• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELANJUTKAN PERUBAHAN: BELAJAR DARI PENGGERAK KONSERVASI AKAR RUMPUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MELANJUTKAN PERUBAHAN: BELAJAR DARI PENGGERAK KONSERVASI AKAR RUMPUT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Terms of Reference

MELANJUTKAN PERUBAHAN

:

BELAJAR DARI PENGGERAK KONSERVASI AKAR RUMPUT HASIL AKHIR KAMPANYE PRIDE ANGKATAN KE-3

DI 10 SITE DI INDONESIA DAN 1 SITE DI MALAYSIA Hotel Santika Bogor, 9 Agustus 2010

1. LATAR BELAKANG

Sudah menjadi suatu keniscayaan bahwa pelibatan semua stakeholder dalam menjaga kondisi dan kelangsungan alam dan sumberdaya alam adalah kunci bagi upaya konservasi yang berhasil. Namun demikian dalam kebanyakan situasi, kelompok masyarakat setempat, yang biasanya terbatas sumber penghidupannya, seringkali dianggap sebagai pelaku langsung perusakan sumberdaya alam. Di satu sisi, kegiatan konservasi, seringkali semata-mata diperlakukan sebagai usaha-usaha perlindungan kawasan dan atau perlindungan spesies, dan mengabaikan pengaruh dan peranan masyakarat yang ada di sekitarnya. Tak heran, kerusakan alam terus berlanjut dan masyarakat yang tergantung pada sumberdaya alam tersebut merasa semakin dimarginalkan. Di sisi lainnya, sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan untuk melibatkan kelompok masyarakat ini namun seringkali pula perubahan perilaku tidak dengan mudah terjadi.

Jika keterlibatan aktif kelompok masyarakat masyarakat merupakan modal utama keberhasilan dalam menjadikan suatu kawasan lestari, apa yang harus dilakukan untuk membangun keterlibatan aktif tersebut? Karena pada kenyataannya, terdapat tantangan yang besar dalam membangun kerja sama semua pihak untuk usaha-usaha pelestarian alam. Wiratno (2003) mengungkapkan bahwa secara umum, terdapat 2 tantangan kunci dalam gerakan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup: (1) tantangan dalam terbatasnya ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten dan memiliki komitmen dalam membangun gerakan konservasi di tingkat wacana maupun lapangan; (2) Perkembangan otonomi yang tidak didisain menyebabkan keguncangan dan turbulensi di daerah, sehingga peran, tanggung jawab, dan kewenangan pengelolan kawasan konservasi dipertanyakan, digugat, dan di beberapa daerah, diabaikan. Sementara itu, struktur organisasi yang sangat bernuansa vertikal sulit menjadi organisasi yang responsif dan antisipatif terhadap perkembangan di lapangan. Social marketing (pemasaran sosial) adalah pendekatan atau teknik yang diusung oleh Rare untuk membangun perubahan perilaku dalam gerakan konservasi, yang dikenal juga dengan “Program Kepemimpinan Pride”. Program Pride bukan saja merupakan sebuah program konservasi untuk mengurangi tekanan-tekanan terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem yang bernilai penting, tetapi juga mendorong terbangunnya kepemimpinan dan kompetensi lokal sebagai strategi membangun kekuatan sosial dalam masyarakat terhadap isu-isu konservasi. Program Pride diarahkan pada membangun kapasitas, baik kapasitas lembaga mitra maupun kelompok masyarakat untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam menjawab berbagai tantangan konservasi.

Saat ini Rare bermitra dengan 10 lembaga konservasi lokal maupun internasional untuk melaksanakan Kampanye Rare Pride pada kawasan ekosistem hutan, serta 1 lembaga konservasi internasional pada ekosistem laut. Permasalahan utama yang muncul di sepuluh kawasan ini adalah perusakan hutan (forest degradation) yang diakibatkan karena alih fungsi kawasan hutan dan penebangan atau pengambilan kayu, serta masalah penangkapan ikan dengan teknik destruktif di satu kawasan lainnya. Akan tetapi, yang menarik untuk dipelajari adalah bahwa meskipun permasalahan utamanya serupa atau hampir sama, halangan bagi

