• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

9. URUSAN PENANAMAN MODAL

Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

Dalam konteks pembangunan ekonomi, investasi atau penanaman modal merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan, sebab dengan investasi kita dapat mengubah sumber daya manusia menjadi kekuatan ekonomi nyata. Melalui kegiatan investasi akan dihasilkan barang dan jasa untuk memperluas kesempatan berusaha, melaksanakan alih teknologi dan sebagainya. Hal ini diselaraskan dengan kenyataan bahwa investasi dapat menghasilkan barang dan jasa yang pada akhirnya akan menghasilkan dan meningkatkan pendapatan. Dengan meningkatnya investasi akan dapat meningkatkan kapasitas produksi yang diharapkan serta dapat meningkatkan produktivitas untuk menghasilkan output dan nilai tambah, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan kapasitas produksi tersebut dapat diperoleh melalui investasi swasta (Private Investment) yang bisa disebut dengn Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun investasi luar negeri yang disebut dengan Penanaman Modal Asing (PMA).

Keberhasilan daerah untuk meningkatkan daya tariknya terhadap investasi salah satunya tergantung dari kemampuan daerah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan investasi dan dunia usaha serta peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Hal yang juga penting diperhatikan dalam upaya menarik investor, selain makroekonomi yang kondusif juga adanya pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur dalam artian luas. Selain itu kemampuan daerah untuk menentukan faktor-faktor yang dapat digunakan sebagai ukuran daya saing perekonomian daerah terhadap daerah lainnya juga sangat penting dalam upaya meningkatkan daya tariknya dan memenangkan persaingan.

Selaras dengan hal tersebut, program prioritas didalam RPJMD tahun 2010-2015, adalah sebagai berikut : 1) Melakukan penataan perundang-undangan melalui reformasi regulasi secara bertahap sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam implementasinya, 2) Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka memperluas penciptaan lapangan kerja, 3) Meningkatkan promosi dan kerjasama ekonomi dan investasi melalui penerapan sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi secara elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), serta 4) Pengurangan biaya untuk memulai usaha. Yang dicapai melalui RKPD Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 dengan prioritas dan tujuan pembangunan tetap pada meningkatkan investasi daerah.

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

Sejalan dengan program prioritas dan strategi pembangunan tersebut pada tahun 2012 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap memfokuskan pada upaya peningkatan promosi dan kerjasama investasi.

Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 telah dialokasikan sebesar Rp 1.093.628.000 atau sebesar 0,01% dari total APBD Tahun 2012. Dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp. 1.047.855.545 atau 91,13%.

Anggaran tersebut digunakan untuk peningkatan promosi dan kerjasama investasi. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

(2)

Tabel IV.B.9.1

Program dan Realisasi Anggaran Urusan Penanaman Modal Tahun 2012

No. Program Alokasi

(Rupiah)

Realisasi (Rupiah)

A Belanja Langsung 80.000.000 72.905.000

1 Program Peningkatan Promosi dan

Kerjasama Investasi 80.000.000 72.905.000

B Belanja Tidak langsung 1.013.628.000 974.950.545

1 Belanja Gaji dan Pegawai 1.013.628.000 974.950.545

Gaji dan Tunjangan 896.516.000 864.412.509

Tambahan Penghasilan 70.800.000 69.745.000

Insentif Pajak/Retribusi Daerah 46.312.000 40.793.036

2 Belanja Hibah dan Bantuan Sosial

3 Belanja Tak Terduga

Jumlah total 1.093.628.000 1.047.855.545

Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2012 (diolah)

b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Program ini bertujuan untuk membawa citra daerah sebagai daerah tujuan investasi yang menarik dengan sasaran meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi. Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan berupa:

a. Promosi Investasi Jawa Tengah, merupakan kegiatan promosi investasi Jawa Tengah dalam format Central Java Investment and Bussiness Forum (CJIBF) yang dilaksanakan dengan koordinator Provinsi Jawa Tengah dengan peserta pameran adalah semua Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Grand Sahid Jakarta, dengan harapan akan terpromosikannya potensi daerah dan akan berkembangnya investasi di Kabupaten Wonosobo.

