• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengemban misi yang amat strategis dalam pembangunan nasional. BUMN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengemban misi yang amat strategis dalam pembangunan nasional. BUMN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merupakan fakta yang tidak bisa dibantah bahwa BUMN Indonesia mengemban misi yang amat strategis dalam pembangunan nasional. BUMN dituntut untuk mampu memberikan kontribusi optimal bagi pembangunan perekonomian nasional, diantaranya melalui deviden dan pajak. BUMN juga diwajibkan untuk berpartisipasi dalam program-program strategis untuk mengatasi berbagai permasalahan nasional. Lebih dari itu, BUMN juga dituntut untuk memiliki tanggung jawab dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat pada umumnya.1

Keterlibatan negara dalam pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi melalui BUMN, dilandasi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, menyebutkan :2

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Salah satu perwujudan dari pasal tersebut di atas adalah bahwa negara mellui satuan atau unit-unit usahanya, yaitu perusahaan negara/BUMN,

       1

Dibyo Soemantri Priambodo, Perjalanan Panjang dan Berliku Refleksi BUMN 1993-2003 Sebuah Catatan tentang Peristiwa, Pandangan dan Renungan dalam Satu Dasawarsa, (Yogyakarta:Media Pressindo, 2004), hlm. 3.

2

(2)

melakukan kegiatan usaha yang menghasilkan barang dan atau jasa serta mengelola sumber-sumber alam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Dengan demikian, karena menyangkut kepentingan masyarakat luas, BUMN mempunyai peran yang menentukan dalam menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya di bidang perekonomian. Mengingat peranan BUMN adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya di bidang perekonomian, maka kebijakan pemerintah dalam pembinaan BUMN-pun disesuikan dengan kebijakan nasional.3

BUMN sebagai unit ekonomi milik negara merupakan sektor yang penting peranannya dalam membantu pemerintah mengimplementasikan kebijakan pembangunan yang telah digariskan. Dalam konteks pencarian alternatif sumber dana, pemerintah memberikan perhatian atau mungkin semacam tuntutan yang makin besar kepada BUMN, khususnya yang berstatus Persero. Hal ini mengingatkan untuk memupuk keuntungan, besarnya jumlah BUMN dalam status Persero, besarnya investasi yang ditanamkan oleh negara. BUMN merupakan sektor kunci dalam perkembangan perekonomian negara, mempunyai potensi dalam pengembangan sumber daya manajerial dan keterampilan serta mempunyai potensi alih teknologi. Tuntutan yang makin besar di masa mendatang ini akan menuntut peningkatan pengelolaan yang lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, pada masa mendatang fungsi BUMN khususnya Persero sebagai unit bisnis

      

3

Pariata Westra, Administrasi Perusahaan Negara Perkembangan & Permasalahan, (Yogyakarta : Ghalia Indonesia, 2009), hlm.1.

(3)

strategi (SBU : Strategic Business Unit) akan lebih menonjol dibandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya yang majemuk itu.4

Sebagai suatu badan usaha bentukan negara, BUMN dapat dikatakan memiliki sifat yang unik. Di satu sisi BUMN sebagai agen pembangunan dituntut melaksanakan program dan kebijakan pemerintah, namun di sisi yang lain sebagai salah satu pelaku ekonomi BUMN tetap harus berfungsi sebagai suatu unit usaha komersial yang menghasilkan laba (profit). Kedua misi BUMN tersebut menimbulkan dilema antara misi menjadi pelayan publik yang optimal dengan misi menjadi organisasi yang profitable, dikarenakan keduanya sering kali kurang mampu berjalan selaras dan seimbang.

Oleh karena itu BUMN dikatakan mempunyai keistimewaan karakteristik yang tidak dipunyai oleh badan usaha lain, yang dirumuskan sebagai :”A

corporation clothed with the power of goverment but possessed the flexibility an initiative of a private enterprise” (suatu badan usaha yang “berbaju” pemerintah

tetapi mempunyai fleksibilitas dan inisiatif sebagai perusahaan swasta). Di sanalah letak keampuhannya lembaga BUMN.5

Pendirian BUMN secara umum memiliki maksud dan tujuan untuk mengejar keuntungan, terutama BUMN Persero. Meskipun maksud dan tujuannya adalah untuk mengejar keuntungan, namun dalam hal-hal tertentu BUMN Persero juga dimaksudkan untuk melakukan pelayanan umum dan dapat diberikan

       4

Pandji Anoraga, BUMN Swasta dan Koperasi (Tiga Pelaku Ekonomi), (Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995), hlm. 21-22.

