15
1 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN
INTERNAL AUDIT
PEKERJAAN LAPANGAN
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi
05
32020 Dewi Rosaria,SE.,MSi.,AK.,CAAbstract
Kompetensi
Program audit merupakan pedoman bagi auditor dan merupakan suatu kesatuan dengan supervise audit dalam pengambilan langkah-langkah audit.
Mahasiswa mampu menguraikan Program audit internal.
15
2 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Pengantar
Pekerjaan lapangan adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis dalam mengumpulkan bukti audit yang objektif mengenai operasi yang diaudit, kemudian mengevaluasinya untuk (1) memastikan bahwa operasi yang dimaksud sesuai dengan standar/kriteria yang dapat diterima dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta (2) menyediakan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen. Pekerjaan lapangan dilakukan setelah survey pendahuluan diselesaikan dan program audit disusun/dikembangkan/disiapkan.
Isi
PENGERTIAN
Pekerjaan lapangan adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis dalam mengumpulkan bukti audit yang objektif mengenai operasi yang diaudit, kemudian mengevaluasinya untuk (1) memastikan bahwa operasi yang dimaksud sesuai dengan standar/kriteria yang dapat diterima dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta (2) menyediakan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen. Pekerjaan lapangan dilakukan setelah survey pendahuluan diselesaikan dan program audit disusun/dikembangkan/disiapkan.
UNSUR-UNSUR STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN a. Standar Pertama
Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi :
“Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.”
Penunjukan secara dini memungkinkan auditor merencanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien serta dapat menentukan seberapa jauh pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan sebelum tanggal laporan posisi keuangan (Standar Profesional Akuntan Publik,SA Seksi 310:2011).
15
3 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah memberikan instruksi kepada asisten, tetap menjaga penyampaian informasi masalah-masalah penting yang dijumpai dalam audit, me-review pekerjaan yang dilaksanakan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit kantor akuntan. Luasnya supervisi memadai dalam suatu keadaan tergantung atas banyak faktor, termasuk komplesitas masalah dan kualifikasi orang yang melaksanakan audit (Standar Profesional Akuntan Publik,SA Seksi 311:2011).
b. Standar Kedua
Standar pekerjaan lapangan kedua berbunyi :
“Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.”
Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, lingkup, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit secara tertulis (atau set program audit tertulis) untuk setiap audit. Program audit harus menggariskan dengan rinci prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit. Bentuk program audit dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi sesuai dengan keadaan. Dalam mengembangkan program audit, auditor harus diarahkan oleh hasil pertimbangan dan prosedur perencanaan auditnya. Selama berlangsungnya audit, perubahan kondisi dapat menyebabkan diperlukannya perubahan prosedur audit yang telah direncanakan tersebut (Standar Profesional Akuntan Publik,SA Seksi 311:2011).
c. Standar Ketiga
Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi :
“Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.”
Sebagian besar pekerjaan auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan terdiri dari usaha untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit. Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen; dalam hal ini bukti audit (audit evidence) berbeda dengan bukti hukum
15
4 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
(legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat. Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Relevansi, obejktivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti (Standar Profesional Akuntan Publik, SA Seksi 326:2011).
Tahap-Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan
Proses audit terdiri dari enam tahap (Zamzami, Faiz:2010), yaitu: 1) Persiapan Penugasan Audit
Persiapan penugasan audit adalah proses awal yang dilaksanakan pada proses audit. Dalam tahap ini dimulai dengan penunjukan tim yang akan terlibat dalam suatu penugasan oleh Satuan Audit Internal. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tim yang akan melaksanakan tugas di suatu unit mempunyai payung hukum yang kuat bahwa tim tersebut melaksanakan audit atas perintah dari atas dan bukan karena kehendak pribadi.
2) Survey Audit Pendahuluan
Survey pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa. Terdapat dua klasifikasi utama dari teknik-teknik audit pada tahap survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan dengan langkah-langkah survey pendahuluan di kantor unit auditor internal (on desk/off site audit), dan di lokasi unit yang diaudit (on site audit).
3) Pelaksanaan Pengujian
Pada tahap pelaksanaan pengujian ini auditor perlu mencari bukti yang akan menguatkan informasi yang diperoleh pada survey pendahuluan tersebut. Bukti audit yang cukup, kompeten, relevan dan catatan lainnya.
