1
KEANEKARAGAMAN JENIS TERIPANG DI PERAIRAN SELATAN DESA PENGUJAN KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN DIVERSITY STUDIES OF SEA CUCUMBERS SPECIES IN THE SOUTHERN WATERS PENGUJAN VILLAGE TELUK BINTAN DISTRICT BINTAN REGENCY
R. Agus Tri Yadi1, Chndra Joei Koenawan, S.Pi, M.Si2, Ita Karlina, ST, M.Si2 Mahasiswa1, Dosen Pembimbing2
Jurusan Ilmu Kelautan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
e-mail : rajaagustriyadi@yahoo.com ABSTRAK
Penelitian tentang “Studi Keanekaragaman Jenis Teripang di Perairan Selatan Desa Pengujan Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan” telah dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2015. Penentuan lokasi pengambilan sampel yang dipilih dengan pertimbangan dimana ditemukannya teripang, yaitu berdasarkan observasi lapangan dan informasi yang didapatkan dari penduduk setempat. Pengamatan dilakukan pada saat air laut surut. Sampling dilakukan di sepanjang area yang menjadi habitat teripang di perairan Selatan Desa Pengujan dengan metode sapuan (Swapt Area). Metode sapuan (Swapt Area) merupakan metode yang digunakan untuk sampling biota bergerak dengan melakukan survei dan mencatat koordinat lokasi dengan GPS pada titik ditemukannya jenis biota yang diamati. Pengamatan dan identifikasi teripang dan substratnya dilakukan di Laboratorium FIKP Universitas Martim Raja Ali Haji. Berdasarkan hasil pengamatan, tipe substrat dasar perairan Selatan Desa Pengujan adalah lumpur berpasir. Dari hasil penelitian didapat sebanyak 3 spesies teripang yaitu Holothuria Scabra, Holothuria Edulis, dan Stichopus
Variegatus. Dari 3 Jenis teripang Holothuria Scabra yang memiliki komposisi jenis yang
paling tinggi diantara 3 jenis teripang yang lain dan yang paling rendah ialah jenis teripang
Stichopus Variegatus. Adapun Indeks Keanekaragaman (H) teripang di Selatan Desa
Pengujan tergolong sedang yaitu 1,46. Indeks Keseragaman (E) teripang di Peraiaran Selatan Desa Pengujan tergolong rendah 0,29 dan Indeks Dominansi (D) teripang di perairan Selatan Desa Pengujan tergolong rendah 0,39.
2 ABSTRACT
The research about “Diversity Studies of Sea Cucumbers Species in the Southern
Waters Pengujan Village Teluk Bintan District Bintan Regency” has been done on March to
June 2015. The location of sampling chosen in consideration where the discovery of sea cucumbers, which is based on field observations and the information from local people. The observations done during low tide. Sampling performed along the area is a habitat of sea cucumbers in the southern waters Pengujan Village with Swap Area method. Swap area method is the method used to moving biota by sampling survey and record the GPS coordinates of the location to the point of discovery of biota observed. Observation and identification of sea cucumbers and the substrates carried out in the laboratory of Maritime Raja Ali Haji University. Based on observations, the substrates in the southern water Pengujan village is sandy mud. The research results obtained there are 3 species of sea cucumbers, such as Holothuria Scabra, Holothuria Edulis, and Stichopus Variegatus. Holothuria Scabra has the highest species composition among the 3 other species of sea cucumbers and the lowest is Stichopus Variegatus. The diversity index of sea cucumbers in the south village is 1,46, similarity index relatively low 0,29 and the dominance index is 0,39.
Key words : Sea cucumbers, Southern Waters Pengujan Island
PENDAHULUAN Indonesia merupakan wilayah yang
memiliki perairan yang sangat luas dan banyak memiliki biota laut yang sangat beragam, salah satunya adalah teripang. Teripang atau yang lebih dikenal dengan timun laut merupakan hewan dari filum
Echinodermata. Teripang merupakan salah satu hewan avertebrata dan merupakan hewan berkulit duri (Echinodermata). Teripang lebih menyukai perairan relatif tenang dan jernih. Hewan ini juga dapat ditemukan di dasar perairan yang gelap, di bawah batu, di lamun dan karang. Teripang memberi manfaat pada lingkungannya. Sisa - sisa bahan organik, bakteri, dan mikroalga
didaur ulang oleh sistem pencernaan teripang menjadi lebih gembur, mengandung bahan organik lebih banyak, dan bermanfaat bagi komunitas hewan dan tumbuhan dalam ekosistem.
