• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Pekerja Hotel pada Manajemen Internasional dan Lokal tentang Bantuan Hidup Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Pekerja Hotel pada Manajemen Internasional dan Lokal tentang Bantuan Hidup Dasar"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Dariel R Selvarajah

NIM : 100100316

Alamat : Gang Sehat No.10 Jl. Dr.Mansyur

Medan

Nomor Telepon : 082165517322

Email : dariel299@gmail.com

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Malaysia, 29 September 1992

Warga Negara : Malaysia

Agama : Hindu

Status Pendidikan : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dosen Pembimbing : dr.Erjan Fikri, M.Ked(Surg), Sp.B, Sp.BA

(2)

LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang

berjudul “Gambaran Pengetahuan Pekerja Hotel Pada Manajemen Internasional dan Lokal tentang Bantuan Hidup Dasar”. Bantuan Hidup Dasar juga dikenal juga sebagai Basic Life Support yang sering dilakukan saat terjadinya gawat darurat sebagai usaha yang dilakukan untuk mempertahankan hidup pada saat seseorang mengalami keadaan yang mengancam nyawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pekerja hotel tentang bantuan hidup dasar.

Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari Saudara/i untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang saudara/i berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Saudara/i akan dirahsiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini amat saya harapkan. Partisipasi Saudara/i bersifat bebas dan tanpa paksaan. Saudara/i berhak untuk menolak berpatisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan

Saudara/i, saya ucapkan terima kasih. Medan , 2013

(3)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :

Umur : Jenis Kelamin :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Pekerja Hotel pada Manajemen Internasional dan Lokal Tentang Bantuan Hidup Dasar Nama Peneliti : Dariel R Selvarajah

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Medan, 2013

(4)

LAMPIRAN P3:

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PEKERJA HOTEL PADA MANAJEMEN INTERNASIONAL DAN LOKAL TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

(BASIC LIFE SUPPORT)

1. Data Pribadi

Jenis Kelamin : L / P

2. Pertanyaan Mengenai Penelitian

1. Bantuan Hidup Dasar (basic life support) adalah pertolongan pertama kegawatdaruratan untuk menunjang pernapasan dan sirkulasi tanpa menggunakan alat bantu

a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

2. Tujuan dilakukannya Bantuan Hidup Dasar (basic life support) adalah untuk mencegah berhentiya sirkulasi (jantung) atau berhentinya respirasi (pernapasan)

a. Benar b. Salah c. Tidak tahu

3. Bantuan Hidup Dasar (basic life support) dapat dilakukan oleh: a. Kalangan medis saja

b. Siapa saja baik dari bidang medis maupun nonmedis c. Orang awam saja

(5)

b. Luka

c. Patah tulang

5. Tindakan Bantuan Hidup Dasar (basic life support) terdiri dari: a. Pembebasan jalan napas dan memberi bantuan napas b. Pembebasan jalan napas dan sirkulasi

c. Pembebasan jalan napas, memberikan bantuan napas dan pijat jantung

6. Dalam bantuan hidup dasar dikenal istilah ABC, yang merupakan singkatan dari:

a. Airway, Breathing dan Calm b. Airway, Breathing dan Circulation c. Airway, Blood dan Circulation

7. Saat menemukan korban yang tidak sadar hal yang pertama sekali kita lakukan adalah:

a. Cek kesadaran dengan menepuk pundak korban sambil memanggil

“Pak! Pak!” atau “Bu!Bu!”

b. Membebaskan jalan napas c. Memberi napas buatan

8. Apabila korban tidak sadar juga yang perlu dilakukan adalah: a. Membebaskan jalan napas

b. Cek nadi korban

c. Meminta bantuan atau hubungi nomor darurat (ambulans atau rumah sakit terdekat)

(6)

a. Menekan dahi kebelakang, mengangkat dagu dan mendorong rahang ke atas

b. Mengangkat dagu dan mendorong rahang c. Menangkat dagu saja

10. Menilai kelancarkan pernapasan dapat dilakukan dengan:

a. Melihat gerakan dada, mendengar suara napas dan merasakan hembusan napas

b. Melihat gerakan dada saja c. Mendengar suara napas saja

11. Bantuan napas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a. Mulut ke mulut saja

b. Mulut ke hidung saja

c. Dari mulut ke mulut dan mulut ke hidung

12. Untuk menilai berhentinya denyut jantung seseorang dapat dilakukan dengan cara:

a. Meraba denyut nadi pada leher

b. Meraba denyut nadi pada pergelangan tangan c. Meraba denyut nadi pada paha

13. Lokasi yang tepat untuk melakukan pijat jantung adalah: a. Di tengah perut

b. Di tengah dada

c. Di antara perut dan dada

(7)

b. Alas yang keras dan tidak datar c. Alas yang lunak dan datar

15.Pijat jantung dan pemberian napas buatan dapat dilakukan dengan perbandingan:

a. 30:2 (30 kali pijat jantung : 2 kali napas buatan) b. 30:1 (30 kali pijat jantung : 1 kali napas buatan) c. 15:2 (15 kali pijat jantung : 2 kali napas buatan)

