Jurnal “METABAHASA”, Volume 2 Nomor 2, Juni 2019 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yasika Majalengka
METABAHASA
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
METABAHASA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Journal homepage: http://journal.stkipyasika.ac.id/index.php/metabahasa
Journal Email: metabahasayasika@gmail.com
MOTIVASI TEMAN SEJAWAT TERHADAP PENGIMPLEMENTASIAN
BAHASA INDONESIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
PEMBELAJAR BIPA
NURHANNAH WIDIANTI
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon E mail: nurhannahw@gmail.com
SACANDRA AJI RIVALDI
E mail: sacandra@gmail.com
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
ZAMAN
E mail: zaman@gmail.com
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
SRIYATI
E mail: sriyati@gmail.com
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
WIGIH PRIAMBUDI
E mail: wigih@gmail.com
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
ABSTRACT
This study aims to determine the impact of motivation from peers on foreign learners who are learning Indonesian. This study also tries to examine the factors that support learners to improve their skills in Indonesian. In addition, this study shows interactivity between learners and peers.
Keyword: BIPA, learning, peer motivation
Article Received: 01 April 2019, Review process:06 April 2018, Accepted: 05 Mei 2019, Article published: 30 Juni 2019
Jurnal “METABAHASA”, Volume 2 Nomor 2, Juni 2019 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yasika Majalengka
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak motivasi dari teman sejawat terhadap pembelajar asing yang sedang belajar bahasa Indonesia. Penelitian ini juga mencoba mengkaji faktor-faktor yang mendukung pembelajar untuk meningkatkan kecakapannya dalam berbahasa Indonesia. Selain itu, kajian ini menunjukkan interaksional antara pembelajar dan teman sejawatnya.
Keyword: BIPA, pembelajaran, motivasi teman sejawat
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia dalam berinteraksi sehari-hari. Bahasa yang digunakan merupakan sistem lambang yang mengaitkan maksud atau pikiran manusia dengan sesuatu benda yang konkret maupun sesuatu yang abstrak. Dalam konteks pembelajaran BIPA selain mempelajari tata bahasa, siswa pun harus berani berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia, baik secara lisan ataupun tulisan.
Dalam sebuah pembelajaran khususnya belajar bahasa, seseorang terkadang membutuhkan adanya sebuah dorongan atau motivasi untuk belajar yang sering disebut dengan motivasi belajar. Menurut Mulyadi (1991:87) motivasi belajar dapat membangkitkan dan memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar. Motivasi ini menurut Muliastuti (2017:14) tidak hanya berasal dari bahan ajar, pengajar, atau media informasi, tetapi juga dari lingkungan sekitar pembelajar BIPA. Di antara beberapa motivasi yang paling berpengaruh terhadap seseorang adalah teman dekatnya atau teman sebaya. Dalam proses komunikasi yang akrab akan memungkinkan siswa melakukan proses reseptif dan produktif.
Adapun menurut Rita, dkk (2008:115) seseorang akan lebih terikat dengan teman sebayanya karena mereka menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman sebayanya daripada dengan anggota keluarga sehingga pengaruh teman sebaya sangat besar terhadap perkembangan siswa. Oleh karena itu, stimulus dari teman sebaya akan memungkinkan siswa BIPA memperoleh pembendaharaan kosa kata baru dan melatih kecakapannya dalam berbahasa Indonesia.
Teman sebaya dapat memotivasi dan mengarahkan ke arah yang benar. Banyak siswa yang mampu lepas dari kebiasaan buruk seperti malas dalam belajar karena pengaruh teman sebaya yang penuh perhatian. Hal-hal tersebut adalah
Jurnal “METABAHASA”, Volume 2 Nomor 2, Juni 2019 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yasika Majalengka
contoh tekanan dalam pergaulan teman sebaya yang bersifat positif, sedangkan tekanan negatif dalam pergaulan teman sebaya dapat menjadikan hal-hal buruk terlihat menarik di mata seseorang.
Dalam hal ini, penulis menjumpai adanya sekelompok mahasiswa BIPA yang berasal dari Madagaskar sedang berinteraksi dengan masyarakat Indonesia dengan pengucapan yang terbata-bata (belum lancar). Untuk mengetahui bagaimana mereka dapat berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia, maka perlulah kita mengetahui motivasi yang diberikan dari temannya dalam mempelajari bahasa Indoneia dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengkaji seputar BIPA dengan judul "Motivasi Teman Sejawat Terhadap Pengimplementasian Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari-hari Mahasiswa BIPA” .
PEMBAHASAN
Kajian ini berfokus untuk melihat dampak motivasi teman sejawat terhadap penguasaan dan pengimplementasian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari siswa BIPA. Dalam kajian ini, objeknya berfokus pada salah satu siswa BIPA level 2 yang berasal dari Madagaskar dan sudah tinggal di Cirebon selama 6 bulan.