Desa Pengujan termasuk dalam wilayah Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan. Desa Pengujan merupakan salah satu kawasan pesisir dengan karakteristik biota laut seperti teripang, bulu babi, beronok, dan bintang laut. Mengingat teripang merupakan hewan dengan nilai ekonomis tinggi menjadikan hewan tersebut sumber mata pencaharian di Desa Pengujan. Hal ini dapat mengakibatkan eksploitasi terhadap
3 biota tersebut sehingga memberikan
dampak terhadap populasi biota tersebut. Penelitian bertujuan untuk Mengetahui jenis dan komposisi jenis teripang serta mengetahui Indeks Ekologi teripang di perairan Selatan Desa Pengujan.
Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan informasi ilmiah secara tertulis mengenai keberadaan, komposisi jenis, serta memberikan informasi kepada masyarakat dan pemerintah tentang potensi distribusi teripang yang pada akhirnya dapat berperan untuk pengembangan dan pengelolaan sumberdaya teripang di perairan pesisir Selatan Desa Pengujan. Seain itu, peneitian ini dapat menjadi data awal/dasar untuk diadakannya pnelitian lanjutan bagi mahasiswa/akademisi.
METODE PENELITIAN 1) Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Juni 2015, yang berlokasi di Perairan Bagian Selatan Desa Pengujan Kabupaten Bintan. Analisis sampel dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.
2) Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan daam penelitian ini yaitu : Multitester, Saltmeter, gps, Turbidymeter, Skop Semen, Ayakan bertingkat dan Kamera digital. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu : Teripang, formalin 10%, aquades, dan tissue.
3) Pengumpulan dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, dimana data primer diperoleh dengan cara observasi atau pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran literatur - literatur yang terkait dengan penelitian.
4) Penentuan Lokasi Sampling Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling, dimana pemilihan
lokasi sampling dilakukan berdasarkan pertimbangan dimana ditemukannya teripang, serta pengamatan dilakukan pada saat air laut surut, adapun lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi Penelitian 5) Metode Pengambilan Sampling
Pengambilan sampling dilakukan di sepanjang area yang menjadi habitat keberadaan teripang di perairan Selatan Desa Pengujan dengan metode sapuan
4 (2002) metode sapuan (Swapt Area)
merupakan metode yang digunakan untuk sampling biota bergerak dengan melakukan survei dan mencatat koordinat lokasi dengan GPS pada titik ditemukannya jenis biota yang diamati.
Pengamatan Teripang dilakukan sepanjang area sampling yaitu sebanyak 13 titik yang menjadi habitat Teripang dengan pengamatan visual. Titik ditemukannya jenis teripang dicatat koordinatnya.
6) Identifikasi Jenis Teripang
Metode yang digunakan dalam identifikasi jenis teripang adalah dengan melihat morfologi luar seperti warna, corak kulit serta permukaan kulit. Teripang yang dijumpai pada wilayah penelitian difoto dihitung dan dicatat berdasarkan jumlah jenisnya, selanjutnya sampel diteliti dengan mengamati ciri – ciri menggunakan buku identifikasi jenis teripang dari (www.coremap.or. id dan
marinespecies.com).
7) Analisis Data
Data yang telah didapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, data - data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta dilakukan analisis dengan keanekaragaman, keseragaman, dominansi dan kualitas perairan berdasarkan Indeks keanekaragaman dan dominansi (Fachrul, 2007).
a) Komposisi Jenis
Komposisi jenis dihitung dengan rumus (Fahrul, 2007), dapat menggunakan rumus di bawah ini :
Dimana :
Kj : Komposisi jenis (%)
Ni : Jumlah jenis ke-i (individu) N : Jumlah seluruh jenis (individu) b) Indeks Keanekaragaman (H’)
Keanekaragaman suatu biota air dapat ditentukan dengan menggunakan teori informasi Shannon-Wienner (H’). Tujuan utama teori ini adalah untuk mengukur tingkat keteraturan dan indeks keanekaragaman (Shannon-Wiener 1963
dalam Fachrul, 2007), dengan rumus :
∑ Dimana :
H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
pi = jumlah induvidu dari suatu P = jumlah total individu seluruh
jenis Dengan nilai : Nilai H’ > 3 keanekaragaman spesies tinggi Nilai H’ 1 ≤ H’ ≤ 3 keanekaragaman spesies sedang Nilai H’ < 1 keanekaragaman spesies rendah c) Indeks Keseragaman (E)
Keseragaman dapat dikatakan sebagai keseimbangan, yaitu komposisi individu tiap spesies yang terdapat dalam suatu komunitas. Rumus keseragaman (Fachrul, 2007).
