• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT BERMASALAH DAN SIMPANAN ANGGOTA KOPERASI TERHADAP SHU PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT BERMASALAH DAN SIMPANAN ANGGOTA KOPERASI TERHADAP SHU PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT BERMASALAH DAN SIMPANAN

ANGGOTA KOPERASI TERHADAP SHU PADA

KOPERASI SIMPAN PINJAM

I Made Agus Rusmana, I Wayan Bagia, Fridayana Yudiaatmaja

Jurusan Manajemen

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

E-mail:agusrusmana67@gmail.com, bagiaundiksha@yahoo.co.id,

fyudiaatmaja@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang pengaruh (1) pertumbuhan kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi secara simultan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU), (2) pertumbuhan kredit bermasalah secara parsial terhadap SHU, (3) pertumbuhan simpanan anggota koperasi secara parsial terhadap SHU dan model persamaan garis regresi berganda yang dapat digunakan untuk melakukan peramalan atau prediksi pada Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Mengwi tahun 2011-2013. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif kausal. Subjek penelitian adalah seluruh Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Mengwidan objeknya adalah kredit bermasalah, simpanan anggota koperasi dan sisa hasil usaha dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.Jenis data adalah data kuantitatif.Data dikumpulkan dengan menggunakan tehnik pencatatan dokumen serta dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh dari pertumbuhan kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi secara simultan terhadap SHU, (2) ada pengaruh negatif dan signifikan dari pertumbuhan kredit bermasalah secara parsial terhadap SHU, (3) ada pengaruh positif dan signifikan dari pertumbuhan simpanan anggota koperasi secara parsial terhadap SHU, dan model persamaan garis regresi berganda dapat digunakan untuk melakukan peramalan atau prediksi pada Koperasi Simpan Pinjam kecamatan Mengwi tahun 2011-2013.

Kata Kunci: kredit bermasalah, simpanan anggota koperasi, dan SHU Abstrac

This study was aimed at obtaining the tested explanative finding of the contribution of (1) the growth of Non Performing Loan (NPL) and the savings of the members of cooperation simultaneously towards cooperation profit (SHU), (2) the growth of Non Performing Loan (NPL) partialy towards SHU, (3) the growth of the saving of the cooperation members partially towards SHU, and multiple regression equation can be used to predict the saving and loan cooperation in Mengwi district in the year of 2011-2013. This study used causal quantitative design. The subject of this study was the entire savings and loan cooperation in Mengwi district. The object of this study was the Non Performing Loan (NPL), cooperation member savings and SHU from 2011 to 2013. The data was in the form of quantitative. Data were collected with documentation technique and it’s analyzed by using multiple regression equation. The result of this study discovered that (1) there was a significant contribution of the growthNon Performing Loan (NPL) and cooperation member savings simultaneously toward SHU, (2) there was a significant negative contribution of the growth ofNon Performing Loan (NPL) partially towards SHU, (3) there was a significant positive contribution of the growth of cooperation members savings partially towards SHU, and the multiple regression equation could be used to predict the savings and loan cooperation in the year of 2011-2013.

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara yang terus berkembang sudah semestinya berupaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing perekonomian bangsa agar tidak semakin tertinggal dengan negara lain. Pemerintah melakukan upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melaksanakan kebijakan pembangunan di bidang perekonomian yang pelaksanaan kegiatannya salah satunya dikembangkan melalui koperasi.

Tamba (2004) menyatakan berdasarkan jenis usahanya koperasi dibedakan menjadi empat yaitu (1) koperasi produksi, (2) koperasi konsumsi, (3) koperasi simpan pinjam dan (4) koperasi serba usaha. Semua jenis usaha koperasi tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mensejahterakan anggotanya dan masyarakat umumnya serta meningkatkan sisa hasil usaha koperasi.

