• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENGOPTIMALKAN DAYA PIKIR SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENGOPTIMALKAN DAYA PIKIR SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

28 PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENGOPTIMALKAN DAYA PIKIR

SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Liliek Hernawati*

Guru matematika SMPN 2 Lamongann liliek.hernawati@gmail.com

ABSTRAK

Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru hendaknya mampu dan terapil dalam memilih metode pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dimana siswa menjadi lebih aktif dan inovatif. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah menerapkan pembelajaran melalui tahap problem solving Polya untuk memahamkan siswa yang berdampak pada prestasi hasil belajar. Pembelajaran melalui tahap problem solving Polya memberikan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan dapat dibayangkan oleh siswa, sehingga siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri. Pembelajarannya dilakukan melalui empat langkah, yaitu: langkah pertama memahami masalah, langkah kedua merencanakan masalah, langkah ketiga menyelesaikan masalah, dan langkah keempat mengecek kembali. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mendiskripsikan bagaimanakah pembelajaran sistem persamaan linear dua variabel dengan pembelajaran melalui tahap problem solving yang dapat memahamkan siswa kelas VIII penggunaan metode pembelajaran metode Pembelajaran Problem solving sangat baik dan dapat mengoptimalkan daya pikir siswa , sehingga siswa lebih aktif dan kreatif serta dapat memahami materi yang diajarkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Problem Solving, Hasil Belajar LATAR BELAKANG

Salah satu kegiatan pendidikan adalah menyelenggarakan proses belajar mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk, 2000) mengungkapkan pengertian belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Belajar dapat membawa perubahan dan perubahan itu pada pokoknya adalah diperoleh kecakapan baru melalui suatu usaha. Para pendidik hendaknya memposisikan peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu adanya suasana yang terbuka, akrab dan saling menghargai.

Sebaliknya perlu menghindari suasana belajar yang kaku, penuh dengan ketegangan dan sarat dengan perintah dan instruksi yang membuat peserta didik menjadi pasif, tidak bergairah, cepat bosan dan mengalami kebosanan (Dasim Budimansyah,2010). Hal tersebut bisa tercapai apabila sang pendidik memakai jalan pembelajaran dengan pendekatan problem solving.

Ada sejumlah alasan kuat mengapa problem solving dan tanya jawab perlu ditekankan sebagai aspek penting dan sangat berarti dalam menciptakan pengajaran matematika yang efektif. Alasan pertama adalah harapan untuk membuat matematika lebih dapat diterapkan (more applicable) dalam kehidupan murid diluar pengajaran kelas atau dalam situasi baru yang belum familiar (Penglley, 1989, dalam Adi:2010).

(2)

29 Alasan yang kedua adalah problem solving

memberikan kesempatan (opportunities) dan dapat mendorong siswa berdiskusi tentang dengan siswa yang lainnya, yaitu pada proses menemukan jawab dari permasalahan (Gervasoni, 1998:23 dalam Adi (2010)). Alasan lebih lanjut mengapa pendekatan problem solving sangat berharga (valuable) adalah karena problem solving dapat mendorong murid untuk menyusun teorinya sendiri (their own theories), mengujinya, menguji teori temannya, membuangnya jika teori tersebut tidak konsisten dan mencoba yang lainya (NCTM 1989: Dikutip di Taplin, 2001).

Selain dari faktor siswa dalam proses pembelajaran, peran guru juga sangat penting. Pada kondisi awalnya cara guru mengajar di SMP Negeri 2 Lamongan dan SMP Negeri 3 Lamongan khususnya guru Matematika rata-rata mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam dengan mencatat dan menghafal. Pola penyampaian guru yang tidak terstruktur sehingga dalam pemaha-mannya siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi.

Mengingat dalam pembelajaran itu melibatkan aktifitas mendengar, menulis, membaca merepresentasi dan diskusi untuk mengkomunikasikan suatu masalah khususnya Matematika maka diskusi kelompok perlu dikembangkan. Dengan menerapkan diskusi kelompok diharapkan aspek-aspek komunikasi bisa dikembangkan sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah salah satu alternative untuk mengatasi permasalahan di atas adalah Penggunaan strategi mengajar, pemilihan strategi pembelajaran yang menarik dan dapat memicu siswa untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar yaitu model pembelajaran aktif. Pada dasarnya pembelajaran aktif adalah suatu pembe-lajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Dimana peserta didik di ajak untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Salah satu model pembelajaran aktif yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu strategi Pembelajaran Problem Solving dan Konvensional.

Strategi Pembelajaran Problem Solving dan Konvensional merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa berkreatifitas membuat soal Matematika dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh temannya dengan sebaik- baiknya secara berkelompok. Penerapan model Pembela-jaran Problem Solving dan Konvensional ini dalam pembelajaran Matematika melibatkan siswa untuk dapat mengoptimalkan daya pikir dengan bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik.

