• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA CIREBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA CIREBON"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

21

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PELAYANAN PERPUSTAKAAN

DI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA CIREBON

Oleh: Kirana Lesmi

(Dosen tetap Universitas Muhammadiyah Cirebon Mahasiswa Program S.3 Beasiswa PPS-Kemendikbud R.I)

ABSTRAK

Suatu lembaga pendidikan, selain harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta tenaga pengajar yang bermutu dan berkualitas tinggi, perlu juga didukung oleh sistem informasi manajemen yang handal. Proses belajar mengajar dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan apabila para tenaga pendidik maupun para peserta didik didukung oleh sumber belajar yang diperlukan. Salah satu sumber belajar yang mendukung pembelajaran adalah perpustakaan, mengingat perpustakaan merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran di suatu Sekolah Tinggi, yang merupakan sumber kegiatan belajar mengajar, baik bagi dosen maupun mahasiswa. Di antara sarana yang harus dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan baik negeri ataupun swasta adalah perpustakaan yang memadai, yang menyediakan berbagai jenis buku, karya ilmiah dan informasi yang menunjang sistem belajar dan mengajar di lingkungan Perguruan Tingginya.

(2)

22

PENDAHULUAN

Salah satu kunci keberhasilan di suatu lembaga pendidikan, selain harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta tenaga pengajar yang bermutu dan berkualitas tinggi, perlu juga didukung oleh sistem informasi yang bagus. Di antara sarana yang harus dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan baik negeri ataupun swasta adalah perpustakaan yang memadai, yang menyediakan berbagai jenis buku, karya ilmiah ataupun referensi lainnya yang menunjang sistem belajar dan mengajar.

Saat ini TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi, terutama komputer dan internet) atau ICT (Information and Communication Technology) sudah menjadi standar untuk suatu sistem informasi bagi tiap-tiap lembaga pendidikan. Mulai dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas hingga Perguruan Tinggi. Apalagi lembaga pendidikan tersebut sudah bertaraf nasional, maka sistem informasi yang akurat, serta aktual sangat diperlukan demi kelancaran proses belajar mengajar yang efektif.

Perguruan tinggi berbasis teknologi informasi adalah perguruan tinggi yang pengayaan sumber-sumber belajar, proses

pembelajaran administrasi dan manajemennya

mengaplikasikan teknologi

komputer/multimedia. Perguruan tinggi ini tidak hanya mengandalkan cara-cara konvensional yang hanya mengandalkan tatap muka dosen dan mahasiswa, walaupun ada peran-peran dosen dalam pendidikan yang tidak tergantikan oleh teknologi. Perguruan tinggi dapat menggunakan jaringan komputer yang bentuknya bisa berupa Local Area Network (LAN), intranet atau internet. Atau lebih khusus disebut Intranet dan Internet Based Learning. (Supriadi, 2002).

Proses belajar mengajar dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan apabila para tenaga pendidik maupun para peserta didik didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Salah satu sumber belajar yang mendukung pembelajaran adalah perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi adalah salah satu komponen dalam pembelajaran di suatu perguruan tinggi, yang merupakan sumber kegiatan belajar mengajar, baik bagi dosen maupun mahasiswa. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi proses belajar mengajar untuk menguasai pengetahuan dan teknologi semakin cepat dan hemat waktu, dan

(3)

23 prosesnya pun akan semakin individual sesuai

dengan kebutuhan dosen dan mahasiswa.

Salah satu sarana dan prasarana sebagai persyaratan berdirinya perguruan tinggi swasta adalah tersedianya perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi swasta sebagai pusat kegiatan pembelajaran, penelitian sederhana, dan tempat menambah ilmu pengetahuan. Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut, maka perguruan tinggi swasta perlu dilengkapi dengan perpustakaan yang baik, sebab salah satu tugas dari perpustakaan dimanapun adalah the

preservation of knowledge artinya

mengumpulkan, memelihara dan mengembangkan semua ilmu pengetahuan dan gagasan manusia dari jaman ke jaman.

Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisir secara baik dan sisitematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya sistem informasi manajemen yang dirasakan tidak bisa

dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.

Pada kenyataannya keberadaan perpustakaan sampai saat ini hanya sekedar untuk memenuhi persyaratan kelengkapan beroperasionalnya lembaga pendidikan. Kualitas dan kuantitas perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia saat ini, masih sangat minim dan dengan kondisi sangat memprihatinkan serta belum semua lembaga pendidikan mampu mengelola perpustakaan secara profesional. Ini merupakan ancaman yang serius bagi masa depan peserta didik. Selain itu, perhatian pimpinan perguruan tinggi terhadap perpustakaan boleh dikatakan sangat kurang, sedangkan perpustakaan merupakan denyut nadi dari perguruan tinggi.

