• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURGERY CLASS #1. 12 Desember 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURGERY CLASS #1. 12 Desember 2020"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

SURGERY

CLASS #1

(2)

Curriculum Vitae

Nama : Dr. Dion Faisal, Sp.B FICS TTL : Balikpapan, 31 Mei 1985

Istri & anak :

Dr. Dian Manggiasih Muhammad Nabil Muhammad Dhafin Pendidikan :

S1 Kedokteran Umum FK Unmul 2009 Spesialis Bedah Umum FK Unair 2018

Fellow International College of Surgeon 2020 Pekerjaan :

Kepala KSM Bedah & Subkomite Mutu RSUD Tarakan

(3)
(4)
(5)

MENJADI

AHLI BEDAH

• PERJALANAN

PANJANG

• PENGORBANAN

TIADA HENTI

• DUKUNGAN KELUARGA

SANGAT PENTING

• USAHA, DOA

, ORANG DALAM???

(6)

KOMPONEN

TES MASUK

• PERSYARATAN UMUM, KHUSUS, AFIRMATIF

• TES AKADEMIK

: sesuai bidang, jurnal reading, case

report

• TES PSIKOLOGI & MMPI

• TES KESEHATAN

: lab darah & urine, narkoba, radiologi,

treadmill

• WAWANCARA:

motivasi, dukungan keluarga,

pembiayaan/beasiswa, alasan memilih prodi atau

universitas

• REKOMENDASI:

pimpinan RS, SMF bedah, IDI, Dekan,

(7)
(8)

Berikut ini merupakan faktor risiko kanker payudara, kecuali a. Usia menarche yang muda

b. Usia melahirkan pertama yang muda c. Keluarga dengan kanker payudara d. Riwayat tumor payudara jinak e. Selalu menyusui anak

(9)

Genetik (ABC Breast Disease)

• Jenis kelamin: Wanita : laki-laki = 100 : 1 • Usia

• Riwayat keluarga: 1st degree relative RR : 4-6x

• Mutasi genetik: autosomal dominan, familial breast cancer (5-10%), BRCA 1 & BRCA 2, P53, PTEN.

• DCIS & LCIS pada biopsi

• Proliferative benign disease (lesi premaligna): hiperplasia atipikal, duktal hyperplasia, florid papilloma

(10)

Hormonal

• Early menarche, < 12 tahun  RR 1,7-3,4 x • Late menopause, > 55 tahun  RR : 1,5 x • Oral kontrasepsi, > 10 tahun

• Hormon replacement therapy > 5 tahun

• Usia melahirkan anak pertama, usia > 30 th beresiko 2x lipat dibanding < 20 th

• Nullipara, RR : 1,4x dibanding wanita yang mempunyai anak

• Menyusui  menurunkan resiko Ca mama 4%, namun bukan berarti tidak menyusui meningkatkan resiko Ca mama

(11)

Lingkungan

• Radiasi

• Obesitas: 2x resiko pada menopause

• Diet tinggi kalori, diet tinggi lemak  kontroversi • Alkohol, merokok  kontroversi

(12)

Nn. J, 15 tahun datang dengan keluhan nyeri berulang dari payudara hilang timbul sejak enam bulan. Pada pemeriksaan fisik nampak nodul inflamasi yang menyebar dari bagian infra mamae hingga aksila, dengan undulasi yang positif. Nampak papul dengan ukuran 0,5 cm dan berwarna

kemerahan. Tidak ditemukan peau d orange. Diagnosis pada pasien ini adalah a. Hidradenitis suppurativa b. Fibroadenoma mamae c. Wilm’s Tumor d. Carcinoma breast e. Mastektomi

(13)

Hidradenitis suppurativa

Hidradenitis suppurativa usually appears as one or more red, tender bumps that fill with pus. It most commonly occurs in the armpits,

(14)

Tatalaksana yang perlu dilakukan pada hidradenitis supurativa dengan undulasi yang positif adalah

a. Bilateral radical mastektomi b. Mastektomi unilateral

c. Biopsi eksisi d. Insisi drainase

(15)

Berikut ini merupakan pernyataan yang tepat mengenai breast carcinoma in situ

a. Tidak adanya kanker pada payudara

b. Tidak adanya penyebaran sel pada stroma sekitar c. Metastasis otak

d. Metastasis paru

(16)

Carcinoma in situ

DCIS  the abnormal cells are

found in the lining of a breast duct

 not spread outside the duct to

other tissues in the breast.

