• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan didatangkanya pelatih atau pemain asing ini Liga 1 akan kembali digelar dengan jumlah peserta 18 tim.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dengan didatangkanya pelatih atau pemain asing ini Liga 1 akan kembali digelar dengan jumlah peserta 18 tim."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Berbicara tentang olahraga khususnya sepakbola, animo yang sangat besar dari masyarakat Indonesia membuat olahraga ini sangat digemari. Bahkan sepakbola sudah menjadi sebuah industri yang sangat menjanjikan bagi pemain, pelatih atau bagi kelompok masyarakat yang memanfaatkan sepakbola menjadi lahan bisnis. Animo yang sangat besar ini juga dimanfaatkan langsung oleh managemen tim untuk menarik beberapa sponsor dengan didatangkanya pelatih atau pemain asing.

Liga 1 merupakan salah satu laga sepakbola bergengsi di Indonesia. Liga yang sebelumnya bernama Indonesia Super Lague ini sudah berlangsung selama 12 tahun secara berturut-turut. Serupa tahun sebelumnya, pada tahun 2020 ini Liga 1 akan kembali digelar dengan jumlah peserta 18 tim.

Merujuk hasil observasi dan diperkuat situs website bolalob.com terdapat 18 tim yang berlaga di Liga 1 atau kasta tertinggi liga Indonesia ada 11 tim memakai jasa pelatih asing dan 7 tim memakai jasa pelatih lokal. Jika dipresentasikan, 75% dari total 18 tim yang berlaga di Liga 1 tahun 2020 memakai jasa pelatih asing. Di antaranya seperti Persija Jakarta dengan Sergio Farias asal Brazil, Borneo fc dengan Mario Gomez asal Argentina, Persib Bandung dengan Robert Rene Albert asal Belanda, Bali United dengan Stefano Cugurra asal Brazil, dan masih banyak lagi. Jika dikaitkan dengan penelitian

(2)

ini, penelitian akan menjadi menarik karena membahas mengenai pengalaman wartawan yang berbeda bahasa dan berbeda kemampuan dalam berbahasa asing dalam reportase beritanya.

Menjadi seorang wartawan olahraga dituntut harus memiliki kecakapan dalam berbahasa khususnya bahasa Inggris karena menjadi bahasa universal. Apalagi wartawan olahraga pasti sering dihadapkan narasumber-narasumber asing seperti pelatih atau pemain asing. Maka dari itu bahasa sangat erat kaitanya dengan penggalian informasi wartawan. Jika wartawan olahraga tidak paham bahasa asing bisa berpengaruh pada informasi yang digalinya, kemungkinan untuk terjadinya kesalah pahaman menjadi tinggi karena wartawan tidak paham apa yang disampaikan oleh informanya.

Sesuai yang dikatakan oleh Aglar salah satu anggota Media Officer Persija Jakarta, wartawan peliput sepakbola di DKI Jakarta kurang lebih ada 30 wartawan peliput dan diduga hanya 10 wartawan yang fasih berbahasa Inggris. Padahal dalam setiap melakukan tugas reportase berita, seorang wartawan olahraga khususnya peliput sepakbola pasti akan bertemu narasumber dengan berbagai macam bahasa untuk diajak berkomunikasi.

Merujuk uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti pengalaman wartawan olahraga khususnya peliput sepakbola dalam reportase beritanya dari segi pengalaman berkomunikasi dengan pelatih asing maupun pemain asing dan juga pemahaman wartawan tersebut tentang sepakbola, terutama yang berkaitan dengan reportase beritanya.

(3)

Dalam proposal ini, penulis akan meneliti tentang wartawan olahraga peliput sepakbola dari berbagai media baik itu media cetak maupun elektronik, dengan menggunakan metode fenomenologi dan teori fenomenologi. Teori dan metode tersebut dipandang tepat untuk meneliti pengalaman individu mengenai realitas komunikasi untuk peliput sepakbola dengan pelatih asing dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka fokus penelitian ini yaitu komunikasi wartawan dalam liputan berita olahraga (studi fenomenologi pengalaman komunikasi wartawan peliput sepakbola DKI Jakarta dengan pelatih asing pada liga 1 tahun 2020).

