• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

LAPORAN KINERJA

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TANAMAN PANGAN

2016

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2017

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan merupakan instansi pemerintah di bawah Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Sebagai salah satu unit kerja yang mandiri, Puslitbang Tanaman Pangan wajib membuat dan menyampaikan laporan kinerja (LAKIN) di bidang penelitian dan pengembangan pertanian khususnya tanaman pangan.

Laporan kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2016 ini merupakan tahun kedua Renstra 2015-2019 yang disusun menurut acuan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pencapaian sasaran strategis yang didukung oleh pelaksanaan berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan merupakan wujud pertanggung-jawaban atas amanah yang diemban Puslitbang Tanaman Pangan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Laporan ini menyajikan hasil penelitian seperti varietas unggul baru, teknologi budi daya, benih sumber, dan kegiatan penunjang dalam pencapaian tujuan dan sasaran strategis Puslitbang Tanaman Pangan.

Semoga laporan ini dapat memenuhi harapan masyarakat dan dalam rangka membangun kinerja khususnya dalam penelitian dan pengembangan tanaman pangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pengembangan IPTEK tanaman pangan.

Bogor, 10 Januari 2017 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan,

(6)
(7)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Kinerja pembangunan pertanian selama periode 2016 relatif berhasil dalam mencapai empat target sukses Kementerian Pertanian yang patut disyukuri. Produksi pertanian 2016 secara umum meningkat dibandingkan tahun 2015, bahkan tidak ada impor beras selama tahun 2016. Ditjen. Tanaman Pangan melaporkan bahwa tahun 2016 prakiraan produksi padi sebanyak 79,14 juta ton GKG atau meningkat 3,74 juta ton (4,97%) dibandingkan produksi tahun 2015. Produksi jagung sebanyak 23,16 juta ton pipilan kering atau meningkat 3,55 juta ton (18,11%). Namun, kedelai belum mampu swasembada karena produksi tahun 2016 hanya 885,58 ribu ton biji kering atau mengalami penurunan 77,61 ribu ton (8,06%) dibandingkan tahun 2015. Hal ini merupakan suatu tantangan untuk mengupayakan terus peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan.

Puslitbang Tanaman Pangan merupakan salah satu unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian dengan mandat melakukan litbang padi dan palawija. Visi Puslitbang Tanaman Pangan adalah ‖Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan tanaman pangan terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan‖. Mandat tersebut dilaksanakan bersama dengan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi, Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi di Malang, Balai Penelitian Tanaman Serealia di Maros, dan Loka Penelitian Penyakit Tungro di Lanrang, Sulsel.

Kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) tanaman pangan pada periode 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan inovasi teknologi perbaikan kuantitas dan kualitas produksi bahan baku bioindustri berbasis tanaman pangan yang ramah lingkungan dan minimum eskternal input.

Output yang akan dicapai dituangkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) litbang tanaman pangan yaitu: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan, 2) Jumlah teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan, 3) Jumlah produksi benih sumber tanaman pangan, 4) Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan, 5) Jumlah sekolah lapang produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan 1000 desa mandiri benih, dan 6) Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP). Dilaporkan pula kegiatan pengelolaan sumber daya genetik tanaman pangan, diseminasi, realisasi keuangan, dan sumber daya penelitian.

(8)

Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2016 ditetapkan berdasarkan laporan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan yang dipantau setiap triwulan dan kunjungan ke lapangan setiap semester. Kriteria penilaian terbagi 4 (empat) kategori berdasarkan skoring, yaitu: Sangat berhasil, jika capaian sasaran >100%, Berhasil, jika capaian sasaran 80-100%, Cukup berhasil, jika capaian sasaran 60-<80%, dan Kurang berhasil, jika capaian sasaran <60%.

Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan tahun 2016 secara umum tercapai bahkan sebagian melebihi target. Telah dilepas dan disidangkan 21 VUB, yaitu 6 VUB padi (varietas Inpari 42 Agritan GSR, Inpari 43 Agritan GSR, Inpari 44 Agritan, Inpago 12 Agritan, Inpago IPB 9G, dan Unsoed Parimas), 8 VUB aneka kacang dan ubi (kedelai Deja1, Deja2, Detap1, Devon2, kacang hijau varietas Vima 4 dan Vima 5, ubi jalar varietas Patting 1 dan Patting 2), 7 VUB tanaman serealia (jagung HJ28 Agritan, JH35, JH47, Srikandi Kuning 2, gandum Guri 6, dan sorgum Soper 6 Agritan). Telah dirakit 20 paket teknologi budi daya tanaman pangan. Produksi benih sumber 232,5 ton dari target 218 ton. Di samping itu, telah dihasilkan 9 paket rekomendasi kebijakan tanaman pangan, Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Mendukung Swasembada Pangan

(9)

terintegrasi Desa Mandiri Benih di 15 propinsi, pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) di Sukamandi (BBPadi), sedangkan di Balitsereal Maros dimulai sejak 2015, serta pengelolaan sumber daya genetik, dan diseminasi hasil penelitian tanaman pangan.

Kinerja anggaran berdasarkan pagu tanpa diblokir sebesar 96,72%, sedangkan berdasarkan pagu dikurangi pemblokiran 98,83%. Total anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan TA 2016 sebesar Rp. 163.825.271.000, namun ada pemblokiran anggaran Rp.3.500.000.000. Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar 158.450.684.647,- (96,72%), terdiri dari Belanja Pegawai Rp. 56.549.605.749 (98,73%), Belanja Barang Operasional Rp.17.009.244.763 (98,28%), Belanja Barang Non-Operasional Rp.46.059.702.685 (94,27%), dan Belanja Modal Rp. 38.832.131.147 (96,16%). Adapun Realisasi Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan 31 Desember 2016 antara lain Penerimaan Umum sebesar Rp. 491.764.690,- (356,58%) dan Penerimaan Fungsional Rp. 4.612.990.250,- (120,11%). Total penerimaan PNBP lingkup Puslitbang Tanaman Pangan sebesar Rp. 5.104.754.940,- (128,31%) dari target.

Sumber daya manusia di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan sampai dengan 31 Desember 2016 berjumlah 768 orang, berkurang daripada tahun 2015 sebanyak 814 orang, karena adanya pegawai yang purna tugas. Kualitas SDM terus ditingkatkan melalui pendidikan jangka pendek dan jangka panjang. Ketersediaan sarana dan prasarana telah dimanfaatkan secara optimal untuk penelitian dan laboratorium telah terakreditasi. Tahun 2015 Balitkabi dan BBPadi mendapat penghargaan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) oleh Kemenristek Dikti, dan Balitsereal tahun 2016 menjadi Pusat Unggulan Iptek Binaan.

Kerja sama penelitian telah terjalin dengan lembaga penelitian internasional (IRRI, CYMMIT, dll) dan dalam negeri (perguruan tinggi, BATAN, LIPI), serta swasta. Beberapa produk Puslitbang Tanaman Pangan telah diminati swasta dan dilisensikan tahun 2016, antara lain jagung hibrida varietas Bima 16 oleh PT Tunas Widji Inti Nayottama, jagung hibrida varietas JH 27 oleh PT Pertani, jagung hibrida varietas JH 234 oleh PT Green Grow Indonesia, dan Biopestisida Metarian 10 WP oleh PT Biosindo Mitra Jaya.

Ini merupakan suatu bentuk scientific dan impact recognition terhadap kinerja Puslitbang Tanaman Pangan. Kinerja 2016 telah menjadi acuan penyusunan rencana kegiatan tahun mendatang dan bahan reviu Renstra

(10)
(11)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... v

Ikhtisar Eksekutif ... vii

Daftar Isi ... xi

I. Pendahuluan ... 1

II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja .…………..………... 9

2.1. Rencana Strategis 2015 - 2019...….……... 11

2.2. Rencana Kinerja Tahunan 2016....…………... 15

2.3. Perjanjian Kinerja 2016... 16

III. Akuntabilitas Kinerja ………... 23

3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Kinerja... 25

3.2. Pencapaian Kinerja ... 25

3.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan ... 27

3.4. Capaian Kinerja Lainnya ... 126

3.5. Akuntabilitas Keuangan ………... 127

3.6. Analisis Akuntabilitas Keuangan ... 130

IV. Penutup ... 133 Lampiran:

1. Rencana Strategis (RS) Puslitbang Tanmaan Pangan 2015 - 2019 2. Penetapan Kinerja (PK) tahun 2016

(12)
(13)
(14)
(15)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kinerja pembangunan pertanian selama periode 2016 relatif berhasil dalam mencapai empat target sukses Kementerian Pertanian yang patut disyukuri. Produksi pertanian 2016 secara umum meningkat dibandingkan tahun 2015, bahkan tidak ada impor beras selama tahun 2016. Ditjen. Tanaman Pangan melaporkan bahwa tahun 2016 prakiraan produksi padi sebanyak 79,14 juta ton GKG atau meningkat 3,74 juta ton (4,97%) dibandingkan produksi tahun 2015. Produksi jagung sebanyak 23,16 juta ton pipilan kering atau meningkat 3,55 juta ton (18,11%). Namun, kedelai belum mampu swasembada karena produksi tahun 2016 hanya 885,58 ribu ton biji kering atau mengalami penurunan 77,61 ribu ton (8,06%) dibandingkan tahun 2015. Hal ini merupakan suatu tantangan untuk mengupayakan terus peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan.