16. Pijat jantung dilakukan dengan frekuensi: a. 50x permenit

b. 80x permenti c. 100x permenit

17. Dalam pelaksanaan pijat jantung, minimal kedalaman pijat jantung adalah: a. 3 cm

b. 5 cm c. 7 cm

18. Setelah melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (basic life support) dan korban telah sadar yang kita lakukan pada korban adalah posisi pemulihan: a. Dengan membantu korban duduk.

b. Membantu korban berdiri

c. Membantu korban tidur dengan posisi miring

(8)

a. Penolong dalam keadaan letih atau bantuan medis sudah datang dan korban kembali pulih

b. Penolong tidak mau lagi melakukan RJP c. Penolong merasa tidak berhak melakukan RJP

20. Bantuan Hidup Dasar (basic life support) hanya dapat dilakukan di rumah sakit dan dengan peralatan yang lengkap.

(9)
(10)
(11)

FREQUENCIES VARIABLES=kelamin Hotel P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Kategori Umur

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

Jenis Kelamin Sekolah Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3

N Valid 80 80 80 80 80

Missing 0 0 0 0 0

Statistics

Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8

N Valid 80 80 80 80 80

Missing 0 0 0 0 0

Statistics

Pertanyaan 9 Pertanyaan 10 Pertanyaan 11 Pertanyaan 12 Pertanyaan 13

N Valid 80 80 80 80 80

(12)

Statistics

Pertanyaan 14 Pertanyaan 15 Pertanyaan 16 Pertanyaan 17 Pertanyaan 18

N Valid 80 80 80 80 80

Missing 0 0 0 0 0

Statistics

Pertanyaan 19 Pertanyaan 20

Tingkat

Pengetahuan

Responden

N Valid 80 80 80

Missing 0 0 0

Frequency Table

Jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 46 57.5 57.5 57.5

perempuan 34 42.5 42.5 100.0

(13)

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Benar 71 88.8 88.8 88.8

Salah 9 11.3 11.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

Siapa yang dapat Melakukan Bantuan Hidup Dasar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Benar 71 88.8 88.8 88.8

Salah 9 11.3 11.3 100.0

(14)

Indikasi Bantuan Hidup Dasar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Benar 60 75.0 75.0 75.0

Salah 20 25.0 25.0 100.0

(15)

Penangan selanjutnya untuk korban yang tidak sadar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Benar 16 20.0 20.0 20.0

Salah 64 80.0 80.0 100.0

(16)

Lokasi titik tumpu pijat jantung

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Benar 24 30.0 30.0 30.0

Salah 56 70.0 70.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Perbandingan pijat jantung dengan bantuan napas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Benar 6 7.5 7.5 7.5

Salah 74 92.5 92.5 100.0

(17)

Kedalaman tekanan pijat jantung

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Benar 73 91.3 91.3 91.3

Salah 7 8.8 8.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Mengetahui bantuan hidup dasar dapat dilakukan dimana saja tanpa peralatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Benar 47 58.8 58.8 58.8

Salah 33 41.3 41.3 100.0

(18)

Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 7 8.8 8.8 8.8

Sedang 73 91.3 91.3 100.0

(19)
(20)

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer A., 2009. Resusitasi Jantung Paru. Dalam: Sudoyo, Aru W., dkk ,2009.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Kelima, Cetakan Kedua,

InternaPublishing, Jakarta: 227-229.

European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010. Section 2:

Adult Basic Life Support and Use of Automated External Defibrillators.

Available from: https://www.erc.edu/index.php/doclibrary/en/209/1/ [Accesed 16 April 2011]

Chandrasekaran S., et al, 2010. Awareness of Basic Life Support Among Medical,

Dental, Nursing Students and Doctors, Indian Journal of Anaesthesia. 54

(2): 121-126.

Alkatiri, J., Bakri Syakir. 2007. Resusitasi Jantung Paru. Dalam: Sudoyo, Aru S., dkk, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Handley A. J. 1997. Basic Life Support. Dalam: British Journal of Anasthesia. 79: 151-158.

Sastroasmoro S., Ismael, Sofyan, 2008. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga, Cetakan Kedua, CV. Sagung Seto, Jakarta.

Wahyuni A. S. 2008. Statistika Kedokteran. Bamboedoea Communication, Jakarta.

(21)

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Defenisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai bantuan hidup dasar.

2. Bantuan hidup dasar adalah: bagian dari tindakan resusitasi jantung paru otak yang bertujuan untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal.

3. Cara ukur pada penelitian ini adalah dengan metode angket.

4. Alat ukur berupa kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 20 pertanyaan tertutup dengan 3 pilihan jawaban, dimana setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

Pengetahuan pekerja hotel pada manajemen internasional dan lokal di Medan tahun 2013

(22)

5. Hasil ukur dengan melakukan pengukuran tingkat pengetahuan pekerja hotel pada manajemen internasional dan lokal tentang bantuan hidup dasar berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada responden menggunakan skala pengukuran (Arikunto, 2007) dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

a. Pengetahuan baik apabila jawaban responden yang benar lebih dari 75% dari nilai tertinggi.

b. Pengetahuan sedang apabila jawaban responden yang benar antara 40% sampai 75% dari nilai tertinggi.

c. Pengetahuan kurang apabila jawaban responden yang benar kurang dari 40% dari nilai tertinggi.

Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring adalah:

(23)

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian in jenis deskriptif dengan desain penelitian cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan pekerja hotel pada manajemen internasional dan lokal di Medan tahun 2013.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian in dilaksanakan di Grand Swiss-Belhotel dan Hotel Danau Toba International.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September -November 2013.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah sejumlah pekerja hotel pada manajemen internasional dan lokal di Medan tahun 2013.

4.3.2. Sampel

(24)

Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan consecutive sampling dimana semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro, 2008).

Kriteria inklusi yaitu:

a. Responden adalah pekerja hotel

b. Responden bersedia mengisi kuesioner

Kriteria eksklusi yaitu:

a. Pekerja wanita yang mengandung b. Pekerja yang sakit

Adapun besar sampel yang diperlukan dihitung berdasarkan rumus dibawah ini (Wahyuni, 2008):

Dimana:

n = besar sampel minimum N= besas populasi

Z1 - α/2 = nilai distribusi normal baku table Z) pada α tertentu p = harga proporsi di populasi

(25)

untuk Zα dua arah diperoleh nilai Z1 - α/2 = 1,96. Nilai P yang ditetapkan adalah 0,5 karena penelitian belum mengetahui proporsi sebelumnya, selain itu karena penggunaan p = 0,5 mempunyai nilai p.(1-p) paling besar sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Kesalahan absolute yang diinginkan adalah 10%. Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian adalah :

n = 80

Dengan demikian, besar sampel yang diperlukan pada penelitian ini adalah 80 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data

(26)

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuisioner yang telah disusun sebelumnya dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Contoh kuisioner diambil dari jurnal KTI mahasiswa USU setambuk 2008, Dewi Felayati, NIM 080100180, maka uji validitas dan reliabilitas tidak perlu dilakukan lagi.

4.6. Pengelohan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan teknik komputerasi.

Pengelohan data hasil penelitian ini diformasikan dengan menggunakan langkah-langkah berikut:

1. Editing

Untuk melengkapi kelengkapan, konsistensi, dan kesesuaian antara kriteria yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian.

2. Coding

Untuk mengkuantifikasi data kualitatif atau membedakan aneka karakter. Pemberian kode ini sangat diperlukan terutama dalam rangka pengolahan data, baik secara manual atau dengan menggunakan komputer.

3. Cleaning

Pemeriksaan data yang sudah dimasukkan ke dalam program komputer untuk menghindari terjadinya kesalahan pada pemasukan data.

4. Saving

(27)

Analisis data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS.

4.7. Etika Penelitian

(28)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Hotel Danau Toba Internasional dan Grand Swiss-Belhotel Medan.

5.1.2. Karakteristik Responden

Berikut adalah table-tabel yang mendeskripsikan karakteristik responden dalam peneitian ini.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N %

Laki-laki 46 57,5

Perempuan 34 42,5

Dari tabel 5.1, terlihat bahwa dari kesuluruhan 80 responden, didapati responden terbanyak ialah laki-laki dengan total sebanyak 46 orang (57,5%) dibandingkan dengan perempuan dengan total sebanyak 34 orang (42,5%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hotel

Hotel N %

Danau Toba Internasional

40 50

(29)

Usia (tahun) N %

< 21 13 16,25

21-30 22 27,5

31-40 26 32,5

41-50 16 20,0

>50 3 3,75

Dari table 5.3, terlihat bahwa responden terbanyak ialah responden dengan usia 31-40 tahun dengan total 26 responden (32,5%), usia 21-30 tahun dengan total 22 responden (27.5%), usia 41-50 tahun dengan total 16 responden (20,0%), usia < 21 tahun sebanyak 13 responden (16,25%) dan usia >50 tahun sebanyak 3 responden (3,75%).

5.1.3. Hasil Analisi Data

5.1.3.1. Distribusi Jawaban Responden Menurut Pertanyaan

(30)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengetahuan Tiap Pertanyaan tentang Bantuan Hidup Dasar

No Item Pertanyaan Pengetahuan

Benar Salah 15 Perbandingan pijat jantung dengan bantuan

napas

(31)

Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Bantuan Hidup Dasar

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (N) Persen (%)

Baik 7 8,75

Sedang 73 91,25

Kurang - -

Berdasarkan hasil ujian pengetahuan pada tabel 5.5, gambaran pengetahuan diklasifisikan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang, dan kurang. Dari hasil penelitian, diperoleh kelompok responden tertinggi memiliki gambaran pengetahuan sedang yaitu sebanyak 73 orang (91,25%), dan kelompok terendah dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 7 orang (8,75%). Kategori kurang tidak dijumpai.

5.2.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Hotel

Tingkat pengetahuan responden juga dideskripsikan berdasarkan karekteristik responden yaitu jenis kelamin dan hotel. Sebaran distribusi berupa frekuensi.

Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan pekerja hotel pada manajemen internasional dan local tentang bantuan hidup dasar berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

(32)

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa responden laki-laki yang memiliki pengetahuan sedang adalah yang terbanyak yaitu 43 orang (53,75%) manakala responden perempuan yang memiliki pengetahuan sedang adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 30 orang (37,5%).