Agar penelitian ini menjadi lebih jelas dan tertata, maka pertanyaan pertanyaan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.2.1 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pemahaman wartawan olahraga mengenai liputan sepakbola Liga 1 tahun 2020 ?

2. Bagaimana Pemaknaan wartawan olahraga mengenai liputan sepakbola di Liga 1 tahun 2020 ?

3. Bagaimana pengalaman komunikasi wartawan dengan pelatih asing dalam meliput berita sepakbola Liga 1 tahun 2020 ?

(4)

1.3 Tujuan Penelitian

Mengacu pada fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pemahaman wartawan olahraga mengenai liputan sepakbola Liga 1 tahun 2020.

2. Pemaknaan wartawan olahraga mengenai liputan sepakbola Liga 1 tahun 2020..

3. Cara wartawan dalam mengatasi kendala berbahasa asing saat meliput berita sepakbola Liga 1 tahun 2020.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Akademik

Hasil dari penelitian ini untuk memberikan kontribusi dan mengembakan ilmu pengetahuan, terutama ilmu komunikasi umumnya, dan jurnalistik khusunya, terutama berkaitan dengan kajian peliputan berita. Serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Setelah penelitian ini selesai, peneliti berharap penelitin ini bermanfaat bagi pelaku media, wartawan secara umum dan wartawa peliput sepakbola di DKI Jakarta secara khusus, masyarakat, mahasiswa calon jurnalis, juga memberi pemikiran dan pertimbangan penelitian lebih lanjut.

(5)

1.5 Landasan Pemikiran

1.5.1 Tinjauan Penelitian Sejenis

Penulis menemukan beberapa penelitian terdahulu yang serupa yang bisa dijadikan acuan atau contoh dalam melakukan penelitian, diantaranya:

1. Ferry Firmansyah. 2019. Indepedensi Wartawan Media Komunitas (Studi Fenomenologi pada Wartawan BOBOTOH.ID mengenai Idepedensi Media). Skripsi. UIN Sunn Gunung Djati Bandung. Metode yang digunakan adalah metode Fenomenologi dan paradigma interpretatif. Hasil dari penelitian ini adalah wartawan BOBOTOH.ID dianggap paham pada indepedensi media, wartawan BOBOTOH.ID memiliki motif impelementasi yaitu in order motive dan because motive. Selain itu, sesuai dengan kode etik jurnalistik pasal 1 bahwa para wartawan ini pernah merasakan tekanan dalam memuat berita.Persamaan dengan penelitian sebelumnya adalah Sama-sama membahas media online olahraga dan metode penelitian yang digunakan sama-sama fenomenologi. Sedangkan perbedaannya adalah beda objek penelitian dan pembahasan di dalamnya.

2. Nurputri Andini. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati. Komunikasi Wartawan Beda Etnik dalam Reportase Berita di Jakarta (Studi Fenomenologi Pengalaman Komunikasi Wartawan Betawi, Batak, dan Jawa di Jakarta). Metode penelitian yang digunakan adalah metode fenomenologi dengan hasil penelitian yaitu terdapat dua motif diantaranya motif untuk (in order motive) dan motif sebab (because motive) menjadi wartawan di Jakarta. Dan pengalaman wartawan dalam reportase berita menghasilkan tiga hal yaitu pengalaman menjadi wartawan dalam reportase berita di Jakarta, pengalaman komunikasi wartawan

(6)

beda etnik dan pengalaman komunikasi wartawan beda etnik. Persamaannya adalah dalam penelitian terdahulu ini salah satunya membahas mengenai bahasa yang digunakan yang berarti hampir mirip dengan bahasan yang akan peneliti lakukan dan metode yang digunakan sama-sama fenomenologi. Perbedaannya adalah peneliti terdahulu membahas lebih luas yaitu etnik sedangkan peneliti membahas mengenai salah satu unsur etnik yaitu bahasa.