4) Penyelesaian Penugasan Audit
Penyelesaian penugasan audit ini merupakan tahapan terakhir dari proses pekerjaan lapangan. Dalam tahap ini auditor mematangkan berbagai temuan yang telah dirangkum selama proses pekerjaan lapangan. Di sini auditor memperoleh keyakinan yang memadai
15
5 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
bahwa temuan yang dirangkumnya telah dijalankan sesuai prosedur, obyektif dan independen.
5) Pelaporan hasil audit
Laporan hasil audit ini merupakan media untuk menyampaikan permasalahan serta temuan berikut dengan rekomendasi yang terdapat dalam suatu unit kepada manajemen unit tersebut.
6) Pemantauan tindaklanjut
Tindak lanjut dilaksanakan berdasarkan kesepakatan yang telah disetujui oleh auditee terkait dengan pelaksanaan rekomendasi yang telah diberikan.
Secara umum, auditor dapat mengaplikasikan 3 (tiga) langkah dalam melaksanakan pekerjaan lapangan, yaitu :
1. Penegasan
Menegaskan/memastikan lebih dalam/jauh mengenai informasi yang telah diperoleh untuk mengetahui :
1) Tujuan operasional secara rinci, strategi dan program. 2) Kesesuaian tujuan pengendalian dengan tujuan operasional. 3) Risiko yang paling tinggi yang melekat pada sistem.
4) Bagaimana sistem bekerja pada blok input, proses, dan output. 5) Prosedur dan pelaksanaan pekerjaan.
6) Kelayakan/kecocokan sistem dalam organisasi.
7) Perubahan strategi yang berdampak terhadap kinerja sistem.
2. Evaluasi
Faktor yang perlu dipertimbangkan :
1) Evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi pengendalian dimaksudkan untuk mendorong/membantu dalam memperbaiki pengendalian yang ada.
2) Evaluasi terhadap pengendalian bergantung kepada kriteria yang ditetapkan. 3) Evaluasi atas pengendalian menggunakan instrumen kuesioner.
4) Evaluasi berdasarkan kepada batasan ekspektasi pada bidang yang diaudit. 5) Evaluasi dapat dilakukan dengan metode analytical review.
15
6 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
6) Evaluasi atas pengendalian dirancang untuk menandai aspek dari sistem yang rentan (memiliki risiko yang tinggi).
7) Evaluasi harus mempertimbangkan keberadaan compensating control.
3. Pengujian
Fokus audit internal secara tradisional :
Pengujian-pengujian secara rinci yang dirancang guna menemukan kesalahan atau ketidakteraturan/ketidaksesuaian dengan aspek legal/kebijakan.
Fokus audit internal berbasis risiko :
Upaya bagaimana suatu risiko dikelola dalam sistem organisasi.
Pandangan/penilaian auditor mengenai kelayakan/kecukupan pengelolaan
risiko oleh manajemen didasarkan kepada pertimbangan dan hasil evaluasi yang merujuk kepada bukti audit yang dapat diandalkan.
Pengujian digunakan untuk mendukung pandangan/penilaian auditor terhadap
tingkat keefektifan pengendalian dalam mencegah/mengantisipasi/menekan risiko tertentu, dan memastikan bahwa pengendalian tersebut bekerja/berjalan sebagaimana mestinya.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengujian :
1. Pengujian terdiri atas dua tipe, yaitu :
a. Pengujian Kepatuhan (Complience Tests), yaitu menguji apakah keandalan pengendalian dalam mengelola risiko secara aktual berjalan sesuai dengan yang ditetapkan.
b. Pengujian Substantif (Substantive Tests), yaitu pengujian terhadap implikasi dari kesenjangan pengendalian internal dalam perancangan dan implementasinya.
2. Bukti audit yang diperoleh selama tahap pengujian harus mendukung pendapat auditor mengenai hasil auditnya.
3. Pengujian harus dilakukan dengan mempertimbangkan biaya dan waktu, sebab pengujian yang diperluas umumnya memerlukan biaya yang besar dan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, umumnya pengujian dilakukan atas suatu sampel yang dipilih dengan teknik sampling yang representatif.
