• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jawa Barat (Gambar 2). Pemilihan kampung untuk lokasi penelitian di daerah Baduy dilakukan pada kantor Desa Kanekes, yang merupakan kantor Jaro Pamarentah. Jaro Pamarentah yang bernama Jaro Dainah bertanggung jawab atas segala masalah selain masalah adat terutama untuk hubungan masyarakat Baduy dengan masyarakat luar desa Kanekes. Untuk lokasi penelitian pada Desa Kanekes, dipilih sebuah kampung yang merupakan permukiman masyarakat Baduy Dalam yaitu Kampung Cibeo. Penelitian di

(2)

Kampung Cibeo dan Desa Kanekes, Provinsi Banten (Gambar 2). Secara geografis, Desa Kanekes terletak pada 6o 27’27‖ - 6o 30’ 0‖ Lintang Selatan dan 106o 4’55‖- 108o 3’ 9‖ Bujur Timur. Penelitian di lapangan dilakukan mulai tanggal 8 sampai dengan 11 Agustus 2008 dikarenakan ada maksimal waktu untuk tinggal di Desa Kanekes bagi para pengunjung. Pengambilan data untuk melengkapi data yang diperlukan dilakukan beberapa kali pada tahun 2009 dan 2010. Pembuatan gambar rekonstruksi dilakukan pada pertengahan Agustus 2008 sampai bulan Oktober 2008. Pembuatan model dari bangunan rekonstruksi dilakukan pada bulan Oktober 2009. Pengambilan data pada model untuk validasi data dilakukan pada tanggal 12 sampai dengan 15 November 2009 di Leuwikopo, Laboratorium Lapangan Bagian Lingkungan dan Bangunan Pertanian, Departemen Teknik Mesin & Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pembuatan gambar lokasi permukiman Kampung Cibeo dengan Geographic

Information System dan studi pustaka dilakukan pada tahun 2008 di Laboratory of Landscape Ecology and Management (Sandwich Program), Department Environtment Ecology for Sustainability, Faculty of Agriculture, Iwate University,

Japan selama empat bulan. Pengolahan data dan analisis dilakukan di Wisma

Wageningen, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Fluida, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap sebagai berikut. Pada tahap pertama dilakukan penelitian pendahuluan tentang : a. Mendapatkan data sekunder tentang masyarakat Baduy

b. Kemungkinan penelitian ini dapat dilaksanakan

c. Mencari cara yang sesuai dan efektif untuk melakukan penelitian

Penelitian pendahuluan ini penting untuk dilakukan mengingat masyarakat Baduy Dalam terkenal sangat tertutup sehingga tidak mudah untuk mendapatkan data yang diinginkan dan lokasi permukiman masyarakat Baduy Dalam sangat sulit untuk dicapai sehingga perlu penjajagan.

(3)

Setelah diketahui bahwa penelitian ini mungkin untuk dilakukan dan teknik yang sesuai untuk melakukan penelitian maka dilanjutkan pada penelitian tahap selanjutnya yaitu pengambilan data penelitian.

Sumber Bakosurtanal 2005; skala 1 :60.000 Gambar 2 Peta Desa Kanekes

(4)

Kerangka Penelitian

Tahapan dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Dalam kerangka penelitian digambarkan hasil dari setiap tujuan penelitian.

Gambar 3 Kerangka penelitian 1.Kajian Keberlanjutan Masyarakat Baduy Dalam Berdasarkan CSA Aspek Ekologis Aspek Spiritual Aspek Sosial Tingkat Keberlanjutan Masyarakat Baduy Dalam 2. Merekonstruksi Tata Letak, Desain & Struktur Rumah Tataletak Rumah Struktur Rumah Tataletak Ruang Gambar Rumah Baduy Dalam Miniatur Rumah Baduy Dalam 3. Menganalisis kearifan lokal konsep

desain rumah Baduy Dalam berdasarkan CSA

Analisis desain tata letak dan

rumah Analisis pengudaraan pasif bangunan Pengukuran kondisi suhu,Rh, ventilasi pada

miniatur rumah Baduy Dalam Analisis desain rumah

Perbandingan hasil verifikasi dengan

simulasi Analisis orientasi &

tata letak rumah Konsep desain ekologis

Simulasi kondisi suhu, Rh, ventilasi rumah Baduy Dalam

Kearifan lokal konsep rumah Baduy Dalam berdasarkan CSA

Tujuan Penelitian Ke Bidang Kajian Hasil

(5)

