Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi
DISUSUN OLEH : SUSILAWATI NIM. 6662091047
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Dr. us S art M .Si NIP 1.97108242005011002
.197107182005011001 a SE. M .Si
Prof. Dr. H. A Sihabudin, M .SizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA N IP .132314682
---Pembimbing II, Pembimbing I,
M enyetujui,
Serang, 19 November 2015 Skripsi imTelah Drsetujui tmttrk Dinjikan
.Dr. s S' . M.SI
" NlP-_I.crV:68242005011002
• •
-•
I
~Prodi...-
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA.,
Jlmu KomuDiluts1A~~I
Mcngetabui,
Angi0ta
n
:
PusPita All'; POtfU.S.Sos.
M.lkomNIP.198407132008122002
Anuota I : Buman.din. S.L M.S!
NIP .19750405200812100 1 KctuaPenguji : Dr.Rabml Win.nRib. M.Si
NfI'.196810192005012001
Serang,
MUfI:12016Tclab diuji di hadapanDewan Pcnguji Sidang Skripsi &;Kompn:hensifdi Scrang tanggal 26 Janeari 2016 dandinyatakanLULUS.
: POLA PF.NCARJAN INFORMASI ANGCOTA VESPA
ANTIQUE CLUB DALAM MOOlflKASJ SKUTER
VESPA. Judul Skipsi
:6662091047
Menyalakan bahwazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAskrip si yang b e rju d u l POLA PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA VESPA ANTIQUE CLL'lB DALAM MODIFIKASI SKUTER VESPA adaIah h a siI kacya. saya sendiri, dan selmuh sumber yang dik:utip manpun yang dirujuk telab sa ya nyatakan beaar, ApabiIa dikemudian hari skrip si ini terbukti mengandung unsurplagial:, m a ka gelarkesatjanaan sayabisa dicabut.
: Cimahi" 9 November 1989 Tempat Tanggal-Labir
Pmwam
.S tndi; 6662091047 NIM
Nama
Susi, seorang Ibu yang tak kenal lelah bertatih-tatih
dalam pengerjaan Skripsi.
M.Si., Program Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2016.
Penelitian ini membahas tentang bagaimana pola pencarian informasi anggota Vespa Antique Club (VAC) dalam modifikasi skuter Vespa. Masalah dalam penelitian ini adalah tidak semua anggota VAC mengerti mengenai otomotif juga modifikasi, dan informasi akan modifikasi merupakan suatu kebutuhan yang harus terpenuhi. Kebutuhan akan informasi muncul membuat anggota VAC bertindak untuk mencari informasi baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa. Pola pencarian informasi tersebut mencakup strategi pencarian informasi seperti apa yang dilakukan oleh anggota VAC, serta untuk mengetahui informasi apa saja yang paling dicari oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa. Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif dalam penelitian ini. Narasumber dalam penelitian ini adalah pendiri kelompok VAC, Ketua VAC regional Cimahi, anggota VAC yang memodifikasi skuter Vespa serta beberapa orang yang terkait dalam modifikasi skuter Vespa. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori kebutuhan oleh Abraham dan didukung oleh model pencarian informasi karya Donohew dan Tipton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencarian informasi yang dilakukan anggota VAC menggunakan strategi fokus sempit, hanya mempercayakan pada satu sumber informasi yang dianggap relevan yaitu mekanik. Pola pencarian informasi pada proses modifikasi skuter Vespa menghasilkan informasi penting yang paling sering dikomunikasikan.
Communication Program. Faculty of Social Science and Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. 2016.
This research discusses about how information search pattern Vespa Antique Club members (VAC) in the modification of the Vespa scooter. The problem in this research is that not all members of the VAC understand the automotive, modification, and will modify the information is a requirement that must be met. The need for information appears to make VAC members act to seek new information. The purpose of this study was to determine the pattern of information search conducted by members of the VAC in a modification of the Vespa scooter. The search pattern information includes information such as what search strategies carried out by members of VAC, and to know what information is the most sought after by members of the VAC in modifying the Vespa scooter. Researchers used a qualitative approach in this study. Informant in this research is a founding member of the VAC, Chairman of the regional VAC Cimahi, member VAC modifies Vespa scooters and several people involved in the modification of the Vespa scooter. The theory used in this research is the theory of needs by Abraham and supported by information search model works Donohew and Tipton. The results showed that the search for information by members of the VAC using a narrowly focused strategy, just rely on one source of information considered relevant, namely mechanics. Search pattern modification process information on Vespa scooters yield important information most often communicated.
atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pola Pencarian Informasi Anggota Vespa Antique Club dalam
Modifikasi Skuter Vespa. Penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan srata satu (S1) program studi Ilmu Komunikasi,
konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik di Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Serang-Banten.
Dengan segala kemampuan dan upaya yang ada, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dengan keterbatasan waktu, pustaka, pengalaman, serta
pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Namun, penulis berusaha unuk menyajikan dengan sebaik-baiknya. Dalam
mencapai keberhasilan penulis menyelasaikan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan support dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, ijinkan penulis
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Dr.Rahmi Winangsih, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
4. Bapak Darwis Sagita, M.I.Kom, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Sosial Ilmu
penulis.
6. Bapak Teguh Iman Prasetya, S.E., M.Si., selaku Pembimbing II,
terimakasih atas kesempatannya, kesabaran dan bimbingannya yang sangat
berarti bagi penulis.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa selaku pengajar dari semester satu sampai delapan, yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.
8. Seluruh staf administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa yang melayani kepentingan penulis dalam
berbagai hal untuk melancarkan jalannya skripsi ini.
9. Sonny S. (Gogon) selaku key informan yang telah menyempatkan
waktunya dalam memberikan banyak informasi kepada penulis, sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Abah Dodo, Kang Opik, Kang
Cepi, Kang Deni Gozil, dan seluruh keluarga besar Vespa Antique Club
yang telah bersedia menjadi informan dalam penelitian ini. Terimakasih
banyak.
10.Mamaku, Ibu Eulis Karliah, S.pd. Satu-satunya wanita hebat sekaligus
motivator yang telah menyekolahkan penulis dengan kerja keras dan do’a tulusnya sehingga bisa seperti ini. Terimakasih banyak, mah.
13.Anakku sayang, Qisya Aqilah Tahsina Munandar. Kesayanganan yang
selalu memberikan senyum mungil dan kecerian untuk bunda.
Terimakasih sayang.
14.Adik-adikku Indah Diana dan Tania Mulyani, terimakasih atas motivasi
dan dukungan kalian.
15.Paman serta Bibiku, Om Yudi juga Bi Eni yang turut mendukung penulis
dalam pengerjaan skripsi ini, terimakasih banyak.
16.Mertuaku, Ibu Deti Cantini, dan Kakak iparku Alfi Ramdhani, Amd., serta
Adik-adik iparku Astri Kusmayanti juga Nuranisa terimakasih banyak
untuk semangat dan dukungan kalian semua.
17.Sahabat-sahabatku, Siti Rahmi Fathia, Pirasatnawati, Pratiwi Budi Utami,
Eka Agustini, Nike Herlina, Satria Kinayungan, Tresna Amaliawati, Syifa
Rohaini, M. Hanif Alhadad, seluruh personil geng KOJO; Hammas,
Shandy, Indra, Arif, Yanuar, Dany, Danang, Bayu, Ashadi, Randy,
Iskandar, Kori, Anjas, juga, terimakasih untuk kebersamaan yang telah
kita lalui. Semoga kita bisa terus menjalin silaturrahim di masa depan
dengan cerita tentang kesuksesan kita masing-masing.