4. Pengujian dimungkinkan untuk menggunakan perangkat lunak audit dan memanfaatkan database, sehingga teknik-teknik pengujian dengan statistika, atau analisis kuantitatif
15
7 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
lainnya dapat dilakukan dengan cepat dan akurat, terutama untuk melihat kesalahan, ketidaklengkapan, duplikasi, dan inkonsistensi, yang mungkin sebagai dampak dari lemahnya pengendalian internal.
5. Informasi yang berkenaan dengan pengujian harus didokumentasikan dengan baik, yang meliputi informasi mengenai tujuan pengujian, tipe pengujian, ruang lingkup pengujian, teknik/prosedur pengujian, staf pelaksana, hasil pengujian, dan referensi silang pada evaluasi pengendalian, serta draft laporan audit.
Pengujian Yang Diperluas
Secara teknis, pekerjaan lapangan merupakan upaya untuk memperoleh informasi tambahan/informasi yang lebih lengkap guna memberikan keyakinan yang lebih baik dalam penarikan kesimpulan atas hasil auditnya.
Oleh karena itu, pekerjaan lapangan ini merupakan proses pengujian yang diperluas(expanded testing).
Pengujian yang diperluas tersebut dapat dilakukan dengan cara :
(1) Melakukan pengujian/pemeriksaan yang lebih rinci atas bukti audit yang sebelumnya telah diperoleh.
(2) Menambah jumlah item yang sebelumnya telah diuji/diperiksa.
(3) Menambah ruang lingkup pengujian berdasarkan bukti audit tertentu/spesifik yang sebelumnya telah diperoleh.
Kriteria pengujian yang diperluas :
1) Bersifat langsung, artinya pengujian tersebut harus berkenaan langsung dengan risiko yang sedang diuji/diperiksa.
2) Efisien, artinya pengujian yang dilakukan mempertimbangkan faktor tambahan waktu dan biaya yang harus seimbang dengan manfaatnya.
3) Fisibel, artinya memungkinkan untuk dilaksanakan berdasarkan kemampuan auditor dan atau konsultan yang ditugaskan (untuk memberikan asistensi).
15
8 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Prosedur Audit Untuk Pekerjaan Lapangan. Misalnya pada Pengendalian Keuangan.
a. Hasil Survey Pendahuluan : Kontroler menunjukkan keengganan (indikasi penolakan secara halus) yang berlebihan atas kegiatan audit.
b. Risiko : Kemungkinan (1) tidak dipatuhinya kebijakan akuntansi/prosedur, dan ; (2) kualitas informasi akuntansi diragukan.
c. Pengendalian yang diperlukan untuk menekan risiko : Adanya (1) mekanisme dokumentasi mengenai kepatuhan kepada kebijakan/prosedur dan regulasi, ; (2) mekanisme supervisi, dan ; (3) mekanisme pemutakhiran data akuntansi yang terlindungi/terkendali.
d. Bukti audit yang diperlukan : Dokumentasi yang menunjukkan (1) tingkat kepatuhan ; (2) keefektifan supervisi, dan (3) catatan/buku (perekaman data akuntansi) yang terkendali.
e. Prosedur audit :
Lakukan pemindaian terhadap pola kerja karyawan berdasarkan prosedur yg telah
ditetapkan, dan review kebijakan manajemen berdasarkan respon karyawan (dari interview) ;
Uji sampel transaksi 2 bulan terakhir untuk ketepatan pencatatan/data entry dan akurasi saldo.
Contoh :
a. Hasil Survey pendahuluan : Rekonsiliasi bank jarang dilakukan b. Risiko : Kemungkinan hilangnya aktiva (uang)
c. Pengendalian yang diperlukan untuk menekan risiko : Adanya (1) pemisahan fungsi/tugas yang berkenaan dengan penanganan kas dan pencatatannya., dan ; (2) mekanisme rekonsiliasi bank setiap bulan.
d. Bukti audit yang diperlukan: (1) Deskripsi pekerjaan/tugas dalam penanganan kas dan pencatatanya ; (2) bukti audit yang menggambarkan ketepatan waktu, kelengkapan, dan akurasi hasil rekonsiliasi bank, dan ; (3) bukti audit mengenai pemutahiran catatan kas dan kesesuaiannya dengan jumlah uang (on hand dan in bank)
15
9 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Evaluasi deskripsi pekerjaan/tugas dalam penanganan kas dan pencatatannya untuk menentukan keseimbangan dan ketepatan pembagian tugas diantara fungsi akuntansi/pencatatan dan fungsi kustodian, dan ;
Verifikasi rekonsiliasi bank untuk 2 bulan terakhir. Bila tidak tersedia, lakukan rekontruksi rekonsiliasi bank 2 bulan terakhir.