Teknik Pengambilan Data

Pada penelitian tahap pertama dilakukan penelitian pendahuluan berupa pengambilan data-data sekunder dari peneliti-peneliti terdahulu dan dilakukan survey pustaka mengenai topik yang diteliti baik data yang telah ada di perpustakaan, internet maupun toko buku. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penelitian pendahuluan tentang kemungkinan dilaksanakannya penelitian ini dan bagaimana cara pelaksanaan pengambilan data yang paling efektif dan apakah medan pada lokasi penelitian memungkinkan dilakukannya penelitian ini. Hal ini perlu dilakukan mengingat lokasi penelitian terkenal sulit untuk dicapai dan masyarakat Baduy Dalam adalah suatu masyarakat yang sangat tertutup bagi orang diluar komunitas tersebut. Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan cara berdiskusi dengan Kepala Desa Kanekes yaitu Jaro Pamarentah. Setelah penelitian tahap pertama dilakukan dan diketahui bahwa penelitian ini mungkin untuk dilaksanakan, medan untuk mencapai lokasi masih mungkin untuk dapat dicapai dan teknik yang memungkinkan untuk pelaksanaan pengambilan data sudah diketahui, maka dapat dilanjutkan dengan penelitian tahap kedua yaitu pengambilan data di lokasi penelitian.

Pada penelitian tahap ke dua dilakukan pengambilan data untuk penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Menentukan lokasi penelitian.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka pengambilan data dilakukan di Kampung Cibeo, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jawa Barat. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner dari CSA dan untuk melakukan konfirmasi dan pemahaman tentang lokasi maka dilakukan survey pengamatan pada lokasi. Dasar pemilihan kampung untuk lokasi penelitian adalah kampung yang masih asli dan belum terpengaruh oleh teknologi modern pada masyarakatnya, pola perkampungannya, budaya, dan pola arsitektur bangunannya dan memungkinkan untuk disurvey. Hal yang mendasari pemilihan lokasi penelitian ini karena tujuan

(6)

penelitian yang utama adalah untuk mempreservasi dengan mendokumentasikan salah satu budaya milik bangsa Indonesia yang sangat bernilai agar tidak punah di masa mendatang.

b. Teknik pengambilan data penelitian

Data untuk penelitian ini terdiri atas data sekunder dan data primer. Untuk mendapatkan data penelitian akan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Data sekunder antara lain peta rupa bumi skala 1 : 60.000 dari Bakosurtanal tahun 2005. Data monogram Kampung Cibeo diperoleh dari kantor Desa Kanekes. Tulisan tentang masyarakat Baduy diperoleh dari toko buku dan hasil penelitian sebelumnya.

2. Mencari data primer dilakukan dengan survey kuesioner dan pengamatan lokasi.

c. Mengkaji tingkat keberlanjutan masyarakat Baduy Dalam berdasarkan CSA.

Pada penelitian pertama untuk mengkajian tentang keberlanjutan masyarakat Baduy Dalam dipergunakan kuesioner CSA. CSA adalah alat untuk mengukur tingkat keberlanjutan suatu masyarakat dalam kerangka pikir

