• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KELAPA DALAM DI DESA KOHALA KECAMATAN BUKI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KELAPA DALAM DI DESA KOHALA KECAMATAN BUKI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KELAPA

DALAM DI DESA KOHALA KECAMATAN BUKI

KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

SURYANI 105961109916

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KELAPA DALAM DI DESA KOHALA KECAMATAN BUKI

KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

SURYANI 105961109916

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memporoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjedul Analisis Usahatani Dan Pemasaran Kelapa Dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 09 April 2021

Suryani 105961109916

(6)

ABSTRAK

SURYANI. 105961109916. Analisis Usahatani Dan Pemasaran Kelapa Dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar. Dibimbing oleh AMRUDDIN dan ANDI AMRAN ASRIADI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani dan saluran pemasaran kelapa dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode purposive sampling, dimana dalam penelitian ini diambil yaitu 10% dari jumlah populasi yaitu 271 petani sehingga jumlah sampel sebanyak 27 orang petani kelapa dalam. Sedangkan untuk saluran pemasaran menggunakan metode snow ball sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode analisis pendapatan dan analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total rata-rata biaya usahatani kelapa sebesar Rp. 760.481 permusim, total rata-rata penerimaan petani kelapa sebesar Rp. 2.464.444 permusim dan total rata-rata pendapatan yang diperoleh petani kelapa sebesar Rp. 1.703.962 permusim. Pendapatan tersebut diperoleh dari pendapatan usahatani pokok yaitu kelapa dalam. Sedangkan saluran pemasaran kelapa di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar terdapat 3 saluran yaitu: Saluran I yaitu (produsen → pedagang pengumpul → agroindustri kelapa dalam → Kota Makassar) Saluran II (produsen → pedagang pengumpul → pedagang besar → agroindustri kelapa dalam → Kota Makassar) dan saluran III (produsen → pedagang pengumpul → pedagang besar → Surabaya).

(7)

ABSTRAK

SURYANI. 105961109916. Analysis of Farming and Marketing of Inner Coconut in Kohala Village, Buki District, Selayar Islands Regency. Supervised by AMRUDDIN and ANDI AMRAN ASRIADI.

This study aims to determine farm income and deep coconut marketing channels in Kohala Village, Buki Distrisct, Selayar Island Regency.

The research method used was purposive sampling method where in this study 10% of the total population was 271 farmers, so that the total sample was 27 coconut farmers. Meanwhile, for the marketing channel using the snow ball sampling method. The data collection method used in this research is direct observation, interview and documentation. Data analysis method using the metode of income analysis and descriptive analysis.

The results showed that the average cost of coconut farming was Rp. 760.481 per peason, the total average income earned by coconut farmers is Rp. 2.464.444 per peason and the average total income of earned by coconut farmers is Rp. 1.703.962 per season. This income is obtained from the main farming income, namely deep coconut. While coconut marketing channel in Kohala Village, Buki District, Selayar Islands Regency, there are 3 channels, namely Channel I, namely (producer → trader → deep coconut agro-industry → Makassar City) Channel II (producer → trader → wholesaler → deep coconut agro-industri → Makassar City) and channel III (producer →wholesaler → consumer → Surabaya)

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Usahatani Dan Pemasaran Kelapa Dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Amruddin, S.Pt., M.Si. selaku pembimbing I dan Andi Amran Asriadi, S.P, M.P,d M.P. selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan. 2. Ibu Asriyanti Syarif, S.P., M.Si, selaku penguji 1 dan ibu Sitti Khadijah

Yahya Hiola, S.TP., M.Si, selaku penguji 2 yang telah memberikan masukan dan saran kepada dan penulis dalam penyusunan skripsi.

3. Ibu Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

4. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Peertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Kedua orang tua ayahanda Mahmuddin dan ibunda Sitti Ramlah, adik-adikku tercinta dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Seluruh Dosen Program Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

7. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Buki khususnya Kepala Desa Kohala dan jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.

8. Seluruh Responden terima kasih telah membantu saya selama penelitian. 9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya.

Makassar, 09 April 2021

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMA JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Kelapa Dalam ... 5

2.2 Penerimaan ... 6

2.3 Biaya ... 7

(11)

2.5 Pemasaran ... 9

2.5 Lembaga dan Saluran ... 10

2.6 Penelitian Terdahulu ... 12

2.7 Kerangka Pikir ... 16

III. METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 18

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 18

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 19

3.5 Teknik Analisis Data ... 19

3.6 Definisi Operasional ... 20

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN... 22

4.1 Letak Geografis ... 22

4.2 Kondisi Demografis ... 23

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

5.1 Idemtitas Responden Petani ... 26

5.2 Identitas Responden Lembaga Pemasaran ... 30

5.3 Analisis Usahatani Kelapa Dalam... 31

5.4 Saluran Pemasaran ... 33

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

6.1 Kesimpulan ... 38

6.2 Saran ... 38

(12)

LAMPIRAN ... 41 RIWAYAT HIDUP ... 76

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Penelitian terdahulu ... 12

2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ... 23

3. Mata pencaharian penduduk... 24

4. Sarana dan prasarana umum ... 25

5. Keadaan penduduk berdasarkan umur... 25

6. Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ... 26

7. Jumlah tanggungan keluarga ... 27

8. Pengalaman berusahatani ... 28

9. Identitas responden lembaga pemasaran ... 29

10. Rata-rata biaya petani kelapa ... 30

11. Rata-rata penerimaan petani kelapa ... 31

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Saluran tingkat pertama - tingkat ketiga ... 12

2. Kerangka berpikir analisis usahatani kelapa dalam ... 16

3. Saluran I pemasaran usahatani kelapa dalam ... 34

4. Saluran II pemasaran usahatani kelapa dalam ... 35

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Kuisioner penelitian ... 42

2. Peta Lokasi Penelitian ... 49

3. Identitas petani responden ... 50

4. Identitas responden pedagang ... 51

5. Biaya tenaga kerja ... 52

6. Biaya penyusutan alat ... 53

7. Biaya pajak ... 54

8. Total biaya petani kelapa ... 55

9. Penerimaan petani kelapa... 56

10. Pendapatan petani ... 57

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latara Belakang

Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu tanaman yang bernilai ekonomis tinggi, maka tidak heran terdapat banyak tanaman kelapa di Indonesia. Tanaman kelapa adalah tanaman yang beriklim tropis dan dapat ditemukan di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari daerah pegunungan yang agak tinggi hingga daerah pesisir pantai. Tanaman kelapa memiliki peran strategis bagi masyarakat Indonesia, bahkan termasuk komoditi sosial mengingat produknya merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok masyarakat (Alamsyah, 2015).

Usaha kelapa dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar dalam menentukan harga pokok produksi hanya mengikuti taksiran dari perubahan harga pasar yang berlaku. Tujuan utama berdirinya usahatani kelapa ini adalah untuk memperoleh keuntungan, mempertahankan kontinuitas usaha kelapa, dan mengembangkan usahanya sehingga mampu menghadapi persaingan yang sangat ketat dengan saingan perusahaan lain untuk saling mengungguli menghasilkan produk sejenis, dan menjualnya di pasar yang sama.