5 Dengan : E = indeks keseragaman
S = jumlah keseluruhan dari spesies H’ max = keanekaragaman maksimum
Indeks keseragaman berkisar antara 0-1. Bila indeks keseragaman kurang dari 0,4 maka ekosistem tersebut berada dalam kondisi tertekan dan mempunyai keseragaman rendah. Jika indeks keseragaman antara 0,4 sampai 0,6 maka ekosistem tersebut pada kondisi kurang stabil dan mempunyai keseragaman sedang. Jika indeks keseragaman lebih dari 0,6 maka ekosistem tersebut dalam kondisi stabil dan mempunyai keseragaman tinggi (Syari dalamJunianto, 2014).
d) Indeks Dominansi (D)
Indeks Dominansi dilihat untuk mengetahui ada atau tidaknya satu dominansi suatu spesies dalam suatu ekosistem. Indeks Dominansi diukur dengan menggunakan rumus :
∑ ( )2 Keterangan :
D = Indeks dominasi Simpson ni = Jumlah individu jeniske-i N = Jumlah total individu seluruh
jenis
Nilai indeks dominansi berkisar antara 0-1. Semakin besar nilai indeks semakin besar kecenderungan salah satu spesies yang mendominasi populasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Jenis ˗ jenis Teripang yang
Ditemukan di Desa Pengujan Hasil data yang dianalisa jenis teripang yang ditemukan yaitu
Holothuria scabra (teripang pasir),
Holothuria vagabunda (teripang keling),
dan Stichopus variegatus (teripang duri). Pada jenis Holothuria scabra ditemukan sebanyak 17 individu, Holothuria vagabunda sebanyak 8 individu dan Stichopus vaeriegatus sebanyak 7 individu. Adapun jumlah dan keberadaan teripang disetiap titik sampel dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Keberadaan Teripang di Setiap Titik Sampel di PerairanSelatan Desa Pengujan Titik Jenis Holothuria scabra Holothuria edulis Stichopus variegatus 1 + - - 2 + + - 3 + - + 4 + - - 5 + + - 6 + - + 7 + + - 8 - - + 9 - + - 10 + - + 11 + + - 12 + + - 13 - + +
6 2. Komposisi Jenis Teripang
Komposisi jenis teripang yang didapat yaitu Holothuria scabra dengan persentase 53% dari jumlah total 17 individu, Holothuria edulis 25% dari jumlah total 8 individu dan Stichopus
variegatus 22% dari jumlah total 7
individu. Dari 3 Jenis teripang Holothuria
scabra yang memiliki komposisi jenis
yang paling tinggi diantara 3 jenis teripang yang lain dikarenakan substrat yang ada diperairan Selatan Desa Pengujan yaitu pasir maka dari itu teripang yang banyak didapatkan adalah
Holothuria scabra, teripang pasir juga
banyak ditemukan di sela -sela karang yang masih hidup maupun mati dan di dasar perairan yang mengandung pasir halus. Adapun yang paling rendah adalah jenis teripang Stichopus variegatus
dikarenakan teripang tersebut umumnya hidup diperairan yang lebih dalam dan jenis teripang ini belum banyak diperdagangkan (Pakoa, 2013).
3. Indeks Ekologi
Nilai Indeks Keanekaragaman (H), Keseragaman (E), dan Dominansi (D) teripang tersaji pada table 2.
Tabel 2. Indeks Ekologi Teripang di Pesisir Selatan Desa Pengujan
Indeks Ekologi Nilai Kategori Keanekaragaman 1.46 Sedang Keseragaman 0.67 Tinggi Dominansi 0.39 Rendah Sumber : Data Primer (2015)
Keanekaragaman merupakan parameter yang sangat berguna untuk membandingkan berbagai komunitas, terutama untuk mempelajari pengaruh
gangguan factor - faktor lingkungan atau abiotik terhadap komunitas atau untuk mengetahui keadaan suksesi stabilitas komunitas.
Indeks keanekaragaman yang terdapat diperairan selatan Desa Pengujan berkisar 1,46 bedasarkan indeks keanekaragaman (Shannon - Wiener 1963) keanekaragaman H’ 1 ≤ H’ ≤ 3 teripang yang terdapat di perairan Selatan Desa Pengujan tergolong kategori sedang.
Keseragaman merupakan pola sebaran biota, yaitu merata atau tidak.Jika nilai indeks keseragaman relatif tinggi maka keberadaan setiap jenis biota di perairan dalam kondisi merata atau seragam. Kemerataan individu tiap spesies dapat diketahui dengan menghitung indeks keseragaman. Keseragaman dapat dikatakan sebagai keseimbangan, yaitu komposisi individu tiap spesies yang terdapat dalam suatu komunitas.