Paget disease of the nipple 

abnormal cells are found in the skin

cells of the nipple and may spread

to the areola.

Also called stage 0 breast carcinoma

in situ.

(17)

Berikut ini yang merupakan temuan pada high grade ductal carcinoma in situ pada mamografi

a. Mikrokalsifikasi becabang b. Mikrorkalsifikasi granular c. Tidak ada kalsifikasi

d. Tidak tampak nekrosis e. Tidak tampak masa

(18)

Mammografi

(19)

CIRI GANAS PADA

MAMMOGRAFI

Tanda mayor

A. Gambaran stellata / spiculated sign / star sign atau comet sign B. Mikrokalsifikasi: Clustered (berkelompok), Scattered (menyebar) Kriteria Egan untuk kalsifikasi yang diduga ganas: lokasi di

parenkim payudara, ukuran < 0,5 mm, jumlah > 5, berbentuk stellata

C. Perubahan densitas: massa yang terpisah – pisah (discrete), distorsi arsitektur, asimetri

Tanda minor

A. Penebalan kulit. Normal + 0,7 mm. patologis : > 2,5 mm B. Bertambahnya vaskularisasi

C. Retraksi papil

(20)

Ny. D 45 tahun, datang dengan keluhan payudara kanan lebih besar dari payudara kiri sejak 6 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik nampak adanya retraksi putting susu, ditemukan peau d’orange, serta masa pada aksila. Payudara kanan nampak lebih besar, ditemukan masa kenyal pada payudara. Diagnosis yang paling mendekati pada pasien ini adalah

a. Mastitis

b. Karsinoma payudara c. Hidradenitis suppurativa d. Fibroadenoma mamae e. Abses payudara

(21)

Surgery Mapping on Beast Cancer

(22)
(23)

Untuk mendiagnosis pasien kanker payudara yang asimptomatis diperlukan pemeriksaan a. Mamografi b. FNAB c. Open biopsy d. Ductografi e. Radical mastectomy

(24)

TRIPLE DIAGNOSIS

• Kapan dilakukan? setiap massa pada wanita usia > 35 th, setiap massa pada usia < 35 th yang mencurigakan ganas

• Triple Diagnosis:

1. Klinis (anamnesis & pemeriksaan fisik):

a. Tumor ( ganas / jinak ): progresif, infiltratif, metastasis b. Faktor resiko: genetik, hormonal, lingkungan

c. Komorbid: berhubungan dengan kanker, operasi/ terapi lain 2. Radiologis (mammografi / USG mama ipsilateral)

3. Patologi (FNA / biopsi)

Bila dari ketiga triple diagnosis tsb terdapat ketidaksamaan (incorcordance), maka dilakukan VC atau bila tidak terdapat fasilitas VC dilakukan eksisi

(25)

Seorang pasien tumor payudara memiliki ukuran tumor 4 mm dalam dimensi yang terbesar. Tumor ini masuk pada kategori

a. T2 b. T3 c. T1a d. T1b e. T1c

(26)

Klasifikasi TNM (AJCC 7 2010)

• Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai.

• T0 : Tidak terdapat tumor primer. • Tis : Karsinoma in situ.

• T1 : Tumor < 20mm • T1mi : Tumor < 1mm • T1a : Tumor 1mm < x < 5mm • T1b : Tumor 5mm < x < 10mm • T1c : Tumor 10mm < x < 20mm • T2 : Tumor 20mm < x < 50mm • T3 : Tumor > 50mm

• T4: Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada / kulit.

• T4a: Ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis). • T4b: Edema ( termasuk peau

d'orange ), ulserasi, nodul satelit ipsilateral

• T4c: T4a + T4b

(27)

• Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya). • N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.

• N1 : Metastasis ke kgb aksila level I, II ipsilateral yang mobil. • N2a : Metastasis pada kgb aksila level I, II terfiksir atau

berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain.

• N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis *, metastasis pada kgb aksila (-).

• N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.

• N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila. • N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.

(28)

• Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai. • M0 : Tidak terdapat metastasis jauh.