(2)

perubahan perilakunya dapat bermacam-macam. Dan yang menariknya lagi adalah, meskipun permasalahannya terjadi di ekosistem hutan maupun laut, namun pendekatan dan metodologi yang sama untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku tetaplah dapat diterapkan. Setiap Manajer Kampanye Pride dari kesebelas lembaga konservasi dengan kawasan kerja ekosistem hutan/pesisir/laut telah berada pada tahap akhir dari periode program Pride. Berkaitan dengan tahap akhir ini, para Manajer Kampanye Pride, yang juga merupakan penggerak konservasi lokal, bermaksud berbagi pembelajaran dan mengharapkan masukan dari komunitas konservasi dan lembaga lain berkaitan dengan menjamin keberlanjutan perubahan perilaku yang telah terjadi di kawasan kerjanya.

2. SEKELUMIT MENGENAI PROGRAM KAMPENYE RARE PRIDE

Kampanye Rare Pride berfokus pada membina dukungan terhadap konservasi pada tingkat lokal. Kurangnya kesadaran dan dukungan komunitas lokal mengancam beberapa lokasi keanekaragaman hayati terpenting dunia. Inisiatif peningkatan kesadaran yang terarah seperti Pride Rare dapat secara dramatis membangun momentum bagi konservasi dengan menciptakan konstituen yang diperlukan untuk mengawali perubahan kebijakan, reformasi legislatif, dan kawasan lindung baru. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan mendorong terbentuknya katalisator perubahan di tingkat lokal; memfasilitasi adopsi perilaku yang lebih berkelanjutan, dan memobilisasi komunitas lokal bagi pelestarian ekosistem dan konservasi kawasan atau spesies yang terancam kritis.

Kampanye Rare Pride menggunakan teknik pemasaran sosial dan media kreatif– seperti billboard, poster, lagu, video musik, khotbah, sandiwara radio, teater rakyat, buku komik, dan sandiwara boneka – dan membuat pesan-pesan konservasi yang positif, mendesak, relevan, dan menyenangkan bagi khalayak target. Kampanye menyentuh masyarakat pada tingkat rasional dan emosional, membangun rasa bangga dan empati publik bagi upaya konservasi yang mencapai jauh melampaui sekedar peningkatan kesadaran. Kampanye Pride melibatkan dan merengkuh setiap segmen komunitas: guru, bisnis dan pemuka agama, staf pemerintah dan warganegara biasa, dengan penekanan kepada khalayak target dimana perubahan perilaku diharapkan terjadi.

Rare mengukur keberhasilan kampanyenya melalui 3C: Capacity, Constituencies, and

Conservation (dalam bahasa Indonesia, bisa kita sebut 3K: Kapasitas, Konstituen, dan

Konservasi). Rare memilih lembaga mitra dan meningkatkan Kapasitas (Capacity) seorang manajer kampanye yang berasal dari lembaga mitra tersebut dalam melaksanakan kampanye konservasi dan program penjangkauan (outreach program) yang efektif juga kapasitas organisasi dalam mendukung kampanye yang memiliki dampak. Melalui Kampanye Rare Pride dan teknik mobilisasi komunitas lokal akan dibangun Konstituen (Constituency) yang akan mendukung sasaran kampanye; dan pada akhirnya keberhasilan kampanye akan diukur berdasarkan perubahan tingkahlaku yang dapat mengurangi atau memitigasi ancaman Konservasi (Conservation).

3. LOKASI DAN MITRA KAMPANYE PRIDE INDONESIA

Pada angkatan ketiga ini, Rare bekerjasama dengan 11 lembaga mitra yang bekerja di lokasi yang berbeda: 10 diantaranya bekerja pada kawasan terestrial di Indonesia dan 1 bekerja pada kawasan perairan laut di Malaysia. Kesebelas lembaga mitra Rare serta daerah target

(3)

2. Yayasan Ekosistem Lestari – Ekosistem Gambut Rawa Tripa, NAD

3. Sumateran Orangutan Society – Orangutan Information Center – Kawasan Hutan DAS Besitang dan DAS Sei Lepan, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara 4. Yayasan Pekat Indonesia – Kawasan Hutan DAS Batang Toru Blok Barat, Sumatera