Koperasi simpan pinjam menjadi salah satu jenis usaha koperasi yang paling banyak berkembang saat ini, dikutip dari Koran harian Bali Post (10-08-12), koperasi binaan provinsi Bali khususnya mengalami peningkatan yang pesat dari sisi jumlah anggota koperasi, jumlah karyawan, modal dan volume usaha. Semuanya meningkat rata-rata sebesar 3,81%, itu tampak pada jumlah koperasi simpan pinjam se-Bali per juni 2013 sebanyak 4.575 unit meningkat 3,81% dibanding juni 2012. Menurut PP No. 9/1995 pasal 1 ayat 2 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi menyebutkan bahwa Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang melakukan kegiatan usaha penyimpanan dan peminjaman sejumlah uang untuk keperluam para anggotanya. Koperasi jenis ini sering disebut dengan koperasi kredit yang khususnya menyediakan dana bagi anggota yang memerlukan dana dengan beban bunga yang relatif terjangkau.

Koperasi simpan pinjam di Kecamatan Mengwi melaksanakan kegiatan dengan menarik dana dari anggota

masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan dana tersebut kembali kepada anggota dan masyarakat dalam bentuk pinjaman. Tujuan didirikannya koperasi simpan pinjam di Kecamatan Mengwi adalah membantu keperluan kredit para anggotanya yang sangat membutuhkan uang dengan syarat-syarat yang ringan, mendidik para anggotanya agar menyimpan uang secara teratur sehingga membentuk modal sediri, mendidik anggota hidup hemat dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka dan menambah pengetahuan tentang perkoperasian. Sering kali koperasi simpan pinjam di Kecamatan Mengwi mengalami hambatan dalam rangka meningkatkan sisa hasil usaha karena beberapa faktor, seperti kredit bermasalah yang meningkat dan jumlah simpanan anggota koperasi yang menurun.

Berdasarkan studi awal yang dilakukan, diperoleh jumlah pertumbuhan kredit bermasalah, simpanan anggota koperasi dan SHU pada 5 KSP di Kecamatan Mengwi selama tahun 2011-2013 nampak pada Tabel 1.Dipilihnya 5 KSP sebagai observasi awal karena representatif atau mewakili populasi yang digunakan.

(3)

Tabel 1.Pertumbuhan Kredit Bermasalah, Simpanan Anggota Koperasi dan Sisa Hasil Usaha pada 5 KSP di Kecamatan Mengwi tahun 2011-2013

Sumber : Dinas Koperasi Kabupaten Badung

Seluruh koperasi di Kecamatan Mengwi 5 diantaranya yaitu KSP Sedana Luwih, KSP Dirgayusa, KSP Sumber Kasih, KSP Buana Sari dan KSP Chsta Warga mengalami peningkatan kredit bermasalah dan diikuti dengan penurunan simpanan anggota koperasi dan perolehan SHU setiap tahunnya. Kelima KSP tersebut dirata-ratakan sepanjang tahun 2012 mengalami penurunan dan pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan yang signifikan.Penurunan SHU terjadi diduga jumlah simpanan anggota koperasi mengalami penurunan.Pada tahun 2012 jumlah simpanan anggota koperasi mengalami penurunan dan pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan.Selain karena penurunan jumlah simpanan anggota koperasi, penurunan jumlah SHU diduga terjadi karena jumlah kredit bermasalah yang meningkat. Pada tahun 2012 jumlah kredit bermasalah mengalami peningkatan, Kemudian pada tahun 2013 jumlah kredit bermasalah kembali mengalami peningkatan yang signifikan. Padahal menurut Andjar (2005: 30) menyatakan bahwa SHU akan meningkat apabila jumlah simpanan anggota koperasi meningkat dan jumlah terjadinya kredit bermasalah yang cenderung menurun, sebaliknya SHU menurun apabila simpanan

anggota koperasi menurun dan jumlah kredit bermasalah yang meningkat. Hal tersebut didukung oleh penelitian Anikenangasari (1996: 8) yang menyatakan bahwa “Jumlah simpanan anggota koperasi dan kredit bermasalah berpengaruh secara signifikan terhadap sisa hasil usaha (SHU) pada suatu lembaga koperasi.”

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji mengenai hal sebagai berikut. (1) pengaruh simultan dari pertumbuhan kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi terhadap SHU pada KSP di Kecamatan Mengwi. (2) pengaruh parsial dari pertumbuhan kredit bermasalah terhadap SHU pada KSP di Kecamatan Mengwi. (3) pengaruh parsial dari pertumbuhan simpanan anggota koperasi terhadap SHU pada KSP di Kecamatan Mengwi. (4) model persamaan garis regresi ganda dapat digunakan untuk melakukan peramalan atau prediksi.

