• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ergonomi sebagai landasan dalam penelitian yang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun, pada setiap penelitian terdapat perbedaan lokasi dan fokus penelitian.

Pendekatan dalam penelitian ini mengambil sampel dari beberapa jurnal yang mengadaptasi apa yang menjadi permasalahan utama yaitu ergonomi, metode serta hasil dalam penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya diantaranya adalah Mulyono (2013); Triyanta (2013); Aminah (2013); Siswoyo (2015); dan Pratiwi (2015).

Pada penelitian Mulyono (2013) dan Triyanta (2013) memfokuskan penelitian mereka pada kenyamanan posisi duduk dan kenyamanan ruang kerja. Mulyono (2013) melakukan wawancara dengan pengukuran anthropometri dan BMI (Body Mass Index) terhadap seratus orang mahasiswa pada tiga kelas yang terpilih. Triyanta (2013) mengukur persepsi pengguna ruang dengan kuisioner. Triyanta (2013) membagikan seluruh kuisioner pada karyawan-karyawan pada 6 orang sampel dengan total populasi 9 orang.

Mulyono (2013) dan Pratiwi (2015) menggunakan metode pendekatan deskriptif berbeda dengan Siswoyo (2015) yang menggunakan komparatif kuantitatif. Dan Aminah (2013) menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dalam penelitiannya.

Pada penelitian Siswoyo (2015), Aminah (2013) dan Pratiwi (2015), mengukur seberapa nyaman sebuah ruang bagi penggunanya. Siswoyo (2015) mengukur pada sebuah panti sosial lalu menjabarkan ukuran seperti tempat tidur, kamar mandi dan sirkulasi untuk orang lanjut usia dan Aminah (2013) mengukur kursi dan meja pada ruang kelas FT Unnes lalu Pratiwi (2015) pada sebuah perpustakaan sekolah lalu menjabarkan ukuran perabot perpustakaan seperti meja, kursi dan rak buku. Mereka bertiga mengukur

(2)

matriks dan membandingkan ukuran di lapangan dengan standar-standar yang telah ada.

Berdasarkan pendekatan di atas, maka penelitian ini mengambil cara pengukuran lapangan langsung atau observasi ruang wudhu. Observasi diolah dan dijabarkan dengan membuat tabel matriks yang berisi perbandingan ukuran di lapangan dengan standar. Metode yang akan di pakai pada penelitian ini adalah metode kuantitatif karena menyangkut angka-angka (standar ergonomi). Jenis penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif-komparatif, yaitu hasil analisis penelitian dibandingkan dengan standar ergonomi kemudian dibandingkan dengan objek lainnya.

3.2. Tahapan Penelitian

Komparasi ruang wudhu merupakan proses penilaian dengan cara pengukuran dan analisis ruang wudhu yang hasilnya akan di bandingkan dengan objek lainnya kemudian digunakan untuk program berikutnya.

Gambar 3.1. Kerangka tahapan penelitian Sumber: Analisa Pribadi

1. Tahap pra-penelitian

(3)

penelitian-3. Tahap Perancangan Penelitian

Pada tahap ini peneliti mencoba mengembangkan strategi penelitian dengan menentukan metode yang dipakai, menentukan batasan penelitian, dan menentukan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan menggunakan form observasi dikaitkan dengan faktor-faktor komparasi ruang wudhu.

4. Tahap Mengumpulkan Data

Pada tahap ini peneliti mencari dan mengumpulkan data standar komparasi ergonomi ruang dikutip dari buku dan literatur sebagai acuan. Standar yang dipakai adalah Standar Perancangan Ruang Wudhu dan Tata Ruang Masjid oleh Suparwoko (2016), Human Dimension oleh Julius Panero dan melakukan observasi.

5. Tahap Analisis Data

Merupakan tahapan menganalisis hasil obsevasi dan pengolahan data. Hasil yang didapat dikaitkan dengan standar yang diperoleh pada saat tahap mengumpulkan data.

6. Tahap Menyajikan Informasi

Menampilkan dan menyajikan hasil penelitian dengan bacaan visual dan mudah dipahami, yaitu analisis disertai gambar hasil dokumentasi maupun sketsa sebagai pendukungnya.

(4)

3.3. Sampling Penelitian

3.3.1. Kriteria Objek Penelitian

Masjid Jami’ Al-Karim Pesanggrahan dan Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro berlokasi di komplek perumahan, keduanya memiliki dua jenis tempat wudhu, yaitu tempat wudhu berdiri dan tempat wudhu duduk. Selain itu kedua Masjid ini juga sering mengadakan kajian yang lumayan ramai oleh jamaah.