Utara

5. Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Utara – Suaka Margasatwa Dolok Surungan, Sumatera Utara

6. Balai Taman Nasional Ujung Kulon – Taman Nasional Ujung Kulon, Banten 7. Rimbawan Muda Indonesia – Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat 8. Yayasan Seka – Taman Nasional Bali Barat

9. Yayasan Titian – Kawasan Ekosistem Gambut Sungai Putri, Kalimantan Barat

10. Yayasan Orangutan Indonesia – Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, Kalimantan Tengah

11. WWF Malaysia – Tun Mustapha Marine Park, Sabah

4. TUJUAN:

Mendiseminasikan tantangan kampanye perubahan perilaku dalam konservasi keanekaragaman hayati dan mendapatkan masukan dari peserta workshop mengenai pendekatan dan solusi yang mungkin dilakukan untuk melanjutkan perubahan yang sudah terjadi.

Membagi pengalaman dan pembelajaran dari pencapaian dan proses penerapan kampanye perubahan perilaku yang dilakukan Rare bersama dengan mitra-mitra kerjanya di 10 kawasan konservasi di Indonesia dan 1 di Malaysia.

Berbagi pengalaman dan pengetahuan dari beberapa nara sumber mengenai tantangan pelibatan masyarakat dan membangun dukungan publik bagi upaya-upaya konservasi yang berkelanjutan.

5. HASIL YANG DIHARAPKAN:

Pemahaman kolektif para peserta workshop mengenai pentingnya pelibatan masyarakat juga pemilihan strategi yang tepat terkait pelibatan ini, guna mendukung konservasi sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan. Hasil kampanye perubahan perilaku dan pencapaian konservasi selama periode kampanye Pride dapat diketahui oleh khalayak publik yang lebih luas

Masukan dari para peserta untuk membangun rencana tindak lanjut dari para mitra kerja Rare.

6. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Hari/Tanggal : Senin, 9 Agustus 2010 Waktu : pukul 8.30 WIB – 17.00 WIB

(4)

7. AGENDA

Waktu Agenda Facilitator/Narasumber

08.30-09.00 Registrasi Peserta

9.00-09.20 Kata Sambutan dan Pembukaan Dr. Nigel Sizer

Wakil Presiden Rare Asia

Dr. Ir. Haryadi. Himawan, MBA, MM. Sekretaris Direktorat Jendral PHKA, Dephut, R.I. (dalam konfirmasi)

09.20-09.30 Saat Inspirasi Pride: Bagaimana Program

Pride telah mengubah hidup saya. Manajer Kampanye Pride: Bobby Nopandry, Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Utara – Suaka Margasatwa Dolok Surungan, Sumatera Utara Suziannah Ramlee, WWF Malaysia – Tun Mustapha Marine Park, Sabah

9.30 – 10.00 Rehat Kopi/Teh

10.00 – 10.10

10.10 – 10.30

10.30 – 11.00

Keterlibatan masyarakat, sebuah tantangan bagi inisiatif konservasi Sekilas potret ancaman di Kawasan Pride:

Pelibatan pemangku kepentingan untuk menganalisa ancaman dan dampak dalam kerangka membangun program konservasi yang efektif

Presentasi Narasumber:

Masyarakat sebagai bagian dari masalah sekaligus solusi bagi konservasi keanekaragamanhayati: tantangan-tantangan pada tingkat akar rumput Tanya Jawab

Manajer Kampanye Pride:

Istiyarto Ismu, Yayasan Seka – Taman Nasional Bali Barat

Wahyudi, Yayasan Ekosistem Lestari – Ekosistem Gambut Rawa Tripa, NAD

Dr. Arif Satria, Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Indonesia.

Moderator: Dr. Arzyana Sunkar, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia.