18.Teman-teman Ilmu Komunikasi dan Konsentrasi Jurnalistik, Harun
Kurnia, Indra Permana Suparlin (KM Abadi), Niken, Lilin, Anisa, Selig,
Daru, Dayat, Santi, Dedew, Hayu, Widia, Agung, Febi, Krisna, Andini,
Raynelson Sirait, Faisal Abdul, Indah, Adam, Dara, Panji, Emple, Bang
Oyan, Bang Qiwonk, Bang Niji, Bang Enjang, Bang Nofa, Bang Fajar,
Yoski, terimakasih untuk begitu banyak pengetahuan dan pelajaran
berharganya dalam kehangatan keluarga UKM Jurnalistik.
20.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih
telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini baik dengan doa dan
dukungannya.
Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mendoakan semoga Allah
membalas kebaikan dan pengorbanan kalian.
Akhir kata, penulis berharap semoga apa yang telah penulis lakukan dapat
bermanfaat, meskipun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
Serang, Januari 2016 Penulis
LEMBAR PENGESAHAN ……… ii
LEMBAR ORISINALITAS ……….. iii
ABSTRAK ……….. iv
ABSTRACT ………... v
KATA PENGANTAR ……….…….. vi
DAFTAR ISI ………. vii
DAFTAR TABEL ………. viii
DAFTAR GAMBAR ……….... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2 Rumusan Masalah ………... 5
1.3 Identifikasi Masalah ………... 5
1.4 Tujuan Penelitian ………... 5
1.5 Manfaat Penelitian ………... 6
1.5.1 Signifikansi Akademis …………..………... 6
1.5.2 Signifikansi Praktis ………...………... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Pencarian Informasi ………... 7
2.1.1 Pola……….. 7
2.1.2 Informasi ……….……… 8
2.1.3 Pencarian informasi …….………....…… 10
2.2 Khalayak ……….. 12
2.2.1 Komunitas ………...……… 12
2.3 Model dan Teori ………..……… 14
3.1 Metode Penelitian ………. 29
3.2 Penentuan Informan ……….. 30
3.3 Teknik Pengumpulan Data ……….. 34 3.4 Teknik Ananlisis Data ……….… 37
3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian ……… 39
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ……….. 40
4.1.1 Sejarah Vespa ...………. 40
4.1.2 Sejarah Vespa Antique Club...………... 41
4.1.2.1 Logo Vespa Antique Club...……….... 42
4.1.2.2 Maskot Vespa Antique Club...………... 43
4.1.2.3 Organisasi dan Keanggotaan Vespa Antique Club..……….... 45
4.1.2.4 Visi dan Misi Vespa Antique Club.………... 48
4.2 Deskripsi Data ………... 49
4.3 Hasil penelitian ………. 50
4.3.1 Kegiatan Kelompok VAC……….... 51
4.3.1.1 Kumpul Malam Minggu...………... 51
4.3.1.2 Kirab Merah Putih……...………....54
4.3.1.3 Kegiatan Vespa Racing VAC...………... 56
4.3.2 Modifikasi Vespa Racing.………....57
4.3.2.1 Alasan Melakukan Modifikasi Skuter Vespa...………....61
4.3.2.2 Persiapan Sebelum Modifikasi………...68
4.3.2.3 Menetapkan Mekanik Sebagai Sumber Informasi..………...70
4.3.2.4 Modifikasi Skuter Vespa...……….…... 73
5.1 Kesimpulan ………. 88
5.2 Saran-saran ……….. 90
DAFTAR PUSTAKA ……… x
Tabel 2.3 Tabel penelitian sebelumnya ...………... 27
Gambar 4.1 Logo Vespa Antique Club ...……… 42
Gambar 4.2 Vespa Berlogo VAC ...……….. 43
Gambar 4.3 Maskot Vespa Antique Club ...………... 44
Gambar 4.4 Konvoi VAC menggunakan jaket kulit bergambar mascot ...… 45
Gambar 4.5 Anggota VAC Cimahi berkumpul di depan Toko Kartikasari... 52
Gambar 4.6 Konvoi anggota VAC menuju Braga …....……… 53
Gambar 4.7 Konvoi Kirab Merah Putih di Jl.Dago ...………. 55
Gambar 4.8 Dzikri Anshari 224 di Sirkuit Brigif 15 Kujang ... 57
Gambar 4.10 Gogon Key Informan ...……….59 Gambar 4.11 Key Informan Gogon dengan Skuter Vespa Racing...……...61
Gambar 4.12 Model Pencarian Informasi ...………... 76
Gambar 4.13 Foto informan Cepi ...………....79
Gambar 4.14 Boring Vespa ...………... 80
Gambar 4.15 Carbulator Vespa...………...….. 82
Gambar 4.16 Foto Deni Gozil di bengkel cat ...………. 86
Gambar 4.17 Body skuter Vespa ...………... 87
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Vespa Antique Club (VAC) yang berdiri pada 28 Oktober 1993,
merupakan sebuah komunitas di Kota Bandung yang beranggotakan para
penggemar sepeda motor jenis skuter vespa. Sesuai dengan namanya anggota
dari kelompok ini memiliki skuter vespa. Didirikannya VAC pada waktu itu,
adalah bertujuan guna menjadi wahana silaturahmi, komunikasi dan
menyalurkan hobi wisata berkendaraan para pemilik/pemakai/penggemar
roda dua jenis Vespa yang berazaskan kekeluargaan.
Sedangkan kata antique itu sendiri, adalah merupakan kalimat yang
sering kali didengar para pendiri sebagai ungkapan spontan masyarakat
ketika melihat dan memperhatikan Vespa diterima dan didengar waktu
itu, maka sepakat menyertakan kata Antique dalam nama organisasi pemilik
dan penggemar Vespa, yaitu VESPA ANTIQUE CLUB.
Vespa itu sendiri merupakan merek sepeda motor jenis skuter yang
berasal dari Italia, sampai saat ini sudah puluhan varian Vespa yang mampir di
Indonesia. Dari yang paling tua hingga yang paling baru ada di Indonesia,
mungkin Indonesia masih bisa disebut sebagai surganya Vespa. Hal ini
terbukti dengan banyaknya komunitas-komunitas Vespa yang tetap eksis
VAC memiliki cabang-cabang tersendiri di Wilayah-wilayah besar di
Kota Bandung, salah satunya adalah VAC Cimahi. VAC Cimahi yang resmi
terbentuk pada 18 September 2001 merupakan gabungan dari beberapa
anggota VAC yang berdomisili di Wilayah Cimahi yang di pimpin oleh
Taufik Hidayat atau yang akrab dipanggil Opik. Sampai saat ini
keanggotaannya sudah mencapai sekitar 200 orang anggota dari berbagai
macam latar belakang.
Semua anggota yang tergabung dalam VAC memiliki skuter jenis
Vespa, karena memilki Vespa merupakan syarat utma untuk tergabung dalam
VAC. Seiring dengan perkembangan zaman dan tekhnologi yang
terus-menerus mengalami perubahan, tidak sedikit individu yang menerima
perubahan atau inovasi ataupun ingin melakukan perubahan. Persetujuan akan
inovasi akan lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang suka akan
perubahan, menghargai kebutuhan akan inovasi dan mencari informasi baru.1 Seperti halnya anggota VAC yang menerima inovasi dan melakukan
pencarian informasi berkaitan dengan Vespa. Tidak sedikit dari mereka yang
memodifikasi Vespa kepunyaannya mengikuti perkembangan zaman. Saat ini
sedang marak jenis Vespa racing atau balapan, banyak anggota VAC Cimahi
yang memodifikasi mesin Vespa mereka menjadi mesin racing.
Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang
kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya,
serta menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya. Pengetahuan akan
1
informasi mengenai modifikasi sangatlah dibutuhkan oleh angggota VAC,
mulai dari memilih kualitas bahan hingga jangkauan keungan untuk
modifikasi sangatlah diperlukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan
memuaskan.
Pada kenyataannya anggota VAC tidak semua mengetahui masalah
otomotif, mereka berasal dari berbagi latar belakang pfrofesi yang berkumpul
menjadi satu dalam kelompok penggemar vespa, tidak semua anggota VAC
memiliki keahlian dalam memodifikasi vespa. Pengetahuan akan informasi
mengenai apa saja yang harus dipersiapkan untuk memulai modifikasi sampai
tangan ahli yang terlatih sangatlah dibutuhkan. Kebutuhan akan informasi
tersebutlah yang dibutuhkan oleh anggota VAC untuk memodifikasi skuter.
Kebutuhan manusia selalu bertingkat-tingkat, manusia tidak akan
penah puas begitulah yang sering kita dengar. Pada dasarnya tingkah laku
individu berguna untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Abraham Maslow
manusia diibaratkan seperti binatang yang selalu berkeinginan, kebutuhan
manusia selalu bertingkat-tingkat, bila kebutuhan terpenuhi kebutuhan lain
akan muncul dan kebutuhan yang lebih tinggi menjadi dominan.2 Begitu pula dengan kebutuhan informasi anggota VAC yang selalu bertingkat-tingkat. Jika
satu informasi telah di dapatkan akan ada kebutuhan untuk mencari informasi
lain.
Kebutuhan akan informasi pada anggota VAC dapat berupa rasa ingin
mencari informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan modifikasi vespa.
2
Pencarian informasi merupakan kegiatan seseorang yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukan perilaku pencarian
informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi
dimulai ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu
kurang dari pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber
informasi. Seperti halnya anggota VAC yang merasa memerlukan kebutuhan
akan informasi mengenai modifikasi skuter.
Informasi merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama karena
dikomunikasikan. Berbicara mengenai dikomunikasikan, terkandung
pengertian bahwa informasi tak hanya terdapat dalam bentuk komunikasi
percakapan saja, tetapi juga dalam bentuk terekam pada medi-media lain,
seperti Koran, Radio, Televisi dan lain-lain. Media-media komunikasi tersebut
dapat diterapkan dalam pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota
VAC.
Dalam masyarakat, berbagai informasi diproduksi, didistribusikan,
disimpan dan doterima dalam bentuk yang tak pernah dialami sebelumnya.
Pada saat yang sama individu semakin sulit mendapatkan informasi yang
relevan. Ini menimbulkan keinginan untuk meneliti masalah bagaimana orang
mencari informasi.3
Jika dilihat dari penjelasan diatas apa yang terjadi pada anggota VAC
bahwa anggota VAC memiliki kebutuhan informasi akan hal-hal yang
3
berkaitan dengan modifikasi vespa. Keterbatasan kemapuan dan pengetahuan
yang dimiliki dalam memodifikasi vespa yang mereka punya menumbuhkan
rasa ingin tahu dan mencari informasi akan hal tersebut. Disinilah peneliti
ingin tahu informasi apa saja yang paling dicari oleh anggota VAC dalam
modifikasi skuter Vespa, serta strategi apa yang dilakukan dalam proses
pencarian informasi, dapat disimpulkan bagaimana pola pencarian informasi
yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi vespa.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut: “Bagaimana Pola Pencarian Informasi Anggota Vespa Antique
Club dalam Modifikasi Skuter Vespa?”
1.3Identifikasi Masalah
1. Strategi pencarian informasi seperti apa yang dilakukan oleh anggota VAC
dalam modifikasi skuter vespa?
2. Informasi apa saja yang paling dicari oleh anggota VAC dalam proses
dalam modifikasi skuter vespa?
1.4Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi pencarian informasi seperti apa yang
dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter vespa.
2. Untuk mengetahui informasi apa saja yang paling dicari oleh anggota
1.5Manfaat Penelitian
1.5.1 Signifikasi Akademis
Dari segi akademis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
sumbangaan pikiran mengenai kebutuhan yang ada pada manusia bersifat
bertingkat-tingkat. Seperti halnya kebutuhan akan informasi yang
diperlukan oleh individu akan mendorong individu tersebut untuk
memenuhi kebutuhannya. Dalam penelitian ini kaitan kebutuhan akan
informasi, dan diperlukannya tahapan-tahan pencarian informasi melalui
pola pencarian informasi. penulis juga ingin memberikan deskripsi dan
menambah referensi mahasiswa komunikasi dalam pola pencarian
informasi.
1.5.2 Signifikasi Praktis
Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
manfaat dalam tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh anggota VAC
dalam pencarian informasi berkaitan dengan kebutuhannya dalam
modifikasi skuter pada khususnya, dan komunitas lain pada umumnya.
Dengan demikian akan memudahkan mereka untuk memenuhi kebutuhan
informasi yang dibutuhkan, dan menjadi lebih efektif. Bagi penulis dan
mahasiswa Ilmu Komunikasi lainnya, diharapkan penelitian ini berguna
untuk menghasilkan teori yang diperoleh selama di perkuliahan dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori yang digunakan
dalam penelitian ini, serta beberapa pemikiran para ahli dalam bidangnya yang
berhubungan dengan masalah pada penelitian ini, yaitu “bagaimana pola
pencarian informasi anggota Vespa Antique Club dalam modifikasi skuter
vespa?” Sebagai garis besarnya peneliti akan menjelaskan mengenai apa yang
dimaksud dengan pola pencarian informasi, khalayak, model dan teori, serta
kerangka berfikir yang peneliti buat agar memudahkan dalam penelitian dan
obeservasi lapangan.
2.1 Pola Pencarian Informasi
Pada pengertian mengenai pola pencarian informasi peneliti akan terlebih
dahulu menjelaskan pengenai pola, apa itu pola? Bagaimana pengertiannya?
Begitu juga dengan informasi dan pencarian informasi.
2.1.1 Pola
Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan)
yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari
sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang
sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu
itu dikatakan memamerkan pola.4
4
Pengertian pola dalam ilmu sosiologi merupakan corak hubungan yang
tetap atau ajeg dalam interaksi sosial yang dijadikan model bagi semua anggota
masyarakat atau kelompok.5
Berdasarkan pemaparan diatas dalam penelitian ini pola dapat diterapkan
sebagai bentuk atau model yang menunjukan alur pencarian informasi oleh
anggota VAC dalam modifikasi skuter. Pola disini dapat menggambarkan
bagaiamana proses pencarian informasi itu berlangsung, dengan peneliti membuat
bentuk atau model pencarian informasi sebagai corak hubungan yang tetap dalam
interaksi sosial yang dilakukan oleh anggota VAC.
2.1.2 Informasi
Peneliti berasumsi bahwa informasi di era globalisasi sekarang merupakan
sesuatu yang tidak asing lagi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Bahkan
informasi merupakan kebutuhan penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja
bagi sejumlah masyarakat. Informasi merupakan segala sesuatu yang baru
diketahui oleh seseorang dengan menggunakan pancaindera.
Menurut sudut pandang dunia kepustakaan dan perpustakaan, informasi
adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa
putusan-putusan yang dibuat seseorang. Dalam hal ini, informasi lebih bermakna berita.