Distribusi frekuensi gambaran pengetahuan pekerja hotel tentang Bantuan Hidup Dasar berdasarkan hotel dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Hotel

Pengetahuan Hotel Danau Toba

Internasional

Grand Swiss-Belhotel

N % N %

Baik 5 6,25 2 2,5

Sedang 35 43,75 38 47,5

Kurang - 0,0 - 0,0

(33)

5.2.1. Analisa Karakteristik Responden

Berdasarkan karekteristik penelitian ini, diketahui bahwa responden menurut jenis kelamin adalah laki-laki yaitu sebanyak 46 responden (57,5%) dan perempuan sebanyak 34 responden (42,5%) (Tabel 5.6). Sedangkan jumlah responden menurut hotel dari Hotel Danau Toba Internasional sebanyak 40 responden (50%) dan dari Grand Swiss-Belhotel sebanyak 40 responden (50%) (Tabel 5.7).

5.2.2. Gambaran Pengetahuan

Dengan mengetahui sebaran jawaban responden pada pertanyaan yang menilai pengetahuan responden diperoleh gambaran pengetahuan responden adalah sedang yaitu sebanyak 73 orang (91,25%), kemudian diikuti dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 7 responden (8,75%), dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang tidak dijumpai.

Dari tabel 5.4, dapat dilihat bahwa sebanyak 72 responden (90%) mengetahui definisi dari bantuan hidup dasar dan sebanyak 71 responden (88,75%) mengetahui tujuan bantuan hidup dasar. Hasil penelitian juga menunjukkan 40 responden (50%) mengetahui urutan tindakan bantuan hidup dasar serta 77 responden (96,25%) mengetahui indikasi bantuan hidup dasar. Dari hasil tersebut, dapat dilihat rata-rata responden berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 73 orang (91,25%) dari total responden 80 orang.

(34)

dan 74% tidak mengetahui lokasi yang tepat untuk kompresi dada pada tindakan bantuan hidup dasar (Chandrasekaran, 2010).

(35)

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Pengetahuan pekerja hotel pada manajemen internasional dan lokal mengenai bantuan hidup dasar tergolong kedalam tingkat pengetahuan sedang.

2. Pekerja hotel di Grand Swiss-Belhotel dan Hotel Danau Toba Internasional mempunyai pengetahuan baik mengenai pengertian bantuan hidup dasar. 3. Untuk tujuan bantuan hidup dasar, pekerja kedua hotel memiliki pengetahuan

baik.

4. Pengetahuan pekerja kedua hotel mengenai urutan pelaksanaan bantuan hidup dasar adalah sedang.

5. Pekerja kedua hotel memiliki pengetahuan baik mengenai indikasi melakukan bantuan hidup dasar.

6.2. Saran

1. Menjadi masukan bagi manajemen hotel yang internasional dan lokal agar dapat memasukkan bantuan hidup dasar kedalam kurikulum pembelajarannya dengan harapan terjadinya peningkatan tingkat pengetahuan dari pekerja hotel, mengingat bantuan hidup dasar merupakan tindakan darurat yang dapat

dilakukan oleh siapa saja khususnya bidang kesehatan.

(36)

3. Bagi pemerintah dan dinas kesehatan hendaklah mengadakan promosi dan pelatihan tentang Bantuan Hidup Dasar untuk masyarakat umum agar pengetahuan masyarakat tentang Bantuan Hidup Dasar menjadi baik dan masyarakat dapat melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa dengan tepat.

(37)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bantuan Hidup Dasar (Basic life support) 2.1.1. Definisi

Istilah basic life support mengacu pada mempertahankan jalan nafas dan sirkulasi. Basic life support ini terdiri dari beberapa elemen: penyelamatan pernapasan (juga dikenal dengan pernapasan dari mulut ke mulut) dan kompresi dada eksternal. Jika semua digabungkan maka digunakan istilah Resusitasi Jantung Paru (RJP) (Handley, 1997).

2.1.2. Tujuan

Tujuan utama dari bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan oksigenasi darurat untuk mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan darah yg dioksigenasi ke jaringan tubuh (Alkatiri, 2007).

(38)

2.1.3. Tindakan

Gambar 2.1. Algoritma Bantuan Hidup Dasar (Sumber: European Resuscitation

(39)

Pastikan anda, korban dan setiap pengamat aman. Pemeriksaaan kesadaran dilakukan untuk menentukan pasien sadar atau tidak dengan cara kocok perlahan bahu dan bertanya dengan keras: "Apakah anda baik-baik saja?”. Jika pasien respon, biarkan sahaja di dalam posisi yang membuatnya merasa nyaman, disediakan tidak ada bahaya yang lebih lanjut dan bila perlu lakukan kembali penilaian kesadaran setelah beberapa menit. JIka pasien tidak sadar, segera meminta bantuan dengan cara berteriak “TOLONG!” atau dengan memberitahu dimana posis anda dengan alat komunikasi (ERC Guidelines, 2010).

Gambar 2.2. Pemeriksaan kesadaran korban (Sumber: European Resuscitation

Council Guidelines for Resuscitation 2010).

