• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dan sangat potensial untuk pengembangan pariwisata baik itu destinasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dan sangat potensial untuk pengembangan pariwisata baik itu destinasi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Lombok Tengah

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil yang memiliki keindahan dan keunikan masing-masing dan sangat potensial untuk pengembangan pariwisata baik itu destinasi maupun daya tarik wisata. Selain itu, pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini pengembangan pariwisata di Indonesia dititikberatkan pada setiap daerah, karena daerah yang memiliki potensi serta obyek dan daya tarik wisata (Ridwan, 2012:1).

Lombok merupakan salah satu pulau dari 17.508 pulau yang ada di Indonesia yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Luas pulau ini mencapai 5.435 km², menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia. Dengan potensi pariwisata yang dimilikinya telah menjadikannya sebagai salah satu destinasi pariwisata di Indonesia, seperti halnya Bali.

Meskipun pariwisata di Pulau Lombok tidak seramai di Pulau Bali, namun Lombok juga memiliki keunikan tersendiri yang menjadi daya tarik wisata yang mampu menarik minat wisatawan, baik asing (mancanegara) maupun domestik (nusantara) untuk mengunjunginya dan salah satu yang menjadi destinasi pariwisata yang ada di Lombok yaitu di Kuta Lombok, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah (http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Lombok). Keberadaan Kuta Lombok merupakan salah satu potensi tersendiri bagi kemajuan

(2)

Kabupaten Lombok Tengah. Hal tersebut disebabkan karena berkembangnya Kuta Lombok akan sangat mempengaruhi perkembangan Lombok Tengah juga termasuk dalam perkembangan kepariwisataanya, begitu juga sebaliknya.

Secara historis keberadaan Lombok Tengah terbentuk sejak dikeluarkannya Stb Nomor: 248 Tahun 1898, kemudian pasca proklamasi, Lombok Tengah secara integral menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ditandai dengan pelantikan secara formal oleh Kepala Pemerintahan Setempat yang pertama pada tanggal 15 Oktober 1945. Namun kini, Lombok Tengah merupakan salah satu Kabupaten dari 10 (sepuluh) kabupaten/ Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabputen Lombok Tengah merupakan Kabupaten yang terletak di bagian Tengah Pulau Lombok dengan motto “TATAS TUHU TRASNA”.

Kata TATAS berarti mampu, bijaksana, memiliki pengetahuan dan cara pandang yang berwawasan luas serta jauh ke depan. Kata TUHU berarti rajin bekerja, dinamis dalam jiwa, sungguh-sungguh dan tidak mengenal putus asa, memiliki kemampuan melaksanakan tugas. Kata TRASNA berarti memiliki budi pekerti, cinta kasih sayang terhadap sesama, patuh dan taat kepada ibu, bapak, guru, pemimpin serta masyarakat dan bangsa (Statistik Kepariwisataan Kabupaten Lombok Tengah, 2013).

Moto Kabupaten Lombok Tengan yang bertuliskan “TATAS TUHU TRASNA” merupakan pencerminan dari masyarakat Lombok Tengah yang mampu, bijaksana serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, memiliki kemampuan yang bisa diandalkan dalam segala bidang karena memiliki jiwa

(3)

yangt dinamis serta selalu fokus dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu terutama yang berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa tanpa kenal putus asa., selain itu masyarakat Lombok Tengah juga memiliki budi pekerti yang baik, cinta dan kasih sayang terhadap sesama, senantiasa patuh dan taat kepada ibu, bapak, maupun guru, serta pemimpin, masyarakat dan bangsa selama hal tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma seperti norma adat, norma agama maupun lainnya serta undang-undang yang ada dengan tujuan utama yaitu demi kemajuan bangsa secara umum dan Lombok Tengah khususnya.

4.1.2 Keadaan Geografis

Secara geografis wilayah Kabupaten Lombok Tengah terletak pada posisi 8o241 – 8o571 LS dan 116o051 – 116o241 BT dengan luas wilayah 1.208,39 km2, Kota Praya sebagai Ibu Kota Kabupaten dengan ketinggian 100 sampai dengan 200 meter dari permukaan laut.

