• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA M"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA ORDE BARU

Standar Kompetensi: 1. Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak masa

Proklamasi sampai masa reformasi

Kompetensi Dasar : 1.1. Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru

Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :

Menjelaskan Proses Pertumbuhan dan Mobilitas Penduduk serta Perkembangan Masyarakat Intelektual pada Masa Orde Baru

Menjelaskan Dampak Revolusi Hijau dan Industrialisasi terhadap Perubahan Teknologi danLingkungan di Berbagai daerah pada Masa Orde Baru

RINGKASAN MATERI

Materi Pokok:

A. Proses Pertumbuhan dan Mobilitas Penduduk serta Perkembangan Masyarakat Intelektual pada Masa Orde Baru

(2)

Lahirnya Orde Baru (Orba) tidak bisa dilepaskan dari peristiwa besar sebelumnya yaitu pemberontakan G 30 S/PKI. Setelah Gerakan 30 September 1965 berhasil ditumpas dan berbagai bukti yang berhasil dikumpulkan mengarah pada PKI, akhirnya ditarik

kesimpulan bahwa PKI sebagai dalang di belakang gerakan itu. Hal ini menibulkan kemarahan rakyat kepada PKI. Kemarahan itu diikuti dengan berbagai demonstrasi-demonstrasi yang semakin bertambah gencar menuntut pembubaran PKI beserta organisasi massanya (ormas) dan tokoh-tokohnya harus diadili.

(3)

Sementara itu untuk mengisi kekosongan pimpinan Angkatan Darat pada tanggal 14 Oktober 1965, Panglima Kostrad/Pangkopkamtib Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat. Bersamaan dengan itu juga dilakukan

tindakan-tindakan pembersihan terhadap unsur-unsur PKI dan ormasnya. Masyarakat luas yang terdiri dari berbagai unsur seperti kalangan partai politik, organisasi massa,

perorangan, pemuda, mahasiswa, pelajar dan wanita secara serentak membentuk satu kesatuan aksi dalam bentuk Front Pancasila yang bertujuan untuk menghancurkan para pendukung Gerakan 30 September 1965. Mereka menuntut dilaksanakannya penyelesaian politis terhadap mereka yang yang terlibat dalam gerakan itu. Kesatuan aksi yang muncul untuk menentang Gerakan 30 September 1965 itu diantaranya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI) dan lain-lain. Kesatuan-kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila kemudian lebih dikenal dengan sebutan Angkatan 66. Mereka yang tergabung dalam Front Pancasila mengadakan demonstrasi di jalan-jalan raya. Seperti pada tanggal 8 Januari 1966, mereka menuju Gedung Sekretariat Negara dengan mengajukan pernyataan bahwa kebijakan ekonomi pemerintah tidak dapat dibenarkan. Puncaknya terjadi pada tanggal 12 Januari1966 dimana berbagai kesatuan aksi yang tergabung dalam Front pancasila berkumpul di halaman gedung DPR-GR dengan mengajukan tuntutan yang sangat terkenal yaitu Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang isinya sebagai berikut :

Pembubaran PKI beserta organisasi massanya Pembersihan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI Penurunan harga-harga barang

(4)

Hakim, maka suasana demonstrasi makin memanas. Upaya perjuangan mahasiswa dan penentangan terhadap Orde Lama terus berlangsung.

Setelah melihat situasi dan kondisi yang semakin tidak terkendali, pada tanggal 11 Maret 1966 secara resmi Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah kepada Letnan

Jenderal Soeharto atas nama presiden untuk mengambil tindakan guna terjaminnya keamanan dan ketertiban serta kestabilan pemerintah. Surat perintah itu kemudian dikenal dengan sebutan Supersemar 1966. Bagi Letnan Jenderal Soeharto, surat tersebut

merupakan dasar hukum untuk mengambil langkah-langkah yang penting dan

memberikan arah baru bagi kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Setelah menerima Supersemar Mayjen Soeharto segera mengambil tindakan sebagai berikut :

Tanggal 12 Maret 1965, membubarkan PKI yang diperkuat dengan Keppres No. 1/3/1966

Mengamankan 15 menteri yang terlibat G 30 S/PKI yang diperkuat dengan Keppres

(5)

Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi

Untuk menciptakan stabiltas politik telah dilakukan beberapa tindakan penting yaitu sebagai berikut : Sidang umum MPRS IV tahun 1966 tanggal 20 Juni – 6 Juli 1966 yang menghasilkan beberapa keputusan penting antara lain :