Produksi kelapa mulai dikembangkan di Kabupaten Kepulauan Selayar khususnya di Desa Kohala Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar pada tahun 1980 hingga sekarang, hal ini dikarenakan wilayah sangat cocok untuk pertumbuhan kelapa. Kabupaten Selayar sebagai daerah kepulauan merupakan produsen kelapa terbesar di Sulawesi Selatan. Pohon kelapa hampir

(17)

tumbuh disemua area dari kawasan panatai sampai ke daerah pelosok sebagai tanaman perkebunan rakyat. Kelapa dalam memang merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting di Selayar dan berperan bagi kehidupan masyarakat khususnya dari aspek ekonomi. Pada tahun 2016 total produksi kelapa dalam sebanyak 24.937,18 ton. Tahun 2017 total produksi kelapa dalam sebanyak 20.992,00 ton. Dan pada tahun 2018 total produksi kelapa dalam sebanyak 25.005,63 ton. (BPS Kabupaten Kepulauan Selayar). Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih mitra binaan dari wilayah ini. Tujuan yang ingin dicapai adalah proses transfer teknologi ke mitra sehingga memotivasi petani kelapa lain yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan mereka.

Penelitian ini akan dilakukan pada usahatani kelapa yang merupakan salah satu usaha terbesar di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar. Kelapa yang sudah dipanen oleh petani di kumpulkan terlebih dahulu kemudian dijual ke pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul yang akan melakukan penjualan ke konsumen.

Selain meningkatkan usahatani kelapa dalam, aspek lain yang harus diperhatikan dalam upaya peningkatan usahatani kelapa dalam di Kabupaten Kepulauan Selayar adalah sistem pemasaran kelapa dalam. Permasalahan petani kelapa selama ini, kelapa tersebut muncul sebab masih dipasarkan dalam bentuk primer, atau belum diolah berkelanjutan, penggunaan hasil pertanian tanpa olahan tersebut pun dipusatkan untuk pangan semata. Kurangnya pemasaran kelapa membuat pendapatan petani rendah dan seturusnya akan rendah diakibatkan

(18)

pemasarannya sampai dengan pedagang sementara, para petani tersebut tidak memasarkan usaha taninya ke perusahaan-perusahaan yang dapat mengolah kopra yang lebih lanjut. Selain permasalahan, jarak petani dengan perusahaan pengolahan yang relative jauh, mengakibatkan keterlibatan pedagang perantara dalam proses pemasaran kelapa, dan pada umumnya struktur pasar menempatkan petani berada pada posisi penerima harga.

Aspek pemasaran penting untuk dianalisis karena meskipun produksi kelapa dalam yang dihasilkan petani tinggi, tetapi tidak ditunjang dengan sistem pemasaran yang efisien maka petani tidak akan memperoleh penerimaan dan keuntungan yang optimal dari hasil usahatani kelapanya. Hal ini yang melatar belakangi penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Analisis Usahatani dan Pemasaran Kelapa Dalam di Desa Kohala, Kecamatan Buki, Kabupaten Kepulauan Selayar”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dirumuskan di atas maka permasalahan yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pendapatan petani kelapa dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar?

2. Bagimana saluran pemasaran kelapa dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar?

(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani kelapa dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Untuk mengetahui saluran pemasaran kelapa dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar?

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, guna menambah wawasan berkaitan dengan analisis usahatani dan pemasaran kelapa dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bagi pemerintah daerah Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar, sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan usahatani dan pemasaran kelapa dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan referensi dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan analisis usahatani dan pemasaran kelapa dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Dalam

Kelapa dalam adalah tanaman yang banyak ditemukan di daerah tropis. Kelapa sangat popular di masyarakat karena memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Manfaat kelapa tersebut diperoleh dari kayu, daun, daging buah, air kelapa, sabut, dan tempurung (Muhammad dan Joko, 2012). Ciri-ciri tanaman kelapa dalam adalah batangnya tinggi dan besar, tingginya mencapai 30 m atau lebih. Kelapa dalam mulai berbuah agak lambat, yaitu antara 6-8 tahun tanam. Umurnya dapata mencapai 100 tahun lebih. Bedanya dengan kelapa genjah yaitu kelapa genjah berbatang ramping, tinggi batangnya mencapai 5 m atau lebiih, masa berbuah 3-4 tahun setelah tanam dan dapat mencapai umur 5 tahun.

Tanaman kelapa dalam tumbuh baik pada curah hujan antara 1300 – 2300 mm pertahun. Curah hujan 3800 mm atau lebih baik berpengaruh sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik. Kelapa membutuhkan lama penyinaran minimum 120 jam perbulan sebagai energi fotosintesis. Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20 - 27° C. pada suhu 15° C, akan terjadi perubahan fisiologi tanaman kelapa. Kelapa dalam membutuhkan RH minimum 65% dan tumbuh baik pada RH bulanan rata-rata 70 – 80%. Bila RH tanaman terlalu tinggi dapat menimbulkan hama dan penyakit (Badiaroh, 2013).

Kelapa dalam tumbuh pada jenis tanah seperti aluvial, laterit, vulkanis, berpasir, tanah liat, atau berbatu namun, yang paling baik jenisnya adalah tanah

(21)

endapan aluvial, laterit, vulkanis, berpasir, tanah liat, atau berbatu namun yang paling baik adlah jenis tanah endapan aluvial. Derajat keasaman (pH) optimun untuk pertumbuhan kelapa berkisar antar 5,5 – 6,5. Tanaman kelapa tumbuh baik di daerah yang memiliki ketinggian 0 – 450 m dari permukaan laut waktu berbuah tanaman kelapa menjadi terlambat dan kadar minyaknya rendah (Badriaroh, 2013).

Terdapat 3 fase pada pertumbuhan buah kelapa yaitu:

1. Fase pertama berlangsung selama 4-6 bulan. Pada fase ini bagian tempurung dan sabut membesar dan masih lunak. Lubang emrio juga ikut membesar dan berisi penuh air.

2. Fase kedua berlangsung selama 2-3 bulan. Fase ini bagian tempurung berangsur-angsur tebal, tetapi berlum keras tebal.

3. Fase ketiga, pada fase putih lembaga sedang dalam penyusunan. Penyusunan dimulai dari pangkal mulai tampak terbentuknya lembaga, warna tempurung berubah dari putih menjadi coklat kehitaman dan bertambah keras. Buah kelapa dapat dimanfaatkan sebagai aneka hidangan keluarga (Prajnata.2000)

2.2 Penerimaan

Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan. Semakin banyak jumlah produksi yang dihasilkan atau semakin tinggi harga perunit produksi yang bersangkutan, maka total penerimaan yang diterima produsen akan semakin besar. Sebaliknya jika

(22)

produk yang dihasilkan sedikit dan harganya rendah maka penerimaan total yang diterima produsen semakin kecil (Soekartawi, 2005). Penerimaan adalah peningkatan aktifa atau penurunan piutang atau kewajiban yang berasal dari berbagai kegiatan didalam periode akuntansi atau periode anggaran tertentu (Baldric Siregar dan Boni Siregar, 2015).

Penerimaan dalam usahatani adalah total pamasukan yang diterima oleh produsen atau petani dari kegiatan produksi yang sudah dilakukan yang telah menghasilkan uang yang belum dikurangi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan selama produksi (Husni, et al., 2014). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual (Rahim dan Hastuti, 2007).

TR = P x Q Di mana:

TR = Total Revenue (penerimaan total, dinyatakan dalam Rp) P = Price (harga, dinyatakan dalam Rp)

Q = Quantity (jumlah produksi)

2.3 Biaya

Biaya adalah total pengeluaran dalam bentuk uang yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk selama satu periode. Yang termasuk dalam biaya adalah sarana produksi yang habis terpakai misalnya bibit, pupuk dan obat-obatan, lahan serta biaya dari alat-alat produksi (Syafruwadi et al.,2012).