Adapun kondisi geografis Kabupaten Lombok Tengah cukup bervariasi yang terdiri atas perbukitan yang daerahnya termasuk dalam kawasan Gunung Rinjani yang terletak di tengah-tengah Pulau Lombok. Kemudian daratan rendah yang merupakan pusat kegiatan pertanian yang tehampar di bagian tengah, membujur mulai dari utara ke selatan. Sedangkan garis pantai membentang mulai dari pantai Torok Aiq Beleq Kecamatan Praya Barat Daya, pantai Selong Belanak Kecamatan Praya Barat, sampai dengan Desa Bilelando Kecamatan Praya Timur. Adapun luas wilayah Lombok Tengah secara keseluruhan adalah 1.208,39 Km2 (Statistik Kepariwisataan Kabupaten Lombok Tengah, 2013).

(4)

Secara administratif, Kabupaten Lombok Tengah memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut;

Batas Utara : Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur Batas Selatan : Samudra Indonesia / Samudra Hindia

Batas Barat : Kabupaten Lombok Barat Batas Timur : Kabupaten Lombok Timur

(Perda No. 7 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Lombok Tengah tahun 2011-2031).

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lombok Tengah tahun 2012, Jumlah penduduk yang mendiami Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 860.209 jiwa, dengan kepadatan penduduk 712 jiwa/km². Kecamatan yang terpadat adalah Kecamatan Praya dengan kepadatan penduduk 1.688 jiwa/km² dan kecamatan yang paling rendah tingkat kepadatannya adalah kecamatan Batukliang Utara dengan kepadatan penduduk 260 jiwa/km². Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Lombok Tengah pertahun periode 2000-2010 sebesar 1,45 persen, dimana angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk pertahun periode 1990-2000 yaitu sebesar 0,98%.

4.1.2 Iklim dan Topografi

Kabupaten Lombok Tengah memiliki iklim tropis dengan musim kemarau yang kering. Musim hujan mulai sekitar bulan April dengan curah hujan pada bulan-bulan tersebut rata-rata diatas 100 mm, sementara curah hujan tertinggi

(5)

terjadi pada bulan Desember yang mencapai 382 mm. Curah hujan dengan rata-rata dibawah 100 mm bahkan 50 mm terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan September (Statistik Kepariwisataan Kabupaten Lombok Tengah, 2013).

Topografi Kabupaten Lombok Tengah pada bagian utara merupakan daerah pegunungan, termasuk kawasan Gunung Rinjani dengan ketinggian sekitar 1000 mdpl. kawasan ini sangat cocok untuk areal perkebunan seperti kopi, kayu, cengkih, dan lain-lain yang berpotensi untuk pengembangan kepariwisataan berbasis alam. Bagian tengah merupakan daerah daratan rendah yang diperuntukkan sebagai daerah pertanian dengan hasil utama padi, palawija, dan tembakau. Selain sebagai pusat pemerintahan kabupaten, juga memiliki potensi menjadi pusat wisata kuliner tradisional dan souvenir khas Lombok Tengah dan Pulau Lombok secara umum. bagian selatan adalah daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100 sampai 355 mdpl serta kawasan pantai sebagai kawasan pariwisata (Statistik Kepariwisataan Kabupaten Lombok Tengah, 2013).

4.1.3 Kepariwisataan Lombok Tengah

Secara umum kepariwisataan Lombok Tengah terdiri dari wisata alam dan sosial budaya. Sementara untuk daya tarik wisata terdiri dari daya tarik alam dan sosial budaya maupun buatan. Daya tarik wisata alam yang ada di Kabupaten Lombok Tengah cukup banyak dan bervariasi maulai dari ujung utara sampai ke selatan yang terdiri dari daya tarik wisata air terjun (water fall), hingga keindahan pantai. Demikian halnya dengan daya tarik wisata sosial budaya maupun daya tarik wisata buatan yang cukup banyak dan bervariasi mulai dari keunikan tradisi

(6)

sosial budaya masyarakatnya, kesenian, peninggalan sejarah serta kerajinan. Sebagaimana daerah lain yang ada di seluruh Indonesia di Lombok juga memiliki potensi dan daya tarik wisata yang eksotis, indah dan beragam, baik itu wisata alam maupun sosial budaya seperti yang diuraikan di atas yang tersebar di seluruh pulau Lombok Tengah termasuk di Kuta Lombok. Mengingat begitu beragamnya potensi tersebut sangatlah potensial untuk menjadikannya sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan di Lombok dan Indonesia pada umumnya oleh sebab itu berikut adalah Visi dan Misi kepariwisataan Kabupaten Lombok Tengah, serta konsepnya.

