• Tidak ada hasil yang ditemukan

56698496 Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "56698496 Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Puskesmas"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Pu

Puskskesesmamas s memerurupapakakan n ininststititususi i didimamana na fufungngsi si ututamamayaya a adadalalahah mem

memberberikaikan n pelpelayaayanan nan kepkepada ada paspasien ien sebsebaikaik-bai-baiknyknya a itu itu secsecara ara propromotmotif,if,  preventif,

 preventif, kuratif kuratif dan dan rehabilitasi.Maka rehabilitasi.Maka dengan dengan itu itu Puskesmas Puskesmas merupakan merupakan peranperan yang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan yang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masya

masyarakat rakat IndonIndonesia.Pesia.Pusat usat KesehKesehatan atan MasyaMasyarakat rakat yang yang lebih dikenal lebih dikenal dengadengann sebutan Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas, yakni unit

sebutan Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas, yakni unit organisasiorganisasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan tugas teknis di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan tugas teknis operasional dan bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di operasional dan bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

satu atau sebagian wilayah kecamatan.

Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan oleh Puskesmas dan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan oleh Puskesmas dan  jaringannya, yang

 jaringannya, yang meliputi meliputi Puskesmas, Puskesmas Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Pembantu (Pustu), PuskesmasPuskesmas Kel

Keliliiling, ng, dan dan BidBidan an di di DesDesa a mermerupaupakan kan ujuujung ng tomtombak bak pelpelayaayanan nan keskesehaehatantan kep

kepada ada masmasyaryarakaakat, t, berberdasdasarkarkan an priprinsinsip p nonnondisdiskrikriminminatiatif, f, parpartistisipaipatif, tif, dandan  berkelanjutan

 berkelanjutan dalam dalam rangka rangka pembentukan pembentukan sumber sumber daya daya manusia manusia Indonesia, Indonesia, sertaserta  peningkatan ketahanan dan daya saing ban

 peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasiogsa bagi pembangunan nasional;nal; S

Selelaaiin n iittu u PPuusskkeessmmaas s ddaan n jjaarriinnggaannnnyya a ssececaarra a llaannggssuunng g jjuuggaa  bertanggungjawab

 bertanggungjawab dalam dalam meningkatkan meningkatkan kemandirian kemandirian masyarakat masyarakat untuk untuk hiduphidup sehat dalam lingkungan yang sehat melalui pendekatan azas pertanggungjawaban sehat dalam lingkungan yang sehat melalui pendekatan azas pertanggungjawaban wilayah, azas peran serta masyarakat, azas keterpaduan lintas program dan lintas wilayah, azas peran serta masyarakat, azas keterpaduan lintas program dan lintas sektor serta azas rujukan

sektor serta azas rujukan

Puskesmas sebagai salah satu institusi pelayanan umum, dapat dipastikan Puskesmas sebagai salah satu institusi pelayanan umum, dapat dipastikan membutuhkan keberadaan sistem informasi yang akurat dan handal, serta cukup membutuhkan keberadaan sistem informasi yang akurat dan handal, serta cukup mem

memadaadai i untuntuk uk menmeningingkatkatkan kan pelpelayaayanan nan puspuskeskesmas mas kepkepada ada parpara a penpengguggunana (pasi

(pasien) en) dan lingkungdan lingkungan an terkaiterkait. t. DengaDengan n lingklingkup up pelayapelayanan nan yang begitu yang begitu luas,luas, te

tentntununya ya babanynyak ak sesekakali li pepermrmasasalalahahan an kokompmpleleks ks yayang ng teterjrjadadi i dadalam lam prprososeses  pelayanan

 pelayanan di di puskesmas. puskesmas. Banyaknya Banyaknya variabel variabel di di puskemas puskemas turut turut menentukanmenentukan ke

kececepapatatan n ararus us ininfoformrmasasi i yayang ng didibubututuhkhkan an ololeh eh pepengngguguna na dadan n lilingngkukungnganan  puskesmas.

(2)
(3)

Selama ini banyak puskesmas yang masih mengelola data-data kunjungan Selama ini banyak puskesmas yang masih mengelola data-data kunjungan  pasien,

 pasien, data-data data-data arus arus obat, obat, dan dan juga juga membuat membuat pelaporan pelaporan dengan dengan menggunakanmenggunakan cara-cara yang manual. Selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratan dari cara-cara yang manual. Selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratan dari  pengelolaan

 pengelolaan data data juga juga kurang kurang dapat dapat diterima, diterima, karena karena kemungkinan kemungkinan kesalahankesalahan sangat besar. Beberapa puskesmas mungkin sudah memakai komputer sebagai sangat besar. Beberapa puskesmas mungkin sudah memakai komputer sebagai alat bantu untuk pengelolaan data, hanya saja sampai sekarang belum banyak  alat bantu untuk pengelolaan data, hanya saja sampai sekarang belum banyak   program

 program komputer komputer yang yang secara secara khusus khusus didesain didesain untuk untuk manajemen manajemen data data didi  puskesmas.

 puskesmas.

Sistem Informasi di Puskesmas sangat diperlukan selain mempermudah Sistem Informasi di Puskesmas sangat diperlukan selain mempermudah akses pelayanan juga pelayanan dapat dijalankan semaksimal mungkin, dimana akses pelayanan juga pelayanan dapat dijalankan semaksimal mungkin, dimana sist

sistem em informinformasi asi merupmerupakan akan rangkrangkaian aian atau atau kompkomponen terdiri onen terdiri dari dari pengpengumpuumpulanlan data yang kemudian diproses menjadi sebuah informasi yang bermanfaat dalam data yang kemudian diproses menjadi sebuah informasi yang bermanfaat dalam  pengambilan keputusan. Dikarenakan pentingny

 pengambilan keputusan. Dikarenakan pentingnya sistem informasi kesehatan padaa sistem informasi kesehatan pada  puskesmas,

 puskesmas, penulis penulis bermaksud bermaksud meneliti meneliti mengenai mengenai sistem sistem informasi informasi kesehatankesehatan yang terdapat pada puskesmas timbangan, Indralaya.

yang terdapat pada puskesmas timbangan, Indralaya.

1.2 Rumusan Masalah 1.2 Rumusan Masalah

Bag

Bagaimaimanaanakah kah penpeneraperapan an sissistem tem infinformormasi asi manmanajemajemen en keskesehaehatan tan didi  puskesmas timbangan, Ind

 puskesmas timbangan, Indralaya?ralaya? 1.3

1.3 Tujuan Tujuan PenelitianPenelitian 1

1.. TTuujjuuaan Un Ummuumm

Mengetahui penerapan sistem informasi manajemen kesehatan di Mengetahui penerapan sistem informasi manajemen kesehatan di Puskesmas Timbangan, Indralaya.