Berdasarkan uraian diatas tentang permasalahan dalam pembelajaran Mate-matika, penulis mengambil judul “Pembelajaran Melalui Tahap Problem Solving Untuk Mengoptimalkan Daya pikir Siswa Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lamongan Dan SMP Negeri 3 Lamongan Tahun Pelajaran 2013-2014 “

Berdasakan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah ada pengaruh hasil belajar matematika pada siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembe-lajaran model Pembepembe-lajaran Problem Solving dan Konvensional pada siswa kelas VIII SMP (2) Apakah ada pengaruh hasil belajar matematika dengan optimalisasi kemampuan daya pikir siswa kelas VIII SMP (3) Apakah ada pengaruh interaksi hasil belajar Matematika pada siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembe-lajaran model Pembepembe-lajaran Problem Solving dan Konvensional serta kaitan dengan optimalisasi daya pikir siswa pada kelas VIII SMP

Adapun tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar Matematika pada siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembe-lajaran model Pembepembe-lajaran Problem Solving dan konvensional pada siswa kelas VIII SMP (2) Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar Matematika pada siswa dengan optimalisasi daya pikir siswa kelas VIII SMP (3) Untuk mengatahui pengaruh interaksi hasil belajar Matematika pada siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembe-lajaran model Pembepembe-lajaran Problem Solving

(3)

30 dan konvensional serta kaitan dengan daya

pikir siswa pada kelas VIII SMP METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena sumber data berupa data aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil angket respon siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilakunya yang dapat diamati (Moleong, 2001:6). Pelaksanaan penelitian ini menempuh prosedur kegiatan, melakukan tes hasil belajar, pemberian perlakukan dan diakhiri post test. Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : (1) Penelitian dimulai dari telaah teoritik, menguraikan tentang pemahanan teori yang dikembangkan menjadi pembelajaran menggunakan Pembelajaran Problem Solving , model Problem solving, , dan hasil belajar, kerangka berpikir dan hipotesis. (2) Kisi-kisi yang dikembangkan adalah tes. Penyusun tes baik tes kreatifitas dan tes hasil belajar. (3) Menentukan subyek penelitian adalah SMP Negeri 2 Lamongan dan SMP Negeri 3 Lamongan (4) Membe-rikan post test untuk mengukur hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menggunakan statistic anava 2 jalur untuk menganalisa data penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1)Angket, Untuk mengetahui terhadap mata pelajaran Matematika pokok maka digunakan kuesioner atau angket. Angket yang disiapkan berjumlah 20 item yang berbentuk pilihan skala likert. Diamana skala: (a) Sangat tidak setuju, (b) Tidak Setuju, (c) Cukup Setuju, (d) Setuju, (e) Sangat Setuju. Sedangkan untuk hasil penilaian angket optimalisasi daya pikir, peneliti membaginya dalam tiga kategori sesuai dengan nilainya daya pikir rendah ( 20-45), daya pikir sedang hasil angket (46-75) dan daya pikir tinggi hasil nilai angket (75-100). (2) Tes Hasil belajar. Test ini diguakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal test berdasarkan rumusan indikator dalam rencana pembelajaran.

Banyaknya soal yang akan digunakan dalam pengumpulan data hasil data hasil belajar adalah 25 item soal, dengan bentuk soal pilihan berganda dengan 4 alternatif jawaban. Test hasil belajar tersebut digunakan untuk mengukur aspek kognitif.

Menurut Arikunto (2009) “alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melak-sanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata alat biasa disebut istilah instrumen. Dengan demikian alat evaluasi juga dikenal dengan istilah intrumen evaluasi.” Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengukur sesuatu seperti keadaan yang sebenarnya. Demikian pula halnya untuk mengukur hasil belajar siswa yang berkaitan dengan ranah/domain kognitif. Ada dua alat evaluasi yang biasa digunakan di dalam pendidikan yaitu tes dan non tes. Ditinjau dari segi kegunaannya, Arikunto (2009) membedakan tes menjadi 3 macam berdasrkan kegunaannya yaitu: tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Sedangkan alat evaluasi non tes yang biasa digunakan antara lain: wawancara, kuesioner, skala bertingkat, daftar cocok, pengamatan dan daftar riwayat hidup. Untuk mengukur hasil belajar kognitif diperlukan intrumen evaluasi kognitif. Alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan (kognitif) siswa inilah yang biasa disebut dengan tes hasil belajar kognitif. Pemilihan metode tes pada penelitian karena peneliti ingin medapatkan data hasil belajar siswa, karena dari hasil belajar ini akan dapat diperoleh informasi ada pengaruhnya dengan Pembelajaran Problem Solving dan konvensional.