1 Visi

Visi kepariwisataan Kabupaten Lombok Tengah adalah terwujudnya Kabupaten Lombok Tengah sebagai daerah tujuan wisata yang berdaya saing tinggi.

2 Misi

Misi kepariwisataan Kabupaten Lombok Tengah yaitu meningkatkan penataan, penggalian, dan pengembangan objek daya tarik wisata, meningkatkan kunjungan wisata, meningkatkan kualitas sumber daya manusia kepariwisataan.

3 Konsep Kepariwisataan Lombok Tengah

Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia dengan karagaman potensi alam maupun budya yang unik dan kekhasan serta kelokalannya, dimana kedua unsur tersebut dikombinasikan dalam pengembangannya. Pariwisata merupakan industri alternatif untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian daerah dan mengurangi kesenjangan pembangunan

(7)

antar wilayah. Dengan demikian, industry pariwisata diharapkan mampu menjadi sumber pendapatan dan alat pemerataan pembangunan daerah dan masyarakat. Lebih lanjut melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempaparkan visi pariwisata, yaitu: “terwujudnya Kabupaten Lombok Tengah sebagai daerah tujuan wisata yang berdaya saing tinggi”

Berdasarkan visi dan misi tersebut, dapat dianalisis bahwa daya saing, berkelanjutan, posisi strategis, pembangunan dan kesejahteraan merupakan kata kunci yang harus dijadikan tolak ukur pengembangan pariwisata daerah. Omerzel (2006:168) menyatakan bahwa untuk menciptakan daya saing, indicator seperti adanya visi yang jelas, menejemen yang profesional, kebijakan yang efisien, dan mampu memberikan nilai tambah harus diimplementasikan dan dibuktikan secara nyata dan konsisten.

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah menerangkan empat misi kepariwisataan dalam pembangunannya yaitu:

a. Mengembangkan industri pariwisata yang efisien, berdaya saing, kredibel, menyinergikan kemitraan usaha antar usaha, bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya dan mensejahterakan masyarakat.

b. Mengembangkan destinasi pariwisata yang berdaya saing, berkelanjutan, memiliki posisi strategis nasional, mampu meningkatkan pembangunan daerah dan mensejahterakan masyarakat.

c. Mengembangkan pemasaran pariwisata yang unggul, efektif dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

(8)

d. Mengembangkan kelembagaan dan tata kelola kepariwisataan yang mampu mendorong terwujudnya pengembangan industri pariwisata, pemasaran pariwisata yang bedaya saing dan berkelanjutan.

4 Potensi dan Daya Tarik Wisata Lombok Tengah

Potensi dan daya tarik wisata di Lombok Tengah cukup banyak dan bervriasi mulai dari ujung Utara sampai ujung Selatan, baik itu daya tarik wisata air terjun hingga keindahan pantainya. Demikian halnya dengan daya tarik wisata buatan yang cukup banyak dan bervariasi mulai dari kesenian, peninggalan sejarah, kerajinan sampai dengan adat dan tradisi budaya. Hal tersebut merupakan modal yang berharga dalam menunjang kepariwisataan Lombok, khususnya di Lombok Tengah apalagi jika diberikan sentuhan teknologi sehingga akan memberikan nilai tambah yang cukup berarti dan sangat signifikan dalam mendongkrak pendapatan dan perekonomian daerah (PAD) di Lombok Tengah (Disbudpar, Lombok Tengah, 2013).

Adapun objek dan daya tarik wisata (ODTW) yang ada di Lombok Tengah terdiri dari daya tarik wisata; Bahari, Alam, Sejarah dan Religi, Tirta, Seni dan Kerajinan, serta daya tarik wisata adat (Lampiran: 4). Daya tarik wisata tersebut tersebar hampir di setiap Desa dan Kecamatan yang ada di Lombok Tengah terutama Lombok Tengah bagian selatan seperti; Kuta-Lombok, Sade (Rambitan), Mawun, Selong Belanak, Tanjug A’an, Gerupuk dan sebagainya. Namun salah satu destinasi yang paling populer di Lombok Tengah terutama bagian selatan adalah Kuta Lombok.