Puskesmas Timbangan, Indralaya. 2

2.. TuTujujuan an KKhuhusususs a.

a. MeMengngetetahahui ui peperarananan n sysyststem em ininfoformrmasasi i kekesesehahatatan n popoli li umumum um didi  puskesmas timbangan,

 puskesmas timbangan, Indralaya.Indralaya.  b.

 b. Mengetahui kendala Mengetahui kendala mengenai mengenai sistem sistem informasi informasi manajemenmanajemen kesehatan di puskesmas timbangan, Indralaya.

kesehatan di puskesmas timbangan, Indralaya. c.

c. MeMenngegetatahuhui i ssololuusi si ssisistetem m ininfoformrmasasi i mmananajajememen en ddi i pupuskskesesmamass timbangan, Indralaya.

timbangan, Indralaya. d.

d. MeMengngetetahahui ui alalteternrnatatif if pepememecacahahan n sysyststem em ininfoformrmasasi i mamananajejememenn kesehatan di puskesmas timbangan, Indralaya.

(4)

ee.. MeMennggeettaahhuui i ssekekiillaas s mmeennggeennaai i pprrooffiil l ppuusskkeessmmaas s ttiimmbbaanngganan,, Indralaya.

Indralaya.

1.4

1.4 Manfaat Manfaat PenelitianPenelitian 1

1.. BaBagi gi PPenenelelititii Se

Sebabagagai i bebentntuk uk pepengngalalamaman an nynyata ata dadalam lam memeneneraprapkakan n kokonsnsep ep teoteoriri dengan riset di lapangan dan sebagai bahan informasi dalam memperluas dengan riset di lapangan dan sebagai bahan informasi dalam memperluas ata

atau u memmemperperkaykaya a wawwawasaasan n bagbagi i penpenelieliti ti maumaupun pun pempembacbaca/pa/pemeemerhatrhatii keseh

kesehatan atan masyamasyarakat rakat khuskhususnyusnya a mengmengenai enai penerpenerapan apan systsystem em informinformasiasi manajemen kesehatan poli umum di

manajemen kesehatan poli umum di Puskesmas Timbangan, Indralaya.Puskesmas Timbangan, Indralaya. 2.

2. BagBagi Fai Fakukultas ltas KesKesehaehatan tan MasMasyaryarakaakatt

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan informasi baru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan informasi baru serta sebagai sarana menambah pengetahuan dan dapat menjadi bahan serta sebagai sarana menambah pengetahuan dan dapat menjadi bahan  perbandingan atau referensi .

 perbandingan atau referensi . 3.

3. BaBagi gi IlIlmu mu PePengngetetahahuauann

Memberikan tambahan referensi ilmu kesehatan pada komunitas. Memberikan tambahan referensi ilmu kesehatan pada komunitas.

1.5

1.5 Ruang Ruang Lingkup Lingkup PenelitianPenelitian 1

1.. LiLinngkgkup up MaMateteriri

Lingkup materi dalam penelitian ini adalah mengenai profil puskesmas Lingkup materi dalam penelitian ini adalah mengenai profil puskesmas tim

timbanbangangan, , IndIndralralayaaya, , penpeneraperapan an syssystem tem infinformormasi asi keskesehaehatantan, , perperanan simkes pada poli umum di Puskesmas Timbangan, Indralaya, masalah simkes pada poli umum di Puskesmas Timbangan, Indralaya, masalah me

mengngenenai ai sysyststem em ininfoformrmasasi i mamananajemjemen en kekesesehahatatan n di di pupuskskesesmamass tim

timbanbangangan, , sosoluslusi i simsimkes kes di di puspuskeskesmas mas timtimbanbangangan, , serserta ta altalternernativativee  pemecahannya.

 pemecahannya. 2.

2. LiLingngkukup p LoLokakasisi

Penelitian ini dilaksanakan di puskemas timbangan, Indralaya. Penelitian ini dilaksanakan di puskemas timbangan, Indralaya. 3

3.. LiLinngkgkup up wawaktktuu

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-13 Mei 2011. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-13 Mei 2011.

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

(5)

2.1.Sistem Informasi Manajemen Kesehatan 2.1.Sistem Informasi Manajemen Kesehatan 2.1.1.Definisi

2.1.1.Definisi Si

Siststem em InInfoformrmasasi i mamananajemjemen en KeKesesehahatatan n memerurupapakakan n tatatatananan n beberbrbagagaiai komponen data dan informasi kesehatan yang saling terkait satu dengan yang komponen data dan informasi kesehatan yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan data dan informasi tentang kondisi kesehatan dan lainnya untuk menghasilkan data dan informasi tentang kondisi kesehatan dan kinerja kesehatan di suatu wilayah. (Tiar : 2009).

kinerja kesehatan di suatu wilayah. (Tiar : 2009). Ka

Kadadang ng didisesebubut t jujuga ga sisiststem em ininfoformrmasasi i kekesesehahatatan n (S(SIKIK) ) atatauau healthhealth information system (HIS).

information system (HIS). Dalam bahasan tentang administrasi atau manajemenDalam bahasan tentang administrasi atau manajemen se

secacara ra umumumum, , mamateteri ri tetentntanang g sisiststem em ininfoformrmasasi i mamananajemjemen en jajaranrang g didibabahahass tersendiri secara khusus, karena pada umumnya unsur-unsurnya dianggap sudah tersendiri secara khusus, karena pada umumnya unsur-unsurnya dianggap sudah terintegrasi

terintegrasi (build-in)(build-in) di dalam hampir semua fungsi, unsur atau komponen daridi dalam hampir semua fungsi, unsur atau komponen dari sis

sistem tem manmanajemajemen en orgorganianisassasi i secsecara ara keskeselueluruhruhan, an, karkarena ena daldalam am setsetiap iap tahtahapap  pengambilan

 pengambilan keputusan keputusan dalam dalam proses proses manajemen manajemen hampir hampir selalu selalu memerlukanmemerlukan duk

dukungungan an datdata a infinformormasiasi.Si.Sistestem m infinformormasi asi keskesehaehatan tan dikdikembembangangkan kan untuntuk uk  mendukung manajemen kesehatan yang merupakan bagian dari

mendukung manajemen kesehatan yang merupakan bagian dari sistem kesehatan.sistem kesehatan. Sistem informasi manajemen kesehatan sebagai sub sistem dalam sistem Sistem informasi manajemen kesehatan sebagai sub sistem dalam sistem admin

administrasistrasi i kesehkesehatan atan merupmerupakan akan kesatukesatuan/ranan/rangkaian gkaian kegiakegiatan-kegtan-kegiatan iatan yangyang mencakup seluruh jajaran upaya kesehatan diseluruh jenjang administrasi yang mencakup seluruh jajaran upaya kesehatan diseluruh jenjang administrasi yang mampu memberikan informasi kepada :

mampu memberikan informasi kepada : 1.