Menurut Hasibuan (1996) menyatakan bahwa simpan pinjam merupakan suatu transaksi yang memungut dana dalam bentuk pinjaman dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada anggota yang membutuhkan, hal ini dilakukan dalam rangka mengurangi gerakan rentenir yang No Nama KSP Kredit Bermasalah

(%)

Simpanan Anggota Koperasi

(%)

Sisa Hasil Usaha (%) 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 1. KSP Sedana Luwih 12,08 18,36 19,09 22,08 16,22 14,08 29,86 25,88 21,50 2. KSP Dirgayusa 16,08 20,76 23,64 20,09 13,14 11,25 16,22 15,09 14,18 3. KSP Sumber Kasih 17,42 18,69 20,22 21,97 17,33 16,85 20,32 19,46 18,03 4. KSP Buana Sari 23,09 26,88 30,64 21,98 19,08 19,02 21,06 19,84 11,64 5. KSP Chista Warga 18,68 14,62 20,86 19,59 15,08 12,86 20,01 15,87 15,06 Rata-Rata 17,47 19,86 22,89 21,14 16,17 14,81 21,49 19,23 16,08 Pertumbuhan - 2,39 3,03 - (4,97) (1,36) - (2,26) (3.15)

(4)

merugikan masyarakat. Jadi simpan pinjam merupakan suatu usaha yang memberikan kesempatan kepada anggota untuk menyimpan dan meminjam uang. Menurut Ninik (2003) menyatakan bahwa simpan Pinjam merupakan suatu usaha yang melakukan pembentukan modal melalui tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota dengan cara yang mudah, murah, cepat, tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Menurut Umar (1989) menyatakan bahwa simpan pinjam adalah suatu usaha yang menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada anggota dalam jumlah dan waktu tertentu sesuai dengan bunga yang telah disepakati.

Pengertian kredit bermasalah akan dijabarkan oleh beberapa ahli. Menurut Siamat (2004: 86) menyatakan bahwa kredit bermasalah atau NPL merupakan kredit yang mengalami penundaan dalam pelunasan akibat adanya kesengajaan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kreditur seperti kondisi ekonomi yang buruk. Pengertian kredit bermasalah menurut Lukman (2001: 85) menyatakan bahwa kredit bermasalah adalah pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya mengalami penundaan lebih dari setahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah disepakati. Menurut Hasanuddin (2001) menyatakan kredit bermasalah adalah penundaan kewajiban pembayaran bunga dan kredit selama setahun semenjak jatuh tempo karena alasan tertentu.Pendapat terakhir didukung oleh Siswanto (1997: 10), kredit dapat dikategorikan sebagai kredit bermasalah bilamana terjadi penundaan pembayaran bunga atau kredit lebih dari setahun semenjak tanggal jatuh tempo, tidak dilunasi sama sekali atau diperlukan negosiasi kembali atas syarat pembayaran kembali kredit dan bunga yang tercantum dalam perjanjian kredit”.

Faktor- faktor yang mempengaruhi kredit bermasalah adalah jumlah kredit

dalam kriteria kurang lancar, diragukan dan macet Mudrajad (2002: 469) dan sesuai pula dengan keputusan Bank Indonesia bahwa penggolongan kredit bermasalah juga digolongkan menjadi tiga yaitu (1) kredit kurang lancar, (2) kredit diragukan dan (3) kredit macet. Menurut Lukman (2001: 82) menyatakan “Kredit dapat dikatakan bermasalah apabila kredit tersebut pelunasannya kurang lancar, diragukan dan macet sehingga menyebabkan berkurangnya pendapatan perusahaan penyedia kredit tersebut”.

Menurut pendapat beberapa pakar maka dapat dielaborasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kredit bermasalah adalah kredit kurang lancer, kredit diragukan dan kredit macet.

Pengukuran yang digunakan untuk mengetahui jumlah kredit bermasalah adalah dengan membandingkan kredit bermasalah (kurang lancar, diragukan dan macet) dengan jumlah kredit yang dikeluarkan selama periode tahunan. Indikator yang digunakan adalah jumlah kredit bermasalah (kurang lancar, diragukan dan macet) pada akhir periode tahunan.

