterapkan orang tua harus sesuai dengan perkembangan anak, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengasuh buah hatinya karena sebagai perwujudan dari tanggung jawab orang tua dalam mendidik dan membina anak.

Tetapi yang menjadi permasalahan di sini adalah ketika para orang tua terutama seorang ibu sibuk bekerja dalam meniti karir, sehingga kewajiban mendidik dan merawat anak terabaikan dan dialihkan kepada seorang pengasuh atau juru rawat, tentu saja ini akan berpengaruh terhadap perkembangan tingkah laku anak.6

Kebanyakan seorang ibu, di kota besar pada umumnya sibuk bekerja sehingga kurang mempunyai waktu yang cukup untuk bergaul dan bermain dengan anak-anaknya, disebabkan banyaknya pekerjaan di luar rumah

4

Ibid., hlm. 79. 5

Soejono Soekanto, Anak dan Pola Perilakunya, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1989), hlm. 1.

6

(3)

tangganya.7 Dengan demikian jalan alternatif yang ditempuh oleh orang tua untuk permasalahan dalam menjaga dan merawat anak salah satunya adalah dengan menitipkan anak di TPA atau tempat penitipan anak.

Dalam hal ini tempat penitipan anak merupakan upaya yang terorganisasi dalam mengasuh anak-anaknya khususnya balita di luar rumah orang tuanya selama beberapa jam dalam satu hari apabila asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Sarana penitipan anak ini hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua.8

Dilihat dari segi undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, tempat penitipan anak ini masuk ke dalam pendidikan pra sekolah. Karena pendidikan pra sekolah menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia th 2003 no. 20 pasal 28 ayat 4 tentang pendidikan pra sekolah mempunyai tujuan untuk meletakkan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta anak didik di dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Hal yang perlu digarisbawahi di sini adalah pendidikan pra sekolah tidak merupakan persyaratan untuk memasuki pendidikan dasar. Dengan demikian yang mengikuti pendidikan pra sekolah meliputi taman kanak-kanak, kelompok bermain dan tempat penitipan anak maupun bentuk lainnya, bukan suatu hal yang wajib diikuti oleh seorang anak usia tiga sampai lima tahun.9

Selain itu juga, TPA atau tempat penitipan anak dapat membantu anak dalam memperoleh lingkaran persabahatan yang lebih besar, yang mana anak akan lebih aman dapat menempatkan sebanyak-banyaknya perhatian anak dari lingkungan luar rumah.10

7

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 3.

8

Soemiarti Padmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 77.

9

Tim Redaksi Fokus Media, Undang-undang RI No. 20 th. 2003 tentang Sisdiknas, (Bandung: Fokus Media, 2003), hlm. 18.

10

Lester D. Crow Alice Crow, Psikologi Pendidikan, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1984), hlm. 165.

(4)

Di dalam TPA atau tempat penitipan anak ini biasanya anak diasuh oleh seorang pengasuh atau disebut sebagai inang. Para pengasuh atau inang di sini bertugas mengawasi dan menjaga anak selama ditinggal oleh orang tuanya. Maka perbedaan individual setiap anak mesti diperhatikan seorang pengasuh, karena hal ini anak harus dipandang sebagai salah satu sosok utuh yang mandiri dan berbeda satu dengan yang lain dalam segala hal.11

Oleh karena itu, sudah tentu orang tua akan lebih suka apabila anak-anaknya tidak mendatangkan kesulitan-kesulitan dengan aneka macam tingkah lakunya yang serba aneh selama berada dalam tempat penitipan anak (TPA), karena masa-masa balita merupakan masa yang paling rawan dalam perkembangannya. Maka di dalam mengasuh anak, para pengasuh harus dibekali filosofi manajemen anak, sehingga dalam mengasuh dan merawat anak-anak selama di tempat penitipan anak dapat mengikuti prosedur pola asuh yang diterapkan sesuai dengan perkembangan anak masa balita. Cara ini dianggap yang paling baik untuk mengetahui perkembangan anak dalam memperhatikan ciri-ciri anak dalam setiap tingkat usianya.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan anak usia balita yang terdapat di dalam TPA atau tempat penitipan anak sebagai akibat kesibukan orang tua terutama seorang ibu bekerja meniti karir sehingga berdampak terhadap perkembangan tingkah laku anak. Dengan demikian untuk membuktikan hal tersebut, penulis akan mengadakan penelitian secara langsung tempat penitipan anak Melati Universitas Diponegoro Semarang dengan judul : PENGARUH POLA ASUH ANAK USIA BALITA TERHADAP PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU ANAK (Penelitian Tempat Penitipan Anak Melati Universitas Diponegoro Semarang)