Gambar 3.2. Jadwal kajian Masjid ash shaff Sumber: Dokumentasi pribadi

3.3.2. Deskripsi Umum

a) Masjid Jami’ Al-Karim Pesanggrahan

DKI Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia, memiliki banyak masalah didalamnya termasuk kepadatan penduduknya yang mayoritas seorang muslim. Hal tersebut pasti membutuhan rumah ibadah/Masjid yang layak dan nyaman bagi penggunanya.

Komplek Bumi Bintaro Permai merupakan komplek yang terletak di daerah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

(5)

Gambar 3.3. Masjid Jami’ Al-Karim Sumber: Dokumentasi Pribadi

Masjid Jami’ Al-Karim berlokasi di area komplek bumi bintaro permai di Jl. Bintaro Puspita II, Bintaro, Pesanggrahan, RT.5/RW.8, Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12320. Walaupun berada diarea komplek Masjid yang terdiri dari dua lantai ini dipakai juga oleh warga sekitar non komplek.

Gambar 3.4. Peta Jakarta selatan dan kecamatan Pesanggrahan Sumber: jakarta.go.id

Masjid ini menghadap kearah barat daya mempunyai luas lahan 1710 m2. Mempunyai ruang sholat 2 lantai, ruang marbot, ruang wudhu, toilet yang berada di sisi sebelah kanan Masjid, menara Masjid, dan ruang yayasan yang berada di sebelah belakang Masjid. Dibagian depan dan samping kiri merupakan area parkir.

(6)

Gambar 3.5. Denah Skematik Masjid Al Karim Sumber: Analisa dan dokumentasi pribadi

b) Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro

Gambar 3.6. Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro Sumber: Dokumentasi pribadi

Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro terletak di jalan emerald, Bintaro jaya sektor 9, Parigi, Pondok aren, Tangerang Selatan 15227. Terdiri dari 3 lantai ( 1 ruang basement dan ruang sholat 2 lantai )

(7)

Gambar 3.7. Peta Tangerang selatan dan kecamatan Pondok aren Sumber: 2.bp.blogspot.com dan polsekpondokaren.wordpress.com

Masjid ini berada di kawasan bintaro jaya tepatnya di cluster emerald. Menghadap ke barat / jalan raya.

Gambar 3.8. Lokasi site Masjid Ash Shaff Sumber: Data lapangan

Masjid Ash Shaff merupakan Masjid yang di desain oleh Ridwan kamil, dengan mengadopsi bentuk yang simpel namun tetap terlihat mewah dan indah. Masjid ini tak hanya memiliki ruang sholat saja namun juga ruang-ruang pendukung yaitu lahan parkir, kolam ikan dan menara Masjid yang berada di area depan. Juga memiliki fasilitas ruang pertemuan yang berada di basement. Dan juga memiliki koperasi dan ruang security.

(8)

3.3.3. Data Fisik

a) Masjid Jami’ Al-Karim Pesanggrahan

Gambar 3.9. Situasi Masjid Jami’ Al-Karim Sumber: Analisa pribadi

Legenda

A = batas suci / teras B = ruang wudhu laki-laki C = ruang wudhu berdiri D = ruang wudhu duduk E = ruang wudhu perempuan F = toilet laki-laki G = toilet perempuan B B A A G B F G C E D

(9)

Gambar 3.10. Tampak depan Masjid Jami’ Al-Karim Sumber: Pribadi

Gambar 3.11. Denah ruang wudhu skematik Masjid al Karim Sumber: Pribadi

Lokasi yang di teliti adalah ruang wudhu laki-laki di Masjid Jami’ Al-Karim. Bagian yang akan diteliti adalah tinggi tempat duduk untuk berwudhu, tinggi keran, jarak antar keran, posisi perletakkan keran, dan lainnya yang sesuai pada standar ergonomi yang telah ada.

(10)

Gambar 3.12. Ruang Wudhu Duduk Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada tempat wudhu di Masjid Jami’ Al-Karim, ruang dibuat dalam bentuk bilik, dan terdapat empat bilik, dua sebagai tempat wudhu duduk dan dua untuk ruang wudhu difabel dengan jumlah keran yang sama. Di sisi seberangnya, terdapat tempat wudhu berdiri yang hanya tersedia bagi tujuh orang.