Andjar (2005: 61) menyatakan simpanan anggota koperasi adalah modal pada koperasi yang bersumber dari anggota dan masyarakat, baik itu berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela yang disetorkan secara berangsur-angsur dan terus-menerus sesuatu dengan aturan yang telah disepakati. Tamba (2004) menyatakan bahwa simpanan anggota koperasi adalah modal dari masyarakat atau anggota koperasi berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Kasmir (2001:65) menyatakan umumnya simpanan anggota koperasi ada tiga yaitu (1) Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. (2) Simpanan wajib adalah jumlah simpanan anggota koperasi tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan

(5)

tertentu misalnya setiap bulan dengan jumlah simpanan anggota koperasi yang sama setiap bulannya, (3) Simpanan sukarela adalah simpanan anggota koperasi yang besarnya tidak ditentukan , tetapi tergantung pada kemampuan anggota.

Kasmir (2001: 65) menyatakan umumnya simpanan anggota koperasi ada tiga diantaranya (1) simpanan pokok, (2) simpanan wajib dan (3) simpanan sukarela.Menurut Andjar (2005: 56) menyatakan bahwa jenis simpanan anggota koperasi terdiri dari tiga jenis yaitu simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela”.Dalam UU No. 19/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian pasal 32 ayat (2) ditentukan bahwa simpanan anggota koperasi didalam koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela”.

Menurut pendapat beberapa pakar di atas maka dapat dielaborasikan faktor-faktor yang mempengaruhi simpanan anggota koperasi ada 3 yaitu (1) Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. (2) Simpanan wajib adalah jumlah simpanan anggota koperasi tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu misalnya setiap bulan dengan jumlah simpanan anggota koperasi yang sama setiap bulannya, (3) Simpanan sukarela adalah simpanan anggota koperasi yang besarnya tidak ditentukan, tetapi tergantung pada kemampuan anggota.

Pengukuran yang digunakan untuk mengetahui simpanan anggota koperasi adalah dengan membandingkan simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela dengan jumlah simpanan anggota koperasi yang diterima selama periode tahunan.Indikator yang digunakan adalah jumlah simpanan anggota koperasi (pokok, wajib dan sukarela) pada akhir periode tahunan.

Pengertian sisa hasil usaha menurut beberapa ahli. Tamba (2001) “SHU

koperasi adalah selisih dari seluruh pendapatan atau penghasilan dengan biaya-biaya atau biaya total dalam satu tahun buku”. Menurut Kasmir (2003) “ SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”. Menurut Anikenangasari (1996) menyatakan bahwa didalam perkoperasian sisa hasil usaha (SHU) sama dengan laba, SHU adalah keuntungan bersih yang didapat oleh perusahaan setelah hasil penjualan dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan produksi, operasional, pemasaran, dan lain-lain. Definisi SHU menurut Samyono (1999: 98) “SHU yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan yang merupakan selisih dari pendapatan bersih dengan harga pokok penjualan dan beban usaha”.

Kasmir (2003) “SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”. Definisi SHU menurut Samyono (1999: 98) “SHU yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan yang merupakan selisih dari pendapatan bersih dengan harga pokok penjualan dan beban usaha”. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi SHU menurut Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, Bab IX Pasal 45, adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Menurut pendapat beberapa pakar maka dapat dielaborasikan bahwa faktor-faktoryang mempengaruhi SHU adalah pendapatan dan total biaya.

Pengukuran SHU pada koperasi dengan melihat pendapatan yang diperoleh dikurangi dengan biaya dan kewajiban lainnya selama periode tersebut. Hasil tersebut akan memperlihakan sejauh mana tingkat SHU yang diperoleh koperasi pada

(6)

akhir periode tahunan. Indikator yang digunakan dalam penentuan SHU adalah jumlah pendapatan koperasi dan bebanbiaya yang dikeluarkan pada akhir periode tahunan.

