• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pada Juni 2003, perdana menteri Jepang Junichiro Koizumi mengusulkan ide pembentukan perjanjian ekonomi komperhensif yakni IJEPA (Indonesia-Japan

Economic Partnership Agreement) yang diratifikasi dalam bentuk Peraturan

Presiden Nomor 36 Tahun 2008 yang kemudian menandakan implementasi perjanjian yang dimulai pada 1 Juli 2008. Perjanjian ini merupakan salah satu tujuan Jepang dalam mengintegrasikan ekonomi di Asia Tenggara, dimana Jepang menginisiasikan perjanjian ekonomi komperhensif bersama negara-negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Jepang merupakan mitra perdagangan bilateral pertama bagi Indonesia sekaligus yang menggunakan skema EPA (Economic Partnership Agreement) pertama kali. IJEPA mengatur 16 hal spesifik terkait kerjasama perdagangan tetapi difokuskan kepada tiga hal utama yakni liberalisasi perdagangan, fasilitasi perdagangan, investasi dan kerjasama dalam capacity building. Dalam perjanjian IJEPA sendiri terdapat skema pengurangan tarif atau User Specific Duty Free Scheme (USDFS) dan juga kerjasama pembinaan di bidang manufaktur dan industri atau Manufacturing

Industry Development Center (MIDEC). USDFS merupakan skema pengurangan

tarif bea masuk sebesar nol persen bagi importir dalam mengimpor bahan baku industri manufaktur baja dan otomotif dari Jepang.1

Perdagangan barang dalam skema perjanjian IJEPA mencakup empat kategori yakni jalur cepat atau pengurangan tarif hingga nol persen dimulai pada saat perjanjian diberlakukan; Jalur biasa dimana pengurangan tarif produk diturunkan secara bertahap dalam kurun waktu 3-10 tahun setelah berlakunya EPA;

1 User merupakan sebutan bagi pelaku usaha berbadan hukum di Indonesia dan bergerak di bidang

manufacture and steel service centre. Secara lengkap aturan tentang USDFS diatur dalam No. 96

(2)

2 Pengaturan khusus dimana produk yang dimasukan ke dalam kategori ini masih dinegosiasikan untuk diturunkan tarifnya dalam 10 tahun ke depan setelah berlakunya perjanjian; dan daftar pengecualian umum yakni produk yang tidak masuk dalam isi perjanjian dikarenakan merupakan produk yang sensitif.2 Perjanjian ini merupakan penyatuan kepentingan kedua negara dimana Jepang mendapatkan keistimewaan berupa perlakuan khusus tarif oleh Indonesia terhadap 93% dari 11.163 pos tarif pada tahun 2006. Bagi produk klasifikasi jalur cepat (fast-track), tarif akan diturunkan hingga 0% pada 35% dari pos tarif pada saat berlakunya IJEPA. Sedangkan, untuk produk klasifikasi jalur biasa (normal track), 58% dari pos tarif akan diturunkan menjadi 0% secara bertahap dalam masa tiga hingga 15 tahun sejak berlakunya IJEPA.

Jepang dalam hal ini membuka akses pasarnya untuk Indonesia sebanyak 90% dari 9.725 tarif line nya, dimana 80% dari tarif line telah berlaku saat perjanjian dimulai. Sebagai timbal balik dari dibukanya pasar domestik Indonesia bagi Jepang, maka Jepang memberikan program MIDEC.3 MIDEC sendiri merupakan program pembinaan industri manufaktur oleh Jepang dimana didalamnya terdapat studi dasar, pertukaran tenaga ahli, pelatihan dan pembinaan dan juga seminar atau

workshop dengan harapan Jepang serius dalam membagikan pengetahuannya

dalam bidang industri manufaktur dan otomotif dan juga melatih sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia sehingga nantinya dapat bersaing.

IJEPA merupakan perjanjian yang penting bagi Indonesia karena Jepang adalah mitra dagang utama bagi Indonesia. Pada 2013 neraca perdagangan Indonesia ke Jepang mencapai USD 46,4 miliar dan mencapai pangsa pasar sebesar 12,5% dari

2 fast track diatur dalam PMK No. 95/PMK.011/2008 yang berisi komoditas peterrnakan dan pertanian. Sedangkan pada daftar normal track diatur dalam pmk 30/pmk.010/2017 yang memmuat 10.813 pos tarif. Komoditas yang masuk kedalam daftar general exclusion diatur oleh kedua pihak yang melakukan perjanjian. Dalam kasus ini, Indonesia yang merupakan negara anggota ASEAN berpatokan dengan General Exclusion list dari skema CEPT ASEAN dimana komoditas pertanian dikecualikan.

3 Atma winata, Achdiat dkk. 2008. Kedalaman Struktur Industri Yang Mempunyai Daya Saing di

Pasar Global : kajian Capacity Building Industri Manufaktur Melalui Implementasi MIDEC-IJEPA. Jakarta. Kementerian Perindustrian. Hlm. 32

(3)

3 total perdagangan Indonesia yang terdiri dari total impor sebanyak USD 19,3 miliar dan USD 27,1 miliar untuk ekspor. Jepang juga merupakan negara utama tujuan ekspor migas bagi Indonesia.

