POLA PENGELOLAAN UANG KIRIMAN (REMITANSI) OLEH KELUARGA TKW (TENAGA KERJA WANITA) DI NAGARI
TARATAK TANGAH LUMPO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN
Sandra Sasmila1, Nilda Elfemi2, Ikhsan Muharma Putra2 1
Mahasiswa Program StudiPendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2
Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Sandrasasmila1994@gmail.com
ABSTRACT
This research on a such by the social problem that accurred in society the pattern the management of money transfers by the labor women (TKW). Purpose of this research is to diescribethe patren of the management of money transfers (Remitansi) by the labor women (TKW) in Nagari Taratak Tangah Lumpo Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. The theory using is theory choice rational James Coleman. This research used the type qualitative study diescriptive. Informant interviuwed in this research 27 people parents the labor women (TKW) who managing money transfers (remitansi) Wali Nagari Taratak Tangah Lumpo, and comunity leaders. An election informants interviuwed in this research used the technique proposive sampling. The king of data that use is primary and secondary data. Data collection method of observation (non-participant observation), interviews, and document study. A unit of the analysis is group. Analysis of data used model interactive data (Miles and Huberman) that in clude in four that is (1) data collection (2) reduction data (3) presentation of data (4) conclusion. The resul of this research revealed that the pattern management of money (remitansi) by family TKW (labor woman) there are six, before the establishment of a pattern using money parents first made consultation with chillds as TKW (labor woman). But six patter is (1) home renovation and make a home (2) buy cattle (3) buy rice frieds (4) buy land plantation (5) buy transportation (6) buy gold.
Keywords : Management, Remitansi, TKW (Labor Female)
PENDAHULUAN
Pekerjaan mempunyai makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan dapat dimaknai sebagai sumber penghasilan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan hidup bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Pekerjaan juga dapat dimaknai sebagai sarana untuk mengaktuali-sasikan kemampuan diri sehingga seseorang merasa hidupnya menjadi lebih berharga bagi dirinya,
keluarganya, dan lingkungannya. Oleh karena itu hak atas pekerjaan merupakan hak azasi yang melekat pada diri setiap manusia yang wajib dijunjung tinggi dan dihormati. Hal ini tercermin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap Warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Namun pada kenyataannya di Indonesia hal tersebut masih menjadi permasalahan yang disebabkan oleh banyaknya jumlah tenaga kerja Indonesia yang tidak terserap oleh lapangan kerja yang tersedia di Indonesia (Sutedi, 2009 : 01).
Indonesia termasuk salah satu pemasok tenaga kerja ke luar negeri yang jumlahnya cukup besar. Melimpahnya jumlah penduduk merupakan aset penting yang menguntungkan bagi pembangunan suatu bangsa. Penduduk berperan sebagai subjek pembangunan dan dengan jumlah penduduk yang besar berperan sebagai tenaga kerja yang akan melakukan pembangunan. Hal tersebut akan menjadi suatu masalah
apabila jumlah penduduk yang besar tersebut tidak disesuaikan dengan jumlah lapangan kerja yang memadai. Apabila lapangan kerja tidak memadai maka akan banyaknya pengangguran yang bermunculan karena faktor tidak terseparnya oleh lapangan pekerjaan (Widayanti, 2014:3).
Program penempatan TKI keluar negeri merupakan salah satu upaya penanggulangan masalah penganguran. Peranan pemerintah dalam program ini dititikberatkan pada aspek pembinaan, serta perlindungan dan memberikan berbagai kemudahan kepada pihak yang terkait, khususnya TKI dan perusahaan jasa penempatan yang bersangkutan (PJTKI). Selain bermanfaat untuk mengurangi tekanan pengangguran, program penempatan TKI juga memberikan manfaat lain, yaitu meningkatkan kesejahteraan keluarganya melalui gaji yang diterima atau remitansi. Menjadi TKI bukan hanya bermodal
skill atau keahlian teknis semata,
tetapi pemahaman terhadap budaya masyarakat tempat dimana mereka bekerja merupakan hal yang tidak
bisa diabaikan begitu saja. Karena kualitas tenaga kerja dan tingkat pendidikan selalu memiliki keterkaitan (Sutedi, 2009 : 237).
TKI yang pada saat ini bekerja diluar negeri lebih banyak didominasi oleh perempuan (TKW) atau yang di sebut dengan tenaga kerja wanita. TKW (Tenaga Kerja Wanita) adalah setiap warga negara Wanita Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI/TKW dengan menerima upah (Widayanti, 2014 :10).