METODE

Desain penelitian ini adalah kuantitatif kausal. Subjek penelitian ini adalah keseluruhan KSP Kecamatan Mengwi dan objeknya kredit bermasalah, simpanan anggota koperasi dan sisa hasil usaha pada KSP di Kecamatan Mengwi. Jenis data yang dikumpulkan adalah data jumlah kredit bermasalah dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet, jumlah simpanan anggota koperasi yaitu simpanan

wajib, simpanan pokok dan simpanan sukarela serta jumlah sisa hasil usaha selama periode penelitian dengan melakukan pencatatan dokumen. Kemudian dianalisis dengan analisis regresi berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil analisis regresi berganda dengan bantuan program computer package for social science (SPSS) 16,00 for windows maka diperoleh hasil penelitian seperti yang nampak pada tabel 2 .

Tabel 2 Hasil Uji Statistik Analisis Regresi Berganda. Parame

ter

Koefisien p-value = 0,05

Keputusan Kesimpulan

Ryx1x2 0,767 0,000 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh

simultan dari x1 dan x2

terhadap y.

R2yx1x2 0,588 0,000 0,05 Menolak Ho Besar pengaruh simultan x1

dan x2 terhadap y.

Pyx1

-0,173

0,028 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh

parsial dari x1 terhadap y.

P2yx1

0,029

0,028 0,05 Menolak Ho Besar pengaruh parsial dari

x1 terhadap y.

Pyx2

0,783

0,000 0,05 Menolak Ho Ada hubungan pengaruh

parsial dari x2 terhadap y.

P2yx2

0,613

0,000 0,05 Menolak Ho Besar pengaruh parsial dari

x2 terhadap y.

P2yε 0,412 Besar pengaruh variabel lain

α β1 β2 6,609 -0,163 0,881 0,000 0,028 0,000 0,05 0,05 0,05 Signifikan Signifikan Signifikan Bisa memprediksi Bisa memprediksi Bisa memprediksi Sumber : Statistical Package for Social Science (SPSS) 16,00 for windows

Persamaan analisis regresi linier berganda yang bisa dipakai untuk memprediksi dilihat pada gambar 1. Y Pyx1 = -0,173 P2yε = 0,412 Pyx2 = 0,783 ε R2yx1xA2 = 0,588 X1 X2

(7)

Gambar 1: Struktur Hubungan Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y

Berdasarkan analisis koefisien pada Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa persamaan regresi linier berganda sebagai berikut.

Y = 6,609 - 0,163X1 + 0,881X2

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2diperoleh p-value dari kredit

bermasalah dan simpanan anggota koperasi terhadap sisa hasil usaha sebesar 0,000 < α = 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Pengaruh secara bersama-sama kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi terhadap sisa hasil usaha yaitu sebesar 0,588 (58,8%), sedangkan pengaruh variabel lain di luar variabel kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi yaitu sebesar 0,412 (41,2%) dipengaruhi oleh faktor lain. Temuan ini berarti kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi berperan secara bersama-sama dalam upaya membentuk sisa hasil usaha pada KSP Kecamatan Mengwi tahun 2011-2013. Temuan ini juga mengindikasikan masih terdapat banyak variabel lain yang mempengaruhi sisa hasil usaha diluar kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2 menunjukkan pertumbuhan Kredit bermasalah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha karena p-value = 0,028 < α = 0,05. Temuan hasil

penelitian ini berarti pertumbuhan kredit bermasalah berperan secara langsung dalam upaya membentuk sisa hasil usaha pada KSP Kecamatan Mengwi tahun 2011-2013 dengan nilai koefisien parsial sebesar -0,173 (17,3%) dan besar pengaruh terhadap sisa hasil usaha sebesar 0,029 (2,9%). Temuan hasil penelitian ini berarti pertumbuhan kredit bermasalah secara langsung berperan negatif atau menurunkan sisa hasil usaha pada KSP Kecamatan Mengwi tahun 2011-2013.

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2 menunjukkan pertumbuhan simpanan anggota koperasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha karena p-value = 0,000 < α = 0,05.