HASIL PENELITIAN

Diskripsi data hasil belajar metode pelajaran problem solving pada mata pelajaran metematika kelas VIII SMPN 2 Lamongan dan SMPN 3 lamongan Dike-tahui bahwa hasil belajar matematika dengan metode problem solving diperoleh nilai rata-rata (mean) 86,92 dengan nilai tengan (median) 87,50 dan nilai frekwensi tinggi (modus) sebesar 95,00 dengan rentang nilai antara 65 sampai dengan 95 sedangkan standar devisiasi sebesar 0,995. Diskripsi data hasil belajar model pelajaran konvesional pada mata pelajaran metematika

(4)

31 kelas VIII SMPN 2 Lamongan dan SMPN 3

lamongan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa metode pembelajan problem solving 9 siswa menggunakan daya fikir sedang serta 51 siswa menggunakan daya fikir tinggi, model pembelajaran konvensional 37 siswa menggunakan daya pikir sedang, serta 23 siswa menngunakan daya pikir tinggi. Diketahui bahwa hasil belajar matematika metode konvesional diperoleh nilai rata-rata (mean) 78,00 dengan nilai tengan (median) 75,00 dan nilai frekwensi tinggi (modus) sebesar 75,00 dengan rentang nilai antara 65 sampai dengan 95 sedangkan standar devisiasi sebesar 0,995 sedangkan sebaran nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini. PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini diketahui bahwa rata-rata hasil belajar dari metode problem solving dan konvesional yang memiliki daya pikir tinggi dan daya pikir sedang pada kedua model pembelajaran yang telah diterapkan. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat 46 siswa yang menggunakan daya pikir sedang dalam kedua model pembelajaran yang diterapkan memiliki rata-rata hasil belajar 74,78 dan 74 siswa yang menggunakan daya pikir tinggi dengan rata-rata 87,66

Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode problem solving dan konvensional serta siswa yang menggunakan daya pikir sedang dan daya pikir tinggi. dari penelitian ini akan dibahas tentang temuan hasil penelitian yang merupakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian kali ini, oleh karena itu hipotesis yang akan diteliti dan dianalisis akan dilakukan pembahasan sebagai berikut : (1) Pembahasan Hasil Analisis Hipotesi pengaruh hasil belajar Matematika pada siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran metode Pembelajaran Problem Solving dan Konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lamongan dan SMP Negeri 3 Lamongan Berdasarkan temuan data dapat dijelaskan bahwa terlihat pada tabel diatas F hitung pada media adalah : 53,636 dengan probabilitas sebesar 0,003 karena probabilitas < 0,05. maka Ho-1 ditolak. artinya ada pengaruh. hasil belajar antara

metodepembelajaran problem solving dengan konvensional siswa kelas VIII SMP. Sehingga bisa dijelaskan bahwa penggunaan metode pembelajaran dengan problem solving dengan konvensional berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar. (2) Pembahasan Hasil Analisis Hipotesis pengaruh pada siswa yang mengunakan kemampuan pikir sedang dengan kemam-puan pikir tinggi terhadap hasil belajar Matematika pada siswa kelas VIII. Pada uji hipotesis yang kedua adalah apakah ada pengaruh signifikan pengaruh pada siswa yang mengunakan kemampuan pikir sedang dengan kemampuan pikir tinggi terhadap hasil belajar Matematika disamping itu model pembelajaran dapat mengoptimalkan daya pikir siswa hal itu terbukti bahwa metode pembelajaran dengan problem solving kemampuan daya pikir tinggi memiliki jumlah lebih besar daripada model konvesional pada siswa kelas VIII SMP (3) Pembahasan Hasil Analisis Hipotesi interaksi antara hasil belajar Matematika pada siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran metode Pembelajaran Problem Solving dan Konvensional serta daya pikir siswa pada kelas VIII SMP. Pada uji hipotesis ini adalah apakah ada interaksi interaksi antara hasil belajar Matematika pada siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran metode Pembelajaran Problem Solving dan Konvensional serta daya pikir siswa pada kelas VIII SMP Tahun 2014-2015. Nilai pada F hitung adalah sebesar 9,153 dengan signifikasi sebesar 0,021 perbandingan dengan F tabel dan taraf signifikasi α > 0,05 sehingga dapat dijelaskan bahwa terdapat interaksi hasil belajar Matematika pada siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran metode Pembelajaran Problem Solving dan Konvensional serta daya pikir siswa pada kelas VIII SMP dengan merubah hipotesis penelitian ke dalam Tahun 2014-2015 sehingga hasil uji hipotesis yang kali ini dapat dijelaskan bahwa hipotesis yang diajukan Ho-1 ditolak atau Ha-1 diterima. Artinya ada interaksi hasil belajar yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Pembelajaran Problem Solving dan Konvensional serta antara siswa yang mempergunakan daya pikir tinggi dan siswa yang menggunakan daya pikir sedang.