Dalam kurun waktu lima tahun sejak berjalannya perjanjian, yakni tanggal 1 Desember 2008, Indonesia berhasil meningkatkan perdagangannnya dengan Jepang pada tiga tahun pertama berjalannya perjanjian yakni tahun 2009 hingga tahun 2011. Komoditas ekspor Indonesia ke Jepang didominasi oleh produk seperti minyak bumi dan gas alam, batu bara, nikel, karet dan juga komponen-komponen alat kelistrikan. Pada 2010, nilai perdagangan Jepang dan Indonesia mencapai angka USD 42,3 miliar secara keseluruhan dengan nilai ekspor Indonesia ke Jepang sebesar USD 25,5 miliar dan impor Indonesia dari Jepang sebesar USD 16,8 miliar. Kemudian pada 2011, perdagangan kedua negara naik sebesar 27% menjadi USD 43,8 miliar. Neraca perdagangan kedua negara menunjukkan peningkatan secara positif, dimana rata-rata pertumbuhannya selama 2009 hingga 2013 tercatat sebesar 12,7% per tahun.4

Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Jepang (IJEPA) juga dibuat untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Jepang dan Indonesia, menciptakan pasar yang lebih besar dan lebih efisien dengan lebih banyak peluang ekonomi dan perdagangan, menghasilkan skala ekonomi yang lebih besar, dan menarik lebih banyak investasi. Tujuan-tujuan ini akan dicapai melalui liberalisasi, fasilitasi, dan kerja sama ekonomi.

Tulisan ini akan berfokus untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi perdagangan antara Indonesia dan Jepang. Selain itu tulisan ini juga menjelaskan bagaimana perjanjian IJEPA mempengaruhi hubungan perdagangan kedua negara.

4 Setiawan, Sigit. Analisis Dampak IJEPA Terhadap Indonesia dan Jepang. Jakarta. Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan. Hlm. 1

(4)

4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pemaparan data serta fakta perdagangan di atas, dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi perdagangan antara Jepang dan Indonesia pada jangka waktu tersebut. Sehingga dari masalah yang penulis angkat, dapat ditarik rumusan masalah : Apa faktor yang mempengaruhi perdagangan

Indonesia dalam kaitannya dengan Indonesia-Japan Economic Partnership

Agreement (IJEPA) pada tahun 2009 hingga 2013?

1.3. Tujuan Penelitian

Sebagai salah satu negara anggota ASEAN dengan pasar yang luas Indonesia menjadi salah satu fokus bagi Jepang dalam memasarkan komoditasnya. Sedangkan bagi Indonesia sendiri, Jepang yang menjadi aktor penting dalam perjanjian ini juga memberikan pengaruh yang signifikan kepada Indonesia dalam perdagangan. Dengan kesamaan kepentingan tersebut Jepang dan Indonesia kemudian sepakat untuk membentuk sebuah kerjasama perdagangan. Tujuan dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional antara Indonesia dan Jepang kemudian menjelaskan apakah terdapat kaitan dengan perjanjian IJEPA dalam dinamika perdagangan Indonesia dan Jepang. Untuk menjelaskan hal tersebut kita harus melihat perjanjian IJEPA secara mendalam sehingga kita bisa melihat apakah dari perjanjian IJEPa ikut memberikan faktoryang mempengaruhi perdagangan Indonesia dan Jepang. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan, dapat dilihat maka dapat diketahui data yang akan digunakan sebagai evaluasi dan strategi perdagangan Indonesia di masa depan.

(5)

5

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis

Penulisan ini menjelaskan faktor ang mempenagruhi perdagangan baik dari luar maupun yang berasal dari bentuk kerja sama ekonomi IJEPA melalui data-data yang disajikan dalam tulisan ini. Selain itu tulisan memberikan gambaran kepentingan nasional Indonesia dalam bidang perdagangan dengan Jepang

1.4.2. Manfaat Teoritis

Penulisan ini juga diharapkan mampu memberi gambaran secara menyeluruh mengenai kerja sama ekonomi dalam konteks perdagangan internasional mengingat jika disiplin ilmu hubungan internasional tidak pernah lepas dari kegiatan diplomasi dan perdagangan. Tulisan ini diharapkan mampu menjadi sebuah referensi dalam membangun dan mengembangan program studi hubungan internasional konsentrasi economic and development. Selain itu, tulisan ini diharapkan juga mampu menambah wawasan dalam mengetahui betapa pentingnya liberalisasi perdagangan dalam perdagangan internasional, dalam hal ini perjanjian

Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement.

1.5. Batasan Penelitian

Hal yang menjadi fokus dari penulisan ini adalah faktor yang mempengaruhi perdagangan Indonesia dan Jepang. Batasan dari penulisan ini adalah menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan Indonesia baik dari dalam maupun dari luar IJEPA pada tahun 2009 hingga tahun 2013. IJEPA baru berjalan pada tahun 2008 dan perlu waktu satu tahun untuk benar-benar dapat melihat dampak dari perjanjian tersebut yakni tahun 2009, sedangkan pada tahun 2014 perjanjian IJEPA mengalami fase peninjauan kembali atau General Review yang mana sesuai dengan isi perjanjian dilakukan setiap lima tahun sekali untuk menilai keberhasilan perjanjian yang telah dijalankan. Sehingga data penelitian dibatasi dari tahun 2009 hingga tahun 2013.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati Grup. Tabel telah dibuat berdasarkan arus kas yang didiskontokan dari liabilitas

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

Faktor-faktor yang mempengaruhi sound absorption adalah kerapatan kayu, modulus elastisitas, kadar air, temperatur, intensitas dan frekuensi dari suara, serta kondisi pada

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, sumber segala kebenaran, sang kekasih tercinta yang tidak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi hamba-Nya, Allah Subhana Wata‟ala

Melalui kegiatan observasi di kelas, mahasiswa praktikan dapat. a) Mengetahui situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. b) Mengetahui kesiapan dan kemampuan siswa dalam

Dua hal yang dipelajari penulis dengan pendekatan kemosistematika dalam peng- amatan adalah: (1) ketetapan karakter pada kelompok besar tetumbuhan yang memiliki arti dalam

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana