• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. calon investor untuk mengambil keputusan. Informasi yang lengkap dan akurat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. calon investor untuk mengambil keputusan. Informasi yang lengkap dan akurat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Informasi adalah kebutuhan yang menjadi dasar bagi para investor dan calon investor untuk mengambil keputusan. Informasi yang lengkap dan akurat memungkinkan para investor untuk mengambil keputusan secara rasional sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan perusahaan adalah informasi tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility Disclosure. Corporate Social Responsibility merupakan komponen integral dari operasi perusahaan dimana secara sukarela memberikan kontribusi untuk lingkungan dalam hal investasi ekonomi, lingkungan, etika,dan sosial (Kanji & Chopra,2010). Darwin (2004) mendefinisikan bahwa Corporate Social Responsibility sebagai mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasionalnya dan interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan melakukan kegiatan CSR, antara lain produk semakin disukai konsumen, dan perusahaan semakin diminati investor (Kotler & Lee, 2005). Tujuan CSR adalah agar menciptakan standar kehidupan yang lebih tinggi, dengan mempertahankan kesinambungan laba usaha yang diungkapkan dalam laporan keuangan entitas. Laporan keuangan menjadi perangkat untuk melaporkan kegiatan entitas dan menjadi informasi yang menghubungkan perusahaan dengan para investor karena

(2)

mengandung pengungkapan-pengungkapan, baik yang bersifat wajib maupun sukarela (Syahrir &Suhendra, 2010).

Menurut WBCSD (World Business Council for Sustainable Development) dalam Moir (2001) mendefinisikan CSR sebagai:

“…CSR is the continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large.”

Praktek pengungkapan CSR di Indonesia dilatar belakangi adanya dampak kerusakan lingkungan yang mempengaruhi kesadaran masyarakat akan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan. Indonesia sendiri pengungkapan tanggung jawab sosial telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menetapkan kewajiban semua perusahaan di bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Peraturan yang mengatur tentang tanggung jawab sosial juga terdapat pada UU No. 5 tahun 2007 tentang penanaman Modal (UU PM) pasal 15 poin b bahwa setiap penanaman modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Jika tidak, maka sanksi dapat dikenai sesuai dengan pasal 34 ayat (1) yaitu mulai peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal, atau pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.

Seperti negara berkembang lainnya, setiap negara mempunyai peraturan terkait pengungkapan lingkungannya yang bersifat wajib maupun sukarela. Berbagai peraturan mewajibkan perusahaan untuk membuat pengungkapan lingkungan, namun perusahan-perusahaan Malaysia masih memiliki komitmen

(3)

yang rendah terhadap pengungkapan sosial dan lingkungan (Said, Sulaiman, dan Ahmad, 2013). Banyak perusahaan yang gagal menghubungkan strategi bisnis mereka dengan kinerja keuangan dan non keuangan. Hal ini memicu munculnya masalah yang timbul dari aktivitas entitas, khususnya dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Isu-isu yang menyinggung masalah tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia antara lain PT. KHT-II, PT. ISIT dan PT. FST yang terbukti sengaja membuang limbah sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan di sekitar lokasi di kecamatan Rancalek, kabupaten Bandung. Beban pencemaran air sudah melebihi daya tampung Sungai Cikining yang berhulu di Cikeruh di Kabupaten Bandung (http://industri.bisnis.com, 2014). Adapun kasus lain yang melibatkan perusahaan manufaktur, yakni PT. Tjiwi Kimia. Pada awal tahun 2014, masyarakat disekitar pabrik Tjiwi Kimia mulai resah akibat pencemaran dan kerusakan sungai. Hal ini diakibatkan adanya pembuangan limbah cair yang melebihi ambang baku mutu serta ditemukannya zat ammonia (NH3) yang cukup tinggi pada hilir outlet PT. Tjiwi Kimia didaerah Balongbendo. Akibat pencemaran ini menyebabkan adanya bau tak sedap serta gagal panen ikan yang dialami oleh warga, seperti di Desa Jeruk Legi, Desa Penambangan, Desa Bakungsukodani dan Desa Tanjungsari (http://mongabay.co.id, 2014).

Isu kerusakan lingkungan juga terjadi oleh perusahaan di Malaysia. Hal ini dapat dilihat dari kasus yang terjadi pada WTK Holdings Berhad and Ta Ann Holdings Berhard yang dalam operasional perusahaannya dianggap merugikan lingkungan. Kegiatan operasional bisnis WTK holding berhard yang merupakan

(4)

produsen kayu lapis dan tripleks berdampak pada kerusakan hutan dan pencemaran sungai, sedangkan Ta Ann holding berhard atas operasional entitas dianggap telah merusak ekosistem didekatnya. Hal ini menjadikan perusahaan ini masuk dalam daftar perusahaan yang di blacklist pemerintah karena dianggap sangat merugikan (http://news.mongobay.com, 2014).

Pentingnya pengungkapan CSR membuat banyak penelitian tentang praktik dan motivasi perusahaan untuk melakukan CSR. Beberapa penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan Hacton and Milne (1996), Sembiring (2005), Anggraini (2006), Ho and taylor (2007), Kamli dan Herusetya (2012), Andrikopouluos and kriklani (2012), Swati Chauhan (2014), Grigoris Giannarakis (2014).

Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan likuiditas terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Malaysia tahun 2014.

Penelitian yang dilakukan oleh variabel ukuran perusahaan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin banyak jumlah tenaga kerja perusahaan, maka semakin luas pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuat perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Heckston dan Milne (1996), Mohd Ghazali (2007), Ho and taylor (2007) menemukan hubungan signifikan antara ukuran perusahaan dan pengungkapan CSR. Di sisi lain, penelitian yang

(5)

dilakukan Brammer and pavelin (2004), Siregar dan Bachtiar (2010), Hossain dan Reaz (2007), Khan (2010), Reverte (2009) tidak menemukan hubungan yang signifikan antara ukuran dan pengungkapan CSR.