• cM0 (i+) : Tidak terdapat metastasis jauh, tapi terdapat deposit < 0,2mm pada darah, bone marrow, dan node non regional yang terdeteksi secara molekuler/mikroskopis pada pasien tanpa gejala metastasis

• M1 : Terdapat metastasis jauh secara klinis, radiologis, dan/atau histologi > 0,2mm

(29)
(30)

Berikut ini biomarker pada kanker payudara yang mendeteksi proliferasi a. PCNA b. HER2 c. EGFR d. mTOR e. PPARs

(31)
(32)

Pada pasien yang menderita kanker payudara stage I dan stage II, dapat dilakukan breast conservation untuk alasan kosmetik dan karena

kemungkinan survival yang hamper sama. Walupun begitu terdapat kontraindikasi relatif dilakukannya breast conservation. Berikut ini merupakan kontraindikasi tersebut, kecuali

a. Riwayat terapi radiasi

b. Batas positif yang persisten setelah reseksi c. Penyakit multisentrik

d. Memiliki riwayat skleroderma e. BRCA mutasi negatif

(33)
(34)

BCS (breast conserving surgery)

1. Lumpektomi / segmentektomi / kuadrantektomi

2. Diseksi axilla: tidak dilakukan jika Sentinel Lymph

Node Biopsy (SLNB) (-)

3. Radioterapi: whole breast radiotherapy,

accelerated partial breat irradiation

(35)

Indikasi BCS

SYARAT BCS KONTRAINDIKASI

- Tepi operasi bebas

tumor  harus ada VC

1. Multisentris

2. Mikrokalsifikasi difus

- Radioterapi (+) 1. Penyakit kolagen ( SLE, scleroderma )  tidak bisa mentolerir radiasi

2. Riwayat keluarga (+) dan pada usia muda  radioterapi dapat

menimbulkan kanker sekunder

- Kosmetik baik 1. Tumor besar dengan mama kecil 2. Letak sentral atau di bawah 3. Riwayat radiasi sebelumnya

(36)

Fraktur yang paling banyak ditemukan pada wajah adalah a. Maksila b. Mandibula c. Frontalis d. Ocipitalis e. Temporalis

(37)
(38)

Seorang pasien, 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada rahang bawah setelah kecelakaan lalu lintas. Dari foto panoramik tampak fraktur mandibula. Setelah dilakukan reduksi tertutup, pasien dilakukan fiksasi dengan

a. Arm sling

b. Fiksasi eksternal

c. Maxillamandibular fixation d. Maxillofrontal fixation

(39)
(40)

Berikut ini merupakan faktor risiko yang paling dikaitkan dengan kanker kepala leher adalah

a. Riwayat penyakit autoimun b. Riwayat atopi

c. Konsumsi produk tembakau d. Konsumsi tinggi NSAID

(41)

Introduction

• Oral Cancer is the sixth leading cause of cancer worldwide

• The survival rate was 52%.

• Oral cancer generally are socially derived diseases.

• Tobacco and alcohol are synergistic effect

• Treatment of early oral cancer is surgery. Locally advanced

T3/4 are best treated with combined surgery and

Radiotherapy.

(42)

EPIDEMIOLOGY

• The Oral cavity extends from vermilion border of lips to the

plane between junction of the hard palate and soft palate.

• Include: Lips and oral cavity(buccal mucosa, tongue,

ginggiva, retromolar trigone, flour of mouth, hard palate)

• The incidence of oral cancer varies throughout the world.

High incidence in India, France, SE Asia. Low incidence in

Japan.

• 40% of HN cancer

(43)
(44)

Risk factors

• Heavy tobacco

• Alcohol

• Syphilis

• Viruses (EB, HSV, HPV, HIV)

• Neglect of oral dental hygiene(chronic infection,

unfit dentures)

• Lichen planus, Plummer Vinson sy.

• Immunosuppression, malnutrition

(45)

Faring dibagi menjadi tiga regio yaitu nasofaring, orofaring, dan hipofaring. Nasofaring dimulai dari septum nasi posterior hingga

a. Skull base b. Uvula

c. Laring d. Tonsil e. Peritonsil

(46)
(47)

Tumor primer kedua (Second Primary Tumors) jenis metakronus didiagnosis sekitar... bulan setelah tumor pertama

a. 1 bulan b. 2 bulan c. 3 bulan d. 4 bulan e. 6 bulan

(48)
(49)

Seorang pasien datang ke dokter karena terdapat benjolan pada rongga mulut. Pasien mengatakan telah didagnosis HPV beberapa tahun

sebelumnya. Setelah tumor dieksisi, besar tumor adalah 3 cm pada dimensi terbesar. Staging pada pasien ini adlaah

a. T0 b. T1 c. T2 d. T3 e. T4

(50)