Mencermati tingginya minat masyarakat untuk bekerja di luar negeri, maka pengusaha penyalur jasa tenaga kerja pun muncul di tengah masyarakat dalam bentuk badan usaha. Sepintas kelihatannya untuk menjadi tenaga kerja di luar negeri tidaklah terlalu rumit, justru pandangan dan pendapat seperti inilah yang menjadi problematikanya yaitu para calon tenaga kerja Indonesia belum sepenuhnya memahami apa yang menjadi kewajiban dan haknya bila bekerja di
luar negeri. Padangan tersebut juga yang memotivasi wanita dari Nagari Taratak Tangah Lumpo untuk bekerja sebagai TKW agar dapat membuat ekonomi keluarga lebih baik dengan mengirimkan sebagian dari penghasilan yang mereka dapatkan dari bekerja sebagai TKW.
Remitansi secara umum adalah transfer, baik dalam bentuk cash atau sejenisnya, dari seorang asing kepada sanak keluarga di negara asalnya. Besarnya jumlah penghasilan dari TKW yang dikirimkan pada keluarganya di kampung halaman akan berdampak terhadap perubahan kondisi keluarga TKW di daerah asal baik dari segi sosial ekonomi. Sebagian besar remitansi TKW yang dikirim ke Indonesia ternyata mampu membuat kondisi ekonomi keluarga mereka menjadi lebih baik.
Dilihat dari latar belakang maka peneliti melakukan penelitian yakni Pola Pengelolaan Uang Kiriman (Remitansi) Oleh Keluarga TKW (Tenaga Kerja Wanita) Di Nagari Taratak Tangah Lumpo Kecamtan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan tujuan mendes-kripsikan pola pengelolaan uang
kiriman (remitansi) oleh keluarga TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Nagari Taratak Tangah Lumpo Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan dan Tipe Penelitian
Berdasarkan latar belakang belakang dan kajian teori, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Straus dan Corbin, Penelitian kualitatif pada hakekatnya merupakan salah satu rangkaian kegiatan ilmiah baik untuk keperluan mengumpulkan data, menarik kesimpulan atas gegaja-gejala tertentu dalam gegaja-gejala empirik (Bugin, 2011:56).
Penelitian ini dilakukan dengan tipe deskriptif, dimana penelitian yang dimaksudkan untuk me-ngumpulkan informasi atau gejala yang ada yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Afrizal, 2014:13).
Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya maupun orang
lain atau sesuatu kejadian atau sesuatu hal kepada peneliti atau pewawancara mendalam. Ada dua kategori informan yaitu informan pengamat dan informan pelaku, informan pengamat adalah informan yang memberikan informasi tentang orang lain kepada peneliti. Informan pelaku adalah informan yang memberikan keterangan tentang dirinya, tentang perbuatannya, tentang pikirannya, tentang interpretasinya (Afrizal, 2014:139).
Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah :
1. Keluarga TKW
2. Wali Nagari Taratak Tangah Lumpo
3. Tokoh masyarakat Nagari Taratak Tangah Lumpo.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive
sampling dangan jumlah informan
sebanyak 27 orang. Jenis Data
Data primer dalam penelitian ini adalah keterangan yang diperolah dari hasil wawancara mengenai pola pengelolaan uang kiriman (remitansi) oleh keluarga TKW (Tenaga Kerja
Wanita) di Nagari Taratak Tangah Lumpo Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
Pengumpulan data sekunder yang dilakukan adalah studi penggunaan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui kunjungan kepustakaan dengan cara memahami buku-buku yang relevan dan skripsi serta yang berkaitan dengan judul penelitian berupa dokumen dan arsip (Suryabrata, 2010:40). Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data melalui studi dokumen yaitu pengambilan data dokumen-dokumen tentang nagari yang didapat dari Wali Nagari, jumlah kependudukan pada tahun 2016 yang didapatkan dari kantor Wali Nagari.
Metode Pengumpulan Data Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pengelolaan uang kiriman (remitansi) oleh Keluarga TKW, peneliti melakukan pengamatan pada aktifitas yang dilakukan oleh keluarga TKW berhubungan dengan pengelolaan uang kiriman TKW. Peneliti
mengamati setiap aktifitas yang dilakukan oleh keluarga TKW dalam mengelola uang kiriman (remitansi) sehingga penulis mendapatkan gambaran yang jelas mengenai aktivitas keluarga TKW yang berhubungan dengan pengelolaan uang kiriman (remitansi). Hasil observasi dicatat langsung oleh penulis kedalam lembar hasil pengamatan untuk membantu penulis dalam melakukan reduksi data. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan informan yang telah ditentukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Sebelum melaksanakan metode wawancara maka peneliti terlebih dahulu membuat pedoman wawancara agar maksud dan tujuan dari wawancara dapat terkontrol dan sistematis.