5

(4)

penugasan khusus oleh pemerintah dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.6

Apabila penugasan tersebut menurut kajian secara finansial tidak fisibel, pemerintah harus memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN tersebut termasuk margin yang diharapkan. Dalam hal ini, terdapat intervensi politik dalam penetapan harga.7 Dengan demikian, penugasan pemerintah harus disertai dengan pembiayaan (kompensasi) berdasarkan perhitungan bisnis atau komersial, yang kemudian dikenal dengan istilah Kewajiban Pelayanan Umum (Public Service Obligation/PSO).

Secara sederhana PSO diartikan sebagai kewajiban pelayanan publik yaitu kewajiban negara untuk mengeluarkan biaya akibat disparitas atau perbedaan harga pokok penjualan barang dan/atau jasa oleh BUMN atau swasta dengan harga atas barang dan/atau jasa tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah agar pelayanan barang dan/atau jasa tetap terjamin dan terjangkau oleh sebagian besar masyarakat, khususnya bagi masyarakat dari golongan ekonomi lemah.

Kehadiran PSO diperlukan dalam rangka menjaga agar kegiatan penyediaan barang dan jasa publik, khususnya penyediaan jasa transportasi perhubungan, tersedia dalam jumlah yang cukup sekalipun tidak memberikan keuntungan yang cukup bagi penyedian jasa untuk tetap dapat menjalankan kegiatannya. PSO yang ditawarkan untuk rute-rute yang secara finansial tidak memberikan keuntungan harus tetap disediakan, karena hal tersebut diharapkan

       6

Lihat Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN. 7

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Anggaran, Public Service Obligation (PSO), http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?ContentId=193, diakses 16 Juli 2014.

(5)

akan memberikan efek multi-ganda (multiplier effect) secara ekonomi bagi masyarakat di wilayah yang dilewati oleh rute tersebut.8

Terkait dengan penugasan Pemerintah kepada BUMN untuk menyelenggarakan PSO tentunya Pemerintah harus menyediakan sejumlah dana pada pos pengeluarannya dalam APBN. Dana yang dianggarkan tersebut termasuk dalam pos pengeluaran subsidi.9 Pemberian subsidi tersebut disesuaikan dengan kemampuan negara.

Adapun BUMN yang diberikan tugas PSO adalah BUMN-BUMN yang bergerak di bidang transportasi dan komunikasi, beberapa diantaranya adalah PT Kereta Api (Persero) untuk tugas layanan jasa angkutan kereta api kelas ekonomi, PT Pos Indonesia (Persero) untuk tugas layanan jasa pos pada kantor cabang luar kota dan daerah terpencil, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) untuk tugas layanan jasa angkutan laut kelas ekonomi, dan PT TVRI (Persero) antara lain untuk program penyiaran publik.10

PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang belum diswastanisasi, adalah contoh yang baik untuk keseimbangan usaha profit dan non-profit, atau “the

cross-subsidising scheme”, dalam usaha pengoperasiannya. Sementara melayani

yang kaya, dengan membuat keuntungan yang besar, ini adalah dalam posisi untuk memberi jasa-jasa subsidi bagi yang miskin, dan disebut “loss profits

      

8

Makmun Syadullah, “Evaluasi Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation) dan Subsidi, Studi Kasus: Bidang Tarnsportasi”, dalam Jurnal Ekonomi dan Pembangunan (JEP), Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E-LIPI), Vol. XV (2), (2007), hlm. 52.

9

Ibid., hlm.59. 10

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Anggaran, Public Service Obligation (PSO), http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?ContentId=193, diakses 16 Juli 2014.