B. Penegasan Istilah

Untuk mengadakan interpretasi lebih lanjut berdasarkan konsep-konsep yang relevan dengan judul penelitian, serta untuk menghindari

11

(5)

terjadinya salah pengertian atau kesalahfahaman bagi para pembaca maka dipandang perlu untuk menjelaskan arti dan memberikan penegasan beebrapa istilah sebagai berikut :

1. Pengaruh

Berarti “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”.12 2. Pola Asuh Anak

Pola berarti “model, gambar atau potongan untuk contoh”.13 Dan diartikan sebagai “sistem atau cara kerja”.14 Sedangkan asuh diartikan “menjaga, merawat dan mendidik anak”.15 Jadi pola asuh anak adalah “cara yang ditempuh orang tua atau pendidik dalam menjaga, merawat, mendidik dan mengarahkan anak agar menjadi pribadi yang baik”.16

3. Balita

Berarti bawah lima tahun. Menurut istilah psikologi disebut dengan “masa kanak-kanak awal yaitu masa yang dimulai pada akhir masa bagi (2 tahun) sampai dengan usia lima tahun”.17

Adapun batasan umur balita yang penulis teliti adalah umur tiga sampai lima tahun.

4. Perkembangan

“Merupakan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualtias kemampuan, sifat dan ciri baru. Perkembangan

12

Tim Penyusun Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 2, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), hlm. 747.

13

Saliman Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994), hlm. 184.

14

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), hlm. 692.

15

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996), hlm. 63.

16

M. Chabib Thoha, loc.cit. 17

(6)

ini mencakup masalah pertumbuhan dan kematangan individu baik dari segi kognitif, emosi, maupun struktur kepribadiannya”.18

5. Tingkah laku

Tingkah berarti “perbuatan atau ulah”.19 Sedangkan laku berarti “kelakuan atau perbuatan yang dalam bahasa arab disebut akhlak”.20 Jadi menurut Wolman Benjamin B mengatakan bahwa “Behavior is the totality

of intra and extraorganismic actions and interactions of an organism with its physical and social environment”.21

“Perilaku adalah keseluruhan perilaku organ dalam dan organ luar interaksi dari sebuh organ dengan lingkungan fisik serta lingkungan sosialnya.”

6. TPA (Tempat Penitipan Anak)

“Berarti sarana pengasuhan anak dalam kelompok biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja”. 22 dalam hal ini TPA hanya sebagian pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua karena kesibukan orang tua bekerja.

Dari penjelasan istilah tersebut dapatlah diambil pengertian bahwa pengaruh pola asuh anak usia balita terhadap perkembangan tingkah laku anak (penelitian tempat penitipan anak Melati Universitas Diponegoro Semarang) adalah salah satu dampak dari kesibukan orang tua terutama seorang ibu yang bekerja sehingga hal ini dapat dijadikan alternatif atau pilihan orang tua untuk melengkapi asuhan anak yang ditinggalkan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

18

Reni Akbar Hawadi, op.cit., edisi 4, hlm. 13. 19

Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modern Inggris Press, 1991), hlm. 1619.

20

Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Rajawali Press, 1992), hlm. 1. 21

Wolman, Benjamin B., Dictionary of Behavioral Science, (New York: Van Nostrand Reinhold Company, 1973), hlm. 41.

22

(7)

1. Bagaimanakah pola asuh anak di Melati Universitas Diponegoro Semarang ?

2. Bagaimanakah perkembangan tingkah laku anak di Melati Universitas Diponegoro Semarang ?

3. Adakah pengaruh pola asuh anak terhadap perkembangan tingkah laku anak di Melati Universitas Diponegoro Semarang ?

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan “pemecahan sementara atas masalah penelitian”.23 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi istilah hipotesis sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pernyataan yang masih lemah sebenarnya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya”.24 Maka menurut Suharsimi Arikunto masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya.25

Adapun dalam penulisan penelitian ini hipotesis yang peneliti ajukan adalah ada pengaruh dan signifikan antara pola asuh anak usia balita dengan perkembangan tingkah laku anak di Tempat Penitipan Anak (TPA) Melati Universitas Diponegoro Semarang.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah perbendaharaan karya ilmiah dalam rangka pengembangan keilmuan. 2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi bahan masukan kepada orang tua atau pengasuh tentang pola asuh anak.

23

Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 61.

24

Sutrisno Hadi, Statistik Jilid 2, (Yogyakarta : Andi Offset, 1994), hlm. 257. 25

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 64.

(8)

b. Menambah wawasan bagi seorang pengasuh untuk lebih objektif dalam menangkap perlakuan anak dalam perkembangannya.

Bagi peniliti merupakan sumbangan pikiran tentang persoalan yang menyangkut masalah pola asuh anak dalam perkembangan tingkah laku anak.