(5)

32 KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah mengetahui dan melihat pembahasan yang telah dipaparkan di depan serta hasil penyajian data dan analisis data maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh yang signi-fikan model pembelajaran menggunakan pembelajaran metode Pembelajaran Problem Solving dan Konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lamongan dan SMP Negeri 3 Lamongan Lamongan tahun 2014-2015 (2) Terdapat pengeruh yang signifikan pengaruh pada siswa yang mengunakan kemampuan pikir sedang dengan kemampuan pikir tinggi terhadap hasil belajar Matematika dan terdapat kemampua pikir tinggi lebih besar pada metode pembelajaran problem solving daripada konvesional pada siswa kelas VIII SMP (3) Terdapat interaksi antara hasil belajar Matematika pada siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembe-lajaran metode Pembelajaran Problem Solving dan Konvensional serta daya pikir siswa pada kelas VIII SMP

Setelah peneliti melakukan penelitian model pembelajaran problem solving dan konvensional, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut (1) Pembelajaran dengan penggunaan model Problem Solving hendaknya guru mampu mengelola kelas dengan baik sehingga dapat memperlancar proses belajar mengajar. (2) Dalam proses pembelajaran dengan penggunaan model Problem Solving hendaknya guru mampu mengorganisasikan waktu dengan tepat dan efiktif agar proses pembelajaran dapat tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut. (3) Pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran, guru hendaknya mampu memilih model yang tepat dan sesuai dengan konsep yang akan diajarkan kepada siswa. Sebab dengan pemilihan model yang tepat dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. (4) Dalam proses pembelajaran para guru diharapkan selalu memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa hendaknya selalu diberikan guru pada proses pembelajaran dengan media peta konsep sehingga akan dapat meningkatkan proses belajar belajaran dengan harapan bisa meningkatkan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. dan Bintoro. 2010. Memahami dan Menangani Siswa dengan Problema dalam Belajar:

Panduan Guru. Jakarta: Proyek

Peningkatan Mutu SLTP, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jendral Pendidikan Dasan dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Ani,Tri C. 2009. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press

Aqib, Zainal. 2010. Propesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

_______. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.

2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Kerami, Djati dan Cormentyna Sitanggang. 2010. Kamus Matematik. Jakarta: Balai Pustaka.

Nurhadi dkk. 2010. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) Dan Penerapannya Dalam KBK.Edisi Revisi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Rooijakkers, Ad. 2011. Mengajar Dengan

Sukses. Jakarta: PT Grasindo

(Gramedia Widiasarana Indonesia). Santyasa, I Wayan. 2007. Model-Model

Pembelajaran Inovatif. Makalah

dalam Pelatihan PTK bagi Guru-Guru SMP dan SMA: Ttidak diterbitkan. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi. Jakarta: Bina Aksara

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru.

_______. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suherman, Erman. 2011. Sistem Belajar

Mengajar. Jakarta: Universitas

Terbuka, Depdikbud.

Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar

(6)

33 Tim Penyusun KBBI. 2009. Kamus Besar

Matematika (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Widowati, Armeta Septian.2010.

Pembelajaran Matematika Melalui

Strategi Pembelajaran Problem Solving Dengan Peta Konsep Dalam Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa. Skripsi FKIP UMS Surakarta

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan responden bahwa pestisida yang digunakan harus sesuai dengan organisme sasaran (100%), pestisida jenis insektisida berbeda dengan fungisida (86,7%), tempat

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan majalah dinding mengenai Informasi keselamatan kerja di majalah dinding PT Media Karya Sentosa untuk teliti, yaitu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui terdapat pengaruh Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan terhadap perilaku hidup sehat dan pencegahan

Sinar Matahari adalah merupakan sumber energi alternatif yang sangat penting karena dengan menggunakan sel surya energi matahari dapat diubah langsung menjadi energi

[r]

1; Rasio likuiditas tidak dapat memprediksi peringkat obligasi perusahaan non keuangan dan non perbankan yang obligasinya diperingkat oleh PEFINDO pada bulan

Beberapa asumsi dari permasalahan model usulan adalah sebagai berikut: (1) permintaan, biaya set up , biaya produksi, tingkat permintaan harian, biaya simpan,

Lembaga keuangan di luar Bank memiliki tingkat suku bunga yang lebih tinggi. serta persyaratan kredit yang dianggap memberatkan, dan akad kredit