Pembangunan pertanian di Indonesia masih akan menghadapi tantangan yang terkait dengan penambahan jumlah penduduk, perubahan iklim, dan perubahan pasar global yang mempengaruhi lingkungan strategis sektor pertanian Indonesia. Terkait dengan dinamika perubahan lingkungan strategis domestik dan global tersebut, maka perlu mencermati potensi (kekuatan dan peluang) maupun permasalahan/kelemahan dan implikasinya yang dihadapi subsektor pertanian tanaman pangan. Pembangunan pertanian dalam lima tahun ke depan berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke tiga (2015-2019), di mana RPJMN sebagai penjabaran dari Visi, Program Aksi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Visi pembangunan dalam RPJM 2015-2019 adalah ―Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong‖. Visi tersebut dijabarkan menjadi Tujuh Misi serta Sembilan Agenda Prioritas (NAWA CITA). Kesembilan Agenda Prioritas lima tahun ke depan adalah 1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, 2) Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, 3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, 4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya, 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, 6) Meningkatkan produktivitas

(16)

ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik, 8) Melakukan revolusi karakter bangsa, dan 9) Memperteguh ke- bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Berdasarkan rincian dari Sembilan Agenda Prioritas, maka agenda prioritas di bidang pertanian terdiri dari dua hal, yaitu Peningkatan Agroindustri dan Peningkatan Kedaulatan Pangan.

Teknologi pertanian yang dibutuhkan ke depan harus sejalan dengan era revolusi bioekonomi (Modern Agriculture) sesuai konsep Ekonomi Biru yang digerakkan oleh revolusi bioteknologi dan bioenjinering untuk menghasilkan biomasa sebesar-besarnya yang akan diolah menjadi bahan pangan, pakan, energi, obat-obatan, dan beragam bioproduk lain secara berkelanjutan.

Puslitbang Tanaman Pangan akan berperan semakin strategis guna mendukung pengembangan Modern Agriculture yang ditandai dengan pengembangan1) Bio-Science (Genom Research), 2) Teknologi Inovasi menjawab Perubahan Iklim, dan 3) Aplikasi IT (Bioinformatika, Agrimap Info, dan Diseminasi). Puslitbang Tanaman Pangan, sebagai lembaga pendukung Sektor Pertanian perlu merumuskan perencanaan strategis lima tahun ke depan secara lebih kontekstual dalam merespon perubahan lingkungan strategis.

1.2. Kedudukan Tugas Dan Fungsi

Puslitbang Tanaman Pangan merupakan salah satu unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian yang memperoleh mandat melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman padi dan palawija. Tugas yang diemban Puslitbang Tanaman Pangan menyiapkan perumusan kebijakan dan program serta melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman pangan. Penelitian yang dilakukan bersifat mendasar dan strategis untuk mendapatkan teknologi tinggi dan inovatif yang berlaku bagi agroekologi dominan di beberapa wilayah. Penelitian yang bersifat hulu (upstream) ditujukan untuk mengembangkan teknologi dasar dan teknologi generik yang akan diuji daya adaptasi oleh BPTP sebelum disebarluaskan kepada petani.

Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi yaitu: a) penyiapan rumusan dan kebijakan penelitian dan pengembangan, b) perumusan program penelitian dan pengembangan, c) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan, d) pelaksanaan penelitian dan pengembangan, e) evaluasi serta pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman pangan, dan f) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga di tingkat pusat.

(17)

Struktur Organisasi Puslitbang Tanaman Pangan

Puslitbang Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Pusat dibantu: 1) Bidang Program dan Evaluasi membawahi Subbidang Program dan Subbidang Evaluasi, 2) Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian membawahi Subbidang Kerja Sama Penelitian dan Subbidang Pendayagunaan Hasil Penelitian, dan 3) Bagian Tata Usaha membawahi Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga, dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan.

Kegiatan operasional penelitian dilaksanakan oleh satu Balai Besar, dua Balai, dan satu Loka Penelitian, sebagai berikut:

 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi, Jawa Barat, bertugas melakukan penelitian tanaman padi.

 Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Malang, Jawa Timur, bertugas melakukan penelitian tanaman aneka kacang dan umbi.

 Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), Maros, Sulawesi Selatan, bertugas melakukan penelitian tanaman jagung dan serealia lain.

(18)

1.3. Sumber Daya Manusia

Untuk melaksanakan mandat, tugas, dan fungsinya, Puslitbang Tanaman Pangan didukung sarana kebun percobaan dan laboratorium yang terakreditasi, serta tenaga fungsional peneliti dan administrasi.

Jumlah pegawai di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan setiap tahun berkurang secara alamiah karena purna tugas. Jumlah SDM tahun 2016 berjumlah 768 orang, tahun 2015 berjumlah 814 orang, dan tahun 2010 berjumlah 901 orang. Pengurangan pegawai terjadi di seluruh satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan. Saat ini SDM lingkup Puslitbang Tanaman Pangan didukung oleh 63 orang S3, 100 orang S2, 174 S1, serta 9 orang profesor riset (Tabel 1).

Tabel 1. Distribusi SDM di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan pendidikan, 31 Desember 2016.

Satker SDM berdasarkan tingkat pendidikan Total S3 S2 S1 D3 D2 SLTA SLTP SD Puslitbangtan 10 9 18 6 0 41 5 4 93 BBPadi 17 25 57 9 1 95 5 22 231 Balitkabi 20 32 53 7 0 60 19 17 208 Balitsereal 15 29 35 13 0 65 16 29 202 Lolit Tungro 1 5 11 2 0 11 0 4 34 Jumlah 63 100 174 37 1 262 45 76 768 1.4. Dukungan Anggaran

Dukungan anggaran sangat diperlukan untuk merakit teknologi menjawab berbagai tantangan pembangunan pertanian, seperti pengelolaan lahan suboptimal yang sangat luas guna meningkatkan produktivitas lahan dan produksi padi, jagung, dan kedelai, serta tanaman pangan lainnya.

Puslitbang Tanaman Pangan memperoleh anggaran guna menunjang kegiatan manajemen dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman pangan. Alokasi anggaran bervariasi dari tahun 2010 – 2016, pada tahun 2016

(19)

Puslitbang Tanaman Pangan memperoleh anggaran sebesar Rp. 163,82 miliar yang lebih rendah dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp. 164,48 miliar (Tabel 2). Namun, hal ini tidak menyurutkan kinerja lembaga sesuai dengan sasaran yang akan dicapai dan diamanatkan guna mendukung peningkatan agroindustri dan kedaulatan pangan.

Tabel 2. Pagu anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan 2010-2016 .

Satker Jumlah anggaran per tahun (x Rp.juta)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Puslitbangtan 11.024 12.384 19.979 56.148 20.976 22.909 17.606 BBPadi 42.994 80.348 53.740 55.109 44.349 52.800 59.805 Balitkabi 18.989 20.830 29.478 31.854 31.995 37.491 44.200 Balitsereal 43.048 23.090 28.597 31.634 26.363 45.527 37.229 Lolit Tungro 2.516 2.999 4.376 6.792 4.786 5.750 4.982 Jumlah 118.523 139.652 136.172 181.539 128.472 164.480 163.825

(20)

(21)
(22)
(23)

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS 2015 - 2019 Visi

Visi dan Misi Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019 mengacu pada visi dan misi Badan Litbang Pertanian dan merupakan bagian integral dari visi dan misi Kementerian Pertanian, dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kondisi yang diharapkan pada tahun 2019. Visi Badan Litbang Pertanian adalah: ―Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan‖

Sejalan dengan visi Badan Litbang Pertanian, maka Puslitbang Tanaman Pangan merumuskan visi yaitu: ‖Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan tanaman pangan terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan‖.

Misi

Misi yang diemban Puslitbang Tanaman Pangan adalah:

1. Mewujudkan inovasi pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing berbasis advanced technology dan bioscience, bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan aplikasi Teknologi Informasi serta peningkatan scientific recognition.

2. Mewujudkan spektrum diseminasi multi channel (SDMC) untuk mengoptimalkan pemanfaatan inovasi pertanian bioindustri tropika unggul serta peningkatan impact recognition.