(23)

Menurut Soekertawi (1995) biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang relative jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi, besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya biaya produksi yang diperoleh. Biaya ini terdiri dari pajak dan penyusutan alat produksi. 2. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi

oleh produksi yang diperoleh. Biaya ini terdiri dari biaya produk, pemeliharaan, bibit, pupuk, pestisida, biaya panen dan lain-lain.

2.4 Pendapatan

Pendapatan adalah sejumlah penghasilan yang diperoleh masyarakat atas prestasi kerjanya dalam periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan (Sukirno, 2006). Radja dan Manurung (2001) mengemukakan pendapatan adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga dalam periode tertentu. Berdasarkan kedua devinisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan penghasilan yang diterima oleh masyarakat berdasarkan kinerjanya, baik pendapatan uang maupun bukan uang selama periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan.

Soekartawi (2006) menyatakan bahwa pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dan semua biaya. Apabila dirumuskan secara matematis maka hasilnya adalah:

(24)

Pd = TR – TC Dimana: Pd = Total Pendapatan (Rp) TR = Total Biaya (Rp) TC = Total Penerimaan (Rp) 2.5 Pemasaran

Merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu atau kelempok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, melalui penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Sunarto, 2006). adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan- kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat merumuskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (William J. Stanton, 2000).

Dalam sistem hasil pertanian ada tiga kelompok perantara yang terlibat antara lain pengumpul, pedagang besar, dan pedagang eceran. Dengan demikian, tingginya marjin melalui lembaga akan berhubungan dengan kebijaksanaan pedagang perantara yang terlibat. Dilihat dari fungsinya, pedagang tersebut terlibat dalam pelaksanaan fungsi baik fungsi pertukaran seperti penjualan dan pembelian, fungsi fisik seperti pengangkutan dan penyimpanan, maupun fungsi fasilitas seperti standarisasi, penggunaan resiko, informasi harga dan penyediaan dana (Ginting, 2006).

(25)

2.6 Lembaga dan Saluran Pemasaran

Lembaga adalah suatu badan usaha yang menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lain. Tugas lembaga adalah menjalankan fungsi serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. (Sudiyono, 2004). Lembaga-lembaga yang terlibat dalam proses dapat diidentifikasikan menurut Kotler dan Armstrong (2008), yaitu:

1. Pedagang Pengumpul

Lembaga yang secara langsung berhubungan dengan petani, dimana pedagang pengumpul melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijin, maupun kontrak pembelian.

2. Pedagang Besar

Pedagang besar melakukan proses pengumpulan komoditas dari pedagang pengumpul serta melakukan proses distribusi keagen penjualan ataupun pengecer.

3. Agen Penjualan

Produk pertanian yang belum atau sudah mengalami proses pengolahan ditingkat pedagang besar harus didistribusikan kepada agen penjualan maupun pengecer. Agen penjualan ini biasanya membeli komoditas yang dimiliki pedagang dalam jumlah banyak dengan harga yang relative murah dibandingkan pengecer.

4. Pengecer

Pengecer merupakan kelanjutan proses produksi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran sangat tergantung dari aktivitas pengecer dalam

(26)

Produsen Konsumen

Produsen Pengecer Konsumen

Produsen Pedagang Grosir

Pengecer Konsumen menjual produknya kepada konsumen. Keberhasilan pengecer menjual kepada konsumen sangat menentukan keberhasilan lembaga- lembaga pada rantai sebelumnya.

Saluran pemasaran didefinisikan sebagai masing-masing lapisan perantara yang melakukan sejumlah pekerjaan dalam membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat kepada pembeli akhir (Kotler dan Armstrong 2008). Berikut adalah gambar saluran tingkat pertama sampai tingkat ketiga:

Saluran Pertama

Saluran Kedua

Saluran Ketiga

(27)

2.7 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yang mengkaji mengenai analisis antara lain sebagai berikut:

Table 1. Hasil Penelitian Terdahulu No. Nama

Peneliti Judul Hasil Penelitian

1. Moh. Fajrin dan Abdul Muis,2016. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Kelapa Dalam di Desa Tindaki Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong.

Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani kelapa dalam setiap kali musim panen sebesar Rp. 1.703.957/107 pohon/ 1,18 ha. 2. Alfian Saluki dan Ratmi Rosilawati, 2013. Analisis Pendapatan Petani Kelapa Dalam Di Desa Longkoga Barat Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai

Hasil penelitian yang ditemukan dilapangan yaitu pendapatan 1 orang petani kelapa dalam di Desa Longkoga Barat Kecamatan Bualemo dalam sekali panen untuk 2 ha kelapa dalam dengan pendapatan total Rp. 2.009.700. pendapatan 60 orang petani kelapa dalam di Desa Longkoga Barat

(28)

Kecamatan Bualemo dalam Sekali Panen untuk rata-rata 2 ha kelapa dalam dengan pendapatan total Rp. 120.582.000. 3. Abdul Masse dan Afandi, 2017. Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Kelapa Dalam di Desa Kasoloang Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat.

Hasil penelitian menunjukkan jumlah Pendpatan yang diperoleh petani Kelapa Dalam sebesar Rp 6.586.731/ ha /produksi. Hasil analisis kelayakan usahatani diperoleh Revenue of Cost ratio sebesar 2 artinya usahatani Kelapa Dalam layak untuk diusahakan.

4. Rozaina Ningsi, Facrurrozi Sjarkowi, Marwan Sufri dan Dessy Andriani, 2018. Analisis Usahatani Kelapa Dalam (Cocos nucifera L) Berdasarkan Aksesibilitas Wilayah Di Provinsi Jambi.

Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa secara umum: rata-rata total biaya Rp.6.895.159/ha/tahun, rata-rata penerimaan Rp.5.993.293/ha/tahun dan rata-rata pendapatan Rp. 19.098.135/ha/tahun, nilai R/C Ratio adalah sebesar 3,74 artinya berpeluang untuk di kembangkan

(29)

karena bernilai efisien. 5. Jajang Yulian, Agus Yuniawa Isyanto dan Sudrajat, 2019. Analisis Saluran Pemasaran Kelapa (Suatu Kasus di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

Hasil penelitian menunjukkan: 1. Terdapat dua saluran pemasaran, yaitu: Saluran I (petani → pedagang pengumpul→pedgang besar → pedagang pengecer → konsumen), dan Saluran II (petani → pedagang pengumpul → pedagang besar → konsumen), 2. Marjin pemasaran pada saluran I Rp. 2.200, sedangkan pada saluran II Rp. 2.800, 3. Keuntungan pemasaran pada saluran I Rp. 1.594,84, sedangkan pada saluran II Rp. 2.321,59, dan 4. Farmer’s

share pada saluran I sebesar

57,69%, sedangkan pada saluran II sebesar 44,00%. 6. Elly Jumiati, Dwidjono Hadi Darwanto, Slamet

Analisis Saluran dan Marjin Kelapa Dalam di Daerah Perbatasan

Kalimantan Timur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua saluran kelapa di lokasi penelitian, yaitu saluran I: petani-pedagang desa/kecamatan-pedagang pengumpul antar

(30)

Hartono dan Masyhuri, 2013.

kabupaten/kota–konsumen; dan saluran II: petani–pedagang desa/kabupaten-pedagang

pengumpul antar kabupaten/kota– pengecer-konsumen dimana baik jalur maupun kelapa tidak efisien mengingat nilai margin, margin distribusi dan harga saham yang diterima petani, sebagai rasio manfaat dan biaya juga tidak efisien. 7. Ridwana, Yus Rusman, dan Mochammad Ramdan, 2015. Analisis Saluran Pemasaran Kelapa (Cocos nucifera L) (Suatu Kasus di Desa Ciakar KecamatanCijulang Kabupaten Pangandaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: terdapat dua saluran pemasaran kelapa dari Desa Ciakar ke Pasar Cirebon yaitu saluran I: petani → pedagang pengumpul → pedagang besar pasar Cirebon → pedagang pengecer pasar Cirebon → konsumen. Saluran II: petani → pedagang pengumpul → pedagang pengecer pasar Cirebon → konsumen.

