• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan matematika bagi siswa di kehidupan yang akan datang,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan matematika bagi siswa di kehidupan yang akan datang,"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan matematika bagi siswa di kehidupan yang akan datang, tidak lain yaitu untuk meningkatkan kemampuan dan kecerdasan siswa dalam berbagai aspek kehidupan. Bukan hanya berlatih menghitung dan menerapkan logika matematika, siswa pun dituntut untuk mampu berpikir bagaimana suatu kehidupan berlangsung dengan memanfaatkan matematika. Kegunaan matematika yang diterapkan dalam masyarakat sangatlah banyak dan bahkan aktivitas yang timbul selalu berkaitan dengan matematika.

Pemikiran yang mendalam tentang pentingnya matematika akan membuat siswa berlatih dan berusaha agar dapat menguasai dan mamahami matematika. Oleh karenanya, dalam penguasaan matematika, siswa harus mampu menyelesaikan permasalahan matematika dengan proses penyelesaian yang runtut, sistematika dan benar. Namun seringkali kita dapati permasalahan yang tidak langsung tertuju pada penyelesaian akhirnya. Siswa harus melalui beberapa tahapan sebelum langkah akhir dan kemudian dipastikan kembali apakah jawaban sudah sesuai atau adakah hal yang kurang dalam penyelesaian tersebut. Hal ini tentu membutuhkan proses berpikir, karena berpikir merupakan upaya untuk memecahkan persoalan yang dihadapi, dan tentunya proses berpikir tersebut membutuhkan suatu kemampuan. Kemampuan berpikir untuk

(2)

menyelesaikan permasalahan matematika secara runtut, sistematika serta sesuai prosedur atau proses penyelesaian adalah kemampuan berpikir kritis.

Menurut Ennis (1993) berpikir kritis adalah suatu proses berpikir reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang diyakini untuk diperbuat. Artinya seseorang yang berpikir kritis akan mampu mengolah pikiran dan perilakunya untuk bertindak dalam hal yang benar-benar harus dilakukan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Perilaku yang dimaksud disini adalah perilaku yang positif dalam pembelajaran disekolah, khususnya pada pembelajaran matematika. Berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam diri siswa, karena dalam melaksanakan berbagai aktivitas, segala sesuatu yang akan dilakukan harus dikerjakan dengan pemikiran yang matang agar dapat meminimalisir resiko atau dampak negatif yang akan timbul. Selain itu, pentingnya berpikir kritis dalam pendidikan yaitu mempersiapkan siswa untuk kehidupan kedewasaan bukan berarti memberikan kepada mereka sesuatu yang telah siap, melainkan mengikutsertakan siswa di dalam pemenuhan perkembangan dirinya.

Kemampuan berpikir kritis nantinya akan memberikan kemudahan kepada siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika dengan langkah-langkah dan proses yang runtut, untuk mencapai tujuan atau hasil akhir yang maksimal dan benar. Selain itu, dengan berpikir kritis siswa akan lebih mudah dalam menyelesaikan persoalan matematika, yang mana

(3)

akan membuat pemikiran siswa lebih matang serta lebih luas. Mengingat matematika sangat dibutuhkan dalam kehidupan dan kemampuan berpikir kritis terhadap matematika siswa harus ditingkatkan, maka siswa perlu memiliki sikap menyukai matematika, mengapresiasi matematika, serta keinginan yang tinggi dalam belajar matematika. Dalam matematika hal tersebut disebut dengan disposisi matematik.

Disposisi matematik akan tampak ketika siswa menyelesaikan tugas matematika, apakah dikerjakan dengan percaya diri, tanggungjawab, tekun, panatang putus asa, merasa tertantang, memilki kemauan untuk mencarai cara lain dan melakukan refleksi terhadap cara berpikir yang telah dilakukan. Dengan demikian, rasa antusias siswa dalam pembelajaran matematika akan meningkat, dimana hal tersebut membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika, serta cenderung lebih percaya diri untuk melakukan tantangan yang ada dalam penyelesaian tugas matematika. Selain itu, dengan adanya sikap mengapresiasi matematika yang tinggi, siswa lebih memahami dan mengerti kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi tingkat apresiasi matematika, maka diharapkan semakin tinggi pula kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa.

Komponen-komponen disposisi matematika termuat dalam kompetensi matematika dalam ranah afektif yang menjadi tujuan pendidikan matematika di sekolah menurut Kurikulum 2006 adalah sebagai berikut, memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

(4)

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Departemen Pendidikan Nasional, 2006, h. 346). Dampak positif yang ditimbulkan dari sikap disposisi matematik maka akan berdampak baik pula bagi pertumbuhan dan perkembangan cara berpikir siswa.

SMP Negeri 3 Purwokerto merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan sistem kurikulum 2006 sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan di dalam lingkungan sekolah. Peneliti telah melakukan observasi di lingkungan SMP negeri 3 Purwokerto untuk melihat kondisi dan kultur yang ada di dalam sekolah. SMP Negeri 3 Purwokerto merupakan sekolah unggulan yang memiliki banyak prestasi di wilayah kota Purwokerto baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penghargaan kejuaraan yang diraih oleh siswa-siswinya. Terdapat sebuah keunikan dalam kultur kegiatan pembelajaran yang dilakukan di SMP Negeri 3 Purwokerto diantaranya, setiap hari sebelum pembelajaran siswa melakukan kegiatan english morning, tadarus Al-qur’an, menyayikan lagu wajib, dan lagu daerah, serta cara mengabsen siswanya.