UICC/AJCC STAGING SYSTEM FOR ORAL CANCER 2002

Primary Tumor (T)

TX Primary tumor cannot be assessed T0 No evidence of primary tumor Tis Carcinoma in situ

T1 Tumor 2 cm or less in greatest dimension

T2 Tumor more than 2 cm but not more than 4 cm in greatest dimension T3 Tumor more than 4 cm in greatest dimension

T4a (lip) Tumor invades through cortical bone, inferior alveolar nerve, floor of mouth, or skin (chin or nose)

T4a (oral cavity) Tumor invades through cortical bone, into deep / extrinsic muscle of tongue (genioglossus, hyoglossus, palatoglossus and

styloglossus), maxillary sinus, or skin of face

T4b (lip and oral cavity) Tumor invades masticator space, pterygoid plates, or skull base, or encases internal carotid artery

(51)

Regional Lymph Nodes (N)

NX Regional lymph nodes cannot be assessed

N0 No regional lymph node metastasis

N1 Metastasis in a single ipsilateral lymph node, 3 cm or less in greatest dimension

N2 Metastasis in a single ipsilateral lymph node, more than 3 cm but not more than

6 cm in greatest dimension; or in multiple ipsilateral lymph nodes, none more than 6 cm in greatest dimension; or in bilateral or contralateral lymph nodes, non more than 6 cm in greatest dimension

N2a Metastasis in single ipsilateral lymph node more than 3 cm but not more than 6 cm in greatest dimension

N2b Metastasis in multiple ipsilateral lymph nodes, none more than 6 cm in greatest dimension

N2c Metastasis in bilateral or contralateral lymph nodes, none more than 6 cm in greatest dimension

N3 Metastasis in a lymph node more than 6 cm in greatest dimension

Distant Metastasis (M)

MX Presence of distant metastasis cannot be assessed

M0 No distant metastasis

(52)

Stage Grouping

Stage 0

Tis

N0

M0

Stage I

T1

N0

M0

Stage II

T2

N0

M0

Stage III

T1, T2

N1

M0

T3

N0, N1 M0

Stage IV A

T1, T2, T3

N2

M0

T4a

N0, N1, N2

M0

Stage IV B

Any T

N3

M0

T4b

Any N

M0

(53)

Tn. J, 45 tahun datang dengan keluhan nyeri dada mendadak seperti dada sedang disobek-sobek. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tensi yang terus menerus turun, dan ditemukan mumur diastolic. Pada pemeriksaan foto polos dada nampak pelebaran dari mediastinum. Diagnosis pada pasien ini adaah a. NSTEMI b. STEMI c. Unstable angina d. Diseksi aorta e. Karsinoma mediastinum

(54)

Aortic Dissection

• Serious condition in which the inner layer of

the aorta, the large blood vessel branching

off the heart, tears. Blood surges through

the tear, causing the inner and middle

layers of the aorta to separate (dissect). If

the blood-filled channel ruptures through

the outside aortic wall, aortic dissection is

often fatal.

• Uncommon  occurs in men in their 60s

and 70s.

• Causes: Chronic high blood pressure,

Marfan syndrome, bicuspid aortic valve,

traumatic injury to the chest area.

(55)

SYMPTOMS

• Sudden severe chest or upper back pain, often described as a

tearing, ripping or shearing sensation, that radiates to the neck or

down the back

• Sudden severe abdominal pain

• Loss of consciousness

• Shortness of breath

• Sudden difficulty speaking, loss of vision, weakness or paralysis of

one side of your body, similar to those of a stroke

• Weak pulse in one arm or thigh compared with the other

• Leg pain

• Difficulty walking

• Leg paralysis

(56)

Menurut klasifikasi DeBakey, diseksi aorta ascending merupakan diseksi aorta tipe a. II b. III a c. III b d. I e. III

(57)
(58)

Pada diseksi aorta, ekspansi dari false lumen dapat menekan true lumen sehingga menyebabkan

a. Sindroma Kanter-Willi b. Sindroma vena cava

c. Sindroma aorta abdominalis d. Malperfusion syndrome

(59)
(60)