3. Ahmad Azhmy. 2010. Skripsi. Universitas Brawijaya. Peran Piala Dunia 2010 Sebagai Momentum Afrika Selatan Dalam Meningkatkan Kedatangan Wisatawan Asing. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik. Dengan hasil penelitian Afrika Selatan melakukan aktivitas Diplomasi melalui momentum piala dunia 2010 dengan menggunakan aktivitas diplomasi sepakbola dan Nation Branding sebagai strategi pemerintah dalam menjalankan tujuannya dalam mempromosikan image positif Afrika Selatan dan meningkatkan kedatangan wisatawan asing. Momentum Piala Dunia 2010 mampu meningkatkan citra positif Afrika Selatan dimata masyarakat internasional dan mampu meningkatkan kedatangan wisatawan asing yang datang ke Afrika Selatan. Persamaannya yaitu sama-sama membahas mengenai piala dunia, perbedaannya penulis lebih terfokus pada persepsi wartawan pada peliputan berita piala dunia 2022.

4. Muhammad Panji Nugraha. 2018. Pemberitaan Sanksi PSSI Pada Persib Bandung Akibat Aksi Koreografi “save rohingya” (Analisis Framing Berita Online Pikiran-rakyat.com, Simamaung.com, Indosport.com). Skripsi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Teori dan metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, paradigma konstruktivisme dan teknik analisis framing. Hasil penelitiannya adalah

(7)

ketiga media yang menjadi informan sepakat bahwa persib terlibat dalam kasus tersebut dan setuju bahwa yang dilakukan suporter persib adalah aksi kemanusiaan atas dukungan terhadap korban rohingya. Persamaan dengan penelitian terdahulu adalah informan sama-sama berasal dari indosport.com. Sedangkan perbedaannya adalah berbeda objek dan bahasan pada penelitiannya.

5. Maila Siti Nurmala Muhsin. 2017. Adaptasi Wartawan Non Sunda Dalam Menghimpun Berita di Kota Bandung. Skripsi. UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Teori dan metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, metode fenomenologi dan teori interaksi simbolik dengan hasil penelitian bahwa adaptasi wartawan non sunda dalam menghimpun berita di Kota Bandung adalah keyakinan dan penilaian wartawan non sunda terhdapat masyarakat kota Bandung. Persamaannya yaitu pada penelitian terdahulu salah satunya membahas mengenai bahasa yang digunakan dalam peliputan berita yang akan penulis teliti nantinya. Perbedaannya adalah peneliti terdahulu lebih berfokus pada pandangan dan cara wartawan non sunda dalam beradaptasi.

Tabel 1.1

Tinjauan Penelitian Sebelumnya

No Nama dan Judul

Penelitian

Teori dan Metode Penelitian

Hasil Penelitian Kesamaan Perbedaan

1 Ferry Firmansyah. 2019. Indepedensi Wartawan Media Komunitas (Studi Fenomenologi pada Metode Fenomenologi dan paradigma interpretatif

Hasil dari penelitian ini adalah wartawan BOBOTOH.ID dianggap paham pada indepedensi media,

Sama-sama membahas media online dan metode penelitian yang

Beda objek penelitian dan pembahasan di dalamnya

(8)

Wartawan BOBOTOH.ID mengenai Idepedensi Media). Skripsi. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

wartawan BOBOTOH.ID memiliki motif impelementasi yaitu in order motive dan because motive. Selain itu, sesuai dengan kode etik jurnalistik pasal 1 bahwa para wartawan ini pernah merasakan tekanan dalam memuat berita.

digunakan sama-sama fenomenologi

2 Nurputri Andini. 2018. Komunikasi Wartawan Beda Etnik dalam Reportase Berita di Jakarta (Studi Fenomenologi Pengalaman

Komunikasi Wartawan Betawi, Batak, dan Jawa di Jakarta). Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.

pendekatan kualitatif dengan metode dan teori fenomenologi

terdapat dua motif diantaranya motif untuk (in order motive) dan motif sebab (because motive) menjadi wartawan di jakarta. Dan

pengalaman wartawan dalam reportase berita menghasilkan tiga hal yaitu pengalaman menjadi wartawan dalam reportase berita di Jakarta, pengalaman komunikasi wartawan

dalam penelitian terdahulu ini salah satunya membahas mengenai bahasa yang digunakan yang berarti hampir mirip dengan bahasan yang akan peneliti lakukan. Sama-sama menggunakan metode fenomenologi Bahasan yang peneliti bahas lebih mengerucut yaitu tentang bahasa.