11.00 - 11.10 Saat Inspirasi Pride: Membangun kapasitas

dan konstituen bagi konservasi Manajer Kampanye Pride: Nani Saptariani, Rimbawan Muda Indonesia – Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat

Efrizal Adil, Yayasan Pekat Indonesia – Kawasan Hutan DAS Batang Toru Blok Barat, Sumatera Utara

11.10 – 11.25

11.25-11.45

Pengalaman Lapang – Presentasi Mitra Pride Rare:

Tantangan dalam perubahan perilaku konservasi di lapangan

Bekerja dan Menyaksikan Perubahan Perilaku – Presentasi Manajer Kampanye Pride Rare :

Integrasi kegiatan Pride dan kegiatan

Ir. Agus Priambudi, M. Sc.

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Indonesia

Manajer Kampanye Pride:

Ade Yuliani, Yayasan Titian – Kawasan Ekosistem Gambut Sungai Putri, Kalimantan Barat

(5)

11.45-12.00 Tanya Jawab Utara

Fasilitator: Yayat Afianto, Pride Program Manager, Rare Asia Tenggara

12.00-13.00 Rehat Makan Siang

13.00-13.05 Saat Inspirasi Pride : Tantangan Bergerak di Masa Depan

Manajer Kampanye Pride:

Shaummil Hadi, Fauna and Flora International – Aceh Programme – Kawasan Hutan Geumpang, Taman Nasional Gunung Leuser, NAD 13.05 -13.45 Membangun Jalan Menuju

Keberlanjutan: Kapasitas,

Konstituen, Konservasi – Talk Show

Moderator: Harry Surjadi

Ir. Wiratno, MSc, Kepala Sub Direktorat Pemolaan dan Pengembangan, Departemen Kehutanan, R. I.

Ir. Agus Dermawan, M.Si, Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan, R. I. (dalam konfirmasi)

Hari Kushardanto, Direktur Regional Program Pride Rare Asia Tenggara

13.45-14.05

14.05-14.30

Bekerja bagi perubahan tingkah laku untuk mewujudkan hasil konservasi – Presentasi Manajer Kampanye:

Pembelajaran dari mewujudkan perubahan tingkah laku dalam mengurangi ancaman konservasi dan mencapai hasil konservasi

Tanya Jawab

Manajer Kampanye Pride:

Eddy Santoso, Yayasan Orangutan Indonesia – Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, Kalimantan Tengah

Indra Harwanto, Balai Taman Nasional Ujung Kulon – Taman Nasional Ujung Kulon, Banten Fasilitator: Yayat Afianto, Pride Program Manager, Rare Asia Tenggara

14.30-16.15 Pengalaman Kita Semua - Diskusi

Interaktif Fasilitator: Hari Kushardanto dan Sari Wirawan 16.15 – 16.45 Evaluasi dan Refleksi Sari Wirawan, Pride Program Manager, Rare

Asia Tenggara 16.45 – 17.00 Ucapan Terima Kasih dan Kata

Penutup Hari Kushardanto, Direktur Regional Program Pride Rare Asia Tenggara

8. CONTACT PERSON

Galuh Sekar Arum (Office Coordinator) HP: 0815 1433 2659

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, maka di Indonesia secara konstitusional telah diletakkan pengaturannya dalam Pasal 22 UUD 1945, sebagai berikut: (1) dalam hal ihwal

4. Nilai waktu kerja, merupakan setelan waktu Kerja relai berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan. Relay arus lebih yang digunakan pada GI Seduduk Putih adalah

Jika melihat dari kekurangan yang ada dapat dibuat sebuah sistem usulan dengan alur seperti berikut: Dokumen disimpan secara terpusat Pegawai Melakukan Handling Problem

[r]

Jika sistem tidak mencakup integrator ataupun nilai-nilai kutub pasangan komplek yang dominan maka kurva tanggapan sebuah undak satuan mugkin kelihatan seperti

Penelitian mengenai hubungan antara aspek kepemimpinan pada prasasti Canggal dan naskah Carita Parahiyangan yang berhubungan dengan Astabrata dan Tritangtu ini menjadi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “ANALISIS PENGARUH PEMBAGIAN DIVIDEN, STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN HUTANG, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI

Pada penelitian ini digunakan sampel DNA burung Familia Columbidae, yaitu: burung merpati, burung tekukur, burung puter, dan burung perkutut karena burung perkutut dan