Adapun data yang dicari dengan menggunakan wawancara
mendalam adalah untuk
mendapatkan semua informasi yang berhubungan dengan pola pengelolaan uang kiriman (remitansi) oleh keluarga TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Nagari Taratak Tangah
Lumpo Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Penggunaan studi dokumen dalam penelitian ini menggunakan dokumen-dokumen, data-data yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti seperti data-data TKW yang bekerja keluar negeri.
Unit Analisis
Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah sekelompok individu yaitu sekelompok keluarga dari masyarakat yang bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita), Wali Nagari Taratak Tangah Lumpo dan tokoh masyarakat di Nagari Taratak Tangah Lumpo Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah aktifitas yang
dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung dilakukan mulai dari pengumpulan data sampai pada tahap penulis laporan.
Analisa data yang di-gunakan dalam penelitian dilapangan adalah analisa data deskriptif. Analisa deskriptif penulis gunakan untuk pengolahan data yang di-peroleh dilapangan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi lapangan. Teknik analisis data ini dapat digunakan dengan beberapa langkah berikut menurut Milles Dan Hubermain, 1992, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Nagari Taratak Tangah Lumpo Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni dan Juli tahun 2017.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TKW di Nagari Taratak Tangah Lumpo
Nagari Taratak Tangah Lumpo merupakan salah satu Nagari di Kecamatan IV Jurai yang memiliki warga yang bekerja sebagai TKW ke Malaysia. Besarnya keinginan dari anak untuk merubah kondisi ekonomi dari keluarga yang menjadi pendorong besar mereka untuk bekerja sebagai TKW ke Malaysia dengan meninggalkan keluarga selama bertahun-tahun. Keputusan untuk bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) mereka ambil karena alasan susahnya pekerjaan untuk tamatan sekolah tingkat SLTA di Indonesia, apalagi didorong oleh kondisi keluarga yang kurang mampu dalam segi ekonomi.
Pengambilan keputusan orangtua untuk memberikan izin kepada anak perempuan mereka bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) ke Malaysia bukanlah hal yang mudah apalagi mengingat untuk bekerja keluar negeri membutuhkan waktu setahun ataupun lebih untuk dapat kembali bertemu dan berkumpul bersama keluarga,
bukanlah hal yang dapat dipungkiri bahwa banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk bisa pulang kampung bertemu keluarga. Mengingat kondisi ekonomi keluarga yang kurang baiklah yang membuat orang tua memberikan izin kepada anaknya untuk bekerja keluar Negeri menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) agar mampu merubah kondisi ekonomi keluarga menjadi lebih baik.
Seluruh orangtua mengguna-kan uang kiriman dari anaknya untuk dapat merubah kehidupan kearah yang lebih baik dan dapat dijadikan sebagai aset dimasa depan. Sebelum uang tersebut digunakan, orangtua terlebih dahulu melakukan perencanaan yang mantap dan memberi pengarahan kepada anaknya agar orangtua dapat mengunakan setiap uang yang dikirimkan untuk hal yang dapat bermanfaat kedepan bagi kelang-sungan hidup anaknya setelah tidak bekerja lagi sebagai TKW.
Pola Pengelolaan Uang Kiriman (Remitansi) Oleh Keluarga TKW (Tenaga Kerja Wanita)
Memperbaiki dan Membangun Rumah
Rumah merupakan tempat tinggal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia untuk tempat tinggal dan melangsungkan hidup. Setiap orang pasti sangat menginginkan rumah yang bagus dan layak hunyi untuk melanjutkan hidupnya terlepas dari orang itu kaya ataupu miskin. Seperti halnya yang terjadi pada keluarga TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Nagari Taratak Tangah Lumpo, alasan ekonomilah yang menjadikan mereka mengambil keputusan untuk bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) salah satunya untuk membuat tempat tinggal menjadi lebih baik.
Dari hasil penelitia terlihat bahwa tidak seluruh orangtua TKW menggunakan uang kiriman tersebut untuk membangun dan memperbaiki rumah tetapi juga dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, dimana uang tersebut juga digunakan untuk membeli keperluan sehari-hari seperti membeli barang-barang untuk
keperluan memasak. Uang yang didapat oleh orangtua dari kiriman anaknya setiap bulan, 85% dari kiriman tersebut ditabung dan 15% dipergunakan untuk keperluan sehari-hari. Setelah uang berhasil terkumpul, maka uang tersebut dipergunakan untuk membangun rumah.
Membeli Hewan Ternak
Remitansi yang didapat oleh orang tua TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang bekerja di Malaysia bukan hanya dipergnakan untuk merenofasi dan membangun rumah tetapi juga untuk membeli hewan ternak yang dapat dirawat dan dijadikan sebagai pemasukan dimasa yang akan datang. Apalagi menimbang anaknya tidak akan bekerja selamanya sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita), orangtua memilih lebih menggunakan uang remitansi untuk hal-hal yang dapat bermanfaat baik untuk sekarang dan untuk dimasa yang akan datang. Banyak pertimbangan yang diambil oleh orangtua dalam menggunakan uang dari anaknya, hal yang paling penting adalah anaknya yang masih belum menikah, maka orangtua lebih
memilih menggunakan uang kepada hal yang suatu saat dapat dipergunakan lagi dalam waktu yang mendesak.
Dari 22 orangtua yang memiliki anak yang bekerja sebagai TKW, 10 dari orangtua tersebut memilih untuk menggunakan uang kiriman tersebut untuk membeli hewan ternak dan ditabung baik menabung dibank maupun menabung dalam bentuk membeli barang-barang yang dapat dijual dalam keadaan mendesak. Selama bertahun-tahun orangtua menabung uang yang dikirim oleh anak, 25% dipergunakan oleh orangtua untuk membeli hewan ternak dan selebihnya ditabung untuk tujuan lain atau dipergunakan untuk kebutuhan mendesak lainnya.
Sebelum orangtua mengambil langkah dalam menggunakan setiap uang tersebut orangtua terlebih dahulu berdiskusi dengan anak agar anak juga mengetahui kemana uang tersebu dipakai oleh orangtua. Agar anak mendapatkan hasil kerja keras selama bekerja sebagai TKW dari aset yang telah didapatkan.
Pagang Sawah
Pagang gadai merupakan hak kepemilikan untuk suatu lahan yang hanya memiliki hak untuk membuat atau mengelola bukan hak untuk memiliki. Pagang gadai sering terjadi untuk lahan persawahan yang dipagang oleh seseorang kepada pemiliknya dan apabila pemiliknya sudah mampu mengembalikan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak maka sawah dikembalikan lagi kepada pemiliknya.
Dengan orangtua mengambil keputusan untuk menggunakan uang remitansi untuk keperluan pagang sawah, orangtua tentu mendapatkan keuntungan yang lebih, selain uang tersebut tidak hilang dan akan dikembalikan lagi oleh pemiliknya sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, ia juga dapat mengelola sawah tersebut dan juga dapat menjual hasil panen dari sawah tersebut, hasil panen dari sawah dapat digunakan untuk melanjutkan kehidupan agar lebih baik kedepannya dan juga dapat dijadikan sebagai tabungan untuk masa depan, baik anaknya masih bekerja sebagai TKW maupun sudah tidak bekerja
akan tetapi mereka tetap mendapatkan pemasukan dari hasil panen sawah tersebut.
Membeli Lahan Perkebunan Jual beli merupakan hal yang sering dilakukan oleh orang dalam transaksi, transaksi jual beli disini adalah jual beli dalam bentuk lahan perkebunan. Apabila proses jual beli telah disepakati oleh kedua belah pihak dan ada hitam diatas putih maka kepemilikan dari suatu benda atau lahan perkebunan tersebut juga akan pidah.
Orangtua mengarahkan setiap remitansi tersebut untuk membeli lahan perkebunan agar dapat dijadikan sebagai aset untuk pemasukan dimasa depan. Setelah melakukan perencanaan yang mantap dan mendiskusikan bersama anak orangtua memilih menggunakan uang tersebut untuk membeli lahan perkebunan. Hasil dari perkebunan dapat digunakan oleh orangtua untuk keperluan keluarga dikampung dan dapat dijadiakan sebagai aset di masa depan, sementara uang kiriman tersebut bisa ditabung untuk masa depan anak nantinya setelah tidak bekerja sebagai TKW.
Dengan berhasil membeli lahan perkebunan dari remitansi yang didapat oleh orangtua dari anaknya sangat mampu merubah hidup keluarga kearah yang lebih baik dari segi ekonomi, bukan hanya ia memiliki lahan perkebunan sendiri ia juga dapat menjual hasil dari kebun tersebut dan tetap mendapatkan pemasukan yang dapat digunakan untuk keperluan hidup setiap harinya disamping pemasukan dari anak setiap bulannya.