Tujuan Dan Sasaran

Tujuan kegiatan Puslitbang Tanaman Pangan tahun 2015 – 2019 antara lain:

1. Menghasilkan varietas unggul baru, benih dasar bermutu, teknologi budi daya, produksi, pascapanen primer, model pengembangan pertanian, dengan memanfaatkan biosains dan bioenjinering.

2. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani.

(24)

3. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumber daya penelitian dan pengembangan pertanian.

4. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian, mendiseminasikan iptek, serta membangun jejaring kerja sama nasional dan internasional.

5. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional dalam rangka penguasaan sains dan teknologi (scientific recognition), serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian (impact recognition). Sasaran kegiatan Puslitbang Tanaman Pangan antara lain:

1. Tersedianya varietas unggul baru berdaya saing dengan meman-faatkan advance techonology (genomic, bioinformatika dan iradiasi). 2. Tersedia dan terdistribusinya benih sumber padi, serealia, serta kacang dan

umbi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO 9001-2008. 3. Tersedianya teknologi budi daya panen dan pascapanen primer tanaman. 4. Tersedianya model pengembangan agribisnis tanaman pangan terpadu dan

berkelanjutan.

5. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian tanaman pangan mendukung sistem agribisnis terpadu dan berkelanjutan.

Arah Kebijakan Litbang Pertanian

Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan ke depan disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2015–2019 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan IPTEK yang inovatif, efisien, dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan IPTEK dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumber daya penelitian secara optimal dan meningkatkan jejaring kerja sama dengan institusi lain, baik nasional maupun internasional.

Arah kebijakan pengembangan Badan Litbang Pertanian adalah:

1. Mengembangkan kegiatan penelitian yang menunjang peningkatan produksi pertanian melalui peningkatan produktivitas, perluasan area pertanian, terutama di lahan suboptimal, serta mendukung penyediaan sumber bahan pangan yang beragam.

(25)

2. Mendorong pengembangan dan penerapan advance technology untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya pertanian.

3. Mendorong terciptanya suasana keilmuan dan kehidupan ilmiah yang kondusif untuk mengoptimalkan sumber daya manusia dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta diseminasi hasil penelitian.

4. Meningkatkan kerja sama dan sinergi yang saling menguatkan antar- UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dan dengan berbagai lembaga penelitian terkait di dalam dan luar negeri.

Program

Program Badan Litbang Pertanian periode 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan. Tanaman pangan merupakan merupakan komoditas strategis. Hal ini telah selaras dengan kebijakan Kementerian Pertanian yang menetapkan litbang menurut fokus komoditas dalam 8 (delapan) kelompok produk, yaitu: 1) Bahan makanan pokok nasional: padi, jagung, kedelai, gula, daging unggas, daging sapi-kerbau, 2) Bahan makanan pokok lokal: sagu, jagung, umbi-umbian (ubikayu, ubijalar), 3) Produk pertanian penting pengendali inflasi: cabai, bawang merah, bawang putih, 4) Bahan baku industri: sawit, karet, kakao, kopi, lada, pala, teh, susu, ubikayu, 5) Bahan baku industri: sorgum, gandum, tanaman obat dan atsiri, 6) Produk industri pertanian: aneka tepung dan jamu, 7) Produk energi pertanian: biodiesel, bioetanol, biogas, dan 8) Produk pertanian berorientasi ekspor dan substitusi impor: nanas, manggis, salak, jeruk, mangga, kambing/ domba, florikultura.

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) tanaman pangan pada periode 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan inovasi teknologi perbaikan kuantitas dan kualitas produksi bahan baku bioindustri berbasis tanaman pangan yang ramah lingkungan dan minimum eskternal input. Kegiatan difokuskan pada perakitan varietas unggul tanaman pangan, terutama padi, jagung, dan kedelai, dengan keunggulan satu atau lebih seperti potensi hasil tinggi, umur sangat pendek (sangat genjah), dan toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik, adaptif dikembangkan di lahan suboptimal dan lahan terdampak perubahan iklim akibat fenomena pemanasan global. Perakitan varietas unggul dirancang sejak awal dengan melibatkan konsumen dan stakeholder agar sesuai preferensi

(26)

Sumber daya genetik untuk perakitan varietas antisipatif dampak perubahan iklim tidak selalu tersedia, maka perakitan varietas unggul tidak hanya menggunakan pendekatan pemuliaan konvensional, tetapi juga pendekatan biologi molekuler atau genomik untuk gen discovery dan pemanfaatan teknologi informasi. Oleh karena itu, identifikasi sumber-sumber gen peningkatan produktivitas, toleransi terhadap cekaman biotik/abiotik menjadi sangat penting untuk dilakukan bersama-sama oleh litbang tanaman pangan bersama dengan litbang bioteknologi. Penelitian dalam bentuk konsorsium ke depan dijadikan wadah kegiatan perakitan varietas unggul dimulai dari merancang target pemuliaan. Peran sumber daya genetik tanaman pangan menjadi sangat penting karena keberhasilan identifikasi, karakterisasi morfologik dan genetik akan digunakan sebagai sumber tetua unggul dalam perakitan varietas unggul baru yang disesuaikan dengan tujuan perakitan.

Kegiatan diseminasi varietas unggul baru perlu dipercepat agar dapat dimanfaatkan oleh petani dan stakeholder dengan system diseminasi multichannel di antaranya melalui Model Desa Mandiri Benih, Taman Sains Pertanian (TSP), Taman Tekno Pertanian (TTP), dan Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LL-IP). Berdasarkan jargon ―Benih adalah UPBS‖, maka ke depan litbang tanaman pangan akan lebih fokus pada peningkatan peran dan fungsi UPBS tanaman padi, jagung, dan kedelai untuk dapat memenuhi kebutuhan benih sumber nasional mendukung penyebaran varietas spesifik lokasi. Tingkat adopsi varietas unggul oleh petani dalam bentuk riil di lapangan melalui kegiatan diseminasi varietas unggul yang baru dilepas. Kinerja UPBS dicirikan oleh kemampuannya menjaga kemurnian genetik varietas yang telah diadopsi melalui penyediaan benih sumber (BS dan FS) inbrida dan F1 hibrida padi dan jagung yang dihasilkan dengan terus menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001-2008. Balit lingkup Puslitbang Tanaman Pangan akan dikembangkan secara bertahap menjadi TSP dan bersama dengan BPTP mengembangkan TTP dan LL-IP.

Sejalan dengan hal tersebut, untuk aktualisasi potensi hasil varietas unggul perlu disiapkan logistik benih sumber bermutu dan penelitian perakitan dan atau perbaikan teknologi budi daya ramah lingkungan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), yang disiapkan secara paralel dengan proses perakitan varietas unggul. Perakitan dan atau perbaikan teknologi budi daya pendukung yang meliputi teknologi pemupukan; cara tanam; pengelolaan air; pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama, penyakit, dan gulma; panen dan pascapanen primer sejak awal lebih diarahkan untuk agro-ekosistem lahan suboptimal dengan mempertimbangkan kondisi spesifik

(27)

lokasi dan antisipatif terhadap dinamika perubahan iklim. Integrasi teknologi budi daya pendukung dalam PTT diarahkan untuk mampu meningkatkan produktivitas aktual dan indeks panen, serta dapat menjadi bagian dari keseluruhan model pengembangan pertanian tanaman pangan bioindustri berkelanjutan, yakni kemandirian pangan dan kecukupan energi.

Target Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan

Sesuai dengan sasaran strategis, target kinerja Puslitbang Tanaman Pangan antara lain:

1. Penciptaan varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya saing dengan memanfaatkan advanced technology dan bioscience.

2. Penciptaan teknologi dan inovasi budi daya, pascapanen, dan prototipe alsintan berbasis bioscience dan bioenjinering dengan memanfaatkan

advanced techonology, seperti teknologi nano, bioteknologi, iradiasi, bioinformatika, dan bioprosesing yang adaptif.

3. Penyediaan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian.

4. Penyediaan dan pendistribusian produk inovasi pertanian (benih sumber) dan materi alih teknologi.

5. Pengembangan Taman Sains Pertanian (Agro Science Park) dan Taman Teknologi Pertanian (Agro Techno Park)

6. Pengembangan Model sekolah lapang (SL)-Kedaulatan Pangan mendukung 1.000 Desa Mandiri Benih.

7. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang andal dan terkemuka, serta meningkatkan HKI. 2.2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) 2016

Penyusunan rencana kinerja kegiatan penelitian diselaraskan dengan sasaran Renstra Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019. Sejalan dengan hal tersebut Puslitbang Tanaman Pangan setiap tahun telah menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2016 yang berisi: 1) Sasaran strategis kegiatan yang akan dilaksanakan, 2) Indikator kinerja berupa hasil yang akan dicapai secara terukur, efektif, efisien, dan akuntabel, dan 3) Target yang akan dihasilkan.