Tap No. IX/MPRS/1966 tentang Supersemar

Tap No. X/MPRS/1966 tentang lembaga-lembaga negara di pusat dan daerah Tap No. XII/MPRS/1966 tentang penegasan politik luar negeri bebas aktif Tap No. XIII/MPRS/1966 tentang pembentukan Kabinet Ampera

Tap No. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI dan dilarang hidup di Indonesia

Dalam sidang umum MPRS IV, Presiden menyampaikan pidato pertanggung jawaban yang disebut Nawaksara. Pidato ini ditolak MPRS karena tidak memuat :

Masalah kebobrokan ekonomi Masalah G 30 S/PKI

Tanggal 25 Juli 1966 membentuk Kabinet Ampera

Memiliki tugas pokok yang disebut Dwi Dharma yaitu Stabilitas politik dan Stabilitas ekonomi. Sedang program kerjanya disebut Catur Karya, yaitu :

(6)

Melaksanakan politik luar negeri bebas dan aktif

Meneruskan perjuangan antiimperialisme dan kapitalisme

Sidang Istimewa MPRS tanggal 7 Desember 1967

Sebab sidang

Adanya dualisme dalam pemerintahan setelah tanggal 22 Februari 1967 Presiden sebagai pengemban Supersemar

Hasil sidang

Mencabut kekuasaan pemerintah negara dari Presiden Soekarno dan mengangkat

pengemban Supersemar sebagai pejabat presiden. Keputusan ini diperkuat dengan Tap No. XXXIII/MPRS/1967. Alasan keluarnya Tap ini adalah :

Menurut laporan pangkopkamtib secara tidak langsung Presiden terlibat G 30 S/PKI

Presiden telah menyerahkan kekuasaannya tanggal 22 Februari 1967, dan Pidato Presiden Nawaksara ditolak MPRS

Menata kembali politik luar negeri bebas dan aktif

(7)

Politik konfrontasi dengan Malaysia dihentikan. Normalisasi hubungan Indonesia-Malaysia berhasil dicapai dengan ditandatanganinya Jakarta Accord pada tanggal 11 Agustus 1966.

Masuk kembali menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1966, sebagai upaya untuk mengembalikan kepercayaan dunia internasional serta menumbuhkan saling pengertian yang sangat bermanfaat bagi pembangunan

Menjadi pelopor berdirinya ASEAN pada 8 Agustus 1967. ASEAN berdiri berdasarkan Deklarasi Bangkok dan beranggotakan Indonesia, Muangthai, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Gambar 2. Lambang ASEAN

Hal-hal yang diperjuangkan oleh Orde baru adalah :

(8)

Masyarakat yang adil dan makmur, baik materil maupun spiritual melalui pembangunan

Sikap mental mengabdi kepada kepentingan rakyat serta melaksanakan Pancasila dan UUD1945 secara murni dan konsekuen.

Dalam melaksanakan pembangunan, pemerintahan Orde Baru memiliki landasan antara lain :

landasan idiil yaitu Pancasila

landangan konstitusional yaitu UUD 1945

landasan operasional yaitu Ketetapan-ketetapan MPR (TAP MPR)

Melalui hal-hal yang diperjuangkannya itu, pemerintahan Orde baru menghendaki :

suatu tata pikir yang lebih nyata dan tepat guna tanpa meninggalkan idealisme perjuangan

mengutamakan kepentingan nasional

tata susunan negara yang lebih baik dan stabil pimpinan dan pemerintahan yang kuat

mengutamakan konsolidasi ekonomi dan sosial di dalam negeri

pelaksanaan cita-cita demokrasi politik dan demokrasi ekonomi yang sungguh- sungguh

(9)

Lahirnya Orde Baru dipengaruhi oleh faktor-faktor Antara lain : Adanya Gerakan 30 S/PKI

Kekosongan pimpinan Angkatan Darat

Demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa, pemuda dan pelajar di depan gedung DPR- GR yang mengajukan tuntutan (Tritura : Pembubaran PKI, Pembersihan Kabinet Dwikora dan Turunkan harga barang )

Perubahan Kabinet ( Dwikora/Seratus menteri ) Tertembaknya mahasiswa Arif Rahman Hakim

Akhirnya pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden Soekarno mengeluarkan Surat

Perintah yang berisi tentang pemulihan keamanan dan jaminan keamanan bagi presiden Soekarno. Dengan berkuasanya Soeharto memegang tampuk pemerintahan dimulailah babak baru yaitu Orde Baru.