2.1.3.2. Pembebasan Jalan Napas

Airway adalah upaya untuk mempertahankan jalan napas yang dapat dilakukan secara non invasif maupun invasif (Mansjoer, 2009).

Teknik-teknik mempertahankan jalan napas (airway) dengan cara non invasif :

(40)

b. Tindakan dagu diangkat (chin lift)

Gambar 2.3. Head-tilt, chin-lift maneuver (sumber: European Resuscitation

Council Guidelines for Resuscitation 2010).

c. Tindakan mendorong rahang bawah (jaw-thrust)

(41)

Gambar 2.4. Jaw-thrust maneuver (sumber: European Resuscitation Council

Guidelines for Resuscitation 2010).

2.1.3.3. Bantuan Napas dan Ventilasi (Breathing Support)

Oksigen sangat penting bagi kehidupan. Pada keadaan normal, oksigen diperoleh dengan bernafas dan diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh (Smith, 2007).

Breathing support merupakan usaha ventilasi buatan dan oksigenasi dengan inflasi tekanan positif secara intermitten dengan menggunakan udara ekshalasi dari mulut ke mulut, mulut ke hidung, atau dari mulut ke alat (S-tube masker atau bag valve mask) (Alkatri, 2007).

Breathing support terdiri dari 2 tahap : 1. Penilaian Pernapasan

(42)

Gambar 2.5. Look, listen, and feel (sumber: European Resuscitation Council

Guidelines for Resuscitation 2010).

2. Memberikan bantuan napas

Bantuan napas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut (mouth-to mouth), mulut ke hidung (mouth-to-nose), mulut ke stoma trakeostomi atau mulut ke mulut via sungkup (Latief, 2009).

(43)

Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010).

b. Pada bantuan napas mulut-ke-hidung (mouth-to-nose), maka udara ekpsirasi penolong dhembuskan kehidung pasien sambil menutup mulut pasien. Tindakan ini dilakukan kalau mulut pasien sulit dibuka (trismus) atau pada trauma maksilo-fasial.

c. Pada bantuan napas mulut-ke-sungkup pada dasarnya sama dengan mulut. Bantuan napas dapat pula dilakukan dari mulut-ke-stoma atau lubang trakeostomi pada pasien pasca bedah laringektomi. Frekuensi dan besar hembusan sesuai dengan usia pasien apakah korban bayi, anak atau dewasa. Pada pasien dewasa, hembusan sebanyak 10-12 kali per menit dengan tenggang waktu antaranya kira-kira 2 detik. Hembusan penolong dapat menghasilkan volum tidal antara 800-1200 ml (Latief, 2009).

2.1.3.4. Sirkulasi (Circulation Support)

Merupakan suatu tindakan resusitasi jantung dalam usaha mempertahankan sirkulasi darah dengan cara memijat jantung, sehingga kemampuan hidup sel-sel saraf otak dalam batas minimal dapat dipertahankan (Alkatri, 2007).

Dilakukan dengan menilai adanya pulsasi arteri karotis. Penilaian ini maksimal dilakukan selama 5 detik. Bila tidak ditemukan nadi maka dilakukan kompresi jantung yang efektif, yaitu kompresi dengan kecepatan 100 kali per menit, kedalaman 4-5 cm, memberikan kesempatan jantung mengembang (pengisian ventrikel), waktu kompresi dan relaksasi sama, minimalkan waktu terputusnya kompresi dada. Rasio kompresi dan ventilasi 30:2 (Mansjoer, 2009).

(44)

punggung sedalam 3-5 cm sebanyak 60-100 kali per menit.tindakan ini akan memeras jantung yang letaknya dijepit oleh dua bangunan tulang yang keras yaitu tulang dada dan tulang punggung. Pijatan yang baik akan menghasilkan denyut nadi pada karotis dan curah jantung sekitar 10-15% dari normal (Latief, 2009).

Gambar 2.7. Posisi penolong pijat jantung (sumber: European Resuscitation

Council Guidelines for Resuscitation 2010)

Periksa keberhasilan tindakan resusitasi jantung paru dengan memeriksa denyut nadi arteri karotis dan pupil secara berkala. Bila pupil dalam keadaan konstriksi dengan reflex cahaya positif, menandakan oksigenasi aliran darah otak cukup. Bila sebaliknya yang terjadi, merupakan tanda kerusakan otak berat dan resusitasi dianggap kurang berhasil (Alkatiri, 2007).

2.1.3.5. Posisi Pemulihan (Recovery Position)

Recovery position dilakukan setelah pasien ROSC (Return of Spontaneous Circulation). Urutan tindakan recovery position meliputi:

a. Tangan pasien yang berada pada sisi penolong diluruskan ke atas

(45)

arah penolong, sekaligus memiringkan tubuh korban ke arah penolong Dengan posisi ini jalan napas diharapkan dapat tetap bebas (secure airway) dan mencegah aspirasi jika terjadi muntah. Selanjutnya, lakukan pemeriksasn pernapasan secara berkala (Resuscitation Council UK, 2010).

Gambar 2.8. Recovery position (sumber: European Resuscitation Council

Guidelines for Resuscitation 2010).