Rencana kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman pangan telah dituangkan dalam RKT tahun 2016 yang disajikan pada Tabel 3.

(28)

Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan Puslitbang Tanaman Pangan 2016. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1. Terciptanya varietas unggul baru tanaman pangan

Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan

17 varietas

2. Terciptanya teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan

Jumlah teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan

20 teknologi

3. Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, serealia, serta kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO 9001-2008

Jumlah produksi benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi

218 ton

4. Tersedianya rekomendasi dan saran kebijakan litbang tanaman pangan

Jumlah rekomendasi saran kebijakan tanaman pangan

9 rekomendasi

5. Sekolah Lapang (SL) produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan 1000 desa mandiri benih

Jumlah Sekolah Lapang Produksi dan Distribusi Benih terintegrasi dengan 1.000 Desa Mandiri Benih

15 propinsi

6. Pembangunan Taman Sains Pertanian (Agro Science Park)

Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) di KP Sukamandi, BBPadi.

1 propinsi

2.3. PERJANJIAN KINERJA (PK) 2016

Perjanjian Kinerja 2016 ditetapkan setelah disetujui dan diterbitkannya DIPA tahun 2016. Perjanjian kinerja ini merupakan wujud komitmen antara Kepala Puslitbang Tanaman Pangan dengan Kepala Badan Litbang Pertanian sebagai tolok ukur keberhasilan dan dasar evaluasi akuntabilitas kinerja Puslitbang Tanaman Pangan pada akhir tahun anggaran.

(29)

Perjanjian kinerja tahun 2016 disajikan pada Tabel 4 setelah mengalami revisi menyesuaikan revisi anggaran APBN.

Tabel 4. Perjanjian Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2016.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Terciptanya varietas

unggul baru tanaman pangan

Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan

17 varietas

2. Terciptanya teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan

Jumlah teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan

20 teknologi

3. Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, serealia, serta kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO 9001-2008

Jumlah produksi benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi

218 ton

4. Tersedianya rekomendasi dan saran kebijakan litbang tanaman pangan

Jumlah rekomendasi saran kebijakan tanaman pangan

9 rekomendasi

5. Sekolah Lapang (SL) produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan 1000 desa mandiri benih

Jumlah Sekolah Lapang Produksi dan Distribusi Benih terintegrasi dengan 1.000 Desa Mandiri Benih

15 propinsi

6. Pembangunan Taman Sains Pertanian (Agro Science Park)

Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) di KP Sukamandi, BBPadi.

(30)

Indikator Kinerja Utama

Output yang dituangkan dalam IKU litbang tanaman pangan meliputi: 1) Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan, 2) Jumlah teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan, 3) Jumlah produksi benih sumber padi, jagung, kedelai, serealia lain, aneka kacang dan ubi, 4) Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan, 5) Jumlah sekolah lapang produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan 1.000 desa mandiri Benih, dan 6) Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP).

Dalam laporan Kinerja (LAKIN) Puslitbang Tanaman Pangan ini dilaporkan juga perkembangan berbagai kegiatan lain, yaitu: a) Pengelolaan sumber daya genetik tanaman pangan, b) Kegiatan diseminasi hasil penelitian tanaman pangan, c) Laporan keuangan, dan d) Sumber daya penelitian.

Pencapaian target Indikator Kinerja Utama dilaksanakan melalui serangkaian penelitian di Puslitbang Tanaman Pangan, BBPadi, Balitkabi, Balitsereal, dan Lolit Tungro, dengan judul perakitan varietas unggul baru, teknologi budi daya panen dan pascapanen primer, produksi benih sumber, rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan, sekolah lapang produksi dan distribusi benih terintegrasi dengan 1.000 desa mandiri benih, dan pembangunan Taman Sains Pertanian (Agro Science Park) dengan rincian sebagai berikut:

2.3.1. Penelitian pemuliaan dan perakitan varietas unggul baru tanaman pangan, terdiri dari:

a. Perakitan varietas unggul baru padi

Perakitan varietas unggul padi dilaksanakan melalui 3 (tiga) kegiatan setingkat RPTP yaitu: 1) Konsorsium Padi Nasional: perakitan varietas unggul padi lahan suboptimal, 2) Perakitan varietas unggul padi sawah inbrida, dan 3) Perakitan varietas unggul padi sawah hibrida. Penelitian ini telah melibatkan 70 orang peneliti dengan pagu anggaran Rp. 4.719.550.000,-.

b. Perakitan varietas unggul baru aneka kacang dan ubi

Perakitan varietas unggul aneka kacang dan umbi dilaksanakan melalui serangkaian penelitian setingkat RPTP dengan judul, yaitu: a) Konsorsium Perakitan Varietas Kedelai Lahan Suboptimal, b) Perakitan Varietas Kedelai untuk Lahan Optimal, c) Perakitan Varietas Kacang tanah dan Kacang hijau Berdaya Hasil Tinggi, Toleran Cekaman Biotik dan Adaftif Lahan

(31)

Suboptimal, dan d) Perakitan Varietas Ubikayu dan Ubijalar Produksi Tinggi, Agak Tahan Cekaman Biotik dan Toleran Cekaman Abiotik Mendukung Bioindustri. Penelitian ini telah melibatkan 80 orang peneliti dengan pagu anggaran sebesar Rp.1.810.000.000,-.

c. Perakitan varietas unggul baru jagung dan serealia lainnya

Perakitan varietas unggul jagung dan serealia lainnya dilaksanakan melalui serangkaian penelitian setingkat RPTP dengan judul, yaitu: a) Perakitan varietas jagung toleran lahan sub optimal mendukung swasembada pangan berkelanjutan, b) Perakitan varietas jagung mendukung ketahanan pangan nasional untuk lahan optmilal, c) Perakitan varietas dan teknologi produksi gandum tropis mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan, dan d) Perakitan varietas dan teknologi pengelolaan sorgum pada lahan sub optimal untuk ketahanan pangan dan pertanian bioindustri. Penelitian ini telah melibatkan sekitar 35 orang peneliti dengan pagu anggaran sebesar Rp.2.010.051.000,-.

2.3.2. Perakitan teknologi budi daya, panen, dan pascpanen primer tanaman pangan

a. Teknologi budi daya tanaman padi

Kegiatan perakitan teknologi budi daya dan panen tanaman padi dilaksanakan oleh BBPadi di Sukamandi dengan target dihasilkannya 5 (lima) teknologi yaitu : (1) Teknologi Jajar Legowo Super, (2) Teknologi pengelolaan hara fosfor lahan sawah irigasi, (3) Teknologi penambahan pupuk organik dan pupuk hayati pada padi gogo, (4) Teknologi pengendalian hama lundi atau uret pada pertanaman padi gogo dengan teknik seed treatment; (5) Potensi penggunaan beras merah dalam produk pangan basah, (6) Teknologi pengendalian terpadu bio-intensif penyakit tungro dan (7) Teknologi pengelolaan pestisida dalam pengendalian tungro dengan pagu anggaran sebesar Rp. 2.502.150.000,- didukung 45 orang peneliti. Kegiatan perakitan 2 (dua) paket teknologi yang dilaksanakan oleh Lolit Tungro di Lanrang, Sulawesi Selatan, dengan dukungan 5 orang peneliti dan pagu anggaran sebesar Rp. 730.000.000,-.

b. Teknologi budi daya tanaman aneka kacang dan ubi

Kegiatan perakitan teknologi budi daya tanaman aneka kacang dam umbi dilaksanakan di Balitkabi Malang melalui penelitian setingkat RPTP yaitu 1)

(32)

Integrasi serbuk biji mimba dan nuclear polyhedrosis virus untuk pengendalian hama pada tanaman kedelai di lahan pasang surut, 3)

Teknologi pemupukan dan aplikasi fitohormon pada ubikayu di lahan pasang surut Kalimantan Selatan, 4) Teknologi Budi daya Kacang Tanah Pada Lahan Salin, 5) Teknologi pemupukan pada kacang hijau di lahan kering dan 6) Be-Bas: Formulaasi biopestisida dari konidia cendawan entomopatogen Beauveria bassiana untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman. Jumlah pagu anggaran kegiatan penelitian ini sebesar Rp.1.185.000.000,- melibatkan 81 orang peneliti.

c. Teknologi budi daya tanaman serealia

Kegiatan perakitan teknologi budi daya tanaman serealia dilaksanakan di Balitsereal Maros melalui kegiatan penelitian: 1) Teknologi metode penentuan rekomendasi pemupukan P pada tanaman jagung berdasarkan ketersedian hara tanah dan potensi hasil tanaman, 2) Rekomendasi pemupukan jagung spesifik lokasi pada lahan kering di Kabupaten Bantaeng, 3) Pemanfaatan dekomposer yang efektif untuk pembuatan pupuk organik, 4) Formulasi kombinasi biopestisida dan pestisida nabati dalam pengendalian hawar upih (Rhizoctania solani), 5) Peta sebaran spesies penyebab penyakit bulai, 6) Budi daya gandum yang beradaptasi pada dataran menengah dan 7) Penentuan populasi optimum untuk budi daya sorgum manis. Jumlah pagu anggaran kegiatan penelitian ini sebesar Rp.935.002.000,-.