(6)

operations”. Dalam pengoperasiannya, kebanyakan jasa-jasa pengangkutan dibagi

dalam tiga kelas pelayanan jasa. Kelas pertama diperuntukkan untuk pelayanan penumpang-penumpang dengan pendapatan tinggi, kelas kedua, adalah kelas untuk melayani para pengguna jasa dengan pendapatan menengah, dan kelas ketiga, adalah kelas yang diperuntukan untuk melayani para pemegang tiket dengan pendapatan rendah. Apabila PSO berpengaruh terhadap keuangan perusahaan, maka adalah tugas pemerintah menyediakan subsidi untuk menutup pengaruhnya terhadap keuangan perusahaan.11

Perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi dengan karakteristik massal dan keunggulan lainnya perlu dikembangkan potensi dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung antarwilayah secara nasional maupun internasional dalam menunjang, mendorong dan menggerakkan pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Angkutan kereta api mempunyai kemampuan untuk mengangkut penumpang maupun barang dalam jumlah besar, hemat energi, lebih rendah tingkat polusinya dan tidak menimbulkan kemacetan. Angkutan ini dapat diandalkan untuk angkutan jarak dekat, jarak menengah, jarak jauh, antarkota, antar propinsi bahkan antar negara.12

Masyarakat memiliki hak dasar berupa kebutuhan angkutan, sedangkan pemerintah mempunyai kewajiban menyediakan angkutan dengan menetapkan lintas pelayanan kepada masyarakat khususnya masyarakat yang daya belinya

       11

Safri Nugraha, Privatisation of State Enterprises in the 20th Century A Step Forwards or Backwards, (Jakarta: Institute for Law and Economics Studies, Faculty of Law University of Indonesia, 2004), hlm. 181.

12

Yuli Nugrahini, “Analisis Kinerja Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Publik Bidang Angkutan Kereta Api Penumpang Kelas Ekonomi”, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Volume 23, No.1, April 2012, hlm. 20.

(7)

masih rendah. Di Indonesia dalam rangka penyelenggaraan angkutan publik bidang angkutan kereta api, Pemerintah memberikan penugasan kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melakukan kewajiban pelayanan publik khususnya angkutan kereta api penumpang kelas ekonomi.

Dalam penugasan kewajiban pelayanan publik (Public Service

Obligation/PSO), Pemerintah menetapkan tarif, frekuensi, jumlah tempat duduk

dan standar kualitas pelayanan yang harus dipenuhi oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Apabila tarif yang ditetapkan Pemerintah lebih rendah daripada tarif yang dihitung oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang menyebabkan tidak tertutupinya biaya operasional dan profit yang reasonable, maka Pemerintah diwajibkan memberikan kompensasi atas selisih tarif tersebut. Kompensasi besaran selisih tarif tersebut dituangkan dalam bentuk kontrak perjanjian dan ditandatangani secara bersama-sama antara Pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Berdasarkan uraian tersebut menarik untuk dilakukannya penelitian dengan judul “Pelayanan Umum yang Dilakukan oleh Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) Persero dalam Melaksanakan Maksud dan Tujuannya ditinjau dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (studi pada PT. Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatera Utara)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian latar belakang tersebut, selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

(8)

1. Bagaimanakah pengaturan tentang Public Service Obligation (PSO) sebagai bentuk pelayanan umum yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara?

2. Bagaimanakah pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) sebagai bentuk pelayanan umum dalam penyelenggaraan perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sebagai BUMN Persero?

3. Bagaimanakah kendala dalam pelaksanaan pelayanan umum yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dalam melaksanakan maksud dan tujuannya sebagai salah satu BUMN yang berbentuk persero?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan utama penulisan adalah untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Hukum. Namun berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan tentang pelayanan umum yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero dalam melaksanakan maksud dan tujuannya ditinjau dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara.

(9)

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) sebagai bentuk pelayanan umum yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero.

3. Untuk mengetahui manfaat pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) sebagai bentuk pelayanan umum yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

4. Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) sebagai bentuk pelayanan umum yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

Manfaat Penulisan : 1. Secara Teoritis

a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya.

b. Menambah pengetahuan normatif, khususnya terkait dengan kaidah hukum, teori dan doktrin ilmu hukum yang relevan dengan tema pelayanan umum yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero.

c. Mengetahui secara konkrit sejauhmana pelaksanaan pelayanan umum yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero.