(9)

beda etnik dan pengalaman

komunikasi wartawan beda etnik.

3 Ahmad Azhmy. Peran Piala Dunia 2010 Sebagai Momentum Afrika Selatan Dalam Meningkatkan

Kedatangan Wisatawan Asing. Skripsi.

Universitas Brawijaya.

deskriptif analitik Afrika Selatan melakukan aktivitas Diplomasi melalui momentum piala dunia 2010 dengan

menggunakan aktivitas diplomasi sepakbola dan Nation Branding sebagai strategi pemerintah dalam menjalankan tujuannya dalam mempromosikan image positif Afrika Selatan dan

meningkatkan kedatangan wisatawan asing. Momentum Piala Dunia 2010 mampu meningkatkan citra positif Afrika Selatan dimata masyarakat internasional dan mampu meningkatkan sama-sama membahas mengenai piala dunia penulis lebih terfokus pada persepsi wartawan pada peliputan berita piala dunia 2022

(10)

kedatangan wisatawan asing yang datang ke Afrika Selatan. 4 Muhammad Panji

Nugraha. 2018. Pemberitaan Sanksi PSSI Pada Persib Bandung Akibat Aksi Koreografi “save rohingya” (Analisis Framing Berita Online Pikiran-rakyat.com, Simamaung.com, Indosport.com). Skripsi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Pendekatan kualitatif, paradigma

konstruktivisme dan teknik analisis framing

Ketiga media yang menjadi informan sepakat bahwa persib terlibat dalam kasus tersebut dan setuju bahwa yang dilakukan suporter persib adalah aksi kemanusiaan atas dukungan terhadap korban rohingya.

Informan sama-sama berasal dari indosport.com

Berbeda objek dan bahasan pada penelitiannya

5 Maila Siti Nurmala Muhsin. 2017. Adaptasi Wartawan Non Sunda Dalam Menghimpun Berita di Kota Bandung. Skripsi. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

pendekatan kualitatif, metode fenomenologi dan teori interaksi simbolik

Adaptasi wartawan non sunda dalam

menghimpun berita di Kota Bandung adalah keyakinan dan penilaian wartawan non sunda terhdapat masyarakat kota Bandung. pada penelitian terdahulu salah satunya membahas mengenai bahasa yang digunakan dalam peliputan berita yang akan penulis teliti nantinya.

peneliti terdahulu lebih berfokus pada pandangan dan cara wartawan non sunda dalam beradaptasi.

(11)

1.5.2 Landasan Teoritis

Teori dalam penelitian ini menggunakan teori fenomenologi Alferd Shutz. Teori yang beranggapan bahwa dunia sosial adalah realitas interpretis ini bermula saat Huserl memiliki kritik terhadap tradisi keilmuwan yang mengabaikan sifat dari ilmu pengetahuan yakni bersifat alami dan didapatkan dari fenomena. Fenomenologi diibaratkan sebuah situasi dimana setiap manusia bisa mencari pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dialaminya atas sebuah fenomena.

Dikutip dari Kuswarno (2013:18) Schtuz mengatakan bahwa tugas utama analasis fenomenologi adalah membangun kehidupan manusia dalam bentuk yang mereka alami sediri. Secara teknis, seseorang akan membiarkan semua kejadian masuk ke dalam kognisinya dan ia mencerna atas fenomena tersebut. Dari fenomenologi melahirkan sebuah aspek yang dapat dicari dari pengalaman, dan pemaknaan yang diambil dari sebuah kejadian melalu interpretasi pelaku yang mengalamai sebuah fenomena.

Pandangan Schutz tentang realitas yang dihadapi oleh individu bisa dijadikan sebuah asumsi melalui pengalaman yang diungkapkan oleh individu tersebut. Setelah itu pengalaman-pengalaman tersebut kemudian diinterpretasikan oleh indovidu sebagai arti sebuah realitas. Inti dari pemikiran Alfred Schutz terbagi atas dua unsur, yakni pertama anggota masyarakat yang berinteraksi dengan lingkungan, kedua realitas yang dihadapi anggota masyarakat tersebut. Oleh karena itu oenelitian metode fenomenologi dalam perspektif teori Alfred Schutz harus berobjek individu yang pernah atau sedang mengalami realitas.