Berita adalah bentuk dalam pesan-pesan komunikasi.6
Informasi itu sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan, maupun
bentuknya. Dengan demikian maka fungsinyapun akan beragam pula karena akan
bergantung pada manfaatnya bagi setiap orang yang kebutuhannnya
5
http://glosarium.org/arti/?k=pola diakses pada Jumat, 06 Desember 2013 pukul 11.30 WIB
6
beda. Pun demikian fungsinya bagi suatu organisasi atau kelompok, ia akan
disesuaikan dengan jenis organisasi atau kelompok bersangkutan.7
Menurut pakar sosiologi Indonesia Prof. Selo Sumardjan (1989),
informasi dalam bahan pustaka dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1. Informasi konsumtif (consumptive information), adalah informasi yang berguna
secara konsumtif yang dapat dinikmati secara langsung oleh pengguna, karena
sifat-sifat informasi yang terkandung dalam informasi itu sendiri, misalnya karya
fiksi, cerpen, lagu, film, berita dan sebagainya.
2. Informasi modal capital information), adalah informasi yang diperlukan untuk
proses produksi untuk menyiapkan sesuatu hasil yang masih berupa bahan baku
yang memerlukan pengolahan.
Informasi merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama karena
dikomunikasikan. Berbicara mengenai dikomunikasikan, terkandung pengertian
bahwa informasi tak hanya terdapat dalam bentuk komunikasi percakapan saja,
tetapi juga dalam bentuk terekam pada media-media lain, seperti Koran, Radio,
Televisi dan lain-lain.
Dengan melihat pengertian yang diberikan beberapa ahli tersebut, terlihat
begitu luasnya pengertian dari kata informasi. Dalam penelitian ini informasi
menjadi apa yang dicari oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter, penelitian ini
menelaah bagaimana proses pencarian informasinya seperti apa.
Sesuasi dengan pembahasan mengenai pola sebelumnya, bentuk atau
model yang dibuat untuk menunjukkan alur pencarian infromasi yang dilakukan
7
oleh anggota VAC, informasi dapat menjadi penentu bentuk atau model pola itu
sepertia apa. Serta penelitian ini dapat menyimpulkan informasi konsumtif atau
informasi modalkan yang dicari oleh anggota VAC.
2.1.3. Pencarian Informasi
Terdapat dua metode popular yang sering digunakan seseorang dalam
mencari informasi adalah mencari (searching). berarti pengguna mencari
langsung ke kata/kalimat/koleksi yang diinginkan secara terstruktur dan
menerawang (browsing) berarti pengguna melakukan eksplorasi secara acak
(tidak terstruktur) terhadap sebuah informasi.
Perilaku pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukan perilaku pencarian
informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi dimulai
ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari
pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang
mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi.
Pannen (1990) menghubungkan, pencarian informasi dengan penggunaan
informasi. Menurut Pannen pencarian dan penggunaan informasi merupakan
keadaan ketika orang bergerak melewati ruang dan waktu menemukan dirinya
pada suatu keadaan di mana dia harus menjawab pertanyaan, memecahkan
masalah, melihat suatu fakta, agar dapat mengetahui sesuatu untuk terus bergerak
(Suwanto, 1997: 21-22).8
8
Menurut Lasa (1998: 65),pencarian Informasi adalah proses penemuan
kembali akan informasi yang tersimpan pada pusat informasi dengan peralatan
dan cara tertentu. Agar proses ini berlangsung cepat dan tepat, pencari informasi
harus:9
1. Memahami pusat-pusat maupun sumber-sumber informasi;
2. Menyusun strategi penelusuran;
3. Mampu menggunakan peralatan dan teknologi;
4. Melaras diri dengan informasi (keeping up to datewith information).
Berdasarkan penjelasan perilaku pencarian informasi yang dikemukakan
oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa hakekat perilaku pencarian
informasi seseorang adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang
melalui tahap-tahap atau proses tertentu dengan tujuan untuk memperoleh
informasi berkenaan dengan jawaban terhadap pertanyaan tertentu, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan atau melakukan suatu karya yang berarti bagi
dirinya.
Perilaku pencarian informasi tersebut pastilah ada dalam setiap individu
untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Begitu juga pada setiap
anggota Vespa Antique Club dalam mencari informasi mengenai vespa dan
kebutuhan informasi lainnya yang dapat diperoleh dari kelompok tersebut. Sesuai
dengan judul penelitian ini, agar peneliti dapat mengetahui bagaimana pola
pencarian informasi yang dilakukan anggota VAC mengenai modifikasi skuter.
9
2.2 Khalayak
Khalayak dalam penelitian ini adalah anggota VAC. Kembali pada
masalah dalam penelitian ini mengenai bagaimana pola pencarian informasi yang
dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter, maka penelitian ini
mencari proses pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC. Seperti
dalam pembahasan sebelumnya untuk memecahkan masalah pada penelitian ini,
peneliti membuat suatu model alur pencarian informasinya.
Khalayak atau publik adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama
terhadap suatu kegemaran/ persoalan tertentu tanpa harus mempuanyai pendapat
yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman
untuk itu.10
Berdasarkan pemaparan mengenai khalayak diatas peneliti menyimpulkan
bahwa anggota VAC adalah sejumlah orang yang memiliki minat dan kegemaran
yang sama dalam hal ini adalah modifikasi skuter vespa. VAC adalah sebuah
komunitas atau kelompok anak muda yang tergabung dalam satu wadah dan
memiliki kesamaan dalam kegemarannya mengenai vespa.
2.2.1 Komuniatas
Komunitas merupakan istilah yang sering digunakan dalam percakapan
sehari-hari oleh berbagai kalangan. Seperti halnya kebanyakan istilah yang
populer, maka maknanya pun bisa beragam tergantung pada konteks kalimatnya.
Kita biasa mendengar ada orang yang mengatakan, “komunitas ilmuan yang
10
mendukung teori evolusi”. Sedangkan mahasiswa Jurnalistik mungkin lebih akrab
dengan “Jurnalisme komunitas”
Komunitas dimaknai sebagai kelompok manusia yang bisa saja tinggal di
berbagai lokasi berbeda atau mungkin juga berjauhan jaraknya, namun
dipersatukan minat dan kepentingan yang sama. Komunitas juga bisa menunjuk
satu kelompok yang memiliki kesamaan karakteristik dan kesamaan keyakinan
yang berbeda. Komunitas juga dapat diartikan dengan kumpulan individu yang
mendiami lokasi tertentu dan bisanya tekait dengan kepentingan yang sama.11 Arti Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme
yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki
maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah
kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang
berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti
"sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".12
Seperti yang saat ini di Kota Cimahi terdapat komuniatas vespa, yang
menyatukan minat dan bakat serta keinginan bagi para penggemar skuter antik
tersebut. Mereka berkumpul dari berbagai belahan wilayah di Kota Cimahi untuk
menyatukan ide serta bertukar informasi satu sama lain. Komunitas tersebut
dikenal dengan nama Vespa Antique Club (VAC).
11
Yosal Iriantara, Community Realtions. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007. Hal 21
12
2.3 Model dan Teori
Pada penelitian mengenai pencarian informasi ini peneliti menggunakan
model karya Donohew dan Tipton (1973) dalam buku Denis McQuail dan Sven
Windahl sebagai berikut.
tidak ya
Luas sempit
Gambar 2.1 Model Pencarian Informasi Donohew dan Tipton
Atensi (perhatian)
Membandingkan dengan citra
sesuai tolak? Berakhir
(stop)
Bertindak?
?