(10)

2. Secara Praktis

a. Memberikan masukan kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara tentang pelaksanaan kewajiban pelayanan umum oleh BUMN Persero.

b. Bahan masukan bagi pemerintah khususnya Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian terkait pelaksanaan kewajiban pelayanan umum oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sebagai BUMN Persero.

c. Bahan masukan dan sumber informasi bagi pihak-pihak yang memerlukan dan masyarakat secara umum.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelitian dan penelusuran yang telah dilakukan, baik hasil-hasil penelitian yang masih ada maupun yang sedang dilakukan khususnya di lingkungan Universitas Sumatera Utara penelitian dengan judul “Pelayanan

Umum yang Dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero dalam Melaksanakan Maksud dan Tujuannya ditinjau dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (studi pada PT. Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatera Utara)” belum pernah

dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya. Sehubungan dengan keaslian judul ini, penulis telah melakukan pemeriksaan pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi ini belum pernah ditulis oleh orang lain di lingkungan universitas / perguruan tinggi lain dalam wilayah Republik Indonesia.

(11)

Apabila di kemudian hari, ternyata terdapat judul yang sama atau telah tertulis orang lain dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat, maka hal tersebut dapat dimintakan pertanggungjawaban.

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam tinjauan kepustakaan ini perlu diperhatikan beberapa ketentuan atau batasan yang menjadi sorotan. Ketentuan atau batasan tersebut berguna untuk membantu melihat ruang lingkup skripsi ini agar sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebelumnya serta membantu pembaca untuk mengerti cakupan skripsi ini. Adapun ketentuan-ketentuan dan batasan-batasan yang akan ditentukan antara lain sebagai berikut :

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara dalam Pasal 1 angka 1 dinyatakan bahwa : “Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan”.

Dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 dinyatakan bahwa : “Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.”

Dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 disebutkan bahwa :

(12)

(1) Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah :

a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; b. mengejar keuntungan;

c. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memaddai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;

d. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi;

e. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

Disebutkan dalam penjelasan Pasal 2 ayat (1) huruf b bahwa meskipun maksud dan tujuan persero adalah untuk mengejar keuntungan, namun dalam hal-hal tertentu untuk melakukan pelayanan umum, Persero dapat diberikan tugas khusus dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.

Dalam pengaturan lebih lanjut diatur mengenai maksud dan tujuan Persero yang lebih spesifik dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 disebutkan bahwa :

Maksud dan tujuan pendirian Persero adalah :

a. menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat;

b. mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.”

Untuk memahami lebih lanjut mengenai pelayanan umum yang dilakukan oleh BUMN, dalam BAB V tentang Kewajiban Pelayanan Umum Pasal 66 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 dijelaskan Pemerintah dapat memberikan penugasan khusus kepada BUMN untuk menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN.

(13)

F. Metode Penulisan

Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan yaitu segala cara dalam rangka ilmu tersebut, untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah, suatu ilmu pengetahuan itu sebenarnya bukan suatu ilmu, tetapi suatu himpunan pengetahuan saja tentang berbagai gejala, tanpa dapat disadari hubungan antara gejala yang satu dengan gejala lainnya.13

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Penelitian normatif adalah penelitian dengan hanya mengolah dan menggunakan data sekunder, sedangkan bersifat deskriptif maksudnya penelitian tersebut kadang kala dilakukan dengan melakukan survei ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang dapat mendukung teori yang sudah ada.

2. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis normatif, yaitu menganalisis permasalahan dalam penelitian ini dari sudut pandang atau menurut ketentuan hukum/ perundang – undangan yang berlaku dan pendekatan yuridis empiris yaitu menganalisis permasalahan dari sudut pandang pelaksanaan peraturan perundang – undangan di lapangan.

       13

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2011), hlm. 45.

(14)

3. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian yang penulis laksanakan adalah di PT. Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatera Utara.

4. Sumber Data a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan yang berasal dari pihak PT. Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatera Utara dan pihak-pihak yang terkait.

b. Data Sekunder

Data sekunder tersebut meliputi :

1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari:

1. Norma dasar, yaitu Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Peraturan Dasar, yaitu Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara 4. Peraturan Perundang-undangan lainnya.

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang meberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti hasil-hasil penelitian atau pendapat pakar hukum.

(15)

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus (hukum), ensiklopedia.

5. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research), penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang disebut dengan data sekunder berupa: Peraturan perundang-undangan, sejumlah buku-buku, artikel-artikel dari media elektronik yang semua itu dimaksdukan untuk memperoleh data-data atau bahan-bahan yang bersifat teoritis yang dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian. b. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu dengan melakukan

penelitian lapangan untuk mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang aktual dari PT. Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatera Utara dengan metode wawancara terarah atau guided

interview.

6. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menggunakan instrumen studi pustaka dan studi dokumen pada lokasi penelitian di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Pada tahap awal pengumpulan data, dilakukan inventarisasi seluruh data dan atau dokumen yang relevan dengan topik

(16)

pembahasan. Selanjutnya dilakukan pengkategorian data-data tersebut berdasarkan rumusan permasalahan yang telah ditetapkan. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan metode analisis yang sudah di pilih.

Data primer dikumpulkan dengan menggunakan wawancara. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang tidak dapat diperoleh melalui pengamatan.14 Tehnik wawancara dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur dengan memakai pedoman wawancara. Wawancara dilakukan kepada pejabat terkait pelaksanaan pelayanan umum di lingkungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara, yaitu Manajer Pelayanan dan Manager Keuangan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

7. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan baik dari penelitian kepustakaan maupun dari penelitian lapangan selanjutnya dianalisis secara kualitatif yaitu metode analisa data dengan cara mengelompokkan dan menseleksi data yang diperoleh dari penelitian menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian dihubungkan dengan teori – teori dari studi kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini. Dalam analisis data ini digunakan cara berfikir induktif, yaitu menyimpulkan hasil penelitian dari hal yang bersifat khusus untuk

       14

(17)

kemudian diambil kesimpulan yang bersifat umum dan hasilnya dituangkan dalam bentuk skripsi.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menjadi salah satu metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam menyusun serta mempermudah untuk memahami isi dari skripsi ini.

Skripsi ini disusun secara sitematis dan dibagi dalam 5 (lima) bab, dan setiap bab dibagi dalam sub bab (bagian-bagian) yang secara garis besarnya akan digambarkan sebagai berikut:

BAB PERTAMA : PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan ringkasan mengenai Latar Belakang, Perumusan Masalah, Manfaat dan Tujuan Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.

BAB KEDUA : PENGATURAN TENTANG PELAYANAN UMUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) SEBAGAI BUMN PERSERO

Bab ini membahas tentang Pengertian dan Sejarah Singkat Badan Usaha Milik Negara, Maksud dan Tujuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero, Sejarah Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero), Pengaturan tentang

(18)

Pelayanan Umum oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai BUMN Persero.

BAB KETIGA : PELAKSANAAN PUBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO) SEBAGAI BENTUK PELAYANAN UMUM OLEH PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL I SUMATERA UTARA

Bab ini membahas tentang Pelaksanaan Public Service

Obligation (PSO) dalam Penyelenggaraan Kereta Api

“Putri Deli”, Pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) dalam Penyelenggaraan Kereta Api “Siantar Ekspress” dan Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Penyelenggaraan Public

Service Obligation (PSO) sebagai Bentuk Pelayanan

Umum oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

BAB KEEMPAT : PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN UMUM OLEH PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL I SUMATERA UTARA

Bab ini membahas tentang Kendala yang Dialami oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dalam Pengelolaan Public Service

(19)

Pemerintah dalam Penyelenggaraan Pelayanan Umum oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

BAB KELIMA : PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan sekaligus dikemukakan beberapa saran.

                                   

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan ilmiah jawaban atau jawaban sementara yang hendak di pecahkan haruslah mempergunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam

Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi, ekspektasi kinerja dan kompetensi auditor terhadap penerapan teknik audit berbantuan komputer (Studi pada BPK RI Perwakilan Provinsi

tidak mengasihi orang Aceh karena satu-satunya Provinsi di Indonesia yang menerapkan syariat Islam, tetapi Islam sebagai simbol, masyarakatnya belum mengamalkan Islam secara

Untuk hasil yang terbaik gunakanlah 1-- 2 scoop whey protein langsung setelah selesai latihan beban, Anda juga dapat menambahkan whey protein dengan nutrisi lain seperti creatine

WARINTEK (Warung Informasi dan Teknologi), adalah sebuah tempat yang dapat digunakan oleh masyarakat desa khususnya Desa Gajah Kecamatan Gajah Kabupaten Demak untuk menempa

1) Persiapan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling layanan informasi tentang minat belajar dengan mempersiapkan sesuatunya berkaitan dengan kegiatan yang

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Persepsi masyarakat terhadap pengembangan objek wisata Pantai Pandan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah ingin agar fasilitas

Sistem Informasi ini memiliki kemampuan untuk menyimpan file konfigurasi perangkat di setiap wilayah beserta link untuk menuju ke lokasi perangkatnya, menampilkan