Suatu perguruan tinggi yang baik seharusnya berorientasi pada mutu, yang senantiasa selalu berupaya memahami keinginan customer dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahan pustaka perpustakaan tersaji berupa buku-buku literatur mata kuliah berbagai fakultas, e-book, koran/surat kabar, dan berbagai tugas akhir setiap jurusan. Sebagian koleksi literatur perpustakaan berasal dari sumbangan para

(4)

24

alumni disamping juga dari koleksi perpustakaan sesuai dengan implementasi anggaran untuk perpustakaan yang diberikan perguruan tinggi.

Berdasarkan fakta di lapangan dapat teridentifikasi beberapa akar masalah yang menjadi permasalahan utama dimana pelayanan sistem informasi manajamen pelayanan perpustakaan masih kurang optimal dikarenakan beberapa hal yaitu :

1. Kinerja dan tenaga perpustakaan masih kurang maksimal dikarenakan kurangnya pengawasan terhadap implementasi sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan dimana kemampuan dan jumlah personil dari tenaga perpustakaan masih kurang sehingga sering terjadi keterlambatan dalam penampilan informasi.

2. Sarana prasarana yang tersedia dirasa masih kurang mendukung dalam pemanfaatan sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan dikarenakan perencanaan dan pelaksanaan sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan yang kurang bagus dimana masih terdapat kekurangan pada jumlah komputer on-line untuk pengunjung

perpustakaan sehingga pengaksesan sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan di ruang perpustakaan hanya bisa dilakukan oleh beberapa pengunjung saja.

3. Kurangnya pembinaan dari Ketua Sekolah Tinggi terhadap pemberdayaan sistem informasi manajemen pelayanan

perpustakaan dikarenakan

pengorganisasian yang kurang bagus dimana Ketua kurang memberikan perhatian terhadap permasalahan yang ada pada staf sehingga menghambat kelancaran implementasi sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan.

Dari berbagai permasalahan yang ada terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain: kebijakan pimpinan perguruan tinggi berkaitan dengan sumber daya manusia yang tersedia, keterbatasan biaya yang disediakan untuk pengoperasian sistem informasi manajemen, antusias mahasiswa dan dosen dalam pemanfaatan fungsi sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan dan perpustakaan itu sendiri.

(5)

25 TINJAUAN PUSTAKA

1. Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perpustakaan

Penerapan Teknologi Informasi dalam SIM pelayanan perpustakaan merupakan kenyataan bahwa pada era informasi abad ini, teknologi informasi dan komunikasi atau ICT (Information and Communication Teclznology) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan global oleh kita karena itu setiap institusi termasuk perpustakaan berlomba untuk mengintegrasikan “ICT” guna membangun dan memberdayakan civitas akademikanya berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam era global. Dalam menyikapi perkembangan ICT pada era informasi tahun ini, Perpustakaan berbasis teknologi informasi (komputerisasi) sangat di butuhkan.

Pustakawan berpotensi menjadi seorang manajer informasi. Peranan baru itu mensyaratkan penguasaan berbagai macam keterampilan, pengetahuan dan kemampuan. Dengan begitu, mereka dapat mengakses dan menyebarkan informasi berbantuan komputer dan teknologi telekomunikasi dari perpustakaannya. Salah satu pendekatan yang

sangat mungkin dilakukan dalam hal ini ialah dengan memanfaatkan teknologi internet. Pustakawan secara proaktif dapat memperkenalkan perpustakaannya ke lingkungan sekolah, bisnis, institusi, akademis dan masyarakat seluas-luasnya melalui situs web.

Sekarang bukan jamannya lagi mencari-cari buku dari katalog kusam di perpustakaan. Peran Teknologi Informasi (TI) telah banyak digunakan untuk memudahkan para pengguna perpustakaan menemukan buku favoritnya. Dengan hanya mengetik judul buku atau nama pengarang pada layar komputer, informasi mengenai posisi serta keberadaan buku yang kita cari pun akan segera tersaji di layar komputer.

Sistem informasi manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Dalam proses pengadaannya sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan perguruan tinggi melalui beberapa tahapan

(6)

26

yaitu : (1)Perencanaan, (2)Pengorganisasian, (3)Pelaksanaan, (4) Pengawasan.

2. Perpustakaaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan merupakan salah satu penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang sekaligus sebagai wadah dari berbagai disipilin ilmu pengetahuan yang juga menunjang atau sebagai sarana dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya dibidang pendidikan. Perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan, oleh karena nya perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu juga perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi.

Melihat fungsi dari perpustakan yang sedemikian “penting” maka layaklah diperhatikan oleh Pustakawan atau pun pengguna perpustakaan bahwa perpustakaan semestinya mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan berbagai aspek lainnya, oleh

karena nya kesan perpustakaan sebagai institusi kuno harus mulai dikikis, termasuk juga masalah pelayanan perpustakaan yang harus memulai pelayanan yang berorientasi pengguna.

Layanan di perpustakaan idealnya dapat lebih memikat, bersahabat, cepat, dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan yang ramah, dengan kata lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih manusiawi.

Menyimak bahwa teknologi informasi mulai merambah perpustakaan, perpustakaan juga harus senantiasa mampu mengantisipasi berbagai perkebangan jaman, terutama penggunaan teknologi informasi, berbagai perangkat penunjangnya, termasuk juga antisipasi akan penggunaan berbagai alat/mesin yang mungkin digunakan oleh pengguna perpustakaan.

(7)

27 Oleh karenanya berbagai fasilitas untuk

menunjang proses akselerasi tansfer ilmu pengetahuan di perpustakaan harus disediakan dan dapat dipergunakan oleh penggunaLayanan pendukung lainnya juga harus senantiasa menjadi pertimbangan untuk mendudukan pengguna sebagai subjek dari layanan perpustakaan, kebanyakan dari Pustakawan sebenarnya hanya berorientasi melaksanakan pekerjaan saja ketika melayani pengguna sehingga tidak muncul inisiatif-inisiatif untuk memperbaiki layanan di perpustakaan.

3. Mutu Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan di sekolah. Rendahnya mutu pendidikan merupakan akibat dari rendahnya kualitas proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah.

Sementara itu Benyamin S. Bloom dalam bukunya The Taxonomy of Education Objective-Cognitive Domain (Bloom et al, 1956) menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar akan dapat diperoleh kemampuan yang terdiri dari 3 aspek, yaitu:

a. Aspek pengetahuan (Cognitive). b. Aspek sikap (Affective).

c. Aspek ketrampilan (Psychomotor).

Aspek cognitive berhubungan dengan kemampuan individual mengenai dunia sekitar, meliputi perkembangan intelektual atau mental. Aspek affective mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai (perkembangan emosional dan moral). Sedangkan aspek psychomotor menyangkut perkembangan ketrampilan yang mengandung unsur motoris. Ketiga aspek itu secara sederhana dapat dipandang sebagai aspek yang bertalian dengan "head" (aspek kognitif), "heart" (affective) dan "hand" (psychomotor), yang ketiganya saling berhubungan erat, tidak terpisah satu dengan lainnya.

Menurut Umaedi (1999), mutu mengandung makna derajat (tingkat) keuggulan suatu produk hasil kerja/upaya baik berupa barang maupun jasa. Pengertian mutu PBM mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu melibatkan input seperti mahasiswa, pendidik, metode, kurikulum, sarana, lingkungan dan pengelolaan

(8)

28

pembelajaran yang baik. Mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan.

Berdasarkan skema tersebut, tampak bahwa pada instrumen input pendidik merupakan satu komponen yang menentukan keberhasilan mahasiswa karena pendidik mengelola komponen lainnya sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar.

Sampai saat ini pendidik merupakan sumber yang tidak tergantikan dalam pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu setiap pendidik harus meningkatkan ilmu pengetahuannya. Walaupun demikian, sebagai manusia pendidik juga mempunyai keterbatasan tertentu apalagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat sehingga pendidik perlu memberikan ketrampilan pada mahasiswa untuk bisa memperoleh dan mengembangkan pengetahuan.

4. Pemanfaatan Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar untuk Meningkatkan Mutu Proses Belajar Mengajar

Salah satu sumber belajar yang sudah lama diperlukan hingga sampai sekarang masih tetap demikian dalam setiap lembaga pendidikan atau pelatihan adalah perpustakaan. Dalam penyelenggaraan suatu perguruan tinggi, pernah dikatakan bahwa perpustakaan adalah jantung suatu universitas. Dikatakan demikian karena perpustakaan yang mengkoleksi berbagai macam buku dan jurnal dari pelbagai disiplin ilmu pengetahuan sungguh sangat diperlukan oleh suatu universitas. Salah satu ukuran yang menentukan mutu suatu universitas adalah seberapa banyak koleksi buku-buku di dalam perpustakaannya. Universitas-universitas yang ternama di dunia selalu mempunyai perpustakaan pusat (main library) yang besar dengan koleksi buku-buku yang sangat banyak jumlahnya hingga ratusan ribu sampai jutaan buku dalam berbagai jenis disiplin ilmu pengetahuan dalam terbitan yang relatif baru ditambah dengan koleksi berbagai jenis jurnal ilmiah.