2.2. Indikasi Bantuan Hidup Dasar

(46)

Pada beberapa keadaan, tindakan resusitasi tidak dimulai bila pasien memilki keterangan DNAR (do not attempt resuscitation), pasien memiliki tanda kematian yang irreversible (seperti rigormotaris, dekapitasi, dekomposisi, atau pucat), atau tidak ada manfaat fisiologis yang dapat diharapkan karena fungsi vital telah menurun walau telah diberi terapi maksimal (seperti syok septik atau syok kardiogenik yang progresif).

RJP dihentikan bila sirkulasi dan ventilasi spontan secara efektif telah membaik, perawatan dilanjutkan oleh tenaga medis di tempat rujukan atau di tingkat perawatan yang lebih tinggi (Mansjoer, 2009).

2.2.1.Henti Napas (Respiratory Arrest)

Henti napas primer (respiratory arrest) dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya serangan stroke, keracunan obat, tenggelam, inhalasi asap/uap/gas, obstruksi jalan napas oleh benda asing, tersengat listrik, tersambar petir, serangan infark jantung, radang epiglottis, tercekik (suffocation), trauma dan lain-lain (Latief dkk, 2009).

Pada awal henti nafas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi, pemberian O2 ke otak dan organ vital lainnya masih cukup sampai beberapa menit. Kalau henti napas mendapat pertolongan dengan segera maka pasien akan terselamatkan hidupnya dan sebaliknya kalau terlambat akan berakibat henti jantung yang mungkin menjadi fatal (Latief, 2009).

2.2.2.Henti Jantung (Cardiac Arrest)

(47)

(82,4%); penyebab internal non jantung (8,6%) seperti akibat penyakit paru, penyakit serebrovaskular, penyakit kanker, perdarahan saluran cerna obstetrik/pediatrik, emboli paru, epilepsi, diabetes mellitus, penyakit ginjal; dan penyebab eksternal non jantung (9,0%) seperti akibat trauma, asfiksisa, overdosis obat, upaya bunuh diri, sengatan listrik/petir (Mansjoer, 2009).

Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah henti napas. Umumnya walaupun kegagalan pernapasan telah terjadi, denyut jantung dan pembuluh darah masih dapat berlangsung terus sampai kira-kira 30 menit. Pada henti jantung dilatasi pupil kadang-kadang tidak jelas. Dilatasi pupil mulai terjadi 45 detik setelah aliran darah ke otak berhenti dan dilatasi maksimal terjadi dalam waktu 1 menit 45 detik. Bila telah terjadi dilatasi pupil maksimal, hal ini menandakan sudah 50% kerusakan otak irreversible (Alkatiri, 2007).

(48)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan pada saat pasien ditemukan dalam keadaan tiba-tiba tidak bergerak, tidak sedar, atau tidak bernapas (Mansjoer, 2009). Tujuan bantuan hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal (Latief, 2009). Tindakan bantuan hidup dasar sangat penting pada pasien trauma terutama pada pasien dengan henti jantung yang tiga perempat kasusnya terjadi di luar rumah sakit (Alkatiri, 2007). Cedera merupakan salah satu penyebab kematian. Pada tahun 1990, 3,2 juta kematian dan 312 juta orang mengalami cedera di seluruh dunia. Pada tahun 2000 kematian akan mencapai 3,8 juta dan pada tahun 2020 diperkirakan cedera/trauma akan menyebabkan penyebab kematian ketiga atau kedua untuk semua kelompok umur (IKABI, 2004).

Dari hasil penelitian Chandrasekaran pada tahun 2010 di India menunjukkkan bahwa 31% kalangan medis, mahasiswa keperawatan, mahasiswa kedokteran gigi dan mahasiswa kedokteran tidak mengetahui singkatan BLS yang merupakan Basic life support, 51% gagal malakukan usaha penyelamatan sebagai langkah awal dalam bantuan hidup dasar, dan 74% tidak mengetahui lokasi yang tepat untuk kompresi dada pada tindakan bantuan hidup dasar (Chandrasekaran, 2010).

(49)

bantuan hidup dasar. Beberapa yang telah dilakukan, seperti contohnya yang dilakukan oleh Dewi Felayati (2011) kepada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU). Penelitian – penelitian tersebut nantinya akan digabungkan hasilnya dan akan dilihat seberapa besar tingkat pengetahuan masyarakat Kota Medan tentang bantuan hidup dasar.

Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian trauma di dunia dan pentingnya tindakan bantuan hidup dasar pada pasien trauma (Alkatiri, 2007) maka setiap orang seharusnya terlatih dalam pemberian pertolongan pertama atau bantuan hidup dasar. Termasuk kalangan pekerja hotel pada manajemen internasional maupun lokal yang perlu mengetahui tentang bantuan hidup dasar. 1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hal di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengenal pasti gambaran pengetahuan bantuan hidup dasar pada pekerja hotel di antara manajemen internasional dan lokal di kota Medan pada tahun 2013.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pekerja-pekerja hotel di antara manajemen internasional dan lokal tentang bantuan hidup dasar.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

(50)

2. Diketahuinya gambaran pengetahuan pekerja hotel tentang tujuan bantuan hidup dasar.

3. Diketahuinya gambaran pengetahuan pekerja hotel tentang urutan pelaksanaan (algoritma) bantuan hidup dasar.

4. Diketahuinya gambaran pengetahuan pekerja hotel tentang indikasi melakukan bantuan hidup dasar

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian maka disusun manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat bagi manajemen hotel: Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi manajemen hotel untuk lebih memberikan perhatian terhadap keterampilan kurang maju dalam hal bantuan hidup dasar dalam penanganan kegawatdaruratan.