Penelitian yang dilakukan Grigoris (2014), Khan (2010), Arlindania (2011), dan Novrianto (2012) bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Selain itu, Sembiring (2003), Mohd Ghazali (2007), Rahman et al. (2011), dan Reverte (2009) tidak bisa menemukan hubungan signifikans yang kuat antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan CSR.

Penelitian yang dilakukan oleh Grigoris (2014), Branco and Rodrigues (2008), dan Andrikopouluos dan kriklani (2012) menemukan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. Di sisi lain Sembiring (2005), Anggraini (2006) tidak memiliki pengaruh antara leverage terhadap pengungkapan CSR.

Penelitian yang dilakukan oleh Hussainey (2011), Kamil dan Herusetya (2012) bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Selain itu Ho and Taylor (2007), Anggraini dan Kristian (2012), Sutomo (2004), Andi Kartika (2010) tidak menemukan pengaruh positif antara likuiditas terhadap pengungkapan CSR.

Dari pemikiran diatas memotivasi untuk dilakukan penelitian yang menguji apakah karakteristik perusahaan (ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan likuiditas) berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Judul yang diberikan dalam penelitian ini adalah pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR di Indonesia dan Malaysia.

(6)

1.2 Perumusan Masalah

Dampak kerusakan lingkungan dalam dunia bisnis ini memicu perusahaan untuk memperhatikan lingkungannnya. Tujuan praktik CSR bukan hanya sebagai tanggungjawab saja tetapi juga untuk strategi perusahaan untuk mempertahankan keberlangsungan bisnisnya. Oleh karena itu pertanyaan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR di Indonesia dan di Malaysia?

2. Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR di Indonesia dan di Malaysia?

3. Apakah leverage perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR di Indonesia dan di Malaysia?

4. Apakah likuiditas perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR di Indonesia dan di Malaysia?

5. Apakah terdapat perbedaan antara hubungan karakteristik perusahaan dengan CSR di Indonesia dan Malaysia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR di Indonesia dan di Malaysia

2. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR di Indonesia dan di Malaysia

(7)

3. Untuk menguji pengaruh leverage terhadap pengungkapan CSR di Indonesia dan di Malaysia

4. Untuk menguji pengaruh likuiditas terhadap pengungkapan CSR di Indonesia dan di Malaysia

5. Untuk menguji perbedaan antara pengungkapan CSR di Indonesia dan Malaysia

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk praktisi maupun untuk akademisi dalam penelitian serupa selanjutnya.

1. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi ilmu pengembangan dalam bidang ekonomi, khususnya akuntansi untuk menganalisis pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitar tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara Malaysia.

2. Bagi investor dan kreditor

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan perusahaan mana yang dapat menjadi sasaran investasi karena memiliki pengungkapan pertanggung jawaban sosial yang tinggi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Memberikan referensi tambahan terkait pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Malaysia

(8)

1.5 Orisinalitas Penelitian

Penelitian tentang pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) telah banyak dilakukan, antara lain : Sembiring (2005); Anggraini (2006); Mohd Ghazali (2007); Ho and taylor (2007); Swati Chauhan (2014); Grigoris

Giannarakis (2014).

Penelitian ini akan menguji karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan CSR, namun demikian penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa hal:

1. Penelitian ini mengacu pada penelitian Swati Chauhan (2014) dengan perbedaan perbandingan karakteristik perusahaan dengan negara lain yaitu Malaysia.

2. Penelitian ini menambahkan likuiditas dari penelitian Ho and taylor (2007) sebagai variabel independen

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini adalah :

Bab 1: Pendahuluan

Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan orisinalitas penelitian.

Bab 2: Tinjauan Pustaka dan Perumusan Masalah

Tinjauan pustaka memuat landasan teori dari jurnal, artikel ilmiah lain sebagai tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta dalam menyusun hipotesis.

(9)

Bab 3: Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian berisi tentang model penelitian, operasional variabel, cara pengumpulan data, populasi dan sampel, serta teknik analisis.

Bab 4: Analisis Data dan Pembahansan

Analisis Data dan Pembahasan berisi tentang daerah peneltian (obyek penelitian), deskripsi variabel yang diteliti, analisis dan pembahasan.

Bab 5: Penutup

Bab ini berisi tentang simpulan, dari hasil penelitian, saran serta implikasi yang diharapkan.

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi Responden berdasarkan Indikator Pengetahuan, Sikap, Ketersediaan Sarana Vaksinasi Rabies, Anjuran Petugas Peternakan, Keterpaparan Media Penyuluhan, Anjuran

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan harga diri dengan kecenderungan melakukan bullying pada siswa kelas X dan XI. jurusan Keperawatan di

Demikian pula para guru besar yang mengajar dan membimbing saya selama menuntut ilmu di Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada

Pada wilayah timur laut terlihat paling berbeda dengan wilayah lain akibat persentase terumbu karang hidup sangat sedikit dan terumbu karang yang sudah mati sangat banyak..

Hasil yang didapatkan ini juga mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Supriatmaja yang berjudul Pengaruh senam hamil terhadap persalinan kala I dan

Mahasiswa mampu melakukan cuci tangan yang benar sesuai dengan urutan prosedur.. Mahasiswa mampu menerapkan prosedur cuci tangan dalam

” Terdapat hubungan yang positif antara minat belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan prilaku siswa pada SD Negeri Batur 01 kecamatan Getasan

Upaya penulis dalam mengembangkan dan membahas mengenai hubungan pokok permasalahaan yang terkait dengan judul penelitian. Hal tersebut untuk membantu dan memudahkan