2.3.3.Produksi benih sumber tanaman pangan sesuai SMM ISO 9001-2008, terdiri dari:

a. Penyediaan benih sumber padi.

Kegiatan penyediaan benih sumber ini dilaksanakan oleh BBPadi di Sukamandi dan Lolit Tungro di Lanrang, Sulawesi Selatan dengan target diproduksinya 100 ton benih sumber kelas BS, FS, dan SS. Pagu anggaran di BBPadi Rp. 1.832.000.000,- untuk memproduksi 100 ton benih sumber (kelas BS, FS, dan SS) dengan dukungan 30 orang peneliti, sedangkan pagu anggaran di Lolit Tungro Rp. 295.000.000,- untuk memproduksi benih sumber kelas SS 30 ton dan didukung oleh 3 orang peneliti. Total biaya produksi benih sumber sebesar Rp. 2.127.000.000,- dengan dukungan 33 orang peneliti.

(33)

b. Penyediaan benih sumber kacang dan umbi.

Kegiatan penyediaan benih sumber aneka kacang dan umbi dilaksanakan di Balitkabi Malang dengan target produksi 53 ton kelas NS, BS, dan FS. Pagu anggaran produksi benih sumber sebesar Rp. 1.871.000.000,-melibatkan 38 Peneliti.

c. Penyediaan benih sumber jagung dan serealia lain.

Kegiatan penyediaan benih sumber jagung dan serealia lainnya dilaksanakan di Balitsereal Maros melalui kegiatan pengembangan sistem produksi dan distribusi benih sumber jagung VUB dan serealia dengan penerapan manajemen mutu dengan target produksi benih sumber 35 ton kelas BS dan FS. Pagu anggaran produksi benih sebesar Rp.870.000.000,-. 2.3.4.Analisis Kebijakan Pengembangan Tanaman Pangan

Target output penelitian ini, yaitu: 1) Upaya Peningkatan Produktivitas Padi Nasional, 2) Upaya Peningkatan Produktivitas Kedelai Nasional, 3) Upaya Percepatan Adopsi Varietas Unggul Padi Inpari, 4) Upaya Percepatan Adopsi Varietas Jagung Hibrida Balitbangtan, 5) Budi Daya Kedelai Antisipasi Kekeringan di Lahan Sawah Tadah Hujan, 6) Potensi Pengembangan Beras Khusus untuk Substitusi impor, 7) Pengembangan Pupuk Hayati Agrimeth Mendukung Pengembangan Jarwo Super, 8) Pengembangan Bioindustri Tanaman Pangan di Lahan Suboptimal dan 9) Peningkatan Indeks Pertanaman di Lahan Rawa. Jumlah pagu anggaran kegiatan penelitian ini sebesar Rp. 2.768.148.000-.

2.3.5. Sekolah Lapang (SL) Mandiri Benih

Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran produksi padi, jagung, dan kedelai diperlukan penyediaan benih bermutu varietas unggul spesifik lokasi agar sampai di tingkat petani. Untuk itu telah dibangun Model penyediaan benih secara mandiri untuk hamparan unit desa dengan melibatkan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balai Penelitian Komoditas dengan UPBS Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dengan menyediakan benih sumber bagi calon produsen benih. Dengan Model Desa Mandiri Benih diharapkan apabila petani telah menyenangi varietas baru, benihnya dapat disediakan secara mandiri. Jumlah total pagu anggaran kegiatan penelitian ini sebesar Rp. 3.812.550.000,- yang tersebar di Puslitbangtan Rp. 479.450.000,- BBPadi Rp. 1.748.100.000,- Balitkabi Rp.

(34)

2.3.6.Pembangunan Taman Sains Pertanian di KP Sukamandi, BBPadi, Jawa Barat

Kegiatan Pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) tahun 2016 dilaksanakan di KP Sukamandi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi), Sukamandi Jawa Barat sebagai TSP Bioindustri Padi. TSP BBPadi Sukamandi dimulai tahun 2016 sudah disusun Site plan di kawasan seluas 20 ha serta pembangunan sarana dan prasarana, antara lain Gedung/bangsal dryer sebagai tempat unit proses pengering gabah dan tempat stock sementara, serta tempat pelaksanaan bimbingan teknis atau tamu peninjau, Gedung Alsintan sebagai tempat unit proses persemaian dengan mesin Dapog, dan selasar/jalan menuju kawasan TSP dengan pagu anggaran Rp. 5.000.000.000.

Pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) tahun 2016 di Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros, Sulawesi Selatan merupakan kelanjutan dari kegiatan pembangunan TSP tahun 2015. TSP Balitsereal dengan ruang lingkup padi, jagung, hortikultura, perikanan, dan peternakan yang berorientasi kepada pertanian terpadu, ilmiah, estetika, dan ekonomi. Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 3.640.496.000,-.

2.3.7.Pengelolaan dan Pengkayaan Sumber Daya Genetik Tanaman Pangan

Target kegiatan ini adalah diperolehnya informasi hasil karakterisasi dan rejuvinasi sumber daya genetik tanaman padi, jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian, dan serealia lainnya dengan target sebesar 4.145 aksesi. Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 1.166.221.000,-.

2.3.8.Diseminasi Inovasi Teknologi Tanaman Pangan

Kegiatan penunjang penelitian dan pengembangan tanaman pangan adalah menyebarluaskan inovasi teknologi tanaman pangan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan antara lain: a) Publikasi hasil-hasil penelitian, b) Seminar dan pertemuan ilmiah lainnya, c) Ekspose/pameran skala nasional dan regional, d) Gelar teknologi di lapang, dan e) Penyebarluasan inovasi teknologi melalui internet (website). Jumlah pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 10.033.263.000,- yang dilaksanakan oleh Puslitbangtan, BBPadi, Balitkabi dan Balitsereal.

(35)
(36)
(37)

III. AKUNTABILITAS KINERJA

Hasil-hasil penelitian tanaman pangan baik secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan kontribusi pencapaian 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, seperti meningkatnya produksi padi, jagung, dan kedelai, serta tersebarnya benih unggul dan teknologi tanaman pangan. Inovasi yang dihasilkan meliputi perakitan varietas unggul baru, benih sumber, dan teknologi budi daya. Hasil-hasil penelitian disebarluaskan melalui berbagai pertemuan ilmiah, ekspose dan gelar teknologi, serta menerbitkan publikasi ilmiah tercetak dalam bentuk jurnal, prosiding, buletin, dan website yang telah terbangun di seluruh satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan.

Keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan tidak terlepas dari telah diterapkannya melalui monitoring dan evaluasi serta Sistem Pengendalian Intern (SPI) di lingkup Puslitbang Tanaman Pangan. Mekanisme monitoring dan evaluasi penelitian dilakukan setiap Triwulan melalui pelaporan dari masing-masing satker, serta setiap semester melakukan kunjungan ke Satker untuk pemeriksaan dokumen dan peninjauan lapang. Realisasi keuangan dipantau melalui aplikasi i-Monev berbasis web yang diupdate setiap hari Jumat oleh masing-masing satker, serta penerapan Permenkeu No. 249 tahun 2011 setiap bulan serta SPAN.

3.1. KRITERIA UKURAN KEBERHASILAN PENCAPAIAN KINERJA

Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2016 ditetapkan berdasarkan dokumen laporan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) satker lingkup Puslitbang Tanaman Pangan kemudian dihitung menggunakan rumus:

Capaian sasaran = Realisasi IKU dibagi Target IKU x 100%.

Kriteria penilaian terbagi 4 (empat) kategori berdasarkan skoring, yaitu: Sangat berhasil, jika capaian sasaran >100%, Berhasil, jika capaian sasaran 80-100%, Cukup berhasil, jika capaian sasaran 60-<80%, dan Kurang berhasil, jika capaian sasaran <60%.

3.2. PENCAPAIAN KINERJA

Capaian kinerja Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkan IKU yang ditetapkan tahun 2016 disajikan pada Tabel 5 berikut ini.

(38)

Tabel 5. Pengukuran Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2016.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian kinerja 1. Terciptanya varietas unggul baru

tanaman pangan Jumlah varietas unggul baru tanaman pangan 17 Varietas 21 VUB 123,53 2. Tersedianya teknologi budi daya,

panen dan pascapanen primer tanaman pangan

Jumlah teknologi budi daya, panen dan pascapanen primer tanaman pangan

20 Teknologi 20 Teknologi 100,00

3 Tersedianya benih sumber varietas unggul baru padi, serealia, serta kacang dan ubi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMM ISO 9001-2008

Jumlah produksi benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, serealia lain, serta kacang dan ubi berdasarkan SMM ISO 9001-2008.