(12)

Dalam teori fenomenologi Alfred Schutz, aspek-aspek yang dibahas seperti yang dijelaskan Kuswarno (2013:18) adalah sebagai berikut. Pertama, intersubjektif yaitu adanya sebuah kesamaan makna yang terbentuk dari dunia sosial dimana tempat individu itu berada. Kedua, historis, yakni rentang waktu tindakan yang dilakukan oleh individu atas sebuah realitas. Ada dua bagian yang dilihat dari aspek historis, yaitu motif tujuan dan motif alasan. Mengenai motif tujuan, merupakan motif yang dimiliki oleh individu untuk mencapai tujuan ketika menafsirkan dan melakukan sebuah tindakan. Sedangkan motif alasan, dimiliki oleh individu karena pemahan yang melatar belakanginya. Dari uraian di atas, wartawan peliput sepakbola di DKI Jakarta sebagai informan akan diteliti pemahaman, motif, dan pengalaman ketika meliput berita sepakbola.

1.5.3 Kerangka Konseptual

Agar lebih terarah dalam penelitian tentu saja dibutuhkan kerangka konseptual sebagai batasan untuk mengarahkan penelitian komunikasi wartawan dalam liputan berita olahraga. Adapun kerangka konseptual penelitian ini, adalah :

1.5.3.1 Komunikasi

Menurut istilah, komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari makna tersebut sudah jelas bahwa komunikasi melibatkan beberapa orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. (Ardial, 2018:5)

Menurut effendi dalam Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa

(13)

sebagai alat penyalurnya. Tegasnya komunikasi merupakan penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan.

Dalam dunia kejurnalistikan, proses komunikasi adalah hal yang sangat penting. Dimana banyak wartawan yang dilihat dari kualitas mereka dalam berkomunikasi dengan siapapun. Bahkan, arti lain dari komunikasi menurut Mulyana (2007:69) komunikasi adalah proses di mana suatu ide dilahirkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Fokus konteks komunikasi pada penelitian ini adalah komunikasi wartawan peliput sepakbola dengan pelatih asing dan pemain asing.

1.5.3.2 Wartawan

Wartawan merupakan individu yang sangat spesial. Mereka mengetahui apa itu yang dinamakan berita, bagaimana mendapatkanya dan dimana sumber-sumber berita itu berada. Menurut Ishak (2015:8) Wartawan dikenal memiliki “the strong pair of legs” yang biasa digunakan dalam pengumpulan berita dan penyajian berita sehingga orang-orang yang tidak tahu menjadi tahu. “wartawan adalah seorang yang memiliki tugas menjalani dunia jurnalistik”.

Setiap wartawan harus langsung terjun di lapangan, mengejar dan menggali berita untuk diolah dan dilaporkan kepada masyarakat melalui media dimana mereka bekerja. Wartawan diminta untuk siap melawan keadaan umum yang tidak sesuai dengan norma yang ada dan membawa kembali ke jalur yang seharusnya. Dan juga wartawan harus bisa berkecimpung dalam segala aspek kehidupan dan golongan masyarakat.

(14)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan wartawan merupakan profesi yang berkecimpung dalam kegiatan kejurnalistikan, wartawan atau jurnalis merupakan pekerja sosial yang bertanggung jawab terhadap masyarakat, sehingga dalam kegiatanya akan dihadapkan pada seluruh kegiatan manusia.

1.5.3.3 Pengalaman

Pengalaman merupakan hal yang sangat berharga bagi manusia secara umunya. Sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap individunya, dan juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk di gunakan dan menjadi pembelajaran yang sangat berharga. Menurut Vardiansyah (2008:3) pengalaman ialah hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia. Berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan sesorang menjadi tahu dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan.

Individu dengan kaya akan pengalaman di bidang tertentu bisa dipanggil ahli. Dengan pengalaman yang didapat dari individu tersebut akan lebih terlatih dan terampil, serta mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dalam penelitian ini konteks yang diambil adalah pengalaman komunikasi seorang wartawan peliput sepakbola dengan pelatih asing maupun pemain asing dalam reportase beritanya.