(31)

1.8 Kerangka Pikir

Kelapa dalam merupakan suatu komoditas yang banyak digunakan sebagai bahan baku usahatani pengolahan untuk menghasilkan nilai tambah. Usahatani pengolahan buah kelapa dalam yang ada di Desa Kohala adalah berbahan baku utama daging kelapa. Pendapatan diperoleh petani dari hasil penjualan produksi kelapa dalam dikurangi total keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama kegitan usahatani, baik biaya investasi maupun biaya operasional (biaya tetap dan biaya tidak tetap) sehingga dapat diketahui berapa keuntungan yang diperoleh petani.

Sedangkan produknya sebagian besar masih basa dan kering. Kegiatan yang memberikan nilai tambah dan dilengkapi dengan sistem yang tepat, akan memberi sumbangan pendapatan yang lebih besar. Sistem pemasaran kelapa yang baik akan mengalirkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan memberi indikasi tentang perubahan penawaran dan permintaan kelapa dalam kepada produsen.

(32)

Saluran Pemasaran Penerimaan

Pendapatan

Gambar 2. Kerangka Berpikir Analisis Usahatani Kelapa Dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauam Selayar

(33)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Kohala dengan pertimbangan bahwa di wilayah ini merupakan salah satu penghasil kelapa di Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober 2020.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Purposive Sampling terhadap petani kelapa. Jumlah sampel untuk petani

di tentukan sebanyak 10% dari jumlah populasi yaitu 271 petani kelapa sehingga sampel yang diambil adalah sebanyak 27 orang. Sedangkan metode yang digunakan pada saluran kelapa adalah menggunakan bola salju (snow ball

sampling) yaitu mengikuti alur pemasaran kelapa yang berlangsung.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data deskriktif kualitatif dan kuantitatif yakni penjelasan secara jelas dengan data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut:

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan cara wawancara kepada petani kelapa yang terjadi melalui penjualan langsung kepada pedagang.

(34)

berdasarkan penelitian terdahulu atau literatur terkait. Adapun data sekunder diperoleh dari laporan penelitian, jurnal, kantor di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti dengan cara mencatat secara sistematis terhadap gejala-gejala yang terkait dengan penelitian.

2. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

3. Dokumentasi adalah teknik ini dilakukan melalui teknik pencatatan data yang diperlukan baik dari responden maupun dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Pendapatan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk rumusan masalah pertama menggunakan rumus analisis pendapatan. Untuk mengetahui total pendapatan, secara sitematik dapat dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut:

(35)

Pd = TR - TC Dimana: Pd = Total Pendapatan (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Total Biaya (Rp) 2. Analisis Deskriptif

Untuk rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis deskriptif yaitu untuk menganalisis saluran dengan mengikuti proses penyaluran kelapa yang dilakukan oleh petani dan lembaga yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional ini akan mengantar pihak lain menyatukan persepsi atau pemahaman kepada apa yang dimaksud oleh peneliti, sehingga dengan itu akan menghilangkan persepsi yang berbeda-beda dan menuju satu titik pandang yang sama. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut:

1. Kelapa Dalam adalah kelapa dengan ciri-ciri batangnya besar, tingginya mencapai 30 meter, mulai berbuah pada usia 6-8 tahun dan umurnya bisa lebih dari 100 tahun.

2. Petani adalah pelaku usahatani kelapa di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

3. Biaya adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh petani di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

(36)

4. Penerimaan adalah harga jual yang dikalikan dengan produksi kelapa perbuah dalam satuan Rupiah (Rp).

5. Pendapatan adalah total hasil penerimaan dikurang dengan total hasil biaya yang di keluarkan petani di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

6. Saluran adalah seperangkat lembaga yang melaksanakan kegiatan (fungsi ) yang digunakan untuk mengalirkan komoditas kelapa dari tangan produsen sampai ke konsumen.

(37)

VI. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1

Letak Geografis

Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting dalam melakukan sebuah penelitian. Daerah yang akan di jadikan sebagai lokasi penelitian harus memiliki kondisi yang sesuai dengan variabel penelitian. Misalnya penelitian dengan fokus bidang pertanian tidak relevan jika dilaksanakan di daerah kawasan industri, akan tetapi lebih sesuai jika dilaksanakan di daerah pedesaan.

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini dilaksanakan di Desa Kohala. Desa Kohala merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar. Desa Kohala mempunyai luas wilayah seluas ± 6,22 Km2 dan secara administrative pemerintahan dibagi menjadi 4 dusun yaitu Dusun Lebo, Dusun Karebosi, Dusun Kadempak dan Dusun Muntea. Jarak antara Desa Kohala dengan ibu kota Kecamatan Buki adalah ± 6 Km, sedangkan jarak dengan ibu kota Kabupaten (Benteng) ± 20 Km. Desa Kohala merupakan wilayah administrative yang relative datar dan berbukit-bukit dengan batas-batas wilayah sebagaiberikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bontolempangan  Sebelah timur berbatasan dengan Desa Bontolempangan  Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bonea Makmur  Sebelah barat berbatasan dengan Laut Flores

Luas wilayah desa Kohala adalah 7,75 km 2 dengan Jumlah penduduk sebanyak 886 jiwa yang terdiri dari 272 KK. Kondisi Topografi Desa Kohala

(38)

relatife datar dan berbukit dengan ketimggian sekitar 0 – 50 m dari permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 40 mm dan keadaan suhu udara rata-rata 25-35°C.

4.2 Kondisi Demografis 4.2.1 Jumlah penduduk

Penduduk Desa Kohala berjumlah sebanyak 886 jiwa yang terdiri dari 272 KK. Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk desa kahala terdiri dari jumlah laki-laki sebanyak titik-titik jiwa dan perempuan sebanyak titik-titik jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Kohala Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Laki-laki 422 48

2. Perempuan 462 52

Jumlah 886 100

Sumber: Data Kantor Kepala Desa 2020

Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki, dimana jumlah jenis kelamin perempuan sebanyak 462 jiwa dan jumlah jenis kelamin laki-laki 422 jiwa.

4.2.2 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk adalah pekerjaan pokok yang dilakukan manusia untuk hidup dan sumber daya yang tersedia untuk membangun kehidupan yang memuaskan, dengan memperhatikan faktor seperti mengawasi penggunaan sumber daya, lembaga dan hubungan politik. Mata pencaharian

(39)

penduduk di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Jumlah Mata Pencaharian Penduduk Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang)

1. PNS 29 2. Pedagang 11 3. Petani/Peternak 171 4. Tukang 33 5. Pengrajin 16 Jumlah 230

Sumber: Data Kantor Kepala Desa 2020

Tabel 3 diatas dapat dijelaskan bahwa jenis mata pencaharian di Desa Kohala sebagai PNS sebanyak 29 orang, pedagang sebnayak 11 orang, petani/peternak sebanyak 171 orang, tukang sebanyak 33 orang dan pengrajin sebanyak 16 orang, dengan jumlah keseluruhan 230 orang.