Membeli Kendaraan
Orang tua TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang masih memiliki anak sekolah lebih memilih menggunakan remitansi dari anaknnya untuk membeli kendaraan seperti motor untuk sekolah anaknya yang lain. Disamping uang yang ia dapatkan dari anaknya ia tabung di bank maupun menabung dalam bentuk lainnya seperti untuk biaya sekolah anak yang lain.
Orangtua lebih memilih
menabung uangnya dan
mengumpulkannya agar dapat dipergunakan oleh keluarga kepada hal yang lebih berguna dimasa yang akan datang.
Membeli Emas
Apabila orang tua mempunyai anak yang bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Malaysia perubahan yang paling awal terjadi pada orang tua yaitu terlihat memakai barang-barang emas yang biasanya tidak pernah terlihat memakai barang-barang emas. Tidak membutuhkan waktu lama agar orang tua mampu membeli emas dari uang kiriman anaknya yang bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) tersebut.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan peneliti melihat dan mengamati bahwa perubahan yang paling awal terjadi pada setiap orangtua adalah oarangtua terlihat memakai barang-barang emas. Hampir seluruh orangtua yang memiliki anak yang bekerja sebagai TKW memilih untuk menabung uang kiriman dari anaknya dalam bentuk barang emas, selain menabungnya di bank. Meskipun hal tersebut yang paling menonjol terjadi pada perubahan orang tua TKW, akan tetapi masyarakat sekitar tidak pernah menganggap buruk ataupun
mengganggap tidak baik orang tua dari TKW.
Dari penjelasan teori diatas maka dapat dianalisa bahwa masalah penelitian ini menggunakan teori pilihan rasional. Dimana kasus pengelolaan uang kiriman (remitansi) ini lebih ditekankan pada aktor dimana aktor yang mengelola uang kiriman (remitansi) tersebut dan keluarga yang bekerja sebagai TKW. Antara dua individu yang senantiasa berorientasi pada aspek sisial ekonomi yang meliputi unsur imbalan (reward), pengorbanan (cost), dan keuntungan (profit). Imbalan adalah segala hal yang diperoleh melalui adanya pengorbanan. Pengorbanan adalah semua hal yang dihindarkan, sedangkan keuntungan adalah imbalan yang didapatkan dari sebuah pengorbanan. Dimana salah seorang anggota keluarga yang rela berkorban bekerja jauh dari keluarga demi mendapat imbalan berupa uang yang dipergunakan oleh keluarga dikampung.
KESIMPULAN
Bedasarkan hasil penelitian dan wawancara dari informan tentang pola pengelolaan uang kiriman (remitansi) oleh keluarga TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Nagari Taratak Tangah Lumpo Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan dapat disimpulkan bahwa pola pengelolaan uang kiriman (Remitansi) oleh keluarga TKW (Tenaga Kerja Wanita) ada 6 (enam), sebelum terbentuknya pola-pola tersebut orangtua terlebih melakukan musyawarah dengan anak dalam penggunaan setiap uang yang dikirimkan. Adapun 6 (enam) pola tersebut yaitu :
1. Untuk Memperbaiki dan Membangun Rumah
2. Untuk Membeli Hewan Ternak 3. Untuk Pagang Sawah
4. Untuk Membeli Lahan 5. Untuk Membeli Kendaraan 6. Untuk Membeli Emas
Orangtua lebih memilih menggunakan uang remitansi tersebut untuk hal-hal yang berguna dan juga dapat dijadikan pemasukan dimasa yang akan datang untuk keluarga agar perekonomian
keluarga tetap stabil walaupun suatu saat anaknya sudah tidak bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita), selain dari itu anak juga dapat melihat hasil dari kerja kerasnya selama bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita).
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. 2014. Pengantar Metode
Penelitian Kualitatif. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Bugin, Burhan. 2011. Metodologi
Penelitian Kualitatif
Aktualisasi Metodologis
Kearah Ragam Varian
Kontenporer. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Ritzer, George. 2002. Sosiologi Ilmu
Pengetahuan Berparadigma
Ganda. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Suryabrata, Sumadi. 2011.
Metodologi Penelitian. Jakarta
Sutedi, Adrian. 2009. Hukum
Perburuhan. Jakarta : Sinar
Grafika.
Widayanti, Atika. 2014. Faktor-Faktor Penyebab Perceraian Pada Keluarga Tenaga Kerja Wanita (Tkw) Di Desa Citembong, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap. Universitas Negeri Yogyakarta.
Skripsi. Jurusan Pendidikan