1.5.3.4 Fenomenologi

Salah satu dari aliran filsafat sekaligus metode yang membawa perubahan besar dalam ilmu sosial adalah fenomenologi, yang merupakan sebuah teori yang berpendapat bahwa fenomena bukanlah realitas yang berdiri sendiri. Dalam hal ini, peneliti mencoba memahami arti dari sebuah peristiwa yang berkaitan terhadap orang orang tertentu.

(15)

Fenomenologi berusaha untuk mengungkap dan mempelajari serta memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang dialami oleh setiap indvidu. Polkinghorne (1089) dalam Herdiansyah (2012:67) mengartikan fenomenologi sebagai sebuah studi untuk memberikan gambaran tentang arti dari pengalaman-pengalaman individu dalam konteks tertentu.

Sehingga secara sederhana fenomenologi lebih berfokus pada konsep suatu fenomena tertentu dan bentuk dari pembelajaranya adalah untuk melihat dan memahami arti dari suatu pengalaman individu terkait dengan suatu fenomena tertentu.

1.5.3.5 Berita Olahraga

“Berita adalah sesuatu yang nyata, berita juga adalah peristiwa yang segar, yang baru saja terjadi” (Ishwara, 2011:76). Sumadiria (2011:65) mengatakan berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televise, atau media on line internet.

Sedangkan menurut Dwiyogo (2009:103) “Olahraga adalah bentuk permainan yang pemainya mempertaruhkan upah simbolis. Mereka bersepakat tentang tujuan permainan dan peraturan-peraturanya, harus ditaati untuk mencapai tujuan itu. Siapa yang mencapai tujuan terlebih dahulu atau yang terbaik adalah pemenang”.

Pengertian olahraga itu sendiri adalah sebagai suatu aktivitas yang menyehatkan tubuh untuk selalu sehat dan aktif. Seperti yang kita ketahui, olahraga

(16)

juga mempunya beragam cabang seperti atletik, sepakbola, seni bela diri, berenang dan masih banyak lagi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa berita olahraga adalah fakta mengenai pertandingan permainan dari berbagai cabang olahraga, yang disajikan dalam media massa baik itu cetak maupun elektronik.

1.6 Langkah-Langkah Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian

Peneliti akan melakukan penelitian di Jakarta. Bisa dilakukan di berbagai macam tempat sesuai dengan persetujuan informan. Salah satu tempat media yang akan peneliti teliti yaitu Indosport.com, bola.com dan kantor PSSI di Jakarta. Ada beberapa pertimbanagan mengapa peneliti memilih penelitian ini dilakukan disana yaitu akses menuju tempat penilitian yang mudah dan ketersediaan data yang diperlukan.

1.6.2 Jenis dan Paradigma Penelitian

Penelitian kualitatif merupakan jenis yang peniliti gunakan dalam penelitian ini. Penelitian yang memiliki tujuan untuk memahami fenomena sosial dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. (Herdiansyah, 2012:9)

Paradigma kontruktivisme dirasa sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Paradigma kontruktivisme adalah paradigma yang meletakan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial melalui pengamatan langsung

(17)

dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka. (Hidayat, 2003:3)

Paradigma ini bisa diartikan bahwa persepsi manusia terhadap sesuatu yang ada di sekelilingnya berdasarkan kesadaran adanya nilai yang membantu manusia untuk mendefinisikan realitas yang ada. Setiap individu memberikan makna pada peristiwa dan berusaha menjalani realitas berdasarkan nilai yang diyakininya.

Individu manapun tidak bisa lepas dari ruang sosial, banyak nilai yang diambil, diadaptasi dan bahkan ditolak. Namun selalu ada nilai yang pada akhirnya bisa melekat pada individu. Mulyana (2007:56) mengatakan “Nilai yang ditolak atau disingkirkan akan digantikan oleh nilai nilai yang diterima oleh individu”. Maka dapat dipastikan paradigma konstruktivisme memandang pengetahuan atau ilmu yang didapat oleh individu bukan hanya dari pengalaman terhadap fakta yang dijumpai dan dialami, namu berasal dari kontruksi pemikiran terhadap subjek.

Karena dalam penelitian ini peneliti akan meneliti realitas sosial sehingga pendektan kualitatif dianggap cocok dan memberikan peluang lebih untuk memahami fenomena yang dikaji.