4.2.3 Sarana dan Prasarana Umum

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Setiap desa memliki sarana dan prasarana yang berbeda-beda antara satu sama lain. Sarana yang disesuaikan dengan kebutuhan topografi setiap desa. Tingkat perkembangan sebuah desa dapat di ukur dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada. Karena keberadaan sarana dan prasarana tersebut laju pertumbuhan sebuah desa baik dari sektor perekonomian maupun sektor-sektor lainnya.

(40)

Desa kohala memiliki beberapa sarana dan prasarana. Keadaan sarana dan prasarana di Desa Kohala akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masayarakatat Desa Kohala. Semakin baik sarana dan prasarana pendukung maka akan mempercepat laju pembangunan Desa Kohala. Keadaan sarana dan prasarana di Desa Kohala dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut ini:

Tabel 4. Sarana dan Prasarana di Desa Kohala Keecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

No Sarana Dan Prasarana Jumlah (Unit)

1. TK 3 2. SD 2 3. Mesjid 5 4. Posyandu 3 5. Kantor Desa 1 6. TPU 2 Jumlah 16

Sumber: Kantor Desa Kohala Dalam Angka, 2020.

Tabel 4 diatas menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa Kohala yakni TK dengan jumlah 3 unit. SD dengan jumlah 2 unit, masjid dengan jumlah 5 unit, posyandu dengan jumlah 3 unit, kantor desa dengan jumlah 1 unit dan terakhir yaitu TPU dengan jumlah 2 unit. Sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 16 unit.

(41)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari produsen kelapa. Identitas responden meliputi umur, tingkat Pendidikan, tanggungan keluarga dan pengalaman berusatani. Identitas responden dapat memberikan informasi tentang keadaan suatu usaha yang didirikannya terutama dalam peningkatan produksi serta pendapatan yang mereka peroleh. Selengkapnya mengenai identitas responden dibahas sebagai berikut:

5.1.1 Umur Petani Responden

Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja dimana dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006). Adapun umur petani responden di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur Responden di Desa Kohala Kecamatan Buki. No Umur Jumlah (orang) Persentase (%) 1. 41-50 9 33 2. 51-60 7 26 3. 61-70 7 26 4. 71-80 4 15 Jumlah 27 100

(42)

Tabel 5 diatas menjelaskan bahwa petani kelapa yang berumur 41-50 yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase 33%, umur 51-60 dan umur 61-70 sama yaitu sebanyak 7 orang dengan persentase 256% dan umur 71-80 yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase 15%.

5.1.2 Pendidikan Responden

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pada proses penerimaan dan penerapan suatu teknologi oleh seseorang. semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula penerimaan dan penerapan teknologinya dibandingkan dengan yang tingkat pendidikannya rendah. Dalam penelitian ini pendidikan responden di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar dapat di lihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 1. SD 9 33 2. SMP 3 11 3. SMA/SMK 7 26 4. S1 1 4 5. Tidak Sekolah 7 26 Jumlah 27 100

Sumber: Data Primer Setelah di Olah, 2020.

Tabel 6 diatas menjelaskan bahwa keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar yang paling tinggi adalah SD sebesar 9 orang dengan persentase 33%, kemudian SMA dan tidak sekolah 7 orang dengan persentase 26%, sedangkan tingkat SMP

(43)

sebesar 3 orang dengan persentase 11% dan paling sedikit tingkat Pendidikan S1 sebesar 1 orang dengan persentase 4%. Rendahnya tingkat Pendidikan, menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk menguntungkan hidupnya dari hasil bertani.

5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan adalah jumlah keseluruhan anggota keluarga yang harus ditanggung oleh kepala keluarga. Sejalan dengan kebutuhan manusia, dapat dipahami bahwa semakin banyak anggota keluarga maka semakin besar kebutuhan yabg akan di penuhi. Dalam penelitian ini jumlah tanggungan keluarga petani responden di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Jumlah Tanggungan Keluarga responden di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

No Jumlah Tanggungan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 0-1 13 48

2. 2-3 7 26

3. 4-5 6 22

4. >6 1 4

Jumlah 27 100

Sumber : Data Primer Setelah di Olah, 2020

Tabel 7 diatas menjelaskan bahwa petani kelapa di Desa Kohala mempunyai jumlah tanggungan yaitu 0 – 1 sebanyak 13 orang dengan persentase 48, jumlah tanggungan 2 – 3 sebanyak 7 orang dengan persentase 26%, jumlah tanggungan 4 – 5 sebanyak 6 orang dengan persentase 22%, sedangkan jumlah tanggungan > 6 sebanyak 1 orang dengan persentase 4%.

(44)

5.1.4 Pengalaman Berusaha Tani

Pengalaman usahatani yaitu lamanya petani dalam melakukan kegiatan usahatani. Pengalaman berusahatani juga dapat menunjukkan keterampilan petani dalam berusahatani, namun belum tentu memiliki pengetahuan. Dalam penelitian ini pengalaman berusahatani petani responden di Desa Kohala Kecamatan Buki dapat di lihat pada tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Pengalaman Berusahatani Petani Responden di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

No Pengalaman Berusahatani (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) 1. 5 – 10 8 30 2. 11 – 20 16 60 3. 21 – 30 3 11 Jumlah 27 100

Sumber: Data Primer Setelah di Olah, 2020

Tabel 8 diatas menjelaskan bahwa pengalaman berdasarkan usahatani petani responden yaitu 5 – 10 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase 30%, pengalaman 11 – 20 tahun sebanyak 16 orang dengan persentase 60%, dan pengalaman 21 – 30 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase 11%. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden petani kelapa di Desa Kohala telah memiliki pengalaman dalam berusahatani kelapa sehingga di simpulkan bahwa mereka telah memiliki ilmu dan pengetahuan tentang bertani kelapa serta telah mengetahui cara yang tepat dalam menjaga kelangsungan usahanya.

(45)

5.2 Identitas Responden Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran atau pedagang merupakan seseorang yang terlibat dalam saluran pemasaran kelapa dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu pedagang pengumpul desa dan pedagang besar. Identitas responden merupakan gambaran secara umum dari suatu keadaan atau status dari pedagang tersebut. Identitas responden dalam penelitian ini meliputi: umur, jumlah tanggungan, pendidikan terakhir, dan lama berdagang. Lembaga pemasaran bawang merah dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai beriku: Tabel 9. Identitas Responden Lembaga Pemasaran di Desa Kohala Kecamatan

Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

N o Nama Jenis Pedagang Umur (Tahun) Tingkat Pendidikan Lama Berdagang (Tahun) Jumlah Tanggu ngan 1. Kaharuddin Pedagang Pengumpul 45 SMA 3 6 2. Ilham Pedagang Pengumpul 29 SMK 5 3 3. Jupriadi Pedagang Pengumpul 37 SMP 10 7 3. Ahmad Pedagang Besar 50 S1 10 3 4. Willi Wijaya Pedagang Besar 26 SMA 2 4

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 9. Diatas menjelaskan bahwa terdapat 2 jenis pedagang di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu pedagang besar dan pedagang pengumpul. Beberapa jenis pedagang tersebut menjadi perantara dalam pemasaran kelapa dalam di Desa Kohala sehingga sampai ke industri pengolah kelapa menjadi kopra.

(46)

5.3 Analisis Usahatani Kelapa Dalam

Analisis usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha kelapa dalam.