Perkembangan Kekuasaan Orde Baru

Pada hakikatnya Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 atau sebagai koreksi terhadap penyelewengan-penyelewengan yang terjadi pada masa lalu.Tritura mengungkapkan keinginan rakyat yang mendalam untuk melaksanakan kehidupan bernegara sesuai dengan aspirasi masyarakat. Jawaban dari tuntutan itu terdapat pada 3 ketetapan sebagai berikut :

(10)

Pelarangan paham dan ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme di Indonesia ( TAP MPRS No. XXV / MPRS / 1966 )

Pelurusan kembali tertib konstitusional berdasarkan Pancasila dan tertib hukum ( TAP MPRS No. XX / MPRS / 1966 )

Setelah dilanda G 30 S/PKI, negara Indonesia mengalami instabilitas politik akibat tidak tegasnya kepemimpinan Presiden Soekarno dalam mengambil keputusan atas peistiwa itu. Sementara itu, partai-partai politik terpecah belah dalam kelompok-kelompok yang saling bertentangan, antara penentang dan pendukung kebijakan Presiden Soekarno. Selanjutnya terjadilah situasi politik yang membahayakan persatuan dan keutuhan bangsa. Melihat situasi konflik antara masyarakat pendukung Orde Lama dengan Orde Baru semakin bertambah gawat, DPR-GR berpendapat bahwa situasi konflik harus segera di selesaikan secara konsitusional. Akhirnya pada tanggal 3 Februari 1967, DPR-GR menyampaikan resolusi dan memorandum yang berisi anjuran kepada Ketua Presidium Kabinet Ampera agar diadakan Sidang istimewa MPRS.

Pada tanggal 20 Februari1967, Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto. Penyerahan kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada Soeharto dikukuhkan di dalam Sidang istimewa MPRS. MPRS dalam ketetapannya No.XXXIII/MPRS/1967, mencabut kekuasaan pemerintahan negara dari Presiden Soekarno dan mengangkat

Soeharto sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Dengan adanya ketetapan tersebut, situasi politik yang merupakan sumber instabilitas politik telah berakhir secara

konstitusional.

(11)

Kelompok Demokrasi Pembangunan, yang terdiri dari partai-partai PNI, Parkindo, Katolik, IPKI, serta Murba

Kelompok Persatuan Pembangunan, yang terdiri dari partai-partai NU, Partai Muslimin Indonesia, PSII, dan Perti

Sedangkan kelompok organisasi profesi seperti organisasi buruh, organisasi pemuda, organisasi tani dan nelayan, organisasi seniman, dan lain-lain tegabung dalam kelompok Golongan Karya (Golkar).

Kebijakan Pemerintah Orde Baru

Setelah berhasil memulihkan keamanan kemudian pemerintah melaksanakan pembangunan nasional Pembagunan nasional yang diupayakan pada zaman Orde Baru direalisasikan melalui Pembangunan Jangka Pendek dan Pembangunan Jangka Panjang. Pembangunan Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Setiap pelita memiliki misi pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan bangsa Indonesia.

Pembangunan nasional tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa adanya stabilitas nasional yang mantap. Oleh karena itu, orde baru langsung berusaha mewujudkan stabilitas politik dan sekaligus stabilitas ekonomi.

Programnya bertujuan untuk :

Memperbaiki perikehidupan rakyat, terutama di bidang sandang dan pangan

(12)

Melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk kepentingan nasional Sebagai tindak lanjut dari program ini maka pada tanggal 21 – 30 Maret 1968 diadakan Sidang Umum V MPRS yang menghasilkan beberapa ketetapan yaitu :

Jenderal Soeharto diangkat sebagai Presiden RI Akan dibentuk Kabinet Pembangunan

Sebagai pelaksanaan ketetapan MPRS tersebut maka dibentuklah Kabinet Pembangunan I yang memiliki lima macam program yang disebut Pancakrida yang mencakup :

Menciptakan ketenangan politik

Menyusun dan merencanakan Repelita ( Rencana Pembangunan Lima Tahun) Melaksanakan Pemilihan Umum

Mengadakan pembersihan terhadap aparatur negara

Mengikis habis sisa-sisa G 30 S/PKI dan penyelewengan-penyelewengan terhadap pancasila