218 Ton 232,47 Ton 106,64

4 Tersedianya rekomendasi dan saran kebijakan litbang tanaman pangan

Jumlah rekomendasi saran

kebijakan tanaman pangan 9 Rekomendasi 9 Rekomendasi 100,00 5 Sekolah Lapang (SL) produksi dan

distribusi benih terintegrasi dengan 1000 desa mandiri benih

Jumlah Sekolah Lapang Produksi dan Distribusi Benih terintegrasi dengan 1.000 Desa Mandiri Benih

15 Propinsi 15 Propinsi 100,00

6 Pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) di KP Sukamandi, Jawa Barat

Jumlah Taman Sains Pertanian

(TSP) 1 Propinsi 1 Propinsi 100,00

(39)

3.3. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA PUSLITBANG

TANAMAN PANGAN

Evaluasi dan analisis capaian kinerja Pulitbang Tanaman Pangan tahun 2016 disajikan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1 : Terciptanya Varietas Unggul Baru

Tanaman Pangan

Kegiatan ini dapat dicapai melalui penelitian pemuliaan dan perakitan varietas unggul baru tanaman pangan. Adapun target IKU tahun 2016 yaitu dilepasnya 17 varietas unggul baru tanaman pangan, sedangkan capaian realisasi perakitan VUB tanaman pangan sebanyak 21 VUB atau 123,53%, yaitu telah dilepas 6 varietas unggul baru padi, 8 VUB aneka kacang dan umbi, dan 7 VUB serealia (Tabel 6).

Tabel 6. Indikator tingkat capaian kinerja kegiatan tahun 2016. Indikator Kinerja Target Realisasi % Varietas unggul baru padi 6 6 100,00 Varietas unggul baru aneka

kacang dan umbi

6 8 133,33

Varietas unggul baru serealia 5 7 140,00 Secara umum, kinerja Puslitbang Tanaman Pangan dalam perakitan varietas unggul baru dapat tercapai sesuai target berdasarkan Renstra yang telah ditetapkan (Tabel 7).

Tabel 7. Perbandingan capaian kinerja tahun 2015 – 2016.

Indikator Kinerja Target/Realisasi 2015 2016 Varietas unggul baru

padi

Target 5 6

Realisasi 5 (100%) 6 (100%) Varietas unggul baru

aneka kacang dan umbi

Target 4 6

Realisasi 4 (100%) 8 (133,33%) Varietas unggul baru

serealia

Target 7 5

(40)

Perkembangan kinerja perakitan varietas unggul baru (VUB) tanaman pangan selama tahun 2010-2016 lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan. Meskipun jika dilihat dari perkembangan anggaran penelitian menurun diperbandingkan dengan tahun 2011-2013. Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis yang disusun untuk 2015 – 2019.

Perkembangan realisasi kinerja dan anggaran penelitian perakitan VUB dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perkembangan kinerja perakitan varietas unggul baru tanaman pangan serta anggaran penelitian 2010-2016

Adapun keluaran (output) dan outcome yang telah dicapai dari VUB yang dilepas 2016 diuraikan sebagai berikut:

Padi

Tahun 2016 telah dilepas sebanyak 6 varietas unggul baru padi untuk padi sawah dan padi gogo. Varietas unggul baru yang dihasilkan oleh BB Padi pada 2016 adalah 3 (tiga) VUB padi sawah dan 3 (tiga) VUB padi gogo antara lain: 1) Inpari 42 Agritan GSR, 2) Inpari 43 Agritan GSR, 3) Inpari 44 Agritan, 4) Inpago 12 Agritan, 5) Inpago IPB 9G, dan 6) Unsoed Parimas.

Varietas padi Inpari 42 Agritan GSR merupakan asal persilangan Huangxinyhan dengan Fenghuazhan. Potensi hasil 10,58 t/ha dengan rata-rata hasil mencapai 7,11 t/ha. Sifat keunggulannya yaitu memiliki ketahanan

(41)

terhadap hama pada fase generatif dan agak tahan terhadap HDB patotipe III, rentan strain IV, dan agak tahan strain VIII, tahan penyakit blas daun ras 033 dan rentan ras 133 dan 173, agak tahan WBC biotipe 1 dan agak rentan WBC biotipe 2 dan 3, rentan virus tungro varian 033 dan 073. Anjuran tanam di lahan sawah dengan ketinggian 600 dpl.

Gambar 2. Keragaan padi varietas Inpari 42 Agritan GSR.

Varietas Inpari 43 Agritan GSR merupakan asal persilangan WuFengZhan, IRBB5 dan WuFengZhan. Potensi hasil 9,02 t/ha dengan rata-rata hasil 6,96 t/ha dengan sifat keunggulan Pada fase generatif tahan terhadap HDB patotipe III, agak tahan HDB patotipe IV dan VIII, tahan terhadap penyakit blas daun ras 073 dan 133, agak tahan ras 033, dan rentan ras 173. dan rentan terhadap ras 133 dan 173, agak rentan terhadap WBC biotipe 1, 2 dan 3. Anjuran tanam pada lahan sawah subur dan kurang subur dengan ketinggian 600 m dpl, termasuk sawah endemik HDB dan blas.

(42)

Varietas Inpari 44 Agritan merupakan hasil persilangan Kebo x Ciherang dengan potensi hasil 9,25 t/ha dengan rata-rata hasil mencapai 6,53 t/ha. Keunggulan dari VUB ini adalah Tahan terhadap HDB pada fase generatif untuk strain III, agak rentan terhadap strain IV dan agak tahan terhadap strain VIII, rentan terhadap penyakit blas daun ras 073 dan 133, agak tahan ras 033, 133, 073 dan 173, agak rentan terhadap WBC biotipe 1, 2 dan 3. Anjuran tanam pada lahan sawah irigasi dengan ketinggian 600 m dpl.

Gambar 4. Keragaan VUB Inpari 44 Agritan

Varietas Inpago 12 Agritan merupakan hasil persilangan dari Selegreng/Ciherang//Kencana Bali dengan potensi hasil 10,2 t/ha dengan rata-rata hasil 6,7 t/ha. Keunggulan varietas ini di antaranya tahan rebah dengan kerontokan sedang, berespon moderat terhadap keracunan Al dan kekeringan, tahan terhadap penyakit blas ras 033 dan 073, agak tahan terhadap ras 133, 001, 013, 023, 051 dan 101, rentan blas ras 173 dan 041. Anjuran tanam lahan kering subur dan lahan kering masam dataran rendah sampai 700 m dpl.

(43)

Varietas Inpago IPB 9G merupakan asal persilangan IPB98-F-5-1-1/IR 64,

potensi hasil 9,09 t/ha dan rata-rata hasil 6,05 t/ha. Keunggulan VUB ini di antaranya berespon moderat terhadap keracunan Al 40 ppm dan agak peka terhadap kekeringan, agak rentan wereng batang coklat biotipe 1, agak tahan wereng batang coklat biotipe 2 dan 3. Tahan terhadap penyakit blas ras 073, dan agak tahan terhadap blas ras 033, 001 dan 051, rentan blas ras 133, 173, 013, 041 dan 023. Anjuran tanam lahan kering subur dan lahan kering masam sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut.

Gambar 6. Keragaan VUB Inpago IPB 9 G

Varietas Unsoed Parimas merupakan asal persilangan antara Cimelati dan galur G10, potensi hasil 9,40 t/ha dengan rata-rata hasil 6,19 t/ha. Sifat keunggulan dari VUB ini berespon moderat terhadap keracunan Al 40 ppm dan kekeringan, agak rentan wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3. Namun, Rentan penyakit blas ras 033, tahan blas ras 073, agak tahan blas ras 133, rentan blas ras 173. Anjuran tanam lahan kering subur dan lahan kering masam sampai ketinggian 700 m dpl.

(44)

Kedelai

Tahun 2016 telah dilepas sebanyak 4 varietas unggul baru kedelai, antara lain 1) varietas Deja 1, 2) Varietas Deja 2, 3) Detap 1, dan 4) Devon 2. Adapun rincian dan keunggulan masing-masing varietas kedelai disajikan sebagai berikut: Kedelai varietas Deja 1 merupakan hasil seleksi persilangan varietas Kawi dengan galur IAC 100. Umur 78 hari (genjah) dengan potensi hasil 2,6 t/ha dan rata-rata hasil 2,18 t/ha. Sifat keunggulan toleran terhadap jenuh air, ukuran biji besar 16,0 g/100 butir, agak tahan terhadap penyakit karat daun, agak tahan hama penghisap polong dan peka hama ulat grayak.