5.2.1. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi perusahaan (Sukirno, 2005). Biaya produksi dari usaha kelapak dapat bagi dua yaitu, biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan pelaku usaha yang tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi usaha pengolahan kelapa. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha yang dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah produksi. Berikut komponen biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani kelapa didaerah penelitian terlihat pada Tabel 10 sebagai berikut: Tabel 10. Rata-Rata Biaya Petani Kelapa Di Desa Kohala Kecamatan Buki

Kabupaten Kepulauan Selayar

No Uraian Jumlah (Rp/Tahun/Musim)

1. Biaya Tetap - Penyusutan Alat - Pajak 28.148 94.555 2. Biaya Variabel Tenaga Kerja 637.777 Total Biaya 760.481

(47)

Tabel 10 diatas menjelaskan bahwa jumlah rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan petani yaitu biaya penyusutan alat sebesar Rp. 28.148 per tahun dan biaya pajak sebesar Rp.94.555 per tahun dan rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan petani yaitu tenaga kerja sebesar Rp. 637.777 per musim. Dengan jumlah rata-rata total biaya petani yaitu sebesar Rp. 760.481.

5.2.2. Penerimaan

Penerimaan usaha adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan juga sangat ditentukan oleh besar kecilnya produksi yang dihasilkan dan harga dari produksi tersebut. Untuk lebih memperjelas penerimaan dapat dilihat pada Tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11. Rata-Rata Penerimaa Petani Kelapa Di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar

No Uraian Total (Rp/Buah/Musim)

1. Produksi (Buah) 2.129 2. Harga Jual (Rp) 1.096

Total Penerimaan 2.464.444 Sumber: Data Primer Setelah di Olah, 2020

Tabel 11 diatas menjelaskan total penerimaan usaha pengolahan kelapa perbulannya adalah sebesar Rp. 2.464.444 per musim dengan total jumlah produksi sebanyak 2.129 buah dengan harga jual sebesar Rp. 1.096/Buah. Hasil produksi ini merupakan kelapa, yang langsung dijual kepada pedagang pengumpul. Dalam proses kelapa biasanya petani responden menjual hasil panennya berbentuk basa dan kering.

(48)

5.2.3. Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan usaha kelapa dikurangi dengan total biaya. Setiap kegiatan usaha bertujuan agar memperoleh pendapatan yang maksimal dengan efisiensi ekonomi yang tinggi sehingga kelangsungan hidup usaha tetap terjaga. Pendapatan dan efisiensi ekonomi merupakan faktor yang sangat penting karena keberhasilan suatu usaha kelapa. Untuk lebih memperjelas pendapatan dapat pada Tabel 12 sebagai berikut:

Tabel 12. Rata-rata Pendapatan Petani Kelapa di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar

No Uraian Total (Rp/Musim)

1. Penerimaan 2.464.444

2. Biaya 760.481

Total Pendapatan 1.703.962 Sumber: Data Primer Setelah di Olah, 2020

Tabel 12 diatas menjelaskan total pendapatan usaha kelapa per musim sebesar Rp. 2.464.444 per musim dan total biaya usaha sebesar Rp. 760.481 per musim. Maka pendapatan usaha usaha kelapa per musim di daerah penelitian yaitu Rp. 1.703.962.

5.3. Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses yang menjadikan suatu produk barang atas jasa yang siap untuk dikonsumsi oleh konsumennya (Kotler, 2002). Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diuraikan mengenai pola saluran pemasran kelapa

(49)

Pedagang Pengumpul

Produsen Kota

Makassar dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar terdapat 3 saluran yakni dapat dilihat sebagai berikut:

a. Saluran I

Gambar 2. Saluran I Pada Pemasaran Usahatani Kelapa Dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Pada gambar 2 menjelaskan bahwa saluran I di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar melibatkan 4 lembaga yakni produsen, pedagang pengumpul, agroindustri kelapa dan Kota Makassar. Berdasarkan saluran I diatas dapat kita lihat bahwa 14 orang petani kelapa menjual langsung kepada pedagang pengumpul yaitu Bapak Kaharuddin. Harga yang diterima petani dari menjual kelapa ke pedagang pengumpul seharga Rp. 1000 sampai Rp. 1.200 /butir. Penyebab petani menggunakan saluran I ini dikarenakan petani tidak perlu mengeluarkan tenaga dan biaya ekstra untuk mengangkut kelapa dalam yang sudah dipanen.

Pedagang pengumpul pada saluran ini menentukan harga yang berlaku berdasarkan harga yang sedang terjadi di pasar. Sistem pembelian antara petani dan pedagang pengumpul dilakukan secara tunai. Pedagang pengumpul melakukan pengangkutan kelapa dengan menggunakan transportasi berupa mobil pick-up untuk sampai ke agroindustri kelapa dalam. Kelapa dalam yang sudah di olah menjadi kopra di pasarkan ke Kota Makassar. Sistem pembayaran antara agroindustri kelapa dalam dengan pembeli yang berada di Kota Makassar di

Agroindustri Kelapa

(50)

Produsen Pedagang Pengumpul

Kota Makassar

lakukan secara transfer. Agroindustri kelapa dalam melakukan pengiriman kopra ke Makassar dengan menggunakan mobil truk.

b. Saluran II

Gambar 3. Saluran II Pada Pemasaran Usahatani Kelapa Dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Pada gambar 3 di atas menjelaskan pola saluran yang ke II ini digunakan oleh 7 orang petani kelapa. Lembaga pada saluran II ini terdiri dari produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar, agroindustri kelapa dan Kota Makassar. Dalam saluran ini penentuan harga dilakukan berdasarkan harga pasar yang didapatkan melalui pedagang besar. Berdasarkan saluran pemasaran kelapa dalam di mulai dari petani menjual ke pedagang pengumpul dengan harga jual Rp. 1000 sampai Rp. 1.500 /butir. Kemudian, Bapak Ahmad selaku pedagang besar membeli kelapa di pedagang pengumpul dengan harga Rp. 1.200 sampai Rp. 1.500 /butir. Dari pedagang besar kemudian dijual ke agroindustri kelapa dalam.

Penyebab petani menggunakan saluran pemasaran II ini dikarenakan petani tidak perlu mengeluarkan tenaga dan biaya ekstra untuk mengangkut kelapa dalam yang sudah dipanen. Pedagang pengumpul pada saluran II ini menentukan harga yang berlaku berdasarkan harga yang sedang terjadi di pasar

Pedagang Besar

Agroindustri Kelapa Dalam

(51)

dan informasi harga berasal dari pedagang besar. Sistem pembelian antara petani dan pedagang pengumpul dilakukan secara tunai. Pedagang pengumpul ini langsung menjual kepada pedagang besar dengan menggunakan transportasi mobil untuk menuju ketempat pedagang besar. Pedagang besar menjualnya lagi ke agroindustri kelapa dalam dengan menggunakan transportasi mobil. Sistem pembayaran yang dilakukan antara pedagang pengumpul dan pedagang besar dilakukan secara tunai. Harga yang berlaku adalah harga yang sedang terjadi di pasar berdasarkan informasi yang berasal dari pedagang lebih tinggi tingkatannya. Kelapa dalam yang sudah di olah menjadi kopra kemudian di pasarkan ke Kota Makassar dengan menggunakan transportasi mobil truk. Sistem pembayaran yang dilakukan antara agroindustri kelapa dalam dengan pembeli yang berada di Kota makassar dilakukan secara transfer.

c. Saluran III

Gambar 4. Saluran III Pada Pemasaran Usahatani Kelapa Dalam Di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar.

Pada gambar 4 diatas menjelaskan bahwa saluran III ini digunakan oleh 6 orang petani kelapa dalam. Lembaga pada saluran III ini terdiri dari produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar, dan Surabaya. Dimana pada saluran pemasaran ini petani menjual kelapanya kepada Bapak Jupriadi yang merupakan pedagang pengumpul yang berada di Desa Kohala. Harga jual yang diterima

Produsen Pedagang Pengumpul

Surabaya Pedagang

(52)

petani dari pedagang pengumpul sebesar Rp. 1.000 sampai Rp. 1.200 /butir. Sebelum kelapa dalam di jual, Bapak Jupriadi mengolah kelapanya terlebih dahulu menjadi kopra kemudian di jual ke Bapak Willi Wijaya yang merupakan pedagang besar yang berada di Kota Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. Harga penjualan kopra pedagang pengumpul ke pedagang besar adalah Rp. 7.500 /Kg. Alasan Bapak Jupriadi mengolah kelapanya terlebih dahulu mejadi kopra karena ingin mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi.

Pedagang pengumpul ini menjual kopranya dengan menggunakan alat transportasi mobil untuk sampai ke pedagang besar. Pedagang pengumpul menentukan harga yang berlaku berdasarkan harga yang sedang terjadi di pasar dan informasi harga berasal dari pedagang besar. Sistem pembelian antara pedagang pengumpul dan pedagang besar yaitu secara tunai.

Kopra yang dibeli oleh pedagang besar ditampung terlebih dahulu di gudang. Apabila kopra sudah mencapai 30 ton terkumpul digudang maka kopra siap untuk di jual ke Surabaya. Harga penjualan kopra yang diterima pedagang besar dari Surabaya sebesar Rp. 9000. Dengan cara pembelian secara transfer. Pedagang besar melakukan pemasaran kopra ke Surabaya dengan menggunakan kontener.

(53)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Besarnya rata-rata penerimaan petani kelapa dalam sebesar Rp. 2.464.444 per musim dan total rata-rata biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp. 760.481 per musim. Sedangkan rata-rata pendapatannya sebesar Rp. 1.703.962 per musim. Pendapatan tersebut diperoleh dari pendapatan usahatani pokok yaitu kelapa dalam.

2. Saluran pemasaran kelapa dalam di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar terdapat 3 saluran yaitu: saluran I (produsen → pedagang pengumpul → agroindustri kelapa → Kota Makassar) saluran ke II (produsen → pedagang pengumpul → pedagang besar → agroindustri kelapa → Kota Makassar) dan saluran pemasaran III (produsen → pedagang pengumpul → pedagang besar → Surabaya).

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran yang ingin di sampaikan yaitu kepada petani sebaiknya meningkatkan hasil produksinya sehingga dapat meningkatakan pendapatannya. Kepada pemerintah diharapkan untuk memberikan dukungan kepada petani untuk meningkatkan hasil panen mereka dengan cara melakukan penyuluhan dan memberikan kelancaran pupuk kepada petani.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rahim dan Riah Retno Dwi Hastuti, 2007. Ekonomi Pertanian, Pengantar

Teori dan Kasus: Penebar Swadaya.

Alamsyah AN., 2015. Virgin Coconut Oil: Minyak Penaklukan Eka Penyakit. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Selayar, 2020. Produksi Tanaman

Perkebunan Menurut Jenis Tanaman (Ton). Kabupaten Kepulauan

Selayar: Badan Pusat Statistik.

Badiaroh, A. 2013. Budidaya Tanaman Kelapa. Balai Besar Perbenihan dan

Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP), Medan.

Baldric Siregar et.al., 2015. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Fajrin dan Abdul Muis, 2016. Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani

Kelapa Dalam Di Desa Tindaki Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. e-J. Agrotekbis 4 (2): 210-216, ISSN: 2338-3011.

Ginting, P., 2006. Produk Pertanian. USU Press. Medan.

Husni, A., K. Hadijah, Maskan. 2014. Analisis Finansial Usahatani Cabai Rawit

(Capsicum Frutescens) Di Desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan. Jurnal

ARIFOR. 13 (1) : 49-52.

Hasyim, H., 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi Terhadap

Pendapatan (StudiKasus: Desa Dolok Seribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara). Jurnal Komunikasi Penelitian. Lembaga

Penelitia. USU. Medan.

Jumiati, Dwidjono Hadi darwanto, Slamet Hartono dan Masyhuri, 2013. Analisis

Saluran dan Marjin Kelapa Dalam di Daerah Perbatasan Timur. Jurnal

AGRIFOR Volume XII Nomor 1, ISSN: 1412 – 6885.

Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip . Jilid 1 dan 2. Edisi 12. Jakarta: Erlangga.

Masse dan Afandi, 2017. Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Kelapa

Dalam Di Desa Kasoloang Kecamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. E-Journal. Agrotekbis 5 (1): 66-71,

Februari. ISSN: 2338-3011.

Muhammad, M.A, dan Joko, N 2012. VCO Production From Fresh Oil Coconut Bunch By Circulating and Pumpkin Method, Journal OF Renewable Energy Development. Vol 1 (28-31).

(55)

Ningsih, Fachrurrozi Sjarkowi, Marwan Sufri dan Dessy Adriani, 2018. Analisis

Usahatani Kelapa Dalam (Cocos nucifera L) Berdasarkan Aksesibilitas Wilayah Di Provinsi Jambi. Jurnal AGRIPITA Vol. 2, No. 1 Mei 2018,

hlm.51-59, ISSN:2580-0612.

Philip Kotler, 2002. Manajemen, Edisi Millenium, Jilid 2, PT Prenhallindo, Jakarta.

Rahardja, prathama. Manurung, Mandala., 2006. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar, Edisi Ketiga, Jakarta; Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia.

Ridwana, Yus Rusman dan Mochammad Ramdan, 2015. Analisis Saluran

Pemasaran Kelapa (Cocos nucifera L) (Studi Kasus di Desa Ciakar Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran) Jurnal Ilmiah Mahasiswa

AGROINFO GALUH. Vol.1, No. 2, Mei 2015.

Saluki dan Ratmi Rosilawati, 2013. Analisis Pendapatan Petani Kelapa Dalam

Di Desa Longkoga Barat kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai. Jurnal

Agrobiz, Vol 1, No 1, Hal 16-27.

Soekartawi. 2005. Agroindustri: Dalam Perspektif Sosial Ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Soekartawi. 2006. Analisi Usahatani. Jakarta. UI-Press. 120 hal.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Stanton, William J., 2000. Prinsip-Prinsip . Jilid 1 Edisi Ke 3. Alih Bahasa oleh Yohanes Lamarto, Jakarta: Erlangga.

Sudiyono, 2004. Pertanian. Edisi Kedua. UMM Press. Malang.

Sukirno, Sadono, 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sukirno, Sadono, 2006. Ekonomi Pembangunan, Jakarta: Kencana.

Sunarto., 2006. Pengantar Manajemen . Cetakan 1. Yogyakarta: Ust. Press. Syafruwardi, A., H. Fajeri dan Hamdani. 2012. Analisis finansial usahatani padi

varietas ungul di Desa Guntung Ujung Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Junal Agrisnis. 2 (3) : 181-192.

Yulian, Agus Yuniawan Isyanto dan Sudradjat, 2019. Analisis Saluran

Pemasaran Kelapa (Suatu Kasus di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran). Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO

(56)

L

A

M

P

I

R

A

N

(57)

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI KELAPA DALAM DI DESA KOHALA KECAMATAN BUKI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Responden Petani Kelapa A. Identitas Petani Kelapa Kelapa

1. Nama :………. 2. Alamat :………. 3. Jenis Kelamin : L / P 4. Umur : ... 5. Pendidikan Terakhir :………. 6. Pekerjaan :………. 7. Jumlah Anggota Keluarga : ………..orang 8. Jumlah Tanggungan :………orang 9. Lama Melakukan Usahatani Kelapa : ……….tahun

B. Data Usahatani

1. Luas lahan yang ditanam :……….ha 2. Benih : ………. 3. Sistem tanam : ………. 4. Jarak tanam : ……. m x ... m 5. Biaya pengolahan tanah:

a. Buruh cangkul : ………. b. Buruh tanam : ………. c. Buruh pupuk dan penyiagan : ………

d. Pengairan : ……….

6. Apakah anda melakukan pemeliharaan tanaman? Ya / Tidak Jika Ya, pemeliharaan yang dilakukan:

(58)

- Urea : ……… - Kandang : ………. - Kcl : ……….

- Dll ……….

b. Penyiangan: ……… c. Pengendalian Hama dan Penyakit: ……….… 7. Biaya pengangkutan: ………..……..… 8. Biaya tenaga kerja: ……….. C. Data

1. Volume penjualan :……… 2. Harga jual :……….Rp/kg 3. Apakah anda melakukan kelapa sendiri? Ya/Tidak

Jika ya, dimana anda memasarkan sendiri? Jika ya, kepada siapa anda memasarkan sendiri?

Jika tidak, kepada siapa anda menjual produksi kelapa? No Tujuan Penjualan Nama dan

Alamat

Jumlah kelapa Harga (Rp/kg) 1. Pedagang pengumpul

dalam desa

2. Pedagang pengumpul dalam luar desa 3. Pedagang besar 4. Pedagang pengecer 5. Konsumen

4. Hasil panen dalam bulan terakhir Anda menjual kelapa kepada siapa saja (Alternatif) ?

………. 5. Apakah anda bebas menjual hasil panen kelapa kemana saja diinginkan?

(59)

6. Bagaimana sistem pembayaran dalam penjualan kelapa?

……….. 7. Siapakah yang posisinya lebih dominan dalam menentukan harga kelapa?

a. Penjual (Petani) b. Pembeli (Pedagang)

c. Sama-sama kuat (antara petani dan pedagang)

8. Dari siapa saja anda mengetahui informasi kelapa dalam?

……… 9. Sarana transportasi apa yang digunakan dalam pemasaran kelapa dalam?

……… 10. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pemasaran kelapa dalam?

(60)

Responden Pedagang Pengumpul

A. Idenitas Responden Pedagang Pengumpul

1. Nama :………. 2. Alamat :……….

3. Umur :………Tahun 4. Jenis kelamin : L / P

5. Pendidikan terakhir : ... 6. Jumlah anggota kelurga : ... orang 7. Jumlah tanggungan : ...orang 8. Lama berdagang : ... Tahun B. Data Pemasaran

1. Volume pembelian : ... ton/kg 2. Frekuensi pembelian :...per bulan 3. Harga beli : ………

4. Volume penjualan : ……… 5. Frekuensi penjualan : ……… 6. Harga jual : ... 7. Biaya pengolahan/perbulan : Rp. ... / kg

8. Total biaya pengangkutan per transaksi / per bulan : Rp. ... /kg 9. Jarak ketempat pemasaran : ……….

10. Biaya penyusutan No Nama Alat Jumlah (Unit) Harga Beli (Rp/Unit) Nilai Sisa (Rp) Umur Ekonomis (Rp) Penyusutan (Rp/Tahun) Total (Rp)

(61)

11. Total biaya pengemasan per transaksi / per bulan: Rp.../bulan 12. Biaya grading per transaksi / per bulan: Rp.../bulan

a. Penerimaan total per transaksi / per bulan : Rp.../bulan b. Keuntungan total per transaksi / per bulan: Rp.../bulan 13. Apa yang menjadi alasan Anda melakukan usaha pemasaran kelapa

dalam?

………. 14. Kemana saja Anda melakukan pemasaran kelapa dalam (alternatif)

……… 15. Bagaimana sistem penentuan harga jual kelapa dalam?

……… 16. Bagaimana sistem pembayaran yang dilakukan dalam penjualan kelapa

dalam?

……… 17. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pemasaran kelapa dalam? ………

(62)

Responden Pedagang Besar A. Idenitas Responden Pedagang Pengumpul

1. Nama :………. 2. Alamat :……….

3. Umur :………Tahun 4. Jenis kelamin : L / P

5. Pendidikan terakhir : ... 6. Jumlah anggota kelurga : orang

7. Jumlah tanggungan : ...orang 8. NLama berdagang : Tahun

B. Data Pemasaran

1. Volume pembelian : ... ton/kg 2. Frekuensi pembelian :...per bulan 3. Harga beli : ………

4. Volume penjualan : ……… 5. Frekuensi penjualan : ……… 6. Harga jual : ... 7. Biaya pengolahan/perbulan : Rp. / kg

8. Total biaya pengangkutan per transaksi / per bulan : Rp. /kg 9. Jarak ketempat pemasaran : ………. 10. Biaya penyusutan No Nama Alat Jumlah (Unit) Harga Beli (Rp/Unit) Nilai Sisa (Rp) Umur Ekonomis (Rp) Penyusutan (Rp/Tahun) Total (Rp)

(63)

11. Total biaya pengemasan per transaksi / per bulan: Rp.../bulan 12. Biaya grading per transaksi / per bulan: Rp.../bulan

a. Penerimaan total per transaksi / per bulan : Rp.../bulan b. Keuntungan total per transaksi / per bulan: Rp.../bulan 13. Apa yang menjadi alasan Anda melakukan usaha pemasaran kelapa

dalam?

………. 14. Kemana saja Anda melakukan pemasaran kelapa dalam (alternatif)

……… 15. Bagaimana sistem penentuan harga jual kelapa dalam?

……… 16. Bagaimana sistem pembayaran yang dilakukan dalam penjualan kelapa

dalam?

……… 17. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pemasaran kelapa dalam? ………

(64)

Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian

Gambar

Gambar 1. Saluran  Tingkat Pertama – Tingkat Ketiga
Table 1. Hasil Penelitian Terdahulu  No.  Nama
Gambar  2.  Kerangka  Berpikir  Analisis  Usahatani  Kelapa  Dalam  di  Desa  Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauam Selayar
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Kohala Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengrajin gula kelapa di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang diharapkan memilih saluran yang dari produsen ke pedagang pengumpul ke pedagang

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa saluran pemasaran pertama pada komoditi kelapa sawit, pedagang yang terlibat dalam proses pemasaran tandan buah segar (TBS) yang ada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran kelapa mulai dari produsen sampai ke konsumen, besarnya marjin pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran

Total Biaya Pemasaran petani Saluran I dan Saluran II pada Setiap Lembaga yang Terlibat dalam Pemasaran Cengkeh di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Saluran pemasaran kelapa butiran dari produsen ke konsumen, 2) Besarnya marjin, biaya dan keuntungan pemasaran kelapa

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Nilai Tambah Pengolahan Abon Ikan Bandeng di Desa Bontolebang Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar adalah

Untuk meningkatkan kandungan biomassa, cadangan karbon dan serapan karbon dioksida pada hutan mangrove Desa Bontobangun Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar perlu

Analisis External Factor Evaluation EFE Usahatani vanili Desa Bonea Makmur Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar No Peluang Rata- rata Bobot Rata- rata Rating Skor