Keunikan yang paling menarik perhatian adalah cara mengabsen siswa dan kegiatan english morning. Absensi yang dilakukan yaitu siswa menjawab dengan melaksanakan atau tidak ibadah sholat subuh bagi yang beragama islam, sehingga ketika nama siswa disebutkan, siswa yang

(5)

bersangkutan harus menjawab dengan kata “Ya” untuk yang melaksanakan sholat, “Tidak” bagi yang tidak melaksanakan sholat, dan “sedang berhalangan” bagi siswi yang sedang tidak melaksanakan sholat, hal ini akan melatih siswa untuk berkata jujur. Sedangkan kegiatan english morning merupakan kegiatan belajar bahasa inggris dan menghafal kata atau kalimat beserta arti dan maknanya, tema pada setiap pembahasan berbeda pada setiap tingkatan kelasnya. Adanya hal tersebut akan menumbuhkan kesiapan pada diri siswa sebelum pembelajaran dimulai. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya suasana kelas yang tertib, sehingga mempermudah siswa dalam menerima materi ataupun pelajaran yang akan diberikan. Siswa SMP Negeri 3 Purwokerto pun sangat aktif dalam mengikiuti kegiatan akademik maupun non akademik, bahkan sebagian besar dari siswa-siswinya mengikuti bimbingan belajar tambahan diluar jam sekolah. Sebagian besar dari siswa pun sangat menyukai pelajaran matematika, hal ini terlihat bahwa siswa-siswinya merasa tertantang pada saat menyelesaikan tugas matematika dan cenderung menyukai berbagai cara penyelesaian yang berbeda.

Adanya kesiapan siswa SMP Negeri 3 Purwokerto sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, akan mempengaruhi bagaimana siswa dapat menerima pembelajaran, sehingga dengan hal tersebut tingkat prestasi belajar mereka pun akan terlihat. Selain itu, tingkat berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa SMP Negeri 3 Purwokerto akan nampak pada

(6)

saat pembelajaran, khususnya dalam matematika. Oleh karenanya, peneliti tertarik untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis yang ditinjau dari disposisi matematik siswa SMP Negeri 3 Purwokerto. Diharapkan dari penelitian yang dilakukan, peneliti akan mengetahui dan mendapatkan gambaran tentang bagaimana kemampuan berpikir kritis yang dimilki oleh siswa, sehingga guru dapat mengupayakan strategi beserta solusi yang tepat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Fokus Penelitian

Agar penelitian ini dapat terarah dan mendalam serta tidak terlalu luas jangkauannya, maka penelitian ini terbatas pada gambaran kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau dari disposisi matematik. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Purwokerto

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan menggambarkan kemampuan berpikir kritis ditinjau dari disposisi matematik siswa SMP Negeri 3 Purwokerto.

D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Siswa

Siswa dapat mengetahui kemampuan berpikir kritis yang dimiliki terutama dalam pembelajaran matematika dan dapat mengetahui seberapa tinggi tingkat disposisi matematik yang dimiliki.

(7)

2. Bagi sekolah

Menambah referensi sekolah agar dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan bimbingan yang terkait dengan siswa terutama dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah.

3. Bagi Peneliti

Kegunaan bagi penulis yaitu sebagai pemikiran yang lebih mendalam akan pentingnya kemampuan berpikir kritis faham belajar matematika maupun dalam kehidupan, karena perkembangan kehidupan menuntut seseorang untuk selalu ahli dalam berbagai bidang dengan tingkat kemampuan berpikir kritis yang tinggi agar mampu menjadi seorang individu yang berkompeten.

Referensi

Dokumen terkait

Dua responden memiliki orientasi masa depan pada bidang yang berbeda, namun walaupun demikian mereka telah memiliki gambaran yang jelas terkait perencanaan masa depan pada

embrio zigotik duksi tanpa terjadinya Pada reproduksi aseksual terdapat adanya 2 proses yang selalu berkesinambungan sel sporofitik yang diploid menjadi sel-sel

Identifikasi unsur dalam cuplikan lapisan tipis yang terdeposit pada permukaan substrat kaca dilakukan dengan menggunakan metode analisis aktivasi neutron cepat menunjukkan bahwa

Menurut Romlah 2001 (dalam Erlina, 2013:81), “bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu dalam situasi kelompok yang

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA. Urusan Pemerintahan

Ruseffendi menyatakan beberapa alasan mengapa siswa perlu diberi soal tipe pemecahan masalah, diantaranya karena kegiatan memecahkan masalah dapat menimbulkan rasa

Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran dalam membaca makna yang terkandung dalam sebuah lagu “Cinta Satu Malam”, “Mojok di Malam

Terdapat beberapa aktor yang terlibat dalam pembuatan aplikasi pembelajaran ini, yaitu (a) Skenario kebutuhan admin, memiliki wewenang untuk mengelola data siswa, mengelola d ata