Untuk melihat keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa. Banyak hal yang dapat menunjang prestasi belajar

(9)

29 mahasiswa, salah satunya adalah fasilitas yang

ada di perpustakaan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar yang terjadi di perguruan tinggi.

Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku ( non book material ) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. Jadi, perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu lembaga yang berisi koleksi buku sebagai penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang diatur untuk dibaca, dipelajari, dan dijadikan bahan rujukan. Penyelenggaraan perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu keharusan dan amat penting dalam pendidikan (UU No. 2/1989, pasal 35). Suatu lembaga pendidikan tidak mungkin dapat terselenggara dengan baik jika para pendidik dan para mahasiswa tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Keberadaan perpustakaan berbasis komputerisasi dapat meningkatkan kualitas

dan kecepatan proses layanan pada pengguna perpustakaan sehingga dapat memperlancar proses belajar-mengajar di lingkungan perguruan tinggi. Selain itu sistem ini dapat membantu manajemen perpustakaan serta dapat meningkatkan Efektifitas dan efisiensi penatalaksanaan perpustakaan.

HASIL PENELITIAN

1. Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perpustakaan

Pada dasarnya sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan dikembangkan dari pemikiran dasar bagaimana melakukan otomatisasi terhadap berbagai business process dalam suatu Perpustakaan. Untuk menerapkan sistem informasi manajemen pada perpustakaan diperlukan software (perangkat lunak) yang didesain khusus untuk mempermudah pendataan koleksi perpustakaan, katalog, data anggota /peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan.

Setting administrator dan user beserta hak akses terhadap sistem. Penerapan teknologi sitem informasi di perpustakaan

(10)

30

dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain :

a. Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistic dan sebagainya. Fungsi ini sering disebut sebagai Autosimasi Perpustakaan. b. Penerapan teknologi informasi sebagai

sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital, perpustakaan ini sering disebut perpustakaan digital.

Kedua fungsi penerapan di atas dapat terpisah atau terintegrasi dalam suatu sistem informasi tergantung pada kemampuan software yang digunakan, sumber daya manusianya dan infrastruktur peralatan teknologi informasi yang mendukung keduanya.

Manfaat dari penerapan sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan diantaranya adalah :

a. Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan.

b. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan

c. Meningkatkan citra perpustakaan d. Pengembangan infrastruktur nasional,

regional dan global.

2. Proses Manajemen Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perpustakaan

Sistem informasi manajemen dewasa ini merupakan suatu hal yang sangat penting dan sudah menjadi kebutuhan pokok suatu organisasi baik milik pemerintah atau swasta. Sistem informasi ini digunakan untuk memperlancar bisnis proses organisasi guna mencapai tujuan dan sasaran dari perencanaan strategis bisnis organisasi. Untuk mendapatkan sistem informasi manajemen yang diinginkan, maka diperlukan suatu tahapan kegiatan yang dirangkum dalam perencanaan sistem informasi.

(11)

31

Menurut Stoner (1996),

Pengorganisasian (Organizing) merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan pengalokasian pekerjaan diantara para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien.

Perkembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi bagi pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi otomasi perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi layanan secara otomatis terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna dapat membantu mencari sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan dan dimanapun ia berada.

Idealnya, setiap perpustakaan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan koleksi perpustakaan. Diperlukan beberapa

perangkat untuk pengelolaan perpustakaan berbasis Teknologi Informasi.

Pengawasan dilakukan oleh pucuk pimpinan dari suatu lembaga pendidikan terhadap hasil pelaksanaan sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan untuk mengukur tingkat pencapaian kepuasaan para pemakai jasa sistem informasi, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan sistem pelayanan perpustakaan, dan memperbaiki mutu pelayanan perpustakaan. Pengawasan pelaksanaan sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan merupakan tahap yang perlu dilakukan oleh ketu sekolah tinggi untuk menentukan kualitas dari sistem pelayanan perpustakaan maupun mutu dari kualitas dari sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan itu sendiri..