1.6.3 Metode Penelitian

Peneliti memilih menggunakan metode fenomenologi dalam penelitian ini, yang merupakan salah satu model penelitian kualitatif. Metode fenomenologi mengkaji pengalaman sudut pandang sesorang yang telah mengalaminya secara langsung. Fenomenologi secara literal merupakan studi yang mempelajari fenomena, seperti segala hal yang muncul dalam pengalaman kita, cara kita

(18)

mengalami sesuatu, dan makna yang kita miliki dalam pengalaman kita. (Kuswaro, 2013:22)

Menurut Alfred Schut, tindakan manusia adalah bagian dari posisinya dalam masyarakat, sehingga tindakan seseorang bisa menjadi kamuflase atau peniruan dari tindakan orang lain yang ada disekitarnya. Dalam kasus ini membahas tentang pemahaman, pemaknaan, dan pengalaman dari objek yang diteliti. Manusia berprilaku sebagai seorang aktor, apabila seorang aktor maka mereka akan memahami makna dari tindakan tersebut.

Kuswaro (2013:110) mengatakan konsep “sosial” didefinisikan sebagai hubungan antara dua atau lebih orang, dan konsep “tindakan” didefinisikan sebagai perilaku yang membentuk makna subbjektif.. Arti subjektif sendiri menurut Schutz yang terbentuk dalam dunia sosial oleh aktor berupa sebuah “kesamaan” dan “kebersamaan” di antara para aktor, sehingga pemaknaan tersebut disebut sebagai “makna intersubjektif”. Dunia sosial juga harus dilihat secara historis, sehingga schutz menyimpulkan bahwa tindakan sosial adalah tindakan yang berorientasi pada perilaku orang pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan dating.

Dapat disimpulkan fenomenologi mentitik beratkan diri pada persepsi sebuah fenomena yang terjadi dan bentuk dari pembelajaranya merupakan untuk melihat dan memahami makna dari suatu pengalaman individu. Seperti yang kita ketahui metode sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.

(19)

1.6.4 Jenis dan Sumber Data 1.6.4.1 Jenis Data

Peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif, karena data yang dihasilkan adalah data yang diperoleh dari wawancara dengan wartawan olahraga peliput sepakbola di DKI Jakarta yang berisi infromasi-informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Data yang diperoleh adalah jawaban dari pertanyaan yang sudah disiapakan, mengenai bagaimana pemahaman dan motif wartawan olahraga peliput sepakbola di DKI Jakarta tentang berita sepabola. Serta penglaman mereka dalam berkomunikasi dengan pelatih asing di Liga 1 tahun 2020. Disampping itu juga didapatkan dengan observasi untuk menambah informasi yang digali yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

1.6.4.2 Sumber Data

1.6.4.2.1 Sumber Data Primer

Wartawan peliput sepakbola di DKI Jakarta menjadi sumber data primer dan didukung dengan data dari hasil observasi yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan

1.6.4.2.2 Sumber Data Sekunder

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari berbagai rujukan, seperti karya ilmiah, buku, tulisan yang memiliki kaitan dengan penelitian yang sedang diteliti menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini.

(20)

1.6.5 Penentuan Informan

Dalam penelitian ini peneliti memilih informan wartawan olahraga peliput sepakbola di DKI Jakarta karena dianggap cocok dan mampu untuk menjadi informan pada penelitian ini.

Kuswaro (2013:60) menyebutkan bahwa kriteria yang dapat dijadikan rujukan untuk menentukan informan dalam penelitian fenomenologi adalah Informan harus mengalami langsung kejadian atau situasi berkaitan dengan topik penelitian. Informan juga mampu mendeskripsikan fenomena yang mereka alami dan memberikan kesediaanya untuk dijadikan informan. Informan bersedia terlibat dalam kegiatan penelitian yang mungkin membutuhkan waktu lama. Dan kriteria terakhir informan bersedia untuk diwawancarai dan direkam aktivitasnya selama penelitian berlangsung.

Jumlah informan dalam peneltian ini meruju pada pendapat Dukes dan Craswell dalam bukunya Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among Five Traditions, sebagaimana Kuswarno (2013:61) menyatakan bahwa informan dalam penelitian fenomenologi berjumlah 3 hingga 10 orang, sehingga peneliti menentukan 5 informan untuk dijadikan objek penelitian.