F. Sistematika Penulisan Dalam Skripsi

Sebelum menginjak pada bab pertama dan bab berikutnya yang merupakan satu pokok pikiran yang utuh, maka penulisan skripsi diawali dengan bagian muka yang memuat halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar dan daftar isi.

Bagian kedua adalah batang tubuh yang terdiri dari atas bab pertama sampai lima. Bab pertama adalah pendahuluan. Pada bab ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, hipotesis, manfaat penelitian dan sistematika penulisan dalam skripsi

Bab dua, membahas pola asuh anak usia balita terhadap perkembangan tingkah laku anak yang terdiri dari dua sub yang pertama membahas pengertian pola asuh, dasar dan fungsi pengasuhan anak, dan bentuk-bentuk pola asuh. Dan sub yang kedua membahas tentang perkembangan tingkah laku anak meliputi : Pengertian tingkah laku, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tingkah laku, aspek-aspek perkembangan anak usia balita, proses pembentukan tingkah laku, dan pengaruh pola asuh usia balita terhadap perkembangan tingkah laku anak.

Bab ketiga, merupakan bab yang berkaitan dengan metode penelitian yang meliputi tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab keempat, analisa data tentang pola asuh anak usia balita dan pengaruhnya terhadap perkembangan tingkah laku anak di TPA atau Tempat Penitipan Anak Melati Universitas Diponegoro Semarang yang meliputi deskprisi data hasil penelitian, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.

(9)

Bab kelima, terdiri dari kesimpulan, saran dan penutup.

Bagian terakhir dari skripsi ini memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Rajawali Press, 1992).

B. Kuppuswami, A Text Book of Child Behaviour and Development, (Vikas India : Second Raised Edition, 1980).

Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989).

Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta Didik, (Malang : UMM Press, 2002).

Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996).

Lester D. Crow Aliq Crow, Psikologi Pendidikan, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1984).

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1995).

Ma’ruf Mushthafa Zurayq, Sukses Mendidik Anak, (Jakarta : Serambi, 2001). M. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988).

Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta : LP3ES, 1985).

Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modern Inggris Press, 1991).

Reni Akbar Hawadi, Psikologi Perkembangan Anak (Mengenal Sifat, Bakat dan

Kemampuan Anak), (Jakarta : Grasindo, 2001).

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000). Saliman Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, (Jakarta : Rineka

Cipta, 1994).

Singgih D Gunarso, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1997).

Soejono Soekanto, Anak dan Pola Perilakunya, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1989).

(11)

Soemiarti Padmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000).

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998).

Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995).

Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta : Andi Offset, 1992). _______, Statistik Jilid 2, (Yogyakarta : Andi Offset, 1994).

Tim Penyusun Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Edisi 2, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991).

Semarang, 12 Januari 2005

Mengetahui,

Pembimbing Peneliti,

Drs. Wahyudi, M.Pd Hikmah

(12)

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH POLA ASUH ANAK USIA BALITA

TERHADAP PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU ANAK

(Penelitian Tempat Penitipan Anak Melati Universitas

Diponegoro Semarang

Sultan Agung Semarang)

PROPOSAL

Disusun guna memenuhi

Persyaratan penyusunan skripsi

Oleh:

H I K M A H

NIM. 3100059

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

WALISONGO SEMARANG

Referensi

Dokumen terkait

sebulan sekali pada tanggal satu dan dibuat laporannya sebanyak tiga rangkap yang ditunjukan ke Dinas Kesehatan Kota, serta tembusan ke Dinas Kesehatan Propinsi dan Badan

pada tahun itu kata kurik un itu kata kurikulum ulum di gunakan dala di gunakan dalam bidang olah raga yakni m bidang olah raga yakni suatu alat yang membawa

 Alat / Barang / Sarana dan Prasarana milik Laboratorium Universitas Fajar yang akan dipinjam tersebut, setelah melalui tahap pertama yaitu pengajuan surat permohonan pinjaman

Perencanaan Terintegrasi Percepatan Pembangunan Wilayah Papua Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Penguatan Ekonomi Lokal Berbasis Wilayah Adat Penataan Kelembagaan Hukum,

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menggunakan alat analisis SWOT dengan menentukan kekuatan dan kelemahan (internal)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait pendistribusian zakat produktif serta tinjauannya dalam perspektif keadilan dapat diketahui bahwa BAZNAS Kota Gorontalo telah

Penyakit busuk buah pada nanas (fruit collapse) masuk ke Indonesia diduga berasal dari bibit yang diimpor dari Filipina tetapi penyebab penyakit busuk buah pada nanas di

Kamardi Arief, “Fungsi Sosial-Ekonomi Pasar Tradisional”, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya, 2013.. besar, tapi kehidupan mereka