1. pepengngelelolola, a, yayaititu u papara ra adadmimininiststraratotor r atatau au mamananajejer r kekesesehahatatan n ununtutuk k dadasasar r   pertimbangan

 pertimbangan menentukan menentukan kebijakan kebijakan dan dan pengambilan pengambilan keputusan keputusan dalamdalam menjalankan fungsi-fungsi administrasinya.

menjalankan fungsi-fungsi administrasinya. 2.

2. mamasysyararakakatat, , dadalalam m upupayaya a ununtutuk k memeniningngkakatktkan an kekemamampmpuauannnnya ya ununtutuk k  menolong dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.Sumber  menolong dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.Sumber  daya organisasi antara lain man, money, macine, method, material, dan juga daya organisasi antara lain man, money, macine, method, material, dan juga data/informasi. Peran utama dari data/informasi pada hakekatnya adalah pada data/informasi. Peran utama dari data/informasi pada hakekatnya adalah pada du

dukukungnganannynya a teterhrhadadap ap fufungngsisi-f-funungsgsi i adadmimininiststrasrasi/mi/manaanajejemen men dadalalamm  pengelolaan program kesehatan.

 pengelolaan program kesehatan. Dal

Dalam am kehkehiduidupan pan sehsehariari-har-hari i dapdapat at kitkita a rasrasakaakan n bagbagaimaimana ana sulsulitnitnyaya menentukan kebijakan atau pengambilan keputusan yang baik bila data/informasi menentukan kebijakan atau pengambilan keputusan yang baik bila data/informasi yang akan dipakai untuk mendasarinya kurang atau tidak cukup tersedia. Tanpa yang akan dipakai untuk mendasarinya kurang atau tidak cukup tersedia. Tanpa dukungan data/informasi yang baik kebijakan yang kita ambil akan kurang tepat dukungan data/informasi yang baik kebijakan yang kita ambil akan kurang tepat atau keliru.

(6)

2.1.2.Tujuan dan manfaat

Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan untuk:

1. Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka  perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan  penilaian

2. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya  penanggulangannya

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri

4. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan

Sasaran dalam upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan meliputi:

1. Terciptanya pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan data/informasi dan atau tersedianya tenaga fungsional pengelola data/ informasi yang terampil di seluruh tingkat administrasi

2. Ditetapkannya kebutuhan esensial data/ informasi di tiap tingkat dan  pengembangan instrumen pengumpulan dan pelaporan data

3. Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di seluruh tingkat administrasi secara teratur, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan atau atas permintaan dari pengguna data/ informasi

4. Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai dalam rangka pemantapan dan pengembangan otomasi pengolahan data di seluruh tingkat administrasi

5. Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan komunikasi komputer dan informasi

1.1.3. Masalah-Masalah dalam Pengembangan SIKNAS dan SIKDA Untuk mewujudkan SIKNAS yang diharapkan, sampai saat ini masih dijumpai sejumlah kelemahan yang bersifat klasik, antara lain:

(7)

Depkes RI memiliki berbagai sistem informasi kesehatan, tetapi belum terintegrasi. Sistem informasi kesehatan itu antara lain:

a. Sistem informasi puskesmas  b. Sistem informasi rumah sakit

c. Sistem informasi kewaspadaan pangan dan gizi d. Sistem informasi obat

e. Sistem informasi sumber daya manusia kesehatan, yang mencakup: 1. Sistem informasi kepegawaian kesehatan

2. Sistem informasi pendidikan tenaga kesehatan 3. Sistem informasi diklat kesehatan

4. Sistem informasi tenaga kesehatan

a. Sistem informasi IPTEK kesehatan/ jaringan litbang kesehatan 1. Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai

Daerah masih memerlukan fasilitasi. Adanya proyek ADB, HP5 dan lain-lain mendorong daerah mengembangkan SIK. Akan tetapi setiap proyek  cenderung menciptakan sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang memperhatikan kelangsungan sistem.

2. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal

Era sentralisasi menyebabkan segala sesuatunya serba dari atas menyebabkan para manajer tidak pernah memikirkan perlunya memanfaatkan data untuk mendukung pengambilan keputusannya

3. Pemanfaatan data dan informasi oleh masyarakat kurang dikembangkan Minat masyarakat memanfaatkan data dan informasi semakin meningkat dengan makin meluasnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Namun demikikian tuntutan masyarakat yang mening

kat ini kurang berkembang di bidang kesehatan karena kurangnya respon. 4. Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal

Masalah nomor 5 bersumber dari masalah pada nomor 4. Biaya untuk  teknologi telematika memang besar, ditambah lagi dengan apresiasi terhadap penggunaan teknologi telematika yang masih kurang, akibat  pengaruh budaya (kultur). Apresiasi yang rendah ini dikarenakan oleh alasan rasio manfaat biaya, yang kurang memadai. Investasi untuk  teknologi telematika yang besar belum dapat menjamin akan menghasilkan manfaat yang sepadan.

(8)

5. Dana untuk pengembangan sistem informasi kesehatan terbatas

Kelemahan ini berkaitan dengan masalah rasio biaya manfaat yang maasih sangat rendah. Selain investasi, sistem informasi kesehatan juga memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk pemeliharaannya.

6. Kurangnya tenaga purna waktu untuk sistem informasi kesehatan

Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah tenaga yang merangkap tugas atau jabatan lain. Dibeberapa tempat memang dijumpai adanya tenaga purna waktu. Akan tetapi mereka tidak  dapat sepenuhnya bekerja mengelola data dan informasi karena imbalan yang kurang memadai. Belum lagi ditambah dengan rendahnya keterampilan dan pengetahuan mereka di bidang informasi, khususnya teknologi informasi dan manfaatnya.Jabatan fungsional untuk para  pengelola data dan informasi yaitu Pranata Komputer dan Statistisi, memberikan tunjangan jabatan sebagai imbalan, namun demikian untuk  dapat memangku jabatan-jabatan tersebut diperlukan persyaratan tertentu yang sulit dipenuhi oleh para pengelola data dan informasi.

2.1.4.Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan maka strategi pengembangan SIKNAS adalah:

1. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada

Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua sistem informasi yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan disatukan. Sistem-sistem informasi lainnya,  pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas, tanggung  jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam  pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya  pengolahan dan analisis data secara komprehensif.

(9)

1.1.5. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan Informasi Terintegrasi

Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat signifikan, yaitu:

a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan pemantauan ketersediaan obat

 b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten/ kota ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi.

c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada, seperti program pemberantasan malaria

d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan (Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain) e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari

 pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional (seperti Survei Kesehatan Nasional), maupun yang berskala provinsi dan Kabupaten/ Kota (SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan) 1.1.5. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah

Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK  kabupaten/ kota, dan SIK provinsi. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:

a. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung

 b. Mengolah data

c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota d. Memelihara bank data

e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen unit puskesmas

(10)

f. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak- pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.

Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:

a. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit (penerimaan  pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan

lain-lain)

 b. Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery) c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan

d. Mengolah data

e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat f. Memelihara bank data

g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen unit rumah sakit

h. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak- pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/ Kota memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:

a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain  b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan

c. Membuat profil kesehatan kabupaten/ kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ Kota sehat

d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan kabupaten/ kota ke dinas kesehatan provinsi setempat dan pemerintah pusat

e. Memelihara bank data

f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota

g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak- pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk  melaksanakan kegiatan-kegiatan:

(11)

a. Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah  propinsi dan sumber-sumber lain

 b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan

c. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi  pencapaian propinsi sehat

d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat e. Memelihara bank data

f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota

g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak- pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu membantu menata sistem kesehatannya, membantu pengadaan  perangkat keras, perangkat lunak, rekruitmen dan pelatihan tenaga kesehatan.

1.1.5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen

Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali dengan mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk  menyajikan data dan informasi kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD harus dapat disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi yang menggambarkan kecenderungan masalah-masalah kesehatan rakyat dan kerugian yang diakibatkannya. Pembahasan rancangan anggaran harus disajikan kemasan data dan informasi tentang cost benefit dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu dikembangkan pula publikasi berkala cetak atau elektronik atau akses online.

1.1.6. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat

Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah meluas di masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional pengelola data dan informasi kesehatan.

2.1.9.Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi

Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi berlangsung paralel dengan kegiatan 3,4 dan 5. Depkes menyusun Rencana Induk Penataan Kerangka

(12)

Teknologi Informasi ( Information Technology Framework Rearrangement   Master Plan) dan Rencana Induk Pengembangan Sumber Daya Manusia

Informasi ( Information Human Resource Development Master Plan). Depkes juga menerbitkan standar dan pedoman, serta advokasi agar terpenuhi sesuai rencana induk.

2.2 . Puskesmas 2.2.1.Definisi

Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

2.2.2.Visi dan Misi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat .

Indikator Kecamatan Sehat: 1) lingkungan sehat, 2) perilaku sehat,

3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu 4) derajat kesehatan penduduk kecamatan. Sementara misi puskesmas adalah sebagai berikut :

1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya 2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya

3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan  pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya

(13)

2.2.3. Sejarah Perkembangan Puskesmas

Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari didirikannya berbagai institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, serta diselenggarakannya berbagai upaya-upaya kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi lingkungan yang masing-masing  berjalan sendiri-sendiri.Pada pertemuan Bandung Plan (1951) dr.J.Leimena mencetuskan pemikiran mengintegrasikan berbagai institusi dan upaya tersebut dibawah satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien.Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO.

Konsep pelayanan yang terintegrasi lebih berkembang dengan  pembentukan team work dan team approach dalam pelayanan kesehatan (1956). Gagasan ini dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di setiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak  tahun 1969/1970.Penggunaan istilah puskesmas pertama kali dimuat pada Master  Plan of Operation for Strenghtening National Health Service in Indonesia Tahun 1969. Dalam dokumen tersebut disebutkan puskesmas terdiri atas 3 tipe puskemas (tipe A, tipe B, tipe C). Kemudian dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional ke III tahun 1970 menetapkan hanya ada satu tipe puskesmas dengan 6 kegiatan pokok.

Perkembangan selanjutnya lebih mengarah pada penambahan kegiatan  pokok seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan pemerintah serta keinginan program ditingkat pusat, sehingga kegiatan berkembang menjadi 18 kegiatan pokok,bahkan DKI Jakarta mengembangkan menjadi 21 kegiatan pokok.Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama kedalam suatu organiisasi yang dipercaya dan diberi nama  PUSAT KESEHATAN   MASYARAKAT  ( Puskesmas ) dan puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4

macam :

1. Puskesmas tingkat Desa

2. Puskesmas tingkat Kecamatan 3. Puskesmas tingkat Kawedanan 4. Puskesmas tingkat Kabupaten

(14)

1. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh 2. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh 3. Puskesmas tipe C dipimpin oles paramedik 

2.2.4. Fungsi Puskesmas

Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai fasilits  pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai 3 (tiga) fungsi sebagai berikut :

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.

Memiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu membantu menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut serta memantau  pembangunan yang diselenggarakan di tingkat kecamatn agar dalam  pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama. Diharapkan setiap pembangunan yang dilaksanakan seyogyanya yang mendatangkan dampak positif terhadap kesehatan.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga.

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang  bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat.Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuyan keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan benar, tanpa atau dengan bantuan pihak.

3. Upaya Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan  puskesmas bersifat holistic, komprehensif/menyeluruh, terpadu dan  berkesinambungan.Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic health service), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk  meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Pelayanan kesehatan tingkat  pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan

(15)

medik.Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat  pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient service).

Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan  pelayanan kesehatan secara bermutu,terjangkau, adil dan merata.Upaya pelayanan

yang diselenggarakan meliputi :

• Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan

 promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya  pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja puskesmas.

• Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan

rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya, melalui upaya rawat jalan dan rujukan.

Pada kondisi tertentu dan bila memungkinkan dapat dipertimbangkan puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan antara sebelum dirujuk  ke Rumah Sakit.

2.2.5. Wilayah Kerja Puskesmas

Wilayah kerja adalah batasan wilayah kerja puskesmas dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan keadaan geografis, demografi, sarana transportasi, masalah kesehatan setempat, keadaan sumberdaya, beban kerja puskesmas dan lain-lain. Selain itu juga harus memperhatikan dalam upaya untuk meningkatkan koordinasi, memperjelas tanggung jawab pembangunan dalam wilayah Kecamatan, meningkatkan sinergisme pembangunan dalam wilayah Kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan, dan meningkatkan kinerjaApabila dalam satu wilayah Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk salah satu Puskesmas sebagai Koordinator pembangunan kesehatan di Kecamatan.

Sesuai dengan luas wilayah, keadaan geografis, sulitnya sarana transportasi dan kepadatan penduduk, dalam upaya untuk memperluas jangkauan

(16)

dan mutu pelayanan kesehatan, Puskesmas ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana dalam bentuk :

1. Puskesmas Pembantu adalah Unit Pelayanan Kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam masyarakat lingkungan wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Tugas pokok adalah menyelenggarakan sebagian program kegiatan puskesmas sesuai dengan kompetensi tenaga dan sumberdaya lain yang tersedia.

2. Puskesmas Keliling adalah merupakan tim pelayanan kesehatan  puskesmas keliling, terdiri dari : tenaga yang dilengkapi dengan kendaraan  bermotor/perahu bermotor, peralatan kesehatan, peralatan komunikasi

yang berasal dari Puskesmas. Puskesmas Keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan program kegiatan puskesmas dalam wilayah kerja.yang belum terjangkau atau lokasi yang sulit dijangkau oleh sarana kesehatan.