b. Promosi Produk Unggulan dan Potensi Daerah, merupakan kegiatan peningkatan promosi dan kerjasama investasi sebagai ajang atau sarana promosi potensi daerah yang dilaksanakan pada tahun 2012 bekerjasama dengan UKM daerah dan investor di arena PRPP Jawa Tengah dengan maksud dan tujuan untuk memberikan peluang dan menambah wawasan bagi pengusaha kecil dan menengah untuk menawarkan dan mempromosikan produk UKM kepada ‘buyer’ sehingga bisa membuka peluang pasar baru.

c. Pengadaan Sarana dan Prasarana Promosi, dilakukan dalam rangka pengadaan sarana dan prasarana (booklet, leaflet dan tas bergambar potensi daerah) guna mendukung kegiatan promosi potensi dan peluang investasi di Kabupaten Wonosobo dan sebagai sarana promosi pada kegiatan Central Java investment and Business Forum (CIJBF) di Jakarta. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah adanya ketertarikan beberapa pihak investor untuk melakukan investasi di Kabupaten Wonosobo yang pada akhirnya akan menaikkan pertumbuhan ekonomi Wonosobo, menaikkan PAD dan membuka kesempatan kerja serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(3)

d. Biaya Operasional Pembinaan PD. BPR BKK/BKK, merupakan pendampingan untuk pelaksanaan pembinaan PD BPR BKK/BKK serta rapat-rapat, termasuk Rapat Umum Pemegang Saham, rapat koordinasi dengan Biro Perekonomian Setda Prov Jateng, Rapat Evaluasi Triwulanan, Rapat penyusunan /pengesahan RKAP, Rapat pengesahan Laporan Keuangan/Kinerja tahunan.

Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal

Meningkatnya investasi di Kabupaten Wonosobo dapat dilihat dari Indikator Kinerja Utama (IKK) sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel IV.B.9.2

Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Tahun 2012

Berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

No. Indikator Kinerja Kunci (IKK) Capaian Kinerja

2011 2012

1 Kenaikan / penurunan nilai realisasi

PMDN (Realisasi PMDN thn 2012 (Rp 225.061.913.300) – Realisasi PMDN 2011 (Rp 293.177.076.285) / (Realisasi PMDN 2011 (Rp 293.177.076.285) x 100% -0,81% Rp -68.115.162.985 --- x 100% Rp 293.177.076.285 = -23,23% Sumber: KPPT Keterangan :

Nilai investasi didasarkan pada jumlah modal usaha yang dipantau melalui penerbitan SIUP.

Tabel IV.B.9.3

Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Tahun 2012 Berdasarkan Indikator RPJMD 2010-2015

No. Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah

Capaian Kinerja

2011 2012

1 Jumlah Investasi 1.747,00 2.348

2 Nilai Investasi (milyar) 293,20 225,1

Sumber: KPPT

Capaian kinerja urusan Penanaman Modal Kabupaten Wonosobo dapat dilihat dari jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di mana pada tahun 2012 sebesar Rp. 225.061.913.300 sedangkan tahun 2011 sebesar Rp. 293.177.076.285 atau mengalami penurunan 23,23%. Hal ini kemungkinan terjadi karena pengusaha dalam negeri mengetahui kondisi riil, resiko bisnis dan suku bunga yang lebih tinggi dari asing sedangkan bisnis yang digeluti tidak spesifik sehingga untuk prospek jangka panjang kurang bagus. Kemungkinan lainnya disebabkan karena pengusaha lokal masih

(4)

menahan keinginannya mengembangkan atau membuka bisnis baru dengan terlebih dahulu melihat peluang pasarnya. Sedangkan apabila dilihat dari kurangnya minat pengusaha luar dimungkinkan karena mereka tidak mempunyai lahan atau tempat usaha di Wonosobo, sedangkan harga tanah di Wonosobo relative tinggi sehingga tidak menguntungkan secara bisnis, sementara apabila melalui sewa lahan pemerintah, luas lahan kurang memenuhi syarat. Di samping itu kondisi infrastruktur jalan turut pula mempengaruhi kurangnya investasi di Wonosobo.