Program kabinet pembangunan I dapat dilaksanakan dengan baik. Stabilitas politik berhasil diciptakan. Pembersihan terhadap sisa-sisa G 30 S/PKI dapat dilaksanakan dengan baik, termasuk menanggulangi penyelewengan-penyelewengan terhadap pancasila. Bermodal stabilitas nasional, pembangunan nasional di segala bidang dapat dilaksanakan. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara merata, baik materil dan spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, pembangunan perlu direncanakan secara bertahap. Tahapan-tahapan pembangunan yang dikenal dengan

(13)

Pembanguan Jangka Panjang Tahap Pertama. Rencana selanjutnya adalah

pembangunan selama 25 tahun ke depan yang disebut pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua. Setiap tahapan dilaksanakan selama 5 tahun. Pelaksanaan pelita selama 25 tahun pertama adalah sebagai berikut :

PELITA

KURUN WAKTU

SASARAN

I

1 April 1969- 31 Maret 1974 Sektor

(14)

dititikberatkan pada

industri yang

mendukung sektor pertanian

II

1 April 1974- 31 Maret 1979 Sektor

pertanian dan industri,

dititikberatkan pada

(15)

yang

mengolah bahan mentah jadi bahan baku

III

1 April 1979- 31 Maret 1984 Sektor

pertanian dan industri,

dititikberatkan pada Industri Bahan baku

(16)

IV

1 April 1984- 31 Maret 1989 Sektor

pertanian dan industri,

dititikberatkan pada Industri mesin berat

(17)

V

1 April 1989- 31 Maret 1994 Sektor

pertanian dan industri,

dititikberatkan pada

Industri yang

menghasilkan barang ekspor industri yang

menyerap banyak tenaga kerja, industri

(18)

swasembada pangan, serta industri yang

dapat menghasilkan barang-barang industri

VI

1 April 1994- 31 Maret 1998 Sektor

pertanian dan industri,

dititikberatkan pada pembangunan industri

nasional yang mengarah kepada penguatan

(19)

kemampuan teknologi yang makin

(20)

Pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia berlandaskan pada Trilogi Pembangunan, yang berisi:

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada trerciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis

Selain itu dikumandangkan juga bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai akibat pelaksanaan pembanguan tidak akan bermakna apabila tidak diiringi oleh

pemerataan pembangunan. Oleh karena itu, sejak Pelita III pemerintah Orde Baru menetapkan Delapan Jalur Pemerataan sebagai berikut :

Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan, sandang dan perumahan

Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan Pemerataan pembagian pendapatan

Pemerataan kesempatan kerja Pemerataan kesempatan berusaha

(21)

Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan

Proses Menguatnya peran Negara pada Masa Orde Baru

Sejak Orde Baru berkuasa telah banyak perubahan yang dicapai oleh bangsa Indonesia melalui tahap-tahap pembangunan di segala bidang. Pemerintah Orde Baru berusaha meningkatkan peran negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, langkah yang dilakukannya adalah menciptakan stabilitas ekonomi politik. Tujuan perjuangan Orde Baru adalah menegakkan tata kehidupan negara yang didasarkan atas kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Pada Sidang Umum IV MPRS telah diambil suatu keputusan untuk menugaskan kepada Jenderal Soeharto selaku pengemban Supersemar, yang sudah ditingkatkan menjadi ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966, untuk membentuk kabinet baru.

Kabinet yang pertama kali dibentuk adalah Kabinet Ampera dengan tugas menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional yang disebut Dwi Dharma Kabinet Ampera. Adapun programnya antara lain : Memperbaiki kehidupan rakyat terutama sandang dan pangan

Melaksanakan Pemilu dalam batas waktu seperti tercantum dalam ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966 yakni 5 Juli 1968

Melaksanakan Politik Luar Negeri yang Bebas dan Aktif untuk kepentingan nasiona, sesuai dengan Ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966

Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya..

(22)

Dalam bidang politik, menurut UUD 1945, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) memegang kekuasaan tertinggi dalam negara Republik Indonesia. Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berada di bawah MPR. Pada masa presiden Soekarno,

kedudukan MPRS dibawah Presiden. Hal ini dapat terjadi karena Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri II yang dengan jelas berada di bawah presiden dalam susunan keanggotaan pada badan eksekutif sehingga MPRS selalu membenarkan apa yang

diinginkan oleh Presiden.