1.6.6 Teknik Pengumpulan Data 1.6.6.1 Wawancara

Teknik andalan dari penelitian kualitatif untuk menggali informasi dari informan merupakan teknik wawancara, wawancara tersebut bisa secara dalam agar mengetahui masalah-masalah dan respon-respon informan secara nyata. Dalam

(21)

penelitian ini yang akan diminta untuk diwawancarai adalah wartawan peliput sepakbola di DKI Jakarta.

1.6.6.2 Observasi

Untuk bisa memahami lebih responden yang terpilih, dan diharap dapat memberikan hasil yang maksimal peneliti menggunakan teknik observasi. Teknik ini akan memungkinkan peneliti untuk mengobservasi objek dalam waktu yang cukup panjang. Teknik ini juga akan membawa peneliti untuk lebih memhami konteks yang menjelaskan apa yang dilakukan masyarakat atau seseorang.

Dalam teknik ini peneliti dapat mengetahui apa yang sebenernaya terjadi di lapangan dengan mata peneliti sendiri. Hasilnya yang didapatkan merupakan hasil yang sesuai yang terjadi di lapangan.

1.6.7 Teknik Analisis Data

Creswell (dalam Kuswarno, 2013:72) mengungkapkan beberapa teknik analisa data yang telah diidentifikasi. Memulai dengan mendeskripsikan secara menyeluruh pengalamanya. Kemudian peneliti mengelompokan pernyataan yang bermakna, merinci unit-unit dan dituliskan dalam sebuah penjelasan text (textural description) tentang pengalamanya.

Selanjutnya, direfleksikan pemikiranya dengan variasi imajinatif dalam mencari keseluruhan makna yang memungkan melalui perspektif yang divergen. Lalu mempertimbangkan konteks acuan atas segala fenomena dan mengkonstruksikan bagaimana gejala tersebut dialami. Akhir, mengkontruksi pengalamam keseluruhan dan diikuti oleh semua partisipan. Setelah semua selesai kemudian tulislah dekskripsi gabungan.

(22)

Sehingga bisa diringkas setelah mendapatkan data melalui proses wawancara, kemudian data tersebut diorganisasikan dan dikelompokan menurut objek-objek rumusan masalah yang sesuai. Selanjutnya, data yang dihasilkan akan digambarkan untuk mempermudah memahami data.

Untuk mengambil kesimpulan, peneliti terlebih dahulu membut ringkasan dari hasil penelitian. Kemudian peneliti mengemukakan perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan peneltian dengan penelitian sebelumnya. Kemudian hasil dari peneliti direlevansikan dengan tujuan penelitian yang dibuat.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu penulis ingin meneliti dengan judul “ANALISIS PENGARUH PENILAIAN KINERJA, PERENCANAAN KARIER, DAN PARTISIPASI KARYAWAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA

Sedangkan perawat yang memiliki komitmen afektif yang lemah dapat tetap bertahan pada rumah sakit, tetapi rasa memilikinya menjadi rendah sehingga akan berdampak buruk terhadap

itu nilai kelas yang telah didapat dari tabulasi klasifikasi potensi pengembangan dari masing-masing kriteria penilaian, nilai dari masing-masing kriteria tersebut

Menginstruksikan KPA Satker terkait agar memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada PPK dan Konsultan Pengawas atas kelalaiannya dalam melakukan pengawasan

Definisi audit internal oleh SAIPI menyatakan dengan jelas bahwa jenis kegiatan yang dilakukan APIP adalah pemberian keyakinan dan konsultansi, serta harus

(2) Untuk mengetahui maksud dan tujuan penggunaan gaya bahasa pada lirik lagu SLANK dalam album Jurus Tandur Nomor Delapan Belas. Jenis penelitian ini

- Kebersihan common area Nusa Indah Theater selama masa sewa menjadi tanggung jawab Building.. - Dalam fasilitas Nusa Indah Theater) menjadi tanggung jawab pihak client dan sampah

Gaya kepemimpinan yang ada pada seorang pemimpin dalam suatu perusahaan atau organisasi mempunyai perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinannya masing-masing, yang