Gambar 3.13. Ruang Wudhu Berdiri Sumber: Dokumentasi Pribadi

(11)

Gambar 3.14. Situasi Masjid Ash shaff Sumber: Data lapangan dan dokumentasi pribadi

Pada Masjid ini juga yang di teliti adalah ruang wudhu laki-laki. Bagian yang

Legenda

A = batas suci / teras B = ruang wudhu laki-laki C = ruang wudhu berdiri D = ruang wudhu duduk E = ruang wudhu perempuan F = toilet laki-laki G = toilet perempuan H = Koridor I = Locker A H I

(12)

keran, posisi perletakkan keran, dan lainnya yang sesuai pada standar ergonomi yang telah ada.

Gambar 3.15. Denah ruang wudhu indoor dan outdoor Masjid Ash Shaff Sumber: Data lapangan

Gambar 3.16. Potongan A Sumber: Data Pribadi

(13)

Gambar 3.17. Potongan B Sumber: Data Lapangan

Pada Masjid Ash Shaff memiliki ruang wudhu indoor maupun outdoor, ruang wudhu outdoor berada di depan sebelah kanan Masjid dan ruang wudhu indoor berada di sebelah kiri Masjid yang di hubungkan dengan koridor seperti terlihat berikut ini.

Gambar 3.18. Koridor menuju ruang wudhu indoor Masjid Ash Syaff Sumber: Dokumentasi Pribadi

(14)

perempuan sama dengan pencapaian ruang wudhu laki-laki yaitu melalui koridor namun terpisah oleh dinding.

Gambar 3.19. Ruang wudhu indoor berdiri dan duduk Masjid Ash Shaff Sumber: Dokumentasi Pribadi

Toilet laki-laki berada di sebelah ruang wudhu indoor terdapat 6 buah urinoer, 1 buah wastafel, dan 4 buah wc yang terpisah dengan ruang wudhu. Pemisah antara ruang wudhu dan toilet adalah sebuah kolam kecil untuk kaki.

Gambar 3.20. Wastafel, Urinoer, dan WC Sumber: Dokumentasi pribadi

(15)

3.4. Instrumen Penelitian

Pengamatan Langsung (Observasi)

Pengamatan langsung adalah kegiatan yang dilakukan peneliti sendiri, yaitu mengumpulkan mendokumentasi maupun mengukur lokasi titik-titik penting dengan menggunakan roll meter secara langsung. Kemudian dibandingkan dengan ukuran ergonomi ruang wudhu mengacu pada ukuran standar-standar yang telah ditetapkan. Diantara faktor-faktornya adalah :

a. Interior Ruang Wudhu Berdiri √ Tinggi keran

√ Jarak antar keran √ Kebutuhan tinggi ruang √ Kebutuhan lebar ruang b. Interior Ruang Wudhu Duduk

√ Tinggi keran √ Jarak antar keran √ Kebutuhan tinggi ruang √ Kebutuhan lebar ruang √ Tinggi dudukan

√ Lebar dudukan √ Panjang dudukan √ Jarak antar dudukan √ Jarak dudukan ke tembok c. Sirkulasi Horizontal

(16)

√ Lebar teras √ Tinggi pintu √ Lebar pintu d. Sirkulasi Vertikal

√ Tinggi pijakan tangga √ Lebar pijakan tangga e. Pencahayaan

√ Luas bukaan √ Cahaya masuk f. Penghawaan

√ Luas Ventilasi

√ Tinggi lantai ke jendela g. Material

√ Keramik teras √ Keramik koridor √ Keramik ruang wudhu √ Keramik dudukan

3.5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan pada penlitian ini dengan dua cara yaitu observasi/pengukuran lapangan secara langsung sesuai dengan variabel dan sub variabel yang sudah tertera (data primer) yaitu pada Masjid Jami’ Al-Karim Pesanggrahan dan Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro dan pengumpulan data yang sudah tersedia (data sekunder) yaitu standar ergonomi maupun standar-standar lain yang berkaitan dengan kenyamanan pengguna. Dikarenakan peneliti hanya menggunakan instrumen observasi. Aspek yang diteliti adalah kenyamanan ergonomi ruang wudhu berdiri dan ruang wudhu duduk pada Masjid Jami’ Al-Karim Pesanggrahan dan Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro.