Proses pertumbuhan dan mobilitas Penduduk serta perkembangan Masyarakat pada masa orde Baru

Pada masa Orde Baru terjadi mobilitas penduduk yang dipengaruhi oleh adanya tuntutan zaman yang ditandai dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat ke arah

globalisasi. Hal ini yang terjadi untuk dapat mengikuti perkembangan globalisasi yang tanpa ada batasnya dan tanpa ada yang mengontrol. Mobilitas penduduk tersebut ditandai oleh adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Iptek memiliki peran

penting dalam peningkatan dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara berkembang maupun di negara maju.

Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan peningkatan produktivitas. Peningkatan

produktivitas sangat dipengaruhi oleh tingkat perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pada masa Orde Baru, pembangunan ekonomi Indonesia dilakukan dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemerintah telah memberikan kebebasan bagi warga Indonesia untuk mengembangkan industrialisasi dan pertanian yang ada di Indonesia.

Kehidupan masyarakat Indonesia diharapkan akan berubah dengan adanya tokoh-tokoh intelektual yang dapat menciptakan teknologi-teknologi baru, khususnya di sektor

(23)

dikembangkan ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian yang diwujudkan ke dalam Pancausaha tani yang dapat memacu tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Di samping itu, bermuncullah teknologi-teknologi yang endukung proses perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia. Lahirnya teknologi baru tersebut dapat menjadi sarana untuk mencapai kemajuan dalam bidang pertanian. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akibat Revolusi Hijau di Indonesia menyebabkan terjadinya mobilitas penduduk di Indonesia yang mengakibatkan perubahan dalam pelapisan social yang ukup tajam.

Dampak yang muncul akibat adanya mobilitas peduduk dan terbentuknya masyarakat intelektual di Indonesia antara lain :

Perubahan struktur Sosial di Pedesan

(24)

Munculnya Kesenjangan Ekonomi

Terjadi karena tingkat pendapatn yang didapat masing-masing individu berbeda sehingga menyebabkan munculnya kesenjangan sosial yang dapat terlihat dari gaya berpakaian, gaya bangunan rumah, serta gaya pergaulan yang mencerminkan atau melambangkan identitas suatu lapisan sosial.

Pemikiran Ekonomi rasional ke arah Kapitalisasi

Dalam pemikiran ekonomi rasional, pembangunan masyarakat dari pola agraris berubah ke masyarakat industri yang ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita.

Sehingga menimbulkan dampak positif berupa tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja serta dampak negatif berupa kesenjangan ekonomi dan sosial yang ditandai dengan adanya kemiskinan, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan kenakalan remaja.

B. DAMPAK REVOLUSI HIJAU DAN INDUSTRIALISASI TERHADAP

PERUBAHAN TEKNLOGI DAN LINGKUNGAN DI BERBAGAI DAERAH PADA MASA ORDE BARU

1. Pengertian revolusi hijau dan Iptek

(25)

Revolusi Hijau adalah perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional ke modern. Revolusi Hijau merupakan perkembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan, sehingga jenis bahan makanan yang dikembangkan adalah jenis tanaman yang berupa bahan makanan pokok, seperti gandum, padi, jagung, dan sorgum.

Gambar 3. Sawah

(26)

barang-barang secara missal yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan.

2. Tujuan dan Proses Pelaksanaan Revolusi Hijau

Program Revolusi Hijau bertujuan untuk meningkatkan persediaan makanan dengan meningkatkan hasil lahan pertanian yang dapat dicapai dengan menanam bibit pertanian yang baru dengan disertai perbaikan pengolahan tanah, sistem pengairan, penggunaan pupuk, perlindungan dari serangan hama, dan pengenalan varietas tanaman jenis unggul. Gagasan mengenai revolusi hijau bermula dari hasil penelitian Thomas Robert Malthus ( 1766 – 1834) yang mengemukakan bahwa masalah kemiskinan dan kemelaratan adalah masalah yang tidak bisa dihindari manusia. Kemiskinan dan kemelaratan terjadi karena pertumbuhan penduduk dan peningkatan produksi pangan tidak seimbang. Pertumbuhan penduduk berjalan lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan produksi pangan (pertanianj). Menurut Malthus, pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangkan peningkatan produksi pertanian mengikuti deret hitung.