Teknik pengujian diterapkan berdasarkan Pendekatan Audit yang dipilih, yaitu :
Audit Fungsional : Audit Organisasional. Penelaahan Manajemen. Audit Program.
Definisi Bukti Audit dan Bentuk Bukti Audit
Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti-bukti audit terdiri dari :
1. Bukti fisik (physical evidence), diperoleh dengan mengamati orang, property, dan kejadian
2. Bukti pengakuan (testimorial evidence), bentuk surat atau pernyataan sebagai jawaban atas pertanyaan. Tidak bersifat menyimpulkan
3. Bukti dokumen (documentary evidence), bukti yang berbentuk surat atau memorandum baik dari eksternal maupun dari internal
4. Bukti analitis (analytical evidence), berasal dari analisis dan verifikasi. Standar-standar bukti audit :
Semua bukti harus memenuhi uji kecukupan, kompetensi, dan relevansi.
Kecukupan, bukti dianggap cukup jika bersifat factual, memadai, dan meyakinkan sehingga menuntun orang yang memiliki sifat hati-hati untuk mengambil kesimpulan yang sama dengan auditor.
Kompetensi, bukti yang memiliki keandalan, dokumen asli lebih andal daripada salinan, pernyataan lisan yang menguatkan lebih kompeten dibandingkan pernyataan biasa.
Relevansi, hubungan antara informasi dengan penggunaannya. Dokumen memiliki hubungan yang logis dan masuk akal dengan masalah yang sedang diperiksa.
15
10 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Masalah Audit Internal Terkait dengan Risiko
Perbedaan yang jelas harus dibuat antara apa yang dilaporkan ke manajemen pada tingkat yang mana dan apa yang dilaporkan ke audit internal.
Dalam lingkungan yang mengumpulkan data penjualan, distribusi, manufaktur, dan kinerja keuangan auditor internal dapat berada diposisi menggunakan data kinerja ini untuk dibandingkan dengan data keuangan tradisional guna mendeteksi kesalahan atau kecurangan ataupun kelemahan kontrol.
Dalam enterprise wide system, cenderung tersedia banyak data bagi auditor internal yang memiliki pengetahuan memadai mengenai sistem tersebut. Karena semua data disimpan dibasis data, auditor memiliki akses yang dapat digunakan untuk perbandingan dalam beberapa dalam beberapa periode waktu, selain itu auditor dapat menelaah informasi dalam lingkungan tepat waktu sehingga kemungkinan perbedaan waktu yang menyebabkan kesalahan atau kecurangan bisa dikurangi.
Perdagangan Elektronik dan Auditing Berkelanjutan
1. Perdagangan elektronik
Jika suatu entitas menggunakan e-commerce untuk menjual produk ke pelanggan, terdapat risiko yang perlu dipertimbangkan auditor dalam merencanakan pekerjaan lapangan. Risiko ini mencakup kemungkinan penjualan dan retur fiktif dan kemungkinan pesaing dapat mengakses informasi penting dari perusahaan.
Audit berkelanjutan dapat membantu memberikan tanda bagi auditor akan adanya masalah potensial dan bagaimana menemukannya.
2. Audit berkelanjutan
Sifat sistem yang ada di enterprise wide system memungkinkan dialkukannya audit berkelanjutan. Ikatan akuntan dan AICPA mendefinisikan audit berkelanjutan (continuous auditing) sebagai “sebuah metodologi yang memungkinkan auditor independent memberikan keyakinan tertulis mengenai suatu subjek masalah menggunakan serangkaian laporan auditor yang
15
11 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
dikeluarkan secara semultan dengan atau setelah suatu periode yang pendek, terjadinya suatu kejadian yang melandasi masalah tersebut”.