(9)

4.2 Kuta Lombok

Secara administratif Kuta Lombok terletak di Lombok Tengah bagian selatan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kuta merupakan salah satu Desa yang berada di kawasan pantai sehingga memiliki potensi yang besar dalam pengembangan aktivitas kepariwisataan. Secara administratif luas wilayah Desa Kuta yaitu 2.366 Ha dengan ketinggian tanah 5-10 mdpl, memiliki curah hujan 125 mm pertahun sehingga rata-rata suhu udara berkisar antara 18oC-34oC. Jenis dari dataran rendah, tinggi, pengunungan dan pantai adalah datar dan bergelombang.

Berikut adalah batas wilayah administrasi Desa Kuta; Sebelah Utara : Desa Rambitan

Sebelah Timur : Desa Sukadana dan Desa Sengkol Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Desa Prabu

(Sumber: Profil Desa Kuta Tahun 2012-2013, 2014)

4.2.1 Karakteristik Penduduk (Masyarakat) Kuta Lombok

Pemahaman terhadap Karakteristik wisatawan (masyarakat) berdasarkan negara dan atau daerah asal, jenis kelamin, usia, demografi, strata sosial, ekonomi, budaya, dan iklim adalah suatu keharusan (Gee, 1997: 144-145).

1 Berdasarkan Usia

Usia merupakan karakteristik penduduk yang pokok. Struktur ini mempunyai pengaruh yang penting baik terhadap tingkah laku demografis maupun sosial ekonomi. Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau mahluk, baik yang hidup maupun yang mati.

(10)

Misalnya umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur dihitung.

Berdasarkan statistik Indonesia tahun 2014, struktur umur atau usia penduduk dapat dilihat dalam unsur umur satu tahunan atau yang disebut juga umur tunggal (single age), dan yang dikelompokkan dalam lima tahunan. Adapun karakteristik penduduk Kuta Lombok berdasarkan usia kerja seperti yang disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1.

Karakteristik Penduduk berdasarakan Usia Kerja di Kuta Lombok

No Kelompok Usia Jumlah (orang)

1 20 – 26 1.005

2 27 – 40 1.100

3 40 – 60 310

Sumber: Profil Desa Kuta Tahun 2012-2013, 2014

Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa usia penduduk di Kuta Lombok berada pada usia produktif. Kelompok usia 27 hingga usia 40 tahun dan usia kerja dua puluh tahun hingga dua puluh enam tahun merupakan usia kerja yang dijadikan sebagai pekerja pemula, sedangkan kelompok usia kerja 40-60 tahun merupakan kelompok usia kerja yang masuk ke katagori masa pensiun.

2 Berdasarkan Jenis Kelamin

Secara umum manusia terbagi dalam dua jenis kelamin yaitu laki – laki dan wanita. Jenis kelamin atau Gender menjadi isu substansial dalam konteks perubahan segmentasi pasar wisata pada dua puluh tahun terakhir. Jenis kelamin adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai saran atau

(11)

sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan kelangsungan spesies itu.

Menurut Dian (2005 dalam Pinoza, 2011) menyebutkan bahwa jenis kelamin adalah istilah yang membedakan antara laki-laki dan perempuan secara biologis, dan dibawa sejak lahir dengan sejumlah sifat yang diterima orang sebagai karakteristik laki-laki dan perempuan. Adapun karakteriktik masyarakat atau penduduk di Kuta Lombok dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Karakteristik Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kuta Lombok

Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Prosentase (%)

Laki-laki 4.382 49

Perempuan 4.500 51

Sumber: Profil Desa Kuta Tahun 2012-2013, 2014

4.2.2 Accessibility (Akses)

Kuta Lombok yang secara administratif terletak di Kabupaten Lombok Tengah. Kabupaten Lombok Tengah yang memiliki luas keseluruhannya yaitu sekitar 1.208,39 Km2 sangat kecil jika dibandingkan luas daerah lainnya. Sehingga untuk mencapai setiap Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang ada tidak memerlukan waktu lama, cukup meluangkan waktu sehari untuk mengunjungi semua destinasi pariwisata yang ada termasuk Kuta Lombok yang terletak di Lombok Tengah bagian selatan.