Gambar 4. Malthus

Perkembangan revolusi hjau dimulai setelah Perang Dunia I yang salah satunya menyebabkan rusaknya lahan pertanian di negara-negara Eropa. Hal ini tentu saja mengancam produksi pangan. Untuk mengatasi masalah tersebut, para pengusaha

Amerika berupaya mengembangkan pertanian guna mencukupi kebutuhan pangan dengan melaksanakan penelitian.Pelaksanaan revolusi Hijau disponsori oleh Ford dan

(27)

Gambar 5. Norman Borlaug

Perkembangan revolusi hijau selanjutnya terjadi pada pasca Perang Dunia II. Akibat langkanya atau hancurnya daerah-daerah pertanian, terutama di Eropa, menyebabkan turunnya produksi pertanian. Oleh sebab itu, berbagai upaya meningkatkan produksi pertanian terus digalakkan melalui :

(28)

Mekanisasi pertanian

Penggunaan pupuk-pupuk baru

Mencari metode yang tepat untuk memberantas hama tanaman

Program Revolusi hijau ini dilaksanakan melalui empat tahapan yaitu :

Tahap I, terjadi pada tahun 1500-1800 yang didasarkan pada pengembangan hasil pertanian seperti jagung dan kentang.

Tahap II, terjadi di Eropa dan Amerika pada tahun 1850 – 1950 yang didasarkan pada penggunaan hukum ilmiah terhadap hasil pertanian dan hewan melalui penggunaan pupuk dan pemberantasan hama.

Tahap III, terjadi di negara maju melalui seleksi dan persilangan genetika atas varietas tanaman dan hewan unggul.

Tahap IV, yang ditujukan di negara berkembang dengan melakukan kombinasi antara

varietas padi dan gandum jenis unggul yang dipilih dan dikembangkan secara khusus di daerah yang beriklim tropis maupun subtropis seperti negara inda, Pakistan, Filipina, Indonesia, dan Turki.

(29)

dapat menghasilkan cukup banyak pangan di dunia untuk memberi makan kepada penduduk sampai waktu yang lama.

3. Revolusi Hijau di Indonesia

Revolusi hijau di Indonesia sudah dimulai sejak berlakunya UU Agraria pada tahun 1870 yang dikeluarkan oleh pemerintah Kolonial Belanda, sehingga di Indonesia dapat

dikembangkan berbagai jenis tanaman. Dalam perkembangannya, pada masa Orde Baru, program Revolusi Hijau digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan produksi pangan di Indonesia, terutama produksi beras. Mengapa perlu menerapkan revolusi hijau ? Karena sebagian besar kondisi social-ekonomi masyarakat Indonesia berciri agraris. Oleh karena itu, pertanian menjadi sector yang sangat dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut didasari oleh :

Kebutuhan penduduk yang meningkat dengan pesat Tingkat produksi pangan yang masih sangat rendah

Produksi pertanian belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan penduduk

(30)

Revolusi Hijau ini dilaksanakan secara sistematis, terprogram, dan terus menerus sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan Indonesia meningkatkan swasembada pangan yaitu sebagai negara penghasil beras. Usaha yang dilaksanakan Pemerintah Orde Baru untuk meningkatkan swasembada pangan nasional yaitu :

Program Bimbingan Massal (Bimas) untuk meningkatkan produksi beras. Program Intensifikasi Massal (Inmas) yang merupakan kelanjutan Bimas.

Program Intensifikasi khusus (Insus) yang merupakan upaya peningkatan produksi per unit.

Program Supra intensifikasi khusus (Supra Insus) yang dapat meningkatkan swasembada beras.

Program-program di atas dikembangkan melalui intensifikasi pertanian, yaitu upaya peningkatan produksi per unit dan ekstensifikasi, yaitu upaya perluasan areal pertanian. Pelaksanaan revolusi hijau di Indonesia dilakukan melalui Panca Usaha Tani dan Sapta Usaha Tani. Panca Usaha Tani meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

Mekanisme dalam pengolahan tanah Menggunakan irigasi yang mapan

Menggunakan pupuk untuk meningkatkan kesuburan dan hasil pertanian Menggunakan obat penyemprot hama untuk membasmi hama perusak tanaman Menggunakan bibit unggul

(31)

Revolusi hijau di Indonesia memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan bagi masyarakat yaitu :

Keuntungan :

Masalah pangan nasional teratasi Mengenal aneka jenis tanaman Ditemukan bibit unggul