Observasi

Observasi kedua Masjid tersebut dilakukan pada jam sepi yaitu pada pagi hingga siang hari antara pukul 09.00 WIB - 11.00 WIB. Pengukuran dilakukan secara bertahap, dimulai dengan bagian luar ruang wudhu, meliputi koridor sekitar ruang

(17)

VARIABEL

SUB-VARIABEL KRITERIA

KENYAMANAN

RUANG WUDHU PERSYARATAN

E R G O N O M I Interior (R. Wudhu Berdiri)

a. tinggi keran - gerakan membasuh tangan

- memenuhi standar b. jarak antar keran - gerakan berkumur, - tidak terlalu

dekat c. kebutuhan tinggi ruang membasuh hidung - tidak terlalu

pendek d. kebutuhan lebar ruang dan muka - tidak sempit

- gerakan mengusap kepala, membasuh lengan, dan telinga - gerakan membasuh kaki

Suparwoko (2016) dan Panero (2003)

Interior (R. Wudhu Duduk)

a. tinggi keran - gerakan membasuh tangan

- memenuhi standar b. jarak antar keran - gerakan berkumur, - tidak terlalu

dekat c. kebutuhan tinggi ruang membasuh hidung - tidak terlalu

pendek d. kebutuhan lebar ruang dan muka - tidak sempit e. tinggi dudukan - gerakan mengusap

kepala,

f. lebar dudukan membasuh lengan, g. panjang dudukan dan telinga

h. jarak antar dudukan - gerakan membasuh kaki

i. jarak dudukan ke tembok

Suparwoko (2016) dan Panero (2003)

Sirkulasi Horizontal

a. lebar koridor - berjalan saat ramai - memenuhi standar b. jarak antar dinding - berjalan setelah

wudhu

- lebar koridor minimal 120 cm c. lebar teras

(18)

Permen PU No. 30/PRT/M/2006 Sirkulasi

Vertikal

a. lebar pijakan tangga - jalan menuju ruang wudhu

- memenuhi standar b. tinggi pijakan tangga - tidak terlalu

tinggi Permen PU No. 30/PRT/M/2006

Pencahayaan

a. luas bukaan - kenyamanan cahaya - memenuhi standar b. lama cahaya masuk - minimal 10 %

bukaan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/KTSP/M/2002 Penghawaan

a. luas ventilasi - kenyamanan udara - memenuhi standar - minimal 5% bukaan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403/KTSP/M/2002

Material

a. keramik teras - lantai pijakan - memenuhi standar b. keramik koridor - tidak licin c. keramik ruang wudhu

d. keramik dudukan

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 12/SE/M/2011

3.6. Metode Analisa Data

Analisis Interval

Metode analisis data yang akan dipakai adalah dengan deskriptif-komparatif atau dengan membandingkan dengan standar ergonomi yang ada kemudian membandingkan dengan objek lainnya lalu menuangkan dalam bentuk tabel matriks dan memberi skala penilaian.

Dajan (1998) dalam Fitriani (2013) mengungkapkan bahwa interval merupakan kisaran jawaban responden yang diperoleh melalui selisih nilai maksimal dengan minimum dibandingkan jumlah kelas, yaitu :

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = nilai maksimum − nilai minimum jumlah kelas

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

Pada aspek teknis menggunakan pengukuran skala penilaian dilakukan pada observasi menggunakan rating scale, yaitu:

3 = diatas standar 2 = standar

(19)

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka tahapan penelitian  Sumber: Analisa Pribadi
Gambar 3.2. Jadwal kajian Masjid ash shaff  Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 3.4. Peta Jakarta selatan dan kecamatan Pesanggrahan  Sumber: jakarta.go.id
Gambar 3.6. Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro  Sumber: Dokumentasi pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Projects, proje ile aynõ solution içinde yer alan bile ş en kütüphanelerini eklemek için kullanõlõr.. Eklenecek assembly nesnesini seçin ve Select dü ğ

Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) adalah lembaga yang Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) adalah lembaga yang dipilih penulis sebagai

Judul skripsi : Tinjauan Ushul Fiqih Terhadap Fatwa Yusuf al-Qardlawi Tentang Kebolehan Seorang Muslim Menerima Warisan Dari Kerabat Non Muslim.. NO TANGGAL

Memahami lebih dalam dan mengimplementasikan arsitektur Autoencoder (AE) - Dasar arsitektur Autoencoder (AE) diciptakan - Permasalahan dimensi dan dimensionality

Sedangkan variasi komposisi yang dilakukan pada toner buatan juga berpengaruh terhadap sifat magnetik, pada toner komposisi polimer, fly ash dan karbon (50:30:20) dengan

- EXIBITION MURAL “kritis “ di GKS “Gedung Kesenian Surakarta “ - Pameran Mimpi Akhir Tahun “autis gadget” ” di Galeri Seni Rupa FSSR Surakarta.. -

Bila anda berpendapat bahwa untuk komponen risiko investasi jalan tol yang ada pada tahap perijinan administrasi dapat mengakibatkan kenaikan biaya komponen risiko ini sebesar

698 sarman34@student.unidar.ac.id Sarman Papalia Tidak Pernah 699 sartika91@student.unidar.ac.id Sartika Rukua Tidak Pernah. 700 sasmita22@student.unidar.ac.id Sasmita