eco-village dari GEN. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara

dengan menggunakan kuesioner CSA (Lampiran 1). Teknik wawancara yang digunakan adalah Focus Group Discussion (FGD) dengan sampel sebanyak 10 orang informan kunci. Semua informan ditetapkan dengan strategi purposif yaitu yang sungguh-sungguh mengetahui masalah yang ditanyakan pada kuesioner. Informan kunci terdiri dari pemuka adat, sesepuh kampung dan pejabat Desa Kanekes seperti Jaro Pamarentah, Jaro Tangtu, wakil Jaro Tangtu antara lain Ayah Mursid, Jaro Sami, Jaro Daenah dan Sarmidi. Teknik yang di pergunakan dalam FGD di kampung Cibeo awalnya dilakukan modifikasi dari kuesioner asli ke dalam bahasa Indonesia. Untuk pertanyaan yang sudah jelas tidak ada di lokasi penelitian tidak ditanyakan. Semua informan dikumpulkan pada satu ruangan kuesioner dipegang oleh penulis dan menanyakan seluruh pertanyaan dalam CSA dan menuliskan jawaban mereka di kuesioner. Informan yang mengetahui jawaban yang ditanyakan akan menjawab dilengkapi dengan jawaban dari

(7)

informan lainnya. Acuan nilai untuk aspek ekologis, sosial dan spiritual tertera pada Tabel 1. Wawancara dilakukan sampai data diperoleh lengkap dan memuaskan. Waktu pengambilan data terutama saat malam hari setelah informan sudah kembali dari ladang. Informan biasa di Kampung Cibeo adalah Arman, Sarpin, Naja, Away dan warga lainnya. Selain itu dilakukan pengamatan lokasi dengan merekam seluruh faktor yang penting dengan membuat sketsa dan catatan. Alat yang dipergunakan adalah kompas, anemometer, Global Positioning System (GPS) hanya di luar Kampung Cibeo.

d. Merekonstruksi tata letak, desain dan struktur rumah Baduy Dalam. Teknik pengambilan data untuk melakukan rekonstruksi adalah:

Melakukan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan dengan wakil pemuka adat, melakukan pengukuran untuk mengambil data primer dan pengamatan pada lokasi.

1. Data-data yang ditanyakan antara lain aktifitas sehari-hari penghuni di dalam rumah, fungsi ruang, material bangunan, elemen dan komponen struktur bangunan. Komponen data yang di ambil di lapangan adalah bentuk dan ukuran rumah, teknik dan material konstruksi termasuk elemen-elemen dan komponennya, sistem pengawetan, asal material dan sistem pembangunan. 2. Melakukan pengukuran dimensi rumah yang dilakukan tanpa alat bantu. Jadi

hanya dipergunakan anggota tubuh saja. Pengukuran panjang menggunakan langkah kaki dan panjang tangan, pengukuran tinggi menggunakan tinggi badan dan tangan. Hasil pengukuran dicatat dan bentuk-bentuk dari bangunan digambarkan dengan sketsa dan catatan.

3. Melakukan pengamatan, untuk memperjelas hasil wawancara dan data sekunder maka dilakukan pengamatan pada rumah dan lokasi permukiman.

Hasil survey didokumentasikan berupa catatan dan sketsa dari bangunan. Data didokumentasikan dengan dibuat sketsa dan tulisan. Rekonstruksi dilakukan dengan membuat gambar teknik menggunakan program SketchUp 8. Gambar yang dibuat antara lain adalah gambar piktorial denah lokasi, denah rumah, tampak potongan dan detail. Selanjutnya dibuat miniatur bangunan dengan ukuran 1: 10.

(8)

e. Menganalisis kearifan lokal konsep desain rumah Baduy Dalam berdasarkan CSA

Menganalisis konsep desain rumah Baduy Dalam meliputi konsep tata letak dan dan orientasi rumah, desain fisik dan pengudaraan pasif bangunan. Data untuk konsep tata letak, orientasi dan desain fisik diambil bersamaan dengan penelitian ke 2 yaitu merekonstruksi dan menggunakan hasil dari penelitian ke 2. Untuk pengudaraan pasif bangunan, dikarenakan di kampung Cibeo tidak diperkenankan untuk mengukur dengan alat dipergunakan teknik simulasi. Simulasi penting dilakukan untuk mengetahui kondisi pengudaraan didalam bangunan sebelum pelaksanan pembangunan (Chunhai, 2008). Simulasi dibuat menggunakan program SolidWork 2010. Untuk melakukan simulasi dilakukan dengan beberapa tahapan seperti telah diuraikan pada kerangka penelitian (