Studi penelitian menyimpulkan bahwa kondisi berikut memerlukan diselenggarakannya audit berkelanjutan :
Subjek masalah dengan karakterisrik yang sesuai
Keandalan sistem yang melandasi subjek tersebut
Bukti audit yang diberikan oleh prosedur audit dengan tingkat otomatisasi yang tinggi
Sarana yang dapat diandalkan untuk mendapatkan hasil-hasil prosedur audit secara tepat waktu
Tingkat keahlian auditor yang tinggi dalam teknologi informasi dan subjek masalah.
Berikut masalah yang menjadi perhatian utama yang berdampak pada pekerjaan lapangan dan pelaporan auditor internal :
Keterlibatan audit internal dengan subjek masalah
Pengetahuan auditor internal mengenai keandalan subjek masalah
Keterlibatan auditor dalam pelaporan dan evaluasi tanggapan manajemen terhadap laporan
Keahlian internal auditor dengan teknologi informasi dan masalah-masalah yang sedang diaudit.
Salah satu komponen kunci dalam audit berkelanjutan adalah perancangan dan implementasi kontrol otomatis dan pemicu tanda bahaya. Pemicu tanda bahaya menjadi penanda bagi auditor internal dan manajemen akan :
Kontrol berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah kesalahan yang harus diinvestigasi dan atau diperbaiki.
Kontrol tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi.
Dalam enterprise wide system, auditor internal harus memainkan peran kunci dalam mengurangi risiko hingga ke tingkat yang dapat diterima.
15
12 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Pekerjaan lapangan audit (audit fieldwork) yaitu dapat disimpulkan bahwa pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya, dan (1) melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah diterapkan, dan (2) menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Dengan tujuan untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sehingga tujuan audit yang ingin dicapai.
Bagian-bagian dari rencana strategis untuk melakukan pekerjaan lapangan antara lain mencakup : kebutuhan pegawai, kebutuhan sumber daya dari luar, pengorganisasian staff audit, wewenang dan tanggung jawab, struktur pekerjaan lapangan, waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan, metode pekerjaan lapangan, metode pendokumentasian, penyiapan laporan, dan rencana kontinjensi.
Prosedur-prosedur audit merupakan langkah-langkah dalam proses audit yang menjadi pedoman bagi auditor dalam melaksanakan penelaahan yang direncanakan, berdasarkan tujuan-tujuan audit yang ditetapkan.
Konsep audit SMART dikembangkan oleh operasi audit pada Carolina Power and Light, salah satu perusahaan publik terbesar di Ameriksa Serikat. SMART merupakan singkatan dari Selective Moni and Assessment of Risks and Trends (Pengawasan dan Penentuan Selektif atas Risiko dan Tren).
Bukti hukum yaitu untuk mendorong keyakinan tentang keberadaan atau kesalahan setiap pertanyaan atas suatu masalah. bentuk bukti hukum, antara lain bukti terbaik, bukti sekunder, bukti langsung, bukti tidak langsung, bukti yang meyakinkan dan bukti yang menguatkan
Bukti audit adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti-bukti audit terdiri dari bukti fisik (physical evidence), bukti pengakuan (testimorial evidence), bukti dokumen (documentary evidence), dan bukti analitis (analytical evidence).
15
13 Internal Audit Dewi Rosaria,SE.,MSi.,Ak.,CA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Masalah yang menjadi perhatian utama yang berdampak pada pekerjaan lapangan dan pelaporan auditor internal :
Keterlibatan audit internal dengan subjek masalah
Pengetahuan auditor internal mengenai keandalan subjek masalah
Keterlibatan auditor dalam pelaporan dan evaluasi tanggapan manajemen terhadap laporan
Keahlian internal auditor dengan teknologi informasi dan masalah-masalah yang sedang diaudit.
Salah satu komponen kunci dalam audit berkelanjutan adalah perancangan dan implementasi kontrol otomatis dan pemicu tanda bahaya. Pemicu tanda bahaya menjadi penanda bagi auditor internal dan manajemen akan :
Kontrol berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah kesalahan yang harus diinvestigasi dan atau diperbaiki.
Kontrol tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi.
Daftar Pustaka
Sawyer’s Internal Auditing – Audit Internal Sawyer, Jakarta: Salemba Empat, 2005.