Accessibility (akses) menjadi salah satu aspek terpenting pada

pengembangan kepariwisataan. Kondisi jalan menuju tiga lokasi pariwisata yaitu Pantai Kuta, Pantai Seger, dan Pantai A’an seperti pada Tabel 4.3.

(12)

Tabel: 4.3.

Kondisi Akses Jalan Menuju Kuta Lombok dari Ibu Kota Kabupaten Lombok Tengah (Praya)

Lokasi Kelas Jalan Kondisi Jalan Waktu Tempuh Pantai Kuta Jalan Provinsi Baik 33-60 menit

Pantai Seger Jalan Kabupaten Rusak ringan 36-65 menit Pantai A’an Jalan Kabupaten Rusak berat 35-90 menit Sumber: Statistik Kepariwisataan Kabupaten Lombok Tengah, 2013

Jalan sebagai akses untuk menjangkau kawasan wisata seharusnya lebih memadai sehingga potensi atraksi wisata mudah dijangkau. Kondisi di atas merupakan bukti bahwa syarat aksesibilitas belum dapat dipenuhi. Jika pemerintah daerah tidak segera mengambil sikap, maka kenyamanan wisatawan menuju lokasi wisata yang ada mengalami penurunan minat sehingga menyebabkan rendahnya daya saing dibandingkan dengan destinasi wisata di tempat lain. Akses menuju objek wisata Pantai Seger memiliki kondisi jalan yang cukup baik, akan tetapi membutuhkan perbaikan yang lebih serius. Begitu juga dengan kondisi jalan menuju Pantai A’an yang memberikan kesan tidak terurus. Kondisi jalan yang berlubang membuat wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara untuk memilih berkunjung ke destinasi pariwisata yang lain.

Secara umum kondisi jalan menuju Kuta Lombok baik hanya saja perlu perbaikan dan pelebaran serta pemasangan lampu penerang jalan agar dapat dilewati dengan nyaman pada malam hari. Selain itu seharusnya diupayakan pos – pos keamanan pada lokasi strategis untuk menciptakan rasa aman bagi para pengguna jalan menuju Kuta Lombok.

(13)

Aktivitas pariwisata dan laju pertumbuhannya tidak terlepas dari peran serta alat transportasi. Alat transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai Kuta Lombok adalah; (1) Transportasi Udara, yaitu terbukti dari beroperasinya Bandara Internasional Lombok (BIL) pada tahun 2011; (2) Transportasi Laut, yaitu menggunakan Ferry atau Kapal Laut yang semakin banyak dan digemari khususnya bagi wisatawan dengan tipe bagpacker; dan (3) Transportasi Darat, yang memegang peranan yang sangat penting untuk menjangkau destinasi pariwisata yang ingin dituju., seperti taxi, bus pariwisata, limosine, dokar atau cidomo (alat transportasi tradisional masyarakat Sasak Lombok).

Gambar: 4.1. Kondisi Jalan dari Bandara (BIL) menuju Kuta Lombok Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

(14)

4.2.3 Fasilitas Pendukung Pariwisata

Fasilitas pendukung pariwisata merupakan salah satu unsur penting dalam pengembangan destinasi pariwisata. Salah satu unsur penting dalam upaya meningkatkan arus wisatawan terutama macanegara ke suatu daerah adalah tersedianya sarana dan parsarana akomodasi yang mamadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Menyongsong Visit Lombok–Sumbawa (VLS) 2011-2015, Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu daerah tujuan wisata (termasuk Lombok Tengah) telah melakukan berbagai aktivitas terkait dengan pariwisata.

Akomodasi dan perhotelan sebagai bagian yang paling melekat dengan pariwisata, juga tidak ketinggalan. Kondisi ini diharapkan akan memberi pengaruh positif bagi peningkatan kunjungan wisatawan, yang pada gilirannya akan dapat merambat kepada kemajuan sektor lainnya. Meskipun demikian, upaya perhotelan dan akomodasi yang ada belumlah cukup tanpa dukungan pihak lain yang dapat menciptakan rasa aman, juga diperlukan dukungan sarana dan prasarana terkait yang memadai (Lombok Tengah dalam Angka Tahun 2012).