Dari kajian ini tampak bahwa motivasi teman sejawat memberikan stimulus kepada pembelajar BIPA untuk lebih bersemangat mempraktikan keterampilannya dalam berbahasa Indonesia. Dari hasil wawancara terhadap siswa tersebut menunjukkan bahwa ia menjadi lebih terpacu dan mempercepat penguasaan bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena dari memperbanyak berinteraksi dengan teman sebaya memudahkannya untuk memperoleh berbagai kosakata baru dan mempelajari tata bahasa Indonesia. Hal ini selaras dengan pendapat Abidin (2012: 125) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbicara penting agar melatih siswa untuk mengungkapkan gagasan, ide, atau pemikirannya kepada orang lain melalui media bahasa lisan di dalam kelas pada lingkup mata pelajaran tertentu. Lebih lanjut, ia pun menyatakan bahwa berbicara dalam hal ini tidak sekadar menyampaikan pesan, tetapi proses melahirkan pesan itu sendiri. Baginya melatih keterampilan berbicara perlu dilakukan secara kontinu sebab ia meyakini itu akan sangat membantunya untuk terbiasa menggunakan bahasa Indonesia.
Jurnal “METABAHASA”, Volume 2 Nomor 2, Juni 2019 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yasika Majalengka
Mr. A adalah salah satu siswa BIPA yang sedang melakukan kunjungan ke IAIN Cirebon. Dalam menempuh belajar bahasa Indonesia, ia berkomunikasi dengan guru dan temannya menggunakan bahasa Inggris. Namun, ketika dia mengtahui makna kata dalam bahasa Indonesia, maka dia akan menggungakan bahasa Indonesia. Begitu juga ketika dia berinteraksi dengan teman-teman di dormitorinya. Sejauh ini, ia kerap melakukan alih kode dan campur kode. Namun, hal yang menyulitkannya adalah ketika mitra tutur tidak terlalu menguasai bahasa Inggris hingga amenyebabkannya harus menggunakan bahasa isyarat. Misalnya ketika menanyakan rasa gado-gado, empal gentong.
Di luar waktu pembelajaran BIPA, Mr. A secara pribadi memiliki komitmen seminimal mungkin berinteraksi menggunakan bahasa Inggris. Di sisi lain, hal yang membuatnya semakin termotivasi belajar bahasa Indonesia adalah karena lingkungan sehari-harinya pun yang merupakan mahasiswa IAIN Cirebon memberi dukungan dengan cara banyak membantu menerjemahkan kosakata yang tidak diketahuinya. Adapun teman-teman sebaya di gereja membantunya memberikan saran untuk belajar bahasa Indonesia melalui lagu-lagu rohani. Hal itu pun ia terapkan dan memberikan hasil yang positif.
Realitas tersebut menandakan bahwa media yang tepat pun turut membantu Mr. A memudahkannya dalam belajar bahasa. Pernyataan ini selaras dengan pendapat Hamalik (Hamdani, 2011: 244) media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan menstimulus kegiatan belajar. Bahkan, media pembelajaran dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Artinya, media pembelajaran berperan penting sebagai alat pembelajaran yang mampu memotivasi dan menstimulus siswa untuk fokus mencapai tujuannya dalam belajar.
Lebih lanjut, Mr. A mengimplementasikan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sangat penting karena selama tinggal di Cirebon ia butuh berkomunikasi orang-orang di sekitarnya. Hal yang dapat ia rasakan saat ini adalah ia semakin percaya diri untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya menggunakan bahasa Indonesia tanpa takut merasa salah. Di sisi lain, sebagai duta bahasa mewajibkannya untuk menguasai bahasa Indonesi dalam kurun waktu kurang lebih 8 bulan. Hal itu menjadi motivasi lebih juga secara pribadi.
Jurnal “METABAHASA”, Volume 2 Nomor 2, Juni 2019 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yasika Majalengka
SIMPULAN
Berdasarkan kajian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan bahasa Indonesia membutuhkan tekad yang kuat dari pembelajar BIPA itu sendiri. Di sisi lain, teman sejawat mampu memberikan motivasi bagi pembelajar untuk lebih bersemangat dalam belajar bahasa Indonesia. Bantuan dari orang-orang di sekitar pembelajar menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pembelajar BIPA dalam menambah kosakata dan meningkatkan kecakapan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Muliastuti, L. 2017. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing: Acuan Teori dan
Pendekatan Pengajaran. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia.
Mulyadi. 1991. Psikologi Pendidikan. Malang: Biro Ilmiah FT. IAIN Sunan Ampel. Izzaty, R. E., dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.