Kesejahteraan petani makin baik Pendapatan petani meningkat

Kelemahan

Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan pupuk buatan dan pestisida hijau secara berlebihan

Berkurangnya keanekaragaman genetika jenis tanaman baru Kemampuan daya produksi tanah makin turun

Timbul urbanisasi Pencemaran tanah

Adapun usaha yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk mengatasi kelemahan di atas adalah dengan cara :

Membasmi serangga dan hama secara biologi

(32)
(33)

Dampak Revolusi Hijau dan Industrialisasi bagi Masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru

Kebijakan modernisasi pertanian di Indonesia pada masa Orde Baru yang sering dikenal dengan sebutan Revolusi Hijau merupakan proses memodernisasikan pertanian gaya lama menjadi pertanian gaya modern dengan melakukan pengembangan bibit unggul jenis IR dari IRRI. Hal ini telah mengubah pola pertanian subsistensi menuju pertanian berbasis capital dan komersial. Untuk mendukung komersialisasi tersebut, dilakukan dengan cara pembangunan sistem ekonomi modern, pembangunan pabrik pupuk nasional, dan pendirian Koperasi Unit Desa (KUD). Pelaksanaan Revolusi Hijau dan Industrialisasi di Indonesia memberikan dampak positif dan negatif yaitu :

Dampak Positif

Lapangan pekerjaan, khususnya pertanian lebih terbuka Lahan pertanian menjadi lebih luas

Pendapatan para petani mengalami peningkatan, tercapainya efisiensi, dan efektivitas dalam pengelolaan pertanian

Peningkatan kualitas hasil pertanian

Peningkatan produksi dan penjualan hasil pertanian

Dampak Negatif

Munculnya kesenjangan sosial antara petani kaya dan miskin akibat perbedaan pendapatan ekonomi

(34)

Masyarakat memiliki budaya industri yang berupa budaya konsumtif

Munculnya kesenjangan ekonomi yang nampak dari adanya kemiskinan, kemelaratan, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan kenakalan remaja

Pencemaran lingkungan yang tinggi

C. Respon Masyarakat Indonesia terhadap Perubahan Dunia ke Arah Globalisasi di Bidang Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu modal terpenting dalam membangun suatu negara, sehingga pemerintah maupun swasta berupaya

mengembangkan teknologi yang sesuai bagi pembangunan bangsa dan negara. Untuk mendukung perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang bersifat global, pemerintah Indonesia mendirikan beberapa lembaga penelitian seperti ;

BATAN ( Badan Tenaga Atom Nasional) LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Bakorsutanal ( Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional) LAPAN ( Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)

BPPT ( Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)

Dengan adanya lembaga-lembaga penelitian tersebut, banyak dihasilkan penemuan-penemuan penting, seperti sektor pertanian, kelautan dan kebumian, tenaga nuklir,

kesehatan, informatika, manufaktur, serta energi yang dimanfaatkan untuk pengembangan industri maupun untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

(35)

dengan mengolah kekayaan alam agar dapat meningkatkan industrialisasi Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :

Berbagai limbah industri dapat diolah dan dikembangkan menjadi bahan yang bermanfaat, seperti diolah menjadi pupuk kompos dan menjadi biogas yang dapat digunakan untuk tenaga penggerak, memasak, dan penerangan.

Sistem teknologi dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah lingkungan, seperti pencemaran lingkungan, mengatasi kerusakan lingkungan, pengolahan limbah. Teknologi harus dapat mengatasi masalah-masalah sosial dan ekonomi dengan

memanfaatkan bioteknologi di bidang pertanian.

Teknologi harus dapat mengolah lautan dengan segala sumber dayanya, seperti

pemanfaatan arus laut, tenaga ombak, angin laut, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

Teknologi harus dapat dimanfaatkan untuk segala potensi alam yang nonekonomis, seperti solar energy (energi matahari), energy angin dan energy yang dapat

dikembangkan dari panas matahari yang tersimpan dalam air laut, serta pemanfaatan arus laut dan angin laut. Untuk itu, pemerintah Indonesia mengembangkan sistem detoksifikasi surya yaitu sistem pengolahan air yang terkontaminasi limbah industri dengan

memanfaatkan panas sinar matahari.

Globalisasi merupakan perkembangan masyarakat di dunia tanpa ada batas sehingga tercipta penyatuan masyarakat yang saling bergantung antara satu sama lain. Era globalisasi ditandia dengan adanya persaingan bebas dan perdagangan bebas, sehingga mereka yang kuat dan mampu bersaing akan mendapatkan keuntungan yang besar.