Gambar 3). Pengambilan data pada miniatur yaitu di laboratorium lapang Departemen Teknik Pertanian di Leuwikopo, Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga. Pengambilan data di miniatur bertujuan untuk mengetahui nilai kepercayaan dari hasil simulasi dengan memvalidasikan dengan hasil simulasi. Untuk pengambilan data dan simulasi dipergunakan miniatur rumah. Pembuatan miniatur berdasarkan gambar teknik hasil rekonstruksi yang dibuat dengan skala 1 : 10, berukuran 0,6 m x 0,6 m x 0,6 m dan tinggi 50 cm. Miniatur rumah dibuat dengan menggunakan bahan bangunan yang sama dengan bahan yang dipergunakan di Baduy Dalam dengan skala. Pengambilan data pada miniatur dilakukan di laboratorium lapang Departemen Teknik Mesin dan Biosistem di Leuwikopo, Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga. Miniatur ditempatkan di tempat terbuka agar angin lingkungan dan radiasi matahari tidak terhalangi dan diletakkan 0.5 m dari atas tanah. Pengambilan data untuk validasi meliputi suhu ruang, dinding dan atap miniatur. Pada miniatur diambil data temperatur sebanyak 14 titik. Suhu ruang diambil 4 titik pada masing-masing ruang menggunakan

thermocoppel yang diletakkan pada tengah-tengah ruang setinggi 5 cm (Gambar

4). Selain itu diukur 3 titik pada atap bagian dalam bangunan sejarak 6 cm dari puncak atap sejarak 1 cm dari sisi Utara dan Selatan dan di tengah-tengah atap.(Gambar 5). Pengukuran suhu dinding dan atap juga menggunakan

(9)

penutup atap (Gambar 6). Data disimpan pada hybrid recorder (Gambar 7). Pengambilan data kelembaban menggunakan RH meter yang diletakkan pada titik yang sama dengan suhu. Pengambilan data kecepatan dan arah angin di dalam bangunan menggunakan bandul kertas dan anemometer. Pengambilan data tentang kondisi lingkungan dipergunakan Weather Station (Gambar 8). Data yang diperoleh divalidasikan dengan hasil simulasi untuk mengetahui nilai kepercayaan dari simulasi.

Pengambilan data dilakukan selama 3 hari sejak 12 sampai 14 November 2009. Pengambilan data dilakukan setiap jam selama 24 jam sehari. Sebagai data masukan untuk simulasi dipergunakan data tanggal 13 Nopember 2009.

Pengambilan data untuk verifikasi meliputi kondisi suhu pada bangunan, dinding dan atap miniatur, di dalam dan di luar miniatur rumah dengan menggunakan wheather station, hybrid recorder, thermocouple, anemometer dan RH meter. Untuk mengambil data angin lingkungan dipergunakan baling-baling (Gambar 9).

Gambar 4 Titik pengambilan data ruang

Gambar 5 Titik pengambilan data atap

Gambar 6 Titik Pengambilan data di atap dan dinding luar

(10)

Gambar 8 Weather station Gambar 9 Baling-baling Metode Evaluasi Data

a. Mengkaji Tingkat Keberlanjutan Masyarakat Baduy Dalam Berdasarkan CSA

Penelitian pertama tentang kesesuaian dengan konsep eco-village dan kondisi keberlanjutan masyarakat Baduy berdasarkan kriteria CSA. Evaluasi dilaksanakan dengan menjumlahkan nilai dari setiap parameter menurut kriteria dari CSA (Tabel 1) untuk mengetahui tentang keberlanjutan dari setiap aspek.