(51)

Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian henti jantung mendadak di dunia dan pentingnya tindakan bantuan hidup dasar pada pasien trauma, maka setiap orang seharusnya terlatih dalam pemberian bantuan hidup dasar. Termasuk kalangan non medis, salah satunya pekerja hotel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan pekerja hotel pada manajemen internasional dan lokal tentang bantuan hidup dasar.

Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan desain penelitian cross

sectional study. Penelitian dilakukan pada pekerja hotel. Pengambilan sampel

pada penelitian ini dilakukan dengan cara consecutive sampling dengan besar sampel sebanyak 80 responden, dimana data diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan.

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan sebanyak 73 responden (91,25%) dari 80 responden memiliki pengetahuan sedang, dengan responden laki-laki sebanyak 43 responden dan perempuan sebanyak 30 responden.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan pengetahuan pekerja hotel tentang bantuan hidup dasar tergolong ke dalam tingkat pengetahuan sedang. Pengetahuan pekerja hotel di Hotel Danau Toba Internasional dan Grand Swiss-Belhotel mengenai pengertian bantuan hidup dasar adalah baik dan pengetahuan kedua hotel mengenai tujuan bantuan hidup dasar adalah baik. Pada penelitian ini juga dapat dilihat bahwa pengetahuan pekerja hotel mengenai urutan pelaksanaan bantuan hidup dasar adalah sedang dan pengetahuan mengenai indikasi melakukan bantuan hidup dasar adalah baik.

(52)

ABSTRACT

Due to an estimated increase in number of trauma in the world and the importance of basic life support for trauma patients, everyone should be trained in giving first aid or basic life support, including hotel staffs. The objective of this research is to measure the level of knowledge of hotel staffs under an International and Local Management regarding Basic Life Support.

This research used a descriptive method with cross sectional design. The sampling method was consecutive sampling, with 80 respondents from the hotel staffs from both hotels. The instrument of this research is a questionnaire with 20 questions.

The result of the descriptive statistics shows that 73 respondents (91.25% with 43 male and 30 female) from 80 respondents have an average level of knowledge.

The conclusion of this research shows that hotel staffs have an average level of knowledge about basic life support. They also have a good level of knowledge about the definition of basic life support and an average level of knowledge about the purpose of basic life support. Furthermore, they also have an average level of knowledge about the sequence of basic life support. Moreover, the hotel staffs have a good level of knowledge about the indication of basic life support.

(53)

Gambaran Pengetahuan Pekerja Hotel pada Manajemen

Internasional dan Lokal tentang Bantuan Hidup Dasar

Oleh :

DARIEL R SELVARAJAH

100100316

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(54)
(55)

Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian henti jantung mendadak di dunia dan pentingnya tindakan bantuan hidup dasar pada pasien trauma, maka setiap orang seharusnya terlatih dalam pemberian bantuan hidup dasar. Termasuk kalangan non medis, salah satunya pekerja hotel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan pekerja hotel pada manajemen internasional dan lokal tentang bantuan hidup dasar.

Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan desain penelitian cross

sectional study. Penelitian dilakukan pada pekerja hotel. Pengambilan sampel

pada penelitian ini dilakukan dengan cara consecutive sampling dengan besar sampel sebanyak 80 responden, dimana data diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan.

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan sebanyak 73 responden (91,25%) dari 80 responden memiliki pengetahuan sedang, dengan responden laki-laki sebanyak 43 responden dan perempuan sebanyak 30 responden.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan pengetahuan pekerja hotel tentang bantuan hidup dasar tergolong ke dalam tingkat pengetahuan sedang. Pengetahuan pekerja hotel di Hotel Danau Toba Internasional dan Grand Swiss-Belhotel mengenai pengertian bantuan hidup dasar adalah baik dan pengetahuan kedua hotel mengenai tujuan bantuan hidup dasar adalah baik. Pada penelitian ini juga dapat dilihat bahwa pengetahuan pekerja hotel mengenai urutan pelaksanaan bantuan hidup dasar adalah sedang dan pengetahuan mengenai indikasi melakukan bantuan hidup dasar adalah baik.

(56)

ABSTRACT

Due to an estimated increase in number of trauma in the world and the importance of basic life support for trauma patients, everyone should be trained in giving first aid or basic life support, including hotel staffs. The objective of this research is to measure the level of knowledge of hotel staffs under an International and Local Management regarding Basic Life Support.

This research used a descriptive method with cross sectional design. The sampling method was consecutive sampling, with 80 respondents from the hotel staffs from both hotels. The instrument of this research is a questionnaire with 20 questions.

The result of the descriptive statistics shows that 73 respondents (91.25% with 43 male and 30 female) from 80 respondents have an average level of knowledge.