Demi kelangsungan sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan di perguruan tinggi pengawasan perlu dilakukan berkaitan dengan beberapa hal berikut ini:

a. Pengawasan terhadap kualitas layanan informasi yang dihasilkan

(12)

32

sistem informasi manajemen pelayanan peprustakaan.

b. Pengawasan terhadap tindak lanjut yang perlu dilakukan pada sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan yang telah diimplementasikan.

c. Pengawasan terhadap hasil pelaporan dari sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan sebagai bentuk tanggungjawab para personil pelaku sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan di sekolah tinggi terhadap pimpinan puncak untuk mendukung pengambilan keputusan para pejabat pimpinan di perguruan tinggi.

PENUTUP

Pengorganisasian yang kurang baik dalam pengadaan dan pengembangan mekanisme dimana belum terdapat prosedur kerja yang jelas, sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan di perguruan tinggi tidak akan terkelola dengan baik.

Dengan pelaksanaan sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan yang kurang lancar berkaitan dengan pengadaan sarana dan prasarana berikut pengarahan dan pelatihan

sumber daya manusia, sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan di perguruan tinggi berjalan kurang lancar.

Ppengawasan yang masih kurang berkualitas pada pelayanan informasi dengan adanya keterbatasan dari kinerja sumber daya manusia, sistem informasi manajemen pelayanan perpustakaan tidak akan bermanfaat secara optimal dalam mendukung peningkatan mutu proses belajar mengajar di perguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Z. (2002). Manajemen Sistem Informasi. Bogor : Grasindo Persada. Arcaro. (2005). Pendidikan Berbasis Mutu.

Bandung : Pustaka Belajar.

Burhanudin. (1994). Analisis Administrasi

Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Davis, G.B. (1991). Kerangka Dasar Sistem

Informasi Manajemen : Struktur dan Pengembangannya, Jilid I, II. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.

Fattah, N. (2000). Landasan Manajemen

Pendidikan. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

(13)

33 Teknologi Informasi. Bandung : Yayasan

Sinapsis.

Hadi, S.(1986). Metodologi Research, Jilid 1, 2. Yogyakata : Universitas Gajah Mada. Handoko, T.H. (1999). Manajemen. Yogyakarta :

BPFE.

Herujito, Y.M. (2001). Dasar-Dasar Manajemen. Bogor : Grasindo Persada.

Jogiyanto, H.M. (1997). Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur

Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis.

Yogyakarta : BPFE.

Jogiyanto, H.M. (2007). Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi Offset. Kadir, A. (2003). Pengenalan Teknologi

Informasi. Yogyakarta : Andi Offset. Kumorotomo, W. (2001). Sistem Informasi

Manajemen dalam Organisasi-organisasi Publik. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Lucas, H. (1987). Analisis, Desain dan Implementasi Sistem Informasi. Jakarta : Erlangga.

Mc Leod, R.M. (2001). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : PT. Prenhallindo. Mulyasa, E. (2005). Menjadi Kepala Sekolah

Profesional, dalam Konteks

Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sagala, S. (2007). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sallis, E. (2008). Total Quality Management in Education. Yogyakarta : IRCiSoD.

Referensi

Dokumen terkait

17 mahasiswa tahun pertama cenderung mengalami kualitas tidur buruk dikarenakan perubahan kondisi sosial dan akademik pada perguruan tinggi sehingga

Upaya peningkatan proses pembelajaran dan manajemen pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah tidak semulus apa yang diharapkan, hal ini dapat dilihat bahwa

Setelah mengumpulkan fakta dan menetapkan rencana, beberapa keputusan harus dibuat oleh pihak public relations yang mencakup tindakan apa saja yang harus dilakukan

kadang – kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar dengan saham biasa pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan saham biasa dalam

IMPLEMENTASI BERBAGI CERITA D I TAMAN KANAK-KANAK NEGERI CENTEH KOTA BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu.. DAFTAR

Meski pendapat itu kurang memperoleh tanggapan, yang dapat digarisbawahi bahwa pesantren waktu itu telah begitu memikat banyak kalangan intelektual sebagai sebuah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berat panel RISHA beton ringan ALWA, mendapatkan persentase agregat ALWA dengan kuat tekan beton ringan ALWA yang memenuhi

Pelayanan yang diberikan oleh puskesmas di Kota Semarang terkait dengan layanan komprehensif berkesinambungan HIV-IMS terdiri atas kegiatan promosi kesehatan, pemeriksaan dini