Pemeriksaan penunjang pada diseksi aorta yang memiliki sensitivitas tinggi dan dapat dilakukan dengan cepat adalah

a. Foto polos abdomen b. CT scan dengan kontras c. CT scan tanpa kontras d. MRI abdomen

(61)
(62)

Perbaikan pada aneurisma aorta proksimal di daerah ascending aorta memiliki risiko tinggi pada pasien yang menderita

a. Gagal ginjal kronis b. Sindroma vena cava c. Autoimun

d. Aterosklerosis berat e. Diabetes melitus

(63)

Repair pada diseksi descending aorta akut memiliki angka mortalitas yang tinggi yaitu sekitar 23,8%. Beberapa prediktors mortalitas adalah sebagai berikut, kecuali

a. Usia > 50 tahun

b. Riwayat operasi jantung c. Hipotensi

d. Tamponade jantung e. Iskemia miokard

(64)

PREDICTIVE FACTOR (CLINICAL)

• Patient age < 60 yo

• Male gender

• White race

• Marfan’s syndrome

• Heart rate > 60 BPM

(65)

Repair anerusima aorta distal yang dilakukan secara terbuka dan

endovascular memiliki perbedaan yang singifikan pada beberapa variable prognosis. Teknik endovascular lebih unggul karena memiliki

a. Angka kematian terkait aneurisma yang lebih rendah b. Angka komplikasi jantung yang rendah

c. Angka gangguan ginjal yang rendah

d. Angka gangguan neurologis yang rendah e. Angka kematian total yang lebih rendah

(66)
(67)

Tn. J 25 tahun, adalah penderita sindroma marfan. Datang untuk

pemeriksaan rutin dengan dokter. Pada pemeriksaan pencitraan ditemukan diameter aorta thorakalis seukuran 60% dari ukuran normal. Diagnosis yang paling mendekati pada pasien ini adalah

a. Aneurisma aorta abdominalis b. Aneurisma aorta thorakalis c. Atherosklerosis

d. Diseksi aorta e. Regurgitasi aorta

(68)

A thoracic aortic aneurysm is a

weakened area in the major blood

vessel that feeds blood to the body

(aorta). When the aorta is weak, blood

pushing against the vessel wall can

cause it to bulge like a balloon

(aneurysm).

• The normal aortic diameter varies based

on age, sex, and body surface area. In

general, the term aneurysm is used when

the axial diameter is

>5.0 cm for the

ascending aorta

and

>4.0 cm for the

descending aorta

(69)

Gambaran radiologis dari foto polos dada pada ascending aorta aneurysm adalah

a. Bayangan konveks pada jantung kanan b. Bayangan konkav pada jantung kanan c. Opasitas pada apeks paru kanan

d. Opasitas pada apeks paru kiri

(70)
(71)

@dionfaisal31

Life only has one rule:

Never quit

.

– Unknown

Surgery Class

SEMOGA

Referensi

Dokumen terkait

1) Penentuan tingkat kesesuaian agroklimat pengembangan tanaman nilam di Provinsi Lampung berdasarkan analisis curah hujan wilayah. 2) Penentuan peluang hujan bulanan yang

Format Permohonan pengajuan Tambahan Uang Persediaan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk mendapat persetujuan PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat

Pemberian campuran limbah sawit dan dedak fermentasi dengan Pleurotus ostreatus sampai taraf 24% didalam ransum puyuh masih bisa digunakan, hal ini dapat dilihat dengan

Pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk sejak tahun 2012 s.d Juli 2013, Komisaris PT Citra Margatama Surabaya tahun 2013, Direktur Utama PT

Tabel 4.9 Korelasi Tingkat Kebahagiaan Dengan Tingkat Kepuasaan Hidup Correlations Tingkat Kepuasan Tingkat Kebahagiaan Spearman's rho Tingkat Kepuasan Correlation Coefficient

Hasil penelitian menunjukkan ciplukan di wilayah eks-karesidenan Surakarta memiliki keragaman baik secara kualitatif maupun kuantitatif terutama pada warna dan ukuran

Bahwa tingkat keparahan infeksi Multidrugs-resistant organisms MORO's dalam pelayanan kesehatan ditentukan oleh besar populasi yang terinfeksi dan jenis layanan perawatan dengan

- Penderita tidak demam atau tanpa gejala klinis lainnya,tapi - Penderita tidak demam atau tanpa gejala klinis lainnya,tapi.. Pengobatan malaria vivaks/ovale resisten