Keberadaan fasilitas pendukung termasuk akomodasi di sebuah destinasi pariwisata sangat diperlukan guna menunjang kegiatan kepariwisataan. Peranan akomodasi di kawasan pariwisata seperti hotel dan jenisnya sebagai penyedia jasa penginapan merupakan salah satu faktor penentu keamanan dan kenyamanan yang diberikan kepada wisatawan. Wisatawan biasanya tinggal lebih lama dan menghabiskan (spent) uang lebih banyak ketika tinggal dan menginap di destinasi pariwisata jika dibandingkan dengan tinggal dan menginap di rumah sendiri (Medlick,1989:4).

(15)

Peningkatan jumlah sarana akomodasi berupa hotel di Lombok Tengah secara umum dan Kuta Lombok khususnya dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Terlebih setelah beroperasinya Bandara Internasional Lombok (BIL), namun perkembangan jumlah akomodasi tersebut belum merata. Pembangunan sarana dan prasarana kepariwisataan tersebut masih terfokus pada wilayah selatan, yaitu di sekitar kawasan pariwisata Kuta dan sekitarnya.

Perkembangan akomodasi yang begitu pesat terkadang menimbulkan wacana yang sulit dalam mengklasifikasikan sarana akomodasi. Hal lain yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah faktor yang membedakan dalam pengklasifikasiannya, standar pelayanan yang diberikan, budaya tuan rumah (host

culture) yang berbeda, standar fasilitas, dan manajemen yang digunakan (Gee,

1994).

Tabel 4.4.

Perkembangan Jumlah Akomodasi

di Kabupaten Lombok Tengah dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 Tahun Hotel dan Lain-lain Jumlah Kamar Tempat Tidur

2008 24 359 413

2009 24 359 413

2010 40 416 481

2011 40 416 481

2012 46 540 605

Sumber: Statistik Kepariwisataan Kabupaten Lombok Tengah, 2013

Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa laju perkembangan pariwisata Lombok Tengah yang pesat diikuti dengan bertamhnya jumlah akomodasi dari tahun ke tahun. Pada lima tahun terakhir, jumlah pertumbuhan jumlah sarana akomodasi meningkat. Pada 2008, sebanyak 24 akomodasi (semua klasifikasi hotel) hingga

(16)

pada tahun 2012 mengalami peningkatan dua kali lipat yaitu sebanyak 46 akomodasi dengan total kamar sebanyak 540 kamar dan 605 fasilitas tempat tidur.

Akomodasi pariwisata merupakan salah satu elemen pendukung dalam pengembangan kepariwisataan, hal tersebut diperlukan untuk memberikan rasa nyaman kepada para wisatawan yang berkeunung di destinasi pariwisata termasuk di Kuta Lombok. Adanya peningkatan jumlah akomodasi pariwisata di Lombok Tengah merupakan salah satuk bentuk upaya meningkatkan kenyamanan bagi wisatawan dengan demikian rata-rata lama tinggal wisatawan akan bertambah termasuk peningkatan jumlah kunjungan seiring peningkatan jumlah akomodasi tersebut. Oleh sebab itu peningkatan jumlah akomodasi pariwisata tersebut sangat diperlukan.

Ketersediaan akomodasi yang memadai merupakan salah satu daya dukung yang harus dipenuhi setiap destinasi pariwisata sebab, hal tersebut merupakan salah satu pertimbangan wisatawan memilih untuk mengunjungi destinasi pariwisata tersebut termasuk di Kuta Lombok. Dengan adanya ketersediaan akomodasi pariwisata yang memadai maka akan dapat mempengaruhi motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Kuta Lombok. Secara umum pembangunan sarana akomodasi tidak lain bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan selama tinggal di Kuta Lombok. Karena sebagian besar sarana akomodasi berada di Kuta Lombok yaitu sebanyak 33 akomodasi (Lampiran: 5) yang terdiri dari hotel melati hingga bintang empat, homestay, maupun penginapan lainnya seperti bungalow, lodge, villa dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa sarana vital industri pariwisata telah dibangun dengan

(17)

kualitas dan kualifikasi dari masing-masing akomodasi. Dengan demikian Kuta Lombok semakin besar peluangnya untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan.