3. Disamping institusi tersebut di atas, ada Bidan di Desa yang mempunyai  peran spesifik.Bidan di Desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di desa dalam rangka meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas, mempunyai wilayah kerja satu-dua desa dan  bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas.Tugas pokok umum adalah memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, sedangkan secara khusus bertanggung jawab terhadap program kesehatan ibu dan anak termasuk Keluarga Berencana.

Dalam keadaan tertentu misalkan letak puskesmas jauh dari rumah sakit, sulitnya keadaan medan puskesmas menuju rumah sakit, sulitnnya sarana transportasi menuju rumah sakit, daerah rawan kecelakaan/rawan bencana lain-lain, maka puskesmas dapat diberi tambahan ruangan untuk rawat inap sementara dan fasilitas tindakan operasi terbatas.

Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas dengan tambahan ruangan dan fasilitas tempat perawatan untuk menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas atau perawatan sementara.Fungsinya sebagai “Pusat

(17)

Rujukan Antara” yang melayani penderita gawat darurat sebelum dapat dirujuk ke rumah sakit.

2.2.6. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai tugas untuk menetapkan struktur  organisasi puskesmas dengan pertimbangan beban kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas. Pola organisasi puskesmas sebagai berikut :

1. Kepala

2. Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan puskesmas dan yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota).

3. Unit tata usaha

Unit fungsional Alternatif lain yang dapat dipertimbangkan satuan organisasi dalam unit tata usaha, sebagai berikut :

(18)

2. Unit Keuangan 3. Unit Perlengkapan 4. Unit Umum

2.2.6.1. Tugas Pokok  1. Kepala Puskesmas :

Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan  puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan

fungsional.

2. Kepala urusan tata usaha

Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.

3. Unit I

Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga  berencana dan perbaikan gizi.

4. Unit II

Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.

5. Unit III

Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.

6. Unit IV

Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.

7. Unit V

Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.

(19)

Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap 9. Unit VII

Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

2.2.7. Sistem Rujukan 1.Pengertian

Seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 1972 tentang Sistem Rujukan adalah suatu system penyelenggaraan  pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab

timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.

2. Jenis Rujukan

Rujukan secara konseptual terdiri atas :

a) Rujukan Medik yang pada dasarnya menyangkut masalah  pelayanan medik perorangan yang antara lain meliputi :

1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan operasi dan lain-lain.

2) Rujukan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium klinik  yang lengkap.

3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk  melakukan tindakan, memberi pelayanan, alih pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

a) Rujukan Kesehatan Masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah kesehatan masyarakat luas yang meliputi

1) Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium kesehatan, teknologi kesehatan.

2) Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan sebab dan asal usul penularan penyakit serta  penanggulangannnya pada bencana alam dan gangguan

(20)

3) Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin,  pangan pada saat terjadi bencana, pemeriksaan specimen jika

terjadi keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk. 3.Jalur Rujukan Kesehatan

a). Rujukan Pelayanan Medis

1) Antara masyarakat dengan puskesmas

2) Antara Puskesmas Pembantu/Bidan di Desa dengan Puskesmas 3) Intern antara petugas Puskesmas/Puskesmas Rawat Inap

4) Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Labratorium atau fasilitas pelayanan lainnya.

 b). Rujukan Pelayanan Kesehatan

1) Dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

2) Dari Puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik  intrasektoral maupun lintas sektoral.

3) Jika rujukan di Kabupaten/Kota masih belum mampu menanggulangi, dapat diteruskan ke Provinsi/Pusat.

2.3. Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas 2.3.1.Definisi

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmasmerupakan sistem informasi di tingkat puskesmas untuk mengelola data dan menghasilkan informasi bagi  pengambil keputusan manajerial tingkat puskesmas.Sistem informasi kesehatan adalah program sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan informasitentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat Puskesmas mulai dari datadiri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat . (Wayan K : 2009)

2.3.2.Tujuan Pengembangan SIK Puskesmas

Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui sistem informasi yang terintegrasi di semua unit pelayanan Puskesmas sehingga dapat meningkatkan kecepatan proses pada pelayanan, mempermudah akses data, pelaporan dan akurasi data sehingga menjadi lebih baik.Tujuan umum proyek Pengembangan

(21)

Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas adalahmeningkatkan status kesehatan khususnya bagi masyarakat kurang mampu, dengan carameningkatkan cakupan  pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan dan penggunaan fasilitaspelayanan.

Tujuan Khusus :

1) Membantu pemerintah dalam penyelenggaraan proses desentralisasi 2) Membantu pemerintah dalam pengelolaan dana tambahan bagi kesehatan 3) Membantu pemerintah dalam advocacy sector Kesehatan

4) Membantu provinsi dan kabupaten/kota untuk menyempurnakan sistem informasikesehatan yang ada untuk mendukung desentralisasi. Sistem yang baru akan terdiridari informasi yang diperoleh dari fasilitas  pelayanan kesehatan, masyarakat dandata survailans epidemologi.

2.3.3. Latar Belakang penggunaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas

Latar belakang digunakannya system informasi kesehatan di Puskesmas sendiri dikarenakan oleh hal – berikut, yakni :

1) Belum adanya ke-validan data mengenai orang sakit, penyakit, bumil,dll dalam wilayahsuatu puskesmas.

2) Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke Dinas KesehatanKabupaten.

3) Memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan Informasi yang tepat, akurat dan upto date berkenaan dengan data orang sakit, ketersediaan obat,  jumlah ibu hamil,

4) masalah imunisasi dll.

2.3.4.Mamfaat Pengembangan SIK Puskesmas

Manfaat Pengembangan Sistem Informasi Puskesmas (SIK) Puskesmas adalah dapat meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat melalui  penerapan Sistem informasi Kesehatan Puskesmas yang terintegrasi dari semua unit pelayanan. Demikian pula dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk   pengambilan keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis

(22)

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat.( Prayekti : 2008)

2.3.4.1.GambaranSistem Informasi Kesehatan (SIK) PuskesmasSIK  Puskesmas terdiri dari tujuh Sub Sistem yaitu :

1. Sub Sistem Kependudukan, yang berfungsi untuk mengelola data kependudukan terdiri dari family folder, pencatatan mutasi lahir, mutasi wafat dan mutasi pindah.

2. Sub Sistem Ketenagaan, yang berfungsi untuk mengelola data ketenagaan. Data yang diolah adalah data pribadi, anak, riwayat kepangkatan, riwayat  jabatan, riwayat pendidikan, riwayat penjenjangan, riwayat latihan teknis/fungsional, data riwayat penghargaan serta data penugasan pegawai. 3. Sub Sistem Sarana dan Prasarana, yang berfungsi mengelola data sarana dan prasarana, seperti peralatan medis, kendaraan, gedung, tanah dan  peralatan lainnya.