Setelah seluruh nilai diperoleh maka dijumlahkan hasil nilai dari setiap aspek. Total nilai yang diperoleh dari penjumlahan nilai setiap parameter dalam setiap aspek akan menunjukkan tingkat keberlanjutan dari masyarakat Baduy Dalam. Menurut CSA suatu masyarakat dikatakan berkelanjutan mencapai nilai yang disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 1 Parameter aspek-aspek dalam CSA

Parameter Bobot

Aspek Ekologis

1. Makna dari tempat tinggal *

2. Ketersediaan makanan ( produksi & distribusi ) * 3. Infrastruktur (bangunan & transportasi) * 4. Pola (konsumsi & Pengelolaan limbah padat) * 5. Air (sumber, kualitas & pola penggunaan) * 6. Manajemen (limbah cair & polusi air) *

7. Energi (sumber& penggunaan) *

Total nilai untuk aspek ekologis A

Aspek Sosial

1. Keterbukaan ( kepercayaan & keamanan; ruang bersama) * 2. Komunikasi (aliran gagasan & informasi) * 3. Jaringan (pencapaian & jasa) *

(11)

4. Keberlanjutan sosial *

5. Pendidikan *

6. Pelayanan kesehatan *

7. Keberlanjutan ekonomi (kesehatan ekonomi local) *

Total nilai untuk aspek sosial B Aspek Spiritual

1. Keberlanjutan budaya *

2. Seni dan rekreasi *

3. Keberlanjutan Spiritual *

4. Keterikatan masyarakat *

5. Ketahanan masyarakat *

6. Holographic baru (pandangan dunia/global) *

7. Kedamaian dan pemikiran global *

Total nilai aspek spiritual C Total nilai keseluruhan T

Tabel 2 Nilai dan kondisi keberlanjutan masyarakat

Keterangan Nilai Kondisi Keberlanjutan Masyarakat

Parameter ( * )

50 + Menunjukkan progress sangat baik menuju keberlanjutan 25 -49 Menunjukkan permulaan yang baik menuju keberlanjutan 0 – 2 5 Menunjukkan harus dilakukan tindakan untuk dapat berkelanjutan Aspek (A,B,C ) 333 + Menunjukkan progress sangat baik menuju keberlanjutan

166 -332: Menunjukkan permulaan yang baik menuju keberlanjutan 0 – 165 Menunjukkan harus dilakukan tindakan untuk dapat berkelanjutan Total Setiap Aspek

(T )

999 + Menunjukkan progress sangat baik menuju keberlanjutan 500– 998 Menunjukkan permulaan yang baik menuju keberlanjutan 0– 449 Menunjukkan harus dilakukan tindakan untuk dapat berkelanjutan

Sumber Hildur,2006

b. Merekonstruksi Tata Letak, Desain dan Struktur Rumah Masyarakat Baduy Dalam

Penelitian kedua melakukan rekonstruksi tata letak dan rumah masyarakat Baduy Dalam, Kampung Cibeo. Rekonstruksi dibuat untuk mendokumentasikan rancangan permukiman dan rumah Baduy Dalam. Dalam merekonstruksi desain rumah dilakukan dengan cara berikut ini:

1. Melakukan penerjemahan dari ukuran anggota badan hasil survey ke dalam ukuran metrik. Penerjemahan menggunakan data gambar sketsa dan kuesioner hasil survey. Anggota badan seperti lengan, tangan dan langkah kaki diukur dengan meteran. Lalu ukuran hasil survey dikalikan dengan ukuran anggota badan. Sketsa gambar bangunan dibuat berdasarkan ukuran tersebut, hasil kuesioner dan pengamatan.

(12)

2. Merekonstruksi rumah masyarakat Baduy Dalam dibuat dengan menggunakan gambar teknik. Gambar teknik dibuat dengan menterjemahkan sketsa gambar yang sudah berukuran metrik. Merekonstruksi rumah dilakukan dengan menggunakan program komputer SketchUp 8. Program sketchUp dipilih karena lebih mudah untuk menampilkan hasil rekonstruksi secara 3 dimensi. Dengan tampilan 3 dimensi maka pengertian gambar akan lebih jelas. Gambar yang dibuat adalah gambar denah lokasi, denah bangunan, tampak, potongan beserta detail. Gambar Denah merupakan potongan horisontal bangunan untuk memperlihatkan susunan dan pembagian ruang yang ada di dalam bangunan. Gambar Tampak dibuat untuk memperlihatkan seluruh bentuk bangunan. Gambar Potongan adalah irisan vertikal bangunan. Gambar Potongan ini berfungsi untuk memperlihatkan bentuk dan dimensi struktur bangunan secara keseluruhan. Gambar Potongan yang dibuat adalah potongan melintang bangunan (Gambar 4)