Temuan hasil penelitian ini berarti pertumbuhan simpanan anggota koperasi berperan secara langsung dalam upaya membentuk sisa hasil usaha pada KSP Kecamatan Mengwi tahun 2011-2013 dengan koefisiensebesar 0,783 (78,3%) dan besar pengaruh terhadap sisa hasil usaha sebesar 0,613 (61,3%). Temuan hasil penelitian ini berarti pertumbuhan simpanan anggota koperasi secara langsung berperan positif atau menaikan sisa hasil usaha pada KSP Kecamatan Mengwi tahun 2011-2013.

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2menunjukan konstanta (α) dan koefisien garis regresi (β) dapat digunakan untuk melakukan prediksi atau peramalan. Dari hasil perhitungan analisis regresi juga didapatkan persamaan regresi linier berganda yaitu Y = 6,609 - 0,163X1 +

0,881X2

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda dapat diartikan koefisien-koefisien sebagai berikut.

1) Nilai dari konstanta sebesar 6,609 menunjukkan bahwa jika nilai kredit bermasalah (X1) dan simpanan

anggota koperasi (X2) konstan atau

sama dengan nol, maka sisa hasil usaha (Y) adalah sebesar 6,609. 2) Nilai koefisien β1 sebesar -0,163

menunjukkan bahwa jika nilai kredit bermasalah (X1) turun sebesar 1%

dengan syarat simpanan anggota koperasi (X2) konstan, maka sisa

hasil usaha (Y) akan meningkat sebesar Rp. 0,163.

3) Nilai koefisien β2 sebesar 0,881

menunjukkan jika nilai simpanan anggota koperasi (X2) naik sebesar

(8)

bermasalah (X1) konstan, maka sisa

hasil usaha (Y) akan meningkat sebesar Rp. 0,881.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh secara simultan dari pertumbuhan kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi terhadap sisa hasil usaha pada KSP Kecamatan Mengwi tahun 2011-2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan teoritik dari Andjar (2005: 30) menyatakan bahwa SHU akan meningkat apabila jumlah simpanan anggota koperasi meningkat dan jumlah terjadinya kredit bermasalah yang cenderung menurun, sebaliknya SHU menurun apabila simpanan anggota koperasi menurun dan jumlah kredit bermasalah yang meningkat”. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil temuan empirik dari Kasmir (2003) menyatakan bahwa “pertumbuhan SHU dapat dilihat dari pertumbuhan positif simpanan anggota koperasi setiap periodenya dan pertumbuhan negatif kredit bermasalah pada periode yang sama”.

Hasil Penelitian menunjukkan ada pengaruh negatif secara parsial dari pertumbuhan kredit bermasalah terhadap sisa hasil usaha. Hasil penelitian ini didukung pernyataan dari Siamat (2004: 86) menyatakan bahwa Kredit bermasalah merupakan kredit yang mengalami kesulitan dalam pelunasan akibat adanya kesengajaan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kreditur seperti kondisi ekonomi yang buruk yang dapat mempengaruhi berkurangya SHU. Hasil penelitian ini didukung temuan penelitian empirik dari Setiautama (2010) menyatakan terdapat pengaruh yang negatif antara kredit bermasalah dan laba. Semakin kecil risiko kredit bermasalah akan menyebabkan peningkatan jumlah sisa hasil usaha, dan sebaliknya.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif secara parsial dari pertumbuhan simpanan anggota koperasi terhadap sisa hasil usaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan oleh

Suryaningrum (2007), menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara simpanan anggota koperasi dengan SHU yang artinya semakin besar jumlah simpanan anggota koperasi dalam suatu periode, semakin besar pula SHU yang dihasilkan pada periode tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan konstanta (α) dan koefisien garis regresi (β) dapat digunakan untuk melakukan prediksi atau peramalan.Konstanta α dan garis regresi β dapat digunakan untuk mengetahui jumlah sisa hasil usaha pada periode tertentu.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) Ada pengaruh secara simultan dari pertumbuhan kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi terhadap sisa hasil usaha pada KSP Kecamatan Mengwi tahun 2011-2013. (2) Ada pengaruh negatif dari pertumbuhan kredit bermasalah terhadap sisa hasil usaha. Hal ini berarti kredit bermasalah berperan dalam upaya membentuk sisa hasil usaha pada KSP Kecamatan Mengwi tahun 2011-2013. (3) Ada pengaruh positif dari pertumbuhan simpanan anggota koperasi terhadap sisa hasil usaha. Hal ini berarti simpanan anggota koperasi berperan dalam membentuk sisa hasil usaha pada KSP Kecamatan Mengwi tahun 2011-2013. (4) Model persamaan garis regresi dapat digunakan untuk melakukan peramalan atau prediksi.Terkait dengan kesimpulan maka dapat diajukan saran bagi KSP di Kecamatan Mengwi diharapkan meningkatkan sisa hasil usaha dengan berfokus pada kredit bermasalah dan simpanan anggota koperasi.Upaya menurunkan kredit bermasalah dapat dilakukan dengan mengkaji sistem pemberian kredit, sehingga kredit yang disalurkan dapat berputar dengan baik.Mengelola simpanan anggota koperasi dengan menaikan suku bunga simpanan dapat meningkatkan minat anggota untuk menyimpan uangnya pada koperasi