4. Sub Sistem keuangan, yang berfungsi untuk mengelola data keuangan secara garis besar saja yaitu mencakup besar pembiayaan menurut kegiatan dan sumber biaya.

5. Sub Sistem Pelayanan Kesehatan, yang berfungsi mengelola data  pelayanan kesehatan, terdiri dari pelayanan dalam gedung yaitu sub sistem rawat jalan yang meliputi pelayanan dasar (BP,GIGI, KIA,Imunisasi, Laboratorium) dan pelayanan puskesmas keliling, rawat inap, rekam medis dan manajemen obat. Pelayanan luar gedung meliputi sub sistem KIA dan GIZI, Kesling dan TTU, Pemberantasan Penyakit Menular, PKM, PSM, dan PERKESMAS.

6. Sub Sistem Pelaporan, yang berfungsi untuk menyediakan laporan-laporan, meliputi laporan SP2TP (LB1, LB2, LB3 dan LB4) dan laporan  program.

7. Sub Sistem Penunjang, yang menyediakan layanan penunjang sistem seperti: membuat backup dan restore data, data recovery, user list and  right assignment, user shortcut, short message over network.( Prayekti : 2008)

(23)

Kegiatan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan anggaran yang ada.Kegiatan dalam melaksanakan uji coba implemetasi SIK Puskesmas terdiri dari :

1. Sosialisasi SIK :

Kegiatan Sosialisasi SIK berupa kegiatan pertemuan antara Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas.Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan SIK  Kabupaten/Kota kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas menyangkut latar belakang pengembangan SIK, arsitektur komputer, cakupan data, cara komunikasi data, sarana pendukung dan kebijakan  pendukung SIK.

2. Penyesuain Input dan Output SIK 

Kegiatan ini juga berupa pertemuan yang dilaksankan di Kabupaten/Kota di wilayah puskesmas yang dipakai uji coba SIK.Tujuan kegiatan ini untuk  memperkenalkan SIK Kabupaten dan Puskemas. Penyesuaian kebutuhan data program antara Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Puskesmas yang dipakai uji coba serta membahas format pelaporan.

3. Instalasi SIK 

Kegiatan ini dilakukan Tim dari Data Mandiri yang didampingi Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi ke tempat lokasi puskesmas yang dipakai uji coba SIK berupa menginstal SIK Puskesmas, Instal anti virus, mensetting  jaringan serta kegiatan lain sesuai kebutuhan puskesmas yang diuji coba. Kegiatan ini bertujuan agar komputer jaringan dan piranti lunak SIK di masing – masing puskesmas yang dipakai uji coba di Provinsi Bali terpasang dan terhubung.

4. Pelatihan Manajer dan Operator SIK 

Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk melatih petugas manajer dan operator SIK di setiap puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar memiliki  skill  untuk mengoperasikan SIK. Peserta untuk pelatihan manajer SIK terdiri dari 1 orang petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta 2 orang dari setiap puskesmas yang dipakai untuk  uji coba SIK, sedangkan untuk peserta pelatihan operator SIK semua

(24)

 peserta pelatihan manajer SIK, ditambah 1 orang petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta 7 orang dari setiap puskesmas yang dipakai uji coba SIK.

5. Pendampingan SIK 

Kegiatan pendampingan SIK dilaksanakan dengan mengunjungi setiap  puskesmas yang dipakai uji coba SIK oleh Tim Data Mandiri yang didampingi oleh Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi.Tujuan pendampingan SIK adalah untuk menjamin kelancaran pengoperasian SIK di masing-masing puskemas uji coba serta memberikan bimbingan teknis  pengoperasian SIK. Tim pendamping dari data mandiri akan mendampingi operator SIK secara teratur dari masing – masing unit sampai operator SIK  dianggap mampu mengoperasikan SIK.

6. Monitoring SIK 

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi hasil  perkembangan hasil program SIK Puskesmas.

7. Penyempurnaan SIK 

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan penyempurnaan piranti lunak SIK  sesuai hasil rekomendasi hasil uji coba.Kegiatan ini berupa pertemuan,  perbaikan software serta pendampingan SIK di masing-masing puskemas.

SIK Puskesmas yang dikembangkan memiliki dua tipe atau model yang dapat diterapkan sesuai dengan ketersediaan komputer pada puskesmas, adapun model tersebut adalah:

1. Model A

Model ini dalam melakukan pelayanan dalam gedung, dilakukan secara online dan penginputan data dilakukan pada saat tengah berlangsung. Model ini membutuhkan setidaknya 5 unit komputer yang ditempatkan  pada loket, apotek, dan ruang pelayanan ( BP, KIA, GIGI, dll).

2. Model B

Komputer yang dibutuhkan pada model ini hanya 2 unit, yang dapat diletakkkan pada loket dan ruang pelayanan (BP). Pada model data  pelayanan BP diinputkan pada saat pelayanan dan data pelayanan yang lain diinputkan setelah pelayanan. Hal ini menuntut petugas khusus entry

(25)

data setelah pelayanan untuk ruang pelayanan yang tidak tersedia komputer.( Prayekti : 2008)

2.3.6. Paska Implementasi

Penerapan Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas (SIK) Puskesmaas yang telah dilaksanakan perlu dilakukan suatu evaluasi sistem.Evaluasi sistem informasi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pengembangan system informasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu, biaya maupun teknis.Evaluasi sistem dilakukan juga untuk mengetahui efektifitas implementasi dan dampak positif pelayanan kesehatan yang diberikan.

Dalam melakukan evaluasi ada beberapa hal yang dapat dipergunakan yakni : wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dapat dilakukan terhadap pengguna, baik pengguna langsung ataupun pengguna tidak  langsung.Observasi dapat dilakukan dengan mengamati secara langsung sistem komputerisasi sedangkan dokumentasi dapat dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh sistem komputerisasi, apakah lebih tepat, cepat dan akurat dibandingkan dengan dokumen yang dihasilkan oleh sistem sebelumnya.

Banyak teori yang menjelaskan mengenai model untuk menilai kesuksesan sistem informasi.Salah satunya adalah teori Technology Acceptance Model  (TAM) yang diperkenalkan oleh Davis tahun 1986. Berdasarkan teori tersebut maka penerapan Sistem Informasi Puskesmas (SIK) Puskesmas dievaluasi dengan fokus utama pada komponen manfaat/kegunaan yang dirasakan oleh user, sikap  pengguna terhadap penggunaan teknologi dan mengetahui kemudahan  penggunaan oleh user.( Prayekti : 2008)

BAB III PEMBAHASAN

1.1. Profil Puskesmas Simpang Timbangan

Puskesmas Simpang Timbangan merupakan unit terkecil bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir, didirikan pada tahun 1984 dan telah mengalami  beberapa kali perubahan lokasi. Dan renovasi terakhir Tahun 2010. Pelayanan

(26)

Puskesmas bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang berperilaku Hidup Bersih dan Sehat di Wilayah Puskesmas Simpang Timbangan Kabupaten Ogan Ilir serta meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan angka kematian dalam usia produktif akibat kecelakan, kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu-lintas.