Tetapkan prioritas
Lihat
situasi tutup
Tetapkan sumber
Sebelum menjelaskan model ini, akan dibicarakan dulu beberapa
konsep-konsep kuncinya, kita akan mulai dengan citra atau realitas. Citra pertama-tama
adalah merupakan hasil pengalaman sepanjang hidup individu dan terdiri dari
tujuan, keyakinan dan pengetahuan yang telah diperolehnya.
Bagian kedua dari citra terdiri dari konsep pribadi yang mencakup
penilaian terhadap kemampuan mengatasi berbagai situasi. Ketiga, citra realitas
terdiri dari satu set penggunaan informasi yang mengatur tingkahlaku individu
dalam mencari dan memproses informasi.
Pada saat mencari informasi, individu memilih strategi yang akan
digunakan. Strategi dibedakan antara strategi berfokus sempit dengan strategi
berfokus luas. Strategi berfokus luas, individu mengumpulkan
kemungkinan-kemungkinan sumber informasi, menilainya dan menentukan sumber mana yang
akan dipakai. Dalam strategi berfokus sempit, satu sumber informasi dianggap
sebagai titik keberangkatan dan kemudian dengan dasar itu ia mencari lagi
informasi lainnya.
Secara garis besarnya pada model ini, ketika seseorang dihadapkan pada
seberkas stimuli, terhadap stimuli ini ia bisa menaruh perhatian, bisa tidak.
Apakah ia akan menaruh perhatian, tergantung sebagiannya pada karakteristik
stimuli itu.13
Kemudian marilah kita asumsikan bahwa orang tadi menempatkan stimuli
dalam tingkat prioritas tertentu. Dalam memilih situasi orang akan memutuskan
untuk memakai penutup karena merasa sudah memperoleh informasi atau mencari
13
lagi informasi tambahan. Jika ia mencari informasi tamhan, dia harus mengetahui
informasi apa yang dibutuhkannya dan menimbang-nimbang, sumber informasi
mana yang paling potensial.
Kalau sudah ada lebih dari satu sumber potensial maka sesorang harus
membuat keputusan strategi informasi apa yang akan digunakannya dan kemudian
bertindak melakukan trayek pencarian informasi. Kemudian sesorang akan
menilai apakah informasi yang digunakannnya itu relevan atau tidak.14
Pada tahap akhirnya, proses ini dapat menghasilkan revisi citra realita.
Pengalaman baru seseorang dapat merubah pandangannnya terhadap lingkungan
dan konsep-konsep pribadinya. “Gaya” pencarian informasi juga dapat dirubah
atau diperkuat oleh hasil proses ini.15
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai model pencarian informasi yang
dibuat oleh Donohew dan Tipton dapat peneliti simpulkan bahwa arus pencarian
informasi bermula dari adanya stimuli, stimuli disini yang berarti adalah sebuah
informasi. Informasi muncul berawal dari sebuah kebutuhan karena adanya
persetujuan terhadap inovasi yang mungkin terjadi pada orang-orang yang suka
terhadap perubahan, menghargai kebutuhan akan inovasi dan mencari informasi
baru.
Peneliti disini akan mencoba menerapkan model karya Donohew dan
Tipton tersebut pada permasalahan penelitian ini mengenai, “bagaimana pola
pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter?”
kita mulai dengan anggota VAC yang menerima kabar mengenai modifikasi dan
14
Denis mcquial model-model komunikasi, alih bahasa : 1982 hal.95
15
dikategorikan sebagai stimuli. Anggota VAC akan menganggapnya relevan, dan
kalaupun tidak ia tentu akan menganggap informasi itu positif sehingga tidak
menolaknya dan memutuskan untuk bertindak karena menjadi suatu kebutuhan.
Peneliti berasumsi anggota VAC akan menempatkan informasi itu pada
skala prioritas tinggi. Ketika meninjau situasinya, anggota VAC merasa informasi
yang dia miliki kurang lengkap, ia akang menimbang-nimbang sumber informasi
mana yang harus dicarinya untuk memenuhi kebutuhannnya. Jika anggota VAC
menggunakan strategi fokus sempit, ia hanya menghubungi satu orang yang
dianggap sumber relevan, ataupun jika sebaliknya menggunakan strategi fokus
luas, ia akan menggunakan berbagai sumber informasi untuk memenuhi
kebutuhannnya.
Ketika anggota VAC meninjau kembali situasinya dengan apa yang
didapatkan mengenai informasi, jika ia merasa informasi cukup (closure) dan
bertindak sesuai informasi yang ia dapatkan itu. Modifikasi skuter vespa dapat dia
kuasai, dan anggota VAC akan menganggap bahwa tindakannya benar, begitu
pula informasinya. Citra realita pada dirinya akan sedikit berubah setelah
pengalamannya tersebut.
Untuk menguraikan alur model pencarian tersebut, peneliti menggunakan
teori kebutuhan sebagai dasar dari pencarian informasi yang dilakukan oleh
anggota VAC, selanjutnya peneliti akan menjelaskan mengenai teori kebutuhan
pada bahasan berikutnya.
Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan akan informasi pada anggota VAC,
berbentuk pesan atau pengetahuan baru yang dibutuhkan dalam modifikasi skuter,
yang menjadi titik keberangkatan pencarian informasi oleh anggota VAC
menggunakan strategi fokus luas atau sempit. Dalam menentukan sumber
informasi yang relevan tentunya anggota VAC akan melakukan sebuah interaksi
sosial dengan sumber yang ia anggap relevan, maka peneliti juga akan
menjelaskan mengenai interaksi sosial yang dipaparkan oleh ahlinya.
2.3.1 Teori Kebutuhan
Dari penjelasan sebelumnya sudah sangat jelas bahwa interaksi dalam
proses komunikasi dilakukan tidak akan lepas dari suatu informasi.
Individu-individu yang ada di masyarakat bergabung dan berkumpul bersama karena
adanya suatu kebutuhan.
Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan informasi yang ingin mereka
dapatkan dari sesama individu di kelompoknya. Kebutuhan tersebut didapatkan
melalui suatu proses interaksi sosial seperti penjelasan sebelumnya.
Peneliti menggunakan teori kebutuhan sebagai dasar dari pencarian
informasi yang dilakukan oleh anggota VAC. Teori ini dikemukakan oleh Abraha
Maslow, Frederick Herzberg, dan David Mc. Clelland. Teori ini pada dasarnya
menyebutkan bahwa tingkah laku individu berguna untuk memenuhi
kebutuhannya, dapat disebut menjadi Teori Pemenuh Kebutuhan
Teori Pemenuhan Kebutuhan / Satisfaction of Needs Theory dikemukakan
oleh Abraham Maslow di mana teori ini mempunyai empat prinsip landasan,
yakni:
b. Kebutuhan manusia tampak terorganisir dalam kebutuhan yang
bertingkat-tingkat.
c. Bila salah satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul.
d. Kebutuhan yang telah terpenuhi tidak mempunyai pengaruh, dan kebutuhan
lain yang lebih tinggi menjadi dominan.
Dalam kebutuhan manusia, Abraham Maslow membagi menjadi lima
macam kebutuhan manusia, yaitu:
a. Physical Needs (Kebutuhan-kebutuhan fisik)
Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan kondisi
tubuh seperti pangan, sandang, dan papan.
b. Safety Needs (Kebutuhan-kebutuhan rasa aman)
Kebutuhan ini lebih bersifat psikologis individu dalam kehidupan sehari-hari.
Misal: perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban, jaminan keamanan.
c. Sosial Needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial)
Kebutuhan ini juga cenderung bersifat psikologis dan sering kai berkaitan
dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui sebagai anggota, diajak
berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya, dan sebagainya.
d. Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan penghargaan)
Kebutuhan ini menyangkut prestasi dan prestise individu setelah melakukan
kegiatan. Misal: dihargai, dipuji, dipercaya.
e. Self Actualization Needs (Kebutuhan aktualisasi diri)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dan kebutuhan ini
mengakui kebenaran orang lain, mengakui kesalahan sendiri, dapat
menyesuaikan diri dengan situasi.