The conclusion of this research shows that hotel staffs have an average level of knowledge about basic life support. They also have a good level of knowledge about the definition of basic life support and an average level of knowledge about the purpose of basic life support. Furthermore, they also have an average level of knowledge about the sequence of basic life support. Moreover, the hotel staffs have a good level of knowledge about the indication of basic life support.

(57)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Pekerja Hotel pada Manajemen Internasional dan Lokal tentang Bantuan Hidup Dasar”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan doa, dukungan serta semangat kepada penulis selama pembuatan proposal penelitian ini. Selanjutnya, terima kasih kepada dosen pembimbing penulisan karya tulis ilmiah ini, dr. Erjan Fikri, M.Ked(Surg), Sp.B, Sp.BA, yang telah meluangkan waktu untuk mendukung, membimbing dan mengarahkan penulis mulai dari awal penyusunan proposal penelitian ini hingga memberikan rekomendasi yang sangat berguna saat pelaksanaan penelitian ini di lapangan nantinya.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan proposal penelitian ini.

Medan, Disember 2013 Penulis

(58)

DAFTAR ISI

2.1. Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) ... 4

2.1.1. Definisi ... 4

2.1.2. Tujuan ... 4

2.1.3. Tindakan ... 5

2.1.3.1. Periksa Respon dan Layanan Kedaruratan Medis ... 6

2.1.3.2. Pembebasan Jalan Napas (Airway Support)... 6

2.1.3.3. Bantuan Napas dan Ventilasi (Breathing Support) ... 8

2.1.3.4. Sirkulasi (Circulation Support) ... 10

2.1.3.5. Posisi Pemulihan (Recovery Position) ... 11

2.2. Indikasi Bantuan Hidup Dasar ... 12

2.2.1. Henti Napas (Respiratory Arrest) ... 13

2.2.2. Henti Jantung (Cardiac Arrest)... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .... 15

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 15

3.2. Definisi Operasional ... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 17

(59)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 17

4.3.1. Populasi ... 17

4.3.2. Sampel ... 17

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 19

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 20

4.6. Pengolahan dan Analisis Data ... 20

4.7. Etika Penelitian ... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

5.1 Hasil Penelitian ... 22

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

5.1.2 Karakteristik Responden ... 22

5.1.3 Hasil Analisis Data ... 23

5.1.3.1 Distribusi Jawaban Responden Menurut Pertanyaan .... 23

5.1.3.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden ... 25

5.2 Pembahasan ... 27

5.2.1 Analisis Karakteristik Responden ... 27

5.2.2 Gambaran Pengetahuan ... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

6.1 Kesimpulan ... 29

6.2 Saran ... 29

(60)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Gambar 5.1. Distribusi Frekuensi Responden ... 22 Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 5.2. Distribusi Frekuensi Responden ... 22 Berdasarkan Hotel

Gambar 5.3. Distribusi Jawaban Responden ... 23 Berdasarkan Usia

Gambar 5.4. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengetahuan ... 24 Tiap Pertanyaan Tentang Bantuan Hidup Dasar

Gambar 5.5. Distribusi Pengetahuan Responden ... 25 Mengenai Bantuan Hidup Dasar

Gambar 5.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden ... 25 Berdasarkan Jenis Kelamin

(61)

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Algoritma Bantuan Hidup Dasar ...5

Gambar 2.2. Pemeriksaan Kesadaran Korban ... 6

Gambar 2.3. Head-tilt,Chin-lift Maneuver ... 7

Gambar 2.4. Jaw-thrust Maneuver ... 8

Gambar 2.5. Look,Listen and Feel ... 9

Gambar 2.6. Ventilasi Buatan Mulut ke Mulut... 9

Gambar 2.7. Posisi Penolong Pijat Jantung ... 11

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengetahuan Tiap Pertanyaan
Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Bantuan Hidup Dasar
Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Hotel
+7

Referensi

Dokumen terkait

insuli pada atap bangunan agar panas tidak masuk. f) Pengolahan lubang – lubang udara pada dinding dan atap bangunan. sehingga menghasilkan suatu cross ventilasi a gar

• Mengenai pengetahuan lokal yang menjadi bagian dalam pembelajaran sains di kelas, yaitu tentang peristiwa angin darat dan angin laut. Guru Hasil Wanwancara

Peduli Sangat peduli dan berusaha mengetahui cara menghargai perbedaan dalam masyarakat dengan cara membaca buku dan bertanya Peduli dan berusaha mengetahui cara menghargai

Sistem informasi surat pengantar yang sedang berjalan saat ini dalam proses pengolahan datanya masih belum optimal, sehingga pengolahan data belum diperoleh secara cepat,

dengan konsep himpunan klasik, yang batasannya sangat kaku, dalam arti himpunan klasik adalah koleksi sesuatu dimana jika diberikan sesuatu akan merupakan elemen didalamnya

Universitas Negeri Yogyakarta Jl... Universitas Negeri

Potonglah trapesium menurut garis setengah tinggi trapesium sehingga menjadi dua buah trapesium kecil4. Bentuklah kedua potongan tersebut menjadi

a) Menjelaskan pengaruh persepsi kemudahan pemakaian ( Perceived Ease Of Use ), kemanfaatan ( Perceived Usefulness ) dan minat perilaku menggunakan teknologi