Gambar 8. Keragaan kedelai Deja 1.

Varietas Deja 2 ini berumur genjah (79 hari) dengan potensi hasil 2,87 t/ha dan rata-rata hasil mencapai 2,39 t/ha. Sifat keunggulan yaitu toleran jenuh air, berumur genjah, biji sedang 12,9 g/100 butir, agak tahan terhadap penyakit karat daun, agak tahan hama penghisap polong dan hama ulat grayak.

(45)

Varietas Detap 1 berumur genjah (79 hari), potensi hasil 3,39 t/ha, dengan rata-rata hasil 2,74 t/ha, dan berbiji besar. Keunggulan lain tahan pecah polong, agak tahan pengisap polong, penggerek polong dan pemakan daun.

Gambar 10. Keragaan tanaman dan biji VUB kedelai Detap 1.

Varietas Devon 2 berumur genjah 78 hari dan berbiji besar 17,03 g/100 butir. Potensi hasil 2,90 t/ha, rata-rata hasil 2,67 t/ha, mengandung isoflavon tinggi 1.097,9 μg sangat sesuai untuk bahan pembuatan tempe, agak tahan pengisap polong dan penggerek polong, rentan terhadap penyakit pemakan daun.

(46)

Kacang hijau

Tahun 2016 telah dilepas 2 varietas unggul kacang hijau, yaitu Varietas Vima 4 dan Vima 5. Kedua varietas tersebut berumur genjah 56 hari. Varietas Vima 4 memiliki keunggulan yaitu kandungan protein 22,11% basis kering dan lemak 0,72% basis kering, polong tidak mudah pecah, agak tahan embun tepung dan hama thrips, serta potensi produksi 2,32 ton/ha. Sedangkan varietas Vima 5 memiliki keunggulan yaitu kandungan protein 23,36% basis kering dan lemak 0,68% basis kering, polong tidak mudah pecah, agak tahan embun tepung dan hama thrips, serta potensi produksi 2,34 ton/ha.

Gambar 12. Keragaan kacang hijau varietas Vima 4 (kiri) dan Vima 5 (kanan)

Ubi Jalar

Telah dilepas 2 (dua) varietas unggul ubijalar dengan nama Patting 1 dan Patting 2, yang memiliki rasa enak. Varietas Patting 1 memiliki keunggulan potensi hasil 29,9 ton/ha, umur tanaman 4 – 4,5 bulan, warna daging umbi putih, agak tahan penyakit kudis dan hama boleng, kadar pati dan bahan kering tinggi 24,83%, serta sesuai ditanam di lahan tegalan dan lahan sawah sesudah tanam padi. Sedangkan varietas Patting 2 memiliki keunggulan potensi hasil 31,8 ton/ha, umur tanaman 4 – 4,5 bulan, warna daging umbi kuning, agak tahan penyakit kudis dan hama boleng, kadar pati dan bahan kering tinggi 23,33%, serta sesuai ditanam di lahan tegalan dan lahan sawah sesudah tanam padi.

(47)

Gambar 13. Keragaan ubijalar varietas Patting 1 (kiri) dan Patting 2 (kanan)

Jagung

Tahun 2016 telah dilepas 5 (lima) varietas unggul baru jagung, yaitu jagung hibrida varietas HJ 28 Agritan, JH 35, JH 37, dan JH 47, serta jagung komposit Srikandi Kuning 2. Rincian dan keunggulan masing-masing varietas disajikan berikut ini.

Jagung hibrida varietas HJ 28 Agritan berumur genjah (80 hari), potensi hasil 12,9 t/ha dengan provitas rata-rata 11,8 t/ha, tahan terhadap penyakit bulai (Peronosclerospora philipinensis L.), hawar dan karat daun dataran rendah, stay green, umur genjah, adaptif pada lahan ketinggian 5 – 650 m dpl.

(48)

Jagung hibrida JH 35 berumur sedang (99 hari) dengan potensi hasil 12,9 ton/ha, agak tahan terhadap penyakit bulai (Peronosclerospora maydis dan Peronosclerospora philippinensis), tahan penyakit karat daun (Puccinia sorghi) dan hawar daun dataran rendah (Helminthosporium maydis), agak toleran kekeringan dan nitrogen rendah serta beradaptasi luas di dataran rendah.

Gambar 15. Keragaan jagung hibrida varietas JH 35

Jagung hibrida JH 37 berumur sedang (99 hari) dengan potensi hasil 12,5 t/ha. Agak tahan terhadap penyakit bulai jenis Peronosclerospora maydis dan sangat tahan terhadap Peronosclerospora philippinensis), serta tahan penyakit karat daun (Puccinia sorghi) dan hawar daun dataran rendah (Helminthosporium maydis). Potensi hasil tinggi, tahan rebah akar dan batang, agak toleran kekeringan dan nitrogen rendah serta beradaptasi luas di dataran rendah.

(49)

Jagung hibrida JH 47 berumur sedang (99 hari) dengan potensi hasil 12,5 ton/ha. Tahan terhadap penyakit bulai jenis Peronosclerospora maydis dan

Peronosclerospora philippinensis, serta tahan penyakit karat daun (Puccinia sorghi) dan hawar daun dataran rendah (Helminthosporium maydis). Potensi hasil tinggi, tahan rebah akar dan batang, toleran kekeringan dan nitrogen rendah serta beradaptasi luas di dataran rendah.

Gambar 17. Keragaan jagung hibrida varietas JH 47

Jagung komposit Sikandi Kuning 2 berumur sedang (98 hst), potensi hasil 8,9 t/ha dengan produktivitas rata-rata 7,5 t/ha, batang kokoh sehingga tahan rebah, tahan terhadap penyakit bulai (Peronosclerospora philipinensis L.), hawar dan karat daun dataran rendah, adaptif pada lingkungan optimal dataran rendah (≤ 400 dpl), baik pada musim hujan maupun musim kering.

(50)

Gandum GURI 6

Gandum varietas GURI 6 berumur 100 hari dengan potensi hasil 3,5 t/ha dan produktivitas hasil rata-rata 2,3 t/ha. Gandum ini memiliki umur berbunga, umur panen lebih genjah, tinggi tanaman lebih pendek dibanding varietas existing, memiliki tingkat ketahanan terhadap penyakit hawar daun (Helminthosporium sativum) yang tergolong agak resisten. Hasil yang adaptif pada lingkungan optimal.

Gambar 19. Keragaan gandum varietas GURI 6

Sorgum SOPER 6 Agritan

Sorgum varietas SOPER 6 Agritan berumur 110 hari dengan potensi hasil 6,19 t/ha. Tahan terhadap hama aphis, agak tahan terhadap penyakit bercak daun dan rentan terhadap bercak daun. Beradaptasi baik pada lingkungan optimal, berpotensi untuk pangan dan bahan baku energi.

(51)

Outcome dari varietas unggul baru tanaman pangan yang dilepas dapat dilaporkan sebagai berikut:

Padi Green Super Rice

Varietas unggul padi Inpari 42, 43, dan 44 Agritan GSR merupakan produk program Green Super Rice (GSR). Paradigma teraktual perakitan varietas padi melalui teknologi Green Super Rice, yaitu memadukan keragaman genetik tanaman padi dari berbagai penjuru dunia, sehingga dapat muncul karakter-karakter daya hasil yang tinggi dengan asupan bahan kimia buatan relatif rendah. Varietas yang dihasilkan dirancang untuk toleran terhadap cekaman abiotik, sehingga durable di lapang dan mampu berproduksi tinggi pada kondisi pemupukan yang tidak berlebih dan tetap relatif tinggi hasilnya jika menghadapi kondisi pemupukan yang terbatas pada taraf tertentu. Upaya perakitan material genetik GSR diawali di IRRI tahun 1990-an dan dilanjutkan di China tahun 2000-an. Bill and Melinda Gates Foundation telah mendorong pengujian material GSR di Asia dan Afrika tahun 2010-an. Beberapa galur telah dilepas di Afrika dan Asia. Sedangkan Indonesia melepas Inpari 42 Agritan GSR, Inpari 43 Agritan GSR, dan Inpari 44 Agritan GSR. Varietas ini memiliki potensi hasil 10 ton/ha dan tahan terhadap blas dan HDB. Varietas tersebut diminati petani di beberapa daerah seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Tengah. Keunggulan varietas ini antara lain produksi tetap tinggi dengan penurunan takaran pupuk hingga 25% dibandingkan varietas unggul lain.

Kedelai

Kedelai varietas Deja 1 dan Deja 2 toleran terhadap genangan atau jenuh air sehingga dapat ditanam di lahan-lahan yag memiliki curah hujan tinggi dan sarana saluran irigasi kurang baik. Devon 2 yaitu kedelai yang memiliki kandungan isoflavon tinggi sebagai functional food antara lain penghambat radikal bebas, menghambat fase regeneratif dan menekan terjadinya penyakit kanker. Kacang hijau varietas Vima 4 dan Vima 5 memiliki karakter biji kecil sangat diminati industri kecambah dan industri olahan lain.