Masing-masing kebutuhan tersebut dapat saling memberi motivasi pada
tingkah laku individu dan motivasi ini bergerak dari kebutuhan yang paling
mudah untuk memenuhinya. Dalam hal ini kebutuhan fisik dipenuhi dahulu oleh
individu baru kemudian menyusul kebutuhan rasa aman. Begitu kebutuhan rasa
aman terpenuhi maka kemudian muncul kebutuhan sosial untuk dipenuhi dan
begitu seterusnya sampai kebutuhan katulisasi diri terpenuhi.
Pada masing-masing kebutuhan tersebut, tiap-tiap individu dapat berbeda
satu sama lain, hal ini dapat terjadi karena:
a) Status individu seperti ayah, ibu, anak.
b) Latar belakang pendidikan sperti SD, SLTP, SMU, dst.
c) Latar belakang pengalaman, misalnya miskin pengalaman dan kaya
pengalaman.
d) Cita-cita dan harapan individu.
e) Pandangan hidup individu.16
Abraham Maslow mengungkapkan bahwa ada lima motive yang ada pada
individu dan motive-motive berasal dari kebutuhan individu. Motive-motive
dimaksud adalah:
1) Physiological, yakni motive yang berasal dari kebutuhan fisik.
2) Safety, yakni motive yang berasal dari kebutuhan rasa aman.
16
3) Love, yakni motive yang berasal dari kebutuhan mencinta atau dicinta.
4) Esteem, yakni motive yang berasal dari kebutuhan untuk
berprestasi/gengsi.
5) Self-actualization, yakni motive yang berasal dari kebutuhan untuk
mengaktualisasi diri.17
Dalam kehidupan sehari-hari, individu menghadapi situasi sosial bersama
individu lain dan hal ini telah terbukti bahwa dalam situasi sosial masing-masing
individu mengadakan komunikasi dengan individu lain, melalui bahasa/berbicara
atau gerakan tubuh yang lain. Oleh karena itu, bahasa dan berbicara merupakan
alat utama individu dalam berkomunikasi dengan individu lain.18 2.4Kerangka Berfikir
Kerangka beasirfikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi
pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar
dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya.19
Menurut Widayat dan Amirullah (2002) kerangka berfikir atau juga
disebut sebagai kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir juga menjelaskan sementara
terhadap gejala yang menjadi masalah (objek) penelitian. Deskripsi teori
17
Ibid Hal 119-120
18
Santoso, Slamet. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2010.Hal 140
19
penelitian terdahulu merupakan landasan utama untuk menyusun kerangka
berpikir yang pada akhirnya digunakan dalam merumuskan hipotesis.20
Agar sajian kerangka berfikir dapat diterima secara lamiah, maka perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan konsep-konsep.
2. Merumuskan proposisi.
3. Merumuskan variable-variabel yang akan diteliti.
4. Merelevansi teori yang diapakai dengan objek masalah.
5. Mempersiapkan rancangan hipotesis yang akan disusun.
6. Membuat definisi operasional.21
Penulis meneliti bagaimana pola pencarian informasi yang dilakukan
anggota VAC untuk memodifikasi skuternya, yang berlandaskan adanya
kebutuhan akan informasi. Strategi pencarian informasi seperti apa yang
digunakan oleh anggota VAC akan dikaji, infomasi apa saja yang paling dicari
dalam proses pencarian ini tentunya akan terjawab.
Teori kebutuhan digunakan penulis sebagai dasar untuk melihat kebutuhan
informasi seperti apa yang menyebabkan anggota VAC melakukan pencarian
akan informasi dan bagaimanakah polanya untuk mengkonseptulisasikan
kerangka berpikir penulis terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
Peneliti membuat sebuah kerangka berfikir yang dia adapatasi dari model pola
pencarian informasi karya Donohew dan Tipton (1973) dalam buku Denis
20
Masyhuri. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama. 2008. Hal 133
21
McQuail dan Sven Windahl. Model tersebut peneliti gunakan dalam menguraikan
hasil penelitian, dan mengetahui jawaban dari masalah pada penelitian ini.
Luas
Sempit
2.6 Penelitian Sebelumnya
Penelitian-penelitian mengenai pola atau perilaku pencarian informasi atau
pun penelitian-penelitian mengenai kebutuhan informasi telah banyak diteliti
sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut memberikan sedikit banyak gambaran
bagi calon peneliti-peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa. Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Sumber : diadaptasi dari model pola pencarian informasi Denis McQuail dan Sven Windahl
Kebutuhan
Informasi
Bertindak Tetapkan
Prioritas
Lihat situas Tetapkan Sumber
Informasi
Strategi Fokus luas atau fokus
sempit Cek sumber untuk
relevansi
Konsultasi dengan sumber khusus Informasi
Karena adanya kesamaan fokus penelitian yaitu mengenai kebutuhan
informasi dan pola pencarian informasi, maka beberapa penelitian berikut ini
memberikan peneliti referensi dan gambaran bagaimana tahapan-tahapan yang
harus peneliti lakukan.
Tabel 2.1 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya
Judul Penelitian
Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Tuna Netra di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Nama peneliti Ana Pujiastuti / 2012
Perguruan Tinggi
Universitas Islam Nusantara Sunan Kalijaga Yogyakarta
Metode penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti
menggambarkan bagaiman pola atau atau rumusan mengenai
perilaku pencarian informasi akan kebutuhan informasi
mahasiswa tuna netra di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Kesimpulan penelitian
Setelah melakukan analisis terhadap perilaku pencarian
informasi yang dilakukan oleh para informan, dapat
disimpulkan bahwa perilaku pencarian informasi informan
terkait dengan pandangan tentang ruang perpustakaan yang
nyaman dan koleksi yang disajikan oleh pustakawan.
berperan dalam keberhasilan pencarian informasi.
Persamaan - Meneliti pencarian informasi berdasarkan kebutuhan akan informasi.
- Peneliti menggunakan metode penelitian kualitataif.
Perbedaan - Penelitian lebih menekankan pada perilaku dalam pencarian informasi.
Kritik Penelitian ini cukup jelas dalam menggambarkan kebutuhan-kebutuhan informasi mahasiswa tuna netra, dan metode
penelitian pun sudah tepat.
Tabel 2.2 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya
Judul Penelitian Pola Pencarian Informasi Masyarakat Pesisir Pantai Kabupaten Kulon Progo dalam Mengambil Keputusan
Terkait dengan Proyek Tambang Pasir Besi di Kabupaten Kulon Progo
Nama Peneliti Christina Tyas Utami Ari Mukti / 2014 Perguruan Tinggi Universitas Atmajaya Yogyakarta
Metode penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Peneliti membahas mengenai pola
pencarian informasi yang
Kulon Progo dalam pengambilan sebuah keputusan.
Kesimpulan penelitian
Di dalam penelitian ini dapat dilihat adanya keterkaitan antara pola pencarian informasi yang dilakukan oleh masyarakat pesisir dengan keputusan yang diambil mengenai proyek tambang pasir besi. Pola pencarian informasi dapat diidentifikasi melalui tiga unsur utama proses komunikasi yaitu sumber (source), pesan dan saluran atau media. Pencarian informasi kepada sumber (source) melalui saluran tertentu dan
pesan yang disampaikan tentu akan mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan.