(9)

tersebut. Jika pendapatan mampu ditingkatkan dan berbagai kerugian dapat ditekan serendah mungkin maka KSP di Kecamatan Mengwi akan mampu mencapai perolehan sisa hasil usaha yang optimal sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR RUJUKAN

Anikenangasari.1996. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi SHU. Universitas Udayana: Jiwa Atmaja

Hasibuan. 2001. Dasar-dasar perkreditan.

Jakarta: Gramedia.

Kasmir.2007.

Bank

dan

Lembaga

Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Lukman.2004.

Manajemen

Keuangan,

Teori,

Konsep

dan

Aplikasi.

Yogyakarta: Ekonisia.

Mudrajad.

2002.

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi Kredit. Jakarta: Bumi

Aksara

Ninik.

2003.

Manajemen

Keuangan.

Bandung: PUSTAKA.

Pachta W, Andjar. 2000. Permodalan dan

Perkreditan Koperasi. Yogyakarta:

Kamsius.

Samyono.

1999.

Teori

Akuntansi:

Perekayasaan Pelaporan Keuangan.

Edisi

3.

Yogyakarta:

BPFE

Yogyakarta.

Setiautama, Heru. 2010. “ Pengaruh Kredit

Bermasalah Terhadap Laba pada

PT.BNI (persero) Tbk”. Jurusan

Manajemen Keuangan. UNIKOM.

Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga

Keuangan. Jakarta: FE-UI.

Siswanto.1997. Unsur- Unsur Kredit pada

Bank. Jakarta: CV Alfabeta

Suryaningrum. 2007. Analisis Simpanan

Koperasi. Denpasar: Keraras Emas

Tamba.

2004.

Akuntansi

Koperasi.

Singaraja: Bali Warna.

Umar. 1989. Koperasi Simpan Pinjam.

Denpasar: Keraras Emas

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis jumlah anggota (X1), jumlah simpanan anggota (X2) jumlah aset koperasi (X3), jumlah modal (X4) dan jumlah pendapatan (X5)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis jumlah anggota (X1), jumlah simpanan anggota (X2) jumlah aset koperasi (X3), jumlah modal (X4) dan jumlah pendapatan (X5)

Tabungan Koperasi Wadi’ah adalah simpanan anggota / calon anggota pada Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA Layanan Syariah berdasarkan prinsip wadi’ah

Dengan adanya pemberian kredit tersebut sehingga memunculkan adanya risiko kredit dimana semakin besar jumlah kredit yang disalurkan kepada anggota maka semakin besar pula

Berdasarkan hasil perhitungan dan output SPSS, terdapat pengaruh kemampuan pengurus secara parsial terhadap SHU anggota Koperasi Kredit CU Khatulistiwa Bakti Kantor

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empirik serta mengetahui apakah pertambahan dana, alokasi dana, jumlah anggota dan pendapatan koperasi

Yang dimaksud ke dalam Pos ini meliputi Pendapatan Bunga baik dari pinjaman (kredit) yang diberikan kepada anggota, maupun dari simpanan di Bank atau Koperasi lain dalam bentuk

Dengan adanya penyaluran kredit tersebut sehingga memunculkan adanya risiko kredit dimanasemakin besar jumlah kredit yang disalurkan kepada anggota maka semakin besar pula