Profil Puskesmas Timbangan ini menggambarkan hasil kegiatan dalam Tahun 2010. Menyajikan data tentang keadaan umum, visi, misi, motto, sarana dan prasarana serta hasil kegiatan. Diharapkan kepada Puskesmas Simpang Timbangan dapat menunjang tercapainya Kabupaten Ogan Ilir Sehat dan Sejahtera

1.2.Visi dan Misi Puskesmas Simpang Timbangan a. Visi

Tercapainya masyarakat yang Berprilakku Hidup Bersih dan Sehat di Wilayah Puskesmas Simpang Timbangan, Kabupaten Ogan Ilir.

 b. Misi

 – Memelihara dan meningkatkan Mutu Pemerataan dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan.

 – Mendorong Kemandirian Hidup Sehat bagi Keluarga dan Masyarakat  – Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu

 – Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional dan Berkualitas. a. Motto

Pelayanan yang terbaik, Siap Melayani Anda

1.1. Gambaran Umum Puskesmas Simpang Timbangan. a. Lokasi

Puskesmas Simpang Timbangan terletak di Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya Utara

 b. Bangunan

Dibangun pada tahun 1984, rehab terakhir tahun 2010 untuk Luas tanah ± 1000m2

, memiliki 3 bangunan ( bangunan utama puskesmas, KIA dan

Rumah Dokter) c. Sarana Transportasi

(27)

Satu buah mobil Operasional Pusling, 1 buah mobil Ambulance, 3 buah sepeda motor.

d. Unit Gawat Darurat 24 Jam

e. Pelayanan Rawat Inap (Umum dan Kebidanan)

1.1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Simpang Timbangan Sebagai Puskesma Rawat Inap :

a. Fasilitas

 – Pelayanan Unit Gawat Darurat 24 Jam  – Pelayanan Rawat Jalan:

✔ Poli Umum ✔ Poli Gigi

✔ Pelayanan KIA, KB, MTBS, Gizi, TB, Poli Usila

 – Pertolongan Persalinan

 – Pelayanan Rawat Inap (Umum dan Kebidanan)  – Pelayanan Penunjang:

✔ Laboratorium ✔ Apotik 

✔ Klinik IMS

1.1. Data Kepegawaian

PNS/CPNS (38 orang) terdiri dari:

 – Dokter umum : 2 orang

 – Dokter Gigi : 1 orang

 – Bidan : 6 orang

 – Sarjana Kesehatan Masyarakat : 2 orang

 – Perawat S1 : 1 orang

 – Perawat S1 (Ners) : 2 orang  – Perawat (Akper) : 11 orang  – Perawat (SPK) : 2 orang

 – Perawat Gigi : 2 orang

 – Ahli Madya Rekam Medis : 1 orang  – Tenaga Laboratorium (SMAK): 1 orang  – Pengelola Obat : 2 orang

(28)

 – LOPK/Pekarya Kesehatan : 2 orang

 – Bidan Desa : 2 orang

1.1. Keadaan Umum Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Timbangan

 – Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin dan kota Palembang.

 – Sebelah selatan berbatasan dengan Kec. Tanjung Batu

 – Sebelah barat berbatasan dengan Desa Payakabung dan Kota Prabumulih  – Sebelah Timur berbatasan dengan Indralaya Selatan

1.1. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Timbangan.

Luas wilayah kerja Puskesmas ± 6025 km2, meliputi 1 Kelurahan dan 3 Desa.

Terdiri dari:

 – Kelurahan Timbangan : 519 ha  – Desa Permata Baru : 300 ha

 – Desa Tanjung Pering : 2975 ha  – Desa Tanjung Baru : 2750 ha

1.1. Data Dasar

 – Jumlah Penduduk : 10.035 jiwa Laki-laki : 4818 jiwa Perempuan : 5217 jiwa  – Jumlah KK : 3043 jiwa  – KK Miskin : 1190 Jiwa  – Jumlah Rumah : 2455  – Jumlah Dusun : 10

1.1. Sasaran Kesmas Tahun 2010

 – Bayi : 189  – Balita : 420  – Bumil : 230  – Bulin : 237  – PUS : 1472  – WUS : 2287

(29)

 – Lansia : 795  – Jumlah Jiwa Askeskin : 1190  – Jumlah Sekolah PAUD : 4 TK : 2 SD : 5 SMP : 2 SMU Unggulan : 1 SMK : 1 SLB : 1  – Jumlah Pustu : - – Jumlah Panti Jompo : 1

 – Poskesdes : 3

 – Posyandu : 6

 – Kader : 45 orang

 – Mata Pencaharian Penduduk :

Petani : 30 %

Pedagang : 25 %

PNS, TNI, Polri : 35 % Lain-lain : 15 %

1.1.Hasil Kegiatan Tahun 2010

Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas a. Promosi Kesehatan

 – Jadwal Penyuluhan di Puskesmas Setiap Hari  – Penyuluhan Posyandu setiap bulan

 – Penyuluhan oleh petugas setiap bulan  – Penyuluhan Kader Posyandu

a. KIA dan KB

 – K1 pencapaian : 95,8 % (Target 95 %)  – Bufas Pencapaian : 87,4 % (Target 90 %)  – K4 Pencapaian : 90,4 % (Target 90 %)  – Persalinan Nakes : 87,4 % (Target 90 %)  – TT1 Pencapaian : 63 % (Target 95 %)  – Vit.A Bufas Pencapaian : 87,4 % (Target 95 %)  – TT2 Pencapaian : 65 % (Target 90 %)

(30)

 – KIE ASI Pencapaian : 89,2 % (Target 90 %)  – Nakes Pencapaian : 9,5 % (Target 20 %)  – Non Nakes Pencapaian : 3,0 % (Target 10 %)

1.1.Upaya Pengobatan

Jumlah kunjungan Poli Tahun 2010  – Umum : 2016 orang  – Askes : 615 orang  – Jamkoskes : 5378 orang  – Jakesmas : 166 orang  – Total : 8175 orang 1.1.10 Penyakit Terbanyak   – ISPA : 817  – Gastritis : 518

 – Peny. Kulit Alergi :391  – Penyakit Gigi : 376  – Rheumatic : 310  – Hypertensi : 306  – Thypoid : 267  – Diare : 248  – Febris : 144

 – Peny. Kulit Infeksi : 116

(31)

 J

 Jumlah Kun

6000

 JUML

 Jumlah Kunjungan P

3

3

(32)

 JUML

 Jumlah Kunjung

35

32

(33)

25

30

GRAFIK KUNJUNGA

RAWAT JALAN UPDT

800

900

(34)

1.2.Struktur Organisasi

Administrasi

 TU

Keuangan

Promkes

n

(35)
(36)

1.3.Flow Chart Pendaftaran Pasien Di Puskesmas Simpang Timbangan

DIAGRAM ALI

Poli

Keterangan :

: Menunjukkan notasi untukawal dan akhir bagan alir 

: Menunjukkan suatu operasi input atau suatu operasi output : Menunjukkan suatu proses yang akan digunakan

: Menunjukkan petunjuk dari aliran fisik pada program

(37)

1.15. SIK di Poli Umum Puskesmas Simpang Timbangan

Sistem informasi kesehatan yang digunakan di puskesmas Simpang timbangan masih secara manual, belum komputerisasi, termasuk sistem informasi di bagian poli umum masih menggunakan sistem pencatatan dan  pelaporan pasien secara tertulis.