(36)

Globalisasi Ekonomi

Untuk menghadapi globalisasi ekonomi, dapat dilakukan dengan cara menjalin kerjasama ekonomi baik secara bilateral, regional dan internasional. Sebab dalam era globalisasi ditandai dengan sistem perdagangan dan pasar bebas, sehingga kerjasama ekonomi harus diikuti oleh setiap negara yang ingin maju dan terlibat dalam tatanan baru ekonomi dunia.

Globalisasi Politik

Untuk menghadapi globalisasi politik, dapat dilakukan dengan cara menjalin kerjasama politik baik secara bilateral, regional dan internasional, seperti OKI, ASEAN, dan GNB. Sebab melalui kerjasama politik tersebut, dapat melahirkan keputusan-keputusan politik yang menjadi dasar terwujudnya perjanjian perdagangan bebas dan pasar bebas.

Globalisasi Budaya

Untuk menghadapi globalisasi budaya, dapat dilakukan dengan menyeleksi pengaruh budaya luar yang masuk ke Indonesia. Bagi unsur budaya yang sesuai dengan budaya asli dipakai, sedangkan yang bertentangan dengan budaya asli Indonesia dihilangkan. Media komunikasi, baik itu melalui media massa, televisi, dan radio, merupakan sarana yang paling mudah dalam menyebarkan perilaku global.

(37)

Keuntungan

Segala aktivitas manusia menjadi lebih efektif dan efisien Perdagangan dan perindustrian maju pesat

Sistem transportasi dan komunikasi berkembang pesat Terciptanya integrasi bangsa

Adanya alam keterbukaan dan kebebasan sehingga masing-masing orang dapat menyuarakan haknya

Munculnya teknologi-teknologi modern yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dalam kehidupan masyarakat, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan pencemaran lingkungan

Sistem perekonomian yang kuat dapat membawa kemajuan suatu bangsa

Kelemahan

Munculnya sikap ketergantungan negara-negara berkembang kepada negara-negara maju karena negaramaju membuat segala peralatan yang menggunakan teknologi modern yang akan digunakan oleh negara-negara lain sehingga bersifat global. Hasil teknolgi yang dimiliki oleh negara-negara maju menjadi tanda untuk menunjukkan eksistensi

bangsanya. Karena negara berkembang tidak mampu mengikuti persaingan bebas, maka akan selalu bergantung pada negara maju.

Munculnya homogenisasi akibat kemajuan teknologi komunikasi yang bersifat satu arah yang disebarkan melalui media massa, televisi, radio, serta saluran internet yang

(38)

Munculnya keterbukaan dan integrasi menyebabkan batas-batas wilayah secara geografi tidak lagi menjadi permasalahan penting, sehingga tiap daerah taka ada batas. Hal tersebut menyebabkan perkembangan arus globalisasi dalam masyarakat menjadi tidak terkontrol dengan baik.

Munculnya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi yang dibuat oleh manusia tetapi menimbulkan dampak berupa kerusakan lingkungan, seperti bahaya limbah industri, polusi udara, serta pencemaran air dan tanah

(39)

Gambar

Gambar 1. Pahlawan Revolusi
Gambar 2. Lambang ASEAN
Gambar 3. Sawah
Gambar 4. Malthus
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR) terhadap profitabilitas yang

 Penghasil pewarna alami yang banyak dipakai pada masakan Cina.  Penghasil zat aktif

Proses perhitungan studi sensitivitas parameter yang dilakukan dengan program bantu menghasilkan bahwa parameter yang paling berpengaruh adalah sudut geser tanah (φ)

Hartono, M.Si selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kemudahan dan dukungan kepada penulis selama

“Kritik ekternal i alah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber suatu pemeriksa atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi

Menurut beliau lagi setiap akhlak mazmumah ini dapat diatasi dengan memberi penjelasan dan pemahaman terhadap konsep ashabiyyah yang sebenarnya kepada modal insan sehingga ia

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 20 Tahun 2014 tentang Pembentukan Kantor Regional XIII dan Kantor Regional XIV Badan Kepegawaian Negara (Berita Negara

Dalam pemecahan masalah di atas maka penulis menyarankan kapada PT Salemba Emban Patria Cabang sebaiknya melakukan pemisahan antara fungsi marketing dengan penagih