Persamaan - Meneliti pencarian informasi berdasarkan kebutuhan akan informasi.
- Peneliti menggunakan metode penelitian kualitataif.
Perbedaan - Lebih menekankan pada pengidentifikasian unsur proses komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat
pesisir pantai Kulon Progo dalam mengurangi
disonansi yang dirasakan oleh masyarakat pesisir
sebelum seseorang mengambil sebuah keputusan
tertentu.
Kritik dan Saran Penelitian ini kurang menggambarkan mengenai pola pencarian informasinya, tetapi lebih menekankan proses
Tabel 2.3 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya
Judul Penelitian Pola Pencarian informasi Karyawan PT. Krakatau Steel (Persero) dalam Sistem Pensiun
Nama Peneliti Lilis Nurlailah / 2010
Perguruan Tinggi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sample..
Kesimpulan penelitian
Hasil dalam penelitian ini memperihatkan bahwa
karyawan PT.Karatau Steel (Persero) melakukan
pencarian informasi dengan beberapa kategori informasi
pensiun, yaitu kategori pelatihan kewirausahaan, hak-hak
yang didapatkan setelah pensiun, Masa persiapan pensiun
(MPP) dan usia pensiun.
Persamaan - Meneliti pencarian informasi berdasarkan kebutuhan akan informasi.
- Menggunakan pendekatan kualitatif.
- Teori yang digunakan adalah Teori Kebutuhan
Maslow
- Menggunakan model pencarian informasi
Donohew dan Tipton.
(Persero)
- Menggunakan metode studi kasus dengan teknik
sampel menggunakan Purposive sample.
Kritik Penelitian ini sudah cukup jelas dalam menggambarkan pola pencarian informasi karyawan PT. Krakatau Steel
(Persero) dalam sitem pensiun. Teori yang digunakan
sudaah sangat tepat dan dapat dijadikan refensi untuk
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metodologi penelitian.
Metodologi penelitian merupakann metode yang digunakan dalam suatu
penelitian mulai dari metode itu sendiri apa yang akan digunakan, pada umumnya
terbagi menjadi dua metode kualitatif dan kuantitatif, kemudian akan dijelaskan
juga mengenai penentuan informan atau sampling, teknik pengumpulan data serta
rencana analisis data.
3.1 Metode Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, memanfaatkan berbagai metode ilmiah.22
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan
kebenaran atau untuk lebih membenarkan pembenaran dan menemukan fakta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif,
yaitu hanya “memaparkan situasi atau peristiwa, Penelitian ini tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.”23
22
Lexy J. Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya:2006) Hal 6
23
Penelitian ini menggunakan tradisi fenomenologis, tradisi ini lebih
memberi penekanan persoalan pengalaman pribadi, termasuk pengalaman pribadi
yang dimiliki seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.24
Penelitian ini menggunakan paradigma postpositivisme, dimana melalui
paradigma ini peneliti tidak bisa mendapatkan fakta dari suatu kenyataan apabila
ia membuat jarak (distance) dengan kenyataan atau objek peneliti. Peneliti perlu
membaur dengan objek penelitian yang sedang diteliti, dalam hal ini kelompok
Vespa Antique Club (VAC), khususnya anggota VAC.
Sehubungan dengan masalah penelitian ini, peneliti mencoba mendalami
pola pencarian informasi yang terdapat dalam kelompok VAC ketika sedang
memodifikasi Vespa. Peneliti berusaha untuk menggambarkan secara jelas segala
yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang
berdasarkan tujuan penelitian.
Sebelum tahap penelitian ke lapangan dimulai, peneliti menyusun rencana
kerja atau pedoman pelaksanaan penelitian, mengumpulkan catatan, tanggapan,
informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam
mengungkapkan pola pencarian informasi oleh anggota VAC mengenai
modifikasi skuter Vespa.
3.2 Penentuan Informan
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh
Spardley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga
24Pawito ‘Penelitian Komunikas Kualitatif’ (Yogyakarta: PT. LKis Pelangi Aksara Yogyakarta,
elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis.25
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai tiga elemen penting dalam
penelitian kulaitatif ini, peneliti menentukan tempat dalam penelitian ini adalah
tempat-tempat yang berkaitan dengan keberadaan anggota VAC seperti tempat
kumpul atau nongkrong, bengkel sampai sirkuit. Pelaku dalam penelitian ini
sudah sangat jelas yaitu anggota VAC, dan aktivitas dalam penelitian ini fokus
pada aktivitas anggota VAC yang berhubungan dengan modifikasi skuter vespa.
Sampel dalam penelitian kualitaif bukan dinamakan responden, tetapi
sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian.
Sampel dalam penelitian kua litatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi
sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan
teori.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik snowball untuk
menetapkan key informan. Snowball atau bola salju juga dikenal sebagai prosedur
“rantai rujukan” atau juga prosedur networking, sering juga dianggap prosedur
purposive namun sesungguhnya berbeda.26
Dalam snowball, dengan siapa peserta atau informan pernah dikontak atau
pertama kali bertemu dengan peneliti adalah penting untuk mengguanakan
jaringan sosial mereka untuk merujuk peneliti kepada orang lain yang berpotensi
25
Ibid. Hal 49
26
berpartisipasi atau berkontribusi dan mempelajari atau memberikan informasi
kepada peneliti.27
Penelitian menggunakan teknik Linier Snowball Modle seperti dibawah
ini:28
Model snowball linier memungkinkan peneliti bergerak linier untuk
menenntukan informan baru, dari satu informan ke informan lain, dan me
mbentuk bola salju yang besar secara linier.
Dalam permasalahan penelitian ini mengenai “bagaimana pola pencarian
informasi anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa?” peneliti memulai
dengan menetapkan informan dari ketua VAC Cimahi sebagai informan pertama
yang peneliti temui. Informan selanjutrnya merupakan anggota VAC yang
melakukan modifikasi pada skuter vespanya, informan tersebut peneliti tetapkan
berdasarkan rujukan dari informan pertama dan seterusnya arus linier snowball
bergerak merujuk informan berikutnya.
Pada penelitian kualitatif tentunya ada yang dinamanakan Key Informan
atau informan kunci, yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi penelitian. Kriteria yang harus dimiliki oleh key informan, yaitu seseorang
yang terlibat dan masih berpartisipasi, tahu betul tentang VAC dan merupakan
orang yang tahu betul mengenai proses modifikasi Vespa. Sedangkan informan
adalah orang yang memberikan informasi untuk melengkapi data.
27
Prof burhan burgin, penelitian kualitatif. Kencana: Jakarta. 2007. Hal.108
28
Peneliti memilih key informan dan informan menggunakan Linier
Snowball Modle seperti pada pembahasan sebelumnya. Pertimbangan tertentu ini
berdasarkan pertimbangan bahwa orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin ia merupakan penguasa sehingga
akan memudahkan penulis menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.29 Berikut adalah Key informan dan informan dalam penelitian ini:
1. Dodo Suhendar, pria paruh baya yang akrab dengan panggilan Abah Dodo
ini merupakan salah satu pendiri Vespa Antique Club. Abah Dodo tentu
memiliki begitu banyak informasi mengenai sejarah VAC sebagi obyek
pada penelitian ini.
2. Taufik yang sering dipanggil Kang Opik. Penulis memilih Kang Opik
sebaga informan pertama karena ia merupakan seorang pimpinan dalam
organisasi yang sedang peneliti teliti saat ini. Tentunya sebagai pimpinan
atau Ketua yang menjabat selama 11 Tahun, ia mengetahui berbagai
macam sumber informasi yang dibutuhkan peneliti dan akan merujuk
peneliti pada key informan yang tahu betul mengenai modifikasi vespa.