Nilai investasi tahun 2012 Kabupaten Wonosobo Rp. 225.061.913.300. Nilai ini sudah melampaui target RPJMD 2010-2015 sebesar 135,8 milyar. Meskipun nilai investasi Kabupaten Wonosobo sudah melebihi yang ditargetkan, Kabupaten Wonosobo tetap harus berusaha untuk meningkatkan investasinya dengan cara memberi kemudahan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Wonosobo, di samping harus selektif terhadap usaha-usaha yang akan berkembang di Wonosobo serta memberi edukasi kepada masyarakat tentang investasi yang aman.

Dari investasi yang ada di Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 yang paling banyak adalah investasi di sektor perdagangan diikuti sektor transportasi dan industri sebagaimana tabel IV.B.9.4.

Tabel IV.9.4

Rekapitulasi Penanaman Modal per Sektor Tahun 2012

No. Sektor Nilai investasi (Rp.) Tenaga Kerja

1. Pertanian 4.950.000.000 80

2. Pertambangan & Penggalian

3. Industri Pengolahan 18.865.050.000 520

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

5. Bangunan 6.540.675.000 158

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 161.672.188.300 1.581

7. Angkutan & Komunikasi 29.904.000.000 170

8. Bank, Persewaan & Jasa Perusahaan

9. Jasa-jasa 3.130.000.000 38

Jumlah 225.061.913.300 2.547

Sumber : KPPT

c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Permasalahan umum yang muncul pada urusan penanaman modal antara lain :  Infrastruktur kurang mendukung.

 Belum adanya kepastian menyangkut kebijakan dan regulasi pro investasi.  Kualitas SDM tenaga kerja lokal yang masih kurang.

 Masih kurangnya daya tarik dan dukungan iklim usaha terkait investasi.  Belum optimalnya kerjasama pembangunan investasi.

 Keterbatasan sarana dan prasarana investasi termasuk data base yang akurat.

 Belum menyatunya lembaga penanaman modal dan pelayanan perijinan dalam satu lembaga yang terpadu yang mengampu tiga fungsi penanaman modal (promosi, pelayanan dan pengendalian).

(5)

Upaya yang dilakukan dalam menangani pembangunan urusan penanaman modal adalah :

 Peningkatan dan pembenahan infrastruktur.

 Penyusunan dan pengesahan kebijakan dan regulasi yang pro investasi.  Meningkatkan SDM tenaga keja lokal sehingga berdaya saing.

 Menerapkan standar pelayanan administrasi/perizinan prima, cepat, murah dan tepat waktu, kondusif dan berorientasi pasar serta merubah sikap dan cara/perilaku aparatur dalam memberikan pelayanan kepada pelaku bisnis untuk lebih ramah dan lebih professional.

 Menerapkan pelayanan secara elektronik.

 Melaksanakan koordinasi lintas urusan yang erat kaitannya dengan daya tarik investasi.

 Penyediaan data dan informasi investasi ekonomi yang lengkap dan mudah diakses.  Menyiapkan pembaharuan SOTK/struktur organisasi dan tata kerja SKPD.

Gambar

Tabel IV.B.9.1
Tabel IV.B.9.2
Tabel IV.9.4

Referensi

Dokumen terkait

Guna mengetahui tingkat kepuasan masyarakat di wilayah Kota Banjarmasin terhadap pelayanan perizinan yang diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Laporan Final Investigasi Kecelakaan Pelayaran Terbaliknya Rejeki Baru Kharisma (GT 6 No.

1) calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus yang dilarang menjadi PSP atau memiliki saham pada industri perbankan

a. Metode scramble adalah salah satu metode pembelajaran yang terapkan dalam proses pembelajaran dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai

Adapun tahap tindakan yang dilakukan, meliputi (a) melaksanakan tindakan dalam pembelajaran pada sub tema Perubahan Wujud Benda sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas disahkannya buku tentang Skema Sertifikasi Okupasi Nasional Pariwisata bidang Tata Boga yang dapat digunakan sebagai panduan atau

Kelelahan otot biasa disebut dengan muscular fatigue merupakan fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu disebut

Papan bambu komposit dari bilah bambu andong yang dibuat menggunakan perekat isosianat dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat, memiliki