Berdasarkan hasil keseragaman yang didapatkan di perairan selatan Desa Pengujan berkisar 0,67, berdasarkan Shannon Wiener keseragaman yang didapatkan tergolong tinggi dan masih stabil. Menurut Syari (2005) dalam Junianto (2014), indeks keseragaman berkisar antara 0-1. Bila indeks keseragaman kurang dari 0,4 maka ekosistem tersebut berada dalam kondisi tertekan dan mempunyai keseragaman rendah. Jika indeks keseragaman antara 0,4 sampai 0,6 maka ekosistem tersebut pada kondisi kurang stabil dan mempunyai keseragaman sedang. Jika
7 indeks keseragaman lebih dari 0,6 maka
ekosistem tersebut dalam kondisi stabil dan mempunyai keseragaman tinggi.
Indeks Dominansi dilihat untuk mengetahui ada atau tidaknya satu dominansi suatu spesies dalam suatu ekosistem. Indeks dominansi yang didapatkan di Perairan selatan Desa Pengujan yaitu 0,39 dan tergolong rendah, berdasarkan Simpson Nilai indeks dominansi berkisar antara 0 - 1. Semakin besar nilai indeks semakin besar kecenderungan salah satu spesies yang mendominasi populasi. Jadi hasil yang didapatkan di Perairan Selatan Desa Pengujan dikatakan tidak ada yang mendominansi di peraiaran Selatan Desa Pengujan itu sendiri.
PENUTUP 1) Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Keanekaragaman Jenis Teripang di Perairan Selatan Desa Pengujan Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan dapat diambil kesimpulan sebagi berikut :
1. Adapun jenis teripang yang ditemui di perairan selatan Desa Pengujan ada 3 spesies yaitu: Holothuria
Scabra, Holothuria Edulis, dan Stichopus Variegatus.Komposisi
jenis teripang yang paling tinggi yaitu pada jenis Holothuria scabra (teripang pasir) yaitu sebanyak 53%.
2. Indeks Keanekaragaman teripang di perairan selatan Desa Pengujan tergolong sedang yaitu dengan nilai
1.46, Indeks keseragaman teripang tergolong rendah yaitu dengan nilai 0.29, dan Indeks Dominansi teripang yang juga tergolong rendah yaitu 0.39.
2) Saran
Perlu diadakannya penelitian lanjutan tentang hubungan teripang terhadap parameter perairandan keanekaragaman jenis teripang berdasarkan kedalaman yang beragam serta hubungannya terhadap lamun dan karang. Selain itu perlu diadakannya pembatasan pemanfaatan teripang yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-rashdi. K, Michel. R. D, Saud. S. A. 2007. Density and Size Distribution
of the Sea Cucumber, Holothuria scabra (Jaeger, 1935), at Six Exploited Sites in Mahout Bay, Sultanate of Oman. Agricultural
and Marine Sciences, 12:43-51. Sultan Qaboos University : Oman. Fahrul, M. F. 2007. Metode Sampling
Bioekologi, edk 1, BumiAksara :
Jakarta.
Hasanah, U., Suryanti, dan B. Sulardiono. 2012. Sebaran dan Kepadatan
Teripang (Holothuroidea) di Perairan Pantai Pulau Pramuka, Taman Nasional, Kepulauan Seribu, Jakarta. Jurnal. Universitas
Dipenogoro : Semarang.
Jumanto. 2013. Struktur Komunitas
8
Perairan Desa Pengudang
Kecamatan Teluk Sebong
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji:
Tanjungpinang
Junianto, D., 2014. Studi Ekologi Teripang (Holothuroidae) di
Perairan Desa Pengudang
Kabupaten Bintan. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji
:Tanjungpinang.
Kordi, M. G. H. K. dan Tancung, A. B., 2007. Pengelolaan Kualitas Air
dalam Budi Daya Perairan.
Penerbit Rinekacipta : Jakarta. Martoyo, J., Aji, N., &Winanto, T.
2006.Budidaya Teripang. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta.
Pakoa. K, William. S, Watisoni. L, Diana. V, Illisoni. T, Michael. S, Ian. B.2013. The status of sea cucumber
resources and fisheries
management in Fiji. Secretariat of
the Pacific Community (SPC), Noumea, New Caledonia
Vangistuti, D. 2013. Studi Biologi
Bintang Laut (Asteroidea) di Perairan Teluk Dalam Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji :Tanjungpinang
Wibowo, S., Yunizal, Setiabudi, E., Erlina, M. D., & Tazwir. 1997.
Teknologi Penanganan dan
Pengolahan Teripang
(Holothuroidae). Pusat Penelitian
dan Pengembangan Perikanan : Jakarta.
Wulandari, N., Krissanti, M., & Elfidasari, D. 2012. Keragaman
Teripang asal Pulau Peramuka,
Kepulauan Seribu Teluk
Jakarta.Jurnal. Universitas Negeri
Semarang : Semarang.
Yusron,E. 2008.Keanekaragaman Jenis
Teripang (Holothuroidea) Di Perairan Minahasa Utara Sulawesi Utara. UPT Loka Konservasi Biota