3. Gogon yang memiliki nama lengkap Sonny S. ini adalah anggota VAC
yang memodifikasi Vespa kepunyaannya, peneliti menetapkan Gogon
sebagai Key informan. Sebagai anggota VAC dan memiliki Vespa
modifikasi, ia tentunya mengetahui dengan baik seperti apa proses
modifikasi Vespa yang menjadi fokus pada penelitian ini. Gogon tahu
betul apa saja kendala yang dihadapi, bagaimana pola pencarian
29
informasinya atau hal-hal lainnya yang berhubungan dengan pencarian
informasi mengenai modifikasi skuter.
4. Cepi sebagai mekanik dan juga merupakan anggota VAC, peneliti
tetapkan sebagai informan pada penelitian ini. Peneliti memilih Cepi
sebagai informan karena ia merupakan anggota VAC yang sekaligus
mekanik yang bertugas memodifikasi skuter vespa milik Key informan
Gogon. Informasi mengeanai Cepi didapatkan dari rujukan oleh Gogon.
Peneliti ingin mengetahui apa saja yang Cepi kerjakan dalam modifikasi
ini, bagaimana prosesnya serta berbagai informasi yang akan peneliti gali
lebih dalam dari Cepi.
5. Deni yang akrab dipanggil Gozil merupakan pemilik bengkel cat, dia tahu
betul segala sesuatu yang berhubungan dengan cat. Key informan Gogon
menggunakan jasa Gozil dalam proses pengecatan vespa miliknya, yang
direkomendasikan jasanya oleh Cepi yang berwenang sebagai mekanik.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan, maka teknik
pengolahan data yang dilakukan penelitu yaitu:
1. Observasi partisipasi
Yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana
observer atau penulis benar-benar terlibat dalam keseharian responden. Di
sini, penulis bertindak sebagai insider (orang dalam) dari kelompok yang
menjaga keabsahan data, penulis sebagai peneliti disini sifatnya
unobstrusive (observasi tak mengganggu).30
Cara pengambilan data yaitu dilakukan dengan cara bergabung
dengan objek penelitian untuk mengumpulkan data sesuai dengan
permasalahan. Dengan mendatangi tempat-tempat berkumpulnya anggota
VAC mulai September 2014 sampai dengan September 2015. Observasi
dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai pola pencarian informasi
yang dilakukan anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa.
Hal-hal yang akan peneliti amati diantaranya:
1.) Bagaimana proses pencarian informasinya dan menggunakan
strategi apa.
2.) Informasi apa saja yang paling dicari dalam modifikasi skuter
Vespa.
Setelah melakukan observasi partisipasi, peneliti membuat catatan
lapangan dari hasil penelitian. Peneliti mengamati apa yang dilihat,
didengar, dari kejadian selama observasi, kemudian penulis simpulkan dan
membuatnya ke dalam bentuk tertulis yang disebut dengan format catatan
lapangan. Catatan lapangan ini memuat format nomor catatan, sumber
(subjek), lokasi, isi yang memuat deskripsi hasil penelitian lapangan dan
argument sebagai penilaian peneliti terhadap hasil observasi. Untuk
catatan observasi, peneliti lampirkan di halaman lampiran.
30
2. Wawancara (Indepth Interview)
Indepth interview yaitu suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang didapat dari narasumber langsung, baik
melalui percakapan atau tanya jawab secara mendalam. Masalah yang
diteliti dalam penelitian ini adalah pola pencarian informasi anggota VAC.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
dengan cara peneliti mendatangi langsung kepada informan lalu bertanya
mengenai bagaimana proses pencarian informasi yang dilakukan oleh
anggota VAC dalam mencapai kebutuhannya mengenai modifikasi skuter.
Kedekatan dengan mekanik, bagaimana hubungan mereka untuk mencapai
tujuan dalam modifikasi skuter. Semua kegiatan dilakukan berdasarkan
teori yang di kemukakan oleh Abraha Maslow bahwa tingkah laku
individu berguna untuk memenuhi kebutuhannya, dapat disebut menjadi
Teori Pemenuh Kebutuhan.
Pada wawancara mendalam ini, terlebih dahulu peneliti
menyiapkan sejumlah pertanyaan yang ditulis dalam pedoman wawancara.
Dalam melakukan wawancara dengan informan, peneliti merekam
pernyataan atau informasi yang didapatkan melalui perekam suara dari
handphone, lalu menulis ulang semua yang informan ucapkan. Hasil
wawancara langsung yang peneliti lakukan dengan key informan
merupakan data primer dalam penelitian ini. Sedangkan hasil
Secara garis besar, hal-hal yang ingin peneliti ketahui diantaranya:
a) Pengetahuan mengenai VAC, kebutuhan informasi saja dalam
proses modifikasi skuter.
b) Bagaimana proses pencarian informasinya dan kendala apa saja
yang dihadapi dalam pencarian tersebut.
c) Bagaimana alurnya dan siapa saja yang terlibat.
d) Strategi apa yang digunakan dalam pencarian informansi.
e) Apa saja yang paling dicari dalam modifikasi skuter Vespa.
3. Studi Dokumenter
Menurut Soehadi Sigit yang dikutip Bungin, studi dokumenter
adalah mempelajari apa yang tertulis dan dapat dilihat dari
dokumen-dokumen berupa buku, surat kabar, arsip-arsip dan sebagainya.31 Metode ini digunakan untuk memperolah data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini, seperti catatan kegiatan, dan juga foto-dokumentasi kegiatan
VAC.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan Model Milles dan
Huberman, yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas
sehingga datanya sudah jenuh.32 Dalam menganalisis data, penulis melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.Reduksi Data (Data Reduction)
31
Burhan Bungin.Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2007) Hal 108
32
Mereduksi data berarti merangkum, memilih pada hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting hingga menemukan hasil.
Berbagai data yang diperoleh dari hasil wawancara, hasil dokumentasi,
observasi dan studi dokumenter yang didapat, peneliti kategorikan sesuai
dengan identifikasi masalah.
Seperti data mana saja yang masuk ke dalam analisis anggota, pola
pencarian informasi, dan penggunaan media yang dilakukan oleh anggotra
VAC. Kemudian data tersebut peneliti jabarkan secara jelas dan terbuka,
sehingga dengan demikian dapat disimpulkan hasil dari penelitian
mengenai pola pencarian informasi anggota VAC dalam modifikasi skuter.
2.Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Melalui penyajian data, maka peneliti dapat menyusun data-data
yang telah didapat dari penelitian ke dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah dipahami dan dianalisa. Hasil dari analisa dan
pembahasan, peneliti sajikan dalam bentuk uraian narasi.
3. Penarikan kesimpulan (Verification)
Setelah mereduksi dan menyajikan data yang didapat dari
lapangan, maka langkah terakhir adalah menarik kesimpulan atau
verifikasi terhadap data-data yang ada.33 Data inilah yang kemudian disusun, lalu dikategorikan sesuai dengan masalah-masalahnya sehingga
peneliti menjadi lebih mudah menarik kesimpulan. Kesimpulan yang
33
peneliti ingin sampaikan adalah mengenai pola pencarian informasi
anggota VAC dalam modifikasi skuter vespa.
3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah bertempat di Cimahi Jawa Barat, dimana
terdapat tempat berkumpulnya kelompok Vespa Antique Club (VAC) Cimahi.
Peneliti akan mendatangi tempat berkumpulnya kelompok VAC seperti sekretariat
dan tempat-tempat kegiatan kelompok VAC, serta mengikuti dan berb