3. Selanjutnya dibuat miniatur rumah masyarakat Baduy Dalam. Pembuatan miniatur menggunakan skala 1 : 10. Material yang dipergunakan disesuaikan dengan material yang digunakan di Kampung Cibeo agar hasilnya lebih akurat.

c. Menganalisis Kearifan Lokal Konsep Desain Eco-house Baduy Dalam Berdasarkan CSA

1. Melakukan Analisis Orientasi, Tata Letak dan Desain Bangunan Berdasarkan CSA

Dalam menganalisis konsep desain ekologis maka perlu dianalisis bagaimana tata letak dan orientasi rumah di lokasi permukiman. Menganalisis desain bangunan dan tata letak ruang yang akan mempengaruhi kenyamanan bangunan.

2. Melakukan simulasi pada miniatur

Simulasi dilakukan pada miniatur bangunan yang berskala 1 : 10. Simulasi dibuat menggunakan teknik CFD menggunakan program Solid

(13)

hasil pengukuran data. Karena alat pengukuran terbatas maka validasi dilakukan pada suhu di titik-titik pengukuran data di lapangan.

d. Melakukan validasi data

Untuk mengetahui besar eror data hasil simulasi maka hasil simulasi tersebut dibandingkan dengan data hasil pengukuran. Nilai eror dari kedua teknik pengambilan data tersebut diuji dengan root mean square error (RMSE). Apabila nilai kepercayaannya di bawah 5% maka berarti hasil simulasi dapat dipercaya berarti hasil simulasi dapat dipergunakan untuk menduga kondisi rumah Baduy Dalam.

Gambar 10 Tahapan simulasi

Selanjutnya dilakukan simulasi pada bangunan berskala 1: 1. Simulasi ini dilakukan dengan kondisi lingkungan Darmaga untuk mengetahui kondisi pengudaraan pasif di dalam bangunan Baduy Dalam. Hasil simulasi yang dibuat adalah besar temperatur, RH, dan aliran udara pada bangunan Baduy Dalam. Setelah itu dianalisa kesesuaiannya dengan standard kenyamanan bangunan ada.

Pengambilan data pada miniatur bangunan

Melakukan simulasi pada miniatur

Membandingkan hasil pengukuran dengan simulasi

R2= < 5%

Melakukan simulasi pada bangunan Baduy Dalam

Kondisi iklim mikro bangunan Baduy Dalam

Gambar

Gambar 3   Kerangka penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelayanan penerbitan dokumen SKTS dikecamatan rungkut mengenai kualitas pelayanan bahwa kebijakan tersebut cukup

Penelitian dengan menginjeksikan minyak atau paraffin kedalam batuan yang sudah disaturasi dengan larutan brine, kemudian batuan karbonat tersebut diinjeksikan dengan

Menulis Skripsi tentang Implementasi Program Penanganan Penyadang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Untuk Mengatasi Gelandangan Di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelayanan publik terhadap tingkat kepuasan masyarakat (studi kasus di Kantor Kecamatan Cijeungjing Kabupaten

Tujuan penyusunan Rencana Induk Kelitbangan adalah merumuskan kerangka kebijakan Kelitbangan Pemerintah Kota Bukittinggi yang mengakomodir berbagai aspek penyelenggaraan

Hasil pembelajaran dari pertemuan kedua dengan menggunakan tindakan satu menunjukan adanya peningkatan keterampilan bermain sepakbola pada diri siswa, selain itu

Menurut Kusnadi dan Hendra (2005), untuk menganalisis efisiensi atau tidaknya suatu koperasi dilakukan analisis rasio-rasio yang digunakan untuk menggambarkan

Hasil penelitian ini yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara: (1) kemampuan verbal dengan prestasi belajar ilmu kimia jika kemampuan penalaran peserta