Kebutuhan informasi yang teridentikasi di poli umum puskesmas Simpang Timbang yaitu kunjungan pasien perbulan.

1.16. Tujuan dan Manfaat SIK di Puskesmas Timbangan

Tujuan sistem informasi kesehatan di puskemas simpang timbangan yaitu untuk membentuk suatu sistem informasi kesehatan yang berdaya guna dan mampu memberikan informasi secara akurat , tepat waktu, dan dalam bentuk  yang sesuai dengan kebutuhan puskesmas. Sistem informasi kesehatan yang dihasilkan tersebut diharapkan dapat menjadi acuan ataupun sebagai dasar   pengambilan suatu keputusan maupun kebijakan dalam rangka peningkatan

kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas Simpang Timbangan

1.17. Pelaksanaan SIK di Puskesmas Simpang Timbangan

(38)

Keterangan :

: Menunjukkan notasi untukawal dan akhir bagan alir 

: Menunjukkan suatu operasi input atau suatu operasi output : Menunjukkan suatu proses yang akan digunakan

: Menunjukkan petunjuk dari aliran fisik pada program

1.18. Kelebihan dan kekurangan SIK di Puskesmas Timbangan a. Kelebihan

Karena sistem informasi kesehatan yang digunakan di puskesmas simpang timbangan masih bersifat manual sehingga kelebihan yang dirasakan sedikit sekali. Kelebihannya :

• Petugas tidak harus mahir menggunakan komputer dan aplikasinya • Petugas tidak harus mengikuti pelatihan khusus penggunaan sistem

informasi kesehatan berbasis komputer dan multimedia

• Tidak memerlukan dana yang besar.

a. Kekurangan

 – Sistem informasi kesehatan di puskesmas Simpang Timbangan masih  bersifat manual sehingga proses lambat dan rumit.

 – Resiko kehilangan data-data pasien cukup besar.

 – Pencatatan dan pelaporan informasi-informasi kesehatan yang dibutuhkan cenderung tidak lengkap.

(39)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sistem informasi kesehatan yang digunakan di puskesmas simpang timbangan masih secara manual, belum komputerisasi. Sehingga lebih  banyak memiliki kekurangan atau kendala dari pada kelebihannya.

Kekurangan system informasi kesehatan di puskesmas timbangan:

 – Sistem informasi kesehatan di puskesmas Simpang Timbangan masih  bersifat manual sehingga proses lambat dan rumit.

 – Resiko kehilangan data-data pasien cukup besar.

 – Pencatatan dan pelaporan informasi-informasi kesehatan yang dibutuhkan cenderung tidak lengkap.

Salah satu cara yang dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas simpang Timbangan untuk meminimalisir kekurangan dari system informasi kesehatan yang masih bersifat manual, seperti kehilangan data adalah dengan merekap setiap data baik LB1, laporan kematian, laporan apotek dan sebagainya, sebanyak tiga lembar, yang mana satu lembar  untuk laporan ke dinas kesehatan, satu lembar untuk puskesmas dan satu lembar untuk arsip petugas yang bersangkutan.

A. Saran

1. Menggunakan sistem informasi kesehatan yang berbasis komputer dan teknologi sehingga pengumpulan data lebih cepat dan data tidak hilang. 2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan para petugas kesehatan di

Puskesmas Simpang Timbangan tentang sistem informasi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan maupun pelatihan

3. Mengadakan pelatihan tentang penggunaan dan pemanfaatan sistem informasi berbasis komputerisasi

4. Pemerintah daerah kabupaten Ogan Ilir menganggarkan dana untuk   penyediaan sistem informasi kesehatan yang berbasis komputer dan

multimedia pada puskesmas di wilayah kerjanya sehingga bisa tercipta siknas yang terpadu.

5. Pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan berupa fasilitas media  berupa computer sebagai alat bantu pengelolaan data di puskesmas serta

(40)

 program computer yang di desain sedemikian rupa untuk manajemen data . Hal ini agar dapat memudahkan petugas puskesmas dalam  pelaksanaan system informasi kesehatan

6. Hendaknya hal tersebut diiringi dengan membentuk staf khusus yang  bertanggung jawab dan mengelola system informasi kesehatan di  puskesmas ,diantaranya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan

khusus dalam hal penanganan data dan komputerisasi.

Daftar Pustaka

Anonim. 2010.

http://bursakerjaindonesia.info/lowongan-kerja/tujuan  puskesmas.php. Diakses tanggal 30 April 2011

Gambar

GRAFIK KUNJUNGA RAWAT JALAN UPDT

Referensi

Dokumen terkait

Pendiagonalan suatu matriks Hermite sangatlah diperlukan terutama saat kita menghitung matriks Hermite A n karena dengan proses pendiagonalan maka untuk menghitung matriks

Setiap perusahaan yang berorientasi proyek atau layanan melihat sebuah tugas melalui struktur hierarki yang terurai yang mengoptimalkan biaya dan kecepatan pengirimannya

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan prestasi belajar mata kuliah konsep kebidanan antara mahasiswa yang mengikuti pembelajaran pendekatan

Pembentuk produk keramik untuk alat saji bubur tradisional dilakukan dengan teknik putar dan cetak tuang yang dilapisi dengan glasir suhu bakaran rendah dan

Ketersediaan Koleksi Buku Ilmu Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Mahasiswa Prodi DIII Perpustakaan dan Informasi

Distribusi penderita PPOK stabil di Poli Paru RSUD Arifin Achmad berdasarkan pengaruh nafsu makan didapatkan hasil sebanyak 22 (51,2%) orang tidak mengalami penurunan

Data penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah data primer berupa data organisasi dengan berbagai persoalan yang terkait dengan strategi

UJI K FAUZI YAH, MSi I V 35 Kabupaten Bojonegoro 30-03-2016 Bidang Ekonomi Bakorwil Bojonegoro ABDUS SABDA, ST, M.Si. I I 36 Kabupaten Bangkalan 30-03-2016 Sekretaris Bakorwil