Gandum

Hasil tanam gandum varietas Guri 6 Agritan di Malino (Sulsel), Salatiga (Jateng), Malang (Jatim), dan Bogor (Jabar), tertinggi mencapai 3,3 t/ha atau rata-rata hasil 2,4 t/ha, lebih unggul dibandingkan varietas GURI 3, GURI 5, dan Dewata. Di samping itu, memiliki umur berbunga dan umur panen lebih genjah, yang direncanakan untuk dikembangkan di Tosari, Jawa Timur.

(52)

Jagung

Jagung hibrida JH 37 dan JH 47 telah ditanam di Babel, Probolinggo (Jatim), Konawe (Sultra), dan Lombok Barat mampu menghasilkan 10,71 dan 10,77 t/ha lebih tinggi daripada pembanding varietas Bima 16 dan Pertiwi 3. Ke depan varietas ini menjadi alternatif pilihan petani guna mendukung swasembada jagung nasional.

Produksi Jagung Indonesia 2016 Terbesar se ASEAN

Kementerian Pertanian memperkirakan produksi jagung Indonesia pada 2016 yang diperkirakan akan mencapai 20,22 juta ton pipilan kering. Jumlah tersebut akan melampaui enam negara anggota ASEAN, seperti dilansir oleh Asean Food Security Information System (AFSIS) pada Sabtu (9/1).

AFSIS melansir bahwa produksi jagung Indonesia tahun ini diproyeksikan mencapai 20,22 juta ton melampaui Filipina yang diperkirakan hanya 8,04 juta ton, Vietnam 5,23 juta ton, Thailand 4,77 juta ton, Myanmar 1,86 juta ton, Laos 1,11 juta ton, dan Kamboja 0,56 juta ton. Brunei, Malaysia, dan Singapura tidak menghasilkan jagung.

Untuk pertambahan luas tanam dan luas panen, luas panen di kawasan Asia Tenggara tahun 2016 diperkirakan mencapai 9,75 juta ha meningkat 1% dari tahun lalu seluas 9,65 juta ha. Luas panen jagung Indonesia tahun ini diprediksi hanya 3,99 juta ha atau hampir sama dengan 2015. Pada 2014, luas panen jagung Indonesia mencapai 7,67 juta ha. Pada 2016, luas panen Filipina 2,64 juta ha, Vietnam 1,17 juta ha, Thailand 1,12 juta ha, Myanmar 0,48 juta ha, Laos 0,21 juta ha, dan Kamboja 0,14 juta ha.

Produksi jagung Indonesia pada 2015 mencapai 20,67 juta ton pipilan kering, Filipina 7,64 juta ton, Vietnam 5,19 juta ton, Thailand 4,70 juta ton, Myanmar 1,72 juta ton, Laos 1,11 juta ton, dan Kamboja 0,55 juta ton.Total produksi jagung di kawasan Asean pada 2015 mencapai 41,59 juta ton. Sedangkan pada 2014, produksi jagung Indonesia masih mencapai 23,52 juta ton pipilan kering, Filipina 7,77 juta ton, Vietnam 5,19 juta ton, Thailand 4,81 juta ton, Myanmar 1,63 juta ton, Laos 1,14 juta ton, dan Kamboja 0,93 juta ton. Total produksi jagung Asean pada 2014 sebanyak 44,98 juta ton.

Produktivitas tanaman jagung di Indonesia sudah cukup baik sekitar 5,07 ton/ha pada tahun ini dari rata-rata di kawasan Asean hanya 4,29 ton/ha. Produktivitas di Laos mencapai 5,30 ton/ha, di Kamboja 4,08 ton/ha, dan di Myanmar 3,86 ton/ha.

(53)

Sasaran Strategis 2 : Tersedianya Teknologi Budi Daya, Panen,

dan Pascapanen Primer Tanaman Pangan

Untuk mencapai sasaran tersebut diukur melalui pencapaian indikator kinerja utama dengan target yang telah ditetapkan dalam PK 2016, yaitu dihasilkannya 17 paket teknologi budi daya, panen, dan pascapanen primer tanaman pangan dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2016 telah tercapai seluruhnya dengan rata-rata 100,00%. Perakitan teknologi budi daya panen tanaman pangan pada tahun 2016 telah dirakit sebanyak 20 paket teknologi (Tabel 8).

Tabel 8. Indikator tingkat capaian kinerja kegiatan tahun 2016

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Teknologi budi daya padi 7 7 100

Teknologi budi daya aneka kacang dan ubi

6 6 100

Teknologi budi daya tanaman serealia

7 7 100

Secara umum paket teknologi yang dihasilkan pada tahun kedua renstra 2015-2019 dapat terpenuhi sesuai dengan target. Jumlah teknologi yang dihasilkan bergantung pada sifat teknologi dan lama/waktu penelitian yang diperlukan (Tabel 9).

Tabel 9. Perbandingan capaian kinerja tahun 2015 - 2016.

Indikator Kinerja Target/Realisasi 2015 2016

Teknologi budi daya padi

Target 9 7

Realisasi 9

(100%)

7 (100%) Teknologi budi daya

aneka kacang dan ubi

Target 8 6

Realisasi 8

(100%)

6 (100%) Teknologi budi daya

tanaman serealia Target 4 7 Realisasi 4 (100%) 7 (100%)

(54)

Gambar 21. Perkembangan realisasi kinerja dan anggaran penelitian perakitan teknologi tanaman pangan 2010-2016.

Perkembangan kinerja paket teknologi tanaman pangan selama tahun 2010-2016 lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan. Pagu anggaran penelitian relatif tetap, tertinggi tahun 2012, sedangkan realisasi anggaran setiap tahun cukup baik mendekati pagu anggaran (Gambar 21).

Keluaran (output) dan outcome yang telah dicapai dari perakitan teknologi budi daya dan panen tanaman pangan diuraikan sebagai berikut:

1. Teknologi Jajar Legowo Super

Teknologi padi jajar legowo (jarwo) super merupakan teknologi budi daya padi secara terpadu berbasis cara tanam jajar legowo 2:1, suatu sistem tanam pindah antara dua barisan tanaman terdapat lorong kosong memanjang sejajar dengan barisan tanaman dan dalam barisan menjadi setengah jarak tanam antar-baris. Sistem tanam ini bertujuan meningkatkan populasi tanaman per satuan luas, perluasan pengaruh tanaman pinggir, dan mempermudah pemeliharaan tanaman.

Teknologi yang dirakit dalam sistem Jajar Legowo Super yaitu: 1) Varietas unggul baru padi potensi hasil tinggi, 2) Aplikasi biodekomposer, 3) Penggunaan Pupuk hayati, 4) Penggunaan pestisida nabati dan pestisida anorganik berdasarkan ambang kendali, dan 5) Alat dan mesin pertanian untuk tanam (jarwo transplanter) dan panen (combine harvester).

Gambar

Tabel  1.    Distribusi  SDM  di  lingkup  Puslitbang  Tanaman  Pangan  berdasarkan  pendidikan, 31 Desember 2016
Tabel 2.  Pagu anggaran lingkup Puslitbang Tanaman Pangan 2010-2016 .
Tabel 3.  Rencana Kinerja Tahunan Puslitbang Tanaman Pangan 2016.
Tabel 4.  Perjanjian Kinerja Puslitbang Tanaman Pangan 2016.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut didukung oleh penelitian Sukidi &amp; Wajdi (2016) yang berjudul Pengaruh Motivasi, Kompensasi, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan

Contohnya, murid-murid harus menjaga nama baik diri dan keluarganya dengan tidak terlibat dalam gejala ponteng sekolah.. Soalan Tanya Nilai dan Huraian..  Selain soalan

Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas, asuhan kebidanan yang diberikan adalah: melakukan informed consent, melakukan pemeriksaan dan beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu

kepada pihak lain bukan merupakan bentuk pelanggaran kode etik profesi terhadap konseli”. Jumlah responden yang mengungkapkan alasan sama yaitu alasan “guru BK

Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode Risk Based Maintenance (RBM) untuk mengetahui nilai risiko yang ditanggung perusahaan apabila subsistem kritis tersebut

Asisten untuk Laboratorium Kualitas Udara berasal dari mahasiswa S1 JTL yang telah memenuhi kualifikasi yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan recruitment LKU setiap

KlLlDII atau Lembaga Lain yang berwenang dapat menyampaikan dokumen pengenaan sanksi daftar hitam yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan barang/jasa kepada LKPP

Kesulitan belajar yang menyebabkan terjadinya kesalahan tahap II yang dilakukan siswa kelas VII G SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam menyelesaikan soal matematika