4.2.4 Layanan, Sarana dan Prasarana Pendukung Pariwisata lainnya 1 Restaurant (Rumah Makan), Café, Karaoke dan Bar

Restaurant dan rumah makan merupakan salah satu penunjang kegiatan

kepariwisataan di setiap destinasi pariwisata termasuk di Kuta Lombok. Karena selain fasilitas berupa penginapan, unsur lain yang tidak kalah pentingnya dalam usaha jasa pariwisata adalaha ketersediaan restaurant dan rumah makan, fasilitas

Gambar: 4.2. Akomodasi Pariwisata di Kuta Lombok Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

(18)

tersebut diluar fasilitas yang diberikan oleh akomodasi tempat mereka tinggal. Ketersediaan restaurant dan rumah makan terutama yang memiliki ciri khas tradisional akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang senang berwisata kuliner dan senang mencoba sesuatu cita rasa makanan setiap daerah (Statistk Kepariwisataan Kabupaten Lombok Tengah, 2013).

Beberapa jenis menu makanan khas Pulau Lombok yang terkenal, seperti Ayam Bakar Taliwang, Pelecing, Nasi Balap Puyung, dan masih banyak lainnya merupakan potensi daya tarik wisatawan yang telah dikenal oleh wisatawan nusantara (wisatawan domestik) maupun wisatawan mancanegara (wisatawan asing). Seiring dengan perkembangan pariwisata dan semakin digemari makanan

Gambar : 4.3. Restaurant,Café, Karaoke dan Bar di Kuta Lombok Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

(19)

tradisional tersebut, berkembang pula jumlah restoran dan rumah makan dengan tujuan memberikan cita rasa khas Pulau Lombok.

2 Informasi dan Telelomunikasi

dalam upaya promosi destinasi pariwisata idealnya dilengkapi dengan sarana informasi dan telekomunikasi yang memadai, agar wisatawan dapat mengakses informasi mengenai Kuta Lombok secara detail. Selain sebagai sarana promosi, ketersediaan pusat informasi pariwisata (tourism information center) dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat tertama masyarakat setempat dengan menyediakan informasi dan telekomunikasi bagi wisatawan.

Gamabar : 4.4. Informasi dan Telekomunikasi di Kuta Lombok Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

(20)

3 Ketersediaan Money Changer dan Layanan Bank (ATM)

Ketersediaan money changer dan layanan perbankan lainnya seperti ketersediaan Automatic Teller Machine (ATM) di Kuta Lombok sangat diperlukan guna mempermudah transaksi keuangan para wisatawan terutama wisatawan mancanegara (wisatawan asing) tanpa kecuali wisatawan nusantara (wisatawan domestik).

4 Ketersediaan Air Bersih dan Penerangan (Listrik)

Ketersediaan fasilitas berupa jaringan listrik, telepon, dan air merupakan prasyarat utama yang harus ada dan tersedia di setiap destinasi pariwisata agar dapat memenuhi kebutuhan wisatawan. Kebutuhan fasilitas primer, tersedianya air bersih, jaringan listrik, dan telepon menjadi prasyarat pengembangan pariwisata.

Gambar: 4.5. Ketersediaan Money Changer dan ATM di Kuta Lombok Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

(21)

Ketergantungan destinasi terhadap air sangat besar, fakta membuktikan bahwa konsumsi air yang diminum wisatawan, dua atau tiga kali lebih banyak dari pada konsumsi air yang diminum oleh penduduk lokal. Khususnya daerah yang persedaan airnya terbatas, air seringkali menjadi kendala serius pengembangan pariwisata (UNWTO, 2004).

5 Usaha Jasa Perjalanan Wisata dan Travel Agent

Peran serta dari usaha jasa perjalanan wisata dan travel agent memiliki peranan penting dan merupakan salah satu yang dapat mendukung lancarnya laju perkembangan serta peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kuta Lombok. Ketersediaan dan manajemen usaha perjalanan wisata di Kuta Lombok masih belum memadai sehingga perlu adanya peningkatan, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Gambar: 4.6. Usaha Jasa Perjalanan Wisata di Kuta Lombok Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

(22)

4.2.4 Kunjungan Wisatawan

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan di sektor pariwisata adalah meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi pariwisata. semakin banyak wisatawan yang datang akan semakin menguntungkan terutama dari sisi

financial, oleh karena itu setiap daerah yang memiliki potensi wisata dan daya

tarik wisata atau objek daya tarik wisata harus dikembangkan dengan semaksimal mungkin untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki agar diminati wisatawan tanpa harus mengorbankan alam (lingkungan), sosial dan budaya masyarakat setempat dan dengan konsep dan perencanaan yang tepat dan terintegrasi serta dengan mengedepankan konsep pembangunan dan pengembangan destinasi pariwisata yang berkelanjutan (sustainable

development).

Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Tengan tahun 2013 menyebutkan bahwa arus kunjungan wisawatan ke Lombok Tengah pada tahun 2012 menunjukkan grafik peningkatan yang cukup baik yaitu untuk wisatawan yang menginap untuk wisatawan mancanegara sebanyak 58364 wisatawan dan wisatawan nusantara (domestik) sebanyak 23533 wisatawan.

Adapun wisatawan yang berkunjung ke Lombok Tengah berjumlah 63118 wisatawan mancanegara dan 195456 wisatawan nusantara (domestik). Berdasarkan data dinas kebudayaan dan pariwisata tahun 2013 mencatat bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Lombok Tengah terus mengalami peningkatan, hal tersebut menunjukkan bahwa daerah Lombok Tengah secara umum dan dan

(23)

Kuta Lombok secara khusus menjadi destinasi pilihan para wisatawan terutama wisatawan mancanegara (Statistik Kepariwisataan Kabupaten Lombok Tengah, 2013)

Selain jumlah kunjungan wisatawan yang cendrung meningkat juga diimbangi dengan peningkatan jumlah rata–rata lama tinggal wisatawan dari tareget rata–rata lama tinggal 2.67 hari namun naik menjadi 2.71 hari, hal tersebut melampaui target. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di Lombok Tengah berarti meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di Kuta Lombok terutama bagi wisatawan asing dan yang menginap. Hal tersebut dikarenakan Kuta Lombok merupakan destinasi pariwisata utama yang ada di Kabupaten Lombok Tengah. Selain itu, jumlah akomodasi pariwisata serta pendukung kepariwisataan masih berpusat di Kuta Lombok seperti halnya dengan jumlah hotel atau akomodasi yang ada di Kuta Lombok yaitu sebanyak 33 akomodasi dari 46 jumlah akomodasi yang ada di Lombok Tengah (Disbudpar, 2013).

Masih mendominasinya jumlah akomodasi di Kuta Lombok merupakan salah satu indakor bahwa kegiatan kepariwisataan masih terpusat di Kuta Lombok. Kondisi tersebut merupakan cerminan bahwa kepariwisataan di Kuta Lombok perlu adanya pengembangan. Adanya peningkatan kunjungan wisatawan di Kuta Lombok dapat dilihat dari tingkat hunian pada akomodasi pariwisata terutama pada bulan Juni hingga Agustus setiap tahunnya. Pada periode tersebut akomodasi yang ada di Kuta Lombok rata-rata penuh (fullbook) sehingga wisatawan menyewa rumah penduduk serta mendirikan tenda sebagai penginapan alternatifnya.

Gambar

Gambar : 4.3. Restaurant,Café, Karaoke dan Bar di Kuta  Lombok  Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

Referensi

Dokumen terkait

Hasil-hasil tersebut semakin mempertegas bahwa komposisi bongkah paduan Fe-Cr adalah lebih homogen menggunakan serbuk paduan mikro Fe-Cr hasil perlakuan ultrasonik, dan juga

• Salah satu anggota saluran memiliki, terikat dalam suatu kontrak pihak yang lainnya, atau memiliki kekuasaan yang paling besar.. Vertical

Bertitik tolak dari kebutuhan diatas, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dilakukan analisis dan perancangan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk Obyektivitas

media yang ada di Rusia yang mendorong dan mendukung kebijakan Rusia dalam operasi militer di Georgia , salah satunya adalah The Moscow Times. Dalam surat kabar

bahwa mendasarkan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 180/01631 tanggal 4 Pebruari 1993 perihal Peninjauan Kembali Hari Jadi Kabupaten

Pengolahan surat keterangan untuk menikah Pengolahan surat keterangan belum menikah Pengolahan SKCK Pengolahan keterangan pindah WNI Pengolahan surat keterangan

”Mengapa saya harus melakukan itu,” jawab sang Bos, ”ketika saya baru saja menginvestasikan $ 6.000.000 dalam pendidikan Anda?” Cerita yang mencerminkan beberapa cara berpikir

Berdasarkan apa yang telah dijabarkan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-XV/2017, maka dapat dianalisis bahwasannya permohonan yang dimohonkan oleh para